CBR Perencanaan Instalasi - Alfi Syahrin [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

CRITICAL BOOK RIVEWE MK.PERENCANAAN INSTALASI LISTRIK KOMERSIL S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO



Skor Nilai:



CRITICAL BOOK REVEWE (CBR)



NAMA



: ALFI SYAHRIN



NIM



: 5191131008



DOSEN



: NELSON SINAGA



MK



: PERENCANAAN INSTALASI LISTRIK



KOMERSIL



PROGRAM S-1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MEDAN DESEMBER 2021



2



KATA PENGANTAR Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,,, Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga Critical Book Report ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya. Critical Book Report ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki masih sangat kurang. Oleh karena itu, kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan dan kritikan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan Critical Book Report ini. Dan tak lupa kami juga berterima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Perencanaan Instalasi Listrik Komersil yaitu Bapak Nelson Sinaga Harapan kami semoga Critical Book Report ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi dari Critical Book Report ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.



Medan, Desember 2021



Alfi Syahrin



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...................................................................................................i DAFTAR ISI..................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1 1.1 Latar Belakang Masalah...........................................................................................1 1.2 Tujuan Penulisan.......................................................................................................2 1.3 Manfaat Penulisan.....................................................................................................2 1.4 Identitas Buku...........................................................................................................2 BAB II RINGKASAN ISI BUKU................................................................................4 2.1 Ringkasan Isi Buku Utama.......................................................................................4 2.2 Ringkasan Isi Buku Kedua........................................................................................11 2.3 Ringkasan Isi Buku Ketiga (Pembanding)................................................................17 BAB III PEMBAHASAN.............................................................................................57 3.1 Kelebihan Isi Buku...................................................................................................57 3.2 Kekurangan Isi Buku................................................................................................57 BAB IV PENUTUP.......................................................................................................58 4.1 Kesimpulan...............................................................................................................58 4.2 Saran.........................................................................................................................58 DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................59 LAMPIRAN



ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Instalasi tenaga listrik adalah pemasangan komponen-komponen peralatan listrik untuk melayani perubahan energi listrik menjadi tenaga mekanis dan kimia. Instalasi listrik yang lebih baik adalah instalasi yang aman bagi manusia dan akrab dengan lingkungan sekitarnya. Perencanaan sistem instalasi listrik pada suatu bangunan haruslah mengacu pada peraturan dan ketentuan yang berlaku sesuai dengan PUIL 2000 dan Undang-Undang Ketenagalistrikan 2002. Pada gedung bertingkat biasanya membutuhkan energi listrik yang cukup besar, oleh karena itu pendistribusian energi listriknya harus diperhitungkan sebaik mungkin agar energi listrik dapat terpenuhi dengan baik dan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Perencanaan titik lampu harus diperhatikan pula tingkat efisiensi, rugi tegangan harus berbanding lurus dengan panjang saluran dan beban yang berbanding terbalik dengan penampang saluran. Pada instalasi bangunan rugi tegangan dihitung dari alat pengontrol adalah maksimal 2 % untuk instalasi lampu penerangan dan maksimal 5 % untuk instalasi daya, misalnya motor listrik. Perencanaan instalasi penerangan perlu diperhatikan sistem penyalaan lampu dan Peralatan lain misalnya untuk penyalaan lampu penerangan dengan peralatan listrik yang lain (AC), karena penyalaan penerangan pada gedung bertingkat dan sekolahan berbeda dengan instalasi penerangan pada rumah tinggal. Salah satu fasilitas yang diterapkan atau dipasang pada bangunan perkantoran dan ruang kuliah, adalah alat pendingin udara (tata udara) atau lebih familiar dengan istilah air conditioner (AC). Sering kali dalam pemasangan air conditioner pada rumah dan gedung yang memiliki ruang yang banyak atau ruangan yang luas, terpasang perangkat lebih dari satu, sehingga berdampak besarnya konsumsi daya listrik . Untuk air conditioner 1 PK menyerap daya rata - rata 746-800 watt. Dikarenakan, adanya pemborosan daya akibat tidak stabilnya kecepatan perpindahan panas pada bagian evaporator maupun kondensor, bahkan cenderung menurun akibat adanya peningkatan suhu luar. Sedangkan kompresor tetap bekerja dengan referensi suhu indoor semakin panas suhu eksternal outdoor kompresor akan bekerja lebih lama dan sebaliknya. Hal ini dikarenakan sistem kompressi mesin air conditioner konvensional mengatur tekanan pada coil kondensor pada tekanan 1



tetap. Hal ini akan menyebabkan terjadinya penurunan COP (Coeffesient of Performance) mesin pada saat suhu luar outdoor meningkat ataupun peningkatan COP pada saat suhu luar dingin. Fungsi perencanaan instalasi air conditioner (AC) adalah handal, meningkatkan efisiensi energi dan menciptakan kondisi udara yang nyaman bagi kelancaran aktivitas di ruang kuliah. 1.2 Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan Critical Book Report adalah untuk : 1. Menambah wawasan pembaca mengenai Teknik Instalasi Listrik Komersial dalam kehidupan sehari – hari. 2. Meningkatkan motivasi pembaca dalam melahirkan jiwa yang baik dalam dirinya. 3. Menguatkan pemahaman pembaca mengenai betapa pentingnya teknik instalasi listrik komersial dalam mengajar untuk masa yang akan datang. 1.3 Manfaat Penulisan Adapun manfaat dari Penulisan Critical Book Report adalah untuk : 1. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teknik Instalasi Listrik Komersial 2. Untuk melatih kemampuan dalam mengkritisi suatu buku 3. Menumbuhkan pola pikir positif dalam review satu buku atau lebih 4. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai teknik instalasi listrik komersial dalam kehidupan sehari – hari. 1.4 Identitas Buku Buku utama : Judul Buku



: Teknik Listrik Instalasi Penerangan



Penulis



: F. Suryatmo



Penerbit



: PT. Rineka Cipta



Kota Terbit



: Jakarta



ISBN



: 979 – 518 – 094 – 0



Tahun Terbit



: 2004



2



Buku kedua : Judul Buku



: Teknik Pengerjaan Listrik



Penulis



: DRS. Daryanto



Penerbit



: PT Bumi Aksara



Kota Terbit



: Jakarta



ISBN



: 979 – 526 – 344 – 7



Tahun Terbit



: 2006



Buku Ketiga (Pembanding) Judul Buku



: Instalasi Listrik Tingkat Lanjut



Penulis



: Trevor Linsley



Penerbit



: Erlangga



Kota Terbit



: Jakarta



Tahun Terbit



: 2004



ISBN



: 979 – 741 – 440 – X



3



BAB II RINGKASAN ISI BUKU 2.1 RINGKASAN BUKU UTAMA BAB I. Macam – Macam Peraturan 1. Peraturan- peratura untuk instalasi-instalasi listrik (Instalasi Penerangan dan Gaya ) 



Jawatan Liatrik Kebanyakan perusahaan-peruahaan yang besar tidak membangun tenaga listrik



tersendiri, tetapi mendapat dari perusahaan listrik Negara. Dalam hal demikian perusahaan ini menghendaki perlakuan peraturan N 100 Untuk tiap-tiap pekerjaan instalasi dianjurkan kepada para instalatur harus mengajukan suatu permohonan untuk instalasi-instalasi rumah, harus juga disertai dengan gambardenah secara lengkap dari instalasi listrik dan gambar rencana-hubungan secara lengkap. 2. Peraturan – peraturan Sendiri Dari Perusahaan Listrik Jalannya peraturan ini begitu meluas dan pada terjadinya disebabkan oleh : a. Keperluan untuk melengkapi N 1005 dan memberi keterangan berhubung dengan pertumbuhan (perkembangan) teknik b. Suatu keharusan untuk memberi peraturan khusus, yang sangat diperlakukan oleh perusahaan listrik itu sendiri,seperti besar maksimum dari instalasi yang boleh di hubungkan dalam satu fasa. Besar maksimum Dari instalasi yang boleh dihubungkan pada jala-jala tagangan rendah kota. 3. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 



Sistem penyaluran dan cara pemasangan instalasi listrik di Indonesian harus mengikuti aturan yang ditetapkan oleh PUIL (Peraturan umum Instalasi Listrik) yang diterbitkan tahun 1977, kemudian direvisi tahun 1987 dan terakhir tahun 2000.







Sisteminstalasi listrik yang dimulai dari sumber listrik (tegangan, frekwensi), peralatan listrik, cara pemasangan, pemeliharaan dan keamanan, sudah diatur dalam PUIL. 1. Tujuan dari PUIL 



Keamanan instalasi dan peralatan listrik.







Menjaga gedung serta isinya dari bahaya kebakaran akibat gangguan listrik.







Melindungi manusia terhadap bahaya sentuhan dan kejutan arus listrik. 4







Menjaga ketenagaan listrik yang aman dan efisien







Jadi setiap perencana instalasi listrik, instalatir (pelaksana), operator, pemeriksa dan pemakai jasa listrik wajib mengetahui dan memahami Peraturan Umum Instalasi listrik (PUIL).



PUIL tidak berlaku untuk : 



Instalasi listrik tegangan rendah yang hanya digunakan untuk menyalurkan berita & isyarat







Instalasi listrik untuk keperluan telekomunikasi & pelayanan kereta rel listrik







Instalasi listrik dalam kapal laut, kapal terbang & kendaraan lain yang di gerakan secara mekanis







Instalasi listrik dibawah tanah dalam tambang







Instalasi listrik tegangan rendah yang tidak melebihi 25 kV dan daya tidak lebih dari 100 W



BAB II. SYMBOL UNTUK TEKNIK INSTALASI Symbol (tanda tanda) untuk listrik arus kuat maupun arus lemah. 1. Tanda – tanda umum Macam-macam arus Pada dasarnya arus listrik dibagi dalam dua macam yakni : a. Arus listrik searah b. Arus listrik bolak – balik Untuk menyatakan kedua macam aliran listrik ini dapat dinyatakan dengan mudah memakai tanda-tanda seperti dibawah ini : Tanda untuk arus searah Selain menguasai peraturan dan memiliki pengetahuan tentang peralatan instalasi, seorang ahli listrik juga harus mahir membaca gambar instalasi. Denah ruangan yang akan dilengkapi dengan instalasi pada umumnya digambar dengan skala 1 : 100 atau 1 : 50. Pada denah ini gambar instalasi yang akan dipasang menggunakan lambang yang berlaku. Pada Gambar dibawah ini, diperlihatkan lambang-lambang (simbol-simbol) yang penting untuk instalasi listrik. Ukuran yang diberikan sebagai petunjuk pembuatan gambar instalasi.



5



Gambar Lambang-Lambang Elektro Arus Kuat



Ukuran gambar menentukan ukuran lambang yang digunakan, tetapi supaya hasilnya



rapi



maka



perbandingan



antara



ukuran



lambang



haru



seragam.



Jumlah lambang dibatasi sedapat mungkin hanya yang perlu digambar saja dan sesederhana mungkin. Apabila ada alat yang lambangnya belum dilakukan, maka dipilih suatu lambang dan artinya dijelaskan dalam gambar. Lambang yang penting dapat digambar lebih tebal atau lebih besar sehingga lebih menonjol.



6



7



BAB III . PERATURAN DAN PERSYARATAN INSTALASI-INSTALASI PENERANGAN Golongan-golongan : Lampu lampu, kontak-kontak-tusuk dan pesawat-pesawat pemakai tidak perlu diberi pengaman sendiri, akan tetapi boleh disatukan menjadi golongan-golongan. 



Fatsal 5 : instalasi-instalasi yang mempunyai lebih dari 6 titik hubungan diharuskan terdiri dari paling sedikit dua golongan dan banyak nya titik-titik hubungan dalam satu golongan dan tidak boleh lebih dari 12.



Peraturan ini tidak berlaku untuk penerangan-penerangan reklame dan peneranganpenerangan pesta dan untuk instalasi-instalasi lain dengan sifat luar biasa. 8



1. Golongan-golongan penerangan normal 2. Besar nya kerugian Tegangan 3. Lampu lampu dan kotak kotak kotak dalam satu gologan 4. Saluran dalam instalasi instalasi 5. Menempatkan sakelar sakelar 6. Kawat kawat pengghubung dan kawat kawat tukaran 7. Warna kawat kawat BAB IV. CARA MENYATAKAN BANYAKNYA KAWAT DALAM INSTALASI Di dalam kita mempelajar gambar-gambar instalasi perlu diketahui bahwa dalam pemasangan instalasi-instalasi penerangan/gaya, terdapat dua cara yaitu : a) Pemasangan secara r.i ( Roll-isolator) b) Pemasangan secara pipa 5/8 Untuk menentukan (menyatakan) banyaknya kawat dalam pemasangan secara r.i adalah lebih muda bila dibandingkan dengan pemasangan secara pipa yang bergaris tengah ∅ 5/8 Hubungan – hubungan ruangan – ruangan istimewa a. Hubungan kamar-makan atau kamar-belajar b. Hubungan dalam kamar potret c. Hubunga tanda bahaya BAB V. PERSYARATAN GAMBAR INSTALASI 1. Gambar Permintaan 2. Nilai Pasanga 3. Bagan Hubungan 4. Denah 5. Jenis Kertas yang dipakai BAB VI. PENGUKUR KILOWATTJAM Didalam bab instalasi penerangan KWH METER ( KILO WATT HOURMETER) adalah satu satunya alat yang mempunyai peranan penting,dimana alat tersebut dapat untuk menghitung berapakah besarnya jumlah tenaga listri yang dipakai. Karena itu alat semacam ini dapat dinaakan pengukur daya listrik atau POWERRATES COUNTER. Pengukur watt atau Kwatt, yang pada umumnya disebut : watt-meter/Kwatt meter disusun sedemikian rupa,sehingga kumparan teganga tadi dapat berputar dengan bebasnya,



9



dengan jalan demikian tenaga listrik dapat diukur,baik dalam satuan WH ( watt-jam) ataupun dalam KWH (kilowatt-jam) BAB VII. INSTALASI – RUMAH IKHTISAR PASANGAN - RUMAH Sebagai titik awal kita ambil bulusan cabang-kabel, seperti halnya lemari pasangrumah (peti sekerig) dan pengukur – KWH yang mana dipasang oleh perusahaan listrik. Papan papan pembagi yang terbuat dari pualam,sekarang hamper lenyap didesak oleh almari instalasi yang terbuat dari bahan isolasi, dimana alat tersebut dipasang oleh juru instalasi (instalatateur) Penghubug antara KWH meter dan almari sinstalasi itu harus sependek mungkin pun pula harus dipasang oleh juru instalasi. Sedangkan yang memasang antara peti sekering, bulusan cabang kabel (moof) dan KWH-meter dikerjakan oleh perusahaan listrik (PLN). Maka untuk ikhtisar pasangan rumah dicantumkan pula jalannya arus dari KWHmeter, serta gambar bagan yang biasa untuk pemasangan instalan rumah. BAB VIII. SALURAN DAN KABEL Pembagian : Saluran terbagi dalam 1. Kawat-hiasan dan saluran (OD dan OL) 2. Kawat-urat-karet dan saluran(RD dan- RL) 3. Saluran-timbel-urat-karet (- RLL) 4. Kabel-timbel-urat-karet (-RLK) 5. Kabel-timbel kertas (RS) 6. Saluran-berisolasi karet halus ( BRML ) BAB XI. MACAM-MACAM PIPA DAN PEMASANGANNYA Pada umumnya pipa pia listrik yang dipergunakan dalam pemasangan instalasi cahaya (penerangan) dalam rumah-ruma, pabrik dan lain sebagainya. Untuk itu kita dapat membedakannya : 1. Pipa sekrup 2. Pipa sorong BAB X. PENGAMANAN 1. Keamanan-patron a. Keamanan – lebur terbuka 10



b. Keamanan – lebur tertutup 2. Pengaman sekrup 2.2 RINGKASAN BUKU KEDUA BAB 1 KESELAMATAN KERJA A. Singkirkan Kondisi yang Tidak Aman Kerja sama adalah sangat perlu sekali dalam mencegah kondisi yang tidak aman. Kondisi kerja yang aman tidak hanya mempunyai alat-alat yang bagus dan mesin yang baru dalam suatu perencanaan pabrik. Menjadikan tempat kerja yang bersih,rapi, dan teratur. Mempertimbangkan lingkungan kerja yang akan dikerjakan merupakan hal yang sangat baik. B. Mencegah Kecelakaan Petunjuk – petunjuk dalam mencegah kecelakaan yaitu : 



Bersikap pada umumnya.







Mencegah berkembangnya kondisi yang tidak aman.







Mengetahui apa yang harus dikerjakan dalam keadaan darurat.







Laporkan dari semua kejadian atau kerusakan peralatan.



C. Pakaian Pelindung Diri Pakaian



pelindung



yang



dirancang



khusu



untuk



memberikan



perlindungan,memakai pakaian yang benar perlu untuk melindungi diri dari kemungkinan luka atau kerugian secara serius. BAB 2 PERLAKUAN DALAM PEMAKAIAN ALAT-ALAT BERTENAGA LISTRIK PORTABEL 1.     



Hal –Hal Yang Harus Diperhatikan Sebelum memakai beberapa alat listrik portabel,periksa dulu rumah. Jangan memakai beberapa peralatan yang rusak. Jangan memakai peralatan dengan beban lebihatau menghubungkan dengan power supply. Hindari pemakaian alat yang basah. Pertimbangkan keamanan lain jika memakai alat tersebut.



2. Pemakaian Peralatan Udara Kompresor 11



Hal- hal yang harus diperhatikan dalam pemakain udara kompresor adalah sebagai berikut : 



Sebelum membuka keran dari pipa penyalur udara, kontrol saluran udara kompresor itu pastikan sambungan tidak rusak.







Jangan memakai udara kompresor untuk membersihkan pakaian.







Pakailah sarung tangan yang terbuat dari karet jika membersihkan komponen.



3. Pencegah Kondisi Tidak Aman 



Perawatan kondisi agar tampak baik







Pemeliharaan keamanan dari bahaya listrik







Mengangkat dan membawa barang



4. Pemakaian Tangga Tangga portabel (yang bisa dibawa atau dipindahkan dengan tangan )terbuat dari kayu, aluminium dan lain-lain. Jenis tangga adalah tunggal, tangga bertingkat, dan tangga berdiri sendiri. Panjang mencapai 5,5-9 meter, tangga bertingkat mencapai 15 meter. BAB 3 BEKERJA PADA TIANG LISTRIK a. Pemeriksaan Pada Tiang Listrik  Periksa setiap tiang listrik sebelum anda memanjat  Periksa kedalam tiang listrik dalam tanah dengan pengukur jarak diatas permukaan tanah  Periksa kerusakan/ cacat dibeberapa tempat sepanjang tiang  Perbandingan tiang yang ditanam dibawah tanah dengan yang berada diatas tanah adalah : Tinggi diatas tanah =5 dibawah tanah b. Penahan Tiang Listrik Berbagai cara yang dapat digunakan untuk menahan tiang listrik adalah :  Dengan tali kawat penahan  Cara lain yaitu dengan kendaraan khusus, peralatan truk derek dipakai untuk memasang tali kawat penahan. c. Memasang Kabel Penghantar



12



Pemasangan kabel penghantar pada tiang listrik, juga kawat penahan, lengan dudukan pengikat kabel penghantar dan lain-lain merupakan pekerjaan utama. 



Memakai sabuk pengaman







Sabuk ban



BAB 4 PEMADAM KEBAKARAN 1. Langkah Pengamanan Jika anda menemukan suatu kebakaran, ingat langkah untuk pengamanannya yakni sebagai berikut : 



Segera bunyikan alarm tanda bahaya







Beritahukan kebakaran yang terjadi







Panggil orang-orang lain agar membantu







Ungsikan barang-barang, kosongkan ruangan jika perlu







Usahakan tidak memasuki kembali suatu bangunan yang terbakar



2. Jenis Kebakaran 



Kebakaran kelas A : kebakaran kelas biasa yaitu kebakaran bahan yang mudah terbakar seperti kayu, kain, dan kertas.







Kebakaran kelas B : kebakaran yang bersal dari cairan yang mudah terbakar seperti bensin, minyak tanah, oli, dan sebagainya.







Kebakaran kelas C : meliputi peralatan listrik seperti kebakaran fitting, motor, generator, kabel, kawat sakelar, pipa sakelar dan sebagainya.



3. Pemakaian Peralatan Kebakaran Portabel Ada lima jenis pemadam kebakaran portabel yaitu : 



Pemadam yang diisi air







Pemadam karbondioksida (CO2)







Pemadam gas cair







Pemadam busa







Pemadam bubuk kering



4. Mencari Jalan Keluar Dari Kebakaran 



Merangkak untuk melewati ruang asap 13







Tunjukkan arah keluar jika terjadi bahaya



5. Memberikan Pertolongan Pertama a. Hal – hal Yang Perlu Dilakuakn Pada Pertolongan Pertama Langkah atau tindakan yang perlu dilakukan dalam memberikan pertolongan pertama yang dapat menyelamatkan nyawa misalnya menyadarkan, menghentikan pendarahan hebat seperti memberikan pernapasan buatan dan menghentikan pendarahan. b. Jenis – Jenis Kejadian/ Peristiwa Pekerjaan Pada beberapa waktu yang lain, anda harus bisa menghadapinya dengan memberikan pertolongan pertama dalam kasus sebagai berikut : -



Pendarahan Shock/ kejutan Keracunan Terbakar dan luka bakar Mata terluka Luka ringan dan luka memar



-



Kecelakaan listrik



6. Pipa Penyalur Listrik a. Pipa penyalur kelas A Pipa penyalur kelas ini sekarang digantikan oleh kelas B dan kelas bawah tanah, seharusnya ketebalan dinding pada pipa penyalur kelas A sangat tipis, sehingga membuat ulir menjadi tidak praktis. b. Pipa penyalur kelas B Dari jenis normal, dipakai pada sebagian besar instalasi, penghantar ini didapatkan dalam berbagai bentuk termasuk :      c.



Baja kaku / keras Baja fleksibel PVC kaku beban ringan PVC kaku beban berat PVC fleksibel Penghantar bawah tanah Penghantar ini dapat digunakan hanya di bawah tanah seperti jenis dari suatu



kategori A yang lain atau sistem kategori B. BAB 7 KABEL LISTRIK 14



Memilih kabel listrik Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan yang benar dari kabel – kabel yaitu :    



Kondisi arus Voltase drop yang harus diperhatikan Voltase yang dioperasikan Lingkungan pengoperasian, suhu sekitar, kemungkinan getaran atau kerusakan mekanik.



BAB 8 TEKNIK PENERMINALAN Rancangan dasar untuk penerminalan konduktor Cara penerminalan pada konduktor yaitu :     



Gunakan jenis fitting lampu ke terminal atau ke relai dan peralatan kecil sederhana. Gunakan kabel fleksibel dengan pilihan satu untaian atau lebih akan diterminalkan dalam salah satu berikut ini : Solder pada suatu soket kabel Dijepit pada suatu terminal yang dapat mencegah melepasnya dari pilinan/ belitan dibawah alat penjepit. Diterminlkan dalam suatu tekanan fitting yang diizinkan pada alat terminal.



BAB 9 KABEL MIMS Kabel MIMS telah digunakan secara meluas dalam industri dan digunakan secara komersil / perdagangan secara luas. Kabel MIMS adalah kabel yang berisi lebih dari satu atau lebih penghantar tembaga ( inti kabel ) yang dikelilingi oleh isolasi bubuk yang tebal / keras. Kabel MIMS memiliki dua jenis dalm penghantar yaitu inti tembaga dan aluminium. BAB 10 BUSBAR Bentuk konduktor busbar yaituada yang berbentuk batang persegi empat, bentuk batang bulat, bentuk tubular (tabung), dan bentuk khusus. Jenis bahan yang sering digunakan pada konstruksi busbar adalah tembaga dan aluminium. BAB 11 PERALATAN BANTU Beberapa alat bantu dalam teknik pengerjaan listrik yaitu kunci bisa di setel, tang multigrip, kunci pipa stillson , kinci pipa besar (kaki), kunci sok, kunci L atau kunci allen, obeng, kunci pas ganda, jangka kaki, penggores, penitik, pelubang dan pelubang pen, pelubang tusuk, tang kombinasi, tang berisolasi, tang pemotong isi, gunting kaleng, 15



gunting tangan, gunting junior,pahat, bor bintang, bor tukang batu, kontersing, pengupas kabel, bor, rol penggulung kabel, dan kikir. BAB 12 SISTEM PEMASANGAN Alat Penekan Sistem ini digunakan untuk mempercepat pekerjaan, juga lebih efisien dan merupakan peralatan yang aman. Jenis alat ini adalah alat penekan langsung dan alat penekan tidak langsung. BAB 13 SOLDER LISTRIK Teknik Menyolder 1. Tentukan daerah kerja dan alat solder yang dibersihkan lebih dulu dan bebaskan dari semua kotoran. 2. Pastikan ujung solder dalam keadaan kondisi yang bagus dan tidak rusak/cacat. 3. Panaskan batang solder pada suhu yang tinggi 4. Hapus kelebihan solder yang mati dengan kain/lap pembersih BAB 14 PERLENGKAPAN PEMASANGAN Ada beberapa perlengkapan dalam pemasangan yaitu klip penjepit, sekrup kayu,, sekrup mengetap sendiri, jangkar pondasi, alat pemasang yang lain, dan beberapa jenis kotak pencabangan. BAB 15 LAMPU, TUSUK KONTAK DAN SEKRING a. Lampu lampu pijar menghasilkan cahaya dengan memanaskan serabut pijar atau filamen sehingga suhunya tinggi berwarna putih. Bola lampu dibuat dari kaca yang jernih, udaranya telah diambil (hampa udara) sehingga kehampaan ini akan mencegah serabut terbakar habis. Untuk membaurkan cahaya yang kuat banyak lampu-lampu dibuat dari kaca buram yang berwarna, berembun dan putih susu. b. Tusuk Kontak Untuk menyambung tusuk kontak pada kabel harus dikerjakan hal sebagai berikut : pasang ujung kawat didalam penyambung dari pena, dan kencangkan sekrupnya. c. Sekring Aliran listrik dialirkan ke rumah-rumah melalui kabel listrik tegangan tinggi, kemudian listrik melalui tiga komponen yang sangat vital yakni : sekring, alat pengukur tenaga, dan kotak pelayanan rumah.



16



2.3 RINGKASAN BUKU KETIGA ( PEMBANDING) BAB 1 PERATURAN – PERATURAN Peraturan peraturan penyediaan tenaga listrik,1998 Pada tanggal 1 Januari 1995 pemerintah telah menyetujui bahwa sistem penyediaan tenaga listrik di wilayah Inggris raya akan diselaraskan dengan negara negara lain di benua Eropa.Dengan demikian tegangan supplay pada sistem tegangan rendah yang sebelumnya adalah 415 V dan 240 V akan menjadi 400 V untuk sistem 3 fasa dan 230 V untuk sistem fasa tunggal .Adapun batas batas toleransi yang diijinkan dari nominal tegangan suplai juga berubah dari lebih kurang 6% menjadi + 10% dan -6 % sehingga kisaran tegangannya berubah menjadi 216 V sampai 253 V untuk tegangan nominal 230 V dan 376 V sampai 440 V untuk tegangan nominal 400 V. Perubahan tahap berikutnya akan dilakukan tahun 2005 dimana batas batas toleransi tegangan menjadi lebih kurang 10% dari nilai teganagn nominal yang ditetapkan. Peraturan 29 memberikan wewenang kepada badan badan daerah untuk menolak penyambungan suplai listrik ke suatu instalasi jika dalam pandangan mereka instalasi tersebut belum terkontuksi,terpasang,serta terlindung sesuai standar standar yang telah ditetapkan.Peraturan ini hanya diberlakukan jika instalasi yang dibangun tidak memenuhi persyaratan persyaratan seperti tercantum dalam Peraturan peraturan instalasi Listrik. UU Kesehatan dan Keslamatan Kerja 1974 UU K3 memberi kerangka hukum untuk menstimulasi mendorong tercapainya standar standar kesehatan dan keslamatan yang tinggi bagi setiap orang di dalam lingkungan pekerjaannya dan masyarakat pada umumnya terhadap bahaya ataupun resiko yang mungkin muncul dariaktivitas pekerjaan. Penegakan Pelaksanaan Undang Undang Segenap hukum dan aturan aturan yang ada harus ditegakkan agar pelaksanaanya dapat berjalan secara efektif.Sistem pengendalian dibawah undang undangkesehatan dan keslamatan kerja dirumuskan oleh dewan eksklusif kesehatan dan keslamatan yang diberi tanggung jawab untuk menegakkan hukum. Dokumentasi Keselamatan Berdasarkan UU K3 dinyatakan bahwa pengusaha bertanggung jawab untuk menjamin bahwa para pekerja telah diberikan informasi dan instruksi yang mencukupi untuk dapat menjaga keslamatan diri mereka masing masing.



17



Peraturan-Peraturan tentang pengendalian bahan bahan yang berbahaya



terhadap



kesehatan 1988 Peraturan peraturan tentang pengendalian bahan bahan yang berbahaya untuk kesehatan dipublikasikan pertama kali pada tahun 1988 serta mulai berlaku pada bulan Oktober 1989.Peraturan peraturan ini ditetapkan kembali pada tahun 1994 setelah dilakukan beberapa modifikasi dan perbaikan perbaiakn di dalamnya dan modifikasi dan tambahan tambahan yang terbaru mulai berlaku pada bulan januari 1997. Peraturan – Peraturan Konstruksi ( Kesehatan , Keslamatan , dan Kesejahteraan Sosial Kerja),1996 Kontraktor listrik merupakan salah satu bagian dari tim kontruksi pada umumnya berposisi sebagai sbkontraktor dan oleh karenanya peraturan – peraturan khusus di bidang industri kontruksi ini akan berpengaruh juga terhadap lingkunan kerja dan prosedur kerja harian dari para teknisi listrik tersebut. Peraturan peraturan tentang kelistrikan dalam pekerjaan 1989 Peraturan ini mulai belaku pada tahun 1990 untuk menggantikan peraturan peraturan sebelumnya seperti peraturan sebelumnya seperti peraturan peraturan sebelumnya seperti peraturan khusus kelistrikan 1994.Peraturan peraturan ini dibuat di bawah payung undang undang kesehatan dan keslamatan kerja 1974 yang pemberlakuannya dilakukan oleh dewan eksekusif kesehatan dan keslamatan kerja. Peraturan Peraturan Pengkawatan IEE (BS 7671 : 1992) Persyaratan persyaratan untuk instalasi kelistrikan yang ditetapkan oleh lembaga insinyur kelistrikan,dikenal dengan nama peraturan peraturan yang tidak diundang undangkan.Peraturan peraturan ini secara prinsip berkaitan dengan masalah masalah seperti rancangan seleksi pembangunan inspeksi dan pengujian instalasi kelistrikan baik itu yang bersifat permanen maupun temporer di dalam maupun disekitar gedung bangunan. Standar Standar Inggris dan Eropa Institusi standar inggris (British Standar Institute,BSI) telah meletakkan spesifikasi spesifikasi yang pasti untuk membuat suatu produk yang sesuai dengan maksud penggunaannya.Hampir segala sesuatu yang dibuat sekarang ini adalah berdasarkan pada standar tersebut. Indeks perlindungan (Index of Protection,IP ) BS EN 60529



18



Peraturan IEE 713-07-01 menyebutkan bahwa setiap penghalang atau wilayah tertutup yang dibangun untuk mencegah kontak langsung dengan mahluk hidup harus memenuhi IP2X dan IP4X Standar Tahan Api Standar inggris yang mengatur ketentuan ketentuan pada area area berbahaya diterbitkan pertama kali pada sekitar tahun 1920-an yang saat itu merupakan ketentun ketetuan yang brkaitan dengan hubungan listrik antara peralatan peralatan industri pertambangan.



Gambar Kode kode indeks perlindungan BAB 2 PENJAMINAN MUTU Pendekatan Mutu Pada masa masa sekarang ini,jika membeli suatu barang atau jasa , pelanggan akan melihat lebih jauh pada kinerja dan kehandalan dari produk barang atau jasa yang ditawarkan. Kinerja yang baik berarti bahwa fungsi kerja yang diingin oleh pelanggan dapat dikerjakan oleh produk tersebut ,sedangkan



kehandalan berarti bahwa produk



tersebut bekerja dengan baik dalam jangka waktu yang dapat diterima.Kehandalan produk yang kurang baik ditengarai sebagai salah satu penyebab yang mengakibatkan munculnya ketidakpuasan pelanggan. Pengawasan Mutu Pengawasan mutu tidak pernah bekerja pada sebab sebab dari permasalahn dan akibatnya banyak produk produk cacat yang bergulir di jalur perakitan. Penjaminan Mutu



19



Penjaminan mutu lebih mengutamakan pada pencegahan cacat melalui pengawasan mutu secara statistik dan mengawasi proses proses untuk menghilangkan produksi bagian bagian yang jelek. Pengawasan Mutu Total Pengawasan mutu total mencoba untuk mengembangkan filosofi penjaminan mutu yang dapat melingkupi seluruh kegiatan perusahaan. Manajemen Mutu Total Manajemen mutu total menjadikan mutu sebagai sebuah jalan hidup.Manajemen mutu total tidak lagi berfokus pada pemeriksaan,membangun,atau bahkan pengorganisasian semata melainkan pada mutu yang dikelola pada semua tingkatan. Standar Mutu Inggris Standar inggris BS 5750 yang diterbitkan pada tahun 1979 dan ISO seri 9000,standar dunia untuk penjaminan mutu yang diterbitkan tahun 1987 telah menjadi suatu istilah penjaminan mutu serta merupakan jantung dari sebagian besar sistem manajemen mutu di kawasan Eropa. Industri Konstruksi Seorang teknisi listrik yang bekerja pada kontraktor listrik merupakan bagian dari industri industri kontruksi yang lebih luas lingkupnya.Industri ini merupakan industri yang bernilai jutaan pound yang melaksanakan semua jenis kerja pembangunan,mulai dari perumahan hungga hotel,pabrik,sekolah,toko,perkantoran,dan pelabuhan udara. Tim Bangunan Konstruksi gedung baru merupakan proses yang rumit di mana di perlukan sebuah tim yang terdiri dari para profesional yang bekerja bersama sama untuk menghasilkan hasil yang diinginkan.



20



Gambar 2 Tim Bangunan Tim Listrik Kontraktor listrik merupakan sub-kontraktor bertanggung jawab terhadap instalasi peralatan listrik di dalam bangunan. Perancangan Instalasi Listrik Seorang perancang instalasi listrik harus dapat menjamin bahwa rancangan yang dibuatnya mengikuti ketentuan ketentuan pada peraturan peraturan pengkawatan IEE untuk instalasi listrik dan peraturan peraturan lain relevan dengan instalasi listrik.



Gambar 3 Tim Listrik Kontrak kontrak Hukum Sebelum pekerjaan dapat dilaksanakan , beberapa bentuk kontrak hukum harus disepakati terlebih dahulu diantara kedua belah pihak yaitu pihak yang menerima pekerjaan



21



contohnya perusahaan listrik sebagai sub kontraktor dan pihak yang memerintahkan pelaksanaan pekerjaan contohnya perusahaan bangunan utama. Sistem manajemen Firma kontraktor listrik yang lebih kecil dapat mengetahui dengan baik dimana para pekerjanya sedang bekerja dan apa yang mereka lakukan dari hari ke hari karena adanya tingkat kontak perorangan antara pihak pengusaha,pekerja dan pelanggan. Diagram Batang Terdapat banyak jenis diagram batang yang dapat digunakan untuk manajemen pekerjaan di dunia industri . Meskipun demikian tujuan dari setiap diagram batang tersebut ialah untuk membangun urutan dan penjadwalan waktu dari berbagai kegiatan yang terdapat di dalam kontrak.



Analisis Jaringan Untuk kontrak kontrak yang besar dan kompleks terdapat banyak sekali pekerjaan pekerjaan ataupun aktivitas yang dikerjakan secara terpisah pisah.Beberapa di antaranya mungkin dapat diselesaikan dalam waktu yang bersamaan,sementara beberapa yang lainnya tidak dapat dimulai sebelum pekerjaan yang lainnya terselesaikan



22



Jalur Kritis Jalur kritis merupakan jalur yang dibentuk dengan menghubungkan titik awal suatu kegiatan dengan titik akhir kegiatan yang memerlukan waktu terpanjang. Waktu Tenggang Waktu tenggang adalah waktu yang tersisa untuk menyelesaikan kontrak pekerjaan setelah penyelesaian kegiatan. Kegiatan Kegiatan direpresentasikan oleh sebuah tanda panah dimana ekor dari tanda panah tersebutmenunjukkan titik awal kegiatan sedangkan kepala panah menunjukkan titik akhir kegiatan. Kegiatan Dummy Kegiatan dummy direpresentasikan olehanak panah bergaris putus putus. Kejadian Kejadian adalah suatu titik dalam rentang waktu atau tahapan dalam kontrak pekerjaan dimana kegiatan kegiatan sebelumnya di selesaikan. Membangun Sebuah Jaringan Perancang jaringan harus selalu mempertanyakan hal hal berikut : 1. Kegiatan kegiatan yang mana yang harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum kegiatan yang lain dapat dimulai ? 2. Kegiatan kegiatan mana yang dapat dilaksanakan pada waktu bersamaan ? Komunikasi Lapangan Komunikasi yang baik ialah menyangkut proses alih informasi dari seseorang kepada orang lain. Gambar dan Diagram Berbagai macam gambar dan diagram listrik dapat diidentifikasi sebagai gambar /diagram tata letak,skematik,blok,pengkawatan dan gambar rangkaian. Gambar Tata Letak Gambar tata letak adalah gambar berskala berdasarkan pada rencana bangunan yang disusun oleh arsitek dan menunjukkan letak letak peralatan listrik yang harus dipasang. Gambar Pemasangan Pada saat instalasi telah diselesaiakan ,harus dibuat satu set gambar yang menunjukkan posisi akhir dari semua peralatan listrik yang dipasang.



23



Gambar Beberapa contoh simbol instalasi BS EN 606117 Gambar Detail Gambar detail adalah gambar gambar tambahan yang dibuat oleh arsitek untuk memperjelas detail dari bebrapa titik atau posisi instalasi. Diagram Skematik Diagram skematik adalah diagram dalam bentuk gambar besar



24



Diagram Blok Diagram blok merupakan diagram yang sangat sederhana dimana item itm peralatan digambarkan dengan kotak



Diagram Pengkawatan Diagram pengkawatan atau sering juga disebut dengan diagram hubung memperlihatkan hubungan di antara komponen atau item peralatan.



25



Diagram Rangkaian Sebuah diagram rangkaian menunjukkan dengan sangat jelas cara kerja dari sebuah rangkaian. PESAN PESAN TERTULIS Cukup banyak komunikasi di antara atau dengan organisasi yang lebih besar dilakukan dengan jalan melengkapi formulir formulir standar atau menggunakan catatan catatan internal. Lembaran Waktu Kerja Lembaran waktu kerja merupakan formulir standar yang harus dilengkapi oleh setiap pekerja untuk memberitahu pihak perusahaan mengenai waktu sebenarnya yang digunakan para bekerja untuk bekerja selama masa kontrak. Lembar Tugas Lembar kerja atau dikenal juga dengan nama kartu kerja mengandung informasi mengenai suatu tugas pada umumnya pekerjaan kecil yan harus dikerjakan. Lembar kerja Harian Lembar kerja harian merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk mencatat variasi pekerjaan dari yang tertulis pada kontrak. Laporan Untuk pekerjaan besar para pengawas diperlukan keberadaannya untuk melaporkan kejadian kejadian yang terjadi dilapangan. 26



Komunikasi Personal Penting untuk selalu diingat bahwa pelangganlah yang sesungguhnya membayar upah untuk semua orang yang dipekerjakan di perusahaan kita. BAB 3 TEORI INSTALASI LISTRIK Pendahuluan Sebagai kelanjutan dari proses denasioanalisasi industri penyedia tenaga listrik pada bulan maret 1991,pembangkitan energi diwilayah inggris raya menjadi tanggung jawab dari tiga perusahaan pembangkitan yang dibentuk dari badan pembangkitan listrik pusat (CEGB)



27



Gambar Menara gantung saluran transmisi SiezwellSundon



28



29



Isolasi dan Pensaklaran Peraturan peraturan yang ada menunjukkan adanya empat jenis pensakalaran yang berbeda yaitu pensaklaran untuk isolasi,pensaklaran pemeliharaan mekanik.pensaklaran darurat,dan pensaklaran fungsional. Isolasi di defenisikan sebagai pemutusan suplai arus listrik ke suatu rangkaian atau sebuah peralatan dengan maksud untuk menjamin keselamatan seseorang yang bekerja pada peralatan tersebut dengan cara memadamkan peralatan bersangkutan. Diskriminasi Diskriminasi efektif dapat dicapai dengan mengatur tingkat perlindungan karena kecepatann operasi dari peralatan proteksi akan meningkat jika rantingnya menurun. Pemilihan Kabel 30



Ukuran dari kabel yang digunakan untuk instalasi akan bergantung pada : 1. Rating arus dari kabel 2. Jatuh tegangan maksimum yang diijinkan seperti dinyatakan oleh peraturan 515-01 Metode Pemasangan dan Penyangga Kabel dan Peralatan Kawat kawat penghantar yang diintalasikan dalam saluran dan kabel kabel tunggal dapat dijepit langsung pada suatu permukaan atau diletakkan pada tray sesuai dengan sistem pengkawatan yang paling tepat untuk instalasinya. Bab IV Instalasi – Instalasi Khusus Semua instalasi listrik dan peralatan instalasi yang dipasang haruslah aman untuk digunakan serta bebas dari bahaya kejutan listrik. Akan tetapi, beberapa instalasi memerlukan perlakuan – perlakuan yang lebih khusus, mengingat adanya bahaya – bahaya yang menyatu dengan kondisi – kondisi instalasi itu sendiri. Bahaya – bahaya seperti dapat muncul karena sifat – sifat korosif dan eksplosif dari udara, instalasi yang digunakan pada daerah berkabut atau kondisi temperatur yang rendah atau karena adanya kebutuhan untuk memberikan perlindungan mekanik tambahan terhadap instalasi listrik tersebut. Instalasi Listrik Sementara Suplai listrik sementara yang disediakan untuk lokasi konstruksi dapat menghemat cukup banyak jumlah jam orang dari buruh yang dipekerjakan, sehingga akan mempercepat waktu yang dibutuhkan untuk penyelesaian proyek. Peraturan IEE 604-02-02 merekomendasikan nilai tegangan – tegangan berikut untuk digunakan dalam pendistribusian daya listrik ke alat berat dan peralatan – peralatan listrik pada lokasi konstruksi : 



Tegangan 400 V tiga fasa untuk mensuplai alat berat yang memiliki kapasitas daya lebih besar dari 3,75 kW seperti crane dan lift. Suplai ini harus dilakukan dengan menggunakan kabel yang memliki kulit pelindung besi.







Tegangan 230 V fasa tunggal untuk mensuplai peralatan – peralatan yang terinstalasi dengan kokoh seperti tiang menara lampu, alat – alat pengangkat dengan daya kecil serta kantor yang berlokasi dilapangan. Suplai ini harus dilakukan dengan menggunakan kabel yang memiliki kulit pelindung besi didalam kantor.







Tegangan 110 V fasa tungal untuk mensuplai semua peralatan jinjing tangan dan peralatan lampu jinjing. Suplai listrik ini biasanya disediakan melalui unit distribusi tegangan yang memiliki soket keluaran yang tahan terhadap percikan air dan 31



lumpur yang disuplai oleh transformator center – tap 110 V. Penggunaan transformator ini dapat membatasi tegangan fasa ke tanah sebesar 55 V yang dipanjang sebagai batas tegangan rendah yang aman. Jenis lampu yang digunakan untuk suplai listrik dengan tegangan kerja 110 V merupakan jenis lampu khusus yang dikenal dengan nama lampu Sekrup edison yang berbeda dengan lampu yang biasa digunakan dengan tegangan kerja 230 V. Plug yang digunakan dalam dunia industri memliki bentuk – bentuk yang khusus untuk menghindari suatu peralatan dengan tegangan kerja tertentu dihubungkan pada soket keluaran dengan tegangan berbeda. Untuk mempermudah kita dalam membedakan nilai – nilai tegangan suplai ini maka digunakan kode – kode warna sebagai berikut : 



Merah untuk tegangan 400 V







Biru untuk tegangan 230 V







Kuning untuk tegangan 110 V







Putih untuk tegangan 50 V







Ungu untuk tegangan 25 V



Instalasi untuk daerah pertanian dan perkebunan Peraturan – peraturan pengkawatan IEE Edisi keenam belas memandang sebagai instalasi yang sangat khusus dan menangkan ketentuan – ketentuannya secara khusus, lengkap dan menyeluruh dalam pasal 605. Instalasi ini memiliki kumpulan tabel – tabel tersendiri untuk besaran – besaran waktu pemutusan dan nilai maksimum untuk impedansi gangguan rangkaian tertutup pentanahan (peraturan 605-05-03 dan 04). Untuk tempat – tempat yang mungkin dijangkau oleh hewan – hewan ternak peliharaan, peralatan listrik yang digunakan harus merupakan peralatan dari jenis yang mampu menanggung beban atau gangguan dari luar yang mungkin terjadi serta memiliki indeks perlindungan minimum IP44 yaitu perlindungan dari penetrasi benda padat dan penetrasi air yang dipercikkan dari segala arah (peraturan 605-11-01). Instalasi didalam Kereta Mobil dan Lokasi kereta Mobil Instalasi listrik di dalam kereta mobil dan lokasi kereta mobil harus memenuhi semua aspek peraturan pengkawatan untuk gedung – gedung bangunan. Semua bahaya yang muncul dalam gedung dapat muncul pula di dalam atau disekitar kereta mobil, termasuk bahaya – bahaya tambahan lain yang muncul karena proses penyambungan dan 32



pemutusan suplai daya yang terjadi berulang – ulang serta pembengkokan hasil instalasi pada kendaraan yang bergerak. Peraturan IEE edisi ke 16 menuangkan ketentuanketentuannya secara khusus, lengkap dan menyeluruh mengenai instalasi di dalam kereta mobil pada pasal 608. Pemberitahuan – pemberitahuan mengenai informasi ynag berkaitan dengan tipe dan tegangan kerja suplai serta beban maksimum yang diperbolehkan untuk dilayani harus ditampilkan pada sumber suplai listrik tersebut. Kereta mobil harus dilengkapi dengan saklar isolasi utama dan peralatan arus sisa untuk memutuskan hubungan pada semua penghantar yang dialiri listrik. Pemberitahuan yang menjabarkan secara detail mengenai penyambungan dan pemutusan suplai secara aman juga harus tersedia seperti ditentukan oleh Peraturan 608-07-05. Instalasi listrik untuk kereta mobil ini direkomendasikan untuk diuji dan diperiksa pada interval waktu antara 1 dan 3 tahun namun tidak melebihi 3 tahun (Peraturan 608 – 07 – 05) Instalasi – instalasi untuk daerah Eksplosif dan Mudah Terbakar Sebagian besar jenis cairan yang mudah terbakar akan membentuk campuran eksplosif jika memiliki batas konsentrasi tertentu. Diatas atau dibawah batas konsentrasi ini campuran tersebut tidak akan bersifat eksplosif lagi. Temperatur terendah dimana uap dalam jumlah yang cukup yang dikeluarkan oleh suatu bahan yang mudah terbakar dapat membentuk campuran eksplosif gas – udara dikenal dengan nama titik nyala (flashpoint). Sistem pengkawatan yang didalam kawasan berbahaya ini harus menggunakan fiitting tahan api yang dilakukan dengan metode yang tepat yaitu : 



Kabel – kabel PVC harus dibungkus di dalam saluran conduit baja berukuran besar yang berakhir pada titik – titik sambungan yang tertutup yang memiliki sayap yang lebar dan terkunci.







Ujung – ujung kabel dengan isolasi bahan mineral ber akhir di dalam perlengkapan yang memiliki penekanan mekanik tahan api. Penekanan mekanik tahan api ini memiliki tali yang lebih panjang dari pada penekan mekanik biasa MICC. Untuk kabel – kabel yang ditanam, kabel – kabel ini harus ditanam dengan kedalaman minimal 500 mm dan dilindungi dengan PVC.







Kabel – kabel PVC dengan kulit pelindung, ujung – ujungnya diakhiri di dalam perlengkapan yang memiliki penekan mekanik tahan api atau menggunakan sistem pengkawatan lain yang sesuai dengan BS 5345. 33



Penggolongan daerah – daerah berbahaya Standar inggris 5345 membagi resiko –resiko bahaya yang berkaitan dengan gas dan uap yang mudah terbakar menjadi tiga golongan atau zone wilayah sebagai berikut : 



Zone wilayah 0 yaitu wilayah paling bahaya yang didefinisikan sebagai zone wilayah dimana terdapat campuran gas – udara eksplosif yang berlangsung terus – menerus atau dalam periode yang panjang.







Zone wilayah 1 yaitu wilayah di mana campuran gas – udara eksplosif mungkin muncul dalam operasi kerja yang normal.







Zone wilayah 2 yaitu wilayah di mana campuran gas – udara eksplosif tidak mungkin muncul dalam operasi kerja yang normal dan jika campuran gas – udara inipun muncul, maka hanya akan terjadi didalam waktu yang sangat singkat.



Keamanan Intrinsik Sistem yang secara intrinsik yang aman yang cocok digunakan di zone wilayah 0 merupakan sistem dimana semua peralatan listrik, kawat – kawat penghantar yang saling berhubungan dan rangkaiannya adalah aman secara intrinsik. Listrik Statis Listrik statis adalah muatan tegangan yang dapat mengakibatkan tegangan ribuan volt diantara dua permukaan yang memiliki penghalang dielektrik diantaranya. Situasi yang berbahaya terjadi jika muatan statis tersebut mampu membangkitkan potensial tegangan yang dapat mengakibatkan terjadinya sambaran bunga api yang menembus penghalang, sela udara, di antara kedua permukaannya. Muatan statis dapat terbentuk diantara dua permukaan isolasi atau antara permukaan isolasi dan permukaan penghantar, tetapi tidak diantara dua permukaan penghantar. Suplai daya Listrik Untuk Komputer Sebagian besar sistem komputer merupakan sistem yang sensitif terhadap variasi atau distorsi sumber tegangannya serta terdapat banyak komputer yang menggunakan peralatan penyaring (filter) yang dapat memproduksi arus bocor sebesar 2 atau 3 mA. Suplai Listrik yang Bersih Suplai daya listrik yang bersih haruslah merupakan suplai daya yang bersih dan aman. Komputer – komputer mainframe dan jaringan bersifat sensitif terhadap gangguan yang bersifat distorsi ataupun interferensi, dikenal dengan istilah noise. Suplai listrik yang aman 34



Suplai listrik utama di wilayah Inggris raya sangatlah aman dan handal. Meskipun demikian tetap perlu untuk dipahami bahwa kehilangan suplai kepada komputer Mainframe atau jaringan komputer yang hanya dalam hitungan detik saja akan dapat berakibat pada kehancuran sistem tersebut dan kehilangan hari – hari kerja yang berharga. Sebuah UPS yang digunakan untuk memproteksi jaringan komputer kecil, katakanlah terdiri atas 6 buah PC, secara fisik akan berukuran kira – kira sama dengan sebuah Harddisk PC dan biasanya ditempatkan dibawah atau disamping meja operator. Kabel serat Optik Dikenalkannya penggunaan kabel serat optik dan transmisi digital dapat dipastikan akan mempengaruhi sistem pengkawatan atau pengkabelan dimasa – masa yang akan datang serta pekerjaan terkait yang harus dilakukan oleh teknisi listrik. Jaringan dengan basis teknologi digital akhir – akhir ini banyak digunakan dengan sukses oelh industri – industri telekomunikasi sepertinya akan menjadi suatu standar jangka panjang untuk sistem komputer. Kabel serat optik secara dramatis akan dapat mengurangi jumlah kabel yang diperlukan untuk sistem kendali dan komunikasi. Rangkaian Tanda Bahaya Kebakaran Rangkaian – rangkaian tanda bahaya kebakaran dapat berhubungan secara normal terbuka atau normal tertutup. Dalam rangkaian normal terbuka, titik – titik panggilan tanda bahaya dihubungkan secara paralel satu sama lain sehingga setiap titik tanda bahaya yang terinisiasi akan membentuk sebuah rangkaian lengkap dan alat bunyi akan memberikan tanda peringatan kebakaran. Dalam rangkaian normal tertutup, titik – titik bahaya panggilan dihubungkan dalam rangkaian seri terhadap kontak – kontak normal tertutup. Titik – titik Panggil Tanda Bahaya Tititk – titik panggil tanda bahaya yang dioperasikan secara manual harus disediakan disemua bagian gedung yang dihuni, dan harus diletakkan pada posisi sedemikian hingga seseorang tidak perlu berjalan lebih dari 30 m dari posisi manapun untuk memberikan tanda bahaya. Alat Bunyi Posisi dan jumlah alat bunyi yang digunakan sedemikian hingga tanda bahaya yang diberikan dapat di dengar dengan jelas bedanya trhadap suara- suara latar bising yang lainnya dari semua bagian. Perimbangan – pertimbangan dalam perancangan tanda Bahaya kebakaran



35



Untuk gedung – gedung atau bangunan yang lebih diperlukan adanya pembagian menjadi beberapa zone tertentu sehingga lokasi terjadinya kebakaran dapat di identifikasi dengan cepat. Zone – zone dapat ditunjukkan pada petunjuk yang diletakkan dikantor pengawas atau ruang penerimaan tamu utama. Dalam penentuan zone – zone ini, beberapa peraturan – peraturan berikut ini harus dipertimbangkan yaitu : 1. Luas lantai setiap zone tidak boleh melebihi 2000 m2. 2. Setiap zone dibatasi pada satu lantai kecuali jika luas lantai total dari bangunan tidak melebihi 300 m2.. 3. Tangga dan bangunan – bangunan yang sangat kecil dianggap sebagai satu zone. 4. Satu zone sebaiknya merupakan satu bagian sistem kebakaran. Hal ini berarti bahwa dinding – dinding, langit – langit dan lantai dari zone ini dapat menahan asap dan api kebakaran. Sistem Keamanan Tidak semua rumah memiliki tingkat resiko yang sama besar, tetapi dapat dipastikan bahwa semua rumah memiliki sesuatu yang berharga di mata pencuri. Lampu Keamanan Lampu keamanan merupakan garis pertahanan pertama dalam upaya perlindungan terhadap tindak kejahatan. Terdapat ungkapan bahwa “ orang –orang jahat membenci sinar lampu dan selalu berusaha untuk menghindarinya, untuk menakut – nakuti mereka maka diperlukan sinar lampu yang benderang”. Detektor Infra Merah Pasif Detektor infra merah pasif dirancang untuk mendeteksi perubahan panas di daerah pandang dari sistem lensanya. Detektor infra merah seringkali digunakan untuk menghidupkan lampu sorot, tungsten halogen, karena dari semua jenis lampu luminare, lampu tungsten halogen ini dapat memberikan efek penerangan yang tinggi dengan segera. Fitting lampu harus dipasang pada tempat yang berada diluar jangkauan pencuri untuk menghindari adanya sabotase terhadap sistem lampu keamanan lain. Sistem tanda bahaya pencurian Sistem tanda bahaya pencurian berfungsi sebagai alat untuk menakuti pencuri serta dapat mengurangi biaya asuransi rumah yang harus dikeluarkan. Saklar Proximity



36



Saklar proximity dirancang untuk perlindungan deskrit pada pintu – pintu dan jendela. Saklar ini dibuat dari bahan plastik yang dibentuk khusus dan berukuran kira – kira sama dengan permen karet. Detektor infra merah pasif Detektif ini diaktifkan oleh pergerakan dari benda atau orang yang memberikan efek panas lebih tinggi dibandingkan lingkungan sekitarnya. Alat Bunyi Untuk tanda Bahaya Pencurian Alat bunyi tanda bahaya berfungsi untuk memberikan suara peringatan terhadap kemungkinan tindak kejahatan yang dapat didengar jelas. Panel Kendali Semua sensor dan peralatan – peralatan peringatan berpusat di dalam panel kendali ini. Sistem akan dihidupkan atau dimatikan di panel kendali dengan menggunakan saklar atau tombol – tombol berkode. Suplai Listrik Suplai untuk sistem tanda bahaya pencurian harus merupakan suplai yang aman yang umumnya diperoleh dari suplai arus bolak – balik dari jala – jala baterai cadangan. Baterai Nickel – Cadmium yang dapat diisi ulang biasanya dipasang pada kotak alat bunyi. Pertimbangan – pertimbangan Rancangan Rangkaian tanda bahaya pencurian merupakan rangkaian yang termasuk golongan “Pita I” dan oleh karenanya harus dipisahkan dari kabel suplai utama yang di rancang sebagai rangkaian “Pita II” atau dapat diisolasi terhadap tegangan terhadap tegangan tertinggi yang mungkin terjadi pada rangkaiannya menjadi satu dengan kabel – kabel “Pita II” (Peraturan – Peraturan IEE). Bab V Diagnosis Gangguan dan Perbaikan Mendiagnosis dan mencari gangguan dalam instalasi dan peralatan listrik merupakan salah satu tugas sulit yang harus dilakukan oleh seorang teknisi listrik. Untuk dapat melaksanakan tugas ini dengan baik dan berhasil seseorang harus memiliki pengetahuan yang lengkap dan menyeluruh mengenai instalasi dan peralatan listrik serta memiliki keterampilan dan keahlian yang luas. Teknisi yang baik akans selalu berusaha untuk mengatasi permasalahan – permasalahan gangguan yang ada berdasarkan pendekatan logika yang memiliki alasan



37



kuat, mengenai kemampuan dan keterbatasan dirinya serta berusaha mencari bantuan dan petunjuk bimbingan jika diperlukan. Dalam usaha untuk menemukan titik – titik gangguan, langkah – langkah pengujian yang direkomendasikan oleh Peraturan – Peraturan IEE dapat digunakan sebagai alat diagnosis dengan selalu memperhatikan juga praktik – praktik kerja yang aman yang dijelaskan oleh Peraturan – Peraturan tentang Kelistrikan dalam Pekerjaan. Gejala – gejala Gangguan Listrik Gejala – gejala umum dari suatu gangguan listrik dapat dijelaskan sebagai satu atau kombinasi dari beberapa gejala dibawah ini : 1. Terjadi kehilangan daya total 2. Terjadi kehilangan daya sebagian (terlokalisir) 3. Terjadi kegagalan kerja instalasi atau peralatan listrik oleh karena a. Kegagalan tiap komponen b. Keseluruhan sistem atau beberapa bagian peralatan gagal c. Resistansi isolasi yang rendah d. Beban lebih dan peralatan proteksi yang bekerja berkali – kali e. Rele – rele elektromagnetik tidak mengunci, memberikan indikasi gangguan tegangan kurang. Penyebab Gangguan Gangguan – gangguan pada instalasi listrik atau suatu peralatan dapat diakibatkan oleh : 



Kelalaian yaitu karena kurangnya perhatian dan pemeliharaan yang tepat







Penggunaan yang salah yaitu penggunaan peralatan yang tidak tepat dan benar sesuai fungsi dan karakteristik peralatan tersebut.







Pemakaian yang melebihi batas yaitu secara sengaja memperlakukan peralatan dengan cara – cara yang tidak benar.



Diagnosis Gangguan Sebelum seorang teknisi listrik mulai mendiagnosis penyebab suatu gangguan, maka dia harus : 



Memeiliki pengetahuan yang menyeluruh dan pemahaman yang baik tentang instalasi atau peralatan listrik



38







Mengumpulkan informasi yang diperlukan yang terkait dengan gangguan dan kejadian – kejadian yang terjadi pada waktu sekitar kejadian dari orang – orang yang berada di lokasi pada saat kejadian







Mulai memperkirakan penyebab – penyebab yang mungkin mengakibatkan terjadinya gangguan berdasarkan kemampuan yang dimilikinya atau dengan meminta bantuan dari orang lain,







Menguji beberapa perkiraan diatas dengan menggunakan pendekatan logika untuk mengidentifikasi penyebab – penyebab gangguan.



Mencari dan Menemukan Gangguan Langkah – langkah yang perlu dilakukan agar dapat mencari dan menemukan suatu gangguan dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Menghimpun informasi dengan melakukan pembicaraan dengan orang – orang serta mencari informasi dari sumber – sumber yang relevan seperti data – data pabrik pembuat, diagram rangkaian, grafik, dan jadwal – jadwal 2. Menganalisis bukti -



bukti yang ada dan melakukan pengujian standar serta



pemeriksaan visual untuk memperkirakan penyebab gangguan. 3. Menginterprestasikan hasil – hasil pengujian yang diperoleh dan mendiagnosis penyebab – penyebab gangguan 4. Memperbaiki gangguan 5. Melakukan pengujian fungsional untuk memverifikasi bahwa instalasi atau peralatan telah bekerja dengan baik dan gangguan telah diperbaiki. Prosesdur Kerja yang Aman 1. Rangkaian harus diisolasi sesuai “prosedur isolasi yang aman” seperti dijelaskan dibawah ini, sebelum memulai pekerjaan untuk perbaikan gangguan. 2. Semua peralatan pengujian harus telah “siap” untuk digunakan serta dihubungkan pada rangkaian yang akan diuji dengan menggunakan probe –probe yang direkomendasikan seperti dijelaskan dalam Catatan – catatan Petunjuk HSE GS 38 yang akan dibahas selanjutnya dalam bab ini. 3. Peralatan – peralatan isolasi harus diamankan dengan memposisikannya dalam posisi ‘off’ 4. Peringatan – peringatan harus ditempelkan agar diketahui secara luas. 5. Semua pengujian – pengujian fungsional dan keamanan yang relevan harus diselesaikan sebelum suplai dipulihkan kembali. 39



Pengujian dalam Kondisi Bertegangan Peraturan – peraturan tentangt Kelistrikan dalam pekerjaan menyebutkan bahwa disarankan agar suplai listrik dipadamkan terlebih dahulu sebelum memulai pekerjaan. Beberapa pekerjaan seperti pengujian dan pencarian gangguan memerlukan peralatan – peralatan listrik untuk tetap bekerja, disuplai tegangan, atau dialiri arus listrik. Oleh karena itu, jika upaya – upaya untuk mencari gangguan dan pengujian hanya dapat dilakukan dalam kondisi bertegangan, maka orang – orang yang melaksanakan tugas diagnosis gangguan harus : 



Telah terlatih sehingga mengerti dengan baik peralatan dan bahaya – bahaya yang mungkin timbul jika bekerja dalam kondisi bertegangan sehingga oleh karenanya dapat dianggap memiliki keahlian untuk menjalankan kegiatan ini :







Hanya menggunakan peralatan – peralatan yang telah siap dan terbukti layak untuk digunakan







Membangun penghalang dan membuat peringatan – peringatan yang diperlukan sehingga pekerjaan yang dilakukan tidak akan menciftakan situasi yang berbahaya bagi orang lain.



Pengisolasian Suplai Listrik Peraturan 12 (1) menyatakan bahwa isolasi berarti pemutusan atau pemisahan suatu peralatan dari setiap sumber energi listrik dalam cara sedemikian hingga pemutusan dan pemisahan ini berlangsung secara aman. Peraturan 4 (3) menyatakan bahwa kita harus meyakinkan kawat penghantar tidak beraliran atau bertegangan sebelum pekerjaan dapat dimulai dan peralatan uji yang digunakan telah terbukti layak untuk digunakan sebelum dan sesudah menguji kawat – kawat penghantar. Peralatan yang Terganggu: Diperbaiki atau Diganti ? Beberapa isu yang perlu dibahas antara lain menyangkut : 



Berapa besar biaaya untuk penggantian peralatan? Apakah biaya untuk penggantian itu akan disetujui atau ditolak? Apakah mungkin untuk mengganti beberapa komponen tertentu saja? Akankah biaya buruh untuk perbaikan akan lebih mahal daripada biaya penggantian biaya penggantian peralatan? Apakah anda memiliki kemampuan dan keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan perbaikan? Apakah peralatan pengganti memiliki handalan yang sama dengan peralatan yang diganti?



40







Apakah peralatan pengganti yang cocok tersedia dalam waktu yang dapat diterima? Pada saat ini banyak pabrik – pabrik yang hanya menyimpan sedikit barang atau menekan biaya.







Dapatkah rangkaian atau sistem dipadamkan untuk melaksanakan perbaikan atau penggantian?







Dapatkah suplai dan pelayanan alternatif atau sementara disediakan pada saat penggantian atau perbaikan dilakukan?



Peralatan uji yang digunakan oleh Teknisi Listrik Dahulu, penggunaan probe – probe uji serta indikator tegangan yang kurang memuaskan seringkali mengakibatkan terjadinya kecelakaan – kecelakaan, dan oleh karenanya pada saat sekarang ini semua probe – probe uji harus memiliki sifat – sifat berikut ini : 1. Memiliki penghalang atau dibentuk sedemikian rupa, sehingga tangan atau jari – jari manusia tidak dapat bersentuhan langsung dengan kawat penghantar beraliran yang sedang diuji. 2. Ujung – ujung probe tidak menonjol lebih dari 2 mm, dianjurkan agar panjang tonjolan hanya 1 mm saja, memiliki pegas serta terlindungi. 3. Kepala probe harus memiliki isolasi yang cukup serta di warnai, sehingga sebuah kepala probe dapat dengan mudah dibedakan dengan kepala probe lainnya 4. Kepala prbe harus fleksible namun cukup kuat 5. Kepala probe harus cukup panjang tetapi tidak terlalu panjang agar dapat bekerja sesuai fungsinya. 6. Kepala probe tidak boleh memiliki penghantar yang dapat tersentuh meskipun kepala probe tersebut terlepas dari kepalanya. 7. Untuk kepala probe yang digunakan bersama – sama dengan detektor tegangan maka kepala probe tersebut harus dilindungi dengan sekering. Bab VI INSTRUMEN DAN PENGUJIAN Kontraktor listrik memiliki tanggung jawab untuk melakukan sejumlah pengujian terhadap instalasi dan peralatan listrik. Peengujian –pengujian ini dibahas dalam bagian 7 Peraturan – peraturan IEE dan akan dijelaskan juga dalam bab ini. Instrumentasi atau peralatan ukur listrik dapat diidenfitikasi berdasarkan cara kerjanya. Misalkan alat ukur



41



kumparan putar terdiri dari sebuah kumparan yang dapat bergerak bebas pada saat alat ukur ini bekerja. Alat Ukur Kumparan Putar Alat ukur kumparan putar memiliki kumparan yang dililitkan pada suatu bantalan yang terletak diantara dua buah kutub magnet permanen yang sangat kuat. Alat Ukur Besi Putar Alat ukur besi putar bekerja berdasarkan prinsip gaya magnet, baik tarik – menarik ataupun tolak – menolak dari besi lunak yang ditenpeli jarum penunjuk yang dapat bergerak sepanjang skala ukur. Alat ukur besi putar ini dapat digunakan untuk mengukur rangkaian dengan suplai listrik arus searah ataupun bolak – balik tanpa perlu penggunaan rangkaian penyearah tambahan. Alat ukur Besi Putar Jenis Tarik – Menarik Kontruksi dari alat ukur besi putar jenis tarik menarik. Arus yang akan di ukur di alirkan melalui kumparan solenoida untuk membangkitkan fluks magnetik yang akan menarik besi lunak kearah solenoida dan menggerakkan jarum penunjuk sepanjang skala ukurannya. alat ukur ini dirancang untuk memiliki kendali gaya gravitasi dimana gaya gravitasi tentang akan mengembalikan posisi jarum penunjuk ke angka 0 dan oleh karenanya alat ukur ini harus digunakan secara tegak dan vertikal. Alat ukur besi putar jenis Tolak – Menolak Alat ukur besi putar jenis tolak menolak merupakan jenis alat ukur besi putar yang paling sering dijumpai penggunaannya saat ini. Peraturan 712 – 01 -03 memberikan daftar hal – hal yang harus diperiksa dalam pemeriksaan visual awal terhadap suatu instalasi yang antara lain : 



Penyambungan kawat – kawat penghantar







Identifiksasi kawat – kawat penghantar







Penelusuran jalur – jalur kabel pada zone – zone yang aman







Pemilihan kawat – kawat penghantar berdasarkan atas kapasitas arus dan jatuh tegangannya







Penyambungan peralatan – peralatan kutub tungggal untuk proteksi atau atau pensaklaran pada kawat – kawat penghantar fasa saja







Penyambungan yang benar untuk soket – soket keluaran, rumah lampu, aksessoris dan peralatan listrik lainnya. 42







Tersedianya peralatan untuk penghalang api / kebakaran, segel – segel yang tepat dan perlindungan terhadap panas







Metode – metode proteksi terhadap kejutan lstrik, termasuk dalam hal ini pengisolasian bagian – bagian instalasi yang beraliran serta penempatan bagian – bagian yang beraliran ini sedemikian hingga tidak dapat dijangkau dengan cara membangun penghalang ruangan atau ruangan tertutup







Pencegahan terhadap pengaruh – pengaruh yang merusak seperti korosi dan lain – lain







Ketersediaan peralatan – peralatan proteksi tegangan kurang







Pemilihan dan pengaturan peralatan – peralatan proteksi







Pemberian label terhadap rangkaian, sekering, saklar dan terminal –terminal rangkaian







Pemilihan peralatan dan langkah – langkah proteksi yang tepat dan sesuai untuk mengatasi pengaruh – pengaruh luar







Tersedianya jalur – jalur masuk untuk menjangkau peralatan – peralatan hubung bagi dan peralatan listrik lainnya







Tersedianya peringatan – peringatan tanda bahaya serta peringatan lain yang diperlukan







Tersedianya diagram – diagram, instruksi dan informasi lainnya yang terkait







Metode pembnagunan instalasi yang tepat



BAB 7 ILMU LISTRIK Teori Arus Bolak-balik RESISTANSI Dalam setiap rangkaian listrik, resistansi didefinisikan sebagai komponen yang bersifat menahan aliran arus listrik. Dari hukum Ohm, resistansi dirumuskan oleh persamaan berikut: R=



VR (ohm) IR Namun, dalam suatu rangkaian listrik arus bolak-balik, resistansi hanya merupakan



salah satu bagian dari komponen yang bersifat menahan aliran arus listrik. Induktansi dan kapasitansi dalam suatu rangkaian listrikarus bolak-balik juga merupakan komponen43



komponen yang bersifat menahan aliran arus listrik, yang dikenal juga dengan nama reaktansi. Reaktansi induktif (XL) merupakan komponen yang bersifat melawan arus listrik bolak-balik dalam suatu rangkaian induktif. Reaktansi induktif ini menyebabkan arus rangkaian yang terbelakang terhadap tegangannya. Reaktansi induktif ini dirumuskan oleh persamaan: X L =2 πfL( ohm) Reaktansi kapasitif (Xc) merupakan komponen yang menahan arus listrik bolak-balik dalam rangkaian kapasitif. Reaktansi kapasitif ini mengakibatkan arus rangkaian yang mendahului tegangannya. Reaktansi kapasitif ini dirumuskan oleh persamaan: X c=



1 ( ohm ) 2 πfC



IMPEDANSI Total dari komponen-komponen yang bersifat menahan arus dari rangkaian listrik arus bolak-balik disebut dengan impedansi yang disimbolkan dengan huruf Z. Jadi, impedansi merupaka kombinasi dari resistansi, reaktansi induktif, dan reaktansi kapassitif rangkaian yang dapat dihitung dengan menggunakan persamaan: Z=√ R 2+ X 2 ( ohm) RESISTANSI, INDUKTANSI, DAN KAPASITANSI DALAM RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK Jika hanya komponen resistor yang dihubungkan pada suatu rangkaianarus bolak-balik maka gelombang arus dan tegangan akan mulai dan berakhir pada waktu yang bersamaan. Gelombang-gelombang ini disebut dalam kondisi sefasa. Diagram Fasor Diagram fasor dan rangkaian arus bolak-balik merupakan kombinasi yang tidak dapat saling dipisahkan satu sama lainnya. Diagram fasor memungkinkan kita untuk membuat suatu model atau gambaran dari rangkaian yang ditinjau yang akan membantu kita untuk memahami rangkaian tersebut. Sebuah fasor merupakan suatu garis lurus yang memiliki panjang dan arah tertentu yang merepresentasikan skala magnituda dan arah suatu besaran misalnya arus, tegangan, ataupun impedansi. Sudut Fasa



44



Dalam suatu rangkaian arus bolak-balik yang mengandung komponen resistansi, misalnya rangkaian pemanas listrik, tegangan dan arusnya akan sefasa yang artinya gelombang tegangan dan arus ini akan mencapai nilai puncak dan nol masing-masing secara bersamaan. Rangkaian Seri Arus Bolak-Balik Untuk suatu rangkaian yang mengandung sebuah komponen rangkaian resistor dan induktor yang terhubung seri, arus I akan mengalir melalui komponen resistor dan induktor dan mengakibatkan terjadinya jatuh tegangan VR pada resistor dan VL pada induktor. Jumlah dari kedua tegangan ini akan sama dengan tegangan suplai, VT. Namun karena rangkaian ini merupakan rangkaian arus bolak-balik maka penjumlahan kedua tegangan ini merupakan penjumlahan fasor. Penjumlahan kedua fasor ini akan menghasilkan magnituda dan arah dari tegangan VT, yang mendahului arus pada sudut fasa tertentu. Pada rangkaian yang mengandung komponen rangkaian berupa resistor dan kapasitor yang terhubung seri, arus I akan mengalir melalui komponen resistor dan kapasitor yang akan mengakibatkan jatuh tegangan VR dan VC. Tegangan VR akan sefasa dengan arus sedangkan tegangan VC akan terbelakang terhadap arus sebesar 900. Penjumlahan fasor tegangan ini akan sama dengan VT, tertinggal terhadap arus dengan fasa. Daya Dan Faktor Daya Faktor daya didefinisikan sebagai cosinus dari sudut fasa antara arus dan tegangan: p . f .=cos ∅ RESISTANSI, INDUKTANSI, DAN KAPASITANSI Tegangan pada masing-masing komponen direpresentasikan oleh VR, VL, dan VC. Karena VL mendahului I 900 dan Vc tertinggal 900 maka fasornya akan saling berlawanan dan resultannya adalah VL-VC. RESONANSI SERI Dalam kondisi resonansi rangkaian listrik akan memiliki respon yang cepat dan tepat, oleh karenanya rangkaian resonansi ini diterapkan secara luas dalam rangkaian elektronika dan komunikasi untuk pemilihan frekuensi dan penalaan. RANGKAIAN PARALEL Cabang-cabang dari rangkaian parallel dapat terdiri dari satu, dua atau lebih komponen yang terhubung seri. Dalam rangkaian paralel tegangan suplai yang sama kan bekerja pada masing-masing cabang. 45



SISTEM ARUSBOLAK-BALIK TIGA FASA Tegangan bolak-balik tiga fasa dibangkitkan dengan cara yang sama persis dengan tegangan bolak-balik satu fasa.  Elektrostatika Elektrostatika merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang muatan listrik diam pada pelat-pelat kapasitor. KAPASITOR Kapasitor memiliki kemampuan untuk menyimpan muatan listrik dari kelebihan jumlah elektron pada salah satu sisi pelatnya dan muatan listrik yang kekurangan elektron pada sisi pelat yang lainnya. Energi yang Tersimpan dalam Kapasitor Selama periode pengisian muatan elektrostatik yang dapat digunakan untuk menghasilkan kerja. Energi yang tersimpan di dalam sebuah kapasitor dirumuskan oleh persamaan: 1 W = CV 2 2 PEMILIHAN KAPASITOR Dalam memilih kapasitor untuk suatu aplikasi tertentu maka perlu dipertimbangkan beberapa faktor yaitu nilai kapasitansi kapasitor, tegangan kerja, dan arus bocor. KOMBINASI HUBUNGAN KAPASITOR Kapasitor, seperti halnya resistor, dapat memiliki kombinasi hubungan yang bermacam-macam baik dalam hubungan seri ataupun paralel.  Kemagnetan Michael Faraday mendemontrasikan suatu percobaan yang menunjukkan bahwa listrik dapat dihasilkan dari medan magnet. Faraday menyatakan bahwa “jika sebuah kawat penghantar memotong atau dipotong oleh medan magnet, gaya gerak listrik akan terinduksi pada kawat penghantar tersebut. Besarnya gaya gerak listrik yang diinduksikan adalah sebanding dengan kecepatan medan magnet memotong kawat penghantar”. INDUKTANSI Jika sebuah kawat kumparan dililitkan pada sebuah inti besi, medan magnetik akan dibangkitkan di dalam inti besi tersebut jika terdapat arus yang mengalir pada kumparan akibat proses penutupan saklar. 46



ENERGI YANG TERSIMPAN DALAM MEDAN MAGNETIK Energi magnetik yang tersimpan, dalam satuan Joule, dirumuskan oleh persamaan: 1 W = LI 2 2 ATURAN TANGAN KANAN FLEMING Aturan tangan kanan fleming yang menyatakan bahwa dengan mengembangkan ibu jari, telunjuk dan jari tengah tangan kanan sedemikian hingga ketiganya relatif saling tegak lurus satu sama lain maka jika jari telunjuk, akan menunjukkan arah gerakan kawat penghantar relatif terhadap fluks magnetik maka jari tengah akan menunjukkan arah ggl induksi dan aliran arus. HUKUM LENZ Pada tahun 1834, seorang ilmuan Rusia bernama Heinrich Lenz berhasil menemukan hukum induksi elektromagnetik lain yang menyatakan bahwa arah dari ggl induksi adalah sedemikian hingga akan selalu menghasilkan arus yang melawan penyebab munculnya ggl induksi ini.  Mekanika MASSA Massa merupakan ukuran dari jumlah material di dalam suatu bahan seperti logam, plastik, kayu, bata, ataupun tisu yang dikenal juga sebagai sebuah benda. LAJU laju=



jarak waktu



KECEPATAN laju=



jarak waktu



PERCEPATAN percepatan=



kecepatan waktu



GAYA Gaya = Massa X Percepatan TEKANAN 47



Tekanan=



Gaya Luas Area



KERJA Kerja = Gaya X Jarak yang ditempuh pada arah gaya DAYA Daya=



kerja waktu



ENERGI Energi = Daya X waktu KONSERVASI ENERGI Teori konservasi energi menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan tetapi dapat diubah atau dipindahkan dari satu bentuk ke bentuk lainnya. EFISIENSI Perbandingan dari besarnya daya keluaran terhadap daya masukan dikenal sebagai efisiensi mesin yang disimbolkan dengan huruf latin `eta`atau ƞ . Jadi : ƞ=



daya keluaran daya masukan



karena efisiensi biasanya dinyatakan dalam persen, maka rumusan umum yang digunakan ialah: ƞ=



daya keluaran X 100 daya masukan



BAB 8 MESIN LISTRIK  Motor Arus Searah Jika suatu kawat penghantar beraliran diletakkan di dalam suatu medan magnet permanen, akan dihasilkan gaya F yang bekerja pada kawat penghantar yang akan mendorong kawat penghantar ini dari medan listrik. Motor Arus Searah Praktis Motor-motor arus searah praktis yang sering kita temui dalam aplikasi nyata memiliki kontruksi. Jenis-jenis motor arus searah dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis hubungan antara belitan medan dan jangkarnya, dimana hubungan antar belitan ini dapat berupa hubungan seri atau paralel. Motor Seri 48



Pada motor arus searah ini, belitan medan dan jangkar dihubungkan secara seri sehingga kedua belitan akan menarik arus yang sama besar. Motor Shunt Pada Motor arus searah ini, belitan medan dan jangkar dihubungkan secara paralel. Motor Kompon Motor kompon memiliki dua belitan medan, satu belitan terhubung seri dengan belitan jangkar sementara yang lainnya terhubung paralel. PENGENDALIAN KECEPATAN PUTARAN MOTOR ARUS SEARAH Salah satu metode yang dapat dilakukan untu mengendalikan arus medan dan kecepatan putaran motor ialah dengan menghubungkan sebuah resistor variabel pada rangkaian medannya. Kerugian dari metode ini adalah terjadinya disipasi energi masukan pada resistor variabel dan jika digunakan suplai arus bolak-balik maka dibutuhkan penggunaan kendali thyristor. GAYA GERAK LISTRIK (GGL) BALIK DAN PENGASUTAN MOTOR Pada saat kawat-kawat penghantar belitan jangkar memotong fluks medan magnet utama, maka akan dibangkitkan ggl induksi pada belitan jangkar ini. Ggl induksi ini dikenal sebagai ggl induksi balik karena ggl ini bekerja bekerja dalam arah melawan tegangan suplai. Pada saat pengasutan motor yang pertama kali, ggl balik ini tidak ada karena kawat-kawat penghantar belitan jangkar masih dalam kondisi diam sehingga diperlukan suatu rangkaian pengasut motor terrtentu untuk menjaga agar arus asut motor tetap dalam nilai yang aman dan tidak membahayakan.  Motor Arus Bolak-balik Tiga Fasa Jika sebuah sumber tiga fasa dihubungkan dengan tiga buah belitan yang terpisah namun terdistribusi merata di sepanjang stator dari sebuah mesin listrik, maka akan mengalir arus bolak-balik yang bersirkulasi didalam belitan yang akan mengakibatkan fluks magnetik. MOTOR INDUKSI TIGA FASA Selisih antara kecepatan putaran rotor dan kecepatan sinkron dikenal sebagai slip per unit motor, disimbolkan dengan huruf s, yang dirumuskan oleh persamaan berikut: s=



n s−n =(N s −N )/N s ns 49



KONSTRUKSI ROTOR Terdapat dua jenis rotor untuk motor induksi masing-masing rotor belitan dan rotor sangkar. MOTOR SINKRON TIGA FASA Pada saat sumbertiga fasa stator diberikan, rotor akan mengalami suatu gaya yang mula-mula membuat rotor untuk cenderung berputar pada suatu arah tertentu dan beberapa saat kemudian gaya ini akan berbalik arah.  Motor Arus Bolak-balik Satu Fasa Motor arus bolak-balik satu fasa umumnya menggunakan rotor sangkar. Gaya putar dibangkitkan dengan cara yang sama dengan pembangkitan gaya putar untuk motor induksi tiga fasa. MOTOR KUTUB BAYANGAN Motor kutub bayangan merupakan motor satu fasa yang sederrhana tetapi kokoh yang cocok untuk aplikasi mesin-mesin dengan daya sangat kecil, kurang dari 50 watt.  Pengasut Motor Semua mesin listrik dengan daya lebih besar dari 0,37 kW harus disuplai melalui sebuah pengasut motor yang tepat. Beberapa jenis pengasut motor yang umum dan banyak digunakan adalah: 



Pengasut langsung







Pengasutan bintang delta







Pengasutan dengan autotransformator







Pengasutan dengan tahanan rotor



 Pengendalian Motor Jarak Jauh Jika diperlukan untuk mengasut atau menghentikan kerja suatu motor listrik dari suatu posisi yang berbeda dengan posisi pengasutan, maka diperlukan tombol-tombol pengasutan tambahan yang dihubungkan secara paralel dan tombol-tombol untuk menghentikan kerja motor yang dihubungkan secara seri.  Instalasi Motor Pada saat berputar, motor-motor listrik akan begetar sehingga harus dihubungkan ke instalasi listrik melalui hubungan yang fleksibel. Fleksibilitas hubungan ini juga akan mempermudah penetapan posisi akhir dari motor. 50



 Pemeliharaan Motor Hasil dari pemeliharaan yang terencana adalah semakin berkurangnya kerusakan yang terjadi, sehingga dapat menghindari kehilangan waktu produksi. Oleh karena itu, pemeliharaan yang terencana harus merupakan pertimbangan utama dan penting bagi seorang operator mesin terutama yang terkait dengan sektor industri ataupun komersial.  Perbaikan Faktor Daya Faktor daya yang rendah atau buruk dapat diperbaiki dengan menghubungkan sebuah kapasitor pada salah satu tempat yaitu pada masing-masing peralatan atau pada busbar utama instalasi. BAB 9 TRANSFORMATOR  Transformator Transformator ialah peralatan listrik yang digunakan untuk mengubah nilai tegangan arus bolak-balik. Suatu sumber tegangan bolak-balik yang disuplaikan pada belitan primer akan menimbulkan aliran arus bolak-balik pada belitan primer ini. Aliran arus bolak-balik ini akan menghasilkan fluks magnetik bolak-balik disepanjang inti transformator. Fluks magnetik ini akan menginduksikan ggl pada belitan sekunder transformator sesuai dengan hukum Faraday. Oleh karena kedua belitan dilingkupi oleh fluks magnetik yang sama maka besarnya ggl per satuan lilitan untuk kedua belitan adalah sama. Dengan demikian, ggl pada kedua belitan akan sebanding dengan jumlah dari masing-masing lilitannya, VP VS = N P NS



 Rugi-rugi Transformator Rugi-rugi yang muncul pada transformator yang secara umumdapat dikelompokkan menjadi dua kelompok rugi-rugi tembaga dan rugi-rugi besi. Rugi-rugi tembaga terjadi karena resistansi dalam belitan. Rugi-rugi terdiri atas rugi histerisis dan rugi arus eddy.  Efisiensi Transformator Efisiensi transformator dapat dihitung dengan cara yang sama untuk penghitungan efisiensi mesin-mesin yang lain. Efisiensi mesin secara umum dirumuskan oleh persamaan: ƞ=



P output P output + Rugi 51



 kontruksi Transformator Transformator dikonstruksi dengan cara sedemikian sehingga dapat meminimumkan rugi-rugi yang mungkin muncul selama operasi transformator. AUTO-TRANSFORMATOR Transformator yang memiliki belitan primer dan sekunder terpisah dikenal dengan nama transformator dua belitan. Meskipun demikian adalah mungkin bagi kita untuk mengkontruksi sebuah transformator yang hanya memiliki satu buah belitan saja sebagai belitan bersama untuk rangkaian primerdan sekunder. Tegangan sekunder diperoleh dengan jalan men-tap belitan primer. Transformator seperti ini disebut sebagai autotrnsformator. TRANSFORMATOR TIGA FASA Kontruksi dari transformator tiga fasa adalah sama dengan konstruksi transformator satu fasa. Tetapi karena memiliki ukuran yang lebih besar maka inti transformator tiga fasa umumnya didinginkan dengan menggunakan minyak. TRANSFORMATOR DENGAN INTI TERENDAM MINYAK Untuk transformator-transformator distribusi daya listrik solusi yang sangat umum digunakan ialah dengan menempatkan transformator dalam suatu wadah yang mengandung bahan isolasi minyak yang melingkupi inti dan belitan secara menyeluruh. PENGUBAHAN TAP TRANSFORMATOR Karena tegangan transformator berbanding lurus terhadap jumlah lilitannya, maka salah satu solusi yang dapat dilakukan ialah dengan memvariasikan jumlah lilitan dari belitan primer atau sekunder untuk memperoleh tegangan yang diinginkan. Proses ini dikenal dengan nama pengubahan tap.  Transformator Ukur Sebuah transformator ukur bekerja dengan prinsip yang sama dengan transformator daya tetapi dirancang khusus untuk digunakan bersama-sama dengan alat ukur listrik untuk memperluas rentang ukur dari amperemeter atau voltmeter.  Transformator Tegangan Transformator tegangan dioperasikan sebagai penurun tegangan di mana tegangan sekunder biasanya distandarisasi pada nilai 110 V. Belitan primer memiliki jumlah lilitan yang jauh lebih besar daripada belitan sekunder karena: 52



V P NP = V S NS Pembacaan voltmeter harus dikalikan dengan rasio lilitan untuk menentukan tegangan beban.  Transformator Arus Belitan sekunder dari transformator arus memiliki jumlah lilitan lebih bayak yang terhubung pada amperemeter. Belitan primer hanya memiliki beberapa lilitan saja dan dalam beberapa kasus tertentu arus-arus besar yang akan diukur cukup dialirkan melalui satu lilitan saja. BAB 10 PENERANGAN  Peristilahan-peristilahan Umum dalam Penerangan Intensitas Luminasi (I) Intensitas luminasi adalah daya iluminasi sumber cahaya untuk meradiasikan fluks luminasi pada suatu arah tertentu. Fluks Luminasi (F) Fluks luminasi adalah aliran cahaya yand diradiasikandari suatu sumber cahaya. Iluminasi (E) Iluminasi merupakan suatu ukuran dari cahaya yang jatuh pada sebuah bidang permukaan. Luminasi (L) Luminasi merupakan ukuran dari tingkat terangnya suatu benda atau ukuran dari besarnya cahaya yang dipantulkan oleh sebuah permukaan.  Hukum-hukum Iluminasi Sinar-sinar cahaya yang jatuh pada suatu permukaan dari titik cahaya berjarak d akan mengiluminasi permukaan itu dengan tingkat iluminasi misalkan 1 lux.  Pengukuran Iluminasi Untuk melakukan pengukuran besarnya iluminasi, tempatkanlah alat ukur iluminasi yang sesuai, yang dikalibrasi pada satuan lux, di atas permukaan yang ingin diukur tingkat iluminasinya. Faktor Utilisasi 53



Metode untuk menghitung besarnya faktor utilasi dijelaskan pada Memorandum Teknis No.5 Piagam Institusi Teknik Jasa Layanan Gedung (Chartered Institution of Building Services Engineers, CIBSE). Faktor Rugi-rugi Cahaya (LLF) Rugi-rugi cahaya total akan terdiri atas empat hal utama, yaitu: 1. Rugi-rugi cahaya karena depresiasi pengotoran luminari (LDD) 2. Rugi-rugi cahaya karena depresiasi pengotoran ruangan (RDD) 3. Rugi-rugi cahaya karena faktor gangguan lampu (LFF) 4. Rugi-rugi cahaya karena depresiasi lumen lampu (LLD) LLF (Light Lass Factor) adalah rugi-rugi total dari empat rugi-rugi di atas yang umumnya memiliki nilai tipikal bekisar antara 0,8 dan 0,9.  Rasio Sela Jarak terhadap Ketinggian Untuk sebagian besar instalasi, rasio sela jarak terhadap ketinggian pemasangan sebesar 1:1 sampai 2:1 di atas permukaan kerja di anggap telah mencukupi di mana ketinggian permukaan kerja diatas lantai berkisar 0,85m.  Tata Letak Luminari Untuk menjaga distribusi iluminasi yang merata dari suatu luminari, maka luminariluminari yang letaknya berdekatan dengan dinding ruangan harus dipasang pada jarak setengah dari jarak sela antar luminari.  Perbandingan Beberapa Sumber Cahaya Efikasi Lampu Efikasi diukur dalam besaran lumen/watt di mana semakin besar efikasi berarti semakin baik unjuk kerja lampu tersebut dalam mengkonversi energi listrik menjadi energi cahaya. Kualitas Pengembalian Warna Kemampuan untuk memperlihatkan warna sesuai dengan warna yang seharusnya tampak pada siang hari merupakan ukuran dari sifat pengembalian warna sumber cahaya. Lampu GLS Lampu GLS menghasilkan cahaya sebagai hasil dari efek pemanasan aliran arus listrik. Lampu Tungsten Halogen 54



Lampu tungsten halogen, merupakan salah satu pengembangan yang besar dalam hal rancangan lampu, dimana salah satu jenisnya yang terkenal adalah lampu duri yang memperoleh penghargaan dari ratu Inggris sebagai Inovasi Teknik dalam Industri tahun 1972. Lampu Peluahan Muatan Lampu peluahan muatan tidak menghasilkan cahaya dari filamen pijar tetapi melalui proses eksitasi gas atau uap logam yang terkandunng di dalam gelas selubung lampu. Lampu Tabung Fluoresen Lampu tabung fluoresen adalah lampu dengan tabung busur api lurus yang bagian dalamnya dilapisi bubuk fluoresen, mengandung luaha muatan uap merkuri bertekanan rendah. Lampu Hemat Energi Lampu hemat energi pada dasarnya merupakan lampu fluoresen dalam bentuk mini yang dirancang sebagai pengganti lampu GLS. Lampu Uap Merkuri Tekanan Tinggi Peluahan muatan merkuri tekanan tinggi terjadi pada tabung busur api kaca kuarsa yang terdapat di dalam selubung berupa bola lampu kaca yang di sisi dalamnya dilapisi dengan bubuk fluoresen. Lampu Sodium Tekanan Rendah Peluahan muatan sodium tekanan rendah terjadi pada tabung busur api berbentuk huruf U yang terbuat dari kaca khusus yang tahan terhadap serangan bahan kimia sodium. Lampu Sodium Tekanan Tinggi Peluahan muatan sodium tegangan tinggi terjadi dalam tabung busur api kapur leleh oksida aluminium yang terletak di dalam bola lampu dari bahan kaca yang sangat keras karena sampai dengan masa-masa belakangan ini belum tersedia material yang benar-benar mampu untuk menahan reaksi kimia yang ekstrem dari sodium bertekanan tinggi.



 Gir Kendali Lampu Untuk lampu-lampu peluahan muatan diperlukan adanya gir kendali tambahan dan rangkaiannya agar operasi lampu ini dapat berlangsung secara efisien dan aman.  Rangkaian Kendali Lampu Fluoresen 55



Terdapat tiga jenis rangkaian dasar yang umum digunakan untuk pengasutan lampu fluoresen ini yaitu dengan menggunakan saklar asut, pengasutan cepat, dan semi resonan.  Instalasi Luminari POSISI OPERASI Karena luminari dirancang untuk mendukung operasi lampu, setiap pembatasanpembatasan untuk pengoperasian lampu akan mempengaruhi pengaturan posisi luminari. GIR KENDALI Gir kendali seharusnya dipasang pada posisi yang sedekat mungkin dengan lampu. EFEK STROBOSKOPIK Efek Stroboskopik ini dapat mengakibatkan mesin-mesin berputar atau mesin-mesin resiprokal tampak seolah-olah berputar pada kecepatan yang berbeda dengan kecepatan sebenarnya.  Pembebanan dan Pensaklaran Rangkaian Lampu Peluahan Muatan Rangkaian-rangkaian peluahan muatan harus memiliki kemampuan untuk mengalirkan arus total keadaan tunak yaitu arus yang diperlukan oleh lampu ditambah dengan arus yang diperlukan oleh masing-masing gir kendali.  Pemeliharaan Instalasi Penerangan Ruang lingkup pemeliharaan yang diperlukan untuk suatu instalasi penerangan akan bergantung pada ukuran dan jenis instalasi penerangannya serta kondisi lingkungan di mana instalasi tersebut terpasang.  Lampu Peluahan Muatan Tegangan Tinggi Pada lampu peluahan muatan tegangan tinggi ini, suatu gas tertentu yang dikurung di dalam sebuah tabung kaca yang pada masing-masing ujungnya dipasangi elektroda akan mengalami proses ionisasi jika suatu tegangan tinggi dikenakan pada masing-masing elektroda ini.



56



BAB III PEMBAHASAN 3.1 Kelebihan Isi Buku 1) Dilihat dari aspek tampilan buku (face value) buku yang direview sangat menarik perpaduan warna orange, dan hijau membuat warna tampilan buku terlihat menarik yang membuat peminat yang ingin membacanya jadi tertarik. Selain itu pada tampilan buku ini memiliki gambar yang sesuai dengan judul buku. Terlihat bahwa ada gambar instalasi listrik. 2) Buku yang direview dilengkapi dengan teknik atau cara dalam instalasi listrik komersial 3) Buku yang direview menjelaskan tentang bagaimana cara instalasi yang baik dan benar dan melibatkan PUIL 2000 sebagai pedoman dalam Instalasi Listrik Komersial. 4) Dari tata bahasa buku ini memiliki bahasa yang cukup mudah di cerna dan di pahami pembaca dan tidak banyak di temukan kata-kata yang sumbang. 5) Materi yang disampaikan melalui buku yang direview cukup jelas karena setiap teknik atau cara yang akan dilakukan selalu melibatkan pasal yang apabila ada kesalahan dalam instalasi listrik komersil akan dikenakan sanksi – sanksi. 6) Dari aspek isi buku, buku ini memiliki isi yang cukup lengkap dan mudah di dimengerti, dalam tata penjabaran serta contoh sesuai dengan materi yang harus di bahas pada mata kuliah mahasiswa. 7) Mencakup beberapa gambar dalam instalasi listrik Komersial 8) Selain itu juga memiliki tata letak tulisan cukup rapi dan mudah di baca. 3.2 Kelemahan Isi Buku 1. Dari aspek layout dan tata letak, serta tata tulis, termasuk penggunaan font memiliki kekurangan pada bagian tanda baca yaitu tanda koma (,) yang terlalu banyak digunakan di dalam sebuah kalimat yang bahkan tidak memerlukan tanda tersebut. 2. Buku yang direview tidak memberikan pengertian dari setiap sub-sub bab nya sehingga membuat pembaca harus membuka internet terlebih dahulu sebelum melanjutkan ke bab selanjutnya.



57



BAB IV PENUTUP 3.1 Kesimpulan Instalasi listrik adalah suatu bagian penting yang terdapat dalam sebuah bangunan gedung , yang berfungsi sebagai penunjang kenyamanan penghuninya. Di Indonesia dalam dunia teknik listrik aturan yang ada antar lain PUIL (Persyaratan Umum Instalasi Listrik). Dalam suatu perancangan, produk yang dihasilkan adalah gambar dan analisa. Gambar adalah bahasa teknik yang diwujudkan dalam kesepakatan simbol.Gambar ini dapat berupa gambar sket, gambar perspektif, gambar proyeksi, gambar denah serta gambar situasi. Gambar denah ruangan atau bangunan rumah (gedung) yang kan dipasang instalasi digambar dengan menggunakan lambang-lambang (simbol-simbol) yang berlaku untuk instalasi listrik. 3.2 Saran Kami sebagai penulis dari Critical Book Report ini sepenuhnya menyadari bahwa pada penulisan ini masih terdapat banyak kesalahan ataupun kekurangan yang mungkin terjadi karena kurangnya referensi bacaan ataupun dari kesalahan kami sendiri. Oleh karena itu kepada para pembaca, kritik dan saran yang sifatnya membangun kami siap terima agar kedepannya dapat diperbaiki.



58



DAFTAR PUSTAKA Daryanto. 2006. Teknik Pengerjaan Listrik. Jakarta : PT Bumi Aksara http://eprints.ums.ac.id/39776/5/BAB%20I.pdf Linsley, Trevor.2004. Instalasi Listrik Tingkat Lanjut. Jakarta : Erlangga Suryatmo, F. 2004. Teknik Listrik Instalasi Penerangan. Jakarta : PT. Rineka Cipta



59



Lampiran :



60