CBR - Perencanaan Pembelajaran - Febyalvionita [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

CRITICAL BOOK REVIEW MK.PERENCANAAN PEMBELAJARAN PRODI S1 PENDIDIKAN BISNIS SCORE NILAI



PERENCANAAN PEMBELAJARAN



NAMA



: FEBY ALVIONITA BR. SEMBIRING



PRODI



: PENDIDIKAN BISNIS (B)



MATA KULIAH



: PERENCANAAN PEMBELAJARAN



DOSEN PENGAMPU



: NOVITA INDAH HSB M.Pd



PENDIDIKAN BISNIS FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2019/2020



KATA PENGANTAR



Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas Critical Book Review (CBR) ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan tugas CBR ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan Pembelajaran. Selain itu, agar pembaca dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan buku yang akan dikritik. Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Novita Indah Hsb, M.Pd, yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan untuk mengkritik buku. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian tugas ini. Penulis juga menyadari bahwa dalam pembuatan Critical Book Review ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun penulis harapkan untuk kesempurnaan CBR ini ke depannya.



Rantauprapat, 08 Desember 2020



Penulis



2|Perencanaan Pembelajaran



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2 DAFTAR ISI...................................................................................................................................3 BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................4 A. Latar Belakang......................................................................................................................4 B. Tujuan CBR..........................................................................................................................4 C. Manfaat CBR........................................................................................................................4 D. Informasi Bibliografi............................................................................................................4 BAB II RINGKASAN ISI BUKU...................................................................................................6  BUKU UTAMA...................................................................................................................6  BUKU PEMBANDING.......................................................................................................8 BAB III KELEBIHAN DAN KELEMAHAN BUKU..................................................................16 BAB IV PENUTUP.......................................................................................................................17 A. Kesimpulan.........................................................................................................................17 B. Saran...................................................................................................................................17 DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................18



3|Perencanaan Pembelajaran



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Pembelajaran merupakan aktivitas (proses) yang sistematis dan yang terdiri dari beberapa komponen yaitu: dosen, program/ kurikulum, mahasiswa, proses, output dan fasilitas serta strategi. Masing-masing komponen tidak bersifat parsial (terpisah) atau berjalan sendiri-sendiri, tetapi harus berjalan secara teratur, saling tergantung, komplementer dan berkesinambungan. Untuk itu diperlukan rancangan dan pengelolaan belajar yang baik, yang dikembangkan dalam rangka mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang diharapkan. B. Tujuan CBR 1. Mengulas isi sebuah buku 2. Mencari dan mengetahui informasi yang ada di dalam buku 3. Melatih diri untuk berfikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan setiap bab dari buku utama dan buku pembanding  4. Membandingkan isi buku utama dan buku pembanding C. Manfaat CBR 1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan Pembelajaran 2. Untuk menambah pengetahuan mengenai materi Perencanaan Pembelajaran



4|Perencanaan Pembelajaran



D. Identitas Buku 



BUKU UTAMA Judul Penulis Penerbit ISBN Tahun terbit Kota terbit







: EVALUASI PEMBELAJARAN : Dr. Zainal Arifin, M.Pd : PT. REMAJA ROSDAKARYA : 979-692-956-2 : 2009 : Bandung



BUKU PEMBANDING Judul : PERENCANAAN PEMBELAJARAN Penulis : Dr. Rusydi Ananda, M.Pd Penerbit : Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia(LPPPI) ISBN : 978-602-51316-9-1 Tahun terbit : 2019 Kota terbit : Medan



Judul Penulis Penerbit ISBN Tahun terbit Kota terbit



5|Perencanaan Pembelajaran



: PERENCANAAN PEMBELAJARAN : Sulastriningsih Djumingin, Syamsudduh : Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar : 978-8111-11-9 : 2016 : Makassar



BAB II RINGKASAN ISI BUKU



 BUKU UTAMA KARYA “Dr. Zainal Arifin, M.Pd BAB I ARTI EVALUASI, PENILAIAN, DAN PENGUKURAN Evaluasi lebih luas ruang lingkupnya daripada penilaian, sedangkan penilaian lebihberfokus pada aspek tertentu. Istilah yang tepat dalam menilai sistem pembelajaran adalah evaluasi, bukan bernilai. Jika hal yang ingin dinilai satu atau beberapa bagaian atau komponen pembelajaran, misalnya hasil belajar maka istilah yang tepat digunakan adalah penilain, bukan evaluasi. Selain itu ada juga pengukuran. Evaluasi dan penilaian merupakan kualitatuf sedangkan pengukuran merupakan kuantitatif (sekor atau angka) yang standar baku. Dalam konteks hasil belajar atau alat ukur atau instrument tersebut dapat berbentuk tes atau non-tes. Evaluasi merupakan salah satu komponen penting dan tahap yang harus di tempuh oleh guru untuk mengetahui keefektifan pembelajaran. Selain itu evaluasi adalah suatu peruses yang sistematis dan berkelanjutanuntuk menentukan kualitas (nilai dan arti) dari sesuatu, berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu dalam rangka pembuatan keputusan, selain itu evaluasi bukanlah suatu hasil produk. Kedudukan Evaluasi dalam Pembelajaran Kata dasar “pembelajaran” adalah belajar. Dalam arti sempit pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses atau cara yang dilakukan agar seseorang dilakaukan untuk belajasecra sungguh-sungguh yang melibatkan aspek intelektual, emosional, dan social, sadangkan kata “pengajaran” lebih cenderung pada kegiatan mengajar guru di kelas. Dengan demikian, kata “pembelajaran” ruanglinkupnya lebih luas daripada kat “pengajaran”. Dalam arti luas, pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan sistemik, yang bersifat interaktif dan komunikatif antara pendidik (guru) dengan peserta didik, baik di kelas maupun di luar kelas, dihadiri guru secara fisik atau tidak, untuk menguasi kompetensi yang ditentukan. Kata “Prestasi” berasal dari kata Belanda yaitu prestatie. Dalam bahasa Indonesia “prestasi” yang berarti “hasil usaha”. Istilah “prestasi belajar” (achievenment) berbeda dengan “hasil belajar” (learning autcome). Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembetukan watak peserta didik. BAB II KONSEP DASAR PENDIDIKAN NASIONAL Menurut Carter V. Good dalam Dictionary of Education, pendidikan adalah proses pengembangan kecakapanseseorang dalam bentuk sikap dan prilaku yang berlaku dalam masyarakatnya, proses social ketika seseorang dipengaruhi oleh suatu lingkingan yang terpimpin (sekolah), sehingga dapat mencapai kecakapan sosialdan mengembangkan pribadinya. Pengertian pendidikan juga dapat dipahami dari pendekatan monodisipliner, dimana konsep pendidikan dilihat dalam berbagai disiplin keilmuan diantaranya, sosiologi, antropologi, pisikologis, ekonomi, politik, dan agama. Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mengembangkan kemampuan dan kepribadian individu melalui proses atau kegiatan tertentu (pengejaran, bimbingan atau latihan) secara interaksi individu dengan lingkungannya untuk mencpai manusia seutuhnya (insan kamil).usaha yang dimaksud adalah suatu tindakan atau perbuatan yang dilakukan secara sadar dan terencana, sedangkan kemampuan berarti kemampuan dasar atau potensi. Asumsinya, setiap manusia mempunyai potensi untuk dapat dididik dan dapat mendidik. 6|Perencanaan Pembelajaran



Aspek kepribadian menyangkut tentang sika, bakat, minat, motivasi, nilai-nilai yang melakat pada diri seseorang. Standar Nasional Pendidikan Dalam UU No.20/2003 Bab Ipasal 1 ayat 17 dikemukakan bahwa “standar nasional pendidikan adalah kritera minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia”.standar nasional pendidikan bukan hanya mengatur tentang standar isi, tetapi juga stadar proses, kompetensi standar lulusan, tenag kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan. Stsandar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrument penilaian hasil belajar peserta didik. Landasan Yuridis-Formal Sistem Evaluasi dan Standar Penilaian 







Dalam Bab I Pasal 1ayat 21 dikemukakan bahwa evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhdap sebagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan. Peraturan Pemerintah R.I.No.19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan



Standar Penilaian Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSPN) Dalam UU. No. 20/2003 Bab IX Pasal 35 ayat (3) dijelaskan bahwa pengembangan standar nasional pendidikn secara pemantauan dan pelaporan pencapaiannya secara nasional dilaksanakan oleh suatu badan sandardisasi, penjaminan, dan pengendalian mutu pendidikan. Keberadaan badan tersebut diatur dalam PP.19/2005 Bab XI pasal 73. Ditegaskan dalam Pasal 77 bawa dalam menjalankan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam pasal 76 ayat (3), BSNP didukung dan berkoordinasi dengan depatemen dan departemen yang menangani urusan pemerinttahan di bidang agama, dan dinas yang menangani pendidikan di provinsi/kabupaten/kota. Standar Penilaian oleh Satuan Pendidikan Menurut BSNP ada dua standar pokok yang harus diperhatikan dalam penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan, diantaranya. Standar penentuan kenaikan kelas,dan standar penentuan kelas. Teknik Penilaian Menurut BSNP Untuk memperoleh data tenteng proses dan hasil belajar peserta didik pendidik dapat menggunakan berbagai teknik penilaian secara komplementer sesuai dengan kompetensi yang dinilai. Menurut pendoman umum BSN, teknik penilaian yang dapat digunakan antar lain, tes kerja, demonstraksi, observasi, penugasan, portofolio, tes tertulis, tes lisan, jurnal,wawancaea, inventori, penilaian diri, dan penilaian antar teman. BAB III  KARAKTERISTIK INSTRUMEN EVALUASI



Model-Model Evaluasi



7|Perencanaan Pembelajaran



















    



Model Tyler, model ini dibangun atas dua dasar pemikiran. Pertama, evaluasi ditunjukan pada tingkah laku peserta didik. Kedua, evaluasi harus dilakukan pada tingkah laku awal peserta didik sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran dan seudah melaksanakan kegiatan pembelajaran (hasil). Menurut Tyler ada tiga langkah pokok yang herus dilakukan, yaitu menentukan tujuan pembelajaran yang akan dievaluasi, menentukan situasi dimana pesrta didik memperoleh kesempatan ununjukan tingkah laku yang berhubungan dengan tujuan, dan menentukan alat evaluasi yang akan dipergunakanuntuk mengukur tingkah laku peserta didik. Model yang Berorientasi pada Tujuan, dalam pembelajaran, kita mengenal adanya tujuan pembelajaran umum dan khusus. Model evaluasi ini menggunakan kedua tujuan tersebut sebagai criteria untuk menentukan keberasilan. Evaluasi diartikan sebagai proses pengukuran untuk mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran telah tercapai. Model Pengukuran (measuremen model),banyak mengemukakan pemikran-pemikiran dari .Thorndike dan R.L.Ebel. model ini sangat menitikberatkan pada kegiatan pengukuran. Pengukuran digunakan untukmenentukan kualitas suatu sifat (attribute) tertentu yang ditentukan oleh objek, orang maupun peristiwa, dalam bentuk unit ukuran tertentu. Model Kesesuaian (Ralph W.Tyler, John B.Carrol, and Lee J.Cronbach), model ini, evaluasi adalah suatu kegiatan untuk melihat kesesuaian (Cogruence) antara tujuan dan hasilbelajar yang telah dicapai. Hasil evaluasi digunakan untuk menyempurnakan sistem bimbinganpeserta didik dan untuk memberikan informasi kepada pihak-pihak yang memerlukan. Educational System Evalu Ation Model, evaluasi berarti membandingkan performance dari berbagai dimensi (tidak hanya dimensi hasil saja) dengan sejumlah criterion, baik yang bersifat mutlak/interen maupun relative/ekstern. Model Alkin, evaluasi adalah suatu prosesuntuk menyakinkan keputusan, mengumpulkan informasi yang tepat menganalisis informasi sehingga dapat di susun laporan bagi pembuat keputusan dalam memilih beberapa alternative. Model brinkerhof,fiexv emergent evaluation desing, formative, desain eksperimental. Model Illuminative, evaluasi ini menekankan pada evaluasi kualitatif terbuka. Model Responsif, menekankan pada pendekatan kualitatif-naturalistik.



Pendekatan Evaluasi Pendekatan evaluasi merupakan sudut pandan seseorang dalam menelaah atau mempelajari evaluasi. Pendekatan tradisional berorientasi pada praktik evaluasi yang telah berjalan di sekolah yang ditunjukan pasa perkembanggan aspek intelektual pesertadidik.pendekatan sistem, totalitas dari berbagai komponen yang saling berhubungan dan kerergantungan. BAB IV PROSEDUR PENGEMBANGAN EVALUASI PEMBELAJARAN Perencanaan Evaluasi, perencanaan evaluasiini harus dirumuskan secara jelas dan spesifik terurai dan khoperenshif sehingga perencanaan tersebut bermakna dalam menentukan langkah-langkah selanjutnya. Pentingnya analisis kebutuhan merupakan integral dari sistem pembelajaran secara keseluruhan.selanjutnya dalam perencanaan penilaian hasil belajar, ada beberapa factor yang harus diperhatikan, seperti merumuskan tujuan penilaian, mengidentifikasi kompetensi dan hasil belajar, menyususun kisi-kisi, mengbangkan draft instrument,uji coba dan analisis instrument,revisi dan merakit instrument baru. Pelaksanaan 8|Perencanaan Pembelajaran



Evaluasi, pelaksanaan evalusai artinya bagai mana cara melaksanakan suatu evaluasi sesuai dengan perencanaan evaluasi. Dalam perencanaan evaluas telah disinggung semua hal yang berkaitan dengan evaluasi. Artinya tujuan evaluasi, model dan jenis evaluasi,objek evaluasi, instruman evaluasi,sumber data, semuanya sudah dipersiapkan pada tahap perencanaan evaluasi. Pelaksanaan evaluasi sangat bergantung pada jenis evaluasi yang digunakan. Monitoring Pelaksanaan Evaluasi, tujuannya adalah untuk mencegah hal-hal yang negative dan meningkatkan efesiensi pelaksanaan evaluasi. Monitoring mempunyai dua fungsi pokok. Pertama, untuk melihat relevansi pelaksanaan evaluasi dengan perencanaan evaluasi. Kedua, utuk melihat hal-hak apa yang terjadi selama pelaksanaan evaluasi. Pengelola Data, setelah semua data dikumpulkan, baik secara langsung maupun tidak langsung, maka selanjutny dilakukan pengelola data. Menlola data berarti mengubah wujud data yang sudah dikumpulkan menjadi sebuah sajian data yang menarik dan bermakna. Data hasil evaluasi, ada yang berbentuk kualitatif, ada juga yang berbentuk kuantitatif, sedangkan data kualitatif tentu diolah dan dianalisis secara kualitatif, sedangkan data kuantitatifdiolah dan dianalisis dengan bantuan statiska, baik statistika deskriptif maupun statistika infernsial. Pelaporan Hasil Evaluasi, semua hasil evaluasi harus dilaporkan kepada berbagai pihak yang berkepentingan seperti orang tua/wali, kepala sekolah, pengawas pemerintah, mitra sekolah, dan peserta didik itu sendiri sebagi akuntabilitas publik. Dalam dokumen kurikulum berbasis kompetensi, Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas (2002) menjelaskan, “laporan kemajuan siswa dapat dikategorikan menjadi dua jenis yaitu, laporan prestasi dalam mata pelajaran dan laporan pencapaian. Pengguanaan Hasil Evaluasi, untuk keperluan laporan pertanggung jawaban, untuk keperluan sleksi, untuk keperluan promosi, untuk keperluan diagnosis, untuk memperdiksi masa depan peserta didik. BAB V PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI JENIS TES PengemanganTes Bentuk Uraian, bentuk uraian dapat digunakan untuk mengukur kegiatan-kegiatan belajar yang sulit diukur oleh bentuk objektif. Disebut bentuk uraian, karena menuntut peserta didik untuk enguraikan, mengorganisaikan, dan menyatakan jawaban dengan kata-katnya sendiri dalam dalam bentuk, teknik dan gaya yang berbeda satu dengan yang lainya. Pengembangan Tes Bentuk Objektif, sering juga tes dikotomi, karena jawabannya antara benar atau salah dan skornya antara 1 atau 0.disebut tes objektif karena peniliannya objektif. Tes objektif terdiri atas beberapa bentuk, yaitu benar-salah,pilihan ganda, menjodohkan, dan melengkapi atau jawaban singkat. Pengembangan Tes LIsan, yaitu tes yang menuntut jawaban dari peserta didik dalam bentuk lisan.peserta didik akan mengucapkan jawaban dengan kata-katanya sendiri sesuai dengan pertanyaan atau perintah yang diberikan. Pengembangan Tes Perbuatan, adalah tes yang menuntut jawaban peserta didik dalam bentuk prilaku, tindakan, atau perbuatan. BAB VI PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI JENIS NON-TES Observasi (observation),sebenarnya observasi merupkan proses yang alami, pentingnya observasi dalam kegiatan evaluasi pembelajaran mengharuskan guru untuk memehami lebih jauh tentang judgement, bertindak secara reflektif, dan menggunakan komentar orang laian sebagai informasi untuk membuat judgement yang lebih reliable. Wawancara (Interview), wawancara merupakan salah satu alat evaluasi jenis non-tes yang dilakukan melalui percakapan dan Tanya jawab, baik langsung maupun tidak langsung dengan peserta didik. Wawancara adalah yang dilakukan secara langsuang antara pewawancara atau guru dengan orang yang diwawancari atau peserta didik tanpa melalui perantara. Sekala Sikap(Attitude Scale),sikap merupakan seatu kecenderungan tingkah laku 9|Perencanaan Pembelajaran



untuk berbuat sesuatu dengan cara, metode, teknik, dan pola tertentu terhadap dunia sekitarnya, baik berupa orang-orang maupun berupa objek-objek tertentu. Daftar Cek (Check List), adalah suatu daftar yang berisi subjek dan asfek-asfek yang akan diamanti. Daftar cek dapat memungkinkan guru sebagai penilai mencatat tiap-tiap kejadian yang betapaun kecilnya, tetepi dianggap penting. Sekala Penilaian ( Rating Scale), dalam daftar cek, penilian hanya dapat mencatat ada tidaknya variable tingkah laku tertentu, sedangkan dalam skala penilaian fenomena-fenomena yang akan dinilai itu disusun dalam tingkatan-tingkatan yang telah ditentukan. Angket (Quetioner), angket termasuk alat untuk mengumpulkan dan mencatat data atau informasi, pendapat, pemahaman dalam hubungan kasual. Angket mempunyai kesamaan dengan wawancara kecuali dalam implementasinya. Angket dilaksanakan secara tertulis, sedangkan wawancara dilaksanakan secara lisan. Studi Kasus (Case Study),adalah studi yang mendalam dan komperensif tentang peserta didik, kelas atau sekolah yang memiliki kasus tertentu. Pengerian mendalam dan kompernsif adalah mengungkapkan semua variable dan aspek-aspek yang melatar belakanginya, yang diduga menjadi penyebab timbulnya prilaku atau kasus tersebut dalam kurun waktu tertentu. Catatan Insidental (Anecdotal Records), adalah catatan-catatan singkat tentang peristiwaperistiwa sepintas yang dialami peserta didik secara perseorangan. Catatan ini merupakan pelengkap dalam rangka penilaian guru terhadap peserta didiknya, terutama yang berkenan dengan tingkah laku peserta didik. Sosiometri, adalah suatu proseduruntuk merangkum, menysun, dan sampai batas tertentu dapat mengkuantifikasi pendapat-pendapat peserta didik tentang penerimaan teman sebayanya serta hubungan diantra mereka. Teknik Pemberian Penghargaan Kepada Peserta Didik, dianggap penting karena banyak respons dan tindakan positif dari peserta didik yang timbul sebagai akibat tindakan belajar, tetapi kurang mendapat perhatian dan tanggapan yang serius dari guru.seharusnya guru memberikan penghargaan kepada setiap tindakan positif dari peserta didik dalam berbagai bentuk baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar. BAB VII PENILAIAN BERBASIS KELAS Penilaian berbasis kelas adalah penilaian dalam arti “assessment”. Maksudnya, data dan informasi dari penilaian berbasis kelas merupakan salah satu bukti yang sapat digunakan untuk mengukur keberhasilan suatu peogram pendidikan. Selanjutnya dapat diartikan juga sebagai suatu proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan data dan informasi tentang hasil belajar peserta didik terhadap tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Tujuan umum penilaian berbasis kelas yaitu untuk memberikan penghargaan terhadap pencapaian hasil belajar peserta didik dan memperbaiki program dan kegiatan pembelajaran. Fungsi penilaian berbasis kelas bagi peserta didik dan guru adalah membantu peserta didik dalam mewujudkan dirinya dengan mengubah atau mengembangan priakunya kea rah yanlebih baik dan maju, membantu peserta didik mendapat kepuasan atas apa yang telah dikerjakannya, membantu guru menetapkan apakah strategi, metode dan media mengajar yang digunakannya telah memadai, dan keputusan membantu guru dalam membuat pertimbangan dan keputusan daministrasi. Sesuai dengan petunjuk penngembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yng dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional yaitu penilian kompetensi dasar mata pelajaran, penilian kompetansi rumpun pelajaran, penilian kompetensi lintas kurikulum, penilaian kompetensi tamatan, penilian terhadap pencapaian keterampilan hidup. Domain Kognitif, tingkatan hafalan, tingkatan pemahaman, tingkatan aplikasi, tingkatan analisis, tingkatan sintesis, tingkatan evaluasi. Domaian pisikomotor, tingkatan penguasaan gerakan awal berbasis kemampuan peserta didik dalam menggerakan sebagian 10 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n



anggota badan, tingkatan gerakan semirutin ,tingkatan gerakan rutin berisi. Domaian Afektif, memberikan respons atau reaksi terhadap nila-nilai yang dihadapken kepadanya, menikmati atau menerima nilai, menilai ditinjau dari segi baik buruk, menerapkan atau mempraktikan nilai. Pusat kurikulum balitbang Depdiknas (2002) menjelaskan bahwa secara umum, penilaia berbasis kelas harus memenuhi prinsip-prinsip valid, mendidik, berorientasi pada kompetensi, adil dan objektif, terbuka, berkisinambungan, menyeluruh dan bermakna. Adapun secara khusus adanya kesempatan yang terbaik bagi peserta didik untuk menujukan apa yang mereka ketahui dan pahami, selanjutnya melaksanakan prosedur penilaian berbasis kelas dan pencatatan secara tepat. Penilaian sangat bermanfaat bagi guru karena penilaian berbasis kelas bermanfaat untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik, bagi orang tua karena peniliaain berbasis kelas nermanfaat untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan anaknya, bagi peserta didik karena penilian berbasis kelas bermanfaat untuk mementau hasil pencapaian kompetensi secara utuh baik aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilainilai. BAB VIII MODEL PENILAIAN PORTOFOLIO Penilaian portofolio sebagai suatu penilaian model baru yang diterapkan di Indonesia sajak kurikulum 2004 tentu mempunyai maksud dan tujuan tertentu, yaitu untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Halini memeng logis dan wajae karena sealam sistem penilaian yang digunakan sekolah cenderung hanya melihat hasil belahar peserta didik dan membeikan proses belajarnya, sehingga nilai akhir yang dilaporkan kepada orangtua dan pihak-pihakterkait hanya menyangkut domaian kognitif. Istilah portofolio (portfolio) pertama kali digunakan oleh kalangan artis dan potografer. Secara umum portofolio merupakan kumpulan dokumen berupa objek penilaian yang dipakai oleh seseorang,kelompok, lembaga, organisai atau perusahaan yang bertujuan untuk mendokumentasikan dan menilai perkembangan suatu proses. Tujuan penilaian portofolio adalah untuk membeerikan informasi kepada orang tua tentang perkembangan peserta didik secara lengkap dengan dukungan data dan dokumen yang kuat. Fungsi penilaian portofolio,portofolio sebagai sumber informasi bagi guru dan orang tua untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan kemampuan peserta didik, tanggung jawab dalam belajar, perluasan dimensi belajar, dan inovasi pembelajaran, portofolio sebagai alat pembelajaran merupakan komponen kurikulum, portofolio sebagai alat penilaian autentik, prtofolio sebagai suber informasi. Proses penilaian portofolio menuntut terjadinya interaksi multiarah yaitu dari guru kepeserta didik, dari peserta didik ke guru, dan diantarpeserta didik. Direktorat PLP Ditjen Dikdasmen Depdiknas (2003) mengemukakan pelaksanaan penilaian portofolio hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip, mutual trust (saling memeprcayai), confidentiality (kerahasiaan bersama), joint ownership(milik berasam), satisfaction (keputusan), dan relevance (kesesuaian). Kelebihan model penilaian portofolio, dapat melihat pertumbuhan dan perkembangan kemampuan peserta didik, membantu guru melakukan penilaian secara adil, mengajak peserta didikuntuk bertanggung jawab, member kesempatan untuk pesertadidk dalam meningkatkan perstasi,membantu guru mengklarifikasikan. Kekeurangan penilaian portofolio, memebutuhkan waktu dan kerja ekstra, tidak tersedianya criteria penilaian yang jelas, sulit dilakukan terutama menghadapi ujian dalam skala nasional. Jenis penilaian portofolio akan memberikan pemahaman tentang perlunya penggunaan penilaian portofolio secara berfareasi sesuai dengan jenis kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik. Jenis penilaian portofolio terdapat peserta didik didalamnya bisa perseorangan atau kelompok, selanjutnya sistem terdapat proses, kerja produk, tampilan, dokumen. Menurut Athhoni J. 11 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n



Nitko (1996) adan enam menggunaan sebuah sistem portofolio yaitu mengidentifikasi tujuan dan focus portofolio, megidentifikasi isi materi umum yang akan dinilai, mengidentifikasikan perorganisasian portofolio, menggunakan portofolio dalam praktik, evaluasi pelaksanaan portofolio dan evaluasi portofoliosecara umum. Penghargaan yang diperoleh peserta didik, hasil pekerja peserta didik, catatan/laporan dariorang tua peserta didik atau teman sekelasnya, catatan pribadi peserta didik, bahab-bahab lain yang relevan, dan alat-alat audio visualvidio dan disket. BAB IX TEKNIK PENGELOLAAN HASIL EVALUASI Menurut Zaenal Arifin (2006) dalam mengeola data hasil tes, ada empat langkah pokok yang harus ditempuh. Pertama, menskor, yaitu member skor pada hasil tes yang dapat dicapai oleh peserta didik. Kedua , mengubah skor mentah menjadi skor standar sesuai dengan norma tertentu. Ketiga, mengkonversikan skor standar ke dalam nilai, baik berupa angka maupun huruf. Keempat, melakukan analisis soal untuk mengetahui derajat validitas dan reliabilitas soal, tingkat kesukaran soal dan gaya pembeda. Skor total adalah jumlah skor yang diperoleh dari seluruh bentuk soalsetelah diolah dengan rumus tebakan(guessing formula). Konvesi skor adalah proes transformasi skor mentah yang dicapai peserta didik ke dalam skor terjabar atau skor standar untuk menetapkan nilai hasil belajar yang diperoleh. Salah satu peinsip umum evaluasi adalah prinsip komprehensif, artinya objek evaluasi tidak hanya domain kognitif, tetapi juga afektif, dan psikomotorik. Tugas guru adalah megembangkan sikap positif dan meningkatkan minat belajar peserta didik terhadap suatu pelajaran. Dalam domain psikomotor, pada umumnya yang diukur adalah penampilan atau kinerja, untuk mengukurnya, guru dapat menggunakan tes tindakan melalui simulasi, unjuk kerja atau tes identifikasi. Salah satu instrument yang dapat digunakan adalah skala penilaian yang terentang dari sangat baik (5), baik (4), cukup baik (3), kurang baik (2), sampai dengan tidak baik (1). Setelah diperoleh skor stiap peserta didik, guru hendaknya tidak tergesa-gesa menentukan prestasi belajar (nilai) peserta didik yang didasarkan pada angka yang diperoleh setelah membagi skor dengan jumlah soal, karena cara tersebut dianggap kurang propesional. Pendekatan penilaian acuat patokan PAP pada umumnya digunakan untuk menfsirkan hasil tes fomatif, sedangkan penilaian acuan norma PAN digunakan untuk menfsirkan hasil tes sumatif. Namun, dalam kurikulum berbasis kompetensi dengan model penilaian berbais kelas pendekatan yang digunakan adalah PAP.



 BUKU PEMBANDING I KARYA “Dr. Rusydi Ananda, M.Pd BAB I: PENDAHULUAN Perencanaan dalam arti yang sederhana dapat dijelaskan sebagai suatu proses mempersiapkan hal-hal yang akan dikerjakan pada waktu yang akan datang untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu (Enoch, 1995:1). Hal senada dengan penjelasan ini, Hamalik (1991:22) menjelaskan perencanaan adalah proses manajerial dalam menentukan apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya, dan didalamnya digariskan tujuantujuan yang akan dicapai dan dikembangkan pula program kerja untuk mencapai tujuan-tujuan itu. Perencanaan memiliki empat unsur yang melingkupinya. Keempat unsur tersebut yaitu: (1) adanya tujuan yang harus dicapai, (2) adanya strategi untuk mencapai tujuan, (3) sumber daya yang dapat mendukung, dan (4) implementasi setiap keputusan. 12 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n



Pembelajaran sebagai suatu proses yang dilakukan oleh para guru dalam membimbing, membantu, dan mengarahkan peserta didik untuk memiliki pengalaman belajar. Dengan kata lain pembelajaran adalah suatu cara bagaimana mempersiapkan pengalaman belajar bagi peserta didik (Jones dalam Majid, 2005:16). Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah proses, disiplin ilmu pengetahuan, realitas, sistem dan teknologi pembelajaran yang bertujuan agar pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan efektif dan efisien (Majid, 2005:18). Hal ini ditegaskan oleh Combbs (1982:1) bahwa perencanaan pembelajaran adalah suatu penerapan yang rasional dari analisis sistematis proses perkembangan pendidikan dengan tujuan agar pendidikan itu lebih efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan dan tujuan para siswa dan masyarakatnya. BAB II: MODEL PERENCANAAN PEMBELAJARAN Model adalah upaya untuk mengkonkretkan sebuah teori sekaligus juga merupakan sebuah analogi dan representasi dari variabel-variabel yang terdapat di dalam teori tersebut (Pribadi,2011:86). Selanjutnya Sagala (2012:175) menjelaskan model adalahkerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan. Model Performance Based Teacher Education (PBTE) Model perencanaan pembelajaran PBTE merupakan pengembangan program pembelajaran yang dilaksanakan dengan pendekatan sistemik. Pendekatan ini mempertimbangkan semua faktor dan komponenkomponen yang ada sehingga pelaksanaan program akan berjalan secara efisien dan efektif (Hamalik, 2002:59). Model Dick , Carey & Carey . Model perencanaan pembelajaranDick, Carey & Carey memiliki komponen dengan urutan-urutan tahapan-tahapan sistematis yang lengkap mulai dari analisis, desain sampai evaluasi sehingga rancangan pembelajaran yang dihasilkan merupakan upaya optimal yang sengaja di desain. Model Perencanaan Pembelajaran Davis Model perencanaan pembelajaran Davies terdiri dari lima tahapan yang harus dilakukan sedemikian rupa dan semuanya bagaikan komponenkomponen sistem yang terpadu secara menyeluruh. Kelima tahapan tersebut adalah: (1) penetapan status sistem pembelajaran, (2) perumusan tujuan pembelajaran, (3) perencanaan dan pelaksanaan evaluasi, (4) pendeskripsian dan pengkajian tugas, dan (5) pelaksanaan prinsip-prinsip belajar (Hamalik, 2002:66). BAB III: TUJUAN PEMBELAJARAN Tujuan pembelajaran adalah pernyataan tentang hasil pembelajaran apa yang diharapkan. Tujuan ini dapat sangat umum, sangat khusus atau di mana saja dalam kontinum khusus (Uno, 2008:19). Selanjutnya Cranton menjelaskan tujuan pembelajaran adalah pernyataan-pernyataan tentang pengetahuan dan kemampuan yang diharapkan dari peserta didik setelah selesai pembelajaran (Zaini, 2002:56). Setiap rumusan tujuan pembelajaran dikembangkan berdasarkan kompetensi atau kinerja yang harus dimiliki oleh peserta didik jika selesai belajar dan berhasil menguasai materi ajar tertentu. Setiaprumusan tujuan pembelajaran haruslah jelas dan lengkap. Kejelasan dan kelengkapan ini sangat membantu dalam menentukan model belajar, pemanfaatan media dan sumber belajar. 13 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n



BAB IV: MATERI PEMBELAJARAN Materi pembelajaran adalah segala sesuatu yang menjadi isi kurikulum yang harus dikuasai siswa sesuai dengan kompetensi dasar dalam rangka pencapaian standar kompetensi setiap mata pelajaran dalam satuan pendidikan tertentu (Sanjaya, 2013:141). Dalam konteks tertentu, materi pelajaran merupakan inti dalam proses pembelajaran, artinya sering terjadi proses pembelajaran diartikan sebagai proses penyampaian materi. Hal ini dibenarkan manakala tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran. Agar materi pembelajaran dapat disajikan secara sistematis maka pengemasannya perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:  Tentukan tujuan yang harus dicapai oleh pengemasan materi pembelajaran melalui sistem kompilasi.  Kemukakan secara ringkas tentang bahanbahan yang dikompilasikan.  Jelaskan petunjuk-petunjuk dalam mempelajari materi pembelajaran kompilasi.  Buatlah alat tes untuk mengukur keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pembelajaran kompilasi.  Antara satu bahan yang diambil dari satu sumber dan sumber lainnya diberi pembatas agar memudahkan siswa. BAB V: METODE PEMBELAJARAN Metode pembelajaran adalah cara-cara atau teknik yang dianggap jitu untuk menyampaikan materi ajar (Prawiradilaga, 2007:18). Hal senada dengan ini dijelaskan Sanjaya (2014:147) bahwa metode pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. BAB VI: MEDIA PEMBELAJARAN Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar (Arsyad, 2000:3). Areif Sardiman dkk (1996:6) mengemukakan arti dari media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Pengertian media pembelajaran yaitu sarana atau alat yang digunakan (guru) dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa agar proses pembelajaran dapat mencapai tujuan yang ingin dicapai, efektif, efisien dan berdaya tarik. BAB VII: SUMBER BELAJAR Dalam pemaknaan yang sederhana sumber belajar adalah buku-buku atau bahanbahan tercetak lainnya. Pemaknaan seperti ini masih banyak dipahami oleh guru, misalnya dalam program pengajaran yang disusun guru terdapat komponen sumber belajar maka pada umumnya akan diisi debgan buku teks atau buku wajib yang dianjurkan (Sudjana dan Rivai, 2001:76). Sedangkan dalam arti yang luas sumber belajar adalah segala macam sumber yang ada di luar diri peserta didik dan yang memungkinkan memudahkan terjadinya proses belajar. Sumber belajar bermanfaat untuk memfasilitasi kegiatan belajar agar menjadi lebih efektif dan efisien. BAB VIII: PENILAIAN HASIL BELAJAR Percival menjelaskan penilaian hasil belajar adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk mengukur keefektifan sistem mengajar-belajar sebagai suatu keseluruhan (Hamalik, 2004:146). Hal ini senada dengan penjelasan Sanjaya (2013:240) bahwa penilaian 14 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n



hasil belajar adalah menentukan efektivitas program dan keberhasilan siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran sehingga melalui informasi tersebut dapat diambil keputusan apakah program pembelajaran yang dirancang perlu diperbaiki atau tidak, bagian-bagian mana yang dianggap memiliki kelemahan sehingga perlu diperbaiki. Penilaian hasil belajar adalah suatu kegiatan yang disengaja dan bertujuan yang dilakukan dengan sadar oleh guru dengan tujuan memperoleh kepastian mengenai keberhasilan belajar anak didik dan memberikan masukan kepada guru mengenai yang dilakukan dalam pembelajaran. Dengan kata lain penilaian hasil belajar yang dilakukan guru bertujuan untuk mengetahui bahan-bahan pelajaran yang disampaikannya sudah dikuasai atau belum oleh anak didik dan apakah kegiatan pengajaran yang telah dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan. Dalam hal ini Sudjana dan Rivai (2001:148) menjelaskan bahwa tujuan penilaian hasil belajar bertujuan untuk melihat kemajuan belajar siswa dalam hal penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajarinya sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Secara umum penilaian hasil belajar bertujuan untuk melihat sejauhmana suatu program pembelajaran dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan.



 BUKU PEMBANDING II KARYA “Sulastriningsih Djumingin, Syamsudduh” BAB I KONSEP DASAR PERENCANAAN Perencanaan berarti penyusunan langkah-langkah penyelesaian suatu masalah atau pelaksanaan suatu pekerjaan yang terarah pada pencapaian tujuan tertentu. Dalam hal ini perencanaan mencakup rangkaian kegiatan untuk menentukan suatu tujuan oleh lembaga penyelenggara. Setelah tujuan ditetapkan perencanaan berkaitan dengan penyusunan pola, rangkaian, dan proses kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Efektivitas perencanaan berkaitan dengan penyusunan rangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan yang dapat diukur dengan terpenuhinya faktor kerjasama perumusan perencanaan, program kerja, dan upaya penerapan program kerja tersebut dalam mencapai tujuan. Pentingnya perencanaan pendidikan di Indonesia ditandai dengan adanya desakan masalah dalam berbagai aspek yang harus ditangani melalui perencanaan. Tanpa perencanaan banyak masalah pendidikan yang akan tertunda penanganannya. Hal ini dapat menambah besarnya permasalahan pada tahun-tahun berikutnya. Melalui perencanaan hambatanhambatan yang diperhatikan dalam aspek-aspek pendidikan menjadi berkurang. Berikut ini dikemukakan beberapa desakan masalah pendidikan yang menuntut penanganan melalui perencanaan. Tugas tenaga perencanaan pendidikan adalah 1. Menganalisis data pendidikan dan data Iainnya yang diperlukan dalam penyusunan rencana. 2. Menerjemahkan implikasi rencana ekonomi makro ke dalam sektor pendidikan. 3. Menganalisis proyeksi tenaga kerja nasional untuk seterusnya dikaitkan kepada lulusan atau output pendidikan menurut tingkat dan program studi. 4. Menggunakan rumus matematis dalam perhitunganperhitungan tertentu, misalnya memperkirakan kebutuhan jangka pendek, jangka sedang, dan jangka panjang secara kuantitatif. 15 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n



5. Menerjemahkan kebijaksanaan dalam suatu rencana yang operasional, 6. Menjabarkan suatu rencana pembangunan pendidikan ke dalam proyek-proyek. Prinsip-prinsip umum yang dijadikan pegangan untuk melaksanakan perencanaan pembelajaran: 1. 2. 3. 4. 5. 6.



Mengajar harus memiliki pengalaman yang sudah dimiliki siswa Pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan harus bersifat praktis Mengajar harus memerhatikan perbedaan individual setiap siswa Kesiapan dalam belajar sangat penting dijadikan landasan dalam mengajar Tujuan pengajaran harus diketahui siswa Mengajar harus mengikuti prinsip psikologis tentang belajar



Jenis-jenis perencanaan pendidikan dapat dikaji dari beberapa segi, seperti diuraikan berikut ini : 1. Menurut Besarnya, perencanaan terdiri atas a. Perencanaan makro, yaitu perencanaan yang mempunyai telaah nasional, yang menetapkan kebijakan-kebijakan yang akan ditempuh, tujuan yang ingin dicapai, dan cara-cara yang dipakai dalam mencapai tujuan tersebut. b. Perencanaan Meso, yakni kebijakan yang ditetapkan dalam perencanaan makro, kemudian dijabarkan lebih rinci ke dalam program-program dalam dimensi yang lebih kecil. Perencanaan tingkat ini sudah lebih bersifat operasional, disesuaikan dengan keadaan daerah, departemen. c. Perencanaan mikro, diartikan sebagai perencanaan tingkat institusional, dan merupakan penjabaran lebih spesifik dari perencanaan tingkat Meso. 2. Menurut telaahnya, perencanaan terdiri atas: a. Perencanaan strategis, yakni perencanaan yang berkaitan dengan penetapan tujuan, pengalokasian sumber-sumber dalam mencapai tujuan dan kebijakan yangdipakai sebagai pedoman. b. erencanaan manajerial, yakni perencanaan yang ditujukan untuk mengarahkan proses pelaksanaan agar tujuan dapat dicapai secara efektif dan efisien. c. Perencanaan operasional, memusatkan perhatian pada apa yang akan dikerjakan pada tingkat pelaksanaan di lapangan dari rencana manajerial. 3. Menurut Jangka Waktunya, perencanaan dibedakan atas: a. Perencanaan jangka panjang yaitu yang mencakup kurun waktu 10-25 tahun. b. Perencanaan jangka menengah yaitu mencakup kurun waktu 410 tahun. c. Perencanaan ini merupakan penjabaran operasional dari rencana jangka panjang. d. Rencana jangka pendek yaitu rencana yang mencakup kurun waktu antara 1 sampai dengan 3 tahun dan merupakan jabaran dari rencana jangka menengah dan jangka panjang. BAB II PENGEMBANGAN SISTEM PERENCANAAN PEMBELAJARAN Maksud dari pengembangan sistem adalah cara membuat penjabaran perlengkapan komponen sistem agar setiap komponen tumbuh. Pertumbuhan komponen sistem ditegaskan untuk memberikan penjelasan tentang langkah, kegiatan, dan hal-hal lainnya supaya lebih logis dan jelas. Adapun yang dimaksud dengan disain instruksional adalah keseluruhan proses analisis kebutuhan belajar dan tujuan belajar serta pengembangan teknik mengajar dan 16 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n



materi pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Dalam kegiatan ini termasuk pengembangan paket pembelajaran, kegiatan mengajar, uji coba, revisi, dan kegiatan evaluasi hasil belajar. Ada dua hal yang mendasari pengembangan sistem instruksional perencanaan pembelajaran, yaitu (a) empiris, (b) prinsip yang telah teruji. 1. Pengembangan Berdasarkan Empiris Pengembangan berdasarkan empiris berarti pengembangan yang berdasarkan pengalaman. Pengalaman diperoleh melalui kegiatan empiris yang antara lain. Hal tersebut dapat dilaksanakan melalui studi banding, penelitian, pelatihan/penataran, percobaan, dan observasi. 2. Prinsip yang telah Teruji Prinsip yang telah teruji senantiasa melalui langkah prosedur yang sistematis, pengamatan yang tepat, dan percobaan terkontrol. Pembelajaran efektif mengarah pada pembelajaran yang bernuansa aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM). Intinya bagaimana cara terbaik anak untuk bisa belajar. Anak-anak dapat belajar dengan baik dari pengalaman mereka. Mereka belajar dengan cara melakukan, menggunakan indera mereka, menjelajahi lingkungan, baik lingkungan orang-orang, benda, tempat serta kejadian di sekitar mereka. Pengajaran untuk pembelajaran aktif dilakukan untuk menaikkan tingkat pembelajaran dari kemampun berpikir tingkat rendah (low order thinking skills) seperti mengamati, mengingat, dan menggali kembali ingatan, serta pengetahuan akan ide-ide utama mengenai apa, di mana, kapan ke tingkat kemampuan berpikir yang lebih tinggi (higt order thinking skills) seperti memecahkan masalah, analisis, sintesis, evaluasi mengenai bagaimana dan mengapa. Apa yang ingin dicapai dalam pembelajaran efektif, berfokus pada tiga hal; (1) kecerdasan intelektual, (2) kecerdasan emosional, dan (3) kecerdasan spiritual. BAB III MODEL PENGEMBANGAN SISTEM INSTRUKSIONAL DAN TUJUAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERDASARKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Tujuan pembelajaran secara umum yang dibahas pada bab ini adalah pembaca diharapkan memahami model pengembangan sistem instruksional pembelajaran bahasa Indonesia berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Tujuan khusus adalah pembaca menjelaskan pengertian pengembangan sistem instruksional, menguraikan komponenkomponen sistem isntruksional, membedakan model-model perencanaan pembelajaran bahasa, dan menyusun model pengembangan sistem instruksional/tujuan pembelajaran bahasa Indonesia berdasarkan KTSP. Komponen pokok sistem instruksional adalah tujuan, pengalaman belajar, pengorganisasian pengalaman belajar dan evaluasi. 1. 2. 3. 4. 5.



Tujuan Pendidikan Nasional Tujuan Institusional atau Kelembagaan Pendidikan Tujuan Kurikuler . Standar Kompetensi Kompetensi Dasar



Pengembangan kurikulum mencakup beberapa tingkat, yaitu pengembangan kurikulum tingkat nasional, kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) silabus, dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Pengembangan kurikulum tingkat nasional dilakukan dalam rangka mengembangkan standar Nasional pendidikan yang pada saat ini mencakup standar kompetensi lulusan (SKL) dan standar isi (SI) untuk setiap satuan 17 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n



pendidikan pada masing-masing jenjang dan jenis pendidikan, terutama pada jalur pendidikan sekolah. Proses penyusunan KTSP diawali dengan melakukan analisis konteks terhadap halhal sebagai berikut. a. Analisis potensi, kekuatan, dan kelemahan yang ada di sekolah dan satuan pendidikan baik yang berkaitan dengan peserta didik, guru, kepala sekolah dan tenaga administrasi, sarana dan prasarana serta pembiayaan, dan program-program yang ada di sekolah. b. Analisis peluang dan tantangan yang ada di masyarakat dan lingkungan sekitar baik yang bersumber dari komite sekolah dewan pendidikan, dinas pendidikan, asosiasi profesi, dunia industri dan dunia kerja serta sumber daya alam dan sosial budaya. c. Mengindentifikasi standar isi dan standar kompetensi lulusan sebagai acuan dalam penyusunan KTSP. Mekanisme penyusunan KTSP yang tercantum pada terdiri atas tiga bagian, yaitu: a. Pembentukan Tim Kerja b. Penyusunan Draf c. Revisi dan Finalisasi d. Pengesahan KTSP BAB IV PENGEMBANGAN SILABUS DAN PEMETAAN KURIKULUM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS KTSP Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Silabus bermanfaat sebagai pedoman dalam pengembangan pembelajaran, seperti pembuatan rencana pembelajaran, pengelolaan kegiatan pembelajaran, dan pengembangan sistem penilaian. Menurut Harmer (Nurhayati, 2009: 17), kriteria yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan desain silabus: a. Keterbelajaran (Learnability Hal ini berkaitan dengan item-item yang harus mudah diplajari oleh peserta didik. b. Frekuensi Hal ini berkaitan dengan butir-butir bahasa yang banyak digunakan dalam penggunaan dan butir-butir yang jarang digunakan c. Ketercakupan (Coverage) Beberapa kata dan struktur gramatikal mempunyai daya ketercakupan penggunaan lebih luas daripada kata dan struktur gramatikal lainnya. d. Kegunaan (Usefulness), Hal ini berkaiatan dengan butir-butir leksikal tertentu yang lebih dekat dengan kehidupan peserta didik agar ditampilkan di dalam proses belajarmengajar, sehingga lebih bermanfaat bagi siswa. Tahap-tahap pengembangan silabus adalah: a. Perencanaan, Tim yang ditugasi untuk menyusun silabus terlebih dahulu perlu mengumpulkan informasi dan mempersiapkan kepustakaan atau referensi yang sesuai untuk mengembangkan silabus. 18 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n



b. Pelaksanaan, Dalam melaksanakan penyusunan silabus, penyusun silabus perlu memahami semua perangkat yang berhubungan dengan penyusunan silabus, seperti Standar Isi yang berhubungan dengan mata pelajaran yang bersangkutan den Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. c. Perbaikan, Buram silabus perlu dikaji ulang sebelum digunakan dalam kegiatan pembelajaran. d. Pemantapan, Masukan dari pengkajian ulang dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk memperbaiki buram awal. e. Penilaian pelaksanaan silabus perlu dilakukan secara berkala dengan menggunakan model-model penilaian kurikulum. Langkah-langkah pengembangan silabus yang dicanangkan pada (BSNP, 2006: 1618) adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi Penentuan Jenis Penilaian Menentukan Alokasi Waktu Menentukan Sumber Belajar



BAB V PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada hakikatnya merupakan perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan apa yang akan dilakukan dalam pembelajaran. RPP adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar. Fungsi perencanaan RPP dalam KTSP adalah bahwa rencana pelaksanaan pembelajaran hendaknya dapat mendorong guru lebih siap melakukan kegiatan pembelajaran dengan perencanaan yang matang. Dalam pengembangan KTSP, rencana pelaksanaan pembelajaran harus disusun secara sistemik dan sistematis, utuh dan menyeluruh, dengan beberapa kemungkinan penyesuaian dalam situasi pembelajaran yang aktual. Dengan demikian, rencana pelaksanaan pembelajaran berfungsi untuk mengefektifkan proses pembelajaran sesuai dengan apa yang direncanakan. Dalam hal ini, materi standar yang dikembangkan dan dijadikan bahan kajian oleh peserta didik harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuannya, mengandung nilai fungsional, praktis, serta disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan lingkungan, sekolah, dan daerah. Cara pengembangan RPP dalam garis besarnya dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: 1. Mengisi kolom identitas 2. Menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pertemuan yang telah ditetapkan; 3. Menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta indikator yang akan digunakan yang terdapat pada silabus yang telah disusun 19 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n



4. Merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta indikator yang telah ditentukan 5. Mengidentifikasi materi standar berdasarkan materi pokok/pembelajaran yang terdapat dalam silabus. Materi standar merupakan uraian dari materi pokok/pembelajaran. Materi menyangkut fakta, konsep, prinsip, dan prosedur 6. Menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan 7. Merumuskan langkah-langkah pembelajaran yang terdiri dari kegiatan awal, inti, dan akhir 8. Menentukan sumber belajar yang digunakan 9. Menyusun kriteria penilaian, lembar pengamatan, contoh soal, dan teknik penskoran. BAB VI PERENCANAAN MATERI PEMBELAJARAN Bahan ajar merupakan bagian penting dalam pelaksanaan pendidikan disekolah. Melalui bahan ajar guru akan lebih mudah dalam melaksanakan pembelajaran dan siswa akan lebih terbantu dan mudah dalam belajar. Bahan ajar dapat dibuat dalam berbagai bentuk sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik materi ajar yang akan disajikan. Terdapat dua istilah yang sering digunakan untuk maksud yang sama namun sebenarnya memiliki pengertian yang sedikit berbeda, yakni sumber belajar dan bahan ajar. Untuk itu, maka berikut ini akan dijelaskan terlebih dahulu tentang pengertian sumber belajar dan bahan ajar. Sumber belajar ditetapkan sebagai informasi yang disajikan dan disimpan dalam berbagai bentuk media, yang dapat membantu siswa dalam belajar sebagai perwujudan dari kurikulum. Bentuknya tidak terbatas apakah dalam bentuk cetakan, video, format perangkat lunak atau kombinasi dari berbagai format yang dapat digunakan oleh siswa ataupun guru. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajarmengajar. Bahan ajar merupakan informasi alat dan atau materi yang dipergunakan oleh guru untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Ada sejumlah manfaat yang dapat diperoleh apabila seorang guru mengembangkan bahan ajar sendiri, yakni antara lain; pertama, diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan belajar siswa, kedua, tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk diperoleh, ketiga, bahan ajar menjadi labih kaya karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi, keempat, menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis bahan ajar, kelima, bahan ajar akan mampu membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dengan siswa karena siswa akan merasa lebih percaya kepada gurunya. Keriteria pemilihan bahan ajar (Suhartini, 2011) adalah: 1. Kriteria tujuan pembelajaran 2. Materi pelajaran supaya terjabar 3. Relevansi dengan kebutuhan siswa, diantaranya: akurat dan up to date, kemudahan, kerasionalan, esensial, kemaknaan, keberhasilan, keseimbangan, kepraktisan. 4. Kesesuaian dengan kondisi masyarakat 5. Materi pelajaran mengandung segi-segi etik 6. Materi pelajaran tersusun dalam runag lingkup dan urutan yang sistematis dan logis. 7. Materi pelajaran bersumber dari buku yang baku, pribadi guru yang ahli dan masyarakat.



20 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n



Berdasarkan teknologi yang digunakan, bahan ajar dapat dikelompokkan menjadi empat kategori, yaitu bahan cetak (printed) seperti antara lain handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, model/maket.Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio. Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti video compact disk, film. Bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching material) seperti CAI (Computer Assisted Instruction), compact disk (CD) multimedia pembelajarn interaktif, dan bahan ajar berbasis web (web based learning materials). BAB VII PERENCANAAN MEDIA PEMBELAJARAN Media pembelajaran adalah semua bentuk perantara yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan ide, sehingga ide itu sampai kepada penerima. Fungsi utama media pengajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut memengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar. Hamalik (1994: 25) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar-mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi rangsangan kegiatan belajar, dan memengaruhi psikologis siswa. Menurut Latuheru (1988: 10) , media pembelajaran memiliki fungsi utama yakni untuk meningkatkan interaksi antara guru dan murid. Ada tiga ciri media pembelajaran adalah: 1. Ciri fiksatif, yang menggambarkan kemampaun media untuk merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek 2. Ciri manipulatif, yaitu kemampuan media untuk mentransformasi suatu objek, kejadian atau proses dalam mengatasi masalah ruang dan waktu. Sebagai contoh, proses larva menjadi kepompong dan kemudian menjadi kupu-kupu dapat disajikan dengan waktu yang lebih singkat. Atau sebaliknya, suatu kejadian/peristiwa dapat diperlambat penayangannya agar diperoleh urutan-urutan yang jelas dari kejadian/peristiwa tersebut 3. Ciri distributif, yang menggambarkan kemampuan media untuk mentransportasikan objek atau kejadian melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian itu disajikan kepada sejumlah besar siswa, di berbagai tempat, dengan strimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian tersebut. Langkah-langkah yang harus diambil dalam pengem-bangan program media: 1. 2. 3. 4. 5. 6.



Menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa Merumuskan tujuan pembelajaran dengan operasional dan khas Merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang mendukung tercapainya tujuan Mengembangkan alat pengukur keberhasilan Menulsi naskah media Mengadakan tes atau uji coba, dan revisi.



21 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n



BAB III KELEBIHAN DAN KELEMAHAN BUKU  BUKU UTAMA Kelebihan Buku 1. Dilihat dari tampilannya buku ini sangat menarik, dengan tampilan depan atau cover 2. Jika dilihat dari sistematika penulisan buku ini sudah baik dan juga tersusun rapi sehingga pembaca tidak merasa kesulitan ketika membaca buku ini 3. Dan bahasa yang digunakan dalam penjabaran materi pada buku ini juga cukup mudah dipahami oleh pembaca 4. Dan dalam penjabaran materinya buku ini menyertakan pandangan ahli terhadap suatu materi. Kelemahan Buku 1. Buku ini tidak memiliki rangkuman dan juga soal-soal yang dapat dibahas oleh pembaca 2. Buku ini tidak memuat gambar, sebagai media yang menjelaskan materi agar pembaca tidak mudah bosan membaca teks materi saja.



 BUKU PEMBANDING I Kelebihan Buku: 1. Jika dilihat dari segi tampilan buku sudah baik, dimana cover buku ini yang bergambar dan berwarna sehingga pembaca tertarik untuk membaca buku ini 2. Dan jika dilihat dari sistematika penulisan buku ini juga sudah cukup baik dan jelas dan juga dalam penjabaran materi setiap babnya buku ini menyertakan gambargambar yang berhubungan dengan materi sehingga dapat membantu pembaca guna memahami materi yang dijabarkan 3. Dan juga penjabaran materi setiap babnya pada buku ini juga sudah cukup baik dengan menggunakan bahasa yang dipahami oleh pembaca dan juga menyertakan contoh ataupun pengertian dari para ahli membuat buku ini menjadi layak digunakan untuk pembaca yang memerlukan pengetahuan ataupun pemahaman mengenai perencanaan pembelajaran 4. Dan juga yang menjadi keunggulan buku ini yakni dalam setiap babnya buku menyertakan soal-soal yang dapat membantu pembaca guna memahami materi yang disampaikan pada buku ini. Kelemahan Buku: 1. Dalam buku ini masih terdapat kesalahan penulisan atau typo 2. Dan juga pada buku ini penjabaran tentang contoh-contoh materi yang disampaikan terlalu banyak, sehingga pembaca merasa bosan membaca contoh-contoh yang di sertakan tersebut.  BUKU PEMBANDING II 22 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n



Kelebihan Buku 5. Dilihat dari tampilannya buku ini sangat menarik, dengan tampilan depan atau cover 6. Jika dilihat dari sistematika penulisan buku ini sudah baik dan juga tersusun rapi sehingga pembaca tidak merasa kesulitan ketika membaca buku ini 7. Dan bahasa yang digunakan dalam penjabaran materi pada buku ini juga cukup mudah dipahami oleh pembaca 8. Dan dalam penjabaran materinya buku ini menyertakan pandangan ahli terhadap suatu materi. Kelemahan Buku 3. Buku ini tidak memiliki rangkuman dan juga soal-soal yang dapat dibahas oleh pembaca 4. Buku ini tidak memuat gambar, sebagai media yang menjelaskan materi agar pembaca tidak mudah bosan membaca teks materi saja.



23 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n



BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Perencanaan pembelajaran adalah suatu pemikiran atau persiapan untuk melaksanakan tugas mengajar/aktivitas pembelajaran dengan menerapkan prinsipprinsip pembelajaran serta melalui langkah-langkah pembelajaran, perencanaan itu sendiri, pelaksanaan dan penilaian, dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Perencanaan pembelajaran berfungsi sebagai haluan atau pedoman dasar dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya secara efektif dan efisien, sedangkan secara khusus perencanaan pembelajaran berfungsi sebagai alat untuk mengoreksi guru tentang kelemahan dan kelebihan program pembelajaran yang dibuatnya dan upaya peningkatan kualitas mengajarnya.



B. Saran Bagi penulis: untuk kelebihan isi bab buku, semoga penulis dapat mempertahankan bahkan dapat meningkatkannya, dan semoga kedepannya penulis dapat memperbaiki apa yang menjadi kelemahannya baik dari segi isi materi atau pokok bahasannya, serta dari segi pengetikan dan tanda baca yang digunakan. Bagi pembaca: menurut penulis, buku- buku ini sangat layak digunakan dosen maupun mahasiswa untuk dijadikan referensi dan bahan bacaan.



24 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n



DAFTAR PUSTAKA  



Ananda, Rusydi. 2019. PERENCANAAN PEMBELAJARAN. Medan: Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia (LPPPI) Djumingin, Sulastriningsih, dkk. 2016. PERENCANAAN PEMBELAJARAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH Teori dan Penerapannya. Makassar: Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar.



25 | P e r e n c a n a a n P e m b e l a j a r a n