Cantik Itu Luka [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

CANTIK ITU LUKA OLEH : MUHAIPAH Cantik Itu Luka adalah novel yang ditulis oleh Eka Kurniawan, penulis pria berusia 47 tahun asal Tasikmalaya yang menyandang gelar sarjana filsafat, dan dijuluki sebagai The Next Pramoedya Ananta Toer. Novel ini merupakan novel pertama karya Eka Kurniawan yang diterbitkan pertama kali pada tahun 2002. Karya pertamanya ini berhasil sukses meraih penghargaan World Readers pada tahun 2016. Selain itu, Novel Cantik Itu Luka berhasil menjadi buku best-seller yang diterjemahkan ke lebih dari 34 bahasa, di antaranya bahasa Inggris, Jepang, Perancis, Denmark, Yunani, Korea, dan Tiongkok. Hal ini membuat nama Eka Kurniawan menjadi dikenal di kancah internasional. Kepopuleran Novel Cantik Itu Luka di luar negeri membawa Eka Kurniawan meraih penghargaan sastra internasional di Belanda, yaitu Prince Clause Awards pada tahun 2018. Bukan hanya itu, Novel Cantik Itu Luka juga masuk ke dalam daftar 100 buku terkemuka versi The New York Time. Novel Cantik Itu Luka memiliki genre romantis, sejarah, dan realisme magis. Sebab, dalam buku ini digambarkan kisah sejarah kolonialisme di Indonesia. Eka menyajikan kisah seorang perempuan yang bernama Dewi Ayu. Dewi Ayu adalah seorang wanita yang sangat cantik, tapi kecantikannya tersebut bukan sebagai sesuatu yang menguntungkan, melainkan membawa malapetaka bagi dirinya beserta keturunannya. Oleh karena kecantikan Dewi Ayu, dirinya menjadi seorang pelacur bagi para tentara Belanda dan Jepang. Dewi Ayu adalah seorang pelacur ternama yang bayarannya mahal dan sangat dicari oleh para pelanggannya. Hasil dari pekerjaannya sebagai seorang pelacur, Dewi Ayu memiliki 4 orang anak perempuan yang tidak diketahui pasti siapa ayahnya. Anak pertama, anak kedua, dan anak ketiga Dewi Ayu tak kalah cantik dengan ibunya. Namun, anaknya yang keempat nampaknya memiliki nasib yang bertolak belakang dengan nasib ibu dan ketiga kakaknya.



Cantik memiliki rupa fisik yang buruk, bahkan sedari ia baru lahir. Kulitnya hitam legam, hidungnya tidak tampak seperti hidung manusia, orangorang yang melihatnya akan merasa ngeri. Namun, bagai sebuah ironi, Dewi Ayu menamainya Cantik. Tidak lama setelah melahirkan anak keempatnya, si Cantik, Dewi Ayu meninggal. Namun, ia bangkit dari kematiannya dua puluh satu tahun setelah ia dikuburkan. Kebangkitannya menguak kutukan dan tragedi keluarga, yang terentang sejak akhir masa kolonial. Eka Kurniawan menuliskan novel ini dengan alur yang maju mundur, dengan berbagai kompleksitas konflik yang berbeda, dan menyajikan beberapa tokoh yang memiliki peran besar. Jadi, tidak ada satu tokoh sentral dalam kisah Cantik Itu Luka. Eka Kurniawan dalam Novel Cantik Itu Luka mengangkat kisah di masa penjajahan hingga paska kemerdekaan Indonesia. Jadi, cerita dalam novel ini melalui empat masa, yaitu masa penjajahan Belanda, masa penjajahan Jepang, masa kemerdekaan, dan masa setelah kemerdekaan. Meskipun novel ini merupakan novel fiktif, Eka Kurniawan menyelipkan nilai-nilai sejarah yang nyata di balik kisah fiktif tersebut. Para pembaca dapat menjadikan novel ini sebagai salah satu media untuk belajar sejarah, yang berbentuk karya sastra.



Sinopsis Novel Cantik Itu Luka Suatu sore di Kota Halimunda, seorang perempuan bernama Dewi Ayu bangkit dari kuburannya setelah dua puluh satu tahun meninggal. Kuburan itu bergoyang, tanahnya retak dan berhamburan seperti ditiup dari bawah, timbul badai dan gempa kecil, rumput dan nisan melayang ke udara, dan di balik tanah yang berjatuhan seperti hujan itu muncul sosok perempuan tua berdiri dengan sikap jengkel yang kikuk. Perempuan tersebut bangkit dengan kain kafan yang membalutnya seperti baru meninggal kemarin. Kebangkitannya menimbulkan kegaduhan di masyarakat sekitar kuburan yang melihatnya. Banyak orang yang lari, terjatuh, dan berteriak. Dewi Ayu yang melihatnya hanya batuk-batuk dan terkejut melihat dirinya ada di tengah kuburan. Ia juga mengomel sendiri entah pada siapa. Sebab, bagi Dewi Ayu, ada sekelompok orang yang berbuat jahat kepadanya dengan menguburnya hidup-hidup. Dewi Ayu adalah seorang wanita berusia 51 tahun ketika ia meninggal, kini tidak tahu bagaimana cara untuk menghitung usianya. Dewi Ayu dulunya adalah seorang pelacur yang memiliki rupa sangat cantik, pelacur yang paling dicari-cari para tentara Jepang dan Belanda sejak masa perang. Dewi Ayu meninggal setelah 12 hari melahirkan anak keempatnya, hasil dari pekerjaan yang dilakukannya. Memori terakhirnya itu membuatnya langsung bergerak mencari bayinya, yang tentunya pada saat itu bukan lagi bayi. Bayi itu diberi nama Cantik, bertolak belakang dengan rupanya yang mengerikan bagi orang-orang yang melihatnya. Kulitnya hitam legam, dan hidungnya nampak seperti colokan listrik. Tidak seperti ketiga anaknya yang lain, walaupun ia tidak mengetahui sosok ayah semua anaknya, Dewi Ayu tidak menginginkan anak keempatnya itu untuk hidup. Dewi Ayu kemudian mencoba berbagai cara untuk dapat membunuh kandungannya itu. Fisik buruk Cantik mungkin adalah akibat dari minum 5 butir parasetamol pemberian mantri dengan satu botol soda. Mungkin juga karena tertusuk oleh tongkat kayu kecil yang dimasukkan ke dalam perut, yang membuat ibunya itu pendarahan selama 2 hari.



Mungkin juga itu adalah akibat dari 4 cara lain dalam rangka percobaan membunuh Cantik dalam kandungan, atau mungkin memang alami begitu gen dari keturunannya, yang tidak bisa diketahui siapa sosok ayahnya itu. Terlepas dari percobaan untuk menggugurkan kandungannya yang semua hasilnya sia-sia, Dewi Ayu mempelajari bahwa bayi itu adalah seorang petarung sejati. Bayi itu ingin memenangkan pertarungan yang tak pernah dimenangkan oleh ibunya. Maka itu, Dewi Ayu akhirnya membiarkan bayi itu membesar dan lahir. Kecantikan Dewi Ayu memang adalah sebuah malapetaka yang menimbulkan kutukan baginya, dan bagi anak-anaknya. Selain menjadikannya seorang pelacur, kutukan lainnya yaitu semua anak perempuan yang dilahirkan Dewi Ayu akan mengalami patah hati tiada henti. Meski ketiga anak perempuannya memiliki rupa yang cantik, itu tidak menjadikan mereka kebal akan kutukan tersebut. Alamanda, anak pertama Dewi Ayu dipaksa untuk menikah dengan seorang Jenderal yang tidak pernah ia cintai. Sebab, Alamanda hanya mencintai seorang lelaki bernama Kamerad Kliwon yang merupakan seorang komunis sejati. Alamanda begitu tidak menginginkan untuk menikah dengan Sang Jenderal. Sebagai wujud penolakan terhadap Sang Jenderal, Alamanda pernah memasang gembok di daerah kemaluannya, agar tidak disetubuhi oleh Sang Jenderal. Namun, pada akhirnya ia tetap diperkosa oleh pria yang berstatus sebagai suaminya tersebut. Anak kedua Dewi Ayu yang bernama Adinda menikah dengan Kliwon Sang Kamerad Komunis. Ya, Adinda mencintai lelaki yang sama, yang dicintai juga oleh kakak perempuannya, Alamanda. Adinda tetap menikahi Kliwon meski ia tahu bahwa Kliwon hanya mencintai kakaknya. Kisah cinta Adinda menjadi sangat menyakitkan, karena mencintai seseorang yang mencintai orang lain. Anak ketiga Dewi Ayu yang bernama Maya Dewi menikah dengan preman paling kuat yang ada di Kota Halimunda. Preman itu pernah bersetubuh dengan ibunya, walaupun memang hampir semua orang yang ada di Kota Halimunda pernah bersetubuh dengan ibunya yang adalah pelacur paling cantik. Meski begitu, fakta tersebut adalah fakta yang menyakitkan.