Cerpen Bin [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

GERIMIS Namaku Anindya Kartika yang artinya bintang yang cantik, biasa di panggil Anin. umurku 19 tahun, Oh ya sekarang aku sedang melamun dan tibatiba terdengar lagu “Jangan… kau pilih dia, pilihlah aku yang mampu mencintaimu lebih dari dia…” yap kalian pasti udah sering mendengar lagu itu, lagu itu berjudul cinta dan rahasia milik Yura Yunita dan Glenn Fredly. Akhirakhir ini aku selalu teringat akan lagu itu, Hmmm kenapa ya kira-kira? Apa mungkin karena lagu itu mengingatkanku dengannya. Dia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling aneh yang pernah aku kenal, manusia yang ku temui sekitar 4 tahun lalu. Sore itu di dekat halte depan sekolah pada tanggal 21 juli 2012 jam 4 lebih 15 menit, Ingat rasanya saat itu adalah hari terakhir di masa pengenalan lingkungan sekolah atau MPLS, aku menunggu Ibu yang telat menjemputku karena masih sibuk mengurus pasien yang ramai di Rumah sakit. Tiba-tiba hujan turun rintik rintik menjadi deras, satu persatu temanku mulai dijemput hingga tersisa aku sendirian. “Anin.. ngapain disitu sendirian?” tanya seorang cowok kepadaku. Dia memaikai helm berwarna hitam. Hujan-hujan diatas vespa kuning classicnya, bajunya sama seperti bajuku kemeja putih dengan celana hitam bedanya bajunya basah karena terkena air hujan. Di dadanya tertulis nama “Dika”, Aneh rasanya karena tiba-tiba ada seorang cowok yang bahkan aku tidak mengenalnya menyapaku dengan akrab. “lagi nunggu.” Jawabku dengan acuh tak acuh. “nunggu siapa?” tanyanya lagi “jemputan.” “Oh yaudah hati-hati ya Nin , jangan sampai kena hujan nanti sakit loh.” Katanya dengan tersenyum lalu meninggalkan ku sendirian disitu. “Freak banget sih” ucapku dalam hati. Setelah cowok tak dikenal itu pergi Ibuku menelfon dan menyuruhku untuk pulang naik Uber karena kondisi yang tidak memungkinkan untuk menjemputku disaat rumah sakit sedang sangat ramai. Setelah sampai rumah lalu bersih diri tidak lupa sholat dan belajar aku pergi tidur dengan terbayang wajah cowok aneh bernama Dikayang menyapaku tadi. Jam 4 pagi di esok harinya aku dibuat bangun oleh suara berisik dari teman yang selalu menjagaku di setiap harinya yaitu handphone kesayanganku, Mimi namanya. Mimi selalu ada untukku meskipun terkadang energinya habis karena selalu ku ajak bermain, Mimi memang yang terbaik. Setelah Mimi membangunkanku aku pun langsung mandi dan sholat shubuh, ingin rasanya berjalan untuk sholat shubuh di Masjid dekat rumahku tapi seseorang pernah berkata padaku “bidadari surga tidak berkeliaran dijalanan”.



“Ayo kak! Lama banget sih siap siapnya kayak mau ketemu pacar aja” teriakku kepada kakakku yang sedang mengoleskan krim rambut yang baunya sungguh menyengat melebihi bau hasil metabolisme Neni si kucing kesayangan Ayahku. “Apasih berisik banget, emang mau ketemu princess kesayang kakak,” balasnya sambil menyengir. “Dih punya pacar aja nggak, siapa juga yang mau sama orang berisik kayak situ.” Teriakku sambil berjalan ke mobil. Hari ini adalah hari pertama masa remaja ku di mulai, masa dimana yang orang orang selalu bilang bahwa ini adalah masa yang tak terlupakan dan menyenangkan tapi nyatanya tidak semenyenangkan yang dibicarakan semua orang. Mungkin aku berkata begini karna ini hari pertamaku ya? Atau mungkin aku belum merasakan apa itu menyenangkan di sma? Tapi yang jelas sebenarnya aku benci perubahan. Aku termasuk orang yang susah bersosialisasi, saat smp dulu awalnya teman temanku takut mengajakku bicara karena katanya mukaku seperti singa yang mengamuk jika di bangunkan, tapi seiring berjalannya waktu aku mulai bisa beradaptasi dan mulai berteman dengan mereka. Dari situ mereka bilang bahwa aku tak seseram yang dikira, katanya sih aku itu cewek paling plin plan dan bego yang mereka kenal. Dulu karena terlalu bego aku pernah ke sekolah pakai baju tidur karena takut telat bangun pagi, alhasil aku diketawain satu sekolah. Untungnya sih aku orangnya tidak pemalu gitu hahaha. Skip kita kembali ke masa masa sma. Saat kakiku mulai menginjak lantai kelas yang dalam keadaan berisik tiba-tiba ada tangan panjang berwarna putih kekuningan menyentuh pundakku. “Jahat banget sih, di panggil dari tadi nggak noleh noleh?” kata si tangan putih itu, alias Dindra sahabat karibku dari TK. “Nggak denger tuh, suara situ aja yang kekecilan.” “Dih ngeselin banget jadi orang, by the way kelas apa kamu?” “X Mipa 5, kamu?” “Allhamdulillah sekelas lagi nih kita.” “Haduh kamu lagi kamu lagi, bosen nih lama lama.” “Bisa nggak sih sekali aja nggak jahat jahat Nin!” ucapnya sambil teriak. Kita pun masuk kelas bersama, dan memilih tempat duduk di dekat jendela, lalu pelajaran berlangsung dan rasanya sangat membuatku ingin pergi dari tempat itu saat itu juga. Melihat buku Biologi saja malas apalagi mendengarkan apa yang dijelaskan, huh rasanya ingin pulang saja tidur dirumah. Sampai akhirnya bell jam istirahat berdering, kelas yang awalnya sepi sunyi jadi ramai berteriak “ALLHAMDULILLAHHHHHH!!!!!” semuanya pun langsung berhamburan keluar kelas tak terkecuali aku dan Dindra.



Di kantin kami bertemu dengan Taza, Kamela, dan Wati. Jangan salah meskipun namanya Wati dia itu blesteran Inggris-Bandung lohh, jangan kaget dengan logat sundanya. Kami berempat ada segerombolan manusia yang susah diatur dan suka kabur, Kami berteman sejak MPLS kemarin. Walaupun sebentar tapi kami sudah sangat akrab seperti berteman lama, mereka mampu membuat aku menjadi terbuka dalam waktu yang singkat. hebat ya. Di kantin kami mengahabiskan waktu untuk bercanda dan makan, hingga akhirnya kami berjalan bersama menuju kelas masing-masing. “Gimana Nin? Kebasahan gak kemarin?” kata seorang cowok dari belakang. Serontak kami noleh bersamaan dan terdapat segerombolan cowok yang pakaiannya tidak rapi sama sekali , Tetapi yang membuatku terbeku bukanlah pakaian itu karena dia. Cowok itu ada disitu “oh, enggak .” Jawabku dengan cuek “enggak apanya?” “kebasahan.” “ya ampun din ngomong aja dihemat banget kayak emak emak belanja di pasar.” Katanya yang membuat semua temanku dan teman temannya tertawa. “ loh Dika, kamu kenal Anin?” tanya Taza kepada cowok itu “nggak sih, cuman sok kenal sok deket aja. Barang kali bisa deket beneran.” Ucapnya sambil tersenyum “ yaudah ya nin, si Dikaini kekelas duluan. Hati-hati dijalan Anin.” Kata cowok bernama Dikaitu, dengan berjalan melewatiku dan teman temannya dan tangannya menyentuh kepalaku seolah mengelus kucing. Semua yang ada di saat itu pun serontak berteriak “WOOOOOO!!!” mukaku langsung merah menahan malu saat itu juga. “ngapain sih dia” batinku. Sampai waktu pulang sekolah aku bertanya kepada Taza, “taz, yang tadi itu siapa sih?” “oh bayu? Dia temen smpku kali. Kenapa? Tertarik ya?” “dih, enggak kali. Ngeselin banget orangnya.” “emang gitu orangnya, suka jahil. Tapi menarik kan? Dulu waktu smp dia termasuk anak anak yang populer lo.’” “ ya masa bodoh deh taz, mau dia populer atau enggak.” Ucapku sambil tertawa. Setelah itu kami pun pulang. “ting..” bunyi Mimi pada jam 19.05 setelah aku sholat isya. Telihat ada nomor tidak dikenal telah mengirimkan aku sebuah pesan bertuliskan “Jangan lupa sholat ya Nin!!!!”, feelingku sih ini dari si Dika itu. Tapi kira-kira dapat dari mana nomorku? Jangan-jangan Taza yang ngasih, sebelum ku jawab pesan dari yang tak dikenal aku mencoba menelfon Taza terlebih dahulu “Taz??!!!” Teriakku



“Ha?!! Apa sih biasa aja dong jangan berisik gitu.” katanya dengan lembut “KAMU NGASIH NOMORKU KE DIKA?” kataku tak biasa “oh jadi dia udah ngechat kamu nih, hahaha.” “Kan benerr!!!” “yaudah sih biasa kali Nin, dia kan niatnya baik.” “Emang niatnya dia apa sih?” “Buat deketin kamu lah, Hahaha. Udah lah ladenin aja kasihan tau dia, baik kok orangnya.” Katanya sambil tertawa “yaudah byee!” kataku kesal sambil menutup telfon. Setelah itu aku pun berfikir lagi ‘dibales nggak ya? Tapi kalau enggak kan kasihan dia. Yaudah deh dibales aja “Udah.” Balasku untuk pesan si Dika. Tak tahu kenapa aku malah menunggu balasan chat dari Dika, akhirnya karena telalu lama menunggu sampai aku puntertidur. Esok harinya ketika berjalan menuju kelas terlihat ada Dika di depan pitu kelasku, seperti menunggu seseorang. Jadi kesal rasanya chat tadi malam berakhir dengan tak dibalas, kan gengsi. Ketika aku melewati Dika dan berusaha masuk ke dalam kelas tiba-tiba dia menahanku, “maaf ya Nin, aku ketiduran tadi malam,” katanya. Tanpa peduli perkataannya aku pun langsung menyelonong masuk. Dika pun mengikutiku dari belakang, “ayolah nin, maaf yaa.” Karena merasa risih aku pun menoleh dan bilang “ nggak apa apa Dika, udah biasa,” kataku dengan berusaha tersenyum walaupun malas. Setelah itu aku pun langsung berjalan menuju tempat dudukku dan Dika pergi kembali ke kelasnya sambil terlihat lesu. Tiba-tiba di akhir pelajaran Kimia Dika mengirimiku pesan “Ninn?!! Dimana? Udah keluar kelas belum?” aku pun membalas “Belum Dik,” lalu bell kelas pun berbunyi, Awalnya Dindra mengajakku ke kantin tapi aku sedang malas karena