CBR - Pap - Kelompok 5 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

CRITICAL BOOK REVIEW MK. FISIKA MATEMATIKA I PRODI S1 DIK.FISFMIPA



Skor Nilai :



KERANGKA LANDASAN UNTUK PEMBELAJARAN,PENGAJARAN,DAN ASSESMEN (AGUNG PRIHANTORO,2014)



1.ARTA SITANGGANG (4203321023)



2. BEATRIX SAMOSIR (4203121055)



3. FITRI HANDAYANI (4203321021)



4. HARTATI SIHOTANG



5. PUTRI SIRAIT



6.VIPTA SIMBOLON



(4203121057)



(4203321024)



(4201121009)



DOSEN PENGAMPU : IRFANDI,S.Pd.,M.Si. MATA KULIAH



: PENGUKURAN DAN ASESMEN PEMBELAJARAN FISIKA PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN FISIKA



FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN FEBRUARI,2022



KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan kesehatan,rejeki dan serta pengetahuan kepada penulis sehinggatugas Critical Book Review ini dapat terselesaikan tepat pada waktu yang telah ditentukan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Irfandi, S.Pd.,M.Si.selaku dosen pengampu mata kuliah Pengukuran dan Assesment Pembelajaran Fisika yang telah memberi arahan dalam pengerjaan tugas ini. Penulis juga berterima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam pengerjaan tugas ini. Penulis menyadari bahwa tugas CBR ini masih memiliki banyak kekurangan. Maka dari itu,penulis sangat mengharapkan segala masukan,baik berupa saran ataupun kritikan karena itu dapat memperbaiki kessalahan dan menyempurnakan tugas selanjutnya.



Medan, Februari 2022



Kelompok 5



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................... 2 DAFTAR ISI......................................................................................................................................................... 3 BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................................... 4 A. Rasionalisasi pentingnya CBR....................................................................................................... 4 B. Tujuan penulisan CBR....................................................................................................................... 4 C. Manfaat CBR.......................................................................................................................................... 4 D. Identitas buku yang di review....................................................................................................... 4 D. Executive Summary.............................................................................................................................. 5 BAB II RINGKASAN ISI BUKU..................................................................................................................... 8 A. BAB 1....................................................................................................................................................... 8 B. BAB 2....................................................................................................................................................... 9 C. BAB 3..................................................................................................................................................... 10 D. BAB 4..................................................................................................................................................... 12 E. BAB 5..................................................................................................................................................... 12 F.



BAB 6..................................................................................................................................................... 13



G. BAB 7..................................................................................................................................................... 14 H. BAB 8..................................................................................................................................................... 15 BAB III PEMBAHASAN................................................................................................................................. 17 A. Pembahasan Isi Buku..................................................................................................................... 17 B. Kelebihan dan Kekurangan Buku.............................................................................................. 20 BAB IV PENUTUP........................................................................................................................................... 22 A. Kesimpulan......................................................................................................................................... 22 B. Rekomendasi...................................................................................................................................... 22 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................................ 23 LAMPIRAN........................................................................................................................................................ 24



BAB I PENDAHULUAN A. Rasionalisasi pentingnya CBR Critical Book Review (CBR) sangat penting buat kalangan pendidikan terutama buat mahasiswa maupun mahasiswi karena dengan mengkritik suatu buku maka mahasiswa/i ataupun si pengkritik dapat membandingkan dua buku dengan tema yang sama, dapat melihat mana buku yang perlu diperbaiki dan mana buku yang sudah baik untuk digunakan berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan oleh penulis buku tersebut, setelah dapat mengkritik buku maka diharapkan mahasiswa/i dapat membuat suatu buku karena sudah mengetahui bagaimana kriteria buku yang baik dan benar untuk digunakan dan sudah mengerti bagaimana cara menulis atau langkah-langkah apa saja yang diperlukan dalam penulisan buku tersebut. B. Tujuan penulisan CBR Mengkritisi atau membandingkan satu topik materi kuliah Pengukuran dan assement Pembelajaran Fisika dalam dua buku yang berbeda. C. Manfaat CBR  Dapat mengetahui isi sebuah buku yang dikritisi 



Dapat membandingkan isi buku dengan buku lainnya







Dapat meningkatkan kebiasaan membaca buku dan sifat kritis pada suatu buku







Dapat mengetahui keunggulan dan kelemahan serta ringkasan dari buku yang berjudul Pembelajaran ,Pengajaran , dan Asesmen .



D. Identitas buku yang di review 1.Judul :Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran ,Pengukuran Dan Asesmen (Revisi Taksonomi Pendidkan Bloom) 2. Penulis :Peter W. Airasian, Boston College — penulis utama, Bab 2; penulis penyumbang, Bab 1; pengulas sketsa, Bab 10 dan 11. Lorin W. Anderson, Universitas South Carolina — penulis utama, Bab 1, 6, dan 14; penulis penyumbang, Bab 3 dan 7; pengulas sketsa, Bab 8, 9 ,1 0 ,1 1 , dan 12. Kathleen A. Cruikshank, Universitas Indiana — penulis penyumbang, Bab 1; pengulas sketsa, Bab 9 dan 12. David R. Krathwohl, Universitas Syracuse — penulis utama, Bab 3, 15, 16, dan 17; penulis penyumbang, Bab 6. Richard E. Mayer, Universitas California, Santa Barbara — penulis utama, Bab 5; penulis penyumbang, Bab 3 dan 4. Paul R. Pintrich, Universitas M ichigan— penulis utama, Bab 4;



penulis penyumbang, Bab 3 dan 5. James Raths, Universitas Delaware — penulis penyumbang, Bab 1 dan 7; pengulas sketsa, Bab 13. Merlin Wittrock, Universitas California, Berkeley — penulis utama, Bab 3, 4, dan 5. 3. Editor : Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl 4. Kota terbit : Yogyakarta 5. Tahun Terbit : 2015 6. ISBN : 978602-8764-97-1 7. Penerbit : Pustaka Pelajar



D. Executive Summary Taksonomi Bloom dapat didefinisikan sebagai urutan hierarkis keterampilan kognitif, yang dikandung oleh pengguna yang berbeda dan tak terhitung jumlahnya (Braga, de Oliveira Silva, & Junior, 2017). Hal ini sangat berguna dalam memberikan seseorang bimbingan yang tepat. Hal ini terutama digunakan oleh guru untuk mengajar mereka dan juga membantu siswa untuk belajar. Berbagai jenis taksonomi Bloom dapat digunakan dalam pengajaran yang efektif oleh para guru, khususnya. Hal ini selanjutnya diklasifikasikan menjadi enam kelompok, dalam domain kognitif. Dari pembelajaran sederhana hingga pengenalan fakta, artinya dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang lebih tinggi; itu dapat digunakan pada tingkat apa pun. Keenam tingkatan Taksonomi Blooms menurut revisi tersebut adalah; mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Pencipta Taksonomi Bloom dikenal sebagai Benjamin Bloom, yang menciptakan atribut ini pada tahun 1956. Dia menerbitkan hasil dan tujuan pembelajaran dasar dalam bentuk rahasia. Pada tahun 2001, Lorin Andersin dan David Krathwohl merevisi kerangka kerjanya (Cannon & Feinstein, 2014). Perubahan tersebut terkait dengan penghilangan sintesis dan penambahan kreasi sebagai tingkatan taksonomi tertinggi. Perubahan itu dilakukan karena mencipta dikenal sebagai keterampilan kognitif yang paling kompleks dan menuntut.



Taksonomi Bloom dibagi menjadi tiga ranah, yaitu: kognitif, afektif dan psikomotorik. Tiga domain tersebut penting dalam pembelajaran. Namun, domain kognitiif seperti pada penjelasan di atas lebih banyak digunakan. Taksonomi Bloom versi revisi, jenis pengetahuan dibagi menjadi 4 (empat) yaitu: -



Fakta: Informasi yang menunjukkan fenomena dalam pembelajaran



-



Konseptual: termasuk kategori, struktur, dan teori



-



Prosedur: bagaimana menggunakan teknik dan metode yang spesifik, dan waktu penggunaannya



-



Metakognitif: strategi keputusan, pengetahuan-diri, dan “thinking about thinking” Dari empat jenis pengetahuan, kemudian dibagi menjadi enam tingkat



pembelajaran. Pada revisi taksonomi Bloom ini, setiap tingkatan lebih menunjukkan kata kerja aktif untuk menggambarkan apa yang harus dilakukan oleh peserta didik. Tingkatan dalam pengetahuan ini digambarkan dalam bentuk paramida, di mana tingkat dasar digambarkan lebih luas daripada tingkat di atasnya. Hal ini menunjukkan bahwa lebih banyak orang yang bertahan pada tingkat pengetahuan yang lebih rendah ini. Kata kerja revisi taksonomi Bloom diuraikan sebagai berikut: 



Mengingat: pembelajaran yang paling mendasar (meskipun dapat melibatkan informasi yang kompleks). Pada tingkat ini, peserta didik mungkin mengetahui terminology kunci untuk subjek tertentu, fakta dan angka yang relevan, sistem atau teori yang telah dikembangkan orang lain.







Memahami: orang tahu lebih banyak tentang apa sebenarnya arti dari informasi itu.







Menerapkan: pada tingkatan ini, pengetahuan digunakan dengan cara baru dan diterapkan untuk memecahkan masalah yang lebih kompleks.







Menganalisis: melibatkan pemecahan informasi menjadi beberapa bagian untuk memeriksa secara individual dan untuk melihat bagaimana informasi tersebut berhubungan satu dengan lain.







Mengevaluasi: orang membuat penilaian tentang apa yang telah mereka temukan sejauh ini. Pada tingkatan ini memungkinkan mereka untuk membuat rekomendasi atau menyarankan ide-ide inovatif.







Membuat: pada tingkat akhir ini, orang dapat mengatur ulang informasi yang dimiliki kemudian menggabungkan dengan informasi yang didapatkan kemudian menciptakan sesuatu yang baru.



Pengajar atau penyusun program pelatihan dapat menggunakan kata kerja operasional dari Taksonomi Bloom ini untuk merumuskan tujuan yang ingin dicapai dari pembelajaran.



BAB II RINGKASAN ISI BUKU A. BAB 1 TAKSONOMI PENDIDIKAN,TUJUAN PENDIDIKAN DAN PROSES PEMBELAJARAN Taksonomi tujuan Pendidikan menurut Bloom Hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Untuk mengevaluasi hasil belajar siswa yang diharapkan, diperlukan tujuan yang bersifat operasional yaitu tujuan berupa tingkah laku yang dapat dikerjakan dan diukur. Tujuan berkaitan dengan sifat secara operasional dan tujuan pembelajaran khusus (Subiyanto, 1986: 46). Benyamin Bloom mengklasifikasikan kemampuan hasil belajar ke dalam tiga kategori, yaitu: 1. Ranah Kognitif meliputi kemampuan menyatakan kembali konsep atau prinsip yang telah dipelajari dan kemampuan intelektual. 2. Ranah Afektif berkenaan dengan sikap dan nilai yang terdiri atas aspek penerimaan, tanggapan, penilaian, pengelolaan, dan penghayatan (karakterisasi). 3. Ranah Psikomotorik : mencakup kemampuan yang benrupa keterampilan fisik (motorik) yang terdiri dari gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, ketepatan, keterampilan kompleks, serta ekspresif dan interperatif. Ranah Kognitif Ranah kognitif meliputi kemampuan menyatakan kembali konsep atau prinsip yang telah dipelajari dan kemampuan intelektual (knowedge). Sebagian besar tujuan instruksional berada dalam ranah kognitif. Kemudian Bloom membagi ranah kognitif kedalam enam jenjang kemampuan secara hierarkis, yaitu: 1. Recall of Data (Hafalan/C1) Merupakan kemampuan menyatakan kembali fakta, konsep, prinsip, prosedur atau istilah yang telah dipelajari tanpa hanus memahami atau dapat menggunakannya. Tingkatan ini menupakan tingkatan yang paling rndah namun menjadi prasyarat bagi tingkatan selanjutnya. Ken yang dimiliki hanya kemampuan informasi kemudian menyatakan kembali informasi tersebut tanpa harus memahaminya, Contoh kata kerja yang digunakan yaitu menyebutkan, mendefinisikan, menggambarkan. 2. Comprehension (Pemahaman/C2) Merupakan salah satu jenjang kemampuan dalam proses berpikir dimana siswa dituntut untuk memahami yang berarti mengetahui tentang sesuatu hal dan dapat melihatnya dari beberapa segi. Pada tingkatan ini, selain hapal siswa juga harus memahami makna yang terkandung misalnya dapat menjelaskan suatu gejala, dapat menginterpretasikan grafik, bagan atau diagram serta dapat menjelaskan konsep atau prinsip dengan kata-kata sendin. Contoh kata kerja yang digunakan yaitu menyajikan, menginterpretasikan, menjelaskan.



3. Application (PenerapanC3) Merupakan kemampuan berpikir lebih tinggi daripada pemahaman. Jenjang penerapan menupakan kemampuan menggunakan prinsip, teori, hukum, aturan, maupun metode yang dipelajari pada situasi baru atau pada situasi kongkrit. Contoh kata kerja yang digunakan yaitu mengaplikasikan, menghitung, menunjukkan. 4. Analysis (Analisis/C4) Menupakan kemampuan untuk menganalisa atau merinci suatu situasi, atau pengetahuan menurut komponen yang lebih kedl atau lebih terurai dan memahami hubungan diantara bagian yang satu dengan yang lain. Contoh kata kerja yang digunakan yaitu menganalisa, membandingkan, mengklasifikasikan. 5. Synthesis (Sintesis/C5) Menupakan kemampuan untuk mengintegrasikan bagianbagian yang terpisah menjadi suatu keseluruhan yang terpadu, atau menggabungkan bagian-bagian (unsur-unsur) sehingga terjelma pola yang berkaitan secara logis, atau mengambil kesimpulan dari peristiwa-peristiwa yang ada hubungannya satu dengan yang lainnya. Kemampuan ini misalnya dalam merencanakan eksperimen, menyusun karangan, menggabungkan objek-objek yang memiliki sifat sama ke dalam satu klasifikasi. Contoh kata kerja yang digunakan yaitu menghasilkan, merumuskan, mengorganisasikan. 6. Evaluation (Evaluasi/C6) Merupakan kemampuan untuk membuat pertimbangan (penilaian) terhadap suatu situasi, nilai-nilai atau ide-ide. Kemampuan ini merupakan kemampuan tertinggi dari kemampuan lainnya, yaitu bila seseorang dapat melakukan penilaian terhadap situasi, nilai-nilai atau ide- ide. Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara kerja, materi dan kriteria tertentu. Untuk dapat membuat suatu penilaian, seseorang harus memahami, dapat menerapkan, menganalisis dan mensintesis terlebih dahulu. Contoh kata kerja yang digunakan yaltu menllal, menafsirkan, menaksir, memutuskan. Ranah Afektif Ranah afektif berkenaan dengan sikap (attitude), apresiasi (appreciation), dan motivasi (motivation) siswa dalam kegiatan belajar mengajar. B. BAB 2 STRUKTUR SPESIFIKASI DAN PROBLEMATIKA TUJUAN Kerangka pikir kami merupakan alat untuk membantu para pen-didik memperjelas dan menjelaskan apa yang, menurut mereka, harus dipelajari siswa sekaligus apa yang merupakan hasil pem-belajaran. Kita menyebutnya "tujuan". Untuk membantu mereka menjelaskan tujuan ini, kami menyajikan format standar dalam merumuskan tujuan, yakni "Siswa dapat atau belajar + kata kerja + kata benda" . Kata kerja ini menunjukkan proses kognitifnya sedangkan kata benda tersebut pada umumnya menunjukkan pengetahuannya. Walaupun tujuan-tujuan merentang dari yang sangat umum sampai yang sangat spesifik, kami menganjurkan penggunaan tujuan yang moderat, yakni tujuan pendidikan.Pembicaraan kita tentang tujuan tak mencakup semua hasil belajar siswa yang penting, sebagian lantaran kami hanya membahas hasilhasil belajar kognitif dalam buku ini. Namun, kami tak me-nampik bahwa proses belajar



yang bersifat insidental senantiasa berlangsung di setiap sekolah dan kelas. Prosesproses belajar yang tak terprediksi semacam ini berada di luar cakupan buku ini. Demikian pula, pengalaman-pengalaman belajar ekspresif berada di luar ruang lingkup buku ini karena menghasilkan banyak sekali reaksi dan respons yang tak terprediksi dan sangat bergantung pada siswa itu sendiri. Meskipun proses belajar insidental dan pengalaman belajar ekspresif tak dikupas dalam karya ini, bukan berarti keduanya tidak penting atau tidak bermanfaat dalam banyak situasi.Pendeknya, kami menekankan pada rumusan-rumusan tujuan belajar kognitif yang berorientasi pada siswa, berbasis proses belajar, eksplisit dan dapat diases. Dengan titik tekan ini, kami mengikuti para penulis Handbook. Sebagaimana mereka, kami berusaha membuat sebuah kerangka pikir yang, menurut perkiraan kami,dapat digunakan dengan banyak (meski tak semua) cara dan oleh banyak (meski tak semua) pendidik. C. BAB 3 TABEL TAKSONOMI PENDIDIKAN Tabel taksonomi dan tujuan langkah-langkah analitis dari pe-rumusan tujuan pendidikan sampai penempatannya dalam Tabel Taksonomi. Langkah-langkah ini dimulai dengan merumuskan tujuan dengan kata kerja dan kata benda. Kata kerjanya dikaji dengan kerangka enam kategori pada dimensi proses kognitif: Mengingat,Memahami, Mengaplikasikan, Menganalisis, Mengevaluasi, dan Mencipta.Agar lebih mudah, penempatan kata kerja ini pada kategori yang tepat biasanya diawali dengan mencermati 19 proses kognitif yang lebih spesifik, bukan dengan mencermati enam kategori besar. Demi-kian juga, kata bendanya dikaji dengan kerangka empat jenis penge-tahuan pada dimensi pengetahuan: Faktual, Konseptual, Prosedural,dan Metakognisi. Lagi-lagi, agar lebih mudah dalam menempatkan kata benda ini secara tepat, kami terlebifndahulu mencermati sub-subjenis pengetahuan. Anda dapat mengklasifikasikan tujuan yang Anda rumuskan, ajarkan, dan ases sendiri, dan kemudian memeriksa apakah klasifikasinya sesuai dan tepat



D. BAB 4 DIMENSI PENGETAHUANKATEGORI-KATEGORI DALAM DIMENSI PENGETAHUAN Bloom (lihat Lampiran B). Namun, kami mengganti sebagian nama jenisnya dan mengubah sebagian subjenisnya ke dalam kategori-kategori yang lebih umum. Meski demikian, di sini kami Empat jenis atau kategori pengetahuan dipaparkan secara ringkas dalam Tabel 3.2. Tiga jenis pertama dalam taksonomi revisi ini mencakup semua jenis pengetahuan yang terdapat taksonomi mengambil banyak teks dan contoh yang relevan dari Handbook. Sementara itu, kategori keempat, yakni Pengetahuan Metakognitif dan sub-sub-jenisnya semuanya baru. atau menyelesaikan masalah dalam disiplin ilmu tersebut. Elemen-elemen ini lazimnya berupa sim bol-sim bol yang diasosiasikan dengan makna-makna konkret, atau "senarai simbol" yang mengan-dung informasi penting. Pengetahuan Faktual kebanyakan berada pada tingkat abstraksi yang relatif rendah. Empat tipe pengetahuan: Faktual, Konseptual, Prosedural, dan Metakognitif. Penge-tahuan Faktual dan Pengetahuan Konseptual sangat mirip dalam arti keduanya berkutat dengan pengetahuan tentang "apa", tetapi Penge-tahuan Konseptual lebih mendalam, tertata, integral, dan sistemik dari-pada pengetahuan perihal terminologi dan fakta-fakta yang terpisah.Pengetahuan Proseduml adalah pengetahuan tentang "cara" melaku-kan sesuatu. Tiga kategori pengetahuan ini juga termaktub dalam



taksonomi pendidikan awal dalam Handbook. Setelah menyimak per-kembangan sains kognitif terbaru dan hasil-hasil riset psikologi kog-nitif perihal signifikansi metakognisi, kami menambahkan kategori keempat, yakni Pengetahuan Metakognitif, dalam revisi taksonomi pendidikan ini. Secara sederhana, Pengetahuan Metakognitif adalah pengetahuan tentang kognisi.Anda dapat menangkap perbedaan antara keempat jenis penge-tahuan tersebut sesudah membaca bab ini, dan bab berikutnya akan memperjelas perbedaan itu. E. BAB V DIMENSI PROSES KONGNITIF Kategori-kategori dalam dimensi proses kognitif akan mendedahkan prosesproses kognitif dalam setiap kategori secara mendetail, membandingkannya dengan proses-proses kognitif lain secara proporsional. Kami juga menunjukkan contoh-contoh tujuan pendidikan dan asesmen dalam berbagai materi pelajaran, serta contoh-contoh tugas asesmen. Setiap contoh tujuan pendidikan harus dibaca seolah-olah diawali dengan kata-kata "Siswa dapat..." atau "Siswa belajar...". Tiga macam hasil belajar 1. Tiada aktifitas belajar 2. Belajar menghafal 3. Belajar yang bermakna Tujuan pokok dari bab ini adalah membahas bagaimana meng-ajar dan mengases dapat diperkias sehingga melampaui proses kog-nitif mengingat.Kami telah memaparkan dan menjelaskan 19 proses kognitif yang dikelompokkan dalam enam kategori proses. Dua proses kognitif termasuk dalam kategori mengingat proses kognitif lainnya termasuk dalam kategori-kategori: memahami,mengaplikasikan menganalisis,mengevaluasi dan mencipta .Pengategorikan proses-proses kognitif ini berimplikasi pada pengajaran dan asesmen. Pada pengajaran, dua proses kognitif yang termasuk dalam kategori mengingat mendukung retensi belajar, 17 proses kognitif lainnya menyokong transfer belajar. Maka, jika targetnya adalah mengajarkan transfer belajar, tujuannya harus mencakup proses-proses kognitif yang termasuk dalam kategori-kategori memahami, engaplikasikan, menganalisis,mengefaluasi dan mencipta . Paparan dan penjelasan perihal kategori proses kognitif dalam bab ini dimaksudkan untuk membantu para pendidik meru-muskan tujuan-tujuan pendidikan yang lebih luas untuk mengajar-kan retensi dan transfer.Pada asesmen, analisis dan pengkategorian proses-proses kognitif dimaksudkan untuk membantu para pendidik (termasuk pembuat tes) meluaskan asesmen pembelajaran mereka. Jikalau targetnya adalah mengajarkan transfer, tugas asesmennya harus mencakup proses-proses kognitif yang tidak sekadarmengingat .Meskipun tugas-tugas asesmen yang mencakup mengingat kembalidan mengenali mendapat tempat dalam asesmen, tugas-tugas ini dapat (dan sering kali harus) dilengkapi dengan tugas-tugas yang meliputi seluruh proses kognitif yang dibutuhkan untuk transfer belajar.Memanfaatkan Banyak Sumber



InformasiManakala mulai menganalisis sketsa-sketsa, kami tahu bahwa pemahaman kami tentang tujuan-tujuan pembelajarannya meningkat dengan mempelajari banyak sumber: rumusan tujuan, aktivitas-aktivitas pembelajaran, tugas-tugas asesmen, dan kriteria-kriteria evaluasinya. Ini penting terutama dalam rumusan-rumusan tujuan yang kurang jelas atau terlalu global. Manfaat banyak sumber infor-masi ini akan tampak dalam sketsa-sketsa di belakang. Namun, sebelum membahas setiap vinyetnya, kita akan terlebih dahulu mengeksplorasi pada bab berikutnya bagaimana sketsa-sketsa itu dipadukan, seperti apa "rupa sketsa-sketsa tersebut", dan bagaimana sketsa-sketsa itu dianalisis. F. BAB VI PENGGUNAAN TABEL TAKSONOMI PENDIDIKAN Menggunakan table taksonomi dengan tiga cara yaitu: 1. Pertanyaan tentang pemvelajaran 2. Pertanyaan tentang pembelajaran dan pertanyaan tentang asessmen 3. Pertanyaan tentang kesesuaian semua komponen Tebel taksonomi untuk menganilis tujuan pembelajaran guru lain: ● Guru mungkin tinggal menrima tujuan (misalnya standar nasional) atau asessmen yang dibuat oleh orang lain(misalnya tes baku atau nasional). ● Guru harus mengetahui maksud mereka, menempatkan tujuan pembelajaran dalam table taksonomi berrti menentukan maksud daeri guru perumus tujuan tersebut. Asesmen dan table taksonomi : ● Misalnya, guru memutuskan untuk mengases penggunaan prosedur yang oleh siswa dan jawaban yang benar. Maka guru memakai asesmen sbg asesmen formatif, dengan memberikan soal-soal ttg listrik dan mekanik ● Fokus terhadap skor tes formatifnya. Setiap jawaban di skor berdasarkan "ketepatan siswa dalam memilih prosedur" ● Rubrik penskoran yang di pegang guru merincinya jadi ketepatan siswa dalam ● mengklasifikasikan masalah(memahami pengetahuan konseptual, 1 poin) ● Memilih rumus (menganalisis pengetahuan konseptual, 1 poin) ● Memilih prosedur penerapan rumus untuk menyelesaikan soalnya (menganalisis pengetahuan prosedural, 1poin) ● Lantaran gurunya memandang prosedur dan hasil penyelesaiannya sama-sama penting, dengan memberikan 3 poin untuk ketepatan dalam memilih prosedur yang tepat untuk menyelesaikan setiap soal, juga memberikan 3 poin untuk jawaban yang benar (yakni, mengimplmentasikan pengetahuan prosedural). Kesesuaian rumusan tujuan aktivitas pembelajaran dan asesmennya



● Ketiadaan hubungan antara kata kerja dan kata benda dalam rumusan tujuannya. ● Meliputi aktivitas-aktivitas pembelajaran yang tidak diases dan tak memberikan informasi untuk mendiagnosis masalah- masalah belajar. ● Memberikan point berdasarkan proses penyelesaian masalah yang tidak ditekankan dalam aktivitas pembelajaran atau, jika ditekankan, tidak berkaitan dengan rumus tujuan. Tips mengklarifikasi tujuan pembelajaran 1. 2. 3. 4.



Menelaah kata kerja dam kata bendanya Menghubungkan jenis pengetahuan dengan proses kongnitif Memastikan bahwa kata benda atau frasa bendanya tepat Memanfaatkan banyak sumber informasi



Pemahaman mengenai tujuan tujuan pemeblajaran akan meningkat dengan mempelajari banyak sumber: rumusan tujuan, aktivitas aktivitas pembelajaran, tugas tugas asesmen, dan criteria criteria evaluasinya. G. BAB VII PENGANTAR PEMBAHASAN SKETSA PEMBELAJARAN sketsa pembelajaran nutrisi sketsa pembelajaran Macbeth Sketsa pembelajaran penjumlahan Sketsa pembelajaran undang undang Sketsa pembelajaran gunung berapi Sketsa pembelajaran menul laporan H. BAB 8 MENGURAI MASALAH MASALAH PELUK DALAM PEMBELAJARAN DIKELAS Beberapa tips di bawah ini bisa kita coba untuk mengatasi perilaku siswa yang “nakal”, adalah: ● Berdo’a untuk anak tersebut. Ucapkan namanya setiap kita berdo’a. Berharaplah apa yang kita minta akan dikabulkan Allah dan saat kita menghadapinya Allah mengkaruniakan kesabaran pada diri kita. Yakinlah dia akan berubah, karena keyakinan itu adalah doa. Dia pasti berubah, entah itu besok, lusa, atau kapanpun. ● Carilah info yang lengkap tentang siswa yang dianggap “nakal”. Tujuannya adalah agar kita lebih paham tentang latar belakanngya. Harapanya kita akan lebih bisa bersabar dan pengertian dalam menangani perilakunya.



● Hentikan ucapan atau label “nakal” pada siswa tersebut. Kita tahu ucapan adalah do’a. jika kita mengucapakan kata nakal, secara tidak langsung kita berdo’a agar dia menjadi nakal. Katakanlah yang baik-baik untuknya, walau bagaimana pun perilaku dan perkataannya. ● Panggilah dia ke runag BK atau masjid. Ajaklah dia berbicara empat mata dan dari hati ke hati. Tanyakanlah kepada siswa tersebut tentang harapannya, permasalahannya, atau sebab dia berbuat “nakal”. Dengan hal ini kita jadi lebih tahu tentang dirinya dan permasalahan yang sedang ia hadapi. Pada akhirnya, berilah ia solusi, motivasi dan arahan. ● Latihlah dia dengan rasa tanggung jawab. Hal ini bisa dilakukan dengan kita memberikan dia kepercayaan. Contoh: menjadi muadzin, mengumpulkan kas kelas, membantu kita merekap buku tabungan, atau dengan melibatkan dia dalam kegiatan OSIS dan ROIS (meskipun dia bukan penggurus OSIS dan ROIS). Hal ini akan membuat dia merasa dibutuhkan dan diperhatikan. Tujuan akhirnya adalah agar dia tahu mana hak dan kewajibannya/ tanggung jawabnya sebagai siswa. ● Apabila siswa tersebut berbuat “nakal”. Maka, tegurlah dengan pelan-pelan dan jangan dibentak atau dimarahi. Karena siswa tipe seperti ini tidak akan berubah bila dimarahi. Mereka butuh didekati, diperhatikan, dan diajak berdiskusi, serta berilah mereka motivasi agar bisa berubah menjadi lebih baik. Katakan pada mereka “saya yakin kamu bisa lebih baik lagi dari kamu yang sekarang”. “saya akan merasa bangga bila kamu bisa lebih baik dari kamu yang sekarang”. ● Apabila siswa tersebut berbuat “nakal”. janganlah diberikan hukuman fisik, seperti push up, set up, atau jalan jongkok. karena, hal ini justru akan menimbulkan rasa dendam dan jiwa melawan/ membangkang pada siswa. Tapi berikanlah dia hukuman seperti sholat dhuha atau membaca Al-Qur’an. ● Buatlah perjanjian bila siswa tersebut berbuat “nakal”. Rekamlah dengan HP dan suruhlah dia mengucapkan janji agar tidak mengulangi perbuatannya. Bila dia mengulangi lagi, panggillah siswa tersebut dan putarlah rekamannya. ● Berilah dia pilihan. Berbuat baik konsekuensinya baik atau berbuat “buruk” konsekuensinya buruk. ● Bila siswa tersebut berbuat baik. Maka, pujilah dia. Pujian kita akan membuat dia merasa bahwa usahanya dihargai dan diperhatikan oleh orang lain. Itulah sedikit tips untuk para Pengajar. Semoga dapat memberikan manfaat. Prinsipnya adalah tidak ada siswa yang “nakal”. Yang ada adalah siswa kurang perhatian dan salah bergaul. Percayalah mereka bisa berubah. Perubahan itu akan bisa terjadi bila dimulai dengan strategi dengan menggunakan pendekatan hati. Bisa melalui tangan kita, atau mungkin tangan orang lain. Semoga bermanfaat dan selamat mencoba



BAB III PEMBAHASAN A. Pembahasan Isi Buku Pembahasan Bab 1 Taksonomi Bloom Bab 1 pada buku utama membahas akan kebutuhan taksonomi dalam Pendidikan. Taksonomi adalah sebuah kerangka pikir khusus. Dalam sebuah taksonomi, kategorikategorinya merupakan satu kontinum. Kontinum ini (misalnya, frekuensi gelombang warna, struktur atom yang mendasari pembuatan tabel unsur) merupakan salah satu prinsip klasifikasi pokok dalam taksonomi tersebut. Dalam taksonomi pendidikan, kami mengklasifikasikan tujuan-tujuan. Sebuah rumusan tujuan berisikan satu kata kerja dan satu kata benda. Kata kerjanya umumnva mendeskripsikan proses kognitif yang diharapkan. Kata bendanva jamak mendeskripsikan pengetahuan yang diharapkan dikuasai atau dikonstruk oleh siswa. Perhatikan contoh tujuan berikut ini: "Siswa belajar membedakan (proses kognitif) sistemsistem pemerintahan konfederasi, federasi, dan kesatuan (pengetahuan)." Taksonomi Bloom menurut buku utama adalah hanya mempunyai satu dimensi, sedangkan taksonomi revisi ini memiliki dua dimensi. Sebagaimana telah disebutkan dalam paragraf sebelumnya, dua dimensi itu adalah proses kognitif dan pengetahuan. Interelasi antara keduanya kami sebut . Tabel Taksonomi. Dimensi proses kognitif (yakni, kolom-kolom pada tabel itu) berisikan enam kategori: Mengingat, Memnhami, Mengaplikasikan, Mengatmlisis, Mcngevaluasi, dan Mencipta. Kontinum yang . mendasari dimensi proses kognitif dianggap sebagai tingkat-tingkat kognisi yang kompleks. Memalmmi dianggap merupakan tingkat kognisi yang lebih kompleks ketimbang Mcngingat; Mengaplikasikan diyakini lebih kompleks secara kognitif daripada Mcmnhmui, dan seterusnya. Sedangkan pada buku ke 2 taksonomi bloom adalah pengklasifikasian pada kognitif, yang terbagi menjadi evaluasi, perpaduan, analisis, aplikasi, pemahaman, pengetahuan. Penjelasan Taksonomi bloom dalam buku ke 3 merupakan bahwa taksonomi bloom sudah di gunakan para tenaga didik dalam Pendidikan untuk mengembangkan sistem kodifikasi di mana pendidik dapat merancang tujuan pembelajaran yang memiliki organisasi hierarkis. Maka dari ke 3 buku dapat di simpulkan bahwa taksonomi bloom merupakan bukti menjadi alat yang berharga bagi mereka yang dianggap berasal dari model evaluasi yang dikenal sebagai “perencanaan, pemrograman, sistem penganggaran” (PPBS).



Awalnya digunakan di Pentagon, PPBS mengikuti prinsip Tyler tentang evaluasi berbasis tujuan yang didasarkan pada identifikasi pertama hasil yang diharapkan dari suatu program, kemudian mengukur sejauh mana hasil tersebut telah dicapai pada kesimpulan program. Pembahasan Bab II Struktur, Spesifikasi, Problematika Sasaran Kognitif dan Tujuan serta Domain Kognitif Pada buku utama membahas kognitif pada tujuan dalam bidang Pendidikan. Tujuan dapat digambarkan sebagai sebuah kontinum yang merentang dari tujuan yang sangat umum ke tujuan yang sangat spesifik pendidikan, dan tujuan instruksional; tingkat spesifikasi yang disebut terakhir keinudian dikenal dengan tujuan instruksional. Tiga tingkat spesifikasi ini menunjukkan tiga posisi dalam kontinum spesifikasi, sehingga



mengklasifikasikan



tujuan



pendidikan



berarti



menentukan



tingkat



spesifikasinya. Contoh tercapainya tujuan kognitif dalam pelajaran matematika adalah seperti ; 



Menguasai



pengertian



bilangan



dengan



mengeksplorasi



konsepkonsep



menghitung, mengelompokkan, nilai tempat, dan menaksir 



Mengembangkan konsep-konsep bilangan pecahan, bilangan campuran, bilangan desimal, dan menggunakan model-model tertentu untuk menghubungkan bilangan pecahan dengan bilangan desimal dan mencari pecahan-pecahan yang senilai.



Bab 2 pada buku kedua membahas klasifikasi kognitif menjadi dua, yang pertama tingkat kognitif rendah dan tingkat kognitif tinggi. Tingkatan kognitif tinggi dapat menciptakan sesuatu, (create) lalu dapat melakuka (evaluate), lalu (analyze), (apply). Kognitif rendah di klasifikasikan dalam (apply), (understand), lalu (remember. Di sisi buku ke 3 Bloom mengidentifikasi jenis pengetahuan kognitif tertentu dalam kategori pengetahuan. Ini mencakup: 



Terminologi (termonology)







Fakta spesifik (spesific fact)







Konvensi (conventions)







Tren atau sekuens (trend or sequences)







Klasifikasi dan kategori (classifications and categories)







Kriteria (criteria)







Metodologi (methodology)







Prinsip dan generalisasi (principles and generalizations)







Teori dan struktur (theories and structures)



Maka dapat disimpulkan kognitif dalam taksonomi bloom merupakan pengetahuan dapat diatur menjadi tiga kategori umum: informasi, prosedur mental, dan prosedur psikomotorik. Bidang subjek apa pun dapat dijelaskan dalam kaitannya dengan seberapa banyak dari ketiga jenis pengetahuan ini yang dikandungnya. Bab3 Taksonomi baru dan Taksonomi Pendidikan baru Pada Buku ke 3, membahas Taksonomi baru. Taksonomi Baru memasukkan unsur-unsur dari setidaknya tiga tingkat Taksonomi Bloom. Pencocokan dalam Taksonomi Baru tampaknya serupa dengan apa yang disebut Bloom sebagai analisis hubungan dalam Level 4.0 (analisis) taksonominya. Klasifikasi dalam Taksonomi Baru tampaknya serupa dengan apa yang disebut Bloom sebagai pengidentifikasi sekumpulan hubungan abstrak dalam Level 5.0 (sintesis). Menganalisis kesalahan dalam Taksonomi Baru yang berkaitan dengan informasi mirip dengan apa yang disebut sebagai penilaian dalam hal bukti internal dalam Level 6.0 (evaluasi) Taksonomi Bloom. Ini juga mirip dengan analisis prinsip pengorganisasian dalam Level 4.0 (analisis) dari Taksonomi Bloom. Sedangkan pada buku pertama yaitu membahas taksonomi Pendidikan menggambarkan langkah-langkah analitis



dari perumusan tujuan



pendidikan sampai penempatannya dalam Tabel Taksonomi. Langkah-langkah ini dimulai dengan merumuskan tujuan dengan kata kerja dan kata benda. Kata kerjanya dikaji dengan kerangka enam kategori pada dimensi proses kognitif: Mengingat, Memahami, Mengaplikasikan, Menganalisis, Mengevaluasi, dan Mencipta. Agar lebih mudah, penempatan kata kerja ini pada kategori yang tepat biasanya diawali dengan mencermati 19 proses kognitif yang lebih spesifik, bukan dengan mencermati enam kategori besar. Demikian juga, kata bendanya dikaji dengan kerangka empat jenis pengetahuan pada dimensi pengetahuan: Faktual, Konseptual, Prosedural, dan Metakognisi. Lagi-lagi, agar lebih mudah dalam menempatkan kata benda ini secara tepat, kami terlebifndahulu mencermati subsubjenis pengetahuan. Anda dapat



mengklasifikasikan tujuan yang Anda rumuskan, ajarkan, dan ases sendiri, dan kemudian memeriksa apakah klasifikasinya sesuai dan tepat. Bab IV Dimensi Pengetahuan dan 3 domain system pengetahuan Konsep-konsep pembelajaran yang belakanganberkembang terfokus pada proses-proses aktif, kognitif dan konstruktif dalam pembelajaran yang bermakna. Pembelajar (learner) diasumsikan sebagai pelaku yang aktif dalam aktivitas belajar; mereka memilih informasi yang akan mereka pelajari, dan mengkonstruksi makna berdasarkan informasi ini. Pada buku ke 3 sistem pengetahuan terbagi menjadi 3. Yang pertama system retrieval, system pemahaman, lalu analisis. Kesimpulan dari dimensi dan system pengetahuan berdasarkan buku uatama dan buku ke 3 adalah mengkaitkan dengan pengorganisasian ide, pencocokan melibatkan pengidentifikasian bagaimana satu prinsip atau generalisasi mirip dan berbeda dari prinsip atau generalisasi lain. Bab V Taksonomi Baru Sebagai Kerangka Kerja Tujuan, Penilaian Pendidikan Tujuan pendidikan adalah proses yang cukup mudah. Langkah pertama adalah mengidentifikasi jenis pengetahuan yang akan menjadi fokus tujuan. Untuk mengilustrasikan, asumsikan bahwa seorang guru sedang merencanakan sebuah unit pengajaran pada topik umum tendensi sentral dalam matematika. Guru pertama-tama akan menentukan jenis pengetahuan apa yang akan dilibatkan. Dengan menggunakan standar negara bagian atau distriknya sebagai panduan, guru dapat menentukan bahwa unit tersebut akan berfokus sebagian pada median. Sedangkan buku utama membahas tiga aplikasi terkait dari Taksonomi Baru. Yang pertama adalah sebagai kerangka kerja untuk desain tujuan pendidikan. Perbedaan dibuat antara tujuan pendidikan versus tujuan instruksional dan global. Aplikasi kedua adalah sebagai kerangka kerja untuk mendesain penilaian. Mengingat bahwa tujuan pendidikan telah ditentukan, tujuan tersebut harus dinilai. Penerapan ketiga dari Taksonomi Baru adalah sebagai alat untuk meningkatkan dan memperjelas standar negara. B. Kelebihan dan Kekurangan Buku 1. Kelebihan Buku Utama Dari buku pertama untuk aspek tampilan sudah bagus mulai dari penulisan judul buku,dan sudah tertulis juga nama nama Editor dari buku tersebut



2.



3.



4.



5.



6.



Dari aspek tata letak atau tata tulis buku tersebut cukup menarik karena dapat menarik pembaca untuk memahami mengenai pembelajaran assesment tersebut dan untuk ukuran font nya memakai times new roman ukuran 12 dan untuk sub buku nya memakai huruf kapital. Dari aspek isi buku sudah lengkap mulai dari penjelasan taksonomi pendidikan,tujuan,table,dimensi pengetahuan dan sebagainya. Dari tata bahasa sudah benar karena mengunakan kaidah ejaan bahasa Indonesia yang jelas. Kelemahan Buku utama Kelemahan Dari buku pertama ini hanya terletak pada kurangnya tampilan gambar,karena dari gambar bisa membantu pembacaa untuk memahami penjelasan dari aspek isi buku. Kelebihan Buku Pembanding 1 Dari buku Kedua untuk aspek tampilan sudah bagus mulai dari penulisan judul buku,dan sudah tertulis juga nama nama Editor dari buku tersebut di cover. Dari aspek tata letak atau tata tulis buku tersebut cukup menarik karena dapat menarik pembaca untuk memahami mengenai pembelajaran assesment tersebut dan untuk ukuran font nya memakai Arial ukuran 12 dan untuk sub buku nya memakai huruf kapital dan ukurannya 14. Dari aspek isi buku sebenarnya kurang lengkap karena hanya tersedia beberapa halaman saja,tapi keunggulannya masih ada tersedia gambar untuk penjelasan isi buku guna membantu pembaca untuk memahami materinya. Dari tata bahasa sudah benar karena menggunakan ejaan kaidah bahasa Indonesia yang jelas Kelemahan Buku Pembanding 1 Kelemahan dari buku kedua ini hanya terletak pada kurangnya penjelasan materi mengenai taksonomi. Kelebihan Buku Pembanding 2 Dari buku ketiga memang dari tampilan sudah ada judul dan nama pengarang tapi lebih baiknya diperbaharui guna menarik pembaca. Dari aspek tata letak atau pun tata tulis dari buku ini kurang bagus karena masih banyak dari paragraf nya yang tidak beraturan seperti spasi nya,marginya dan untuk font nya juga masih perlu diperbaiki karena masih ada yang mengunakan font campur camput seperti ada menggunakan times new romas dan ada juga arial. Dari aspek isi buku sudah lengkap karena pemaparan mengenai taksonomi sudah hampir dijelaskan dan buku ini sudah layak untuk di pelajari bagi kalangan siswa Dari aspek bahasa sudah benar karena menggunakan ejaan yang jelas. Kelemahan Buku Pembanding 2



seperti yang sudah dipaparkan diatas,kelemahannya mengenai tampilan buku yang terlihat biasa saja,tata tulisnya masih acak-acakan,saran kami pembaca agar kelemahan yang kami simpulkan bisa diperbaiki guna kebaikan dimasa depan.



BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Secara keseluruhan,dapat disimpulkan bahwa dari ketiga buku yang telah direview memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Walaupun demikian,dari ketiga buku tersebut membahas materi yang sama yaitu tentang Taksonomi bloom. Taksonomi bloom adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Untuk mengevaluasi hasil belajar siswa yang diharapkan, diperlukan tujuan yang bersifat operasional yaitu tujuan berupa tingkah laku yang dapat dikerjakan dan diukur. Dari semua kelebihan dan kekurangan buku yang direview,secara umum ketiga nya sudah memiliki syarat dalam penyajian sebuah buku,serta materi nya juga sudah cukup lengkap walaupun masih ada kekurangan dibeberapa bagian. B. Rekomendasi Ketiga buku ini sangat cocok dijadikan bahan ajar dalam materi asesmen. Untuk kelengkapannya buku utama sangat kami rekomendasikan. Akan tetapi lebih lengkap jika ketiga buku tersebut digunakan,dan dapat juga ditambah dengan bahan ajar lainnya.



DAFTAR PUSTAKA Bloom,Benjamin.2015.Kerangka



Landasan



Untuk



Pembelajaran,Pengajaran



,dan



Asesmen.Yogyakarta;Pustaka Pelajar Hartono,Jogyanto.2021.Penulisan Buku Ajar Yang Baik dan Produktif.Yogyakarta;ANDI. Marzano,Kendall.Taksonomi baru tujuan pendidikan.Sumedang;Corwin Press



LAMPIRAN