Cara Pengarang Menggambarkan Watak Tokoh Cerpen [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENOKOHAN (ANALITIK DAN DRAMATIK) DALAM CERPEN SENIN, 8 NOVEMBER 2021)



Penokohan adalah cara pengarang dalam memberikan sifat-sifat yang ada pada diri tokoh dalam sebuah cerita. Teknik atau cara penokohan melalui 2 cara, yaitu secara analitik (langsung) dan dramatik (tidak langsung). Penokohan ini merupakan salah satu unsur yang ada



dalam



sebuah



cerpen



atau



termasuk



dalam



unsur



intrinsik. Unsur



intrinsik



cerpen merupakan salah satu unsur pembangun cerpen yang berasal dari dalam cerpen, seperti tokoh dan penokohan, alur, latar, sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat. Pada kesempatan ini hanya akan dibahas mengenai satu poin saja yaitu penokohan yang terdapat dalam sebuah cerpen. Berikut penjelasannya.



A. Pendeskripsian secara langsung (secara analitik) Penggambaran tokoh secara langsung adalah penggambaran tokoh secara tersurat yang ada di dalam sebuah cerita. Pengarang langsung menjelaskan sifat atau karakter tokoh-tokohnya, misal rajin, pemalas, sombong, dermawan dan lain sebagainya. Teknik secara langsung dapat dipahami oleh pembaca dalam memahami isi cerpen tersebut. Biasanya penulis akan memberikan sifat-sifat para tokoh secara detail atau jelas di dalam alur ceritanya.



B. Pendeskripsian secara  tidak langsung (dramatik) Penggambaran tokoh secara tidak langsung atau sering disebut juga dengan teknik dramatik. Teknik dramatik disebut juga penggambaran tokoh secara tersirat yang ada dalam sebuah cerita. Ada beberapa cara pengarang dalam memberikan sifat-sifat para tokoh di dalam cerita melalui teknik ini, diantaranya: 1.    Melalui bentuk fisik secara lahir. 2.    Melalui jalan pikiran tokoh. 3.    Melalui tindakan tokoh. 4.    Melalui lingkungan tokoh. 5.    Melalui dialog antartokoh.



Perhatikan cuplikan teks cerpen di bawah ini! Eka memang sangat menarik. Dia cantik dengan rambut ikalnya yang panjang. Hidungnya kecil dan lancip, matanya yang lebar dilengkapi dengan bulu mata yang lebat dan lentik. Wajahnya disempurnakan dengan bibirnya yang merah, meski tak memakai lipstik. Dia sangat supel sehingga disukai teman-temannya. Teman-temannya pun beragam mulai dari kalangan ekonomi lemah sampai dengan ekonomi atas. Eka sendiri berasal dari keluarga



yang kaya, tetapi sangat mengedepankan kesederhanaan. Tak heran kalau Eka terbiasa rajin dan rapi untuk urusan pribadinya. (Melalui bentuk fisik secara lahir)



Perhatikan cuplikan teks cerpen di bawah ini! Dina menatap wajah ibunya. “Ibuku memang cantik batinnya. Meski sudah lanjut usia, kecantikan ibu masih terlihat jelas di wajahnya. Aku sangat menyayangi wanita ini. Sikapnya yang tegas telah ikut membentuk karakterku. Kasih sayangnya padaku tak pernah habis. Perhatiannya padaku juga sangat luar biasa. Meski sejak usiaku 10 tahun ayah sudah meninggal, tapi ibuku sampai kini tak menikah lagi. Ibu sangat kuat dan tabah dalam menapaki hari-hari bersamaku, mendidikku, mengajariku, membimbingku sendirian. Aku ingin sekali bisa sekuat dia,” begitu pikir Dina. (melalui jalan pikiran tokoh)



Perhatikan cuplikan teks cerpen di bawah ini! Pulang sekolah tanpa mengetuk pintu, Tono langsung masuk rumah dan dibantingnya pintu rumahnya dengan keras. Ibunya yang sedang berada di dapur sampai terkejut. Begitu masuk, Tono langsung menuju meja makan, segera dibukanya tudung saji. Ketika dilihatnya lauknya hanya itu-itu saja, dibantingnya tudung saji sampai gelas yang ada di meja makan jatuh dan hancur berkeping-keping. Dengan muka masam ia menuju ke kamarnya. Ditendangnya pintu kamarnya sampai terbuka, lalu masuk. Dibantingnya pintu itu untuk menutup. Kemudian ia membantingkan badannya di tempat tidur tanpa mencopot sepatu. Tangannya meraih tape recorder, lalu dia menyetel lagu-lagu rock dengan volume maksimal. (melalui tindakan tokoh)



Perhatikan cuplikan teks cerpen di bawah ini! Deni sedang tiduran di kamarnya yang luas. Ukurannya tak kurang dari 4 X 4 m. Ranjangnya yang berukuran no. 1 terlihat acak-acakan. Spreinya sangat kusut. Diatas tempat tidurnya tedapat buku-buku berserakan yang bercampur dengan baju seragam yang baru dilepasnya. Sepatunya terlihat di ranjang tapi hanya yang sebelah kanan, sedangkan sepatu yang sebelah kiri terlihat di sudut kamar di belakang pintu. Di belakang pintu kamar itu terlihat terdapat kapstok yang dipenuhi pakain kotor. Di lantai kamar terlihat berpasang-pasang kaos kaki dan pakaian yang entah sudah berapa hari tidak dicuci. Televisi di kamar Deni juga tertutupi debu yang tebal. Di sana Dina telentang dengan kaos kaki yang masih melekat di kakinya. (Melalui lingkungan tokoh).



Perhatikan cuplikan teks cerpen di bawah ini! Rina   : “Sin, bagaimana sebenarnya Lita ya ? Sinta  : “Ya bagaimana lagi ! Dia itu memang judes sich !                Tapi sebenarnya dia baik juga lho …..” Rina   : “Ya emang. Kemarin aku juga diajarin dia waktu aku kesulitan mengerjakan PR matematika.” Sinta  : “Itulah, biar saja dia sekarang marah. Sebentar lagi juga dia akan baik. Dia itu nggak bakalan tahan kalau marah lama-lama. Lagian, kalau kamu nggak nyinggung dia duluan, dia juga ndak mungkin semarah itu.” (melalui dialog antartokoh)



======================================================================= Berdasarkan uraian materi di atas, tentukan cara pengarang memberikan watak para tokoh dalam cerpen “Anak Rajin dan Pohon Pengetahuan” (Buku paket hal 79-82) A. SECARA ANALITIK: Sebutkan paragraf berapa saja dan bunyi kalimatnya bagaimana



B. SECARA DRAMATIK: (Sebutkan paragraf berapa saja dan bunyi kalimatnya bagaimana 1. Melalui bentuk fisik secara lahir. 2.    Melalui jalan pikiran tokoh. 3.    Melalui tindakan tokoh. 4.    Melalui lingkungan tokoh. 5.    Melalui dialog antartokoh.



NAMA



:



KELAS



:



HARI, TANGGAL



: