21 0 933 KB
CEREBRAL PALSY
dr. Laura Zeffira Sp.A, M.Biomed
Bagian Ilmu Kesehatan Anak Universitas Baiturrahmah 2016
Definisi • Gangguan fungsi motorik dan postur yang bersifat statis tidak
progresif, tidak bersifat regresi, akibat gangguan perkembangan otak yang masih berkembang sehingga mengakibatkan perubahan tonus otot (terutama spastisitas/rigiditas), kelemahan otot, gerakan involunter, ataksia ataupun kombinasi abnormalitas tersebut
Etiologi Prenatal • Infeksi intrauterin: TORCH, sifilis • Radiasi • Asfiksia intrauteri • Toksemia gravidarum • Perilaku ibu: merokok, minuman keras, obat
Perinatal • • • • • •
Anoksia/hipoksia Perdarahan otak Prematuritas Post maturitas Hiperbilirubinemia gamelli
Post natal • Trauma kepala • Meningitis/ensefalitis (6 bln pertama kehidupan) • Racun: CO • Bekas luka pasca operasi serebri
Diagnosis dapat ditegakkan apabila minimal terdapat 4 kelainan pada 6 kategori motorik tersebut di atas dan disertai dengan proses penyakit yang tidak progresif. Menurut Illingworth dalam membuat diagnosis palsi serebral :
• Tipe spastik Umur 3 bulan pertama: Pada masa neonatal, perhatikan gerakan bayi. Bayi yang spastik terdapat gerakan yang terbatas. Sedangkan yang spastik kuadriplegi, tampak anggota gerak bawah dalam keadaan ekstensi, lengan terletak kaku dekat badan. Periksa refleks-refleks primitif Usia 4-8 bulan
amati kualitas dan simetrisitas gerakan anak Umur 9 bulan ke atas
perhatikan adanya retardasi mental
• Tipe athetoid Tidak mungkin untuk mendiagnosis palsi serebral tipe athetoid sebelum gerakangerakan athetosis itu timbul. Bentuk khas kelainan ini berupa ekstensi pada siku dan pronasi pada pergelangan tangan. Tonus ekstensor yang meningkat, sehingga kepala terkulai kalau anak dari tidur kemudian didudukkan. Sering kesulitan mengisap dan menelan.
• Tipe rigid • Adanya rigiditas pada semua anggota gerak, tidak ditemukan tanda kelainan pada traktus
piramidalis. Kelainan ini pada umumnya disertai dengan retardasi mental.
• Tipe ataksia • Terdapat tanda-tanda ataksia ketika anak meraih benda, pada waktu duduk atau berjalan.
• Tipe hipotonik • Merupakan bentuk palsi serebral yang jarang terdapat.
Berdasarkan derajat kemampuan fungsional: Golongan ringan • Penderita masih dapat melakukan pekerjaan/aktifitas seharihari, sehingga sama sekali/hanya sedikit membutuhkan bantuan
Golongan sedang • Aktifitas sangat terbatas sekali, penderita membutuhkan bermacammacam bantuan/pendidikan khusus agar dapat mengurus dirinya sendiri, bergerak atau berbicara sehingga dapat bergaul di tengah masyarakat dengan baik.
Golongan berat • Penderita sama sekali tidak dapat melakukan aktifitas fisik dan tidak mungkin dapat hidup tanpa pertolongan orang lain. Pendidikan/latihan khusus sangat sedikit hasilnya. Sebaiknya penderita seperti ini ditampung pada tempat perawatan khusus. Lebihlebih apabila disertai dengan retardasi mental atau yang diperkirakan akan menimbulkan gangguan sosial-emosional baik bagi keluarga maupun lingkungannya.
Manifestasi Klinis 1. Spastisitas : peningkatan tonus otot dan refleks, klonus 2.
3. 4.
5. 6.
(+), refleks babinsky grup (+) Tonus otot berubah Ataksia Gangguan pendengaran Gangguan Bicara Gangguan Mata
Diagnosis Anamnesis • Keterlambatan motorik • Keterlambatan motorik bersifat statis non progresif, juga tidak bersifat regresi. • Riwayat antenatal, perinatal, pascatnatal, perkembangan dan riwayat keluarga • Komorbiditas : asupan nutrisi, gangguan miksi-defekasi, problem makan, muntah, nyeri.
Pemeriksaan Fisik • Mikrosefali/normosefali/makrosefali • Tanda lesi upper motor neuron : kelainan tonus (hipotonia/hipertonia), refleks fisiologis meningkat, refleks patologis positif, klonus. • Status gizi • Muskuloskeletal : kontraktur, skoliosis, osteopenia, fraktur • Pemeriksaan oromotor
Pemeriksaan Penunjang • Pemeriksaan perkembangan: MILESTONE
Denver II • USG/CT-scan /MRI kepala (level evidence II, rekomendasi B) • Atas indikasi : analisis kromosom dan skrining penyakit metabolik
(level evidence III, rekomendasi B) • Atas indikasi (jika terdapat komorbiditas) :
foto rontgen skeletal/vertebra, endoskopi THT, pH-metri, skrining gangguan penglihatan dan pendengaran. (level evidence III, rekomendasi B)
Penatalaksanaan • Fisioterapi
• Terapi okupasi • Terapi wicara dan oromotor • Alat bantu (ortosis) • Obat-obat untuk mengurangi spastisitas :
Diazepam/klonazepam, baclofen, inj toxin botulinum • Terapi bedah (atas indikasi)