Case Incident 2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Ajeng Chandrasari Alpha Alan Dharma Saputra Doli Martua Nasution Wahyu Murcahyati



1306483946 1306483984 1306484324 1306485466



1. If Toyota is not the cause of unintended acceleration, why was it blamed for? 







Di sektor industri otomotif penarikan produk merupakan fenomena umum, akan tetapi penarikan yang dilakukan Toyota menunjukkan kondisi yang berbeda dan melibatkan dampak serius lainnya. Masalah utama penarikan berfokus pada masalah akselerasi, yang sangat penting bagi pengemudi. Hal ini menyebabkan turunnya kepercayaan pelanggan tentang kualitas produk Toyota. Toyota disalahkan untuk masalah unintended acceleration karena kegagalan mereka dalam Public relations. Public Relations toyota terlalu lambat dalam merespons kasus penarikan produk ini. CEO Toyota tidak mengeluarkan statement apapun tentang krisis ini dan publik menganggap perusahaan tidak transparan dan berusaha menutupi sesuatu.











Masalah Utama sebenarnya karena Toyota menerapkan budaya Jepang dalam public relations yang cenderung menyelesaikan masalah di dalam internal perusahaan terlebih dahulu tanpa banyak berkomunikasi dengan media dan pelanggan, dan setelah semua selesai baru mereka akan menjelaskan semua masalah dan penyelesaiannya. Akan tetapi masyarakat America menganggap bahwa aksi diam adalah sebuah pengabaian dan ketidakprofesionalan. Mereka lebih menyukai penjelasan terlebih dahulu sebelum adanya penyelesaian masalah. Masyarakat Amerika berharap CEO Toyota meminta maaf penarikan produk tersebut dan menyediakan penjelasan yang dapat diterima. Akan tetapi lagi lagi CEO Toyota baru meminta maaf pada 5 Februari 2010 dan memberikan penjelasan pada tanggal 24 Februari 2010, yang dianggap sudah terlambat oleh masyarakat Amerika dan mereka kehilangan kepercayaan pada produk-produk Toyota



Investigations have shown that after stories of unintended acceleration are publicized, report of incidents increase for all automobiles. Why is this the case? Sebenarnya tidak hanya kasus Toyota saja yang menjadi akar masalahnya, Audi juga pernah melakukan hal yang sama, hal itu terbukti dengan laporan yang dibuat oleh 60 Minutes dengan judul “Out of Control” yang mengindikasikan adanya kesalahan (defect) dalam pabrikasi mobil menjadi penyebab terjadinya kecelakaan terkait sudden-acceleration, tetapi hal ini tidak dapat dibuktikan sepenuhnya. Hal yang sama dialami oleh Toyota, adanya tudingan bahwa 37 kecelakaan disebabkan oleh defect dalam mobil Toyota. Hal ini juga mungkin dicurigai dengan adanya tindakan Toyota untuk menarik sekitar 9 juta produknya dari pasar. Perkembangan dalam duni otomotif juga salah satu hal yang menjadi perhatian. Semakin kemari, dunia otomatif semakin menawarkan produk yang jauh lebih canggih yang mengurangi effort pengendara dalam mengendarainya. Hal ini juga ditengarai menjadi alasan pentingnya isu keselamatan yang mulai bergeser dari yang dulunya adalah hal yang menjadi perhatian dan titik berat dari pengendara menuju ke produsen mobil yang harus memastikan bahwa keselamatan dalam penggunaan produknya adalah terjamin.



3. Is it possible to have a strong-even arrogant-culture and still produce safe and high-quality vehicles? Budaya perusahaan menunjukan bagaimana karyawan yang ada mempersepsikan karakteristik dari sebuah budaya dalam organisasi tsb, tidak berarti mereka menyukainya. Budaya perusahaan adalah hal yang berbeda dengan kepuasan kerja. Dalam budaya kerja yang kuat, nilai inti perusahaan dibagikan dengan sungguh-sungguh dan dengan area yang luas. Anggota yang menerima nilai inti dan mengkomitmenkan diri mereka berarti influence dari budaya perusahaan dirasakan sangat kuat, hal ini disebabkan karena pembagian secara insentif dan luas menciptakan iklim kontrol perilaku yang tinggi. Namun ketika manajer dan anggotanya tidak sependapat dengan dukungan dari organisasi, maka akan menimbulkan efek mood yang negatif diantara anggota dan membuat kinerja mereka menurun. Efek negatif ini berefek kuat jika manajer percaya bahwa organisasi memberikan dukungan yang melebihi apa yang karyawan pikirkan. Jadi sebenarnya budaya organisasi yang kuat-mungkin arogan dari Toyota masih sanggup melakukan dan membuat kendaraan yang aman dan high-quality. Hal ini disebabkan bahwa kultur The Toyota Way sudah sangat meresap pada karyawan yang ada, meskipun terkesan sombong dan disebutkan bahwa safety-deaf oleh sekretaris transportasi US, dan ternyata memang tidak terbukti. Toyota membuktikan bahwa budaya perusahaan bukanlah hanya sebuah formalitas namun meresap sampai karyawan termasuk operator dan mekanik yang meng-assembly mobil buatan merekan. Kedapatan memproduksi mobil yang aman dan high-quality sangat berpengaruh pada budaya yang ditanamkan perusahaan, dengan budaya perusahaan yang kuat akan sangat mudah untuk men-driver karyawan dengan kebijakan budaya dan kinerja perusahaan yang bahkan akan menambah profit (income generating)



4. If you were the CEO of Toyota when the story was first publicized, how would you have reacted? Hal pertama yang akan kami lakukan bukan langsung menyangkal bahwa akar penyebab permasalahan adalah pada mobil itu sendiri, namun lebih dahulu melakukan investigasi dengan mengecek lagi kondisi mobil dan menganalisis pengendara mobil tersebut. Setelah dilakukan investigasi dan menemukan akar penyebab masalahnya, apakah kelemahan pada mobil itu sendiri atau akibat dari human error, Toyota akan memberikan pernyataan apa tindakan selanjutnya yang akan dilakukan untuk mengurangi resiko tersebut. Dengan demikian Toyota akan lebih terlihat bijaksana dalam menanggapi masalah, dan tidak terkesan arogan.