9 0 485 KB
Catatan Koas Anestesi By: Paulus A.B. / 2014-061-045 FARMAKOLOGI 1. Anestesi Inhalasi
Agent
Pediatric MAC MAC Onset (%) (%) (min)
N2O*
1.04
Halotan
0.76
0.8
2-3
4-16
15-40
Isofluran*
1.15
1.2-1.9
4-6
4-12
0-0.2
Desfluran
6
5-9
1-2
2-6
0-0.2
Laringospasme
2.5-3.3
1-2
4-8
5-8
Nefrotoksik
Sevofluran* 1.85
Durasi (min)
Persentase yang dimetabolisme Efek Samping PONV Hipotensi, CO
> saat MAC >1) CNS : - N2O (meningkatkan CMRO2/cerebral metabolic rate for O2), Sevoflurane dan Isoflurane menurunkan - Meningkatkan tekanan intracranial (MAC >1) Neuromuscular : - Meningkatkan relaksasi otot skeletal dan kerja neuromuscular blocking drugs
2. Anestesi Intravena
Obat
Penggunaa n
Dosis (mg/kg )
Dosis Pediatri k (mg/kg)
Induksi
1-2
1-2
1-2.5 50-200 mcg/kg 25-100 mcg/kg
2.5-3.5 60-250 mcg/kg
Ketamine
Cara Kerja Menghambat NMDA reseptor
Propofol
GABA agonist Induksi Maintenanc e Hiperpolarisasi Sedasi
Midazolam (Benzodiaz epin)
GABA agonist Hiperpolarisasi
Keterangan Dosis induksi (mg/kgBB IV) Tekanan Darah HR SVR Ventilasi
Induksi
Propofol*
0.1-0.3
Onset 30 sec 30-45 sec 30-45 sec 30-45 sec
2-3 min
Dura si 5-10 min
Apnea
20-40 min
1-2.5
Midazolam* 0.1-0.3
1-2
Turun Turun Turun Turun
Turun Turun -
Naik Naik Naik -
Efek Samping Hipertens i Mual muntah Heart failure
Apnea
Ketamin*
RR Cerebral Blood Flow Intracranial Pressure Anxiolysis Analgesia Nausea & Vomit Nyeri injeksi
Turun Turun
-
Naik
Turun
-
Naik
Turun
Yes -
Yes -
Yes
-
-
3. Opioid Obat
Morphine (reseptor Mu)
Fentanyl (Resepto r Mu)
Cara Kerja Berikatan dengan opioid reseptor dan aktivasi protein G inhibisi pain signal dengan menghambat produksi substansi P, hiperpolarisasi sel dan reduksi eksitasi neuron
Pengguna an
Dosis (mg/kg)
Dosis Onse Pediatrik t (mg/kg)
Premedica tion Intra op
0.05-0.2 0.1-1
0.1
Post op
0.03-0.15
0.025-0.1
Pre Induction
1-3 mcg/kg 2-150 mcg/kg 0.5-1.5 mcg/kg
1-5 mcg/kg 50-100 mcg/kg 1-2 mcg/kg
Intra op Post op
Dura si
35
Volume tidal < 5ml/kg Kapasitas < 15ml/kg Oksigenasi: PaO2 < 50mmHg dengan fraksi oksigen 60% Ventilasi: PCO2 > 50mmHg
Mode Ventilasi: Controlled Minute Ventilation (CMV) Mode ventilasi ini sangat mirip dengan mode yang dipakai diruang operasi dimana laju nafas dan volume tidal ditentukan oleh klinisi. CMV digunakan bila nafas spontan tidak ada atau minimal, misalnya pada penderita dengan hipoksia yang berat. Pressure Controlled Ventilasion (PCV) Klinisi mengatur laju nafas dan rasio inspirasi dan ekspirasi. PCV digunakan untuk melimitasi tekanan pada jalan nafas pada paru-paru dengan komplians yang rendah atau resistensi yang tinggi untuk mencegah risiko barotrauma. Dengan demikian akan diperoleh volume tidal dan minute volume yang bervariasi sesuai dengan perubahan komplians dan resistensi. Assist-control ventilation (ACV) Bila penderita sudah mempunyai nafas spontan maka CMV atau PCV akan menjadi ACV. Pada saat ini berisiko untuk terjadinya hiperventilasi. Synchronised intermittent mandatory ventilation (SIMV) Bila ada upaya nafas, maka mesin ventilator akan memberikan volume tidal, atau jika tak ada upaya nafas maka mesin ventilator akan memberikan laju nafas. Dengan demikian minute volume akan selalu terjamin keberadaannya. Selanjutnya setiap nafas spontan tidak dibantu lagi, akan tetapi sirkuit akan mengalirkan oksigen. Positive End Expiratory Pressure (PEEP) dan Continous Positive Airway Pressure ( CPAP) Pada mode ini tekanan jalan nafas dibuat selalu lebih tinggi dari based line baik pada saat ventilasi mekanik (PEEP) maupun saat ventilasi spontan (CPAP). Dengan cara ini oksigenasi dan pergerakan nafas dinding dada akan tetap baik karena volume alveolus pada akhir expirasi tetap dipertahankan. Hal ini akan memperbaiki volume paru yang tadinya berkurang pada saat akhir expirasi menjadi normal kembali. TERAPI CAIRAN & ELEKTROLIT Prediksi kematian: Estimated blood loss > 5.000mls Tranfusi RBC > 4.000mls Transfusi cairan > 12.000mls Transfusion rates > 12mls/min
Distribusi Cairan dalam Tubuh (Total Body Water): 66% ICF 33% ECF (75% Cairan insterstisial, 25% Cairan Plasma) Kebutuhan Cairan & Elektrolit setiap hari: Dewasa: Air : 35ml/kgBB, kenaikan 1oC ditambah 10-15% Na+ : 1,5mEq/kgBB (±100 mEq atau 5.9g) K+ : 1mEq/kgBB (60mEq atau 4,5gr) Bayi dan Anak: 0-10kg : 4ml/kg/jam (100ml/kg) 10-20kg : 1000ml + 50ml/kg >20kg : 1500ml + 20ml/kg Na+ & K+ : 2mEq/kgBB Cairan Keluar setiap hari: Urine output normal : 0,5-1ml/kg/jam Feses : 1ml/hari Insensible Water Loss : Dewasa 15ml/kg/hari, Anak (30-usia (th)) ml/kg/hari Kristaloid dan Koloid: Keterangan Intravascular Persistance Haemodynamic Stabilisation Required Infusion Volume Risk of tissue oedema Enhancement of capillary perfusion Plasma Colloid Osmotic Pressure Cost
Kristaloid Poor Transient Large Obvious Poor
Koloid Good Prolonged Moderate Insignificant Good
Reduce
Maintained
Inexpensive
Expensive
Berdasarkan tujuan pemberian cairan, ada 3 jenis: Hipotonis (Cairan Rumatan) : D5%, D5%+1/4NS& D5%+1/2NS Isotonis (Cairan Pengganti) : RL, NaCl 0.9%, Koloid (Albumin, PRC) Hipertonik (Cairan khusus) : NaCl 3%, Mannitol 20% Prinsip Terapi Cairan: Resusitasi : Gunakan Kristaloid dengan Sodium Range 130-154 mmol/L bolus 500cc 100 normal + (>2s)
>120 decreased +
>140 decreased +
20-30 20-30
30-40 5-15
>35 Negligible
+
Fluid Requirements (ml/kg/jam) 0-2 2-4 4-8
Replacing Blood Loses: Pasien hanya ditransfusi jika kehilangan 10-20% blood volume / Hb