Checklist Pemeriksaan Nervus Cranialis [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PEMERIKSAAN NERVUS CRANIALIS N Tindakan o Persiapan Mengucapkan salam dan meminta izin untuk memeriksa penderita 1 Menjelaskan maksud, tujuan dan cara pemeriksaan (informed consent) 2 Pemeriksa di depan penderita dan menyiapkan penderita posisi duduk 3 Nervus I Menyiapkan zat uji yang biasa dikenal sehari –hari 4 Memeriksa adanya sumbatan pada cavum nasi 5 Meminta pasien menutup kedua matanya 6 Zat uji didekatkan pada lubang hidung satu per satu dengan jalan menutup lubang hidup 7 yang lainnya. dan disuruh membau. Pasien diminta mengatakan bau zat tersebut



Nervus III, IV, VI Selagi berwawancara dengan pasien perhatikan celah matanya, apakah ada ptosis, 8 9 10 11



12 13



eksoftalmus, enoftalmus dan apakah ada strabismus. Pasien disuruh memejamkan matanya, kemudian ia disuruh membukanya. Waktu ia membuka mata, kita tahan gerakan ini dengan jalan memegang (menekan enteng) pada kelopak mata. Perhatikan besarnya pupil pada mata kiri dan kanan, apakah sama (isokor), atau tidak sama (anisokor). Juga perhatikan bentuk pupil, apakah bundar dan rata tepinya (normal) atau tidak. Pasien disuruh melihat jauh (memfiksasi pada benda yang jauh letaknya), setelah itu mata kita senter (beri cahaya) dari lateral ke medial dan dilihat apakah ada reaksi pada pupil. Pada keadaan normal pupil mengecil. Bila demikian halnya, disebut reaksi cahaya langsung positif. Kemudian perhatikan pula pupil mata yang satu lagi, apakah pupilnya ikut mengecil oleh penyinaran mata yang lainnya itu. Bila demikian, disebut reaksi cahaya-tidaklangsung (konsensual) positif. Memeriksa gerakan bola mata dengan menyuruh pasien mengikuti jari pemeriksa, yang digerakkan ke berbagai arah. Kemudian tanyakan apakah terdapat diplopia, perhatikan adanya gerakan terbatas, dan perhatikan pula apakah ada nistagmus.



Nervus V 14 Pasien disuruh merapatkan giginya sekuat mungkin dan diraba m. masseter dan m. 15 16 17 18



temporalis. Nilai besarnya, tonus serta konturnya. Pasien disuruh membuka mulut dan perhatikanlah apakah ada deviasi rahang bawah. Pasien disuruh menggigit suatu benda, misalnya tong spateldan dinilai tenaga gigitannya, misalnya dengan jalan menarik tong spateltersebut.. Kemudian pasien disuruh menggerakkan rahang bawahnya ke samping kiri dan kanan. Memeriksa daerah muka pasien dengan rangsang raba mulai dari atas sampai ke bawah



Nervus VII 19 Perhatikan muka penderita, apakah simetris atau tidak. Perhatikan kerutan pada dahi, 20 21 22 23



pejaman mata, plikanasolabialis dan sudut mulut. Pasien disuruh membuka mulut dan perhatikanlah apakah ada deviasi rahang bawah. Suruh penderita mengangkat alis dan mengerutkan dahi. Nilai apakah dapat dilakukan, dan ada asimetri. Suruh penderita memejamkan mata. Nilai kemampuan memejamkan mata Suruh penderita menyeringai (menunjukkan gigi geligi), mencucurkan bibir, menggembungkan pipi. Nilai sudut mulutnya,apakah dapat dilakukan, dan ada asimetri.







24



Penderita disuruh menjulurkan Iidah, dan ditaruh pada lidah 2/3 anterior bubuk gula, kina, asam sitrat atau garam secara bergiliran dan diselingi istirahat. Penderita menyatakan pengecapannya dengan isyarat; misalnya (1) untuk rasa manis, (2) untuk rasapahit, (3) untuk rasa asin, dan (4) untuk rasa asam.



Nervus VIII – Keseimbangan 25 Tes Romberg yang dipertajam. Penderita berdiri dengan kaki yang satu di depan kaki



26



27



yang lainnya; tumit kaki yang satu berada di depan jari jari kaki yang lainnya (tandem). Lengan dilipat pada dada dan mata kemudian ditutup.  Normal: mampu berdiri 30 detik atau lebih. Tes melangkah di tempat (stepping test). Penderita disuruh berjalan di tempat, dengan mata ditutup, sebanyak 50 Iangkah dengan kecepatan seperti berjalan biasa. Sebelumnya dikatakan bahwa ia harus berusaha agar tetap di tempat, dan tidak beranjak dari tempatnya selama tes ini.  Abnormal : kedudukan akhir penderita beranjak Iebih dari 1 meter dari tempatnya semula, atau badan terputar lebih dari 30 derajat. Salah tunjuk (past pointing) Penderita disuruh merentangkan Iengannya dan telunjuknya menyentuh telunjuk pemeriksa. Kemudian ia disuruh menutup mata, mengangkat Iengannya tinggi-tinggi (sampai vertikal) dan kemudian kembali ke posisi semula  Abnormal: didapatkan salah tunjuk (deviasi)



Nervus IX dan X 28 Untuk memeriksa fungsi motorik, perhatikan kualitas suara pasien. Apakah suaranya 29 30 31



normal ? Apakah suaranya berkurang, serak (disfonia), atau tidak ada sama sekali (afonia) Pasien diminta membuka mulut dan mengucapkan ’aaah’ Perhatikan apakah uvula tetap di tengah atau tertarik ke sisi samping Waktu pasien membuka mulut, kita rangsang (tekan-ringan) dinding faring atau pangkal lidah dengan tonguespatel. Dalam hal ini, terlihat faring terangkat dan Iidah ditarik (refleks positif)



Nervus XI 32 Perhatikan keadaan otot sternocleidomastoideus dalam keadaan istirahat dan 33 34 35



bergerak. Dalam keadaan istirahat, kita dapat melihat kontur otot ini. Pasien disuruh menggerakkan bagian badan (persendian) yang digerakkan oleh otot yang ingin kita periksa, dan kita tahan gerakan ini. Pasien di suruh menolehkan kepala dan pemeriksa menahannya untuk menilai tenaganya. Pasien disuruh mengangkat bahu dan kita tahan untuk menilai tenaganya.



Nervus XII 36 Penderita membuka mulut dan perhatikan lidah dalam keadaan istirahat. Dalam keadaan 37 38



istirahat kita perhatikan besamya Iidah, kesamaan bagian kiri dan kanan, dan adanya atrofi. Penderita disuruh menggerakkan lidah kesemua arah atau dijulurkan, perhatikan apakah mampu menggerakkan ke segala arah dan arah julurannya mencong atau tidak. Penderita menggerakkan lidahnya disuruh menekankan lidahnya pada pipinya. Kita nilai kekuatan daya tekan lidah ini dengan jalan menekankan jari kita pada pipi sebelah luar.



Penutup 39 Pemeriksa menyimpulkan hasil pemeriksaan 40 Pemeriksa mengucapkan terima kasih dan mengucapkan salam