7 0 4 MB
JURNAL PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
Oleh : TEKNIK LINGKUNGAN
KOORDINATOR JURUSAN RAMADANI SAFITRI
(SELASA, 14.30-17.30)
JIHAN OCTAVIANTY
(SELASA, 11.10-14.10)
LARA GUSTI YONICA
(JUMAT , 14.30-17.30)
LABORATORIUM FISIKA DASAR UPT LABORATORIUM DASAR DAN SENTRAL UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2020
LEMBAR PENGESAHAN JURNAL PRAKTIKUM FISIKA DASAR I TAHUN AKADEMIK 2020/2021
Oleh : TEKNIK LINGKUNGAN
Padang, Desember 2020
Disetujui : Koordinator Jurusan I
Ramadani Safitri No. BP 1710442019
Koordinator Jurusan II
Koordinator Jurusan III
Jihan Octavianty No. BP 1710412015
Lara Gusti Yonica No. BP 1710952039
Mengetahui : Koordinator Umum
Koordinator Alat
Loeis Febriansyah No. BP 1710932039
Iqbal Hamnur No. BP 1710912006
KATA PENGANTAR Assalammualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang karena limpahan berkat, rahmat, dan karunia-Nya lah penyusunan Jurnal Praktikum Fisika Dasar I dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya meskipun dengan kesederhanaan. Penyusunan jurnal ini dilaksanakan sebagai salah satu syarat dalam mengikuti Ujian Akhir Praktikum Fisika Dasar. Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu tahap demi tahap dalam penyusunan hingga selesainya jurnal ini, terkhususnya kepada : 1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat kesehatan, kesempatan, serta kemudahan dalam menyelesaikan jurnal ini. 2. Orang tua kami yang selalu mendoakan, mendukung, dan memberi semnagat dalam menyelesaikan jurnal ini. 3. Bapak Ardian Putra, M. Si selaku Kepala Labor Fisika Dasar Universitas Andalas 4. Loeis Febrianysah selaku Koordinator Umum Labor Fisika Dasar Universitas Andalas 5. Iqbal Hamnur selaku Koordinator Alat Labor Fisika Dasar Universitas Andalas 6. Jihan Octavianty, Ramadani Safitri, dan Lara Gusti Yonica selaku Koordinator Jurusan Labor Fisika Dasar Universitas Andalas 7. Para asisten pendamping dalam penyusunan Jurnal Praktikum Fisika Dasar I Teknik Lingkungan Universitas Andalas 8. Para rekan seperjuangan yang telah berjuang dan berkerja sama dalam penysunan Jurnal Praktikum Fisika Dasar I Kami sadar bahwa jurnal ini tidak lepas dari banyaknya kekurangan, dari segi kuantitas maupun kualitas dari teori dan pelaksanaan praktikum. Semua ini murni dari keterbatasan yang dimiliki oleh kami. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembacan demi meningkatkan kualitas di kemudian hari. Dan kami berharap jurnal ini dapat bermanfaat kepada semua pembaca.
Padang, 4 Desember 2020
Jurusan Teknik Lingkungan
DASAR PENGUKURAN FISIKA DAN GERAK JATUH BEBAS
(M1 DAN M3)
(JIHAN OCTAVIANTY)
LEMBAR ASISTENSI ARTIKEL KELOMPOK JURNAL PRAKTIKUM FISIKA DASAR I SEMESTER GANJIL 2020/2021
Modul
: M1-Dasar Pengukuran Fisika, M3-Gerak Jatuh Bebas
Jurusan
: Teknik Lingkungan
Kelompok
: 7 (Tujuh)
HARI/TANGGAL ASISTENSI
KEGIATAN
Kamis/19 November 2020
•
Pengenalan pembuatan jurnal
Senin/23 November 2020
•
Revisi artikel
Rabu/25 November 2020
•
Revisi artikel
Sabtu/28 November 2020
•
Revisi artikel
Senin/30 November 2020
•
Acc jurnal
Padang ,30 November 2020 Asisten Pendamping
(Jihan Octavianty)
ABSEN ASISTENSI ARTIKEL KELOMPOK JURNAL PRAKTIKUM FISIKA DASAR I SEMESTER GANJIL 2020/2021
Modul
: M1-Dasar Pengukuran Fisika, M3-Gerak Jatuh Bebas
Jurusan
: Teknik Lingkungan
Kelompok
: 7 (Tujuh)
TANGGAL ASISTENSI NO.
NAMA
NO. BP 19/11/2020 23/11/2020 25/11/2020 28/11/2020 30/11/2020
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Zulhiana Wima Putri Muhammad Fadhli Ajis Kenan Muhammmad Ryansyah Ahmad Risky Alghivari Annisa Fairuz Elkansha Ihwanda Saputra Aidil Ramadana Hadsah Budhi Kurniawan Vanessa Vidia Meyriska
2010941005
✓
✓
✓
✓
✓
2010942003
✓
✓
✓
✓
✓
2010943009
✓
✓
✓
✓
✓
2010943016
✓
✓
✓
✓
✓
2010943018
✓
✓
✓
✓
✓
2010943021
✓
✓
✓
✓
✓
2010947001
✓
✓
✓
✓
✓
2010947003
✓
✓
✓
✓
✓
2010947005
✓
✓
✓
✓
✓
✓
✓
✓
✓
✓
Asisten Pendamping Jihan Octavianty
Catatan :
DASAR PENGUKURAN FISIKA DAN GERAK JATUH BEBAS (M1 DAN M3) Ahmad Risky Alghivaria, Jihan Octaviantyb, Iqbal Hamnurb, Loeis Febriansyahb
aTeknik
Lingkungan, Teknik, Selasa dan Jumat shift 2, Universitas Andalas bLaboratorium Fisika Dasar, Universitas Andalas
e-mail: [email protected] Laboratorium Fisika Dasar Unand, Kampus Limau Manis, 25163
ABSTRAK Percobaan M1 bertujuan untuk melakukan pengukuran dan membedakan penggunaan berbagai alat ukur serta menghitung densitas zat cair dan zat padat. Percobaannya yaitu menimbang air dengan volume yang bervariasi untuk menentukan massa jenis air di dalam gelas ukur kosong. Dari hasil perhitungan massa jenis zat cair yang didapatkan adalah 1,0004 g/cm3 , sedangkan pada literatur bernilai 1 g/cm 3 . Dapat disimpulkan bahwa massa jenis zat cair yang didapatkan pada percobaan berbeda dengan literatur, hal ini disebabkan adanya ketidakpastian dalam pengukuran dan perhitungan serta adanya faktor lingkungan yang mempengaruhi hasil pengukuran. Pada percobaan M3 yaitu gerak jatuh bebas bertujuan untuk menentukan percepatan gravitasi bumi dengan percobaan gerak jatuh bebas. Gerak jatuh bebas memiliki lintasan lurus dan percepatan yang konstan serta kecepatan yang berubah-ubah sesuai waktu. Berdasarkan perolehan data didapatkan nilai gravitasi sebesar 980,55 cm/s 2 dan nilai gravitasi pada teori 978 cm/s2. Dengan error sebesar 0,2 % . Nilai ini menunjukkan 99,98% data benar. Dapat disimpulkan bahwa adanya perbedaan hasil yang didapat dipengaruhi oleh ketidaktelitian dalam mengambil data atau kesalahan dalam perhitungan. Kata kunci: Densitas zat cair, percepatan gravitasi .
I. PENDAHULUAN 1.1 Dasar Pengukuran Dalam fisika, pengukuran memegang peran yang teramat penting. Pengukuran pada dasarnya adalah membandingkan nilai besaran fasis yang dimiliki benda dengan nilai besaran fasis alat ukur yang sesuai. Satuan adalah perbandingan yang digunakan dalam pengukuran. Tujuan dari pengukuran untuk mendapatkan hasil berupa nilai yang benar dan tepat. Hasil
pengukuran dapat diterima jika suatu parameter yang berhubungan dengan hasil pengukuran yang memberi sifat penyebaran nilai-nilai layak yang dikaitkan pada besaran ukur.1 Pada beberapa alat ukur berupa mistar, jangka sorong memiliki ketelitian dalam orde mm. Penggaris memiliki ketelitian 0,1 mm, jangka sorong memiliki ketelitian 0,5 mm dan mikrometer sekrup memiliki ketelitian 0,01 mm. Ketelitian ini bertujuan agar kesalahan pengukuran lebih kecil.1
Kesalahan yang terjadi pada pengukuran sering juga disebut ketidakpastian. Ketidakpastian pengukuran merupakan suatu bagian penting dari suatu eksperimen (praktikum). Oleh karena itu, proses menentukan ketidakpastian pengukuran menjadi kemampuan dasar yang harus dimiliki untuk melakukan semua percobaan ilmiah.2
adalah panjang benda yang ditunjukkan skala utama positif kelebihan panjang yang ditunjukkan skala nonius. Pada mikrometer sekrup untuk pembacaan pengukurannya, amati skala tetap yang telah dilewati oleh silinder putar, panjang pengukuran sama dengan skala tetap yang dilewati positif pertambahan panjang pada silinder putar.1
Gambar 1. Penggaris.1
Data perhitungan adalah kumpulan dari hasil operasi hitungan dari data yang diperoleh. Operasi hitung disini adalah operasi hitung yang penting dan berguna dalam pengolahan data dan pengambilan kesimpulan.1
Gambar 2. Jangka Sorong.1
Data terbagi atas 2 pengukuran, yaitu data pengukuran dan data perhitungan. Data pengukuran adalah data yang didapatkan dari hasil pengukuran. Data tidak hanya berupa bilangan bulat namun data juga bisa berupa bilangan desimal tergantung dari hasil pengukuran.1
Angka penting adalah semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran yang terdiri dari angka pasti dan satu angka tafsiran. Angka pasti diperoleh dari perhitungan menggunakan alat ukur. Angka tafsiran diperoleh dari perhitungan skala alat ukur dan berada di akhir setelah angka penting.3
Gambar 3. Mikrometer Sekrup.1 Alat ukur penggaris, jangka sorong, dan mikrometer sekrup memiliki ketelitian yang berbeda dan cara membaca hasil pengukuran pun juga berbeda. Pada pengukuran menggunakan penggaris, pastikan ujung benda berada pada angka 0 cm, Baca skala pada mistar yang berhimpitan dengan ujung benda. Pada pembacaan hasil pengukuran menggunakan jangka sorong, tentukan skala nonius ke berapa yang tepat yang berhimpitan dengan skala utama, panjang benda yang diukur
Densitas adalah ukuran kerapatan suatu zat yang dinyatakan banyaknya zat (massa) per satuan volume. Densitas zat padat yaitu penentuan volume dengan perpindahan liquid. Densitas zat cair dapat dihitung berdasarkan rumus gradien dan intersep jika diketahui dalam jumlah data.1 Rumus Umum Densitas:
ᑭ =𝑚 𝑣
(1)
ᑭ menunjukkan densitas, m menunjukkan
massa suatu zat, dan v menunjukkan volume suatu zat.1
1.2 Gerak Jatuh Bebas Gerak Lurus Beraturan (GLB) adalah gerak suatu benda menempuh suatu lintasan lurus yang dalam waktu tertentu benda menempuh jarak yang tertentu pula, atau dalam kecepatan konstan. Misalnya, kereta api yang bergerak dengan kecepatan konstan.4
Gambar 4. Grafik kecepatan terhadap waktu pada waktu pada Gerak Lurus Beraturan
Sedangkan gerak dengan 1 dimensi dengan percepatan konstan sering disebut sebagai Gerak Lurus Berubah Beraturan. Gerak Lurus Berubah Beraturan adalah gerak benda dalam lintasan garis lurus dengan percepatan tetap. Jadi, ciri utama Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) adalah bahwa dari waktu ke waktu kecepatan benda berubah, baik dipercepat maupun diperlambat. 4
gravitasi bumi dan dalam perjalanannya benda diasumsikan tidak mengalami gesekan udara. Gerak ini tidak lain merupakan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) dengan percepatan (a) sama dengan gravitasi bumi (g) dengan nilai sama dengan 9,8 m/s2 . 5 Percepatan gravitasi bumi (g) merupakan salah satu konstanta yang sering digunakan dalam memecahkan suatu permasalahan fisika. Oleh karena itu, akan sangat menarik jika kita dapat membuktikan besar percepatan gravitasi beserta beberapa faktor yang mempengaruhi dengan melakukan serangkaian praktikum yang sistematis.Nilai g sedikit bervariasi dengan garis lintang dan ketinggian. Pada abad ke-4 sebelum masehi Aristoteles mengemukakan bahwa objek yang berat akan jatuh lebih cepat. Sembilan belas abad kemudian, Galileo berargumentasi bahwa benda jatuh ke bawah tidak dipengaruhi beratnya. 5 Percepatan gravitasi dipengaruhi beberapa hal yaitu: 1. Ketinggian Semakin besar ketinggian benda di atas permukaan bumi, maka semakin kecil percepatan gravitasi yang dialami. 5 2. Kedalaman Percepatan gravitasi bumi pada kedalaman tertentu lebih kecil dibanding percepatan gravitasi di permukaan bumi karena massa dan jari-jarinya lebih kecil. 5 3. Letak Lintang
Gambar 5. Grafik kecepatan terhadap waktu pada waktu pada Gerak Lurus Berubah Beraturan Gerak Jatuh Bebas (GJB) adalah gerak benda yang dilepaskan dengan atau tanpa kecepatan awal (V₀ = 0) dari ketinggian tertentu di atas permukaan bumi, lantai, atau bidang acuan tertentu, di mana benda mengalami percepatan ke bawah akibat gaya
Bentuk bumi tidak bulat sempurna, melainkan sedikit pepat di bagian kutubnya. Semakin kecil jari-jarinya, maka besar percepatan gravitasi bumi di bagian kutub semakin besar. Sebaliknya, pada bagian equator percepatan gravitasi semakin kecil. 5 Besarnya percepatan gravitasi tersebut dapat ditentukan dengan melakukan percobaan sederhana namun sistematis, yaitu dengan cara mengukur waktu yang dibutuhkan
benda untuk jatuh dari atas statif hingga melewati gerbang cahaya, yang lebih lanjut akan dijelaskan pada metode penelitian. 5 Percepatan gravitasi dalam perhitungan ditentukan dengan:
metode
(2)
𝑣0 = 0 1
ℎ = 𝑣. 𝑡+
(3)
. 𝑔. 𝑡 2
𝑜
2
Persamaan (2) disubstitusikan ke persamaan (3) ℎ = 0. 𝑡 +
1
. 𝑔. 𝑡 2 2
(4)
ℎ = 1 . 𝑔. 𝑡 2 2
dengan h= h2-h1 maka : 1
ℎ = 2 . 𝑔. (𝑡2 )
1
2
−
1
2
2 . 𝑔. (𝑡1 )
2ℎ 𝑔.(𝑡2 − 𝑡1 )2
Prosedur percobaan yang kedua yaitu penentuan massa jenis air. Gelas ukur ditimbang massanya dalam kondisi kosong. Lalu air dimasukkan ke dalam gelas ukur hingga volume V tertentu, kemudian massa air m ditimbang dengan mengurangi massa gelas ukur yang berisi air dengan massa gelas ukur kosong. Selanjutnya, air di dalam gelas ukur ditambah atau dikurangi sehingga memiliki volume yang berbeda dari sebelumnya, lalu massa air yang berbeda volume tersebut ditimbang. Percobaan dilakukan hingga didapatkan data massa air dari 8 (delapan) volume yang berbeda. Data yang telah diperoleh dicatat pada tabel hasil pengukuran. Lalu dibentuk hubungan antara massa air m (sumbu y) dan
2
ℎ = 2 . 𝑔. (𝑡2 − 𝑡1 ) 𝑔=
dan ketebalannya menggunakan tiga alat, yaitu penggaris, jangka sorong, dan mikrometer. Kemudian hasil pengukuran plat dicatat pada tabel hasil pengukuran. Lalu hasil pengukuran dirata-ratakan.
(5)
II. METODE PENELITIAN 2.1. Dasar Pengukuran 2.1.1. Alat dan Bahan Pada praktikum ini alat dan bahan yang digunakan adalah jangka sorong untuk mengukur panjang dengan ukuran kecil, mikrometer untuk mengukur ketebalan, penggaris untuk mengukur panjang suatu benda yang tidak terlalu memerlukan keakuratan, neraca untuk menimbang massa benda, plat sebagai objek pengukuran panjang dan tebal dalam percobaan, gelas ukur sebagai wadah air dalam menentukan massa jenis air, air sebagai objek dalam menentukan massa jenis air, dan bola berbagai ukuran sebagai objek dalam menentukan massa jenis benda padat. 2.1.2. Prosedur Percobaan Prosedur percobaan yang pertama adalah pengukuran panjang. Plat diukur panjang
volume V (sumbu x) dalam grafik, kemudian dihitung gradien dan intersep dari data yang telah diperoleh. Dengan menggunakan persamaan: 𝑎 =
𝑛 Ʃ𝑋𝑖𝑌𝑖 – Ʃ𝑋𝑖 Ʃ𝑌𝑖 𝑛 Ʃ𝑋𝑖² – (Ʃ𝑋𝑖)²
𝑏 = 𝑦− 𝑎𝑥 𝑏 = 𝛴𝑦 − 𝑎 𝛴𝑥 𝑛
𝑛
(6)
(7)
Selanjutnya, massa jenis air dapat ditentukan berdasarkan gradien yang telah dihasilkan sebelumnya. Dengan menggunakan persamaan: 𝑦 = 𝑎𝑥 + 𝑏 𝑚 = 𝑎𝑉 + 𝑏 𝜌=
(8)
𝑚 𝑉
𝑚 = 𝜌𝑉
(9)
2.2. Gerak Jatuh Bebas 2.2.1. Alat dan Bahan Pada praktikum ini alat dan bahan yang digunakan adalah berupa aparat gerak jatuh bebas yang terdiri dari statif yang berguna untuk penyangga dan tempat melekatnya magnet gerbang cahaya, magnet pemegang bola yang berfungsi sebagai tempat melekatnya bola logam, gerbang cahaya (photogate) yang berfungsi sebagai pendeteksi bola logam, timer counter yang berfungsi sebagai pembaca waktu dari sensor yang diterima dari gerbang cahaya, meteran yang berfungsi untuk mengukur jarak bola, bola magnet yang berfungsi sebagai objek pengamatan, plumb bob yang berfungsi untuk mengatur posisi vertikal dari magnet pemegang dengan gerbang cahaya. 2.2.2. Prosedur Percobaan Prosedur Percobaan yang pertama yaitu susun alat seperti gambar dibawah ini.
Prosedur percobaan yang kedua yaitu Time counter dihubungkan ke soket listrik. Timer counter dalam keadaan mati (OFF). Lalu ukur jarak gerbang cahaya 1 dan gerbang cahaya 2 dengan menggunakan meteran. Untuk percobaan dilakukan variasi dengan menambahkan panjangnya sebanyak 2 cm. Pastikan lintasan lurus dengan menggunakan plumb bob. Kemudian, hidupkan Timer Counter, lalu atur fungsi (function) Timer Counter pada Gravity acceleration dengan menekan tombol function. Selanjutnya, Letakkan bola pada magnet pemegang bola, lalu tekan tombol E. Magnet untuk menjatuhkan bola magnet. Bola akan jatuh melewati gerbang cahaya 1 dan gerbang cahaya 2 secara beraturan. Lalu, tabel 1 diisi berdasarkan hasil pengukuran panjang lintasan (h), waktu tempuh dari magnet pemegang bola ke gerbang cahaya 1 (T1), dan ke gerbang cahaya 2 (T2). Kemudian dihitung gradien dan intersep dari data yang telah diperoleh. Dengan menggunakan persamaan :
𝑎 =
𝑛 Ʃ𝑋𝑖𝑌𝑖 – Ʃ𝑋𝑖 Ʃ𝑌𝑖 𝑛 Ʃ𝑋𝑖² – (Ʃ𝑋𝑖)²
𝑏 = 𝑦 − 𝑎𝑥 𝑏 = 𝛴𝑦 − 𝑎 𝛴𝑥 𝑛
𝑛
(10) (11)
Selanjutnya, dengan menggunakan gradien dan intersep tersebut, dihitung nilai maksimum dan minimum dari koordinat yang menunjukkan hasil percepatan gravitasi yang didapat melalui percobaan. Dengan Menggunakan Persamaan : 𝑌𝑚𝑎𝑥 = 𝑎. 𝑋𝑚𝑎𝑥 + 𝑏 𝑌𝑚𝑖𝑛 = 𝑎. 𝑋𝑚𝑖𝑛 + 𝑏
(13) (14)
Setelah perhitungan didapatkan, maka diperoleh nilai percepatan gravitasi : 2ℎ 𝑡1²−𝑡2²
𝑔 = Gambar 6. Susunan komponen peralatan gerak jatuh bebas
ℎ = 1 𝑔(𝑡1 2 − 𝑡2 2 ) 𝑌 = 𝑎2𝑋
(15)
1
𝑎= 𝑔 2
𝑔 = 2𝑎
(16)
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
150
149
22.500
22.350
3.1. Dasar Pengukuran 3.1.1. Analisis Hasil Pengukuran
175
174,5
30.625
30.537,5
Berikut adalah hasil pengukuran massa air untuk menentukan massa jenis air.
200
198
40.000
39.600
Tabel 1 hasil pengukuran massa jenis air
225
224,2
50.625
50.445
250
254,2
62.500
63.550
1.300
1.301,9
237.500
237.820
Volume V (cm3)
massa m (g)
75
78,8
100
98,9
125
124,3
150
149
175
174
200
198
225
224,2
250
254,2
Dari hasil pengolahan kita dapat menentukan nilai gradien (a) dan intersep (b) memakai rumus a = 1,000429 b = 0,1725 Dari hasil pengolahan data tersebut kita dapatkan grafik berikut
Pada tabel dapat dilihat kalau makin besar volume air, maka semakin besar pula massa air yang ditimbang. Tabel 2 Pengolahan data pengukuran Gambar 7. Grafik hubungan volume terhadap V
m
V2
Vm
x
y
x2
xy
75
78,8
5.625
5.910
100
98,9
10.000
9.890
125
124,3
15.625
15.537,5
massa
Dari grafik dapat dilihat ada sedikit perbedaan antara hasil pengolahan pengukuran dan data yang didapat dalam praktikum. Hal ini menunjukan adanya sedikit kesalahan saat pengambilan data. Densitas yang dihasilkan berdasarkan penghitungan : ρ = 1,000429 g/ml
3.2. Gerak Jatuh Bebas 3.2.1. Analisis Hasil Pengukuran
Selanjutnya data yang didapat, diolah sesuai dengan tabel berikut:
Percobaan dilakukan dengan menjatuhkan bola dari atas statif melewati dua sensor gerbang cahaya yang dihubungkan dengan Timer counter, sehingga waktu yang dibutuhkan bola untuk melewati sensor gerbang cahaya yang pertama dan kedua dihitung sebagai ∆t (perubahan waktu). Jarak antara sensor gerbang cahaya pertama dan yang kedua dihitung sebagai ∆h (selisih ketinggian). Dari percobaan didapatkan hasil sesuai tabel berikut:
Tabel 4. Pengolahan data pengukuran
Tabel 3 Hasil pengukuran
T2²- T1²
h
(T2²-T1²)²
h(T2²-T1²)
X
Y
x²
Xy
0.0679314
30
0,004614675
2,037942
0.06900768
32
0,00476206
2,208245 76
0,07023825
34
0,004933412
2,388100 5
0,07333733
36
0,005378364
2,640143 88
0,07707227
38
0,005940135
2,928746 26
0,08167208
40
0,006670329
3,266883 2
Panjang lintasan h (cm)
Waktu t1 (s)
Waktu t2 (s)
30
0.1988
0.3278
32
0.1994
0.3298
34
0.1988
0.3313
0,08656248
42
0,007493063
3,635624 16
36
0.1994
0.3363
0,09182359
44
0,008431572
4,040237 96
38
0.1987
0.3414
0,09690597
46
0,009390767
4,457674 62
40
0.1991
0.3483 0,1016064
48
0,067938236
4,877107 2
Σ 0,81615 745
390
0,067938236
32,48070 554
42
0.1999
0.3557
44
0.1995
0.3628
46
0.1998
0.3699
48
0.1998
0.3762
Berdasarkan perhitungan dan pengolahan data diatas, dapat dihitung gradien dan intersep yang digunakan untuk pembuatan grafik, Dengan menggunakan persamaan : a = 490,2753328 b = -1,014186539
Berdasarkan perhitungan didapatkan hasil grafik hubungan antara h dan t2²-t1²:
Hubungan t2²- t1² terhadap h data praktikum
Y= 490,2753328x + 1,014186539
60
48.8005 4662
h (cm)
50 40
dengan jarak, semakin panjang jarak, maka semakin besar pula kecepatan. Pada percobaan gerak lurus beraturan dapat disimpulkan bahwa kecepatan tidak berubah jika tidak ada gaya yang bekerja pada benda. Sedangkan pada gerak lurus berubah beraturan kecepatan berubah secara beraturan karena adanya gaya yang bekerja pada benda, sehingga percepatan konstan
3 .290797 63
30
V. UCAPAN TERIMA KASIH
20 10 0 0
0.02
0.04
0.06
0.08
0.1
0.12
t2²- t1² (s²) Gambar 8. Grafik hubungan t2²- T1² terhadap h Berdasarkan data hasil percobaan maka diperoleh nilai percepatan gravitasi: 𝑔 = 980,5506655 𝑐𝑚/𝑠² 3.2.2 Analisis nilai ralat 𝑔 𝑝𝑟𝑎𝑘 − 𝑔 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
% 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛= |
𝑔 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
% 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 = 980,5506655–978 978
| × 100 % × 100%
= 0,2608042434 % Berdasarkan nilai persentase error, diperoleh hasil yang relatif kecil. Perbedaan hasil nilai percepatan gravitasi antara hasil praktikum dengan literatur disebabkan karena kurangnya ketelitian praktikan dalam melakukan pengolahan data, maka diperoleh hasil yang sedikit berbeda.
IV. KESIMPULAN Pada percobaan pertama, yaitu densitas air dapat disimpulkan bahwa semakin besar volume fluida semakin besar pula masa fluida yang tertimbang. Pada percobaan kedua, yaitu gerak jatuh bebas dapat disimpulkan bahwa kecepatan sebanding
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya jurnal yang berjudul Dasar Pengukuran Fisika berdasarkan modul praktikum fisika dasar diselesaikan dengan baik. Tak lupa shalawat kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatnya ke jalan yang benar. Terwujudnya jurnal ini tidak terlepas dari berbagai pihak. Oleh karena itu, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan hingga Jurnal Laporan ini selesai, diantaranya: Dwi Purwanti, M.Si. dan Rahmat Rasyid, M.Si. selaku dosen Fisika Dasar I, Ardian Putra, M.Si. selaku Kepala Laboratorium Fisika Dasar, Loeis Febriansyah selaku Koordinator Umum Laboratorium Fisika Dasar, Iqbal Hamnur selaku Koordinator Alat Laboratorium Fisika Dasar, Jihan Octavianty dan Lara Gusti Yonica selaku Koordinator Jurusan Teknik Lingkungan Laboratorium Fisika Dasar, Jihan Octavianty selaku asisten pendamping dalam pembuatan artikel ini, dan seluruh rekan kelompok 7 yang telah bekerjasama dalam penyelesaian jurnal ini. Penulis menyadari bahwa jurnal masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis memohon maaf bila ada kesalahan. Kritik dan saran kami terima demi penyempurnaan jurnal ini, agar jurnal bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.
DAFTAR PUSTAKA 1. Abdullah Mikrajuddin. 2016. Besaran dan Satuan, Ebook Fisika Dasar 1. Bandung: Institut Teknologi Bandung. 2. Fauzi Ahmad Dan Edy Wiyono Sri Budiawati. 2013. Pengembangan Model Praktikum Fisika Berbasis Analisis Ketidakpastian Pengukuran, Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF). 3(2): 1-2. (Jurnal Ilmiah) 3. Surya, Varda, Aurelia.2019. Notasi Ilmiah dan Angka Penting Dalam Ilmu Fisika. (Makalah)
4. Saputra, Roni. 2016. Fisika Dalam Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta Selatan: Kawah Media.
5. Alvin, H. 1998. Teori dan Soal-Soal Fisika (terjemahan). Jakarta: Erlangga.
GERAK LURUS (M2)
(RAMADANI SAFITRI)
LEMBAR ASISTENSI ARTIKEL KELOMPOK JURNAL PRAKTIKUM FISIKA DASAR I SEMESTER GANJIL 2020/2021
Modul
: M2-Air Track
Jurusan
: Teknik Lingkungan
Kelompok
: 8 (Delapan)
HARI/TANGGAL ASISTENSI Senin/17 November 2020
KEGIATAN •
• Senin/23 November 2020
•
Selasa/24 November 2020
•
Rabu/25 November 2020
•
Kamis/26 November 2020
•
Penjelasan mengenai pembuatan jurnal pada template jurnal. Pembagian tugas dalam pembuatan jurnal. Pengumpulan dan revisi jurnal pertama. Pengumpulan dan revisi jurnal kedua. Pengumpulan dan revisi jurnal ketiga. Pengumpulan hasil akhir jurnal dan ACC jurnal yang dilakukan oleh asisten pendamping.
Padang , 26 November 2020 Asisten Pendamping
(Ramadani Safitri)
ABSEN ASISTENSI ARTIKEL KELOMPOK JURNAL PRAKTIKUM FISIKA DASAR I SEMESTER GANJIL 2020/2021
Modul
: M2-Air Track
Jurusan
: Teknik Lingkungan
Kelompok
: 08 (Delapan)
TANGGAL ASISTENSI NO.
NAMA
NO. BP
17/11 23/11 24/11 25/11 26/11
Andri Ardiansyah
2010942028
√
√
√
√
√
2010942018
√
√
√
√
√
3
Ari Kurniawan Hendri Arnita Sari
2010941007
√
√
√
√
√
4
Haniya Farzana
2010942038
√
√
√
√
√
5
Kamilia Tiara Putri
2010942008
√
√
√
√
√
2010942043
√
√
√
√
√
7
Muhammad Imam Nurullah Rahmatdian Eldi
2010942013
√
√
√
√
√
8
Subhiy Ash Shalih
2010942023
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
1 2
6
9 10 11 12 13 Asisten Pendamping Ramadani Safitri Catatan :
AIR TRACK (M2) Andri Ardiansyaha, Ramadani Safitrib, Iqbal Hamnurb, Loeis Febriansyahb aTeknik
Lingkungan, Teknik, Jumat Shift II, Universitas Andalas bLaboratorium
Fisika Dasar, Universitas Andalas
e-mail: [email protected] Laboratorium Fisika Dasar Unand, Kampus Limau Manis, 25163
ABSTRAK Telah dilakukan praktikum air track yang bertujuan untuk memahami dan menentukan kecepatan rata-rata, kecepatan sesaat, memahami gerak lurus dengan kecepatan konstan (GLB), percepatan konstan (GLBB), dan menentukan percepatan benda. Metode yang digunakan dalam praktikum ini yaitu perubahan jarak dimana diketahui nilai kecepatan rata-rata percobaan pertama dengan jarak 0,4 cm adalah 0,3 m/s. Dari percobaan dapat disimpulkan bahwa semua benda yang bergerak memiliki kecepatan rata-rata, dan kecepatan rata-rata berbanding lurus dengan jarak. Percepatan benda bergantung kepada kecepatan, waktu tempuh benda, dan perubahan kemiringan lintasan menyebabkan terjadinya perubahan gaya berat benda. Kata Kunci: air track, kecepatan sesaat, percepatan.
I. PENDAHULUAN Ilmu yang mempelajari besaran-besaran fisika yang menggambarkan gerak suatu benda disebut kinematika. Hal paling mendasar dari besaran-besaran ini adalah perpindahan (tempat benda berada) dan waktu (saat benda itu ada). Dalam hal ini, akan dibahas gerak garis lurus, atau satu dimensi. Sistem Koordinat Satu Dimensi atau garis lurus dimana gerakan yang terjadi disumbu x.5 Besaran skalar adalah besaran yang tidak memiliki arah dalam ruang.2 Banyak konsep fisik seperti panjang waktu, suhu, massa, jenis massa, muatan, dan volume adalah skalar, masing-masing memiliki skalar atau ukuran, tetapi tanpa arah. Skalar dinyatakan sebagai bilangan biasa. 2
Besaran vektor memiliki besar dan arah dalam ruang. Besaran vektor yang paling sederhana yaitu perpindahan. Besaran vektor dinyatakan dengan sebuah huruf yang memiliki tanda panah diatasnya. Tanda panah menandakan bahwa besaran vektor memiliki arah dan merupakan pembeda dengan besaran skalar. 6 Kecepatan rata-rata didefinsikan sebagai perbandingan antara perpindahan dengan selang waktu yang terjadi. 1 Maka : ⟨ ⃗⟩
⃗
Keterangan: ⟨ ⃗⟩ = kecepatan rata rata (m/s) ⃗ = perpindahan (m) = selang waktu (s)
()
Tanda kurung siku, ⟨ ⟩, digunakan sebagai simbol untuk kecepatan rata-rata. Kecepatan rata-rata juga merupakan besaran vektor. 1 Kecepatan sesaat adalah kecepatan suatu partikel bergerak selama interval waktu sesaat.4 Kecepatan pada interval waktu sesaat diperoleh dari kecepatan rata-rata dengan memperkecil interval waktu Δt mendekati nilai 0. Maka dengan mengecilnya Δt kecepatan rata-rata akan mendekati nilai limit, dan kecepatan pada interval waktu sesaat tersebut menjadi:
kereta berada pada kedudukan tertentu, pencacah waktu sebagai penghitung interval waktu pergerakan kereta, peniup sebagai penyuplai udara pada air track, selang sebagai tempat tersalurnya udara, kereta sebagai objek pengamatan pada lintasan air track, penghalang cahaya tunggal sebagai patokan bagi gerbang cahaya ketika kereta melewati gerbang cahaya, penghalang cahaya 2 jari sebagai patokan bagi gerbang cahaya ketika kereta melewati gerbang cahaya, dan penyangga 1 cm yang fungsinya sebagai penambah ketinggian air track.
() 2.2. Prosedur Percobaan Keterangan : = kecepatan sesaat (m/s) = jarak (m) = waktu (s) Dalam Gerak Lurus Beraturan (GLB) suatu benda bergerak dengan kecepatan tetap, sehingga percepatan yang dialami benda tersebut adalah nol. Suatu benda bisa mengalami Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) ketika benda tersebut berada dalam percepatan tetap. Saat GLBB dipercepat maka a>0, saat GLBB diperlambat a