CBR [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Salah satu perbedaan mendasar dari sumber daya terbarukan dengan sumber daya yang tidak terbarukan adalah ada atau tidaknya proses reproduksi (atau reproduksi secara biologis). Pada sumber daya tidak terbarukan misalnya, satu unit ekstraksi saat ini berarti satu unit ekstraksi tersisa untuk masa mendatang. Pada sumber daya terbarukan kondisi tersebut tidak berlaku karena adanya proses pertumbuhan. Namun demikian, pertanyaan ekonomi mendasar antara kedua sumber daya tersebut pada prinsipnya sama, yakni menyangkut seberapa besar ekstraksi harus diambil saat ini dan berapa tersedia untuk masa mendatang, serta bagaimana ekstraksi yang efisien dan optimal yang menhasilkan nilai ekonomi yang tinggi. Meski persoalan mendasar menyangkut prinsip ekstraksi sama, namun karena kondisi fisik dan dinamika yang mendasari kedua sumber daya tersebut berbeda, pendekatan model ekonomi untuk sumber daya tidak terbarukan sedikit berbeda dengan sumber daya terbarukan. Sebagai negara kepulauan yang memiliki laut sangat luas, sumber daya kelautan dan perikanan mempunyai potensi besar untuk dijadikan tumpuan (prime mover) pembangunan ekonomi berbasis sumber daya alam (resource based economy). Sementara itu, pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya ini masih belum optimal dalam peningkatan pendapatan nasional dan peningkatan kesejahteraan rakyat.



1.2.



TUJUAN PENULISAN Tujuan dari penulisan Critical Book Report adalah:



1. Untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Ekonomi Sumber Daya dan Lingkungan. 2. Untuk memberikan informasi kepada mahasiswa mengenai materi Ekonomi Sumber Daya dan Lingkungan.



1



3. Untuk mengetahu kelebihan dan kekurangan buku Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan mengenai sumber daya perikanan.



1.3. MANFAAT PENULISAN Manfaat dari penulisan Critical Book Report adalah: 1. Agar menambah wawasan mahasiswa dalam pelajaran Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan mengenai sumber day perikanan. 2. Agar mahasiswa mengenal dan memahami tentang Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan mengenai sumber daya perikanan. 3. Agar mahasiswa mengetahui kelebihan dan kekurangan isi buku Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan terutama pada bab sumber daya perikanan.



2



BAB II IDENTITAS BUKU



2.1. IDENTITAS BUKU UTAMA 1. Judul Buku : Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan 2. Pengarang



: Akhmad Fauzi, Ph.D.



3. Penerbit



: PT Gramedia Pustaka Umum



4. Tahun Terbit : 2004 5. Kota Terbit : Jakarta 6. Tebal Buku : 259 Halaman 7. ISBN



: 979-22-1043-3



8. Daftar Buku : Bab 1



Konsep dan Pengertian Ekonomi Sumber Daya Alam



Bab 2



Barang Publik, Eksternalitas, dan Hak Pemilikan



Bab 3



Fondasi Ekonomi Sumber Daya Alam Pendahuluan



Bab 4



Model Ekonomi Sumber Daya Tidak Terbarukan



Bab 5



Ekonomi Sumber Daya Terbarukan: Perikanan



Bab 6



Ekonomi Sumber Daya Terbarukan: Kehutanan



Bab 7



Ekonomi Sumber Daya Air



Bab 8



Ekonomi Pencemaran



Bab 9



Valuasi Non-Pasar (Non-Market Valuation)



Bab 10



Ekonomi Pembangunan Berkelanjutan



2.2. IDENTITAS BUKU PEMBANDING 1. Judul Buku : Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan 2. Pengarang



: Dr. M. Suparmoko, MA.



3. Penerbit



: BPFE-Yogyakarta



4. Tahun Terbit : 2003 5. Kota Terbit : Yogyakarta 6. Tebal Buku : 414 Halaman



3



7. Daftar Buku : Bab 1



Peranan Sumber Daya Alam Dalam Pembangunan Ekonomi



Bab 2



Pengertian Konservasi, Diplisi, dan Persediaan



Bab 3



Kaitan Antara Kemiskinan, Industrialisasi, dan Sumber Daya Alam



Bab 4



Mengukur Kelangkan Sumber Daya Alam



Bab 5



Klasifikasi Sumber Daya Alam dan Hubungan Satu Sama Lain



Bab 6



Konservasi Sumber Daya Alam



Bab 7



Pengaruh Berbagai Variabel Ekonomi Terhadap Konservasi Sumber Daya Alam



Bab 8



Analisa Biaya dan Manfaat Dalam Penggunaan Sumber Daya Alam



Bab 9



Pengelolaan Sumber Daya Alam Yang Tak Dapat Diperbaharui



Bab 10



Pengelolaan Sumber Daya Alam Pulih



Bab 11



Sumber Daya Tanah



Bab 12



Sumber Daya Air



Bab 13



Sumber Daya Milik Umum Kasus Sumber Daya Ikan



Bab 14



Sumber Daya Hutan



Bab 15



Biaya Sosial dan Permasalahannya Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam



Bab 16



Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Analisis Dampak Lingkungan



Bab 17



Kebijakan yang Bertanggung Jawab Dalam Mengelola Sumber Daya Alam



Bab 18



Neraca Sumber Daya Alam Untuk Pembangunan Berkelanjutan



4



BAB III RINGKASAN BUKU



3.1. RINGKASAN BUKU UTAMA



Ekonomi Sumber Daya Terbarukan: Perikanan



A. Pendahuluan Salah satu perbedaan mendasar dari sumber daya terbarukan dengan sumber daya yang tidak terbarukan adalah ada atau tidaknya proses reproduksi (atau reproduksi secara biologis). Pada sumber daya tidak terbarukan misalnya, satu unit ekstraksi saat ini berarti satu unit ekstraksi tersisa untuk masa mendatang. Pada sumber daya terbarukan kondisi tersebut tidak berlaku karena adanya proses pertumbuhan. Namin demikian, pertanyaan ekonomi mendasar antara kedua sumber daya tersebut pada prinsipnya sama, yakni menyangkut seberapa besar ekstraksi harus diambil saat ini dan berapa tersedia untuk masa mendatang, serta bagaimana ekstraksi yang efisien dan optimal yang menhasilkan nilai ekonomi yang tinggi. Meski persoalan mendasar menyangkut prinsip ekstraksi sama, namun karena kondisi fisik dan dinamika yang mendasari kedua sumber daya tersebut berebda, pendekatan model ekonomi untuk sumber daya tidak terbarukan sedikit berbeda dengan sumber daya terbarukan. Pada bab ini kita akan membahas dulu salah satu sumber daya terbarukan, yakni sumber daya ikan.



B. Prinsip Dasar Ekonomi Sumber Daya Ikan Pada mulanya, pengelolaan sumber daya ini banyak didasarkan pada faktor biologis semata, dengan pendekatan yang disebut Maximum Sustainable Yield (tangkapan maksimum yang lestari) atau disingkat MSY. Inti pendekatan ini adalah bahwa setiap spesies ikan memiliki kemampuan untuk berproduksi yang melebihi kapasitas produksi (surplus), sehingga apabila surplus ini dipanen (tidak lebih dan tidak kurang), maka stok ikan akan mampu bertahan secara berkesinambungan



5



(sustainable). Lebih jauh Conrad dan Clark (1987) misalnya, menyatakan bahwa kelemahan pendekatan MSY antara lain adalah:  Tidak bersifat stabil, karena perkiraan stok yang meleset sedikit saja bisa mengarah ke pengurusan stok (stock depletion)  Didasarkan pada konsep steady state (keseimbangan) semata, sehingga tidak berlaku pada kondisi non-steady state.  Tidak memperhitungkan nilai ekonomis apabila stok ikan tidak dipanen (imputed value).  Mengabaikan aspek interdependensi dari sumber daya.  Sulit diterapkan pada kondisi di mana perikanan memiliki ciri ragam jenis (multispecies).



C. Teori Gordon-Schaefer 1. Pertumbuhan Titik tolak pendekatan ekonomi pengelolaan perikanan bermula dengan publikasi tulisan H. S. Gordon (1954), seorang ekonom dari Kanada. Dalam artikelnya, Gordon menyatakan bahwa sumber daay ikan pada umumnya bersifat open access. Tidak seperti sumber daya alam lainnya, seperti pertanian dan peternakan yang sifat kepemilikannya jelas, sumber daaya ikan relatif bersifat terbuka. Siapa saja bisa berpartisipasi tanpa harus memilki sumber daya tersebut. Gordon menyatakan bahwa tangkap lebih secara ekonom (economic overfishing) akan terjadi pada perikanan yang tidak terkontrol ini. 𝜕𝑥 𝜕𝑡



= 𝑟𝑥 (1 − 𝑥/𝐾)



2. Produksi dan Fungsi Produksi Untuk mengembangkan model Gordon-Schaefer ini beberapa asumsi akan digunakan untuk memudahkan pemahaman. Asumsi akan digunakan untuk memudahkan pemahaman. Asumsi-asumsi tersebut antara lain:



6



 Harga per satuan output, (Rp/kg) diasumsikan konstan atau kurva permintaan diasumsikan elastis sempurna.  Biaya per satuan upaya (c) dianggap konstan.  Spesies sumber daya ikan bersifat unggul (single species).  Struktur pasar bersifat kompetitif.  Hanya faktor penangkapan yang diperhutungkan (tidak memasukkan faktor pascapanen dan lain sebaginya).



D. Teori Optimasi Model Copes Model Gordon-Schaefer yang telah kita bahas di atas adalah model ekonomi perikanan yang didasarkan pada faktor input, yakni upaya. Untuk memahami bagaimana pengelolaan perikanan yang optimal secara ekonomis juga bisa dilkaukan dengan pendekatan faktor output atau produksi (yield). Pendekatan cara ini pertama kali dikembangkan oleh Copes (1972) yang juga seorang perintis teori ekonomi perikanan. Selain itu, dalam memahami ekonomi sumber daya ikan, Copes (1972) lebih mendekatinya dari sisi kriteria optimisasi kesejahteraan (welfare optimization) dengan menggunakan analisis surplus konsumen (consumer’s surplus), surplus produsen (producer’s surplusi), dan rente sumber daya (resiurce rent). Dengan demikian, model Copes ini juga berbeda dengan moden Gordon dalam hal penggunaan asumsi terhadap harga. Dalam model Gordon, harga per unit output diasumsikan konstan, sehingga pengukuran terhadap surplus konsumen tidak mungkin dilakukan. Sebaliknya, dalam model Copes, harga per unit output mengikuti kurva permintaan, memiliki kemiringan yang negatif sehingga pengukuran terhadap surplus konsumen dimungkinkan.



E. Pendekatan Analitik Optimasi Statik Pemahaman pengelolaan ekonomi sumber daya ikan melalui pendekatan bioekonomik statik, selain dapat didekati melalui pendekatan grafik, juga dapat melalui pendekatan analitik. Selain dapat melakukan perbandingan statik, pendekatan analitik dapat pula digunakan untuk menentukan kurva penawaran



7



perikanan secara eksplisit, baik untuk kondisi akses terbuka maupun dimiliki (sole owner).



F. Kebijakan Ekonomi Sumber Daya Ikan Sebagaimana dikemukakan oleh model Gordon-Schaefer, bahwa perikanan dengan rezim pengelolaan akses terbuka menimbulkan inefisiensi ekonomi (economic inefficiency), karena selain menghilangkan potensi rente ekonomi sumber daya, juga terjadi capital waste karena upaya yang berlebihan yang selayaknya dapat dimanfaatkan untuk kegiatan produktif lainnya. Untuk mencegah terjadinya economic inefficiency tersebut, beberapa instrumen ekonomi dapat diberlakukan antara lain penetapan pajak pada input dan output, pembatasan upaya, serta kuota. Berkut ini dijelaskan aspek teoritis dari ebberapa instrumen ekonomi tersebut. 1. Pajak Terhadap Input Pajak terhadap input atau pajak yang diterapkan per unit upaya sebesar τ akan menyebabkan peningkatan biaya per unit upaya, sehingga kurva biaya total (TC) akan bergeser sebesar TC = (C + τ )E.



2. Pajak Terhadap Output Selain pajak terhadap input, untuk mengendalikan tingkat upaya yang berlebihan, pemerintah bisa saja menerapkan kebijakan pajak terhadap output berupa pajak per kg ikan yang ditangkap, misalnya.



3. Kuota Instrumen kebijakan lainnya yang sering digunakan dalam pengendalian perikanan adalah dengan menerapkan kuota terhadap produksi (tangkap). Instrumen ini dianggap mampu menghilangkan eksternalitas negatif yang sering terjadi pada perikanan. Dengan adanya kuota, fenoemna race for fish yang sering terjadi pada perikanan bisa dihilangkan karena setiap pelaku industri (nelayan) dipastikan akan memperoleh bagian untuk menangkap. Selain itu, kuota akan mendorong terjadinya efisiensi kapital dan tenaga kerja yang digunakan karena



8



kuota memberikan hak pemilikan secara parsial (partial property rights) kepada nelayan (Fauzi, 1996). Namun demikian, penerapan kuota tidak akan menjamin terjadinya peningkatan input pada perikanan. Fenomena capita; stuffing (penumpukan kapital) yang terjadi pada beberapa perikanan di dunia yang menrapkan kuota, membuktikan dugaan tersebut.



G. Model Dinamika Ekonomi Sumber Daya Ikan Mempelajari model sumber daya ikan dalam kerangka statik sangat berguna dalam mempelajari teori dasar pengelolaan ekonomi sumber daya ikan. Pendekatan ini sukup sederhana dan menarik, serta telah banyak digunakan untuk memahami sumber daya ikan dalam kurun waktu yang cukup lama. Namun demikian, pendekatan ini memiliki beberapa kelemahan yang mendasar, Clark (1977), misalnya menyatakan bahwa pendekatan statik memiliki kelemhaan yang serius yang dapat menyebabkan kesalahan dalam pemahaman realitas sumber daya ikan yang dinamis. Faktor mendasar dari kelemahan pendekatan statik adalah karena sifat statik itu sendiri. Pendekatan ini tidak memasukkan faktor waktu dalam anlisinya. Untuk sumber daya terbarukan seperti ikan, tidak dimasukkannya faktor waktu ini bisa menyebabkan akibat yang serius dalam pengelolaan sumber daya ikan (Cunningham, 1981). Hal ini karena sumber daya ikan memerlukan waktu untuk bereaksi terhadap setiap perubahan-perubahan eksternal yang terjadi. Sebagai contoh, di dalam mode statik, pergerakan dari keseimbangan open access ke tingkat upaya yang optimal dapat dilakukan seketika secara bersamaan dengan penyesuaian yang terjadi di dalam biomas ikan. Meski pengembangan model dinamis dari pengelolaan sumber daya ikan sudah dimulai sejak awal tahun 1970-an oleh Quirk dan Smith (1970), analisis model dinamik ini baru berkembang sepenuhnya setelah publikasi artikel Clarik dan Munro (1975). Clark dan Munro menggunakan pendekatan kapital untuk memahami aspek intertemporal dari pengelolaan sumber daya ikan, di mana sumber daya ikan dianggap stok kapital dengan fitur tambahan bahwa stok ikan dapatt tumbuh melalui proses reproduksi alamiah. Dalam model dinamik, stok ikan



9



dianggap memiliki dua manfaat, yakni apakan di panen sekarang sehingga siperoleh manfaat kini (current revenue) atau ditunggi untuk di panen pada masa mendatang dan dianggap sebagai investasi. Sehingga keputusan dalam model dinamis adalah bagaimana memanfaatkan aset sumber daya ikan sebaik mungkin dengan memperhatikan aspek intertemporal di atas.



H. Keterkaitan Model Dinamik dengan Model Statik Dengan mengetahui konsep pengelolaan sumber daya ikan secara dinamis, kita juga bisa memahami keterkaitannya dengan pendekatan statis yang sudah kita bahas terdahulu. Secara intuitif keterkaitan kedua pendekatan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. Dalam konteks dinamik, perikanan yang open access dapat dilihat sebagai kasus di mana discount rate tak terhingga. Dengan demikian, meski rente positif dapat diperoleh dengan menekan tingkat upaya, namun pelaku ekonomi tidak ada yang mau melakukan hal tersebut, karena jika ia melakukannya, pihak lain akan meraup keuntungan tanpa mengurangi keuntungan terhadap keuntungan saat ini (current revenue). Akibatnya, kembali akan memicu entry ke industri yang pada gilirannya menihilkan setiap manfaat yang diperoleh dari pengurangan upaya. Dengan kata lain, dalam perikanan dengan akses terbuka, dampak positif masa depan dari pengurangan upaya saat ini diabaikan, seolah-olah manfaat positif tersebut di diskon dengan discount rate yang sangan tinggi (infinite). Dengan logika yang sama, pengelolaan optimal dalam kondsii statik (MEY) dapat dilihat dalam konteks dinamik sebagai kasus dengan discount rate nol. Jika discount rate sama dengan nol, maka manfaat di masa mendatang sama bobotnya dengan manfaat yang kita peroleh saat ini. Dengan kata lain, dalam kondisi discount rate nol, manfaat ekonomi yang diperoleh dari aset finasial lainnya, sehingga keputusan yang terbaik adalah melakukan pemanenan pada saat rente E0. Penggunaan pendekatan dinamis dalam mempelajari pengelolaan sumber daya ikan tentu akan memberikan nuansa yang lebih relaistis ketimbangan pendekata statis karena lebih menggambarkan sifat dinamis dari sumber daya alam. Kelemahan dari pendekatan ini hanyalah terletak pada pemahaman yang matematis



10



yang relatif kompleks. Namun demikian, dengan perkembangan teknologi komputerisasi yang ada saat ini, kekurangan tersebut dapat dijembatani.



3.2. RINGKASAN BUKU PEMBANDING



Sumberdaya Milik Umum Kasus Sumber Daya Ikan



A. Pendahuluan Masalah yang timbul sehubungan dengan sumber daya alam milik umum ialah adanya pendapat masyarakat yang mengatakan bahwa “Milik semua orang itu berarti bukan milik siapa-siapa, dan berarti pula milik setiap orang dapatkan sumberdaya alam itu selagi masih dalam keadaan baik dan mengapa kita harus menghemat



penggunaan



sumberdaya



alam



sedangkan



orang



lain



menghabiskannya?”. Pada prinsipnya, sumberdaya alam milik umum yang dicirikan oleh pengambilan secara bebas maupun akibat-akibat lain yang ditimbulkan seperti biaya eksternal tersebut akan menimbulkan kecendrungan pengelolahan ke arah deplisi.



B. Analisis Komparatif Statik Analisis ini merupkan analisis yang berkaitan dengan terjadinya keseimbangan kompetitip dan kesejahteraan sosial yang optimum tanpa memperhitungkan unsur waktu. Asumsi yang dipakai adalah:  Perusahaan bebas masuk dan berkompetisi.  Masing-masing perusahaan mengharapkan keuntungan maksimum.  Perusahaan menghadapi produk yang sama..



C. Kesesakan Dalam Pembangunan Sumber Daya Kesesakan diartikan sebagai suatu keadaan di mana setiap satuan sumberdaya alam yang digunakan nilainya menjadi berkurang karena saling terganggunya masing-masing



perusahaan



dalam



situasi



11



yang



berdesakan.



Kesesakan



menimbulkan akibat yang negatip terhadap manfaat tiap satuan produk yang dihasilkan. Kesesakan terjadi dalam bentuk:  Fisik, yaitu berdesaknya kendaaraan dijalan raya,kapal dipelabuhan, dsb.  Psikologis, yaitu berkurangnya kenyamanan fasilitas rekreasi seperti di pantai dan dihutan rekresi yang disebabkan oleh lalu lalangnya pengunjung lain.



D. Pengelolaan Sumber Daya Ikan Perikanan merupakan sub sektor yang penting, yaitu sebagai sumber pendapatan dan kesempatan kerja serta menarik perhatian dalam hal efisiensi dan distibusi. Masalah efisiensi dikaitkan dengan jumlah persediaan ikan yang terus terancam



punah dan masalah distribusi berkaitan dengan siapa yang akan



memperoleh manfaat. Ikan merupakan sumber daya alam yang dapat pulih yang memerlukan usahausaha pengelolahaan yang baik agar dapat mempertahankan dan mengembangkan unit populasi yang ada. Dalam usahan pengelolaan tersebut diperlukan pengetahuan dan informasi tentang perikanan dalam rangka mempelajari perilaku kehidupan dan sifat-sifat dari unit populasi yang merupakan suatu komunitas dalam sumber daya alam tersebut. Dalam rangka mencapai tujuan pokok pembangunan perikanan, dilakukan usaha sebagai berikut:  Peningkatan produksi dan produktivitas.  Peningkatan kesejahteraan petani ikan melalui perbaikan pendapatan.  Penyediaan lapangan kerja.  Menjaga kelestarian sumber daya hayati perikanan .  Pola manajemen dalam pengelolaan sumberdaya ikan. Sebagaimana diketahui bahwa sumberdaya ikan merupakan sumberdaya alam milik bersama atau milik umum yang berperan dalam kehidupan manusia untuk



pemenuhan kebutuhan hidup baik kebutuhan fisik maupun kebutuhan



lainnya seperti keindahaan ikan sebagai hiburan.



12



E. Hubungan Biologis Dasar Dalam hal sumberdaya perikanan yang belum dikembangkan distribusi jumlah ikan menurut umur. Proporsi jumlah ikan berumur muda cenderung lebih tinggi daripada jumlah ikan berumur dewasa. Kematian ikan karena penyakit atau karena dimakan oleh ikan atau hewan lain menekan jumlah populasi ikan. Persediaan atau populasi ikan dapat sangat berfluktasi dan tidak dapat diramalkan berhubung dengan adanya perubahan-perubahan iklim dan proses pergantian yang otomatis. Beberapa analisis mengenai sumber daya ikan dapat diuraikan sebagai berikut. Mula-mula kita menggap tidak ada pemanenan ikan dengan cara memilih ukuran-ukuran tertentu, misalnya tidak boleh menggunakan pukat harimau agar ikan ikan yang terjaring yang besar-besar saja. Kemudian harga dianggap ditentukan dalam pasar persaingan sempurna, dan harga maupun biaya dianggap tidak berubah sepanjang waktu. a. Program Penangkapan Dengan Hasil Yang Tetap Penangkapan ikan ternyata memerlukan biaya, maka tingkat keuntungan maksimum yang dapat dipertahankan dicapai pada saat harga sama dengan biaya marjinal jangka panjang, dan ternyata penangkapan harus ditentukan dibawah tingkat MSY. b. Permanenan Secara Selektif Dalam setiap penangkapan ikan, pertumbuhan jumlah persediaan dapat ditingkatkan dengan cara penangkapan yang selektif, misalnya dengan menghindari musim dan daerah di mana ikan bertelur, atau dengan penggunaan jaring yang lobangnya besar agar ikan yang masih kecil dapat lolos dan tetap hidup di perairan tersebut. Peningkatan pendapatan dapat dicapai dengan mengurangi umur penangkapan dan dengan tingkat diskonto yang positif, sehingga periode rotasi akan semakin pendek. c. Nilai Persediaan Dalam pembahasan sebelumnya telah dianggap bahwa ikan dipelihara sebagai suatu persediaan yang memiliki potensi untuk ditangkap. Bagaimana juga persediaan ikan juga dapat dinilai sumber keindahan atau bahan



13



penelitian ilmiah serta sumbangan terhadap ekosistem, misalnya sebagai pakan bagi makhluk hidup lain. Pertimbangan atas kegunaan diatas akan menentang adanya deplisi dan khususnya pemunahan sumberdaya ikan. d. Masalah Pemilikan Bersama Hampir semua jenis ikan terbuka bagi pengambilan secara umum, artinya setiap orang atau setiap perusahaan boleh menangkap ikan dilaut atau didanau maupun disungai. Memang dalam banyak hal terdapat banyak peraturan meskipun pada umumnya tidak tepat dan tidak efisien. Dalam keadaan di mana tidak ada peraturan atau larangan, maka akan timbul hal-hal sebagai berikut:  Penangkapan ikan berlebihan  Punahnya populasi ikan aka lebih pasti dibanding dengan di bawah pemilik perorangan.  Dapat menjadikan biaya penangkapan mahal. Prinsip-prinsip dalam pengelolaan sumber daya ikan yang dikembangkan dalam upaya mengatasi permasalahan yang ada. Prinsip tersebut adalah: a. Prinsip Pengelolaan Perikanan Yang Statis Sebagaimana diketahui sumber daya perikanan senantiasa tergantung pada waktu, sehingga perlu diketahui pola atau fungsi produksi ikan, pertumbuhan populasinya dan apa yang ingin dicapai dngan beberapa kendala tertentu. b. Prinsip Pengelolaan Perikanan Yang Bersifat Dinamis Seperti telah dikemukana bila sub-sektor perikanan tidak mendapatkan suatu pola pengaturan yang baik maka sub-sektor tersebut akan menjadi sub-sektor yang bersifat milik umum. Pengelolaan sumberdaya ikan dalam hal ini dapat dilakukan dengan beberapa cara:  Melarang penangkapan ikan pada suatu musim tertentu.  Menutup daerah penangkapan tertentu.  Membatasi jumlah ikan yang ditangkap.



14



BAB IV PEMBAHASAN



4.1. KELEBIHAN BUKU 4.1.1. Kelebihan Buku Utama Kelebihan dari buku utama karya dari Akhmad Fauzi, Ph.D. adalah buku ini termasuk buku yang sangat lengkap dengan materi-materi tentang Sumber Daya Perikanan. Di akhir bab buku Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan juga tedapat soal-soal latihan yang sangat bermanfaat bagi mahasiswa sebagai latihan bagi mahasiswa. Buku ini juga memiliki warna sampul dan kertas yang cerah dan menarik sehingga mahasiswa menjadi tertarik untuk membacanya. Penyusunan setiap judul dalam babnya juga bagus dan rapi sehingga mahasiswa ataupun pembaca tidak kesulitan membacanya. Buku ini juga banyak mencantumkan teori-teori dan pendapat dari berbagai para ahli. Di dalam buku ini juga banyak di masukkan contoh soal beserta jawaban yang jelas. Di dalam buku ini juga banyak mencantumkan rumus-rumus serta grafik yang sangat bermanfaat bagi para pembaca.



4.1.2. Kelebihan Buku Pembanding Kelebihan dari buku pembanding yang merupakan karya dari Dr. M. Suparmoko, MA. adalah di dalam buku ini juga terdapat beberapa pendapat dari para ahli yang membantu pembaca seperti masyarakat umum ataupun mahasiswa untuk dapat lebih memahami materi dan menambah wawasan para pembaca juga. Warna sampul dan kertas yang terdapat di dalam buku ini juga sangat bagus dan menarik sehingga para pembaca lebih menarik untuk membaca isi dari materi. Penulisan dalam buku ini juga sangat rapi dan jelas sehingga membantu mahasiswa ataupun masyarakat umum. Selain itu di dalam buku ini juga terdapat problem dan mempunyai penyelesaiannya juga. Di dalam buku ini terdapat juga terdapat grafik dari setiap analisis sehingga mudah untuk dipahami para pembaca.



15



4.2. KELEMAHAN BUKU 4.2.1. Kelemahan Buku Utama Kelemahan dari buku karya Akhmad Fauzi, Ph.D adalah tulisan di dalam buku ini kurang bewarna, sehingga kurang menarik bagi mahasiswa ataupun pembaca untuk melihat isi dari bukunya. Buku ini juga gampang koyak atau rusak.



4.2.2. Kelemahan Buku Pembanding Kelemahan dari buku pembanding yang merupakan karya dari Dr. M. Suparmoko, MA. adalah kalimat yang digunakan dalam buku ini bertele-tele sehingga sulit untuk di pahami para pembaca. Selain itu di dalam bab ini banyak pengetikan yang salah.



16



BAB V PENUTUP



5.1. KESIMPULAN Sumber daya ikan merupakan sumber daya terbarukan dengan tingkat kompleksitas dan ketidakpastian yang relatif tinggi. Kompleksitas yang tinggi menyangkut interaksi ekosistem yang melekat pada sumber daya ikan itu sendiri, sementara ketidakpastian yang tinggi diakibatkan karema sifat sumber daya ikan yang fugitive (buruan), Model analisis ekonomi sumber daya ikan yang disajikan dalam buku ini merupakan penyederhanaan dari kompleksitas tersebut. Namun demikian, apa yang disajikan dalam bab ini sudah mengakomodasi prinsip-prinsip dasar pengelolaan perikanan secara ekonomi, bahkan sudah mengakomosasi aspek dinamis yang melekat pada sumber daya ikan itu sendiri.



5.2. SARAN Saya menyadari bahwa penulisan Critical Book Report ini masih banyak kekurangannya, baik dari sisi penulisan, penyajian maupun dari sisi bahan yang menjadi pembahasan. Untuk melengkapi kekurangan itu, maka bagi para pembaca yang ingin lebih mendalami Critical Book Report tentang Sumber Daya Perikanan kami menyarankan untuk mencari sumber lain sebagai referensi tambahan pembaca.



17