CERPEN Sahabat Kecilku1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Sahabat Kecilku Judul Cerpen Sahabat Kecilku Cerpen Karangan: Sobirin Kategori: Cerpen Persahabatan Lolos moderasi pada: 11 January 2017 Semilir Angin malam mengingatkanku sosok anak kecil yang selalu membelaku, Ketika itu aku sedang mengelamun dan membayangkan sosok si kecil itu di benaku, lalu Hanphone berbunyi dan bergetar tersentak mataku tertuju dengan layar Handphone berlayar 5 inchi itu, tetapi aneh saja rasanya hatiku deg deg ser tidak seperti biasanya aku sigap mengambilnya. Kupandangi terus dari Kejauhan dengan ekspresi aneh aku masih saja berfikir malam-malam gini ada saja yang sms dari siapakah sms itu? Ah paling saja dari operator biasalah. Terus ku melamun dan melamun tapi aneh dalam fikirku hanya ada sosok anak kecil seusia 11 tahun yang bernama Rendy Izhar Saputra, aku selalu mengingatnya Sosok kecil yang selalu membelaku kini tiada kabar, Fikirku semakin menjadi anganku semakin terlukis jelas gambar wajahnya, sosok anak kecil yang lucu, riang, gembira, perhatian, dan bertanggung Jawab. Dalam Hatiku berkata “Ya Tuhan apa kabarnya dia sekarang?” Handphoneku kembali bergetar dan berbunyi aku terkejut dan seketika itu angan akan lukis wajahnya hilang begitu saja. “Ah sial menggangu saja, siapa sih dia” ucapku. Lalu kubuka layar handphoneku dengan muka sebal dan mata setengah ikhlas. Seketika itu aku terkejut girang mataku melebar bagai matahari bersinar di pagi hari “Ya tuhan ternyata engkau dari tadi membaca fikiranku dan mendengarkan celoteh hatiku” gumanku dalam hati. Kubuka pesan itu dan kubaca “Kak Sob sob apa kabar?, Besok malem main yuk” Ajakan dalam pesan singkatnya, dengan ekspresi senang yang tak bisa dijelaskan kubalas pesan singkat itu “Allkhamdulillah baik, iya boleh tapi Rendy Izin dulu sama Ayah dan Ibu”, “Oke Kak sob sob sampai jumpa besok I Miss You” balasnya. Keesokan harinya. Adzan Maghrib berkukandang tak lupa aku melaksanakan kewajibanku sebagai orang muslim melaksanakan shalat. Setelah itu Handphoneku berbunyi dan bergetar dalam pikirku



“Pasti dari Rendy” dengan senyum gembira ku membukanya ternyata benar tetapi dalam pesan singkatnya tertulis “Ka Maaf Hari ini nggak jadi ketemu karena tidak dibolehin sama Ayah” Seketila itu pula aku lemas dan tertidur sampai pagi, aku cek kembali Handphoneku ternyata ada pesan masuk dari Pak Riyadi Pembina SD “Mas nanti bisa bantu saya nggak thesis materi di SD Tunas Bangsa, boleh ngajak temen anak ISC tapi jangan banyak-banyak”, “Iya pak” balasku. Sore itu aku keluar rumah dan menuju SD menggunalan kuda besiku dengan fikiran bingung mau ngajak siapa, kebetulan rumah Rendy di pinggir jalan satu arah ke SD, tetapi aku masih ragu untuk mengajaknya, ya sudahlah nggak usah difikirkan. “Kak sob sob” teriaknya!! sepertinya aku mengenali suara itu. Lalu aku berhenti dan menoleh ke belakang ternyata benar itu suara Rendy, dia menghampiriku dan bersalaman denganku. “Kak mau kemana” Tanyanya “Ke SD, mau ikut” Jawabku, “Iya Kak”. Sampailah di SD disana aku membantu pak Riyadi menyelesaikan thesis materi sampai selesai. Aneh kenapa tak ada rasa lelah sedikitpun ketika berada di dekatnya, kulihat waktu sudah menunjukan 21.30 WIB Artinya kami harus pulang. Semilir angin malam di pertengah perjalanan. Kini hatiku tersentak ketika sepuluh jemari kecil memegang erat tubuhku, seketika itu dinginnya malam menjadi kehangatan bagiku. Kuberitahu dia “Ren Pegangan yang erat ya kakak mau ngebut”, “Iya Kak Sob Sob hati-hati ya”, Ya tuhan perasaanku semakin membara bukan karena membara api emosi tetapi membara karena tingkahnya, Lalu kumenoleh ke belakang dan kupandangi Mata yang berbinar bagai Safir Hatiku semakin rapuh dibuatnya ternyata suara lirih dan tangan jemarinya telah berhasil membungkus relung hatiku. Kini aku semakin sadar dan yakin ternyata dia benar-benar sahabat kecilku dan sang pembela. Tetapi akankah selamanya kita Bersua?