9 0 5 MB
Kompetensi & Praktik Apoteker Kode Etik
Etika
Kode Etik
Isi
Kewajiban thd pasien Kewajiban thd sejawat Kewajiban thd petugas lain
Mengutamakan pasien Saling menasihati kepatuhan kode etik Saling menghargai
9 stars
Tugas dan Fungsi
Poin
Peraturan UU 36/2009 : Kesehatan
Decision maker
PP 51/2009 : Pekerjaan kefarmasian
Communicator
UU 36/2014 : Tenaga kesehatan
Teacher Researcher Entrepreneur
Contoh
Veracity (to tell the truth)
Px berhak tau diagnosisnya
Non-maleficence (to do no harm) Beneficence (to do good)
Tdk bisa menelan obat diminalisir penggunaan oral Diberi konseling dan monitoring
Confidentiality (to respect privacy)
Hargai privasi pasien
Fairness (to be fair and socially responsible)
Melayani pasien sesuai antrian
Regulasi Administrasi
Care giver
Manager Leader Long life learner
Jenis Etika
PP 20/1962 : Lafal sumpah Lafal : BAB I. Kewajiban umum BAB II. Kewajiban thd px BAB III. Kewajiban thd sejawat BAB IV. Kewajiban thd petugas lain BAB V. Penutup
Regulasi Standar Pelayanan di Faskes Rumah Sakit
Regulasi di Industri
UU 4/2009 ttg RS Permenkes 30/2019 ttg klasifikasi & perizinan RS - RS khusus : ABC - RS umum : ABCD - A (> 500 bed) : 15 apt: - B (200 - 500) : 8 apt - C (100 - 200) : 6 apt - D (50 - 100) : 2 apt Permenkes 72/2016 ttg std pelanan kefarmasian di RS - Ranap : 30 px/ apoteker - Rajal : 50 px/ apoteker
Apotek Permenkes 14/2021 ttg apotek Kepmenkes RI 1332/2002 ttg perubahan permenkes RI 992/1993 ttg perizinan (izin SIA ke kadinkes kab/kota) Permenkes 73/2016 ttg standar pelayanan (apt + aping + TTK)
Puskesmas Permenkes 44/2016 ttg pedoman manajemen puskesmas Permenkes 74/2016 ttg standar pelayanan - Minimal 1 apoteker - Rajal/ranap : 50 px/ apoteker
Pedoman Praktek Apoteker UU 35/2009 Psikotropika (tdp 4 gol. gol 1 u/ pengetahuan) UU 35/2009 Narkotika (tdp 3 gol. Gol 1 tdk u/ pelayanan) PP 44/2010 Prekursor Permenkes 3/2015 Peredaran, penyimpanan, pemusnahan Perka BPOM 7/2016 ttg OOT (tramadol, THX, Klorpromazin, Amitriptilin, Haloperidol) Pemesanan dg SP/LPLPO 1 obat/ SP narkotik >1 obat/ SP prekursor & Psiko SP 3 rangkap (Narkotika, Psiko, Prekursor) Pemusnahan o/ APA disaksikan Dinkes kab/kota Pelaporan min tiap tgl 10 (SIPNAP) Berita acara pemusnahan narkotik 4 rangkap
Baca aturan pakai Jangan ditelan, kumur Pemakaian luar
P4 P5 P6
Kategori Regis - Baru - Variasi - Mayor : ubah ZA, Khasiat - Minor : ubah nama Pabrik - Notifikasi : ubah logo kemasan - Ulang : 2-12 bln sblm NIE habis
NIE 1
2
3
45
678
Nama OJ D : Dagang
Jenis Produksi I : Impor
G : Generik
E : Ekspor L : Lokal
Golongan Obat N : Narkotik P : Psiko K : Keras T : Terbatas B : Bebas
X : Khusus J : Terjangkau S : Siaga
91011
1213
14
15
Th persetujuan No Urut OJ 86 : 1986 Bentuk Sediaan OJ 08 : 2008 No urut pabrik
Kekuatan OJ (ABC) Kemasan
Pengeluaran NIE BPOM Obat, suplemen,OT, Pangan, Kuasi, Kosmetik Kemenkes PKRT, alat kesehatan Dinkes PIRT
Peringatan Obat Keras P1 P2 P3
Registrasi Obat Pengajuan regis obat dg paten dpt dilakukan o/ bukan pemegang paten 5 th sebelum berakhir hak paten NIE berlaku 5 th Prosedur Registrasi Syarat obat regis : - Pra regis regis Ka BPOM dg dokumentasi regis format ACTD - Aman & khasiat pendaftaran online dg AeRO - Mutu - Hasil pra-regis (HPR) diterbitkan dlm 40 hari. Jika ada tambahan data - Info lengkap diberi waktu 20 hari u/ melengkapi. - Efektif - Pengajuan regis dg lampirkan : Berkas regis, form regis, Bukti bayar, HPR - Berkas di evaluasi oleh komnas penilai obat jadi
Untuk dibakar Tidak ditelan Obat wasir
Note :
OWA Sukralfat Asmef Metoklopramid Topikal Omeprazole
20 tab I tube 7 tab
Ranitidin Allopurinol Nadic Ibuprofen Piroksikam
10 tab
ANKA UKAI
Fasilitas
Izin oleh
Apt 3 (prod, QC, QA)
Peraturan
Industri Farmasi
Dirjen Binfar (Permenkes R! 1799/2010)
Industru Obat Tradisional
IOT/IEBA : Dirjen Binfar UKOT : Kadinkes Prov UMOT : Dinkes kab/kota
1
Permenkes 6/2012
Industri Kosmetik
Dirjen Binfar
1
PP 51/2009 Permenkes 1175/2010 ttg izin produksi Permenkes 1176/2010 ttg notifikasi kosmetik
PP 51/2009
ANKA UKAI
Pengelolaan Sediaan Farmasi & Alkes Per enc a na a n & peng a daa n Metode Analisis
Definisi
Konsumtif Epidemiologi
Keterangan
Berdasarkan data pemakaian periode sebelumnya
Permintaan = A= B+C+D – E
Berdasarkan pola, jumlah, frekuensi penyakit
Permintaan = jml kasus x jml standar pengobatan + SS – Sisa stok
Epid + Konsumsi
Kombinasi Analisa Pareto (ABC)
A = 80% B = 20% C = 10% dari total dana Vital : Life saving (ex. Syok anafilaksis) Esensial : sering digunakan (ex. analgetik) Non esensial : penunjang, tdk terlalu penting (ex. suplemen) Bandingkan Input Outcome Contoh Paten vs generik, pilih biaya termurah
Pengelompokan data berdasar tingkatan nilai
Analisa VEN
Berdasarkan kepentingan obat
Cost Minimum Analysis
Definisi Pilih biaya terendah dg manfaat sama
Cost Benefit Analysis
Mengukur biaya & manfaat intervensi dan pengaruhnya thd hasil perawatan
Cost Effetive Analysis
Bandingkan biaya dg pengaruhnya thd hasil perawatan (outcome)
Cost Utility Analysis
Mengukur nilai spesifik kesehatan dlm bentuk pilihan setiap individual
≥2
Biaya
Ekonomi
Penggunaan vaksin vs antihiperlipid Biaya u/ pembelian vaksin < dr pengobatan penyakit yg timbul
Klinis
A : 100 jiwa 100 juta B : 100 jiwa 70 juta B lebih efektif
Humanistik (quality of life)
CPG meningkatkan quality of life px after event heart attack dibanding dg aspirin
Glibenklamid lbh efektif turunkan gula darah drpada Metformin
FARMAKOEKONOMI CMA
CEA
𝐴𝐶𝐸𝑅 = Metformin
Glibenklamid
Metformin
Glibenklamid
Biaya
300/tab
250/tab
Biaya
300/tab
250/tab
Outcome (penurunan gula darah)
-
-
Outcome (penurunan gula darah)
25mg/dL
35mg/dL
ACER
300/25
250/35
𝐼𝐶𝐸𝑅 =
CBA
CUA Metformin
Glibenklamid
Biaya
250/tab
300/tab
Outcome (QALY)
0,995
0,982
ACER
250/0,995
300/0,982
Vaksin
Obat
Biaya
100 juta
80 juta
Benefit (satuan uang)
250 juta
125 juta
Pengadaan
Penyimpanan
Acuan : 1. ForNas 2. Formularium RS 3. DOEN 4. Kontinuitas ketersediaan obat PFT (Panitia Farmasi dan Terapi) - Susun kebijakan obat - Susun dan revisi formularium - Buat kajian sistem manajemen obat - Koordinir pelaporan ESO -
Tender terbuka Tender tertutup Tawar menawar Pembelian langsung
1. High Alert diberi stiker HAM 2. LASA dipisah dan diberi stiker LASA 3. Narkotika di lemari khusus dg 2 kunci 4. Emergensi terkunci, pastikan jumlah sesuai daftar
TOR : 8-12 x ROP = Smin (stok minimal)
ma na j er ia l
Metode: 1. Sentralisasi 2. Desentralisasi Sistem : 1. Dispensing resep individual 2. Floor stock 3. Dispensing dosis unit
𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖
Harga Jual/𝑏𝑜𝑡𝑜𝑙 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖
+ 𝑝𝑝𝑛
𝑅𝑂𝐴 =
Harga resep = (HJA x jml obat) + 𝑒𝑚𝑏𝑎𝑙𝑎𝑠𝑒 + 𝑡𝑢𝑠𝑙𝑎ℎ %𝐻𝑃𝑃 = 100% − (100% 𝑥
𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑗𝑢𝑎𝑙 − 1 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑗𝑢𝑎𝑙
)
HPP = (𝑝𝑒𝑚𝑏𝑒𝑙𝑖𝑎𝑛 + 𝑠𝑡𝑜𝑘 𝑎𝑤𝑎𝑙) − 𝑠𝑡𝑜𝑘 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 %HPP =
𝐻𝑃𝑃 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 (𝑜𝑚𝑠𝑒𝑡) 𝐵𝐸𝑃 =
𝐵𝐸𝑃(𝑢𝑛𝑖𝑡) =
𝑃𝐵𝑃 =
𝐹𝐶 1 − 𝑉𝐶/𝑇𝑅 𝐹𝐶
𝐻𝐽/𝑢𝑛𝑖𝑡 − 𝑉𝐶/𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑅𝑂𝐼 =
HJA = 𝐻𝑁𝐴 𝑥 𝑃𝑃𝑁 𝑥 𝑖𝑛𝑑𝑒𝑥
Dispensing Distribusi
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑜𝑏𝑎𝑡 𝐴 − 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑜𝑏𝑎𝑡 𝐵 𝑂𝑢𝑡𝑐𝑜𝑚𝑒 𝑜𝑏𝑎𝑡 𝐴 − 𝑂𝑢𝑡𝑐𝑜𝑚𝑒 𝑜𝑏𝑎𝑡 𝐵
Note :
peng el ol a a n Seleksi
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑂𝑢𝑡𝑐𝑜𝑚𝑒
𝑅𝑂𝐸 =
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡 𝑝𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙
𝐸𝑂𝑄 = √
2𝑥 𝐷 𝑥 S H𝑥C
S : kebutuhan barang /periode D : biaya pemesanan H: % biaya simpan/th C : harga beli /unit H : biaya simpan per unit per th 𝑅𝑂𝑃 = (𝐿𝑇 𝑥 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑎") + 𝑆𝑆 𝑃𝑃/𝑇𝑂𝑅 =
𝐻𝑃𝑃 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎
SS = LT x pemakaian rata − rata
ANKA UKAI
ANKA UKAI
ANKA UKAI
Farmakokinetik
ADME FK Absorbpsi
Keterangan Masuknya obat ke dlm tubuh hingga ke sirkulasi sistemik Distribusi Distribusi melalui sirkulasi sistemik Metabolisme Diubah scr kimia jd bentuk yg lebih larut Eksresi Pengeluaran obat dr dlm tubuh
Parameter F, AUC, Cmax, tmax, Ka Vd Cl, t1/2, Ke, Kinetika order
Prinsip Interaksi Obat
Interaksi Farmakokinetik (pengaruhi ADME)
Mekanisme Absorbsi
Adsorpsi, kelasi, kompleks Perubahan motilitas sal. Cerna Distribusi
Parameter
Vd Ka
t1/2
Metabolisme
Parameter Primer (dipengaruhi o/ variabel fisiologis) Vol cairan mengandung obat yg ml/menit atau L/jam terbersihkan dr tubuh / waktu Volume obat terdistribusi pd plasma darah L atau ml Dipengaruhi enzim, luas permukaan, fili, /jam atau /menit fisiologi usus
CL
/jam atau /menit Parameter Turunan (dipengaruhi o/ parameter primer sekunder) AUC Ukuran jumlah obat utuh capai sirkulasi mg/L.jam atau mcg/ml.jam Cmax Konsentrasi maksimum obat dalam plasma mg/L atau mcg/ml tmax Waktu obat capai konsentrasi maksimum Jam atau menit
Pendesakan obat (ikatan protein) Induktor (salah satu obat alami penurunan kadar) Inhibitor (salah satu obat alami peningkatan kadar)
Parameter Sekunder (dipengaruhi o/ parameter primer) Waktu u/ capai konsenstrasi obat 50% Jam atau menit dalam plasma darah
Ke
Efek Interaksi Perubahan pH saluran cerna
Farmakodinamik Aditif Sinergis Terget aksi sama efek sama (interaksi kompetisi thd reseptor) Antagonis Saling mengurangi efek
Perhitungan 𝐾𝑒 =
Umum
𝑡1/2 =
0,693 𝑥 𝑉𝑑 𝐶𝑙
𝐴𝑈𝐶 =
Bolus IV
𝐶𝑜 =
t90% = 3,32 x t1/2
𝐶𝑙 𝑉𝑑
=
𝐶𝑠𝑠 =
𝑉𝑑
𝐶𝑙 =
Interaksi akibat gangguan keseimbangan elektrolit
𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝐶𝑙 𝑥 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑙 𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑖𝑛𝑓𝑢𝑠 𝐶𝑙
𝐹𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑠𝑖 (𝐵𝐴)𝑥 𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝐶𝑙 𝑥 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠
Oral
Gangguan cairan & elektrolit
t99% = 6,65 x t1/2
𝐶𝑜
𝐶𝑠𝑠 = 𝐶𝑠𝑠 =
Saling pengaruhi efek reseptor
𝐾𝑒
𝐾𝑒 𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠
Infus
Efek reseptor tdk langsung
t95% = 4,32 x t1/2
0,693
𝐹𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑠𝑖 (𝐵𝐴)𝑥 𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝐴𝑈𝐶
𝐶𝑙 𝑟𝑒𝑛𝑎𝑙 =
Renal CL 𝐶𝑙 𝑟𝑒𝑛𝑎𝑙 =
Orde nol
Orde satu
t50%
𝟏 𝑪𝒐 . 𝟐 𝒌
𝟎, 𝟔𝟗𝟑
𝟏
𝒌
𝑪𝒐. 𝒌
t90%
𝟏 𝑪𝒐 . 𝟏𝟎 𝒌
𝟎, 𝟏𝟎𝟓
𝟏
𝒌
𝟗𝑪𝒐. 𝒌
𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑝𝑙𝑎𝑠𝑚𝑎
𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑝𝑙𝑎𝑠𝑚𝑎 𝐶𝑙 𝑟𝑒𝑛𝑎𝑙 = 𝐾𝑒 𝑥 𝑉𝑑
Anthistamin, benzodiazepin, klonidin, fenotiazin Beta agonis (salbutamol) dg beta bloker (propanolol) Betabloker perpanjang kondisi hipoglikemi (hambat kompensasi pemecahan glikogen) Hipokalemia meningkatkan kardiotoksik digoksin
Kinetika Eliminasi
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑒𝑘𝑠𝑘𝑟𝑒𝑠𝑖
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑢𝑟𝑖𝑛 𝑥 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑢𝑟𝑖𝑛
Barbiturat, karbamazepin, fenitoin, rifampisin Fliolsetin, ketokonazol, metronidazol, sipro
Perubahan pH urin Perubahan eksresi tubulus ginjal
Eksresi
Dipengaruhi o/ ginjal
Contoh Antasid, H2 blocker, PPI Arang aktif, peptin, kaolin Metroklopramid Warfarin
Orde dua
Note :
ANKA UKAI
Dispensi ng Sediaan FFaarrm maassii Beyond Use Date (BUD)
Perhitungan & 𝑩𝑩Adjusment Dosis
Clarck
Dosis anak : BSA :
BSA (body surface area)
√
𝟏𝟓𝟎
𝑻𝑩 (𝒄𝒎) 𝒙 𝑩𝑩 (𝒌𝒈) 𝟑𝟔𝟎𝟎 𝑩𝑺𝑨
Dosis anak :
𝟏,𝟕𝟑
𝒙 𝒅𝒐𝒔𝒊𝒔 𝒅𝒆𝒘𝒂𝒔𝒂
Dewasa : BSA x dosis dewasa Young (1-8 th)
Dosis anak :
Dilling (>8 th)
Dosis anak :
Fried (bayi)
Dosis bayi :
Faktor tetes (1 ml : 20 tts/mnt) Klirent CockcroftGault
Sediaan Puyer Oral mengandung air Semi Solid Tetes Mata & Telinga Tetes Mata Minidose
BUD 25% ED bahan / 6 bulan dr peracikan (pilih yg lebih cepat) 25 mg dan ZA >25 % Bobot Q + 5%
Suppo hancur 20 detik beban tdk ditambah Suppo hancur 20-40 detik ½ beban ditambah Suppo hancur >40 detik beban ditambah semua 10-20 tab 2,5 R : > 0,999 y = bx + a
Jenis
Larutan.baku, regresi linear
Pelaksanaan
Bets
Prospektif
Sebelum produk dipasarkan
3
Produk akan dijual/ rilis
Konkuren
Saat produksi rutin
3
Perubahan komposisi, mesin, bets
Retrospeltif
Setelah produk dipasarkan
Hibrida
Gabungan konkuren dan retrospektif
Proses
Keluhan
Alur Penanganan 1. Pengkajian info keluhan 2. Pengujian sampel (pasaran/pertinggal) 3. Pengkajian data dan dokumen
wB + wA
Perbaikan 1. 2. 3. 4.
Formula Prosedur Pengemasan Penyimpanan
Pembersihan
10-30
Kata kunci
Masa lalu
Untuk obat yg blm pernah divalidasi tp mau produksi lg
Untuk pastikan prosedur pembersihan telah sesuai. Metode : swab, last rinse, plasebo
Produksi Batas Partikel
Ruang Produksi Kelas A
B
Kegiatan Produksi Steril (aseptis) sampai kemas primernya LAF (0,36-0,54 m/s) Ex : salep mata, suspensi steril, injeksi serbuk Background A (tdk untuk produksi)
C
Sediaan dg Sterilisasi Akhir smp kemas primernya
D
Non steril (sirup, tablet, salep selain salep mata) Cuci alat gelas steril/non Kemas primer Kemas sekunder steril/non
E
Partikel mengalir dr ruangan dg tekanan besar ke kecil. Air Pasokan (Feed/Tap Water) : untuk cuci alat gelas Air Murni (Purified Water) : diolah dg RO/EDI untuk prosuksi Air Untuj Injeksi (WFI) : untuk sediaan injeksi/steril
Suhu
16-25
20-27
RH
Kelas
45-55
A B C D E
Batas Mikroba
40-60 Max 70
Non Operasional Operasional Jumlah max partikel/m3 ≥ 0,5 µm ≥ 5 µm ≥ 0,5 µm ≥ 5 µm 3.520 20 3.520 20 2.530 29 3.520 20 352.000 2.900 3.520.000 29.000 3.520.000 29.000 3.520.000 29.000 -
Kelas A B C D
Sampel udara cfu/m3 2,5
RSD ≤ 2,0% Jika RSD boleh > 2,0%, injeksi sebanyak 6x
Dipengaruhi o/ jumlah lemopeng (N) N meningkat jika :
-
Parameter Akurasi
Syarat Rs : >1,5
Faktor Peningkatan puncak asimetri Pengekoran/ sebabkan penurunan Rs, LOD, presisi Asimetri >> TF, kolom kurang efiesien
𝐴𝑈𝐶 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑈𝐶 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 VMA
Analisis analisis kuantitatif, λ 200-400, larutan jernih
UV/Vis
ka l i br a s i
1% 𝑥 𝑏 𝑥 𝑐 𝑎 = 𝐴1𝑐𝑚
Prinsip penyerapan spektrum gel cahaya elektro o/ gugus kromofor
𝒋𝒂𝒓𝒂𝒌 𝒚𝒈 𝒅𝒊𝒆𝒎𝒑𝒖𝒉 𝒕𝒐𝒕𝒐𝒍𝒂𝒏 𝒋𝒂𝒓𝒂𝒌 𝒚𝒈 𝒅𝒊𝒕𝒆𝒎𝒑𝒖𝒉 𝑭𝑮
t a nama n her ba l Tanaman
Latin
Bagian
Kandungan
Kegunaan
Seledri
Apium graveolens
Daun
Apigenin (flavonoid)
Hipertensi
Kumis Kucing
Orthosiphon stamineus
Folium
Sinensetin
Hipertensi
Cabe Jawa
Piper retrofractum
Fructus
Piperin
Viagra
Kunyit
Curcuma longa L
Rimpang
Curcuminoid
Hepatoprotektif
Jeruk
Citrus sinensis
Fructus
Citrus biflavonoid
Hemoroid
Jambu Biji
Psidium guajava
Folium
Quersetin
+trombosit, diare
Lidah Buaya
Aloe vera
Folium
Aloine A
Pencahar
Meniran
Phylanthi niruri
Herba
Quersetin/ Filantin
Immunomodulator
Lada Hitam
Piper nigrum
Fructus
Piperin (alkaloid)
Temulawak
Curcuma xanthorizza
Rimpang
Xantorizol (terpenoid)
Kayu Manis
Cinnamomum verum
Kulit
Sinaldehid (aldehid)
Manggis
Garciana mangostana
Kulit
Mangostin (xantin)
Sambiloto
Andrographis p
Daun
Tanin
Pegagan
Cantella asiatica
Hetba
Asiaticosida (saponin)
Anoreksia Kanker Gastritis
Met ode ek s t r a k s i Cara Dingin Maserasi Merendam simplisia dg cairan penyari Perkolasi Mengalirkan penyari terus menerus Cara Panas Refluks Cairan secara kontinyu menyari simplisia. Penyari dipanaskan shg menguap dan mengalami kondensasi. Simpisia : tahan pemanasan, tekstur keras Sokhletasi dg pelarut yg volatil, penyari digunakan berulang kali Destilasi senyawa yg mengandung minyak menguap. Ex: minyak atsiri
ANKA UKAI
Kardiovaskular h iper t ens i Kategori Hipertensi Klasifikasi
Sistolik
Normal
lebih aman u/ kardiovaskuler metabolisme Diltiazem dan Ranitidin metabolisme Karbamazepin dan Fenitoin Penurun faktor static : 5α-Reductase Inhibitor Penurun faktor dinamis : α-Blocker
Note :
Anka Ukai
THT dan Mata
g l a uk oma
Rute
Kerusakan saraf mata akibat meningkatnya tekanan (>22mmHg) bola mata yg tjd akibat gangguan pd sistem aliran cairan mata Primer → bawaan dari tubuh Sekunder → pola/kebiasaan
Kronis
Topikal
Akut
Sudut Tertutup
Sekunder
Kronis
Kongenital Sistemik
Rini t is a l e r g i Inflamasi mukosa hidung karna alergen Tipe : 1. Seasonal 2. Perrenial : setiap saat (ex. debu) 3. Occupational : terkait pekerjaan
Mekanisme Miosis, kontraksi pupil, turunkan tekanan intraokuler Hambat produks cairan (jangka pendek)
Agonis Adrenergik
Sudut Terbuka
Primer Glaukoma
Golongan Kolinergik
Gejala
Contoh 3rd : Pilokarpin (KI HTN)
Epinefrin
Beta Bloker
Turunkan produksi cairan
1st : Timolol (KI asma), Metoprolol
Analog Prostaglandin
Percepat pengeluaran cairan
2nd : Latanorprost, Bimatoprost
Karbonik Anhidrase Inhibitor Karbonik Anhidrase Inhibitor
Berhubungan dg produksi cairan akuos melalui sekresi aktif bikarbonat
Dorzalamide, Brinzolamide
Osmotik
Tingkatkan tekanan osmotik
Gliserin, Mannitol, Urea
Bersin
Tatalaksana Antihistamin, Steroid nasal
Tenggorokan hidung gatal
Antihistamin, Steroid nasal, Antikolinergik nasal
Mata berair Hidung berair
Antihistamin Antihistamin, Steroid nasal, Antikolinergik nasal
Hidung tersumbat
Dekongestan (Fenilefrin, PPA, Pseudoefedrin), Steroid nasal
Tidak teratasi
Imunoterapi (Monteleukast) → Antagonis leukotrien
Last : Asetazolamid, Metazolamide
Note :
Kon j ung t i v i t is Gejala
Tatalaksana
Peradangan pd konjuntiva-selaput bening mata (mata merah)
Infektif
Tanpa Antibiotik → sembuh dlm 2 pekan Tetes mata Kloramfenikol/ Asam Fusidic (bumil, pediatri, geriatri)
Penyebab : bakteri, virus, alergi
Alergi
Non farkol → bilas air bersih dan hangat Tetes mata Antihistamin (Fexofenadine), Kortikosteroid, Mast Cell Stabilizer (Nodokromil, Kromoglikat, Lodoxamide)
f a r ing i t is
Radang mukosa faring
Gejala
Bumil Pilek → Antihistamin (CTM, Loratadin) Batuk → Kodein, Difenhidramin (KI : GG)
Tatalaksana
Batuk
Dahak : Ekspektoran (GG, Succus) Mukolitik (Ambroxol, N-Acetylsistein, Bromheksin) Kering : Antitusif (Codein, Dekstromethorphan)
Demam
Antipiretik (PCT, Ibuprofen)
Pilek Sakit Kepala
Dekongestan Analgetik, Antivertigo
Sakit Tenggorokan
Anastetik lokal (Degirol), Steroid jika perlu
Otot Nyeri
Analgetik
Tinnitus (Telinga Berdenging) : Antidepresan (Amitriptilin, Alprazolam)
Pernafasan
As ma
Alergen
Sel Mast dan Macrophage aktifkan mediator inflamasi
Aktivasi IgE Golongan β2SABA Agonis LABA
I. SABA prn
III. ICS Low/ LABA + SABA Inflamasi kronis gangguan saluran napas dg episode berulang, mengi, sesak, dan batuk ESO Tremor,Ketoasidosis, DM Infeksi virus, nyeri, pusing
Short Acting Antikolinergik Long Acting Antikolinergik
Ipratopium Br, Oxitropium Br Tiotropium Br
Bronchitis, PPOK, Konstipasi Mulut kering
ICS (Inhalasi Kortikosteroid)
Budesonid, Beclomethasone, Mometasone, Triamcinolon, Fluticason, Propionat Dexamethasone, Prednisone, Prednisolone, MPS, Hidrokuinon Monteleukast, Zafirlukast, Zieluton Teofilin, Aminofilin Omalizumab Mepolizumab
Candidiasis, nyeri kepala
Leukotrien Modifier Methylxanthine Anti IgE Interleukotrin Inhibitor
Sakit tenggorokan → Dequalinum sebagai anti radang dan antiseptik
II. ICS lowdose + SABA
Contoh Salbutamol (Albuterol), Terbutalin Formoterol, Salmeterol
Kortikosteroid Sistemik
KI px jantung dan HTN → Fenilefrin, PPA, Pseudoefedrin
Kotiko dpt meningkatkan kadar gula darah (DM) enzim hati (SGOT-SGPT)
Takikardia, Aritmia, Hipokalemia
IV. ICS med/LABA + SABA V. Higher treatment Leukotrien Modifier → Controller ANAK LABA + ICS → Kurangi ekstraserbasi Penggunaan LABA tanpa ICS tdk disarankan → dpt meningkatkan ES (takikardi, sakit kepala, kram) BUMIL Adrenergik → Albuterol + Formoterol ICS → Budesonid → kumur kumur setelah pakai Pelega (Reliever) → relaksasi otot polos, hambat bronkonstriksi Pengontrol (Controller) → terapi jangka panjang
Anka Ukai
Inflamasi kronis destruksi dan limitasi aliran udara u/ pernapasan
PPOK Klasifikasi PPOK Sedang
Ringan
Sesak derajat 0-1
Berat
Dengan/ tanpa batuk Dengan/ tampa sputum Sesak derajat 2 Sesak derajat 0-1 Spirometer FEV/FVC 80%
50% < FEV1 < 80%
FEV1 30% dg gagal napas kronik
Gagal napas kronik pd PPOK (pemeriksaan analisa gas darah) : Hipoksemia dg normokapnia/ hiperkapnia PaO2 --> 45-60mmHg PaCO2 --> 50-60mmHg
Terjadi 2 kondisi Asma → Alergi, Reversible Bronkitis Kronis Hipersekresi dalam mucus PPOK → Bukan alergi, Irreversible Anfisema Pembesaran rongga udara permanen Alogaritma Terapi Keparahan Rekomendasi Terapi awal : Tanpa Doksisiklin 100mg 2x1 → (5 hari) 1.SABA komplikasi Amoksisilin 500mg 3x1 → (5 hari) 2. +/ganti Short Azitromisin 500mg 1x1, lalu 250mg 1x1 → (3 hari) Antikolinergik Komplikasi Amoksisilin/Klavulanat 875mg 2x1 → (5 hari) 3. Kortikosteroid Jika alergi/gagal : (Prednison 40mg/hari Moxifloxacilin 400mg 1x1 → (5 hari) selama 5 hari) jika kondisi Rawat Inap Amoksisilin/Klavulanat 875mg 2x1 → (5 hari) px semakin buruk dpt Doksisiklin 100mg 2x1 → (5 hari) diberikan MPS IV 6-12 Jika alergi/gagal : jam Moxifloxacilin 400mg 1x1 → (5 hari) Terapi lanjutan : Antibiotik
Ba t uk f l u
Mukolitik (encerken sekret) Ekspektoran (rangsang pengeluaran dahak) Antitusif (menekan batuk) Antihistamin Dekongestan Intranasal (kurangi sekret hidung) Dekongestan Oral (atasi hidung tersumbat) KI Hipertensi --> Dekongestan oral
Batuk Ambroxol, Bromhexine, N-Acetylsistein, Erdosteine GG, Ammonium Chloride Codein, Dextromethorphan, Noscapine Flu CTM, Difenhidramin Hcl Oksimetazolin PPA, Fenilefrin, Pseudoefedrin, Efedrin
Note :
Rh in i t is Pengobatan Intranasal Corticos Oral Antihistamine Topical Antihistamine Decongestan Intranasal Cromones Ipratopium Br Leuktrien Receptor Ant Immunotherapy Nasal Saline Surgery
Alergi
Non
Rhinitis Alergi --> peradangan membran mukasa karna alergen dan dmediasi o/ IgE Antihistamin H1 Generasi I (SEDATIF) 1. Sedasi Kuat → Dimenhidrinat, Prometazin, Difenhidramin 2. Sedasi Sedang → Ciproheptadin 3. Sedasi Ringan → CTM
Generasi II (NON SEDATIF) 1. Fexofenadin 2. Ceitirizin 3. Loratadin 4. Desloratadin 5. Levocetirizin
Nasal → Azelastine, Olapatadin Ophtalmic → Bepotastine Decongestan Antikolinergik Nasal Streoid Mast Stabilizer Antagonis Reseptor Leukotrien
Oral → PPA, Fenilefrin, Pseudoefedrin, Efedrin Nasal → Oksimetazolin Ipratropium Br Beclomethasone, Budesonide, Flunisolide, Fluticasone, Mometasone Kromolin Na Montelukast
Note :
Anka Ukai
Tulang dan Sendi OA
RA
Osteoporosis
Definisi
Penyakit degeneratif, ditandai dg kehilangan tulang rawan sendi secara bertingkat
Penyakit autoimun, sendi alami peradangan shg tjd pembengkakan
Penyakit skeletal sistemik progresif, ditandai o/ masa tulang rendah
Penyebab
OA primer/idiopatik blm diketahui OA sekunder inflamasi, kelainan sistem endokrin, metabolik, pertumbuhan, keturunan, immobilisasi lama
Gangguan autoimun bereaksi thd kolagen tipe II dr sendi tulang rawan
Pembentukan tulang berkurang pd usia >30th, defisiensi hormon, K, Vit D. Diinduksi obat kotikosteroid, tiroid, epilepsi.
Gejala
Kekakuan dan nyeri (pagi/setelah istirahat) Pada punggung bawah, pinggul, lutut, kaki. Pembengkakan asimetris. Umur, JK, keturunan, kongenital
Plg sering di tangan. Sendi yg terlibat simetris.
Nyeri, bengkak, penurunan fungsi dan mobilitas pd punggung, proximal, femur, distal raius yg alami faktur. Usia
Faktor
1st
Parasetamol
Osteoarthritis
2nd
NSAID
3rd
COX-2 Inhibitor (Celecoxib)
DOC px ginjal Tdk mengiritasi lambung ESO gangguan GI u/ atasi gangguan GI : dosis terendah misoprostol 4x1 PPI/H2 Blocker Atasi efek samping NSAID KI Dada terasa berdebar (tdk u/ px riwayat jantung)
JK, perempuan, riwayat keluarga RA, paparan salisilat, merokok
Rheumatoid Arthritis
DMARDs BIOLOGI (Agen Anti TNF) Infliximab Etarnecept Adalimumab Certolizumab Awal penyakit
DMARDs NON BIOLOGI
MTX Sulfasalazine Leflunomide Hidroksiklorokuin (ES Penglihatan Kabur) Tatalaksana
Gejala MTX, Leflunomide, Sulfasalazin, /kombinasi DMARD Gejala >> Prognosis < MTX, Leflunomide, Sulfasalazin, /kombinasi DMARD Prognosis > kombinasi DMARD/TNF Inh dg/tnp MTX
Osteoporosis >6 bln terapi
Gejala > Prognosis < Non Biologi DMARD Prognosis > MTX, Leflunomide, kombinasi Non Biologi DMARD atau Anti TNF Mekanisme Kerja DMARDs BIOLOGI (Agen Anti TNF)
Normal Skor-T (> -1)
Osteopenia Osteoporosis Skor-T (-1 -2,4) Skor-T (≤ -2,5) Obat Osteoporosis 1. Suplemen Vit D (Kalsiferol) dan Kalsium 2. Gol. Bifosfonate Alendronat, Riserdonat, As. Ibandronat 1st 2nd 3rd
Skor (≤ -2,5) Alendronat Riserdonat Note :
Teriparatide (Skor < -3,5) Raloxifene As. Ibandronate
Intranasal Kalsitonin
Adalimumab Certolizumab Pegol Etarnecept Infliximab, Golimumab
mengikat pd TNF alfa shg mengikat dan selektif menetralkan aktivitas TNF alfa mengikat TNF dan blok interaksi pd reseptor permukaan sel mengikat TNF alfa shg ganggu aktivitas TNF alfa endogen
Asam Urat hasil akhir met. purin Laki-laki < 7,0 mg/dL Perempuan < 6,0 mg/dL GOUT AKUT (Inflamasi) NSAID Jika KI KOLKISIN Jika Intoleran NSAID Celecoxib
Asam Urat
Penyebab >> pemecahan As. Amino jd basa purin 20menit, diulang tiap 4-6 jam (target ≤ 310 mOsm/L). Osmolalitas diperiksa min 2xsehari selama terapi. Pengendalian kejang jika perlu Analgetik antipiretik bila perlu Gastroprotektor bla perlu Pencegahan DVT/ emboli paru heparin Manajemen nutrisi Stroke trombolitik Pendarahan karna antikoagulan Alteplase 0,6-0,9 Koreksi koagulopati PCC/ protombin complex concentrate mg/kgBB (3-4,5 jam onset) Pendarahan subaraknoid Aspirin 160-325 mg (24-48 jam onset) Nimodipin u/ cegah vasospasme
Pencegahan stroke sekunder
Antiplatelet Aspirin, CPG, Cilostazol Manajemen faktor risiko Antikoagulan Warfarin, Dabigatran, Rivaroxaban Neuroprotektor Citicolin, Piracetam, Pentoxyfiline TERAPI ISKEMIK HEMORAGIK Pembedahan Hilangkan sumbatan fibrinolitik Terapi suportif infus manitol Pembedahan carotid endorterectomy Mengatasi pendarahan Vit K, As Traneksamat (px stenosis >70%)
TATALAKSANA ANSIETAS Gejala
Konstan, jangka panjang, kecemasan berlebih pd banyak bagian hidup Serangan panik intens, cemas akan kejadian berulang
STROKE HEMORAGIK (Pendarahan intrakranial)
Stroke emboli Antikoagulan : warfarin, dabigatran Manajemen htn nikardipin, ARB, ACEI, CCB, BB, Diuretik Manajemen gula darah Insulin, OAD
Patofisiologi Model Noradrenergik
STROKE ISKEMIK (sumbatan pembuluh darah karena emboli, aterosklerosis)
Ist
2nd
3rd
Sulit tidur, pusing, lelah, nyeri, muscle tension
SSRI SNRI Buspirone
TCA
BDZ
Berkeringat, sesak, palpitasi, nyeri, spt serangan jantung
SSRI SNRI
TCA
BDZ MAOI
SSRI TCA
SNRI MAOI
BDZ Divalproexm Clonidine
PTSD (Post Traumatic Disorder)
Px bertahan pd survival mode
OCD (Obsessive Compulsive Disorder)
Pengulangan suatu aktivitas, kecemasan terkait pemikiran
Melakukan kegiatan berulangulang
SSRI TCA
SNRI SARI
BDZ D2-Bloker Gabapentin
PHD (Phobia Disorder)
Kecemasan signifikan pd kondisi sosial atau keadaan ttt
Cemas pd kondisi ttt (diketahui)
SSRI RIMA
SNRI
BDZ
Note :
BUMIL Aman SSRI dan SNRI Jika tdk responsif SSRI TCA Terapi tambahan u/ hentikan kebiasaan merokok Buspropion
Gol
Mekanisme
Cara
ESO
Contoh
SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitor)
Hambat reuptake 5HT
Pagi/malam
Insomnia, pusing, ngantuk, turunkan libido
Sertralin Fluoksetin Fluvoxamin
SNRI (Serotonin Norepinephrine Reuptake Inibitor)
Hambat reuptake NE pd dosis tinggi dan 5HT pd dosis rendah
Telan utuh jgn dikunyah
Pusing, ngantuk, BB turun, mulut kering, insomnia, lelah
Duloxetin Venlafaxin
MAOI (Monoamine Oxidase Inhibitor)
Meningkatkan konsesentrasi NE, 5HT, dan DA dg hambat enzim MAO
Sarapan pagi dan makan siang
Pusing, insomnia
Selegiline Rasagiline
TCA (Tricyclic Antidepressant)
Hambat reuptake NE dan 5HT
Sebelum tidur
Sedasi, aritmia, hipotensi ortostatik (lansia)
Amitriptilin Imipramine
Benzodiazepin
Mengikat pd reseptor benzodiazepin pd neuron GABA postsipnap. Menghambat GABA
Pagi
Ataksia, tdk nafsu makan, sulit berkemih
Alprazolam Estazolam
Dopamin/Norepinephrine Reuptake Inhibitor
Hambat reuptake pompa NE dan DA
Sesudah makan (AC)
Takikardia, pusing, mulut kering, insomnia
Buspropion
Anka Ukai
Nyeri dan Sakit Kepala
Skizofrenia Tingkat
Ketidakseimbangan neurotransmitter dopamin Kelebihan dopamin pd mesolimbik gejala positif Kekurangan dopamin pd mesokortis gejala negatif
Golongan
Mekanisme
ESO
Contoh
Generasi I Antipsikotik Tipikal
Blokade reseptor dopamin tipe 2 (D2)
Ekstrapiramidal tinggi
Haloperidol, Flufenezin, Klorpromazin, Tiohidrazin
Generasi II Antipsikotik Atipikal (1st line)
Blokade 5HT2A (lebih utama) dan D2
Ekstrapiramidal rendah Meningkatkan risiko gangguan metabolisme (BB naik, hiperlipid, DM)
Ist Olanzapine, Resperidone, Quetiapine 2nd Klozapine
Terapi
Ringan (0-3)
PCT, Aspirin, Ibuprofen + TCA (amitriptilin)
Sedang (4-6) Berat (7-10)
PCT + kodein Morfin/ Fentanil + NSAID, TCA
BUMIL Aman PCT, Ibuprofen KI Aspirin (premature), COX-2 Selektif (celecoxib) (cegah pembuahan) Mekanisme NSAID blokade sintesa prostaglandin dg hambat COX 1 dan 2 MIGRAIN Vasodilatasi pembuluh darah dural, ekstravasasi plasma Analgetik/NSAID, Sumatriptan, Ergotamin Pencegahan beta bLoker
BUMIL CLOZAPIN
Parkinson Gemetar atau tremor, kerusakan sel syaraf di otak menyebabkan dopamin turun Degenerasi pd nigrostriatal meningkatkan aktivitas kolinergik striatal tremor
Golongan
Mekanisme
Contoh
Meningkatkan kadar dopamin endogen
MAOI
1st Line
ESO
KI
Rasagiline,
Diskinesia, sakit kepala, mual, hipotensi postural
Tramadol, meperidine, siklobenzaprin perparah hipertensi
Selegiline
Diskinesia, mual, nyeriperut, mulut kering
Meperidine
COMT Inhibitor
Meningkatkan kadar dopamin endogen
Entacapone,
Diskinesia, mual, diare, hiperkinesia, diskolorasi urin
Hipersensitif
Tolcapone
Diskinesia, anoreksia, mual, insomnia, hipotensi ortostatik, halu
Gangguan hati
Inhibitor reseptor NMDA
Meningkatkan sintesis dan pelepasan dopamin, hambat reuptake
Amantadine
Halusinasi,bingung, mulut kering, edema perferal
Busui, glaukoma
Antikolinergik
Menekan aktivitas kolinergik
Benztropine,
Penglihatan kabur, bingung, konstipasi, mulut kering, mual, takikardi, sedasi depresi, cemas
Usia 18th, replikasi virus hepatitis B (HBV)
Anka Ukai
Ca i r a n in f us Jenis
Nama Asering
Tatalaksana Dehidrasi (syok hipovolemik & asidosis) luka bakar, DB, syok hemoragik, dehidrasi, trauma, gastroenteritis Ganti cairan tubuh saat diare Ganti elektrolit & cairan yg hilang di intravaskuler Jaga cairan ekstrasel dan elektrolit Kalium bermanfaat u/ konduksi saraf, otak, DBD, ganti cairan hilang Cairan metabolisme di otot U/ pasien resusitasi yg dehidrasi dan syok/asidosis
Normal Saline NaCl Cairan Kristaloid
Ringer Laktat (RL) K, Ca, Laktat, NaCl Ringer Asetat (RA)
Cairan Koloid
Albumin
Ganti volume yg hilang/ protein ketika syok, saat OP, trauma, gagal ginjal, luka bakar
Hidroxyetyl Starchses (HES)
Terapi & profilaksis defisiensi volume dan syok Menambah pl ketika trauma, syok sepsis, iskemia cerebral, veskuler perifer, iskemia miokard Beri efek antithrombus (menurunkan viskositas darah dan cegah platelet) Efek antikoagulan dan tambah volume plasma Terapi dan profilaksis oliguria
Dextran Gelatin Cairan Mannitol
Kehilangan Darah Plasma Cairan transeluler Cairan neogastrik Cairan sal cerna atas Cairan saat diare
Kandungan (mmol/L) Na+ K+ 140 4 140 4 140 4 60 10 110 5-10 120 25
Cairan Pengganti RA/ RL/ NaCl 0,9%/ Koloid/ Produk darah RA/ RL/ NaCl 0,9%/ Koloid RA/ RL/ NaCl 0,9% NaCl 0,45% + KCl 0,9% NaCl 0,9% NaCl 0,9% + KCl 20 mEq/L
Penilaian Status Gizi dan Kebutuhan Gizi Malnutrisi ketidakseimbangan nutrisi 1. Marasmus defisiensi protein-kalori retardasi pertumbuhan dan atrofi otot 2. Kwashiorkor defisiensi protein-energi retardasi pertumbuhan, imun, patologi hati 3. Kombinasi defisiensi protein kalori dan energi hilang lemak subkutan dan dehidrasi Klasifikasi Malnutrisi TB terhadap BB TB terhadap Usia >90% Ringan (Grade 1) 85-80% Sedang 90-75% Sedang (Grade 2) Kehilangan darah dalam jumlah banyak (Operasi, Kecelakaan). Eritropoiten
Klasifikasi berdasarkan kondisi Kondisi Parameter/ Ket Tatalaksana Megaloblastik MCV > Vit B12, As Folat Vit B12, Asam Folat Anemia WBC dan retikulosit < Agen Imunosupresan : MP, Siklosporin Aplastik Lemah, pendarahan gusi, Hemapoetic Growth Factor : Filgastrim bengkak kaki Agen Antineoplastik : Fludarabin Kelator : Deferoxamin Anemia (-) Fe MCV 3 hari
Dermatitis kontak, postular exanthems, bollus exanthems
Racun PCT Logam berat (As,Hg,Cu) Logam berat (Pb) Ferrum Opioid, Dextromethorphan Antikolinesterase (Insektisida) Sianida Metanol, Etilen glikol Beta Bloker Benzodiazepin TCA Kumarin, Warfarin Digoksin Heparin INH Nitrit CO Organofosfat Obat yg sebabkan alergi kulit : Amoksisilin, Klotrimoksazol, TRansfusi darah, Sefalosporin, Eritromisin, Hidralazin, B12
Antidot Asetilsistein BAL (dimecaprol) EDTA Deferoksamin Nalokson Atropin, Pralidoksim Nitrat, Nitrit Etanol Adrenalin, Isoprenalin Flumazenil Diazepam Vit K Fenitoin, MgSO4, Atropin Protamin Piridoksin Metilen Blue O2 Antimuskarinik : Atropin, Skopolamin Coa g ul a n dis or der
Hemofilia gangguan pembekuan darah (lebam) Jenis Hemofilia A (+ faktor VIII /12jam) Hemofilia B (+ faktor IX /24jam) Atau tranfusi Kriopresipitat Pertolongan pertama Hemofilia RICE R Rest I Ice C Compression E Elevation
Anka Ukai