Case Based Discussion Anemia Kel 3 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

CASE BASED DISCUSSION (CBD) ANEMIA PADA IBU HAMIL



Disusun Oleh :



Sofiatun Nisa



P17324418013



Rea Rizqi Pangestu



P17324418014



Tasya Julianti



P17324418015



Anisa Shofura



P17324418050



Ayu Laila Mufliha



P17324418051



Kelompok 3



POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI BANDUNG PROGRAM STUDI KEBIDANAN KARAWANG 2020



KATA PENGANTAR Assalamualaikum,wr. wb.             Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang dimana berkat rahmat dan nikmat-Nya saya bisa  mendapat ilmu didalam  proses pembuatan CBD ini. CBD ini merupakan salah satu tugas pokok pada saat dilaksanakannya Praktik Kebidanan I. Dalam penyusunan CBD ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun, penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, bimbingan orang tua, dosen, serta kakak tingkat sehingga kendala-kendala sebagai penulis dan penyusun hadapi dapat teratasi.             CBD ini bertujuan untuk membahas mengenai anemia pada ibu hamil berdasarkan kasus yang ditemukan saat melakukan pengkajan data. Semoga CBD ini dapat bermanfaat untuk para pembaca dan dapat menjadi referensi ilmu pengetahuan yang dapat dimanfaatkan dengan baik.             Segala kekurangan dan kesalahan dalam laporan ini mohon untuk dapat dimaafkan, karena kemampuan kami sebagai penulis masih terbatas dan masih dalam  proses belajar. Untuk itu kami sangat menyambut segala komentar dan saran yang dapat menjadi motivasi kami kedepannya untuk menulis yang lebih baik lagi.   



Karawang, 04 April 2020



Penulis i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR .................................................................................i DAFTAR ISI ............................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................1 1.1 Latar Belakang ........................................................................................3 1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................3 1.3 Tujuan .....................................................................................................4 BAB II TINJAUAN TEORI .......................................................................5 2.1 Pengertian anemia pada kehamilan .........................................................5 2.2 Penyebab dan patofisiologi anemia pada kehamilan ..............................6 2.3 Tanda dan gejala anemia pada kehamilan ............................................13 2.4 Penegakkan Diagnosis ..........................................................................14 2.5 Klasifikasi anemia pada kehamilan .........................................................14 2.6 Komplikasi Anemia Terhadap Ibu dan Janin ..........................................15 2.7 Penatalaksanaan ......................................................................................16 2.8 Pencegahan Anemia ................................................................................18 BAB III PEMBAHASAN ........................................................................... 19 BAB IV PENUTUP ..................................................................................... 25 A. Simpulan ........................................................................................... 26 B. Saran ................................................................................................. 26 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................27



ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anemia adalah kondisi dimana berkurangnya sel darah merah (eritrosit) dalam sirkulasi darah atau massa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen keseluruh jaringan (Tarwoto, 2007). Menurut WHO (2014) anemia adalah suatu kondisi dimana jumlah sel darah merah atau kemampuan pengangkutan oksigen oleh sel darah merah tidak dapat memenuhi kebutuhan normal yang berbeda-beda tergantung pada umur, jenis kelamin, ketinggian (diatas permukaan laut), kebiasaan merokok, dan kehamilan. Anemia sering disebut KD (kurang darah) yaitu keadaan dimana kadar Hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari normal (< 12 gr/dl) yang berakibat penurunan pada daya tahan tubuh, kebugaran tubuh, kemampuan dan konsentrasi belajar, dan menghambat tumbuh kembang serta membahayakan kehamilan di masa yang akan datang (Kemenkes RI, 2010). Anemia terjadi pada 1/3 perempuan selama kehamilan trimester III. Penyebab yang umum adalah kekurangan zat besi dan asam folat. Jumlah darah dalam tubuh wanita hamil meningkat 20-30% sehingga memerlukan peningkatan pasokan zat besi. Penting dalam periode ini melakukan pemeriksaan Hb untuk mendeteksi anemia. Anemia pada ibu hamil sangat memengaruhi keadaan ibu dan janin selama proses persalinan. Ibu hamil yang menderita anemia berat dapat meningkatkan risiko morbiditas maupun mortalitas ibu dan bayi, kemungkinan melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dan prematur juga lebih besar (Proverawati, 2011). 1.2 Rumusan Masalah 1.Apa pengertian dari anemia pada kehamilan? 2.Apa saja penyebab dan patofisiologi anemia pada kehamilan? 3. Apa saja tanda dan gejala anemia pada kehamilan? 4. Apa saja klasifikasi anemia pada kehamilan? 5. Bagaimana penegakkan diagnosis pada kasus anemia kehamilan? 6. Bagaimana penatalaksaaan yang dilakukan bidan pada anemia kehamilan? 7. Apa saja komplikasi anemia kehamilan terhadap ibu dan janin? 3



8. Bagaimana pencegahan anemia pada kehamilan? 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan anemia pada kehamilan. 2.Untuk mengetahui penyebab dan patofisiologi anemia pada kehamilan. 3. Untuk mengetahui tanda dan gejala anemia pada kehamilan. 4. Untuk mengetahui klasifikasi/ anemia pada kehamilan. 5. Untuk mengetahui penegakan anemia pada kehamilan. 6. Untuk mengetahui penatalaksanaan anemia pada kehamilan. 7. Untuk mengetahui komplikasi anemia pada kehamilan terhadap ibu dan janin. 8. Untuk mengetahui pencegahan anemia pada kehamilan.



4



BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Pengertian anemia pada kehamilan Anemia adalah suatu keadaan di mana kadar hemoglobin dalam darah di bawah normal. Hal ini bisa disebabkan oleh kurangnya zat gizi untuk pembentukan darah, seperti kekurangan zat besi, asam folat ataupun vitamin B12. Anemia yang paling sering terjadi terutama pada ibu hamil adalah anemia karena kekurangan zat besi (Fe), sehingga lebih dikenal dengan istilah Anemia Gizi Besi (AGB). Anemia defisiensi besi merupakan salah satu gangguan yang paling sering terjadi selama kehamilan (Sulistyoningsih, 2011). Anemia pada kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat besi, jenis anemia yang pengobatannya relatif mudah, bahkan murah. Anemia pada kehamilan merupakan masalah nasional karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat, dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Menurut WHO kejadian anemia hamil berkisar antara 20% sampai 12 dengan 89% dengan menetapkan Hb 11 gr % sebagai dasarnya. Hb 9- 10 gr % disebut anemia ringan. Hb 7-8 gr % disebut anemia sedang. Hb < 7 gr % disebut anemia berat (Manuaba, 2010).Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin (Hb) < 11 gr% pada trimester I dan III sedangkan pada trimester II kadar hemoglobin < 10,5 gr%. Anemia kehamilan di sebut “potentional danger to mother and child” (potensi membahayakan ibu dan anak), karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan (Bobak, 2005; Manuaba, 2010). Anemia adalah suatu keadaan dimana hemoglobin dalam darah kurang dari 11 gr %. Berdasarkan beberapa pendapat diatas, apa yang dimaksud anemia dalam kehamilan adalah suatu keadaan kekurangan zat besi dengan kadar Hb kurang dari 11 gr %. (Depkes RI (2000), dalam buku Waryana, 2010)



5



2.2 Penyebab dan patofisiologi anemia pada kehamilan Penyebab Anemia Penyebab anemia pada ibu hamil adalah kekurangan zat besi dalam tubuh. Anemia defisiensi zat besi merupakan anemia yang disebabkan oleh kurangnya zat besi, asam folat dan vitamin B12 di karenakan asupan yang tidak adekuat atau ketersediaan zat besi yang rendah. (Alleyne M, Horne MD, & Miller JL, 2008; Brown LS, 2010) Wanita hamil sangat rentan terjadi anemia defisiensi besi karena pada kehamilan kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memicu peningkatan produksi eritropoietin. Akibatnya, volume plasma bertambah dan sel darah merah (eritrosit) meningkat. Namun peningkatan volume plasma terjadi dalam proporsi yang lebih besar jika dibandingkan dengan peningkatan eritrosit sehingga penurunan konsentrasi hemoglobin (Hb) akibat hemodilusi.(Cunninggham et al., 2013; Winkjosatro H, 2009). Beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya anemia kehamilan diantaranya tingkat pendidikan, status ekonomi dan kepatuhan konsumsi tablet Fe. Tingkat pendidikan dapat menyebabkan terjadinya anemia kehamilan, karena dalam pendidikan terdapat proses pengembangan pengetahuan, wawasan, kompetensi serta pola pikir seseorang.(Balarajan, Ramakrishnan U, Ozaltin E, Shankar AH, & Subramanian SV, 2011) Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan kejadian anemia pada ibu hamil, hal tersebut disebabkan karena tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi kesadaran untuk berprilaku hidup sehat dan membentuk pola pikir yang baik sehingga ibu akan lebih mudah untuk menerima informasi dan memiliki pengetahuan yang memadai. (Popa AD, Nita O, Graur LI, Popescu RM, & Bornariu CE, 2013) Status ekonomi juga dapat menyebabkan terjadinya anemia kehamilan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Liow (2012), bahwa ada hubungan yang bermakna antara pendapatan dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa, anemia pada ibu hamil lebih besar dialami oleh keluarga yang berpandapatan rendah dibandingkan dengan keluarga yang berpendapatan tinggi.



6



Pendapatan berkaitan erat dengan status ekonomi. Kurangnya pendapatan keluarga menyebabkan berkurangnya pembeli makanan sehari-hari sehingga mengurangi jumlah dan kualitas makanan ibu perhari yang berdampak pada penurunan status gizi. (Thompson B, 2008). Kebutuhan zat besi ibu hamil pada trimester I relatif sedikit yaitu 0,8 mg sehari, kemudian meningkat tajam pada trimester II-III hingga 6,3 mg sehari. Konsumsi tablet Fe sangat di anjurkan untuk ibu hamil karena dapat meningkatkan zat besi. (WHO, 2012) Faktor dasar 1. Pengetahuan ibu hamil Konseling tentang pengaturan diet sangat penting diberikan karena zat besi lebih mudah diserap dari bahan makanan dibanding dari zat besi oral (Varney, 2006). Kebutuhan itu dapat dipenuhi dari makanan yang kaya akan zat besi seperti daging berwarna merah, hati, ikan, kuning telur, sayuran berdaun hijau, kacang-kacangan, tempe, roti dan sereal (Kristiyanasari, 2010) Tingkatan pengetahuan ibu mempengaruhi perilakunya, makin tinggi pendidikan atau pengetahuannya, makin tinggi kesadaran untuk mencegah terjadinya anemia. Tingkat pengetahuan ibu hamil dapat diperoleh dari pendidikan formal, informal, dan nonformal. Tingkat pengetahuan ibu hamil akan mempengaruhi perilaku gizi yang berdampak pada pola kebiasaan makan yang pada akhirnya dapat menghindari terjadinya anemia (Notoatmodjo, 2003). 2. Pendidikan Tingkat rendahnya pendidikan erat kaitannya dengan tingkat pengertian tentang zat besi (Fe) serta kesadarannya terhadap konsumsi tablet zat besi (Fe) untuk ibu hamil. Keadaan defisiensi zat besi (Fe) pada ibu hamil sangat ditentukan oleh banyak faktor antara lain tingkat pendidikan ibu hamil. Tingkat pendidikan ibu hamil yang rendah mempengaruhi penerimaan informasi sehingga pengetahuan tentang zat besi (Fe) menjadi terbatas dan berdampak pada terjadinya defisiensi zat besi (Nasoetion, 2003).



7



3. Faktor sosial budaya Faktor



sosial



budaya



setempat



juga



berpengaruh



terjadinya



anemia.



Pendistribusian makanan dalam keluarga yang tidak berdasarkan kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan anggota keluarga, serta pantangan- pantangan yang harus diikuti oleh kelompok khusus misalnya ibu hamil, bayi, ibu nifas merupakan kebiasaan- kebiasaan adat istiadat dan perilaku masyarakat yang menghambat terciptanya pola hidup sehat di masyarakat. Pantangan dalam mengkonsumsi jenis makanan tertentu dapat dipengaruhi oleh faktor budaya/ 20 kepercayaan. Pantangan yang didasari oleh kepercayaan pada umumnya mengandung perlambang atau nasihat yang dianggap baik ataupun yang tidak baik yang lambat laun akan menjadi kebiasaan/ adat (Sulistyoningsih, 2011). Faktor Langsung 1. Konsumsi tablet Fe Tablet besi adalah tablet tambah darah untuk menanggulangi anemia gizi besi yang diberikan kepada ibu hamil. Di samping itu kehamilan memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan membentuk sel darah merah janin dan plasenta. Makin sering seorang wanita mengalami kehamilan dan melahirkan akan makin banyak kehilangan zat besi dan menjadi makin anemis (Manuaba, 2010). Sebagai gambaran berapa banyak kebutuhan zat besi pada setiap kehamilan yaitu sebagai berikut: Meningkatkan sel darah ibu



500 mgr Fe



Terdapat dalam plasenta



300 mgr Fe



Untuk darah janin



100 mgr Fe



Jumlah



900 mgr Fe



+



Jika persediaan cadangan Fe minimal, maka setiap kehamilan akan menguras persediaan Fe tubuh dan akhirnya menimbulkan anemia pada kehamilan berikutnya. Pada kehamilan relatif terjadi anemia karena darah ibu hamil mengalami hemodilusi (pengenceran) dengan peningkatan volume 30% sampai 40% yang puncaknya pada kehamilan 32 8



sampai 34 minggu. Jumlah peningkatan sel darah 18% sampai 30% dan hemoglobin sekitar 19%. Bila hemoglobin ibu sebelum hamil sekitar 11 gr% maka dengan terjadinya hemodilusi akan mengakibatkan anemia hamil fisiologis, dan Hb ibu akan menjadi 9,5 sampai 10 gr% (Manuaba, 2010). Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengkonsumsi tablet besi yaitu: a. Minum tablet besi dengan air putih, jangan minum dengan teh, susu, kopi karena dapat menurunkan penyerapan zat besi dalam tubuh sehingga manfaatnya menjadi berkurang. b. Kadang- kadang dapat terjadi gejala ringan yang tidak membahayakan seperti perut terasa tidak enak, mual-mual, susah buang air besar dan tinja berwarna hitam. c. Untuk mengurangi gejala sampingan, minum tablet besi setelah makan malam, menjelang tidur. Akan lebih baik bila setelah minum tablet besi disertai makan buah-buahan seperti pisang, pepaya, jeruk, dll. d. Simpanlah tablet besi di tempat yang kering, terhindar dari sinar matahari langsung, jauhkan dari jangkauan anak, dan setelah dibuka harus ditutup kembali dengan rapat. Tablet besi yang telah berubah warna sebaiknya tidak diminum (warna asli: merah darah). e. Tablet besi tidak menyebabkan tekanan darah tinggi atau kebanyakan darah. f. Tablet besi adalah obat bebas terbatas sehingga dapat dibeli di Apotek, toko obat, warung, Bidan Praktik, Pos Obat Desa. g. Dianjurkan menggunakan tablet besi generik yang disediakan pemerintah dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat, namun dapat pula dipergunakan tablet besi dengan merk dagang lain yang memenuhi kandungan seperti tablet besi generik. (Sulistyoningsih 2011) 2. Status gizi ibu hamil Status gizi ibu hamil sangat mempengaruhi pertumbuhan janin dalam kandungan, apabila status gizi ibu buruk, baik sebelum kehamilan atau pada saat kehamilan akan menyebabkan berat badan lahir rendah (BBLR). Disamping itu akan mengakibatkan terlambatnya pertumbuhan otak janin, anemia pada bayi baru lahir, bayi baru lahir mudah 9



terinfeksi, abortus dan sebagainya. Kondisi anak yang terlahir dari ibu yang kekurangan gizi dan hidup dalam lingkungan yang miskin akan menghasilkan generasi kekurangan gizi dan mudah terkena penyakit infeksi. Keadaan ini biasanya ditandai dengan berat dan tinggi badan yang kurang optimal (Supariasa, 2001). Selama kehamilan ibu akan mengalami penambahan berat badan sekitar 10-12 kg, sedangkan ibu hamil dengan tinggi badan kurang dari 150 cm cukup sekitar 8,8 – 13,6 kg. Pada trimester II dan III pertambahan berat badan sekitar 0,34 – 0,5 kg tiap minggu. Ibu yang sebelum hamil memiliki berat normal kemungkinan tidak memiliki masalah dalam konsumsi makan setiap hari, namun penambahan berat badannya harus dipantau agar



selama



hamil



tidak



mengalami



kekurangan



atau



sebaliknya



kelebihan



(Sulistyoningsih, 2011). 3. Penyakit infeksi Beberapa infeksi penyakit memperbesar risiko menderita anemia. Infeksi itu umumnya adalah kecacingan dan malaria. Kecacingan jarang sekali menyebabkan kematian secara langsung, namun sangat mempengaruhi kualitas hidup penderitanya. Infeksi cacing akan menyebabkan malnutrisi dan dapat mengakibatkan anemia defisiensi besi. Infeksi malaria dapat menyebabkan anemia. Beberapa fakta menunjukkan bahwa parasitemia yang persisten atau rekuren mengakibatkan anemia defisiensi besi, walaupun mekanismenya belum diketahuai dengan pasti. Pada malaria fase akut terjadi penurunan absorpsi besi, kadar haptoglobin yang rendah, sebagai akibat dari hemolisis intravaskuler, akan menurunkan pembentukkan kompleks haptoglobin hemoglobin, yang dikeluarkan dari sirkulasi oleh hepar, berakibat penurunan availabilitas besi (Wiknjosastro, 2007, p.448). 4. Perdarahan Penyebab anemia besi juga dikarenakan terlampau banyaknya besi keluar dari badan misalnya perdarahan. Pada seorang wanita terjadi kehilangan darah secara alamiah setiap bulan. Jika darah keluar selama menstruasi sangat banyak akan terjadi anemia definisi zat besi (Arisman, 2004).



10



Faktor tidak langsung 1. Frekuensi ANC Pelayanan antenal adalah pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan janinnya oleh tenaga profesional meliputi pemeriksaan kehamilan sesuai dengan standar pelayanan yaitu minimal 4 kali pemeriksaan selama kehamilan. Jadwal pemeriksaan ANC yang ideal adalah sekali dalam sebulan saat mulai terlambat haid sampai kehamilan 28 minggu, sekali dalam 2 minggu pada kehamilan 28 minggu sampai 36 minggu, sekali dalam seminggu pada kehamilan diatas 36 minggu (Prawirohardjo, 2007). Dengan pemeriksaan ANC diharapkan anemia pada ibu hamil dapat dideteksi sedini mungkin sehingga ibu dapat merawat dirinya selama hamil dan mempersiapkan kehamilannya. 2. Paritas Paritas adalah kelahiran setelah gestasi 20 minggu, tanpa memperhatikan apakah bayi hidup atau mati (Patricia W, 2006). Paritas ibu merupakan frekuensi ibu pernah melahirkan anak hidup atau mati, tetapi bukan aborsi (Salmah, 2006). Paritas secara luas mencakup gravida/ jumlah kehamilan, premature/ jumlah kelahiran dan abortus/ jumlah keguguran. Sedang dalam arti khusus yaitu jumlah atau banyaknya anak yang dilahirkan. Paritas dikatakan tinggi bila seorang ibu/ wanita melahirkan anak ke empat atau lebih. Seorang wanita yang sudah mempunyai tiga anak dan terjadi kehamilan lagi keadaan kesejahteraannya akan mulai menurun, sering mengalami kurang darah (anemia), terjadi perdarahan lewat jalan lahir dan letak bayi sungsang atau lintang (Poedji Rochjati, 2003). 3. Umur ibu Usia reproduksi wanita digolongkan menjadi dua, yaitu usia reproduksi sehat dan usia reproduksi tidak sehat. Usia reproduksi sehat yaitu mulai dari umur 20 tahun sampai 35 tahun. Sedangkan usia reproduksi tidak sehat yaitu umur kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun (Manuaba, 1998). Semakin muda dan semakin tua umur seorang ibu yang sedang hamil, akan berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang diperlukan. Umur muda perlu tambahan gizi yang banyak karena selain digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan dirinya sendiri juga harus berbagi dengan janin yang sedang dikandung. Sedangkan untuk umur yang tua perlu energi yang besar juga karena fungsi organ yang makin melemah dan diharuskan untuk bekerja maksimal maka memerlukan tambahan 11



energi yang cukup guna mendukung kehamilan yang sedang berlangsung (Kristiyanasari, 2010). 4. Jarak kehamilan Ibu dikatakan terlalu sering melahirkan bila jaraknya kurang dari 2 tahun. Penelitian menunjukkan bahwa apabila keluarga dapat mengatur jarak antara kelahiran anaknya lebih dari 2 tahun, maka anak akan memiliki probabilitas hidup lebih tinggi dan kondisi anaknya lebih sehat dibanding anak dengan jarak kelahiran dibawah 2 tahun (Aguswilopo, 2004). Jarak yang terlalu dekat akan menyebabkan kualitas janin atau anak yang rendah dan juga akan merugikan kesehatan ibu. Ibu tidak memperoleh kesempatan untuk memperbaiki tubuhnya sendiri (ibu memerlukan energi yang cukup untuk memulihkan keadaan setelah melahirkan anaknya). Dengan mengandung kembali maka akan menimbulkan masalah gizi ibu dan janin/ bayi yang dikandung (Baliwati, 2004). Patofisiologi Darah akan bertambah dalam kehamilan, yang lazim disebut Hidremia atau Hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel darah kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah. Perbandingan tersebut adalah plasma sehingga terjadi pengenceran darah. Perbandingan tersebut adalah plasma 30%, sel darah merah 18% dan hemoglobin 19%. Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah dimulai sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan 36 minggu. Secara fisiologis, pengenceran darah ini untuk membantu meringankan kerja jantung yang semakin berat dengan adanya kehamilan. Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan oleh karena perubahan sirkulasi yang makin meningkat terhadap plasenta dan pertumb8han payudara. Volume plasma meningkat 45%-65% dimulai pada trimester 2 kehamilan dan maksimum terjadi pada bulan ke 9 dan meningkatnya sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterm serta Kembali normal 3 bulan setelah partus (Prawirohardjo, 2002).



12



2.3 Tanda dan gejala anemia pada kehamilan 1. Anemia ringan Biasanya anemia ringan tidak menimbulkan tanda dan gejala apapun, jika anemia secara perlahan terus menerus (kronis), tubuh dapat beradaptasi dan mengimbangi perubahan, dalam hal ini mungkin tidak ada gejala apapun sampai anemia menjadi berat (Proverawati, 2011:h.21) 2. Aanemia sedang Karena jumlah sel darah merag yang rendah menyebabkan berkurangnya pengiriman oksigen kesetiap jaringan dalam tubuh, anemia dapat menyebabkan berbagai tanda dan gejala. Gejala anemia mungkin termasuk: kelelahan, penurunan energi, kelemahan, sesak nafas ringan, tampak pucat. (Atikah, 2011:21) 3. Anemia berat Beberapa tanda yang mungkin menunjukkan anemia berat pada seseorang, seperti: perubahan warna tinja, denyut jantung cepat, tekanan darah rendah, frekuensi nafas cepat atau kulit dingin, pusing, sakit kepala dan nyeri dada (Proverawati, 2011:h.22) dalam Mucholifah:2013 h.18 19 ) Kebanyakan wanita yang mengalami defisiensi zat besi adalah asimptomatik. Mereka yang datang dengan gejala keletihan, kurang energi, atau berkunangkunang. Menurut DINKES Kabupaten Banjarnegara, 2006 gejala anemia adalah 5L (lemah, letih, lesu, lelah, lalai) kelopak mata, bibir, lidah telapak tangandan kulit pucat, pusing dan mata berkunang-kunang. Pada kebanyakan kasus anemia defisiensi zat besi, stomatitis pecah pada bibir dan kuku rapuh. (Walsh, 2008:h.441) dalam (Daryanti,2011). Tanda dan gejala umum dari anemia yaitu letih, sering mengantuk, pusing, lemah, nyeri kepala, luka pada lidah, kulit pucat, membran mukosa pucat (misal konjungtiva), bantalan kuku pucat, tidak ada nafsu makan, mual dan muntah. (Varney, 2010).



13



2.4 Penegakkan Diagnosis Diagnosa anemia dalam kehamilan dapat ditegakkan. Untuk dapat mendiagnosis anemia, dapat dilakukan beberapa pendekatan menurut Sudoyo, et al (2010), berikut adalah pemeriksaan dan pendekatan untuk diagnosis anemia: 1) Pemeriksaan Laboratorium. Pemeriksaan laboratorium merupakan penunjang diagnostic pokok dalam diagnosis anaemia. 2) Pendekatan Diagnosis Anemia. 3) Pendekatan Klinis. 2.5 Klasifikasi anemia pada kehamilan Klasifikasi Klasifikasi Derajat Anemia Menurut WHO yang dikutip dalam buku Handayani W, dan Haribowo A S, (2008) : 1. Ringan sekali Hb 10,00 gr% -13,00 gr% 2. Ringan Hb 8,00 gr% - 9,90 gr% 3. Sedang Hb 6,00 gr% - 7,90 gr% 4. Berat Hb < 6,00 gr% Klasifikasi Anemia menurut Setiawan Y (2006), anemia dalam kehamilan dapat dibagi menjadi: 1. Anemia Zat Besi Anemia dalam kehamilan yang paling sering ialah anemia akibat kekurangan zat besi. Kekurangan ini disebabkan karena kurang masuknya unsur zat besi dalam makanan, gangguan reabsorbsi, dan penggunaan terlalu banyaknya zat besi. 2. Anemia Megaloblastik Anemia Megaloblastik dalam kehamilan disebabkan karena defisiensi asam folat. 3. Anemia Hipoplastik Anemia pada wanita hamil yang disebabkan karena sumsum tulang kurang mampu membuat sel-sel darah merah. Dimana etiologinya belum diketahui dengan pasti kecuali sepsis, sinar rontgen, racun dan obat-obatan. 4. Anemia Hemolitik Anemia yang disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat, yaitu penyakit malaria.



14



Pembagian anemia berdasarkan pemeriksaan hemoglobin menurut Manuaba (2007), adalah : 1. Tidak anemia : Hb 11,00 gr% 2. Anemia ringan : Hb 9,00-10,00 gr% 3. Anemia sedang : Hb 7,00-8,00 gr% 4. Anemia berat : Hb < 7,00 gr% 2.6 Komplikasi Anemia Terhadap Ibu dan Janin Pengaruh anemia pada kehamilan.risiko pada masa antenatal : beratbadan kurang, plasenta previa, eklamsia, ketuban pecah dini, anemia pada masa intranatal dapat terjadi tenaga untuk mengedan lemah, perdarahan intranatal, shock, dan masa pascanatal dapat terjadi subinvolusi. Sedangkan komplikasi yang dapat terjadi pada neonatus: premature,apgar scor rendah,gawat janin. Bahaya pada Trimester II dan trimesterIII, anemia dapat menyebabkan terjadinya partus premature, perdarahan antepartum, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim,asfiksia intrapartum sampai kematian, gestosisdan mudah terkena infeksi, dan dekompensasi kordis hingga kematian ibu (Mansjoer A. dkk., 2008).Bahaya anemia pada ibu hamil saat persalinan, dapat menyebabkan gangguan his primer,sekunder,janin lahir dengan anemia, persalinan dengan tindakan-tindakan tinggi karenaibu cepat lelah dan gangguan perjalanan persalinan perlu tindakan operatif (Mansjoer A. dkk., 2008). Anemia kehamilan dapat menyebabkan kelemahan dan kelelahan sehingga akan mempengaruhi ibu saat mengedan untuk melahirkan bayi (Smithetal.,2012). Bahaya anemia pada ibu hamil saat persalinan :gangguan his-kekuatan mengejan,Kala I dapat berlangsung lama dan terjadi partus terlantar, KalaII berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering memerlukan tindakan operasi kebidanan, KalaIII dapat diikuti retensio plasenta, dan perdarahan postpartum akibat atonia uteri, KalaIV dapat terjadi perdarahan post partum sekunder dan atonia uteri. Pada kalanifas : Terjadi subinvolusi uteri yang menimbulkan perdarahan postpartum, memudahkan infeksi puerperium, pengeluaranASI berkurang,dekompensasi kosrdis mendadak setelah persalinan, anemiakalanifas, mudah terjadi infeksi mammae(Saifudin,2006)



15



Pengaruh anemia terhadap kehamilan : a)Abortus b)Persalinan prematuritas c)Hambatan tumbuh kembang janin d)Mudah infeksi e)Ancaman dekompensasi kordis (Hb < 6 gr %)f)Heperemesis gravidarumg)Perdarahan antepartumh)Ketuban pecah dini Akibat anemia terhadap kehamilan: a)Abortus b)Kematian intra uterine c)Persalinan prematuritas tinggi d)Berat badan lahir rendah e)Kelahiran dengan anemia f) Cacat bawaang (Bayi mudah infeksi sampai kematian perinatalh) Intelegiensia rendah (Manuaba, 2010) 2.7 Penatalaksanaan Menurut sulistyoningsih (2011) penanggulangan anemia pada ibu hamil dapat dilakukan dengan cara pemberian tablet besi serta peningkatan kualitas makanan seharihari. Ibu hamil biasanya tidak hanya mendapat preparat besi tetapi juga asam folat. Dosis pemberian asam folat sebanyak 500mg dan zat besi sebanyak 120mg, pemberian zat besi sebanyak 30 gram perhari akan meningkatkan kadar hemoglobin sebesar 1.3gr/dl/minggu atau dalam 10 hari. Pemberian konseling serta pemahaman ibu akan konseling yang telat diberikan juga sangat berpengaruh,untuk konseling yang diberikan pada ibu hamil dengan anemia sedang diantaranya : memberikan konseling pada ibu mengenai makanan yang banyak mengandung zat besi dan cara pengolahannya. Beberapa contoh makanan yang banyak mengandung zat besi seperti daging sapi, ayam, sarden, roti gandum, kapri, buncis



16



panggang, kacang merah, sayuran berdaun hijau, brokoli, daun bawang, bayam dan telur. (Proverawati,2011). Penatalaksaan anemia sedang pada ibu hamil adalah memberikan terapi vitamin B.com 3x1, Fe 300MG 1x1, vitamin C 250mg 3x1, zat besi 120mg 3x1, zat besi 120mg dan asam folat peroral 500mg 1x1. Penatalaksanaan medis a. Anemia ringan 1. Pada kehamilan dengan kadar Hb 9-10 gr/dl masih dianggap ringan sehingga hanya perlu diperlukan kombinasi 60mg/hari zat besi dan 500mg asam folat peroral sekali sehari. (Arisman,2004: h.150) 2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang makanan yang baik dikonsumsi selama hamil,misalnya: daging, sayuran hijau seperti bayam, daun singkong, kangkung, kacangkacangan dan buah-buahan. (Pudiastuti,2011: h.104) b. Anemia sedang 1. Pengobatan dapat dimulai dengan preparat besi seros 600-1000 mg/hari seperti sulfat ferosus atau glukosa ferosus. (Winjosastro,2005: h.452) 2. Meningkatkan konsumsi tablet besi secara rutin dan mengkonsumsi makanan yang bergizi serta banyak mengandung zat besi. (Manuaba,2010: h.238). 3. Memberikan tablet tambah darah sehari 1 tablet/90 tablet selama hamil. (Ratna Dwi,2011: h.105). c. Anemia berat 1. Pemberian preparat besi 60 mg dan asam folat 400 mg 6 bulan selama hamil dilanjutkan sampai 3 bulan setelah melahirkan. (Arisman,2004: h.153). 2. Meningkatkan konsumsi tablet besi secara rutin,memperbaiki kesehatan lingkungan, mengkonsumsi makanan yang bergizi, banyak mengandung zat besi dan lakukan transfusi darah. (Manuaba,2010: h.238).



17



2.8 Pencegahan Anemia Pencegahan anemia pada ibu hamil antara lain : a) Mengkonsumsi pangan lebih banyak dan beragam, contoh sayuran warnahijau, kacang – kacangan, protein hewani, terutama hati. b) Mengkonsumsi makanan yang kaya akan vitamin C seperti jeruk, tomat, mangga dan lain–lain yang dapat meningkatkan penyerapan zat besi.Suplemen zat besi memang diperlukan untuk kondisi tertentu, wanita hamil dan anemia berat misalnya. Manfaat zat besi selama kehamilan bukan untuk meningkatkan atau menjaga konsentrasi hemoglobin ibu, atau untuk mencegah kekurangan zat besi pada ibu. Ibu yang mengalami kekurangan zat besi pada awal kehamilan dan tidak mendapatkan suplemen memerlukan sekitar 2 tahun untuk mengisi kembali simpanan zat besi dari sumbersumber makanan sehingga suplemen zat besi direkomendasikan sebagai dasar yang rutin (Depkes, 2008). Penderita anemia ringan sebaliknya tidak menggunakan suplemen zat besi. Lebih cepat bila mengupayakan perbaikan menu makanan. Misalnya dengan konsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi seperti telur, susu, hati, ikan, daging, kacangkacangan (tahu, oncom, kedelai, kacang hijau, sayuran berwarna hijau, sayuran berwarna hijau tua (kangkung, bayam) dan buah-buahan (jeruk, jambu biji dan pisang). Selain itu tambahkan substansi yang memudahkan penyerapan zat besi seperti vitamin C, air jeruk, daging



ayam



dan



ikan.



Sebaliknya



substansi



teh dan kopi patut dihindari (Anonim: 2004)



18



penghambat penyerapan zat besi seperti



BAB III PEMBAHASAN



POLTEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG PROGRAM STUDI KEBIDANAN KARAWANG Jalan Kertabummi No. 74 FORMAT PENGKAJIAN ANTENATAL CARE No. Register : 15/ANC/31 Kamis,30Apri2020/10.00 Nama Pengkaji : Sofiatun Nisa I.



PENGKAJIAN DATA SUBJEKTIF (S) A. BIODATA Nama Klien : Ny.S Umur : 25tahun Suku Bangsa : Sunda Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan : IRT Golongan darah : O Alamat rumah : Jln Mawar no.59



Tanggal/Waktu Pengkajian



:



Tempat Pengkajian



: Praktik Bidan Mandiri



Nama Suami : Tn. Y Umur : 27 tahun Suku Bangsa : Sunda Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan : Wiraswasta Golongan darah : B Alamat rumah : Jln Mawar no.59



B. KELUHAN : Ibu mengatakan hamil 7 bulan mengeluh cepat lelah, mata kunang – kunang, pusing, lemas dan kurang nafsu makan C. RIWAYAT KEHAMILAN SEKARANG Kehamilan ke : 1 Bersalin : 0 Kali Keguguran : 0 Kali HPHT : 10-09-2019 Taksiran Persalinan : 17-06-2020 Usia Kehamilan : 29 minggu 4 hari Siklus haid : 28 hari Lamanya Haid : 3-5 hari, Teratur Dismenorrhea : Tidak Banyaknya : 2 kali ganti pembalut/hari Pergerakan janin yang pertama kali dirasakan : 5 bulan Gerakan janin yang dirasakan dalam 24 jam terakhir : 4 kali, Kuat Imunisasi : TT1 tanggal : 02-11-2019 Tempat : Posyandu TT2 tanggal : 03-12-2019 Tempat : Posyandu Periksa Kehamilan : 4 Kali Tempat : Puskesmas Oleh : Bidan Tablet Fe : 120 Tablet, Sisa Cara minum : Diminum dengan air putih pada malam hari D. RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN YANG LALU



No .



Tahu n



Usia Kehamilan



Jenis Persalinan



Penyulit kehamila n& persalina n



Penolong



HAMIL 19



Anak Keadaa n Nifas



L /P



B B



P B



Keadaan saat lahir



H/ M



ASI



INI



E. POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI 1. Diet a. Nutrisi 1) Pola makan 2) Jenis makanan yang dikonsumsi 3) Makanan yang dipantang 4) Perubahan pola makan 5) Alergi terhadap makanan b. Hidrasi 1) Jenis cairan yang diminum sehari 2) Jumlah cairan yang diminum sehari



:1 kali/hari : Nasi. Sayuran : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Air putih dan teh : 8 gelas



2. Istirahat dan Tidur Malam : 5 jam/hari Siang : - jam/hari 3. Personal Hygiene Mandi : 2 x/hari Gosok Gigi : 2 x/hari Ganti pakaian : 2 x/hari Jenis pakaian yang dipakai saat hamil : Pakaian longgar seperti daster 4. Aktivitas Seksual Adakah Perubahan : Tidak ada Frekuensi : 1x dalam seminggu Keluhan/masalah : Tidak ada 5. Eliminasi BAK : 4-5 x/hari Banyaknya : 150 cc BAB : 1 x/hari Konsistensi : Lembek F. RIWAYAT KESEHATAN 1. Riwayat penyakit yang sedang/pernah diderita



No .



Nama Penyakit



Sejak Kapan



Terapi



Tidak ada



Tidak ada



Tidak ada



2. Riwayat penyakit keluarga Hipertensi : Ada DM : Tidak ada 3. Riwayat alergi : Tidak ada 4. Perilaku Kesehatan a. Penggunaan alkohol/obat-obatan sejenis Jenisnya Banyaknya Waktu mengkonsumsi b. Obat-obatan/jamu yang sering dikonsumsi Jenisnya 20



Ashma : Tidak ada : ya/(tidak) : tidak : tidak : tidak : ada/(tidak) : tidak



Lain-lain : Tidak ada



Banyaknya Waktu mengkonsumsi c. Merokok Jenisnya Banyaknya Waktu mengkonsumsi 5. Riwayat kontrasepsi Jenis kontrasepsi Alasan Lama pemakaian Keluhan Rencana KB yang akan datang



: tidak : tidak : ya/(tidak) : tidak : tidak : tidak : Tidak memakai : Ingin cepat mempunyai anak : Tidak memakai : Tidak ada : KB suntik 3 bulan



G. RIWAYAT SOSIAL Kehamilan ini diinginkan atau direncanakan : Ya Status Perkawinan : Menikah Nikah ke : 1 Lamanya : 6 tahun Pengambilan keputusan dalam keluarga : Suami Pendamping persalinan : Suami Dukungan keluarga : Sangat baik Pendodonor darah : Keluarga Hubungan klien dengan suami : Baik Hubungan klien dengan anggota keluarga lain : Baik Rencana persalinan : Normal Tempat : Puskesmas Oleh Siapa : Bidan Keluarga yang tinggal serumah



II.



No.



Nama



1



Tn. Y



L/ P L



Usia 27 th



Hubungan Keluarga Suami



Pendidikan



Pekerjaan



SMA



Wiraswasta



Ket.



PENGKAJIAN DATA OBJEKTIF (O) A. Keadaan Umum : Baik Kesadaran : Composmentis Status Emosional : Stabil B. Tanda-tanda vital Tekanan Darah : 100/70 mmHg Nadi : 82kali/menit, regular/irregular Respirasi : 25 kali/menit, regular/irregular Suhu : 36,5 oC C. Tinggi badan : 155 cm Berat badan sekarang : 50 Kg IMT : 20,8 kg/m2 Berat badan sebelum hamil : 45 Kg Kenaikan berat badan :5 Kg Lingkar Lengan : 27 cm D. Pemeriksaan Fisik 1. Kepala Inspeksi a. Warna rambut : Hitam b. Kebersihan : Bersih, tidak ada kotoran Palpasi a. Keadaan rambut : Tidak rontok b. Benjolan : Tidak ada benjolan 2. Muka Inspeksi 21



3.



4.



5.



6.



7. 8. 9.



10.



11.



a. Oedema : Tidak ada oedema b. Pucat atau tidak : Pucat Palpasi a. Oedema : Tidak ada oedema Mata Inspeksi a. Konjungtiva : Pucat b. Sklera : Putih Hidung a. Kebersihan : Bersih b. Pengeluaran : Tidak ada c. Polip : Tidak ada Telinga a. Kebersihan : Bersih b. Pengeluaran : Tidak ada c. Fungsi pendengaran : Baik Bibir Inspeksi a. Pucat : Pucat b. Stomatitis : Tidak stomatitis Gigi a. Caries : Tidak ada b. Gigi palsu : Tidak ada Lidah a. Warna : Merah muda Leher a. Pembengkakan kelenjar thyroid : Tidak ada b. Pembengkakan KGB : Tidak ada c. Pembengkakan vena jugularis : Tidak ada Dada Jantung a. Irama : Tidak dilakukan Gallop : Tidak dilakukan Mur-mur : Tidak dilakukan Paru-paru a. Bunyi : Tidak dilakukan Ronchii : Tidak dilakukan Wheezing : Tidak dilakukan Payudara Inspeksi : Simetris/tidak : Simetris Benjolan : Tidak ada Hyperpigmentasi : Tidak ada Palpasi : Benjolan : Tidak ada Puting susu : Menonjol Kelainan Retraksi : Tidak ada Lecet : Tidak ada Abdomen Inspeksi a. Bentuk perut : Sesuai usia kehamilan b. Sikatrik bekas operasi : Tidak ada c. Striae : Ada d. Hyperpigmentasi : Tidak ada Palpasi a. TFU : 30 cm 22



b. Leopold I



: 3 jari diatas simfisis, teraba bulat, lunak dan tidak melenting



(bokong) c. Leopold II



: Kiri : Teraba bagian – bagian terkecil janin ( Ekstremitas ) Kanan : Teraba jelas,cembung, ada tahanan seperti papan (Punggung) : Teraba bulat, keras dan tidak melenting (Kepala) : Tidak dilakukan : Tidak dilakukan : 2.635 gram



d. Leopold III e. Leopold IV f. Perlimaan g. TBJ Auskultasi a. DJJ : 152x/menit 12. Ekstremitas Ekstremitas atas Inspeksi a. Oedema : Tidak ada b. Kuku : Bersih, tidak panjang Palpasi a. Oedema : Tidak ada b. Capillary refill : Kembali < 2 detik Ekstremitas bawah Inspeksi a. Bentuk : Simetris b. Oedema : Ada c. Capillary refill : Kembali < 2 detik d. Varises : Tidak ada Perkusi a. Reflex patella : (+) Positif 13. Genetalia Inspeksi a. Oedema : Tidak ada b. Varises : Tidak ada c. Pembesaran kelenjar bartholin : Tidak ada d. Pengeluaran : Tidak ada e. Luka perineum : Tidak ada Palpasi a. Oedema : Tidak ada b. Varises : Tidak ada c. Pembesaran kelenjar bartholin : Tidak ada d. Pengeluaran : Tidak ada 14. Anus Inspeksi a. Haemorroid : Tidak ada



E. Pemeriksaan Laboratorium 1. Darah : Hb : 6 gr% 2. Urine : Protein Glukosa



: (-) : (-)



III. ASSESMENT (A) 23



Diagnosa



: Ibu G1P0A0 29minggu janin tunggal intra uteri dalam



keadaan baik dan ibu dengan anemia berat Masalah potensial



: Ibu mengalami cepat lelah, mata kunang – kunang,



pusing, lemas Antisipasi masalah potensial



: Ibu di rujuk ke Poned diberikan penanganan yang tepat



IV. Penatalaksanaan (P) 1. Memberitahu ibu bahwa ibu mengalami anemia berat Evaluasi : Ibu mengetahui keadaan yang dialaminya saat ini 2. Menjelaskan bahwa keluhan yang dirasakannya yaitu cepat lelah, mata kunang – kunang, pusing, lemah merupakan tanda ibu mempunyai darah rendah. Ibu dijelaskan bahwa pertolongan persalinan tidak bisa dilakukan di BPM. Ibu akan dijelaskan prosedur persalinan di Poned. Bidan melakukan perencanaan persalinan ibu diPoned Evaluasi : Ibu mengerti dan akan melakukan saran bidan 3. Melakukan Informed consent Rasional : sebagai bukti tertulis bagi bidan jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan 4. Anjurkan kepada ibu untuk bangun secara perlahan dan posisi istirahat dan hindari berdiri terlalu lama Rasional : ibu mengerti dan akan melakukannya agar dapat meringankan keluhan sering pusing dan ibu dapat beradaptasi dengan keluhan dan ketidaknyamanan 5. Memasang infus RL dengan canul IV ( UK 16/18) Rasional : memenuhi kebutuhan cairan ibu 6. Memasang oksigen jika terjadinya sesak untuk melihat terjadinya hipoksia Rasional : Mengatur jalannya nafas ibu 7. Melakukan kolaborasi dengan bidan poned ntuk pemberian terapi dan tindakan sesuai prosedur terapi Rasional : melakukan fungsi interdependent 8. Menganjurkan ibu agar menjaga pola makan serta asupan nutrisi yang dikonsumsinya. Ibu dianjurkan untuk diet cukup protein, rendah karbohidrat dan lemak. Ibu dianjurkan untuk mengurangi konsumsi makanan yang digoreng. Evaluasi : Ibu mengerti dan akan melakukan yang dianjurkan oleh bidan 9. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan dirinya seperti mengganti celana dalam setiap kali merasa lembab atau basah. Mandi 2x sehari, gosok gigi dan keramas. Evaluasi : Ibu bersedia mengikuti anjuran bidan 10. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup, siang hari kurang lebih 2 jam dan pada malam hari kurang lebih 8 jam agar kondisi dan stamina ibu tetap terjaga. Evaluasi : Ibu bersedia mengikuti anjuran yang diberikan bidan 24



11. Memberitahukan ibu tanda-tanda bahaya kehamilan yaitu  Pendarahan pervaginam  Sakit kepala yang hebat  Pandangan mata kabur  Bengkak pada wajah, mata dan kaki Evaluasi : Ibu mengerti



25



BAB IV PENUTUP A. Simpulan Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin (Hb) < 11 gr % pada trimester I dan III sedangkan pada trimester II kadar hemoglobin < 10,5 gr%. Anemia kehamilan di sebut “potentional danger to mother and child” (potensi membahayakan ibu dan anak), karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan. Berdasarkan hasil pemeriksaan kadar hemoglobin yang telah dilakukan di Bidan Praktik Mandiri(BPM) dapat disimpulkan bahwa Hb ibu hamil kadar hemoglobinnya dibawah normal 6 gr% dikatakan sebagai anemia berat, sedangkan kadar hemoglobin normal sebanyak 10,5 gr% - 12,5gr%. B. Saran a.



Dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi (sayuran, buah-buahan) secara rutin, memperbaiki kesehatan lingkungan, dan lakukan transfusi darah.



b.



Menganjurkan ibu agar menjaga pola makan serta asupan nutrisi yang dikonsumsinya.



c.



Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup, siang hari kurang lebih 2 jam dan pada malam hari kurang lebih 8 jam agar kondisi dan stamina ibu tetap terjaga.



d.



Rutin mengontrol kondisi kandungan/janin ibu.



e.



Menganjurkan ibu ke poned untuk penanganan lebih lanjut.



26



DAFTAR PUSTAKA



http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/article/viewFile/2862/3514 Mucholifah.



2013.



“Tanda



dan



gejala



anemia



pada



kehamilan”.



http://repository.ump.ac.id/1887/3/Mucholifah%20BAB%20II.pdf h.18-19. Diakses pada 04-05-2020



pukul 15.08 Daryanti.2011.“Anemia pada kehamilan”. http://repository.ump.ac.id/6975/3/DARYANTI%20BAB%20II.pdf



https://digilib.unila.ac.id/2382/11/BAB%20II.pdf http://digilib.unisayogya.ac.id/1929/1/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf http://repository.ump.ac.id/1887/3/Mucholifah%20BAB%20II.pdf https://www.scribd.com/doc/259224728/Klasifikasi-Derajat-Anemia-Menurut-WHO-YangDikutip-Dalam-Buku-Handayani-W Http://repository.unimus.ac.id/2352/3/BAB%2520II.pdf



27