Cara Budidaya Jamur Tiram Putih [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Cara budidaya jamur tiram putih



Budidaya jamur tiram sangat cocok untuk daerah beriklim tropis seperti Indonesia. Investasi yang dibutuhkan untuk memulai udaha budidaya jamur tiram cukup murah dan bisa dilakukan bertahap. Bagian tersulit adalah membuat baglog, media tanam yang telah diinokulaikan dengan bibit jamur. Nama latin jamur tiram adalah Pleurotus ostreatus, termasuk dalam kelompok Basidiomycota. Disebut jamur tiram karena bentuk tajuknya menyerupai kulit tiram. Berwarna putih berbentuk setengah lingkaran. Di alam bebas, jamur tiram putih biasa ditemukan pada batang-batang kayu yang sudah lapuk. Mungkin karena itu, jamur tiram sering disebut jamur kayu. Ada dua kegiatan utama dalam budidaya jamur tiram. Tahap pertama adalah membuat media tanam dan menginokulasikan bibit jamur ke dalam media tanam tersebut. Sehingga media ditumbuhi miselium berwarna putih seperti kapas. Tahap kedua adalah menumbuhkan miselium tersebut menjadi badan buah. Untuk pendatang baru, biasanya memulai kegiatan budidaya dengan menumbuhkan baglog menjadi daging buah. Sementara pengadaan, baglog yang siap tumbuh didapat dengan membeli dari pihak lain. Kemudian setelah usaha budidayanya berkembang dan volumenya banyak, baru mencoba membuat baglog sendiri. Dalam tulisan ini akan, saya akan mengulas langkah yang harus dipersiapkan untuk memulai budidaya jamur tiram putih.



Menyiapkan kumbung



Kumbung atau rumah jamur adalah tempat untuk merawat baglog dan menumbuhkan jamur. Kumbung biasanya berupa sebuah bangunan, yang diisi rak-rak untuk meletakkan baglog. Bangunan tersebut harus memiliki kemampuan untuk menjaga suhu dan kelembaban. Kumbung biasanya dibuat dari bambu atau kayu. Dinding kumbung bisa dibuat dari gedek atau papan. Atapnya dari genteng atau sirap. Jangan menggunakan atap asbes atau seng, karena atap tersebut akan mendatangkan panas. Sedangkan bagian lantainya sebaiknya tidak diplester. Agar air yang digunakan untuk menyiram jamur bisa meresap. Di dalam kumbung dilengkapi dengan rak berupa kisi-kisi yang dibuat bertingkat. Rak tersebut berfungsi untuk menyusun baglog. Rangka rak bisa dibuat dari bambu atau kayu. Rak diletakkan berjajar. Antara rak satu dengan yang lain dipisahkan oleh lorong untuk perawatan. Ukuran ketinggian ruang antar rak sebaiknya tidak kurang dari 40 cm, rak bisa dibuat 2-3 tingkat. Lebar rak 40 cm dan panjang setiap ruas rak 1 meter. Setiap ruas rak sebesar ini bisa memuat 70-80 baglog. Keperluan rak disesuaikan dengan jumlah baglog yang akan dibudidayakan.



Sebelum baglog dimasukkan kedalam kumbung, sebaiknya lakukan persiapan terlebih dahulu. Berikut langkah-langkahnya:   



Bersihkan kumbung dan rak-rak untuk menyimpan baglog dari kotoran. Lakukan pengapuran dan penyemprotan dengan fungisida di bagian dalam kumbung. Diamkan selama 2 hari, sebelum baglog dimasukkan ke dalam kumbung. Setelah bau obat hilang, masukkan baglog yang sudah siap untuk ditumbuhkan. Seluruh permukaannya sudah tertutupi serabut putih.



Menyiapkan baglog Baglog merupakan media tanam tempat meletakkan bibit jamur tiram. Bahan utama baglog adalah serbuk gergaji, karena jamur tiram termasuk jamur kayu. Baglog dibungkus plastik berbentuk silinder, dimana salah satu ujungnya diberi lubang. Pada lubang tersebut jamur tiram akan tumbuh menyembul keluar. Pada usaha budidaya jamur tiram skala besar, petani jamur biasanya membuat baglog sendiri. Namun bagi petani pemula, atau petani dengan modal terbatas biasanya baglog dibeli dari pihak lain. Sehingga petani bisa fokus menjalankan usaha budidaya. Saat ini, baglog jamur tiram yang berbobot sekitar 1 kg dijual dengan harga Rp. 2.000-2.500. Adapun bila ingin membuat sendiri silahkan baca cara membuat baglog jamur tiram.



Cara merawat baglog Terdapat dua cara menyusun baglog dalam rak, yakni diletakkan secara vertikal dimana lubang baglog menghadap ke atas. Dan secara horizontal, lubang baglog menghadap ke samping. Kedua cara ini memiliki kelebihan masing. Baglog yang disusun secara horizontal lebih aman dari siraman air. Bila penyiraman berlebihan, air tidak akan masuk ke dalam baglog. Selain itu, untuk melakukan pemanenan lebih mudah. Hanya saja, penyusunan horizontal lebih menyita ruang.



Berikut cara-cara perawatan budidaya jamur tiram adalah sebagai berikut:







 



Sebelum baglog disusun, buka terlebih dahulu cincin dan kertas penutup baglog. Kemudian diamkan kurang lebih 5 hari. Bila lantai terbuat dari tanah lakukan penyiraman untuk menambah kelembaban. Setelah itu, potong ujung baglog untuk memberikan ruang pertumbuhan lebih lebar. Biarkan selama 3 hari jangan dulu disiram. Penyiraman cukup pada lantai saja. Lakukan penyiraman dengan sprayer. Penyiraman sebaiknya membentuk kabut, bukan tetesan-tetesan air. Semakin sempurna pengabutan semakin baik. Frekuensi penyiraman 2-3 kali sehari, tergantung suhu dan kelembaban kumbung. Jaga suhu pada kisaran 16-24oC.



Panen budidaya jamur tiram Bila baglog yang digunakan permukaannya telah tertutup sempurna dengan miselium, biasanya dalam 1-2 minggu sejak pembukaan tutup baglog, jamur akan tumbuh dan sudah bisa dipanen. Baglog jamur bisa dipanen 5-8 kali, bila perawatannya baik. Baglog yang memiliki bobot sekitar 1 kg akan menghasilkan jamur sebanyak 0,7-0,8 kg. Setelah itu baglog dibuang atau bisa dijadikan bahan kompos. Pemanenan dilakukan terhadap jamur yang telah mekar dan membesar. Tepatnya bila ujungujungnya telah terlihat meruncing. Namun tudungnya belum pecah warnanya masih putih bersih. Bila masa panen lewat setengah hari saja maka warna menjadi agak kuning kecoklatan dan tudungnya pecah. Bila sudah seperti ini, jamur akan cepat layu dan tidak tahan lama. Jarak panen pertama ke panen berikutnya berkisar 2-3 minggu.



Pada kehidupan alaminya jamur ini tumbuh di hutan dan biasanya tumbuh berkembang dibawah pohon berdaun lebar atau dibawah tanaman berkayu. Hal ini penting untuk jadi patokan dalam melakukan budidaya jamur tiram dan perlu diingat Jamur Pleurotus ini tidak memerlukan cahaya matahari yang banyak . Dari hasil penelitian diperoleh bahwa miselium yang disimpan di tempat yang redup, jumlahnya lebih banyak disbanding di temapat yang terang dari cahaya matahari yang penuh. Miselium adalah jaringan yang didalamnya kumpulan dari hifa jamur. Miselium dapat tumbuh pada sel dinding kayu dengan melakukan penetrasi pada dinding sel kayu dengan cara melubanginya. Proses penetrasi dinding sel kayu dibantu oleh enzim pemecah selulosa, hemiselulosa, dan lignin yang dihasilkan oleh jamur melalui ujung benang-benang miselium. Enzim tersebut mencerna senyawa kayu sekaligus memanfaatkannya sebagai sumber (zat) makanan. Syarat Tumbuh JamurTiram



IKLIM 1.



Temperature



Serat (miselium) jamur tiram putih tumbuh dengan baik pada kisaran suhu antara 23-28 °C, artinya kisaran temperature normal untuk pertumbuhannya. Waluapun begitu, dengan temperature di bawah 23 °C, miselium jamur masih dapat tumbuh meskipun memerlukan waktu yang lebih lambat.



Sedangkan untuk pertumbuhan tubuh buahnya yang bentuk seperti cangkang tiram, memerlukan kisaran suhu antara 13-15 °C selama 2 samapai 3 hari. Bila nilai temperature rendah tersebut tidak didapatkan, maka ada dua kemungkinan yang terjadi, yaitu pertumbuhan tumbuh buah jamur tidak akan terbentuk, yang berarti pemeliharaan tidak berhasil, atau walaupun terbentuk maka waktu yang diperlukan akan lama. Tetapi walaupun demikian fase kedua jamur tiram putih tersebut masih dapat tumbuh pada rentang suhu 12-37,8 °C. 2.



Kelembapan



Kandungan air di dalam subtract sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan miselium jamur. Terlalu sedikit air akan mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan akan terganggu,



bahkan terhenti sama sekali. Namun, apabila terlalu banyak air, miselium akan membusuk dan mati. Kandungan air didalam subtract tanaman akan didapat dengan baik bila dilakukan penyiraman. Jamur tumbuh baik dalam keadaan yang lembab, tetapi tidak menghendaki genangan air. Miselium jamur tiram tumbuh optimal pada subtract yang memiliki kandungan air sekitar 60%. Sedangkan untuk merangsang pertumbuhan tunas dan tubuh buah, memerlukan kelembapan udara sekitar 70-85%. 3.



Cahaya



Miselium jamur tiram putih tumbuh optimal pada keadaan gelap. Sebaliknya, tubuh buah jamur tidak dapat tumbuh pada tempat gelap. Cahaya diperlukan untuk merangsang pertumbuhan tubuh buah. Tangkai jamur akan tumbuh kecil dan tudung tumbuh abnormal bila saat pertumbuhan primordial tidak memperoleh penyiraman. Akan tetapi, cahaya matahari yang menembus secara langsung dapat merusak dan menyebabkan kelayuan, serta ukuran tudung yang relative kecil. Pertumbuhan jamur hanya akan memerlukan cahaya yang bersifat menyebar. Oleh karena itu, diperlukan peneduh pohon di dekat bangunan tempat pemeliharaan jamur. 4.



Udara



Jamur tiram putih adalah tanaman saprofit fakultatif aerobic yang membutuhkan oksigen sebangai senyawa untuk pertumbuhannya. Sirkulasi udara yang lancer akan menjamin pasokan oksigen. Terbatasnya pasokan oksigen udara disekitar tempat tumbuh jamur dapat mengganggu pertumbuhan tubuh buah. Jamur tiram juga yang tumbuh pada tempat yang kekurangan oksigen memiliki tubuh buah kecil dan abnormal. Tubuh buah jamur yang tumbuh pada tempat yang kekurangan oksisgen akan mudah layu dan mati. Jamur tiram juga memerlukan sirkulasi udara segar untuk pertumbuhannya. Oleh karena itu, harus diberi ventilasi agar pertukaran udara dapat berjalan secara baik. Pertumbuhan miselium jamur memerlukan kandungan karbon dioksida yang agak tinggi, yaitu 15%-20%. Tetapi, jamur tiram yang tumbuh pada tempat yang mengandung karbo dioksida yang terlalu tinggi memiliki tubuh buah yang abnormal. Biasanya, tudung jamur tiram tumbuuh relative kecil dibandingkan tangkainya. 5.



Derajat Keasaman (pH)



Miselium jamur tiram putih tumbuh optimal pada pH media yang sedikit asam, yaitu antara 5,0-6,5. Nilai pH medium diperlukan untuk produksi metabolism dari jamur tiram putih, seperti produksi asam organic. Kondisi asam dapat menyebabkan pertumbuhan miselium jamur tiram terganggu, tumbuh kontaminasi oleh jamur lain, bahkan menimbulkan kematian jamur tiram putih. Kondisi pH yang terlalu tinggi (basa), dapat menyebabkan system metabolism dari jamur tiram putih tidak efektif. Bahkan, menyebabkan kematian. Tubuh buah jamur tiram tumbuh optimal pada pH lingkungdn yang mendekati normal (pH 6,8-7,0).



MEDIA TANAM Secara tradisional, di Jepang, bibit ditanam di dalam lubang atau garisan di kayu kering. Pengeringan dilakukan dengan tenaga sinar matahari atau listrik. Dalam budidaya modrn, media tumbuh yang digunakan berupa kayu tiruan (log) yang dibuat dalam bentuk silinder. Komposisi media ini berupa sumber kayu (gergaji kayu, ampas tebu), sumber gula (tepungtepungan), kapur, pupuk P, dan air. 1.



Nutrisi



Pertumbuhan yang optimal dapat dicapai bila lingkungannya sesuai serta tersedia nutrisiyang cukup. Protoplas sel memerlukan nitrogen, fosfor, dan nutrisi lai. Karbon selain diperlukan untuk pembentukan protoplasma, juga diperlukan sebagai sumber energy. Sehingga karbon lebih banyak dibutuhkan disbanding dengan nitrogen. Nitrogen dibutuhkan untuk pembentukan asam nukleat. Sedangkan protein dan kitin diperlukan untuk pembentukan dinding sel jamur. 2.



Kehadiran Mikroorganisme lain



Media tempat tumbuh merupakan sumber energy utama bagi jamur tiram. Kehadiran mikroorganisme lain dapat menyebabkan persaingan dalam mendapatkan nutrisi, sehingga jamur yang diharapkan tidak dapat tumbuh dengan optimal. Bahkan, sebagian dari competitor tersebut dapat mengeluarkan senyawa yang bersifat toksin terhadap organism disekitarnya. Sterilisasi media merupakan cara yang efektif untuk membebaskan media tanam dari kehadiran jasad asing di dalam media tanam yang tidak diharapkan.



KETINGGIAN TEMPAT Kondisi di atas lebih mudah dicapai didaerah dataran tinggi sekitar 700-800 m dpl. Kemungkinan budidaya jamur didataran rendah tidak mustahil, asalkan iklim ruang penyimpanan dapat diatur dan disesuaikan dengan kebutuhan jamur.



PEMBIBITAN Bibit yang dapat digunakan adalah F3. Bibit ini dapat dibuat atau diperoleh dari petani jamur yang s udah bisa membuat bibit bibit jamur. Untuk membuat bibit sendiri, diperlukan alat dan bahan yang steril karena proses ini sangat rentan terhadap kontaminasi. Sterilisasi pembuatan bibit biasa menggunakan laminar flow atau transfer box.



ALAT DAN BAHAN Untuk membudidayakan jamur tiram, diperlukan alat dan bahan sebagai berikut : • •



Kompor minyak tanah Drum berdiameter 80 cm, tinggi 96 cm



• • • • • • • • • • • • • • • • • • •



Rak, dengan luas 3m² pH meter Thermometer Sprayer / penyemprot, dengan pipa paralon 2 inci sebanyak 300 buah Cincin Lampu spirtus, dengan volume 30 liter Baskom plastic Sekpo Serbuk kayu albasia sebanyak 10,5 kg Dedak halus sebanyak 21 kg Tepung jagung sebanyak 0,6 kg TSP murni 1 kg Kapur 3 buah Bibit jamur F3 sebanyak 3 buah Alcohol 95% sebanyak 1 liter Kantung plastic transparan (20x35x0,5) cm sebanyak 300 buah Kertas roti 10 x 10 sebanyak 300 buah Karet gelang tahan panas 600 buah Air sumur 30 liter



PEMBUATAN JAMUR TIRAM Adapun proses pembuatan jamur tiram adalah sebagai berikut 1. Serbuk gergaji dipilih dan dibersihkan. Bagian yang besar dan tajam dibuang karena dapat merusak plastic substrat. 2. Bahan yang sudah ada dicampur sesuai komposisi takaran dalam jolang / baskom plastic. Aduk sampai merata, jangan sampai ada gumpalan-gumpalan. Adapun bahan yang dicampurkan untuk menghasilkan 100 log adalah sebagai berikut : • Serbuk gergaji atau ampas tebu halus 10,5 kg • Tepung jagung 0,6 kg • Dedak halus 21 kg • TSP 1 kg • Kapur 3 buah Beri air secukupnya, dengan kandungan air 60% dan pHmedia diukur. 3. Campuran bahan dimasukan ke dalam plastic transparan dengan ukuran 20 x 35 cm dan tebal 0,5. Media harus dipadatkan agar terbentuk log yang baik. Media yang bagus adalah kepadatannya merata. Jangan lupa, ujung plastic bagian bawah ditusuk jari telunjuk supaya masak. Hal ini dilakukan agar bahan yang dimasukkan dan dipadatkan bisa duduk posisinya (tidak miring). Pengisian dilakukan tidak terlalu penuh, tapi disisakan 15 cm untuk memudahkan dalam mengikat. 4.



Tiap log ditimbang beratnya, yaitu sebanyak 1,2 kg.



5. Sisa ujung plastic ke dalam cincin dilipat keluar, lalu diikat mulut plastic tersebut dengan karet tahan panas.



6. Tutup mulut log tersebut dengan kapas kemudian tutup lagi dengan kertas, lalu diikat lagi dengan karet. 7.



Dilakukan pengukusan terhadap log media selama 12 jam.



8.



Lamanya pengukusan dihitung setelah air di dalam drum mendidih.



9. Setelah selesai pengukusan, media di angkat dari drum. Lalu, biarkan selama 8 jam atau sampai dingin pada ruangan yang tertutup. Untuk selanjutnya, dilakukan penanaman bibit. 10.



Setelah media dingin, baru dilakukan penanaman bibit, caranya:    



    



Penanaman bibit dilakuan di ruangan tertutup Semprot isi ruangan dengan alcohol 95% Gunakan sarung sarung tangan dan semprot dengan alcohol 95% Untuk memudahkan penanaman bibit, media yang akan diinokulasi disimpan di depan dekat tangan kiri. Bibit yang akan ditanamkan disimpan di depan dekat tangan kanan. Antara media yang akan ditanami dan bibit, disimpan lampu spirtus. Buka karet, kertas penutup, serta kapas penutup media. Masukkan 3 sendok makan bibit untuk satu log media. Setiap gerakan sendok yang dipakai, dipanaskan dengan api dari lampu spirtus. Media yang sudah ditanami bibit tersebut ditutup kembali dengan kapas. Penanaman bibit dikerjakan dengan cepat, tetapi harus teliti.



11.



Media yang sudah ditanami bibit disimpan di atas rak.



12.



Biarkan sampai seluruh media diisi miselium jamur.



13. Miselium tumbuh memenuhi log media. Setelah seluruh log media ditumbuhi miselium, tutup kapas dan cincin pada bagian atas log tersebut dibuka. 14.



Kelembapan lingkungan dipertahankan dengan menyemprot menggunakan sprayer.



15.



Tubuh buah yang sudah cukup mekar dapat dipanen.



PENYIMPANAN LOG



Jika kita akan menyimpan log di dalam bangunan, masa tanam jamur tiram tidak tidak diatur



oleh kondisi iklim dan dapat dilakukan setiap saat. Log yang sudah ditanami bibit harus disimpan di tempat yang menunjang pertumbuhan miselium dan tubuh buah. Bangunan untuk menyimpan log dapat dibuat permanen untuk budidaya jamur tiram skala besar atau di dalam bangunan semi permanen. Tempat pemeliharaan jamur dibuat dengan ukuran 10 x 12 m² yang di dalamnya terdapat 8 buah petak pemeliharaan berukuran 5,7 x 2,15 m². jarak antara petak 40-60 cm. di dalam setiap petakan dibuat rak-rak yang tersusun ke atas untuk menyimpan 1.300-1.400 log. Rangka bangunan dapat dibuat dari besi, kayu atau bambu. Log disimpan di atas rak dengan posisi tegak atau miring. Jarak penyimpanan diatur sedemikian rupa sehingga tubuh buah yang tumbuh dari log tidak tumpang tindih dengan tubuh buah yang lain.



PANEN • Ciri dan Umur Panen Jamur tiram Pleurotus adalah jamur yang rasanya enak dan memiliki aroma yang baik jika dipanen pada waktu umur muuda. Panen dilakukan setelah tubuh buah mencapai ukuran maksimal saat 2-3 hari setelah tumbuh bakal tubuh buah. • Cara Panen Pengambilan jamur harus dilakukan dari pangkal batang karena batang yang tersisa dapat mengalami kebusukan. Potong jamur dengan pisau yang bersih dan tajam, kemudian simpan di wadah plastic dengan tumpukan setinggi 15 cm. • Periode Panen Panen dilakukan setiap hari atau beberapa hari sekali, tergantung dari jarak pembukaan loglog. Dari satu log akan dihasilkan sekitar 0,8-1 kg jamur.



Cara membuat bibit jamur tiram F1 dan F2 mudah dan sederhana dengan media serbuk kayu



1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 1. 2. 3.



Media pembuat bibit F1 dan F2 pada dasarnya sama hanya sumber bibitnya yang membedakan A. Siapkan bahan baku Serbuk gergaji 2 kg (sudah diayak) rendam dengan air bersih (jangan gunakan air PDAM)selama 12-24 jam Dedak halus 0,5 kg yang masih bagus Kapur (CaCO3) 2 sendok makan Air secukupnya Bibit jamur F0 atau F1 Alkohol 70 % atau 95 % (kalo ada) Kertas dan karet gelang Biji-bijian (biji gabah, jagung sorgum milet dll) gunakan ± 0,5 kg B. Peralatan Botol warna bening (botol saos sambal, botol sosro atau botol sirup) Kompor gas Korek gas



4.



Autoklap (dapat diganti dengan panci biasa atau langsung di open bersamaan dengan baglog) 5. Dan perlengkapan Lainya 6. Dan perlengkapan lainnya C. Cara membuat 1. Rendan serbuk gergaji dengan air bersih, (jangan menggunakan air PDAM) selama 12 – 24 jam, tiriskan airnya 1 jam 2. Campur serbuk gergaji yg sudah ditiriskan dengan dedak 0,5 kg dan kapur 2 sendok makan 3. Aduk bahan tersebut, tambahkan sedikit air campur sampe benar-benar rata 4. Tes kandungan airnya dengan cara  dikepal jika keluar airnya tandaya kebanyakan air tambahkan sedikit dedak  dikepal di lepas mebuyap atau pecah tandanya kekurangan air tambahkan sedikit air  dikepal dilepas menggumpal tandaya pas kandungan airnya 5. Media yang sudah tercampur masukkan dalam botol padatkan 6. Bersihkan luarnya dengan air dan di lap 7. Tutup dengan kertas 2 lapis ikat dengan karet gelang 8. Masukkan kedalam autoklaf (untuk di seterilkan) dengan suhu 125 oC selama 1 jam atau panci pengukus selama 2 jam 9. Keluarkan dan dinginkan selama ± 3 jam 10. Bersihkan sumpit pengaduk sterilkan dengan korek gas atau dengan alkohol 95 % 11. Buka tutup botol masukkan bibit jamur setengah sendok makan, padatkan dan tutup kembali botol  1 botol Bibit Fo diturukan akan menjadi 35 botol F1 (khusus Produk kami)  1 botol Bibit F1 diturunkan akan menjadi 40 botol F2 (jika kanggunakan botol saos) 12. Simpan pada suhu dingin dan lembab pada suhu 26 – 29 0C  Umur 10 hari akan tumbuh meselium 10 – 20 %  Umur 25 – 30 hari dapat tumbuh 100 % meselium dapat disemai  Umur 30 – 40 hari meselium akan tumbuh jamurnya masih bisa digunakan cabut jamurnya, buang sekitar tumbuh jamur 10 % Tetapi Kualitas bibit berkurang  Umur 40 hari lebih masa kadaluarsa jamur (jangan digunakan) D. Tip untuk Mencegah kegagalan  Jangan gunakan air PDAM baik untuk perendaman, pencampuran dan pengukusan  Jangan gunakan air kotor terkotaminasi seperti air kolam, sungai, irigasi dan lain-lain  Jangan gunakan kayu yang bergetah jenis kayu camplung, kayu pinus, kayu karet dan lainlain  Jangan gunakan kayu yang masih baru hasil penebangan kayu lokal sebaiknya dikomposisikan dulu 2 minggu  Jangan menggunakan dedak yang mengalami perubahan warna (hitam) dan menggumpal karena terkena air dan penyimpanan yang terlalu lama  Jangan menggunakan biji-bijian yang sudah rusak terutama jagung yang mudah rusak  Hindari media yang terkontaminasi dengan media lain waktu pencampuran  Jauhkan dari jangkauan anak-anak  Hindari dari gangguan semut tikus dll (terbukanya tutup botol dapat terkontaminasi)  Hindari angin yang bertiup kencang waktu pengisian bibit, karena membawa penyakit sehingga mudah terkontaminasi  Hindari dari bahan/baglog yang terkontaminasi karena dapat menularkannya E. Tip untuk keberhasilan membuat bibit  Pastikan suhu waktu sterilisasi mencapai 100 – 125 oC



        



Cara mengetahui suhu secara manual taruhkan sedikit biji gabah pada pinggir botol waktu seterilisasi, dalam botol akan ditandai biji gabah yang mengeluarkan nasi berarti kisaran suhunya mencapai 100 - 125 0C Gunakan air sumur, mata air atau sumur bor Waktu pengisian bibit sebaiknya ditempat seteril (tidak punya ruang seteril gunakan kamar tidur tempat pengisian bibit Semua peralatan yang digunakan sebaiknya dibersihkan yang sipatnya membawa penyakit Butuh kesabaran dan ketelitian untuk membuat bibit Khusus pemula belajarlah mulai dari sedikit dicoba dulu 5 botol jika ada yang gagal teliti penyebapnya F. tip untuk membuat/penanganan bibit jamur supaya awet dan tahan lama Dalam membuat media sebaiknya nutrisiya di kurangi berupa dedak atau jangan menggunakan biji-bijian dan pupuk Dalam membuat media sebaiknya kandungan airnya dikurangi jika di kepal membuyar Simpan bibit jamur yang sudah 10 % pertumbuhannya pada lemari pendingin bukan di presernya CARA MEMBUAT BIBIT JAMUR TIRAM F0, F1, F2, undefined undefined



CARA MEMBUAT BIBIT JAMUR TIRAM F0, F1, F2, CARA MEMBUAT BIBIT JAMUR TIRAM F0



F0 adalah bibit jamur yang di tumbuhkan di media PDA (potatoes Dextrose Agar=Kentang Dextrosa Agar). Pada 1000 ml larutan Sari kentang, dimasukan 20 gr gula, 20 gr agar dan didihkan ,disterilisasi dengan autoclave pada suhu dan tekanan 121°C dan 15 PSI. Dimasukan ke dalam petridish,tabung raksi atau jar, dibekukan pada suhu ruangan.agar permukaan lebih luas media PDA dituangkan tipis-tipis seperti plat(agar plat), Secuil fragmen tubuh buah jamur ditempatkan pada media tadi kemudian di incubasikan pada suhu 28°C, setelah lk 2 minggu misellium menutupi seluruh permukaan media PDA dan siap di perbanyak kemedia PDA lain, atau di turunkan ke media biji-bijian F1. Ada dua langkah pembuatan bibit jamur tiram fo, Inilah langkah-langkah tersebut: A. A. Membuat agar plat



Alat: 1. Botol pipih, tabung reaksi atau cawan petri



tabung reaksi



cawan petri



botol pipih



2.Kapas, 3. Kertas k oran 4. Karet 5. Autoclave



autoclave



bagian dalam autoclave



6. Panci bergagang panjang /cooking pan



gb. panci bergagang panjang



7. Spatula 8. Kertas saring 9. Corong



gb.corong,untuk pengisian botol



10. Pisau 11. Glas ukur/glass kimia



gb. glas kimia



12. Neraca ohaus/timbangan emas



gb. neraca ohaus



13. Kompor gas



gb.kompor gas



Bahan 1. Kentang 200 gr 2. Dextrosa/dektrona 20 gr 3. Agar 20 gr 4. Aquades 1000 ml Prosedur 1. Kentang dicuci bersih tanpa dikupas. Kentang ditimbang sebanyak 200 gram dan diiris tipis dengan pisau



2. Tuangkan 1000 ml aquades ke dalam panci bergagang, panaskan sampai mendidih diatas nyala api sedang.Masukanlah irisan kentang kedalamnya sambil di aduk. Aduk terus dengan spatula sampai sari kentangnya larut. Tanda sari kentang sudah larut air rebusan tampak keruh



3. Angkat dan saring dengan menggunakan kertas saring pada corong. Kentang rebus dibuang, tinggalah sari kentang.Ukur volumenya apakah masih 1000 ml? jika berkurang tambahkan aquadest hinggga 1000 ml. Masukan atau tambahkan 20 gr dextrosa dan 20 gr agar-agar bubuk , aduk-aduk hingga larut. Didihkan untuk kedua kalinya! Pastikan agaragar dan dextrosa larut. 4. Angkat dan jangan di biarkan dingin atau beku.Kini media PDA telah Siap dimasukan kedalam botol atau tabung reaksi. Media PDA yang masih cair dan panas segera di Isikan ke dalam botol pipih atau tabung reaksi setinggi 2 cm.Mulut botol atau tabung reaksi di sumbat dengan kapas, tutup dengan kertas buram/alumunium foil dan ikat dengan karet 5. Jika menggunakan cawan petry (tidak menggunakan tabung reaksi), media PDA di masukan kedalam tabung erlen meyer atau botol ukuran 1lt. Mulut tabung erlenmeyer/botol disumbat dengan kapas dan ditutup alumunium foill dan di ikat dg benang kasur. Botol berisi media dan cawan petry bersama-sama diseterilkan dalam autoclave pada suhu 121 ̊C dan tekanan 15 psi selama 45 menit. Angkat ! dinginkan sampai 50 ̊C. pada suhu ini media PDA dalam botol di tuangkan tipis-tipis kedalam cawan petry, tutup secepat mungkin dan di isolatif. Dinginkan!!! Kini kita punya agar plat dalam petrydish 6. Jika menggunakan botol/tabung reaksi ,Sterilisasi dalam autoclave pada suhu 121 ̊C dan tekanan 15 psi selama 45 menit. Angkat dan dinginkan. Tapi awasss! Jangan meletakan botol dalam posisi berdiri karena itu bisa membuat agar-agar membeku dengan permukaan sempit.!!! Jadi supaya didapatkan permukaan luas, meletakan botol harus dalam posisis miring sampai beku benar. Setelah membeku baru boleh di diletakan dengan posisi berdiri. Kini kita sudah memiliki agar plat dalam botol atau tabung reaksi!!!! Dan siap di inokulasi



B. B. Menginokulasi



agar plat



1. Memilih jamur indukan Sarat : a. Pilih jamur yang masih muda dari panen pertama b. Ukuran jamur paling besar dari koloninya c. Keadaan masih segar dan sehat, tidak mengandung penyakit d. Jamur yang dipilih berasal dari baglog yang tidak terkontaminasi dan direncanakan untuk Indukan dan dipelihara secara khusus 2. Persiapan ruangan Syarat: a. Ruangan bersih dan steril. Lantai selalu di pel sehingga tidak ada debu yang menempel. Sterilisasi bisa dilakukanndengan menyalakan lampu UV selama 1 Jam, bisa juga dengan cara menyemprot ruangan dengan alqohol 70 % b. Tersedia pentilasi yang bisa dibuka dan ditutup, juga tersedia pentilasi diatas langit-langit c. Ada perlengkapan Meja keramik yang mudah di lap atau di bersihkan, tempat meletakan incase atau airflow. Bisa juga menggunakeun meja kayu , tapi bahan kayu mudah ditumbuhi jamur, sehingga membuka kemungkinan kontaminasi oleh jamur liar 3. Persiapan alat bahan Alat: 1. Scalpel 2. Lampu spirtus/bunsen 3. Sprayer 4. Agar plat 5. Encas/laminar air flow 6. Lampu UV 7. Korek api atau pemantik api Bahan : 1. Agar plat 2. Spirtus 3. Alqohol 4. Jamur muda 4. Inokulasi agar plat Prosedur: 1. Sebelum masuk pastikan semua yang kita butuhkan ada didalam ruangan



2. Karena semuanya harus suci hama, Mandilah sebersih mungkin dengan berkeramas, pakailah Pakaian bersih, rambut memekai penutup.Perlu diketahui bahwa seluruh tubuh kita dipenuhi bakteri dan jamur. Kalo ga salah nih ya ada kurang lebih 65 milyar bakteri di seluruh tubuh kita 3. Sejam sebelum masuk ruangan lampu UV di nyalakan dan dimatikanSebelum masuk ruangan,Jangan masuk ruangan pada waktu uv menyala sebab dapat membahayakan kesehatan. Sinar Ultra violet mampu membunuh bakteri dan spora jamur didalam ruangan dan radiasinya berpotensi merusak jaringan kulit manusia. Jika tidak menggunakan lampu UV Semprotlah ruangan dengan alqohol 70%. Sebelum masuk ruangan biarlah kabut alqohol mengendap dahulu, selama 15 menit, sambil menyalakan lampu bunsen 4. Bukalah pintu secara perlahan, masuklah dan duduklah menghadapa ke peralatan. Semua alat ditata sedemikian rupa di atas meja diseksi, Bunsen di tengah pas dihadapan kita. Scalvel, pemantik api,agar plat, sprayer ada di sebelah kanan depan , jamur disebelah kiri kita 5. Tangan disemprot dengan alqohol 70%, sebaiknya gunakan sarung tangan lalu semprot dengan alkohol. Bakarlah ujung scalpel diatas bunsen sampai memerah, dinginkan. Ambilah agar plat bukalah kapasnya dengan kelingking tangan kanan dan jangan di lepas,botolnya diletakan di kiri kita. Ambil sebuah jamur dengan tangan kiri, keratlah sedikit jaringannya dengan scalpel. Masukan kedalam botol agar plat, tanamlah diatas permukaan agar plat tepat di tengah. 6. Bakarlah mulut botol dengan bunsen, sumbat mulut botol dengan kapas dan tutup dengan kertas atau alumunium foill,ikat dengan karet.Inokulasi selesai 7. Bibit jamur di inkubasikan dalam incubator Pada suhu 28 °C selama 21 hari



A. Inkubasi Ruang inkubasi untuk bibit induk ukurannya diseuaikan dengan jumlah bibit, bila sedikit cukup di lemari saja, yang penting bersih dan suhunya dapat disetel antara 28°C-30°C dan kelembaban 80%. Cahaya boleh ditiadakan saja atau gelap. Pada saat Inkubasi misellium membenci cahaya, karena dapat menghambat pertumbuhan Bibit dinyatakan berhasil bila tumbuh misellium berwarna putih dan tebal, jika berwarna lain atau muncul lendir, bibit jamur bisa dipastikan gagal. Penyebabnya adalah masuknya kontaminan berupa spora jamur atau bakteri. Mereka masuk melaui udara terkontaminasi atau terbawa partikel debu. Mereka kasatmata karena ukurannya amat renik. Penyebab



lain media kurang steril waktu sterilisasi. Bahkan udara pernapasan dan tangan kita bias menjadi penyebabnya kontaminasi. Napas panjang bisa menghamburkan partikel debu pembawa spora jamur dan bakteri.Hatihati jika bersin-bersin, suatu penelitian melaporkan lk 2 juta virus dan bakteri dilontarkan ke udara pada saat kita bersin. Sumber : http://bibitsuung.blogspot.com Under: Cara membuat bibit jamur tiram, CARA MEMBUAT BIBIT JAMUR TIRAM F0, F1, F2 http://tiramputihtgl.blogspot.co.id/2012/08/cara-membuat-bibit-jamur-tiram-f0-f1-f2.html



Rangkuman Pembibitan F0 F1 F2 Pembibitan indukan jamur tiram F0/PDA dengan F1 dan F2 hanya berbeda di medianya saja. Untuk proses sterilisasi menggunakan autoclave / panci presto dan proses inokulasi hampir sama.



Media F0/PDA (Potato Dextrosa Agar) : - Kentang 200 gram - Dextrosa 20 gram - Agar powder 20 gram - Air steril 1 liter Media F1 : - Jagung/biji-bijian Media F2 : ada yang memakai takaran 1 tepung jagung 2 bekatul 3 serbuk gergaji ada yang memakai takaran 1 tepung jagung 2 bekatul 6 serbuk gergaji



Bibit F2 jamur tiram putih (miselium umur 4-5hari) Dalam proses sterilisasi media dalam botol ditutup dengan kapas dan plastik polypropilen tebal 1mm. Setelah diinokulasikan, plastiknya diganti dengan kertas Yang perlu diperhatikan dalam pembuatan PDA adalah juga pemilihan jenis jamurnya. Jamur tiram putih yang akan dipilih sebagai indukan adlaah yang bersih, usia masih muda/kecil, dan bergagang tunggal atau gagangnya tebal. Karena nanti memilih sporanya di daerah gagang. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah video proses inokulasi PDA :



Video inokulasi PDA Pembuatan PDA ini adalah salah satu referensi cara kami saja. Jangan dianggap yang paling benar. Tetapi InsyaALLAH berhasil jika sterilisasi, pemilihan bahan dan takaran pas. Miselium PDA akan penuh dalam waktu kurang lebih 7-10 hari, sungguhpun demikian, dalam 2-3 hari sebenarnya sudah tampak apakah pembuatannya berhasil atau tidak.



Tampak indukan sudah ada miseliumnya walau hanya 3 hari dari inokulasi



Tampak miselium pada PDA sudah menyebar setelah 10 hari



Untuk pembiakan selanjutnya, dari segi jumlah, berikut ilustrasinya..: 1 botol PDA bisa menghasilkan sekitar 20-30 botol F1 1 botol F1 bisa menghasilkan 40-50 botol F2 1 botol F2 bisa menghasilkan 30-40 baglog jamur tiram putih Jadi jika diurutkan InsyaALLAH demikian 1 botol PDA menghasilkan min 20 botol F1 yang menghasilkan min 800 F2 yang menghasilkan min 24.000 baglog jamur tiram putih..