CBR Sosiologi Ekonomi Sabrina [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

CRITICAL BOOK REPORT SOSIOLOGI EKONOMI



Disusun untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Sosiologi Ekonomi Dosen Pengampu : Dr. Khairuddin Ependi Tambunan, S.Sos., M.Si.



Disusun Oleh :



SABRINA SITANGGANG



(7183540015)



PRODI ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2021



KATA PENGANTAR



Puji syukur bagi Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan karuniaNya Critical Book Report ini dapat dibuat untuk memenuhi tugas sebagaimana telah tercantum dalam kurikulum KKNI. Critical Book Review adalah tugas wajib dalam setiap mata kuliah termasuk mata kuliah kewirausahan. Critical Book Report ini ditujukan untuk mengembangkan pengetahuan Mahasiswa dalam mengkritisi buku, dengan mengkritisi buku Mahasiswa juga dibiasakan untuk membaca buku. Dengan kebiasaan membaca buku wawasan Mahasiswa akan semakin luas.



kewirausahan adalah salah satu mata kuliah dari delapan mata kuliah yang ada. Critical Book Report ini masih jauh dari yang diharapkan, oleh sebab itu saya sebagai penulis sangat mengharapkan saran dan sumbangan pemikiran dalam penyempurnaan Critical Book Report ini pada masa yang akan datang. Atas saran dan sumbangan pemikiran yang diberikan diucapkan terimakasih.



Mudah-mudahan Critical Book Report ini dapat memenuhi harapan sebagai tugas dalam pembelajaran mata kuliah Sosiologi Ekonomi.



Medan, 20 April 2021



Penulis



Daftar Isi



Kata Pengantar......................................................................................................................................... i Daftar Isi.................................................................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1 B. Tujuan Penulisan ........................................................................................................... 2 C. Manfaat Penulisan ......................................................................................................... 2 D. Identitas Buku ................................................................................................................. 3 E. Lampiran ........................................................................................................................... 3 BAB II RINGKASAN 2.1 RINGKASAN BUKU UTAMA ..................................................................................... 4 2.2 RINGKASAN BUKU PEMBANDING......................................................................16 BAB III PEMBAHASAN 3.1 PEMBAHASAN BUKU UTAMA .............................................................................20 3.2 PEMBAHASAN BUKU PEMBANDING.................................................................20 3.3 PERBANDINGAN BUKU UTAMA DENGAN BUKU PEMBANDING...........21 BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan................................................................................................................... 22 4.2 Saran .............................................................................................................................. 22 Daftar Pustaka...................................................................................................................................... 23



BAB I PENDAHULUAN



I. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan yang minim di karenakan rendahnya minat baca masyarakat pada saat ini. Mengkritik buku salah satu cara yang dilakukan untuk menaikkan ketertarikan minat baca seseorang terhadap suatu pokok bahasan. Mengkritik buku (critical book report) ini adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai sebuah hasil karya atau buku, baik berupa buku fiksi ataupun nonfiksi, juga dapat diartikan sebagai karya ilmiah yang melukiskan pemahaman terhadap isi sebuah buku. Mengkritik buku dilakukan bukan untuk menjatuhkan atau menaikkan nilai suatu buku melainkan untuk menjelaskan apaa danya suatu buku yaitu kelebihan atau kekurangannya yang akan menjadi bahan pertimbangan atau ulasan tentang sebuah buku kepada pembaca perihal buku-buku baru dan ulasan kelebihan maupun kekurangan buku tersebut. Yang lebih jelasnya dalam mengkritik buku, kita dapat menguraikan isi pokok pemikiran pengarang dari buku yang bersangkutan diikuti dengan pendapat terhadap isi buku. Uraian isi pokok buku memuat ruang lingkup permasalahan yang dibahas pengarang, cara pengarang menjelaskan dan menyelesaikan permasalahan, konsep dan teori yang dikembangkan, serta kesimpulan. Dengan demikian laporan buku atau



resensi sangat bermanfaat untuk



mengetahui isi buku selain itu, akan tahu mengenai kekurangan dan kelebihan dari isi buku yang telah dibaca. Untuk itu, kami harapkan kepada pembaca agar mengetahui dan memahami mengenai laporan buku atau resensi sehingga dapat menilai isi buku tersebut dengan baik dan bukan hanya sekedar membaca sekilas buku tersebut melainkan dapat memahami apa yang ada dalam buku tersebut secara mendalam.



1.2 TUJUAN PENULISAN CRITICAL BOOK REPORT (CBR) Kritik buku (critical book report) ini dibuat sebagai salah satu referensi ilmu yang bermanfaat untuk menambah wawasan penulis maupun pembaca dalam mengetahui kelebihan dan kekurangan suatu buku, menjadi bahan pertimbangan, dan juga menyelesaikan salah satu tugas individu mata kuliah Sosiologi pada Jurusan Ilmu Ekonomi di Universitas Negeri Medan.



1.3 MANFAAT PENULISAN CRITICAL BOOK REPORT (CBR) •Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaian umum dari sebuah buku atau hasil karya lainnya secara ringkas. •Mengetahui kelebihan dan kelemahan buku yang diresensi. •Mengetahui latar belakang dan alasan buku tersebut diterbitkan. •Menguji kualitas buku dengan membandingkan terhadap karya dari penulis yang sama atau penulis lainnya. •Memberi masukan kepada penulis buku berupa kritik dan saran terhadap cara penulisan, isi, dan substansi buku.



I. Identitas BUKU UTUMA  Judul Buku



: Dasar-dasar Sosiologi



 Penulis



: Tim Dosen



 Penerbit



: Unimed



 Tebal Buku



:-



 Kota Terbit



: Medan



 Tahun Terbit



: 2019



 ISBN



:-



BUKU PEMBANDING  Judul Buku



: Sosiologi Komunikasi



 Penulis



: Prof. Dr. H. M. Burhan Bungin S.Sos, M.Si



 Penerbit



: Kencana Prenada Media Grup



 Tebal Buku



: xxii, 374 hlm; 23 cm



 Kota Terbit



: Jakarta



 Tahun Terbit



: 2006



 ISBN



: 979-3925-38-8



BUKU BAB II RINGKASAN ISI 2.1 RINGKASAN BUKU UTAMA



BAB. 1. PENGERTIAN SOSIOLOGI Sosiologi sebagai Ilmu yang Mempelajari hubungan-hubungan sosioal yang ada dalam masyarakat, memfokuskan kajiannya pada peran dan kedudukan individu dalam masyarakat serta hubungan diantara keduanya. Sehubungan dengan hal ini beberapa pemikir sossiologi pun terabagi menjadi tiga kelompok, yaitu mereka yang menekankan kajdian pada l). Dominasi individu, 2).Dominasi masyarakat, 3)Saling pengaruh antara individu dan masyarakat.



Abstraksi



Parameter estimasi



Kesamaan



Data yang Proses sosial Pengumpulan Data dikumpulkan



Antropologi adalah studi tentang umat manusia dengan menggunakan pendekatan ilmiah. Antropologi berusaha menysusun sejumlah generalisasi yang bermakna tentang makhluk manusia dan perilakunya, dan untuk mendapat pengertian yang tidak berprasangka keanekaragaman manusia. Untuk perkembanga nselanjutnya antropolgoi mengalami perubahan dan pembagian ekonomi, antropologi politik, antropologi kependudukan, antropologi perkotaan,antropologi kesehatan dan antropologi pembangunan. Selanjutnya, ilmu antropologi juga



memiliki



hubungan



dengan



ilmu-ilmu



sosila



lainnya,



seperti



sosiologi,sejarah,geografi,ekonomi,hokum,politik dan lain-lain. Pemikiran sosiologi terdiri dari fungsionalisme, pertukaran social, strukturasi, marxisme baru dan teori kritis. Sedangkan tema – tema sosiologi adalah fakta seperti; fakta social,tindakan sosial,khayalan sosiologis dan realtais sosiologis



BAB. 2. MANUSIA DAN KEBUDAYAANNYA Hewan terdekat dengan manusia yang masih bertahan hidup adalah simpanse; kedua terdekat adalah gorilla dan ketiga adalah orang utan. Sangat penting diingat, namun, bahwa manusia hanya mempunyai persamaan populasi nenek moyang denga nhewan ini dan tidak diturunkan langsung dari mereka. Warna kulit manusia bervariasi dari hamper hitam dann putih kemerahan.Secara umum, orang denga nenenk moyang yang berasal dari daerah terik



mempunyai kulit lebih hitam dibandikan dengan orang yang bernenek moyang dari daerah yang hanya mendapat sedikit sinar matahari. Namun, hal ini tentu saja bukan patokan mutalk, ada yang memupunyai nenek moyang yang berasal dari daerah terik dan kurang terik;dan orang orang tersebut dapat memiliki warna kulit berbeda dalam lingkup spektrumnya. Rata –rata, wanita memiliki kulit yang sedikit lebih terang daripada pria. Ras manusia disebut karakteristik luar yang diturunkan secara genetic dan membedakan satu kelompok dari kelompok lainnya. Kebudayaan yaitu system pengetahuan yang meliputi system ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersiffat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda –benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda benda yang bersifat nyata, misalnya polapola perilaku, Bahasa, peralatan hidup, organisasu sosial, religi, seni, dan lainlain, yang kesemuanya



ditunjukan



untuk



membantu



manusia



dalam



melangsungkan



kehidupan



bermasyarakat. BAB. 3. PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA Ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi perubahan sosial : 1).Tekanan kerja dalam masyatakat, 2).Keefektifan komunikasi, dan 3).Perubahan lingungan alam. Perubahan lingkungan masyarakat, penemuan baru, dan kontak dengan kebudayaan lain. Sebagai Contoh, berakhirnya zaman es berujung pada ditemukannya system pertanian, dan kemudian memancing inovasi-inovasi baru lainnya dalam kebudayaan.



BAB. 4. INTERKASI SOSIAL DALAM DINAMIKA SOSIAL BUDAYA Faktor-faktor interaksi sosial; Imitasi : tindakan sosial meniru sikap,tindakan dan sebagainya, dari seseorag secara berlebihan. Contoh : siswa meniru sikap, tindakan, dan lainnya, dari seorang bintang film terkenal;



rambut gondrong, memakai anting, memakai gelang dan kalung



berlebihan. Sugesti : pemberian pengaruh atau pendangan dari satu pihak dan pihak lain.



Contoh : seorang ayah akan lebih baik menaganjurkan anak-anaknya yang masih bersekolah untuk rajin belajar agar kelak menjadi orang sukses. Identifikasi : kecenderungan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan orang lain dan proses identifikasi ini berlangsung secara kurang disadari oleh seseorang. Simpati : proses seseorang merasa tertarik dengan orang lain;agar dapat berlangsung;diperlukan adanya pengertian antara kedua belah pihak. Bentuk-bentuk sosial adalajl kerjasama (cooperation) ; berusaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Akomodasi (accommodation) : adanya keseimbangan interkasi sosial dalam kaitannya dengan norma dan nilai yang adala didalam masyarakat. Asimilasi : Menyesuaikan kemauannya dengan kemajuan. Dan Akulturasi : proses penemiraan pengolan. BAB. 5. SOSIALISASI Pengertian sosialisasi mengacu pada suatu proses belajar seorang indicidu yang akan mengubah dari seseorang yang tidak tahu menahu tentang diri dan lingkungannya menjadi lbbih tahu dan memahami.



Sosialisasi



merupakan



suatu



proses



dimana



seseorang



menghayati



(medarahdagingkan – internalize) norma-norma kelompok dimana ia hidup sehungga timbullah diri yang unik, karena pada awal kehidupan tidak diremukan apak yang disebut denfan “diri. Tujuan sosiologi dalam memelajari sosialisasi karena dengan mempelajari bagaimana orang berinterkasi maka kita dapat memahami orang lain dengan lebih baik. Dengan memperhatikan orang lain, diri sendiri dan posisi kita dimasyarakat maka kita dapat memahami bagaimana kita berpikir dan bertindak. Terdapat beberapa konsep yang berkaitan dengan sosialisasi, yaitu the significant other, the generalized other, looking glass self serta impression management. Masing-masing konsep tersebut memberikan seumbangan yang berarti dalam diri seorang individu yang mengalami proses sosialisasi. Proses yang dialami individu terbagi terbagi atas sosialisasi primer dan sekunder BAB. 6. MOBILITAS SOSIAL Mobilitas sosial adalah suatu gerak-perpindahan dari suatu kelas sosial ke kelas sosial lainnya atay gerak pindah dari strata yang satu ke strata yang lainnya. Mobiltas sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial.



Struktur sosial mencakup sifat hubungan anatara individu dalam kelompok dan hubungan antara individu dengan kelompoknya. Dalam dunia modern, banyak orang berubapata melakukan mobiltas sosial. Mereka yakin bahwa hal tersebut akan membuat orang menjadi lebiha bahagia dan memungkinkan mereka melakukan jenis pekerjaan yang paling vovok bagi diri mereka. Bila tingkat mobilitas osial tinggi, meskpun latar belakang sosial berbeda. Mereka tetap dapat merasa mempunyai hak yang sama dalam mencapai kedudukan sosial yang lebih tinggi. Bula tingkat mobilitas sosial rendah, tentu saja kebanyakan orang akan terkungkung dalam status nenek moyang mereka. Mereka hidup dalam kelas sosial tertutup. BAB. 7. NORMA, KELOMPOK SOSIAL, ASIMILASI, KONFLIK DAN INTERSEKSI Nilai sosial adalah suatu perbuatan atau tindakan atau tindakan yang oleh masyarakat dianggap baik. Nilai sosial dalam setiap masyarakat tidak selalu sama, karena nilai di masyarakat tertentu dianggap baik tapi dianggap tidak baik di masyarakat lain. Norma sosial adalah suatu petunjuk hidup yang berisi larangan maupun perintah. Yang membedakan nilai dan norma adalah nilai merupakan sesuatu yang diangggap biak,diinginkan, dicita-citatakan dan dipentingkan masyarkat. Sedangkan, norma adalah kaidah atau pedoman, aturan berperilau untuk mewujudkan keinginan dan cita-cita tersebut, atau boleh dikatakan nilai adalah pola yang diinginkan sedangkan norma adalah pedoman atau cara-cara untuk mencapai nilai tersebut. Kelompok sosial adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Kelompok diciptakan oleh anggota masyarakat. Kolompok juga dapat mempengaruhi perilaku para anggotanaya. Asimilasi adalah pembaruan dua kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas kebuyaan asli sehingga membentuk kebudayaan baru. Suatu asimilasi ditandai oleh usaha-usaha mengurangi perbdaan antara orang atau kelompok sosial. Konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih(bias juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan meghacurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Interseksi adalah persilangan atau pertemuan kenaggotaan suatu kelompok sosial dari berbagai seksi baik berubapa suku, agama, jenis kelamin, kelas sosial, dan lain-lain dalam suatu masyarakat majemuk.



RINGKASAN BUKU KEDUA BAB I. FILSAFAT SOSIOLOGI KOMUNIKASI Pada mulanya, kajian tentang komunikasi, apalagi ilmu komunikasi adalah sesuatu yang tak pernah ada dalam ilmu pengetahuan. Masyarakat membutuhkan jalan keluar dari permasalahan kehidupan mereka yang serba spesifik dan konkret manusia membutuhkan ilmu pengetahuan yang menjembatani filsafat dan manusia. Karena itulah lahirlah sosiologi sebagai jalan keluar untuk membantu manusia memecahkan persoalan masyarakat. Asal mula kajian komunikasi dalam sosiologi bermula dari akar tradisi pemikiran Karl Marx, gagasan awal tentang karl marx tidak pernah terlepas dari pemikiran-pemikiran Hegel. Menurut ritzer, pemikiran hegel yang paling utama dalam melahirkan pemikiran-pemikiran tradisional konflik dan kritis adalah ajarannya tentang dialektika dan idealisme. Dialektika adalah cara berpikir dan citra tentang dunia, dan idealisme adalah sebuah proses yang kekal dalam kehidupan manusia, bahkan ada yang berkeyakinan bahwa proses mental tetap ada walaupun kehidupan sosial dan fisik sudah tidak ada lagi. Habermas bertolak dari pemikiran Marx, seperti potensi manusia, spesies makhluk, aktivitas yang berperasaan. Ia mengatakan bahwa, Marx telah gagal membedakan antara dua komponen analitik yang berbeda, yaitu kerja dan interaksi sosial. Di antara kerja dan interaksi sosial, Mark hanya membahas kerja saja engan mengabaikan interaksi sosial. Jadi, kata Habermas, ”ia hanya mengambil perbedaan antra kerja dan interaksi sosial sebagai titik awalnya.” Sumbangan pemikiran juga diberikan oleh John Dewey, yang sering disebut sebagai the first philosopher of komunikasi itu dikenal hingga kini dengan filsafat pragmatik-nya, suatu keyakinan bahwa sebuah ide itu benar jika ia berfungsi dalam praktik. Jadi, gagasan-gagasan seharusnya bermanfaat bagi masyarakat, pesan-pesan ide harus tersampaikan dan memberi kontribusi pada tingkat perilaku orang. Pesan ide membentuk tindakan dan perilaku dilapangan. BAB II. RUANG LINGKUP DAN KONSEPTUALISASI SOSIOLOGI KOMUNIKASI Manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan, dengan struktur dan fungsi yang sangat sempurna, disamping sebagai mahluk individual, mahluk sosial dan mahluk spiritual. Manusia



adalah mahluk sosial maka manusia pada dasarnya tidak mampu hidup sendiri di dalam dunia ini baik sendiri dalam konteks fisik maupun sosial budaya. Sosiologi berpendapat bahwa tindakan awal dalam penyelarasan fungsi-fungsi sosial dan berbagai kebutuhan manusia diawali dengan melakukan interaksi sosial atau tindakan komunikasi satu dengan lainnya. Fokus interaksi sosial dalam masyarakat adalah komunikasi itu sendiri. Beberapa konsep penting yang berhubungan dengan sosiologi komunikasi adalah konsep tentang sosiologi, community, komunikasi, telematika, merupakan konsep penting yang kemudian melahirkan studi-studi interelasi yang penting untuk dibicarakan sekaligus juga sebagai ruang lingkup dalam studi-studi sosiologi komunikasi. Komunikasi di dalam masyarakat dibagi 5 jenis: Komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, komunikasi sosial adalah salah satu bentuk komunikasi yang lebih intensif, dimana komunikasi terjadi secara langsung antara komunikator dan komunikan, sehingga situasi komunikasi berlangsung dua arah dan lebih diarahkan kepada pencapaian suatu situasi integrasi sosial, melalaui kegiatan inilah aktualisasi dari berbagai masalah yang dibahas, dan komunikasi massa. Ranah sosiologi komunikasi adalah kajian utama dan terpenting dari kajian sosiologi dan kajian komunikasi itu sendiri, yaitu individu, kelompok, masyarakat, dunia, dan segala interaksinya. Studi-studi sosiologi komunikasi selain bersifat interdisipliner dan terbuka terhadap sumbangan disiplin ilmu lain, setiap bigdang ilmu dalam rumpun ilmu sosial memiliki objek kajian formal yang sama yaitu manusia. Manusia adalah objek yang tidak pernah habis dibahas dari berbagai aspek dan sudut pandang. Objek formal manusia yang dimaksud adalah dalam kontek individu, kelompok, masyarakat dunia serta aspek sosiologis yang mengitarinya. Objek formal dalam studi sosiologi komunikasi menekankan pada aspek aktivitas manusia sebagai mahluk sosial yang melakukan aktivitas sosiologis. BAB III. STRUKTUR DAN PROSES SOSIAL Aguste comte berpendapat bahwa setiap masyarakat memiliki dua sistem kehidupan yang berbeda sebagaimana yang dipelajari oleh sosiologi, walapun memiliki sisi yang berbeda, keduanya menjadi sistem yang tak terpisahkan dari sebuah masyarakat secara umum. Sosial statis meliputi struktur sosial masyarakat berupa kelompok dan lembaga sosial, lapisan serta



kekuasan, sedangkan sosial dynamic adalah fungsi masyarakat yang terlibat dalam proses sosial, perubahan sosial, atau bentuk abstrak interaksi sosial. Kelompok sosial adalah kehidupan bersama manusia dalam himpunan atau kesatuankesatuan manusia yang umumnya secara fisik relative kecil yang harus secara gayub. Ada empat kelompok sosial yang dapat dibagi berdasarkan struktur masing-masing kelompok tersebut. Kelompok formal sekunder, kelompok formal primer, kelompok informal sekunder, kelompok informal primer. Struktur dinamis ini dilihat memiliki kemikiripan dengan proses sosial. Proses sosial yang dimaksud adalah dimana individu, kelompok, dan masyarakat bertemu, berinteraksi, dan berkomunikasi sehingga melahirkan sistem sosial dan pranata sosial serta semua aspek kebudayaan, bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial, sedangkan bentuk khususnya adalah aktivitas sosial syarat terjadi interaksi sosial adalah adanya kontak sosial dan adanya komunikasi. BAB IV. PROSES KOMUNIKASI DALAM MASYARAKAT Masyarakat memiliki struktur dan lapisan yang bermacam-macam, ragam struktur dan lapisan masyarakat tergantung pada kompleksitas masyarakat itu sendiri. Sedangkann substansi bentuk atau wujud komunikasi ditentukan oleh pihak yang terlibat dalam komunikasi, cara yang di tempuh, kepentingan atau tujuan komunikasi, ruang lingkup yang melakukannya, saluran yang digunakan, isi pesan yang disampaikan. Proses komunikasi adalah sebuah proses media massa, namun secara akademik, kedua hal itu dapat dibedakan satu dengan yang lainnya karena memiliki konsep dan substansi permasalahan yang berbeda-beda. Komunikasi massa adalah salah satu aktifitas sosial yang berfungsi dimasyarakat, fungsi aktivias sosial memiliki dua aspek yaitu fungsi nyata yang dingginkan dan fungsi tidak nyata yang tidak diinginkan, selain itu aktivitas sosial juga berfungsi melahirkan fungsi sosial lain baha manusia memiliki kemampuan beradaptasi yang sangat sempurna. Begitu pula dengan fungsi komunikasi media massa sebagai aktivitas sosial masyarakat mempunyai beberapa fungsi yaitu fungsi pengawasan,fungsi sosial learning, fungsi penyampaian informasi,fungsi transformasi budaya, dan hiburan.



Pendekatan sistem cenderung menganggap atau melihat semua aspek sosiokulural dari segi proses, khususnya jaringan informasi dan komunikasi. Sehubungan dengan itu, maka komunikasi massa lebih banyak menjelaskan masalah-masalah proses komunikasi, sedangkan media massa lebih banyak menjelaskan teknis teknologi dan aspek-aspek yang dihasilkan dari teknologi itu sendiri. BAB V. PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA MASSA Perubahan sosial adalah proses sosial yang dialami oleh anggota masyarakat serta semua unsur-unsur budaya dan sistem-sistem sosial, dimana semua tingkat kehidupan masyarakat secara sukarela atau dipengaruhi oleh unsur-unsur eksternal meninggalkan pola-pola kehidupan, budaya, dan sistem sosial lama kemudian menyesuaikan diri atau mengunakan pola kehidupan, budaya, dan sistem sosial yang baru. Perubahan sosial terjadi ketika ada kesediaan anggota masyarakat meninggalkan unsurunsur budaya dan sistem sosial lama dan mulai beralih mengunakan unsur-unsur budaya dan sistem sosial yang baru. Perubahan sosial dipandang sebagai konsep yang serba mencakup seluruh kehidupan masyarakat baik pada ingkat individual, kelompok, masyarakat, negara, dan duniayang mengalami perubahan. Hal-hal penting dalam perubahan sosial menyangkut aspek yaitu perubahan pola pikir masyarakat, perubahan perilaku masyarakat, perubahan budaya materi. Konsep massa kemudian mengandung pengertian secara keseluruhan masyarakat massa. Budaya massa dipengaruhi oleh budaya populer. Pemikiran tentang budaya populer dapat dikelompokan pada empat aliran yaitu budaya dibangun berdasarkan kesenangan namun tidak substansial dan mengentaskan orang dari kejenuhan kerja sepanajang hari, kebudayaan populer menghancurkan nilai budaya tradisional kebudayaan menjadi menjadi masalah besar dalam pandangan ekonomi Marx kapitalis, dan kebudayaan populer merupakan budaya yang menetes dari atas. BAB VI. PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MEDIA DAN KOMUNIKASI MASSA Riwayat perkembangan komunikasi antarmanusia adalah sama dengan sejarah kehidupan manusia itu sendiri, ada empat titik penentu utama dalam sejarah komunikasi manusia, yaitu : ditemukan bahasa sebagai alat interaksi tercanggih manusia, berkembangnya seni tulisan dan kemampuan bicara manusia menggunakan bahasa, berkembangnya kemampuan reproduksi kata-



kata ulis dengan mengunakan alat pencetak, dan lahirnya komunikasi elektronik, mulai dari telegraf, telepon, radio, hingga televisi. Perilaku manusia dan teknologi memiliki interaksi didalam lingkungan sosioteknologi, hubungan komunikasi dimasyarakat, dikenal empat era komunkasi, yaitu era tulis, era media cetak, era media telekomunikasi, era media komunikasi interaktif. Masyarakat percaya bahwa perkembangan teknologi media berkembang dimulai dari media tulis dan cetak, media tulis telah lama dikenal masyarakat dan menjadi pertanda permulaan peradaban sebuah bangsa. Media transmisi bukanlah sekedar tentang penyimpanan serta penyebaran, tetapi informasi yang ditransmisikan seketika sebelm beritanya ketinggalan. Transmisi media dibagi mejadi tiga kategori: komunikasi, penyiaran, jaringan. Platform teknologi komunikasi masa depan juga membutuhkan komputer notebook multemedia yang berfungsi sebagai terminal media, platform teknologi komunikasi juga membutuhkan jaringan nirkabel multimedia genggam. Teknologi ini sudah dapat digunakan dalam bentuk PDA atau asisten digital pribadi, dapat menerima keenam media komunikasi antarpribadi dan media penyimpanan, dengan pada kita tidak lagi membutuhkan komputer, telepon, mesin fax, mailbox suara dan e-mail untuk komunikasi, karena pada telah menyediakan semuanya. Sesuatu yang baru menyebabkan perubahan dalam masyarakat itu selalu berhubungan dengan difusi inovasi, dimana perubahan dipacu oleh penyebaran suatu pengetahuan yang baru, ada empat unsur hal yang selalu ada dalam difusi inovasi, yaitu inovasi, saluran komunikasi, waktu, dan sistem sosial. Keempat unsur ini berlangsung dalam sistem yang simultan, dimana masing-masing sistem itu berhubungan satu denagn yang lainnya selama proses difusi inovasi itu berlangsung. BAB VII. MASYARAKAT CYBER Teknologi telah mengubah bentuk masyarakat manusia, masyarakat global adalah sebuah kehidupan yang memungkinkan komunitas manusia menghasilkan budaya-budaya bersama, menghasilkan produk-produk industri bersama, menciptakan pasar bersama, dan lain-lain. Perkembangan teknologi informasi juga tidak saja mampu menciptakan masyarakat dunia global, namun secara materi mampu mengembangkan ruang gerak kehidupan baru bagi



masyarakat, sehingga tanpa disadari, komunitas manusia telah hidup dalam dua dunia kehidupan, yaitu kehidupan masyarakat nyata dan kehidupan masyarakat maya. Bahwa syarat-syarat interkasi sosial dalam masyarakat nyata harus memiliki sossial contact dan adanya komunikasi. Masyarakat maya adalah revolusi terhadap sebuah perubahan masyarakat nyata. Perubahan sosial dalam dalam cyber community memiliki dampak-dampak budaya yang sangat luas dan tajam, karena selain sifat perubahannya yang mengglobal, perubahan sosial ini berlangsung dengan sangat cepat, sehingga banyak menyebabkan efek ganda terhadap perubahan perilaku pada masyarakat maya dan nyata serta menyebabkan gesekan-gesekan sosial yang tajam di dalam kedua belahan masyarakat tersebut. Kehidupan cyber community selain merupakan peta analog kehidupan masa depan masyarakat nyata, namun juga merupakan imitasi kehidupan nyata itu sendiri, sehingga dimungkinkan berbagai cybercrime dalam cybercommunity merupakan imitasi terhadap kejahatan yang selama ini kita temukan dimasyarakat. Salah satu karakter umum cybercrime yang dapat dilakukan dari mana saja dan dimana saja dalam cyber community, tanpa harus berada dalam satu Negara atau senegara denagn tempat dimana server itu berada. Ruang maya dapat menafikan semua itu denagn sebanyak mungkin menawarkan sifat utamnya, yaitu efisiensi ruang dan waktu. BAB VIII. REALITAS MEDIA DAN KONSTRUKSI SOSIAL MEDIA MASSA Pada umumnya teori dalam paradigma definisi sosial sebenarnya berpandangan bahwa manusia adalah actor yang kreatif dari realitas sosialnya. Dalam arti, tindakan manusia tidak sepenuhnaya ditentukan oleh norma, kebiasaan, nilai dan sebagainya, yang kesemuanya itu tercakup dalam fakta sosial yaitu tindakan yang menggambarkan struktur dan pranata sosial. Paradigm definisi sosial lebih tertarik terhadap apa yang ada dalam pemikiran manusia tentang proses sosial, terutama para pengikut interaksi simbolos. Dalam proses sosial, individu manusia dipandang sebagai pencipta realitas sosial yang relative bebas di dalam dunia sosialnya. Realitas adalah hasil ciptaan manusia kreatif melalui kekuatan konstruksi sosial terhadap dunia sosial di sekelilingnya, bahwa realitas dunia sosial itu ‘ada’ dalam diri sendiri dan hukum yang menguasainya. Generalisasi yang paling tinggi, manusia menciptakan dunia dalam makna



simbolis yang universal, yaitu pandangan hidupnya yang menyeluruh, yang memberi legitimasi dan mengatur bentuk-bentuk sosil serta memberi makna pada berbagai bidang kehidupannya. Nilai perubahan sosila memiliki kaitan dengan kapitalisme terutama yang menekankan gaya hidup modern serta menempatkan nilai materi sebagai puncak nilai tertinggi. Nilai-nilai perubahan sosial juga memiliki kesamaan dengan nilai yang dijunjung tinggi oleh kapitalisme, terutama karena keduanya mengagumkan materi dan secera beriringan mengkonstruksi jalan pemikiran serta nilai-nilai yang membimbing reduktur dan pada desk media massa dalam mengemas pemberitan-pemberitaan mereka. BAB IX. PARADIGMA KEILMUAN DAN TEORI KOMUNIKASI Perkembangan terakhir dunia komunikasi di Indonesia saat ini dipengaruhi oleh tiga paradigma besar. Pertama, paradigm teori konvensional, yaitu paradigm teori yang dianut oleh para ilmuwan komunikasi yang secara keilmuannya mengembangkan teorinya secara linier. Kedua, paradigm kritis dan perspektif komunikasi, yaitu paradigm komunikasi yang dianut oleh pada sarjana yang awalnya belum mempelajari teori komunikasi, kemudian secara serius mempelajari komunikasi secara kritis dan menurut perspektif komunikasi yang dilihatnya. Ketiga, paradigma teknologi media. Paradigm ini lahir dari para peminat teknologi telematika, terutama oleh para sarjana teknologi informasi. Jadi, arah pengembangan teori banyak dipengaruhi oleh paradigm teknologi informasi. Dari berbagai pandangan yang dikemukakan para ahli secara umum, ilmu komunikasi mempunyai tiga karakteristik yaitu: pertama, ilmu komunikasi merupakan ilmu sosial yang bersifat multidispliner dan bidang kajiannya sangat luas. Kedua, ilmu komunikasi tidak hanya merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat murni-teoritis-akademis, tetapi juga merupakan ilmu pengetahuan terapan yang diperlukan berbagai kalangan praktisi. Ketiga, teknologi khususnya teknologi komunikasi yang diperlukan dalam proses produksi sistem tanda dan lambing merupakan salah satu objek kajian utama. Ada dua pendekatan dalam keilmuan komunikasi yang selama ini digunakan. Pertama, pendekatan non-ilmiah umumnya orang menjawab dorongan ingin tahu dan mencari kebenaran, melalui secara kebetulan, trial dan error, melalui otorisasi seseorang, dan wahyu. Kedua, pendekatan ilmiah yang biasa sisebut pendekatan kritik-rasional, ada dua macam proses yang



dapat digunakan untuk menemukan kebenaran. Proses yang pertama berpikir kritis-rasional dan cara yang kedua penelitian ilmiah. Littlejohn mengatakan, berdasarkan metode penjelasan serta cakupan objek pengamatan, secara umum teori komunikasi dibagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama disebut kelompok teori-teori umum dan kedua teori-teori kontekstual. Ada empat jenis teori-teori umum yaitu teori fungsional dan structural, teori behavioral dan cognitive, teori konvensional dan interaksional serta teori kritis dan interpreatif. Semntara itu teori-teori kontekstual terdiri dari teori antarpribadi, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, dan komunikasi massa dijelaskan mendetail dalam buku ini. Dalam Four Theories of the press membagi pers di dunia dalam empat kategori, yaitu: pertama, teori otoriter yaitu pers bisa dimiliki baik secara public atau perorangan, tetapi tetap dianggap sebagai alat untuk menyebarkan kebijakan pemerintah.kedua, Teori liberal yaitu pers harus mendukung menemukan kebenaran dan mengawasi pemerintah sekaligus sebagai media yang memberikan informasi, menghibur, dan mencari keuntungan, dan siapapun yang mempunyai uang yang cukup dapat menerbitkan media. Ketiga, teori tanggung jawab sosial bertujuan untuk member informasi, menghibur, mencari untung, juga bertujuan untuk membawa konflik kedalam arena diskusi, media dikontrol oleh pendapat masyarakat, tindakan konsumen, kode etik professional,dan



dalam hal penyiaran, dikontrol oleh badan pengatur mengingat



keterbatasan teknis pada jumlah saluran frekuensi yang tersedia. Keempat, teori komunis soviet tujuan utama media dalah membantu keberhasilan dan kelangsungan sistem soviet. Media dalam sistem soviet dimiliki dan dikontrol oleh Negara dan hanya sebagai kepanjangan tangan negara. BAB X. PENELITIAN KOMUNIKASI Penelitian adalah proses ilmiah yang selalu ada dalam kehidupan intelektual manusia berdasarkan sifat ingin tau yang ada dalam hidup ilmuwan. Cara yang digunakan, pertama, dengan menggunakan akal sehat mengacu kelaziman-kelaziman dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, melakukan kegiatan penelitian yang bersifat ilmiah yang berdasarkan pada kaidah-kaidah tertentu dan cara berfikir yang sistematis yang melingkupi keseluruhan proses penelitian.



Penentuan rancangan penelitian adalah bagaimana penelitian merancangkan model penelitian yang akan dilaksanakan mulai dari rancangan problematik, teoritik, metodologik sampai dengan rancangan analisis dan hasil penelitian. Penentuan problem teori yang akan digunakan adalah bagaimana penelitian mentukan teori apa yang akan digunakan dan menjadi acuan dalam penelitian ini , sehingga peneliti memiliki kejelasan tentang upaya maaping theory mulai dari grand theory, middle theory sampai application theory. Penentuan problem aplikasi di lapangan, yaitu bagaimana peneliti menetukan teknik pelaksanaan penelitian mulai dari uji coba instrument penelitian, applikasi metode, dan pengumpulan data di lapangan sampai dengan analisis data. Fokus penelitian komunikasi kajian mikro komunikasi berkisar pada kajian-kajian yang berhubungan antara komponen komunikator, pesan, media komunikasi, komunikan, dan efek. Komponen makro, yaitu berhubungan dengan kajian-kajian komunikasi dalam perspektif yang lebih luas serta bersentuhan dengan bidang-bidang lain yang memungkinkan kajian komunikasi diperbesar dan membuka diri terhadap bidang-bidang sosial lainnya serta memungkinkan lahirnya kajian-kajian baru dalam studi-studi komunikasi dalam rangka ‘membesarkan’ disiplin ilmu komunikasi. Penilitan komunikasi yang paling popular dan paling sering digunakan adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif dalam komunikasi menekankan pada bagaimana sebuah pendekatan dapat mengungkapkan makna-makna dari konten komunikasi yang ada sehingga hasil-hasil penelitian yang diperoleh berhubungan pemaknaan dari sebuah proses komunikasi yang terjadi. Sedangkan paradigm kuantitatif dalam komunikasi menekankan pendekatannya pada bentuk-bentuk kejadian variable komunikasi, dimana komunikasi dipandang sebagai variable yang dapat dihitung frekuensinya dan dicari hubungan-hubungan serta pengaruh di sekitar kejadian variable itu. BAB XI. EFEK MEDIA MASSA Media massa secara teoritis memiliki fungsi sebagai saluaran informasi, pendidikan dan hiburan. Efek media massa tidak saja mempengaruhi sikap seseorang namun dapat pula mempengaruhi perilaku, bahkan pada tataran yang lebih jauh efek media massa dapat mempengaruhi sistem-sistem sosial maupun sistem budaya masyarakat.



Denis McQuail menjelaskan bahwa efek media massa memiliki typology yang mana terdiri dari empat bagian yang besar. Pertama, efek media merupakan efek yang direncanakan, kedua, efek media massa yang tidak direncanakan atau tidak dapat diperkirakan, ketiga, efek media massa terjadi dalam waktu pendek namun secara cepat, instan, dank eras mempengaruhi seseorang atau masyarakat, keempat, efek media massa berlangsung dalam waktu yang lama, sehingga mempengaruhi sikap-sikap adopsi inovasi, control sosial sampai dengan perubahan kelembagaan, dan persoalan-persoalan perubahan budaya. Efek media massa yang dapat direncanakan dan terjadi dalam waktu yang cepat yaitu seperti propaganda, respons individu, kampanye media, news learning, pembingkaian berita, dan agenda setting. Efek media yang terencana ini juga dapat dilakukan dalam waktu yang lama, dengan efek media yang lama pula terjadi dimasyarakat, dalam waktu yang lama media dapat menyebarkan difusi inovasi kepada seluruh lapisan masyarakat, efek merusak yang paling mudah terjadi adalah pada tatanan fisik dan perilaku individual yang berdampak pada perilaku kelompok dan masyarakat. Efek merusak pada tatanan sikap dan norma-norma lain disekitar sikap sepeti merusak sistem sosial sampai dengan merusak sistem budaya serta lingkungan yang lebih luas. Efek media massa pada tahap ini kadang bersifat dahsyat, namun akan mudah dilupakan orang seirama dengan berkurangnya pemberitaan tersebut dimedia massa. BAB XII. MASALAH-MASALAH SOSIAL DAN MEDIA MASSA Media massa adalah institusi yang berfungsi memberi, informasi, edukasi, dan hiburan, maka media massa akan datang tidak lagi menjadi institusi edukasi dalam pengertian sesungguhnya akan tetapi lebih banyak menjadi institusi pemberi informasi yang tidak edukatif dan penyaji hiburan yang tidak edukatif pula. Media massa saat ini menamakan diri sebagai agen perubahan dan juga agen perusak dan pemicu maslah soaial di masyarakatnya. Tayangan mistik di media massa khususnya di televisi menjadi mindstream, kebiasan menonton tayangan mistik ini menjadi budaya masyarakat masyarakat dan sebuah petualangan batin seseorang, efek buruk yang ditimbulkan akan berdampak pada kerusakan kognitif masyarakat, terutama anak-anak, bahaya terbesar dari tayangan mistik dan tahayul adalah pada kerusakan sikap dan perilaku.



Kekuatan konstruksi soaial media massa itu terletak pada kekuatan media itu sendiri , saat ini karya-karya seni kreatif seperti iklan menjadi konsumsi masyarkat dalam berbagai media massa, posisi perempuan ini menjadi sanagat potensial untuk dikomersilkan dan di eksploitasi, karena posisi perempuan menjadi sumber inspirasi dan juga tambang uang yang tidak habishabisnya. Media masa benar-benar ingin menunjukan kepada masyarakat konsumennya bahwa ia adalah replikasi dari masyarkatnya yang bertujuan menonjolkan kengerian dan keseraman agar membangkitkan emosi pemirsa dan pembaca karena semakin menyeramkan semakin banyak ditonton dan dibaca. Media massa jelas-jelas menyebarkan kekerasan, pornomedia, pembunuhan karakter seseorang, yang acapkali menayangkan atau meberitakan informasi-informasiyang tak bermutu, sampah, dan tak bermanfaat bagi masyarakat, maka berbagai kreativitas, seni, budaya dan ilmu pengetahuan yang sengaja menjerumuskan manusia kepada sifat-sifat kehewanan, menjadi buruk bagi masyarakatnya. Media massa telah teralienasi pada pilihannya sendiri menjadi media kapitalis, sehingga mau ataupun tidak, media harus menjadi unit produk kapitalis, yang hanya mencari keuntungan dari melipatgandakan modal yang ada, tanpa harus melihat persoalan axiology itu sendiri. BAB XIII. MASA DEPAN SOSIOLOGI Studi-studi sosiologi komunikasi terbatas pada hubungan antar masyarakat dan media, namun spectrum studi komunikasi begitu luas menyangkut hubungan-hubungan antara orang, kelompok, dan antar masyarakat, bahkan hubungan anatara orang-kelompok-masyarakat dan pranata-pranata sosial serta budaya yang menjadi pijakan maupun yang ada di sekitarnya. Kajian-kajian berbagai aspek tentang perkembangan teknologi telematika menjadi sangat urgen terutama yang berhubungan dengan perkembangan media baru, karena tidak saja menyangkut basis-basis ekonomi yang perlu disiapkan, akan tetapi yang terpenting adalah bagaimana kosnstruksi soaial media massa member kontribusi terhadap kehidupan manusia secara keseluruhan. Di sinalah peran sosiologi komunikasi member kontribusi kepada studi-studi lain. Perkembangan teknologi media massa akhir-akhir ini, serta perubahan sosial yang terjadi begitu cepat, maka bidang soskom ini ikut pula berkembang sangat pesat di berbagai setting unit



kehidupan masyarakat, sehingga tidak heran nanti soskom akan diajarkan di berbagai bidang studi di berbagai bidang ilmu, bahkan akan menjadi disiplin ilmu yang berkembang secara independen terlepas dari bidang sosiologi maupun bidang komunikasi itu sendiri. Maka di waktu-waktu yang akan datang, kajian soskom memiliki massa depan yng sangat luas dan memiliki bidang-bidang kajian yang sangat luas pula seirama dengan perkembangan masyarakat dan teknologi media itu sendiri. BAB III Keunggulan dan Kelemahan Buku utama materi kajian nya lebih terfokus dan terperinci,mengapa saya katakan demikian karena kajian materinya lebih padat dan lebih sedikit terlihat dari yang hanya memiliki 7 bab dan juga materi pada buku ini lebih dipersempit agar pembaca lebih mudah menangkap maksud dan tujuan mempelajari setiap babnya. Dalam buku ini terdapat juga skema skema yang sangat membantu pembaca memahaminya lenbih dalam. Lalu buku ini juga memiliki kekurangannya, yaitu pada tingkat kesimpulan di akhir paragraph. Walaupun memiliki kerincian yang baik, namun di akhir paragraph haruslah ada pengulangan dan penambahan statement untuk menguatkan statement sebelumnya.



Buku Kedua yang berjudul “Sosiologi Komunikasi” merupakan buku karangan Prof. Dr. H.M. Burhan Bungin, S.Sos. M.Si yang membahas tentang semua yang berhubungan dengan teori, paradigma dan diskursus sosiologi komunikasi di masyarakat. Buku ini diterbitkan oleh KENCANA PRENADA MEDIA GROUP dengan tebal buku 374 halaman. Dari segi isi atau makna, buku ini sudah sangat bagus, dan dalam buku ini juga disajikan dengan sangat lengkap dimulai dari pengertian-pengertian hingga sampai pada hakikat-hakikat pembahasannya. Selain isi sub bab nya yang lengkap buku ini juga disajikan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh pembaca. Dengan penyajian yang sederhana itu maka akan meningkatkan minat pembaca terhadap buku ini, sebab mereka tidak akan memukan kata-kata yang sulit untuk diinterpretasikan. Tetapi materi yang dibahas dalam buku ini teralu banyak yaitu terdapat xiii bab, sehingga pembaca agak sedikit sulit untuk memahami keseluruhan materinya.



Dan buku ini terlalu banyak menggunakan teori-teori sehingga membuat pembaca juga bingung dalam memahaminya secara singkat.



BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Sosiologi komunikasi merupakan interaksi sosial yaitu suatu hubungan atau komunikasi yang menimbulkan proses saling pengaruh-mempengaruhi antara para individu, individu dengan kelompok maupun antar kelompok. Sosiologi komunikasi membahas bagaimana interaksi (komunikasi) itu dilakukan dengan menggunakan media, bagaimana efek media sebagai akibat dari interaksi tersebut, sampai dengan bagaimana perubahan-perubahan sosial di masyarakat yang di dorong oleh efek media berkembang serta konsekuensi sosial macam apa yang ditanggung masyarakat sebagai akibat darfi perubahan yang didorong oleh media massa itu. 4.2 SARAN Buku utama dan buku pembanding sebaiknya bisa saling mengisi kekurangannya. Bisa meningkatkan semangat penulis ketika ingin merevisi masing-masing buku tersebut. Baik dari segi fisik ataupun isi yang kurang baik dapat diperbaiki dengan melihat kelebihan dan kekurangan dari masing-masing buku. Materi yang kurang jelas pemahamannya didalam buku utama maupun buku pembanding hendaknya bisa diperluas.



DAFTAR PUSTAKA Bungin, Burhan. 2006. Sosiologi Komunikasi. Jakarta : Kencana Media Tim Dosen.2019.Dasar-dasar antropologi/sosiologi.Medan.Unimed