CBR Psikologi Pendidikan Andriana [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

CRITICAL BOOK REPORT Makalah ini disajikan untuk memenuhi tugas pada Mata Kuliah



PSIKOLOGI PENDIDIKAN



Disusun oleh : Nama



:Andriana Paulina Sihite



NIM



: 2203142016



Kelas



:B



Prodi



: Pendidikan Seni Musik



Dosen



: Asiah,S.Pd, M.Pd



PENDIDIKAN SENI MUSIK FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2020



KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini berisi pembahasan tentang Critical Book Report mengenai psikologi pendidikan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengajar mata kuliah Psikologi Pendidikan yang selalu memberikan ilmu pengetahuan yang berguna bagi penulis. Selain itu, penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada orang tua dan teman-teman yang selalu memberikan dukungan dalam proses belajar di perkuliahan ini. Harapan penulis makalah ini dapat menjadi sumber informasi yang berguna bagi para pembaca yang sedang dalam proses belajar. Mohon maaf apabila terdapat banyak kekurangan. Kritik dan saran penulis harapkan dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.



Medan, Maret 2021



Andriana Paulina Sihite



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR......................................................................................................... 1 DAFTAR ISI……………………………………………………………………………… 2 BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 3 A. Rasionalisme pentingnya CBR………………………………………………... 3 B. Tujuan Penulisan CBR………………………………………………………… 3 C. Manfaat CBR…………………………………………………………………... 3 D. Identitas Buku………………………………………………………………….. 3 BAB II RINGKASAN ISI BUKU……………………………….........................................4 BAB III PEMBAHASAN…………………………………………………………………. 14 A. Pembahasan Isi Buku………………………………………………………….. 14



B. Kelebihan dan Kekurangan Isi Buku………………………………………….. 14 BAB IV PENUTUP…………………………………………………………….................. 15 A. Kesimpulan……………………………………………………………………. 15 B. Rekomendasi……………………………………………………………………15 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………... 16



BAB I PENDAHULUAN A. Rasionalisme Pentingnya CBR Seringkali kita bingung memilih buka referensi untuk kita baca dan pahami. Terkadang kita memilih satu buku, namun kurang memuaskan hati kita. Misalnya dari segi analisis bahasa, pembahasan tentang kepemimpinan. Oleh karena itu, penulis membuat CBR ini untuk mempermudah pembaca dalam memiliki buku referensi, khususnya pada pokok pembahasan tentang kepemimpinan B. Tujuan Penulisan CBR Penulisan CBR bertujuan untuk membandingkan satu buku psikologi pendidikan, bagaimana kelemahan dan kekurangan buku tersebut. C. Manfaat CBR  Untuk menambah wawasan tentang psikologi pendidikan  Untuk mengetahui makna dan tujuan psikologi pendidikan  Untuk mengetahui peranan psikologi pendidikan D. Identitas Buku Judul Buku Pengarang Penerbit Kota Terbit Tahun Terbit ISBN Cetakan



: Psikologi Pendidikan : Tim Dosen Universitas Negeri Medan : PPs Unimed : Medan : 2018 : 978-602-8207-18-8 : VII 2018



BAB II RINGKASAN BAB 1 PENDAHULUAN Para pendidik perlu menerapkan kepemimpinan yang transparan, tidak anti kritik dan membangun hubungna yang setara. Mereka perlu dibantu untuk menyeimbangkan antara komunitas online dan offline sehingga mereka dapat menyambungkan realitas dan problematika sosial dunia nyata dengna kemahiran mereka mengkomunikasikan masalah dan mencari solusinya di dunia maya dan mengembalikannya ke bumi. BAB 2 PSIKOLOGI PENDIDIKAN Psikologi pendidikan terdiri dari dua kata psikologi dan pendidikan. Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang proses kognitif dan perilaku. Sedangkan pendidikan adalah ilmu yang mempelajari nilai-nilai karakter dan cara menanamkannya. Namun defenisi psikologi pendidikan sebagai terapan ilmu psikologi dalam pendidikan memiliki arti sendiri, yakni, ilmu yang mempelajari proses belajar dan pembelajaran pada lingkungan pendidikan. Dalam psikologi pendidikan, pendidik akan efektif melaksanakan pembelajaran jika berpedoman juga pada prinsip 1) Memberi perhatian pada “bagaimana cara belajar”, buka pada “untuk apa belajar” 2) Mengajari peserta didik tentang cara membaca untuk mendapatkan pemahana, cara menyusun gagasan, cara menguasai pelajaran yang sulit dan cara menuangkan pikiran secara jelas melalui tulisan. 3) Melibatkan peserta didik dalam proses belajar mengajar. 4) Peserta didik perlu dilatih untuk mau berpikir sendiri. Tugas pendidik adalah mengajari mereka cara berpikir dan memberi alat yang diperlukan untuk itu. 5) Pendidik punya potensi yntuk menjadi guru yang hebat. Proses belajar bagi peserta didik dapat diibaratkan seperti berubahnya ulat yang berada di dalam kepompong. Semakin kuat seekor ulat berjuang di dalam kepompong, maka semakin menyebarlah zat-zat yang diperlukan untuk membangun keindahan warna dan kekuatannya untuk terbang. Jika ulat di dalam kepompong dipaksa keluar sebelum wkatunya, maka akan lahirlah kupu-kupu yang tidak cantik dan lemah. Demikianlah ibaratnya peserta didik. Sekolah adalah kepompong bagi peserta didik. Semakin tanggung seseorang berjunag untuk menyelasaikan tugas-tugas belajarnya maka semakin berkembanglah dirinya menuju kedewasaan. BAB 3 BELAJAR Belajar adalah mendapatkan sesuatu yang baru dan menghasilkan perubahan tingkah laku. Perubahan tersebut dapat berupa pengetahuan yang baru. Sebelum belajar seseorang mungkin tidak memiliki pengetahuan tertentu aakn tetapi setalah belajar memilikinya.



Proses belajar berlangsung secara internal. Proses ini diibaratkan seperti menyeberangi jurang dari tebing yang satu ke tebing yang lain. Seseorang memerlukan jembatan untuk menyeberanginya. Seseorang yang belajar berarti sedang membangun jembatan. Selama proses tersebut berlangsung, berbagai persoalan yang dpat menghambat pekerjaan tersebut. a. Belajar vs Kematangan Ilustrasi tentanga adanya hubungan antara kematangan dengan proses belajar dari pengalaman ataupun belajar pada institusi pendidikan menunjukkan adanya hubungna yang erat antara belajar dengan perkembangan. Sehingga dapat dikatakan perkembangna dan belajar merupakan proses yang saling mendukung dalam kehidupan manusia. Proses perkembangan du dalam diri individu pada hakikatnya menyatu, namun secara konsep ada ahli yang mengelompokkannya atas dimensi fisik, kognitif, bahasa, pribadi, sosial dan moral. b. Otak Belajar kendali seluruh sarat yang ada di dalam diri manusia adalah otak. Oleh karena itu dalam belajar otak adalah penentu utamanya. Selain itu belajar berarti juga mengembangkan otak. Sejak lahir otak manusia sudah memiliki 100-200 milyar sel. Setiap sel dikembangkan untuk memproses berbagai informasi. Perkembangan sel otak ini mengikuti sistem yang kompleks. c. Perkembangan dan Belajar 1. Perkembangan Kognitif dan Belajar Perkembangan kognitif adalah proses perubahan individu dalam berpikir. Tokoh yang paling populer dalam membahas perkembangan kognitif adalah Piaget. Piaget mengatakan bahwa untuk memahami dunianya secara kognitif individu akan mengelompokkan perilaku yang terpisah ke dalam sistem kognitif yang lebih tertib dan lancar, pengelompokkan atau penataan perilaku ke dalam kategoru-kategori. 2. Perkembangan Bahasa dan Belajar Bahasa meruoakan alat komunikasi dapat berbentuk lisan, tulisan atau simbol. Semua bahasa manusia mengikuti aturan fonologi, morfologi, sintaks dan pragmatis. Fonologi merupakan sistem suara bahasa. Morfologi, aturan untuk mengombinasikan morfem yang merupakan serangkaian suara yang bermakna yang merupakan kesatuan bahasa terkecil. Sedangkan sintaks adalah cara kata yang dikombinasikan untuk membentuk frasa dan kalimat yang dapat diterima. Sematik merupakan makna kata dan kalimat dan pragmatis adalah penggunaan percakapan yang tepat. 3. Perkembangan sosial dan Belajar Perkembangan sosial yang sangat relevan dibahas di dalam konteks sosial di sekolah adalah: 1) Perubahan konsep diri dan dalam konteks hubungan antara guru dan peserta didik 2) Perubahan kebutuhan dasar dan motif personal 3) Perubahan sense tentang hubungan dan tanggung jawab



4. Perkembangan diri Konsep diri berkembang melalui evauluasi diri yang konstan pada berbagai macam situasi. Pada diri remaja proses perkembangan konsep dapat berlangsung pada saar mempertanyakan hasil kerjanya. Pada usia remaja konsep diri sering dihubungkan dengan penampilan fisik dan penerimaan sosial maupun prestasi sekolah. Konsep diri dianggap sebagai dasar perkembangan sosia maupun emosional. 5. Perkembangan Moral Perkembangan moral adalah perkembangan yang berhubungan dengan aturan dan konvensi dari interaksi yang adil antar orang. Perkembangan moral dapat dikaji melalui domain kognitif, behavioral dan emosional. BAB 4 KARAKTERISTIK BELAJAR Karakteristik adalah ciri-ciri perseorangan yang bersumber dari latar belakang pengalaman yang dimiliki peserta didik termasuk aspek lain yang ada pada diri mereka seperti kemampuan umum. Ciri fisik serta emosional yang berpengaruh terhadap keefektian pembelajaran. Beberapa karakteristik yang perlu dipahami guru dikemukakan berikut ini, yaitu: a) Inteligensi Tinggi rendahnya tingkat inteligensi dinyatakan dengan menterjemahkan hasil tes inteligensi ke dalam angka yang dapat menjadi petunjuk mengenai kedudukan tingkat kecerdasan seseorang dibandingkan secara relatif terhadap suatu norma. Angka normatif tes inteligensi dinyatakan dalam bentuk rasio (quotient) dan dinamai dengan inteligensi quotient (IQ). Meskipun tidak semua tes inteligensi akan menghasilkan angka IQ melainkan ada yang memberikan klassifikasi tingkat inteligensi seperti level III berarti normal. Normalitas dan eksepsional inteligensi mengacu kepada kriteria-kriteria statistik dan ditentukan oleh batas-batas penyimpangan hasil tes inteligensi individu dari suatu norma. Eksepsionalitas dalam inteligensi dapat dikelompokkan atas dua yaitu:  Berkemampuan superior atau istimewa (gifted, talented)  Lemah atau mental terlambat (mentaly retarded) Pemahaman tentang penggolangan IQ akan membantu guru dalam menerapkkanya dalam pendidikan. Anak yang berada pada IQ superior maupun Retardasi mental sama-sama menimbulkan masalah, sehingga perlu memberikan pendidikan secara khusus kepada mereka. b) Gaya Belajar Berikut ini konsep belajar yang dibahas adalah proses belajar internal yang berlangsung pada diri individu sebagai hasil proses pembelajaran. Pembahasan tentang hal ini diawali dengan memahami terlebih dahulu faktor-faktor yang mempengaruhi individu dalam beraktivitas termasuk belajar. Yaitu, perhatian,pengamatan, pendengaran, perabaan dan penciuman.



Dalam konteks belajar, setiap orang memiliki kecenderungan untuk lebih sensitif pada salah satu indranya. Misalnya, ada orang yang lebih mudah menangkap dan meresapkan sesuatu dari penglihatannya dibanding dengan perasaannya. Gaya belajar dapat dikelompokkan atas dua elemen yang mempengaruhinya. Pertama adalah gaya belajar independen dan kedua gaya belajar tergantung. Gaya independen membutuhkan suasana yang terang dan tidak mau diganggu suara sedikitpun sedangkan gaya tergantung perlu ditemani radio atau lagu-lagu ketika belajar. c) Gaya berpikir Gaya berpikir dapat digolongkan atau gaya impulsif, reflektif, mendalam dan dangkal. Gaya yang reflektif dan impulsif disebut sebagai tempo konseptual. Maksudnya, kecenderungan individu untuk bereaksi dalam waktu tertentu dalam memberi respon dan merenungkan akurasi jawaban. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan guru dalam menghadapi peserta didik yang impulsif adalah: 1) Pantau peseta didik di kelas untuk mengetahui yang impulsif 2) Bicara dengan mereka agar mau meluangkan lebih banyak waktu untuk berfikir sebelum memberikan jawaban 3) Dorong mereka untuk menandai informasi baru saat mereka membahasnya 4) Jadilah guru bergaya reflektif 5) Bantu peserta didik untuk menentukan standar tinggi bagi kinerjanya. 6) Hargai peserta didik yang impulsif bersedia meluangkan lebih banyak waktu untuk berpikir. Pujilah peningkatan kinerja mereka 7) Bimbing peserta didik untuk menyusun sendiri rencana guna mengurangi impulsifnya. d) Gaya perilaku (tempramen) Tempramen adalah gaya perilaku seseorang dan cara khasnya dalam memberi tanggapan. Berdasarkan gaya perilaku ini, individu dapat dikategorikan atas: a. Gaya perilaku yang mudah. Pada umumnya memiliki mood positif, cepat membangun rutinitas dan mudah beradaptasi dengan pengalam baru b. Gaya perilaku sulit yaitu yang cenderung bereaksi negatif, cenderung agresif, kurang kontrol diri dan lamban dalam menerima pengalaman baru. c. Gaya perilaku lamban tapi cenderung hangat yaitu yang biasanya beraktivitas lamban, agak negatif menunjukkan kelambanan dalam beradaptasi dan intensitas mood yang rendah. Selain kecerdasan gaya belajar dan gaya berpikir juga mempengaruhi cara individu dalam belajar. Gaya belajar meliputi kecenderungan seseorang dalam memasukkan informasi. Gaya tersebut antara lain visual, audiotori dan kinestetik. Memgacu kepada elemen yang mempengaruhi gaya belajar ini ada individu yang memiliki cara belajar mandiri dan tergantung. Gaya belajar tergantung lebih



menyenangi lingkungan belajar yang tenang dan tertib, sedangkan gaya belajar tergantung memerlukan lingkungan belajar dalam bentuk fisik, psikologis, emosional dan sosial. BAB 5 PENDEKATAN DAN TEKNIK BELAJAR Belajar dapat didefenisikan sebagai proses menciptakan hubungan seuatu yang sudah ada dengan sesuatu yang baru. Sebagaimana halnya yang dikemukakan Bruner dalam Romberg (1999) bahwa belajar adalah proses aktif siswa dalam menkonstruk (membangun) pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan yang sudah dimilikinya. Beberapa pendekatan belajar menurut para ahli dikemukkan sebagai berikut: a. Pendekatan Behavior Belajar adalah perubahan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang relatif permanen di dalam diri individu yang tampak dari tampilan individu (ovet behavior). Defenisi ini menekankan hasil belajar pada perilaku yang dapat diobservasi dan diukur. Beberapa teori belajar memfokuskan perhatiannya terhadap pembentukan perilaku dimaksud. b. Pendekatan Kognitif Ahli-ahli teori kognitif berpendapat bahwa belajar adalah hasil usaha individu untu mengerti dunia. Caranya adalah dengan menggunakan semua alat mental yang dimiliki. Seseorang dapat memahami dunia dari caranya memaknai dunia tersebut. Di dalam pendekatan kognitif reinforcement berfungsi sebagai umoan balik. c. Teknik Belajar Teknik belajar merupakan cara yang dapat ditempuh untuk belajar efektif. Beberapa bentuk teknik belajar yang diterapkan adalah: 1) Sikap mental Yang terpenting dalam belajar adalah sikap mental. Oleh karena itu yang pertamapertama perli dibangun adalah konsep diri dan pikiran positif. Ketika seseorang merasa dirinya mempu maka hal ini akan menjadi komputer mental yang mendorong seseorang untuk meraih impiannya. 2) Rencana belajar Membuat rencana belajar secara tertulis baik rencana harian, mingguan. Tentukan waktu penyelesaian tugas-tugas secara rinci untuk setiap harinya. Selalu memulai pekerjaan sedini mungkin, jangan menunggu sampai hari terakhir. Pekerjaan rumah dibuat sesegera mungkun ketika pikiran masih segar. 3) Berkonsentrasi Teknologi belajar yang ketiga adalah berkonsentrasi, hal ini dapat dilakukan dengan senam otak, relaksasi, meditasi dan sebagainya. a. Senam otak Senam otak dapat dilakukan sambil bernyanyi dengan mengikuti gerakan satu persatu, atau menekan satu bagian dari badan tertentu ataupun melalui bernyanti sesuai dengan syair lagu. b. Relaksasi



Relaksasi dilakukan untuk membawa otak pada gelombnag theta, yaitu kondisi pikiran tenang dan fokus atau konsentrasi. Relaksasi dapat dilakukan dalam posisi duduk dengan tegal lurus tetapi rileks dengan kepala tegak dan seimbaang di atas badan. 4) Mengikuti Pelajaran Kemampuan untuk mengikuti pelajaran di dalam kelas seperti mendengar, menyimak dan memberi respon. Posisi duduk ketika mengikuti pelajaran perlu diperahatikan. 5) Tujuan belajar Memahami tujuan belajar. Belajar pada hakekatnya adalah untuk mendapatkan pengertian karena belajar merupakan jalan untuk mencapai tujuan hidup. BAB 6 MODEL PEMBELAJARAN Penggunaan kata pembelajaran sering dihubungkan dengan istilah-istilah sebagai berikut:     



Pendekatan pembelajaran Strategi pembelajaran Metode pembelajaran Taktik pembelajaran Model pembelajaran a. Model Pengajaran Langsung  Pengajaran langsung merupakan model pembelajaran yan berpusat pada guru. Model ini dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif (pengetahuan tentang sesuatu seperti: menghafal rumus, informasi faktual) dan pengetahuan prosedural ( pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu) yang terstruktur dengan baik yang dpat diajarkan dengan pola kegiatan bertahap. b. Pembelajaran Kooperatif



Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilaksanakan dengan membuat siswa bekerja sama dan bertanggung jawab pada kemajuan belajar temannya. Belajar ini menekankan pada keberhasilan kelompok yang hanya dapat dicapai jika semua anggota mencapai tujuan dan penguasaan materi (Slavin,1995). Beberapa pendekatan dalam pembelajaran kooperatif dikemukakan sebagai berikut: a. Student Team Achievement Division (STAD) Pembelajaran dengan pendekatan ini dilakukan dengan tahap persiapan sebagai berikut: 1) Menyiapkan perangkat pembelajaran seperti: Rencana Pembelajaran, Buku Siswa, Lembar Kegiatan Siswa beserta jawaban 2) Membentuk kelompok: kelompok diusahakan memiliki kelompok bervariasi hal ini dapat dilakukan dengan mengelompokkan siswa yang nilainya tinggi, sedang dan terendah.



3) Menentukan skor awal dari nilai ulangan sebelumnya atau dari kuis yang terakhir 4) Kerja kelompok. Dilakukan terlbeih dahulu latihan kerja sama kelompok. b. Menghitung skor kelompok Skor perkembangan kelompok dihitung berdasarkan hasil penjumlahan semua skor perkembangan anggota kelompok dibagi dengan jumlah kelompok. c. Tim Ahli (Jigsaw) Pembelajaran model ini perlu dilengkapi dengan bahan kuis, lembar kerja siswa, rencana pelaksanaan pembelajaran, sistem evalusi sama dengan sistem evaluasi pada STAD yaitu pemberian nilai individu dan kelompok. d. Investigasi Kelompok Pada model ini siswa dibagi atas kelompok yang beranggotakan 5-6 orang per kelompok. Kelompok diusahakan heterogen. Tugas kelompok adalah melakukan penyelidikan terhadap topik tertentu dan kemudia melaporkan hasilnya di dalam kelas. Model ini dapat berbentuk kelompok penyelidikan dan dapat juga kelompok pendekatak struktural. e. Think Pair Share (TPS) Menjadi pebelajar yang otonom dan mandiri. Model ini digunakan untuk membuat variasi pola diskusi kelas, sehingga dapat dibandingkan tanya jawab kelompok pada keseluruhan kelas Langkah-langkah:  Guru menjelaskan bahwa berbicara atau mengerjakan bukan bagian berpikir. Pada tahap ini mereka diminta untuk memikirkan jawab terhadap pertanyaan yang diajukan guru  Berpasangan Selanjurnya guru meminta siswa berpasangan untk mendiskusikan jawaban mereka (4-5 menit)  Pada langkah berikutnya, guru meminta siswa untuk menyampaikan hasil diskusi pasangan tersebut di depam kelas hingga semua pasangan mendapat giliran. c. Pengajaran Berdasarkan Masalah (problem based Instruction) Pengajaran berbasis masalah dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah dan keterampilan intelektual, belajar berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengelaman nyata atau stimulasi dan lain: realistis sesuai kehidupan siswa, konsep sesuai dengan kebutuhan siswa, memupuk sifat inquiri siswa, retensi konsep menjadi kuat, memupuk kemampuan memecahkan masalah.



d. Pembelajaran Kontekstual Pembelajaran kontekstual merupakan konsep yang menghubungkan antara materi pelajaran dengan situasi siswa dan mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliknya dengan melibatkan tujuh komponen utama



pembelajaran kontekstual yakni:konstruktivisme, bertanya, inkuiri, masyarakat belajar, pemodelan dan penilaian autentik. BAB 7 MOTIVASI BELAJAR Motivasi dapat bersumber dari dalam diri dan yang bersumber dari luar diri. Motivasi mendorong dan memberi energi pada tingkah laku. Motivasi pada dasarnya bermakna kontekstual, mempunyai intensitas dan arah. Karena itu motivasi dapat dipahami dan motif yang mendasarnya. Misalnya, motif biologis, motif kompetisi, motif yang dipelajari, motif berprestasi dan sebagainya. a. Motivasi Belajar Motivasi belajar tercermin melalui ketekunan yang tidak mudah goyah untuk mencapai sukses, meskipun dihadang banyak kesulitan. Dorongan belajar merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan dalam belajar. Motivasi belajar pada diri siswa dapat diamati dari perilakunya. Seorang siswa yang memiliki motivasi tinggi akan memperlihatkan minat, mempunyai perhatian dan keinginan yang kuat untuk terlibat atau ikut serta dalam proses belajar. b. Pentingnya Motivasi Belajar Perilaku yang penting bagi manusia adalah belajar dan bekerja. Belajar memberikan perubaan mental pada diri sisw. Bekerja menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi diri perilaku dan orang lain. Motivasi belajar dan bekerja merupakan penggerak kemajuan masyarakat. Motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah dan kegigihan perilaku. Perilaku termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama. Guru perlu memotivasi siswa untuk membangkitakna semangat siswa untuk belajar



BAB 8 DISAIN PEMBELAJARAN 1. Perencanaan Pembelajaran Perencanaan pembelajaran merupakan penyusunan strategi sistematik dan tertata untuk melaksanakan pembelajaran. Prosedur penyusunan rencana pembelajaran diawali dengan aktivitas menetapkan sasaran perilaku, menganalisis tugas dan menyusun taksonomi instruksional. 2. Pembelajaran Berpusat pada Guru Pada pendekatan berpusat pada guru, pembelajaran didisain dalam pengajaran secara langsung guru kepada siswa. Pembelajaran pada pendektan ini terstruktur, dikendalikan dan di kontrol guru, ekspektasi guru yang tinnggi atas kemajuan siswa. 3. Pembelajaran Berpusat pada Siswa Pendekatan ini menekankan pembelajaran dan pelajar yang aktif dan reflektif. Pendidikan akan baik jika berpusat pada yang belajar. Pendekatan ini memfokuskan perhatian pada empat faktor yaitu kognitif, metakognitif, motivasional, dan sosial emosional dan perbedaan individual. Disain pembelajaran adalah aktivitas yang dilakukan dalam menentukan rencana pembelajaran dalam menentukan tujuan instruksional, merencanakan aktivits dan menentukan prioritas dan menentukan waktu, mulai dari perencanaan harian hingga perencanaan tahunan. Di dalam mengimplementasikan rancangan pembelajaran pelu diperhatikan manajemen kelas. Yaitu, aktivitas bertujuan untuk memenuhi kebutuhan siswa di dalam belajar. Dua hal yang menjadi perhatian dalam manajemen kelas, yaitu pengelolaan fisik kelas seperti mobiler dan alat-alat pembelajaran dan yang kedua adalah pengelolaan interaksi di dalam kelas BAB 9 PENILAIAN Astin (1993) mengemukakan penilaian merupakan suatu proses mengumpulkan informasi secara sistematik untuk membuat keputusan tentang individu. Keputusan diambil berdasarkan informasi yang diperoleh berdasarkan aturan tertentu. Penilain sebagai evaluasi mengandung makna, yaitu: 1. 2. 3. 4.



Proses pengumpulan data Data dianalisis dalam rangka pemberian nilai atas sesuatu atau individu Di dalam pemberian nilai terdapat proses pembuatan keputusan Pembuatan keputusan dilakukan dengan menggunakan kriteria tertentu.



Pentingnya Penilaian dalam Pembelajaran Penilaian memiliki peran yang sangat besar dan tak kalah penting dibandingkan dengan komponen lain dalam pembelajaran. Beberapa guru sering beranggapan bahwa penilaian hanya dilakukan di akhir pembelajaran. Sebenarnya tidak lah demikian. Penilaian merupakan bagian integral dari pembelajaran. Penilaian memiliki kedudukan yang sama pentingnya dengan bagian-bagian lain dalam pembelajaran. Oleh karena itu, guru yang melaksanakan pembelajaran perlu memiliki pemahaman yang benar tentang penilaian.Komponen penilaian dalam pembelajaran antara lain berfungsi untuk memberikan informasi tentang rancangan pembelajaran yang digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran. Pengembangan Tes Hasil Belajar Ada lima hal yang perlu diperahatikan dalam perencanaan tes, yaitu: 1. 2. 3. 4. 5.



Pengembalian sampel dan pemilihan butir. Tipe tes yang digunakan Aspek yang akan diuji Jumlah butir Distribusi tingkat kesukaran. Evaluasi merupakan suatu proses pengumpulan informasi dalam rangka penentuan nilai kepada sesuatu atau objek termasuk program pendidikan berdasarkan suatu kriteria tertentu. Di samping evaluasi dikenal juga asesmen yang sering disebut juga sebagai penilaian. Asesmen merupakan proses pengumpulan informasi yang memungkinkan guru dapat mendeskripsi perkembangan atau hasil belajar yang dicapai siswa/anak secara menyeluruh dengan menggunakan berbagai cara.



BAB IV PEMBAHASAN a. Kelebihan 1. Memiliki sampul yang menarik karena memiliki gambar dan berwarna 2. Dari aspek dari isi buku sudah lengkap dan menjelaskan secara terperinci 3. Teknik Penyajian Pada buku ini, dari segi penyajian sudah cukup baik. Dengan adanya penanda bullets dan numbering pada setiap sub-bab sehingga memudahkan pembaca untuk menemukan materi mana yang ingin mereka bahas. 4. Dari aspek susunan penyajian Buku ini disusun dengan baik dan bagus. Setiap bab memaparkan mengenai Lingkungan yang sudah dikelompokkan, sehingga mudah memahami. b. Kekurangan Setelah saya membaca buku ini saya menemukan beberapa kekurangan yang terdapat dalam buku ini, yaitu:  Dalam buku tersebut terdapat gambar untuk mendukung kelengkapan buku, tetapi gambarnya tidak berwarna sehingga pembaca kurang tertarik untuk membacanya.  Seharusnya membuat kata kunci di awal Bab untuk mendukung penyajian buku tersebut  Bahasa yang digunakan sulit untuk dimengerti karena beberapa kalimat memiliki bahasa inggris.



BAB V PENUTUP a. Kesimpulan Setelah membaca buku Psikologi Pendidikan ini, pembaca mampu menyadari akan hal-hal yang berkaitan dengan Psikologi dalam pendidikan dan mampu merenungi realitarealita yang berhubungan dengan psikologi yang selama ini pembaca kurang menyadarinya. Selain itu, setelah membaca buku ini pembaca merasa lebih dapat memahami arti dari beberapa materi. Buku ini cukup baik digunakan untuk pembaca dikalangan mahasiswa b. Rekomendasi Setelah menelaah dari beberapa kekurangan dari buku ini, seharunsnya setiap gambar yang terdapat dalam buku ini dibuat berwarna supaya pembaca lebih tertarik untuk membaca buku tersebut.



DAFTAR PUSTAKA Milfayety, Sri, dkk.2018. Psikologi Pendidikan. Medan: PPs Unimed