Chikungunya [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN KASUS SURVEILANS CHIKUNGUNYA DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS TANJUNG AGUNG



DOSEN MATA KULIAH : FERA MELIYANTI, SKM, M.Kes



SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALMAARIF BATURAJA S-1 KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN AJARAN 2021/2022



BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Chikungunya berasal dari bahasa Swahili berdasarkan gejala pada penderita, yang berarti “posisi tubuh meliuk atau melengkung” (that which contorts or bends up),mengacu pada postur penderita yang membungkuk akibat nyeri sendi hebat (arthralgia). Nyeri sendi ini, menurut lembar data keselamatan (MSDS) Kantor Keamanan Laboratorium Kanada, terutama terjadi pada lutut, pergelangan kaki, persendian tangan dan kaki. Chikungunya ialah sejenis demam dan boleh dikatakan ‘bersaudara’ dengan demam



berdarah,



karena



ditularkan



oleh



nyamuk



Aedes



aegypty



maupun



albopictus.Bedanya, jika virus demam berdarah menyerang pembuluh darah, sedangkan virus Chikungunya menyerang sendi dan tulang. Virus chikungunya termasuk kelompok virus RNA yang mempunyai selubung, merupakan salah satu anggota grup A dari arbovirus, yaitu alphavirus dari ndemi Togaviridae. Vektor penular utamanya adalah Aedes aegypti, namun virus ini juga dapat diisolasi dari dari nyamuk Aedes africanus, Culex fatigans dan Culex tritaeniorrhynchus. Akan tetapi, nyamuk yang membawa darah bervirus didalam tubuhnya akan kekal terjangkit sepanjang hayatnya. Tidak ada bukti yang menunjukkan virus Chikungunya dipindahkan oleh nyamuk betina kepada telurnya sebagaimana virus demam berdarah. Penyakit demam Chikungunya ini merupakan penyakit ndemic.Wabah penyakit ini pertama kali menyerang di Tanzania, Afrika pada tahun 1952. Kemudian berjangkit di Kuala Tungkal, Martapura, Ternate, Yogyakarta, selanjutanya berkembang ke wilayahwilayah lain. Kasus chikungunya di Provinsi Nusa Tenggara Barat cukup meresahkan, karena sejak Januari 2010 hingga kini sudah menyerang warga di hampir seluruh kabupaten/kota di daerah ini. Menurut laporan dari Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dan rumah sakit jumlah penderita chikungunya sejak Januari-September 2010 mencapai 2.200 orang, meningkat dibandingkan 2009 sebanyak 814 orang.



B.     Rumusan masalah Dari latar belakang diatas maka dapat dibuat suatu rumusan masalah yaitu pengertian, penyebab, tanda & gejala, cara penularan, komplikasi, cara pengobatan, penatalaksanaan,cara pencegahan dan asuhan penyakit Chikungunya. C.     Tujuan Adapun tujuan dari penyusunan Asuhan keperawatan ini, yaitu: 1.      Tujuan umum a.       Agar kita sebagai mahasiswa dapat mengetahui apa penyebab,tanda dan gejala serta Pencegahan dari Chikungunya. 2.      Tujuan Khusus a.       Mampu menjelaskan Pengertian, etiologi, patofisiologi, manifestasi penyakit, epidemiologi, tanda dan gejala, pemeriksaan, pengobatan, dan pencegahan dari penyakit Chikungunya. D.    Manfaat. 1.      Bagi Penulis Hasil studi kasus ini dapat memberikan wawasan tantang penyakit Chikungunya dan Asuhan keperawatan pada klien Chikungunya 2.      Bagi Institusi. Sebagai bahan bacaan bagi Mahasiswa keperawatan serta memenuhi tugas Mata Kuliah Sistem Imun & Hematologi.



BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Definisi Chikungunya adalah penyakit yang disebabkan oleh virus chikungunya yang disebarkan ke manusia melalui gigitan nyamuk. Sebagai penyebar penyakit adalah nyamuk Aedes aegypti; juga dapat oleh nyamuk Aedes albopictus. (Sumarmo, 2002) Nama penyakit berasal dari bahasa Swahili yang berarti “yang berubah bentuk atau bungkuk”, mengacu pada postur penderita yang membungkuk akibat nyeri sendi yang hebat Masa inkubasi berkisar 1-4 hari, merupakan penyakit yang self-limiting dengan gejala akut yang berlangsung 3-10 hari. (Sumarmo, 2002) Nyeri sendi merupakan keluhan utama pasien, yang kadang-kadang berlangsung beberapa minggu sampai bulan. Meskipun tidak pernah dilaporkan menyebabkan kematian, masyarakat sempat dicemaskan karena penyebaran penyakit yang mewabah, disertai dengan keluhan sendi yang mengakibatkan pasien lumpuh. Untuk memahami lebih mendalam, dilakukan review terhadap penyakit ini. B. Etiologi Virus chikungunya merupakan anggota genus Alphavirus dalam family Togaviridae. Strain asia merupakan genotype yang berbeda dengan yang di afrika. Virus Chikungunya disebut juga Arbovirus A Chikungunya Type CHIK, CK. Virus Chikungunya masuk keluarga Togaviridae, genus alphavirus. (Sumarmo, 2002) Virions mengandung satu molekul single standed RNA. Virus dapat menyerang manusia dan hewan. Virions dibungkus oleh lipid membrane; plemorfik; spherical; dengan diameter 70 µm. Pada permukaan envelope didaptkan glycoprotein spikes (terdiri atas 2 virus protein membentuk heterodimer). Nucleopapsids isometric; dengan diameter 40 µm. Nyamuk Aedes aegypti berukuran kecil disbanding nyamuk lain: ukuran badan 3-4 mm, berwarna hitam dengan hiasan titik-titik putih dibadannya; dan pada kakinya warna putih melingkar. Nyamuk dapat hidup berbulan-bulan. Nyamuk jantan tidak menggigit manusia, ia makan buah. Hanya nyamuk betina yang menggigit; yang diperlukan untuk membuat telur. Telur nyamuk aedes diletakkan induknya menyebar; berbeda dengan telur nyamuk lain yang dikeluarkan



berkelompok. Nyamuk bertelur di air bersih. Telur menjadi pupa dalam beberapa minggu. Nyamuk bila terbang hampir tidak mengeluarkan bunyi; sehingga manusia yang diserang tidak mengetahui kehadirannya; menyerang dari bawah atau dari belakang; terbang sangat cepat. Telur nyamuk Aedes dapat bertahan lama dalam kekeringan (dapat lebih dari 1 tahun). Virus dapat masuk dari nyamuk ke telur; nyamuk dapat bertahan dalam air yang chlorinated. Nyamuk Aedes aegypti merupakan vector Chikungunya (CHIK) virus (alpha virus). Beberapa nyamuk resisten terhadap CHIK virus namun sebagian susceptible. Ternyata Susceptbility gene berada di kromosom 3. Vektor Chikunguya di Asia adalah Aedes aegypti, Aedes albopticus. Di Afrika adalah Aedes furcifer dan Aedes africanus. C. Patofisiologi Demam Chikungunya mempunyai masa inkubasi (periode sejak digigit nyamuk  pembawa virus hingga menimbulkan gejala sekitar 2 hingga 4 hari. Pada saat virus masuk ke dalam sel secara endositosis virus tersebut menuju sitoplasma dan reticulumendoplasma. Di dalam sitoplasma terjadi proses sisntesis DNA dan sisntsesis RNA virus, sedangkan di dalam reticulum endoplasma terjadi proses sintesis protein virus. Setetah masa inkubasi tersebut virion matang di sel endothelial di limfonodi, sumsum tulang, limfa dan sel kuffer, lalu virus tersebut di keluarkan melewati sel membrane maka virus beredar dalam darah. Demam chikungunya salah satunya dapat menginfekasi sel hati sehingga sel hati mengalami degenerasi dan dapat menyebabkan nekrosis pada sel hati tersebut yang akan mempengaruhi metabolisme pada sel hati yang mempengaruhi peningkatan bilirubin sehingga seseorang yang mengalami demam ini biasanya terdapat ikterus. Gejala yang paling menonjol pada kasus ini adalah nyeri pada setiap persendian (poliarthralgia) terutama pada sendi lutut, pergelangan kaki dan tangan, serta sendi-sendi tulang punggung. Radang sendi yang terjadi menyebabkan sendi susah untuk digerakkan, bengkak dan berwarna kemerahan. Itulah sebabnya postur tubuh penderita menjadi seperti membungkuk dengan jari-jari tangan dan kaki menjadi tertekuk. Gejala lain adalah munculnya bintik-bintik kemerahan pada sebagian kecil anggota badan, serta bercak-bercak



merah gatal di daerah dada dan perut. Muka penderita bisa menjadi kemerahan dan disertai rasa nyeri pada bagian belakang bola mata. Meskipun gejala penyakit itu bisa berlangsung 3-10 hari (kemudian sembuh dengan sendirinya), tetapi tidak dengan nyeri sendinya yang bisa berlangsung berminggu-minggu bahkan berbulan- bulan.



Pathway



Gigitan Nyamuk Ages Agepti



Masuk K’tubuh Menuju Retikulum Endoplasma dan Sitoplasma dan mengalami inkubasi



Setelah Masa Inkubasi Firion Matang di Sel



B’redar dalam darah



Virus dikeluarkan lewat sel membran



Kulit



Hati



Tulang Persendian



Keluar binti-bintik kemerahan dan gatal



Nekrosis sel hati



Nyeri Pada tulang Persendian



Resiko kerusakan Integritas kulit



Mengaktifgkan Sistem kompleman Mempengaruhi Pusat termolegulator dihipotalamus



Hipertermi



Mempengaruhi metabolism pada sel hati



Peradangan



Mempengaruhi peningkatan bilirubun



Resiko gangguan sel hati



Nyri Resiko Infeksi



Ansietas



Susah bergerak dan bengkak kemerahan pada sendi



Hambatan Mobilitas Fisik



D.    Manifestasi Penyakit Masa inkubasi dari demam Chikungunya 2-4 hari. Viremia dijumpai kebanyakan dalam 48 jam pertama, dan dapat dijumpai sampai 4 hari pada beberapa pasien. Manifestasi penyakit berlangsung 3-10 hari. Virus ini termasuk self limiting diseases alias hilang dengan sendirinya. Namun rasa nyeri sendi mungkin masih tertinggal dalam hitungan minggu sampai bulan. Gejala demam Chikungunya mirip dengan demam berdarah dengue yaitu demam tinggi, menggigil, sakit kepala, mual-muntah, sakit perut, nyeri sendi dan otot, serta bintik-bintik merah dikulit terutama badan dan lengan. Bedanya dengan demam berdarah dengue, pada Chikungunya tidak ada perdarahan hebat, renjatan (syock) maupun kematian. Nyeri sendi ini terutama mengenai sendi lutut, pergelangan kaki serta persendian jari tangan dan kaki. Gejala utama Chikungunya adalah demam tinggi, sakit kepala, punggung, sendi yang hebat, mual, muntah, nyeri mata dan timbulnya rash/ruam kulit. Ruam kulit berlangsung 2-3 hari, demam berlangsung 2-5 hari dan akan sembuh dalam waktu 1 minggu sejak pasien jatuh sakit. Sakit sendi (arthralgia atau arthritis; sendi tangan dan kaki) sering menjadi keluhan utama pasien. Keluhan sakit sendi kadang-kadang masih terasa dalam 1 bulan setelah demam hilang. Penyakit ini merupakan penyakit yang bersifat self limiting (sembuh dengan sendirinya) dan tidak brakibat kematian. Peranh dilaporkan terjadi kerusakan sendi yang dikaitkan dengan infeksi Chikungunya. E.     Epidemiologi Sejarah Penyakit yang pertama kali ditemukan di Afrika Barat ini berlaku pada tahun 1952 hingga 1953. Sejurus kemudian, epidemik berlaku di Filiphina(1954, 1956, dan 1968) Thailand, Kamboja, Vietnam, India, Myanmar, Sri Lanka, dan mulai ditemukan di Indonesia pada tahun 1973. Namun sekarang telah tersebar luas di Afrika daerah sebelah selatan Sahara, Asia Selatan, dan Asia Tenggara. Demam Chikungunya di Indonesia dilaporkan pertama kali di Samarinda, kemudian berjangkit di Kuala Tungkal, Martapura, Ternate, Yogyakarta, selanjutanya berkembang ke wilayah-wilayah



lain. Jumlah kasus chikungunya tahun 2001 sampai bulan Februari 2003 mencapai 9318 tanpa kematian. Sejak tahun 2003, terdapat beberapa wabah yang berlaku di kepulauan Pasifik termasuk Madagaskar, Comoros, Mauritius dan La Reunion, dengan jumlah meningkat terlihat selepas bencana tsunami pada Desember 2004. Penularanya Penularan demam Chikungunya terjadi apabila penderita yang sakit digigit oleh nyamuk penular , kemudian nyamuk penular tersebut menggigit orang lain. Virus menyerang semua usia, baik anak-anak maupun dewasa di daerah endemis (berlaku dengan kerap di suatu kawasan atau populasi dan senantiasa ada). Selain manusia, primata lainnya diduga dapat menjadi sumber penularan. Selain itu, pada uji hemaglutinasi inhibisi, mamalia, tikus, kelelawar, dan burung juga bisa mengandung antibodi terhadap virus Chikungunya. Seseorang yang telah dijangkiti penyakit ini tidak dapat menularkan penyakitnya itu kepada orang lain secara langsung. Proses penularan hanya berlaku pada nyamuk pembawa. Masa inkubasi dari demam Chikungunya berlaku di antara satu hingga tujuh hari, biasanya berlaku dalam waktu dua hingga empat hari. Manifestasi penyakit berlangsung tiga sampai sepuluh hari. F.     Tanda dan Gejala Gejala penyakit ini sangat mirip dengan demam berdarah. Hanya saja kalau Chikungunya akan membuat semua persendian terasa ngilu. 1.   Demam : Biasanya demam tinggi, timbul mendadak disertai menggigil dan muka kemerahan. Demam penyakit ini ditandai dengan demam tinggi mencapai 39-40 derajat C 2.   Sakit persendian : Nyeri sendi merupakan keluhan yang sering muncul sebelum timbul demam dan dapat bermanifestasi berat, sehingga kadang penderita “merasa lumpuh” sebelum berobat. Sendi yang sering sering dikeluhkan: sendi lutut, pergelangan, jari kaki dan tangan serta tulang belakang. 3.   Nyeri otot : Nyeri bisa pada seluruh otot atau pada otot bagian kepala dan daerah bahu. Kadang terjadi pembengkakan pada otot sekitar mata kaki.



4.   Bercak kemerahan (ruam) pada kulit Bercak kemerahan ini terjadi pada hari pertama demam, tetapi lebih sering pada hari ke 4-5 demam. Lokasi biasanya di daerah muka, badan, tangan, dan kaki, terutama badan dan lengan. Kadang ditemukan perdarahan pada gusi. 5.   Sakit kepala Sakit kepala merupakan keluhan yang sering ditemui, conjungtival injection dan sedikit fotophobia. 6.   Kejang dan penurunan kesadaran Kejamg biasanya pada anak karena panas yang terlalu tinggi, jadi bukan secara langsung oleh penyakitnya. 7.   Gejala lain Gejala lain yang kadang dijumpai adalah pembesaran kelenjar getah bening di bagian leher dan kolaps pembuluh darah kapiler. Gejala yang timbul pada anak-anak sangat berbeda seperti nyeri sendi tidak terlalu nyata dan berlangsung singkat. Ruam juga lebih jarang terjadi. Tetapi pada bayi dan anak kecil timbul: 1.   Kemerahan pada wajah dan munculnya ruam kemerahan dalam bentuk papelpapel (maculopapular) atau erupsi seperti biduran (urtikaria). 2.   Rasa linu di persendian tangan dan kaki serta pergelangan lutut. 3.   Demam tinggi disertai muntah-muntah, menggigil, sakit kepala, sakit perut, serta bintik merah pada kulit seperti penderita demam berdarah. 4.   Mimisan bisa terjadi pada pasien anak-anak. 5.   Pada umumnya pada anak hanya berlangsung selama 3 hari. Bedanya dengan demam berdarah dengue, pada Chikungunya tidak ada perdarahan hebat, renjatan (shock) maupun kematian. Pada virus DBD akan ada produksi racun yang menyerang pembuluh darah dan menyebabkan kematian. Sedangkan pada virus penyebab chikungunya akan memproduksi virus yang menyerang tulang. G.    Pemeriksaan Penunjang a.  Pemeriksaan Laboratorium a)      Isolasi Virus (paling akurat)  2-5 ml darah dalam minggu I perjalanan penyakit  Virus CHIK (efek sitopatik) dikonfirmasi dengan antiserum CHIK spesifik 



 Hasil didapat dalam 1-2 minggu b.      Pemeriksaan Serologi  10-15 ml darah pada fase akut (segera setelah onset klinik terjadi) dan padafase penyembuhan (10-14 hari) setelah sampel I diambil.  Pemeriksaan IgM dilanjutkan MAC-ELISA, hasil dalam 2-3 hari  Reaksi silang sering terjadi, konversi dengan uji neutralisasi dan HIA H. Pengobatan Tidak ada vaksin maupun obat khusus untuk Chikungunya. Pengobatan terhadap penderita ditujukan terhadap keluhan dan gejala yang timbul. Perjalanan penyakit ini umumnya cukup baik, karena bersifat “self limited disease”, yaitu akan sembuh sendiri dalam waktu tertentu. Tetapi apabila kecurigaan penyakit adalah termasuk campak atau demam berdarah dengue, maka perlu kesiapsiagaan tatalaksana yang berbeda, penderita perlu segera dirujuk apabila terdapat tanda-tanda bahaya. Bagi penderita sangat dianjurkan makan makanan yang bergizi, cukup karbohidrat dan terutama protein dapat meningkatkan daya tahan tubuh, serta minum air putih sebanyak mungkin untuk menghilangkan gejala demam. Perbanyak mengkonsumsi buah-buahan segar (sebaiknya minum jus buah segar). Vitamin peningkat daya tahan tubuh juga bermanfaat untuk untuk menghadapi penyakit ini, karena daya tahan tubuh yang bagus dan istirahat cukup bisa membuat rasa ngilu pada persendian cepat hilang. Belum ditemukan imunisasi yang berguna sebagai tindakan preventif. Namun pada penderita yang telah terinfeksi timbul imunitas / kekebalan terhadap penyakit ini dalam jangka panjang. Pengobatan yang diberikan umumnya untuk menghilangkan atau meringankan gejala klinis yang ada saja (symptomatic therapy), seperti pemberian obat panas, obat mual/muntah, maupun analgetik untuk menghilangkan nyeri sendi. Contoh: Penurunan panas atau penghilang nyeri adalah obat non steroid anti inflamasi (NSAI), pilih salah satu contoh dibawah ini: 1) Arasetamol, antalgin 2) Natrium diklofenat



3) Piroxicam atau ibuprofen. I. Pencegahan Pencegahan ditujukan untuk mengendalikan nyamuk dan menghindari gigitan nyamuk. Pada saat ini belum ada vaksin di pasaran untuk mencegah Chikungunya. Tindakan pencegahan Chikungunya di daerah dimana terdapat nyamuk Aedes aegypti adalah menghilangkan tempat dimana nyamuk dapat meletakkan telurnya, terutama pada tempat penyimpanan air buatan, misalnya bak mandi, kolam ikan, ban mobil atau kaleng kosong. Tempat penyimpanan air hujan atau penyimpanan air (kontainer plastik, drum) hendaknya tertutup rapat. Ban mobil bekas, kaleng kosong sebaiknya dimusnahkan. Tempat minum hewan peliharaan/burung dan vas bunga hendaknya dikosongkan atau diganti setidaknya seminggu sekali. Semua upaya tersebut diharapkan dapat membasmi telur nyamuk dan mengurangi jumlah nyamuk di daerah tersebut. Pada wisatawan atau juga penduduk di daerah terjangkit Chikungunya, resiko digigit nyamuk akan berkurang dengan pemasangan air conditioning atau memasang kasa pada jendela atau pintu. Memakai repelen yang mengandung 20-30% DEET pada kulit tubuh yang terbuka atau pakaian akan mengurangi kemungkinan tergigit nyamuk. Pencegahan Chikungunya ditekankan pada usaha terus-menerus, berkesinambungan, community based, integrated mosquito control, tidak boleh terlalu mengandalkan insektisida baik untuk jentik nyamuk maupun nyamuk dewasa (chemical larvicide atau adulticide). Pencegahan wabah penyakit memerlukan peran serta masyarakat yang terkoordinasi



dalam



usaha



meningkatkan



kewaspadaan



terhadap



penyakit



Chikungunya, serta bagaimana mengenali penyakit dan bagaimana mengendalikan nyamuk yang dapat menularkan/menyebarkan penyakit. Cara sederhana yang sering dilakukan masyarakat misalnya: Menguras bak mandi, paling tidak seminggu sekali. Mengingat nyamuk tersebut berkembang biak dari telur sampai dewasa dalam kurun waktu 7-10 hari. 



Menutup tempat penyimpanan air







Mengubur sampah







Menaburkan larvasida.







Memelihara ikan pemakan jentik







Pengasapan







Pemakaian anti nyamuk







Pemasangan kawat kasa di rumah. Jadi kita semua sebagai calon tenaga kesehatan harus bisa memberikan



penyuluhan ke masyarakat tentang pentingnya Perilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS) untuk menghindari gigitan nyamuk penyebab Chikungunya. Selain itu, nyamuk juga menyenangi tempat yang gelap, lembab, dan pengap. Pintu dan jendela rumah dibuka setiap hari mulai dari pagi hingga sore, agar udara segar dan sinar matahari dapat masuk, sehingga terjadi pertukaran udara dan pencahayaan yang sehat. Insektisida yang digunakan untuk membasmi nyamuk ini adalah dari golongan malation, sedangkan themopos untuk mematikan jentik-jentiknya. Malation dipakai dengan cara pengasapan, bukan dengan menyemprotkan ke dinding. Hal ini dikarenakan nyamuk Aedes aegypti tidak suka hinggap di dinding, melainkan pada benda-benda yang menggantung.



BAB III Asuhan Keperawatan A.      Pengkajian Pengkajian merupakan tahap awal yang dilakukan perawat untuk mendapatkan data yang dibutuhkan sebelum melakukan asuhan keperawatan .pengkajian pada pasien dapat dilakukan dengan teknik wawancara, pengukuran, dan pemeriksaan fisik.Tahapan-tahapannya meliputi : a.       Mengidentifikasi sumber-sumber yang potensial dan tersedia untuk memenuhi kebutuhan pasien. b.      Kaji riwayat keperawatan. c.       Kaji adanya peningkatan suhu tubuh ,tanda-tanda perdarahan, mual, muntah, tidak nafsu makan, nyeri ulu hati, nyeri otot dan sendi, tanda-tanda syok (denyut nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit dingin dan lembab terutama pada ekstrimitas, sianosis, gelisah, penurunan kesadaran). B.    Diagnosa keperawatan yang Muncul a. Hipertermi b.d proses infeksi virus (penyakit), ditandai dengan suhu tubuh meningkat (>37,50C), kulit tampak kemerahan, kulit teraba panas. b.   Nyeri akut b.d agen cedera biologis ditandai dengan:klien tampak meringis, klien tampak melindung area tubuh yang nyeri, klien melaporkan nyeri secara verbal   c.  Hambatan mobilitas fisik b.d penurunan kendali otot ditandai dengan keterbatasan pergerakan sendi d. Ansietas b.d perubahan dalam status kesehatan ditandai dengan pasien gelisah, takut, khawatir e. Resiko Infeksi



C.     Intervensi Keperawatan No Dx 1



Diagnosa Hipertermia Batasan karakteristik : Kulit kemerahan, Peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal, Kulit terasa hangat. Faktor yang berhubungan: Proses infeksi virus (penyakit)



Tujuan dan kriteria hasil



Intervensi



NOC Thermolegulation



         NIC Fever Treatment -Monitor suhu sesering mungkin Kriteria Hasil : -Monitor warna dan suhu kulit  Suhu tubuh dalam rentang -Monitor tekanan darah, nadi dan normal RR  Nadi dan RR dalam -Monitor tingkat kesedaran rentang normal -Monitor intake dan out put  Tidak ada perubahan -Berikan anti piretik warna kulit dan tidak -Berikan pengobatan untuk pusing mengatasi penyebab demam -Kolaborasi pemberian cairan intravena -Tingkatan sirkulasi udara Temperatur regulation -Monitor suhu minimal tiap 2 jam - Monitor tanda-tanda hipertermi dan hipotermi -Tingkatkan intake cairan dan nutrisi -Selimuti pasien untuk mencegah hlangnya kehangatan tubuh -Ajarkan kepada pasien cara mengatasi keletihan akibat panas Vital Sign Monitoring -Monitor TD, Nadi, Suhu dan RR -Monitoring kualitas dari nadi -Monitoring irama dan frekuensi pernapasan -Monitoring suhu, warna dan kelembaban kulit -Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign.



2



Nyeri Akut



         NOC  Pain Level Batasan karakteristik :  Pain Control -PerubahanTekanan darah  Comfort Level -Perubahan Frekuensi Jantung -Perubahan frekuensi



         NIC Pain management -Lakukan pengkajian nyeri secara komperhensif termasuk lokasi, karakteristk, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor predisposisi -Observasi reaksi nonverbal dari



Pernafasan -Indikasi nyri yang dapat diamati -Perubahan posisi untuk menghindari nyeri -Sikap tubuh melindungi -Dilatasi Pupil -Melaporkan nyeri secara verbal -Gangguan tidur Faktor yang berhubungan -Agen Cedera Biologis



Kriteria Hasil  Mampu Mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)  Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan menajeman nyeri  Mampu mengenali nyeri (skla, Intensitas, Frekuensi, dan tanda-tanda nyeri)  Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang



ketidaknyamanan -Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pesien -Kaji kultur yang mempengaruhirespon nyeri -Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau -Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan dan tim lain tentang ketidak efektifan kontrol nyeri masa lampau -Bantu pasien dan keluaraga untuk mencari dan menemukan dukungan - Kontrol lingkunag yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan dan pencahayaan dan kebisingsan -Kurangi faktor presipitasi nyeri -pilih dan lakukan pnanganan nyeri ( farmakologi, non farmakologi dan inter personal) -Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentuksn intervensi -Evaluasi keefektian kntrol nyeri - Tingkatkan Istirahat Analgesic Administrasion -Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian obat -Cek riwayat alergi -Monitoring Vital Sign sebelum dan sesudah pemberian dan sesudah pemberian analgesik pertama -Evaluasi efektifitas analgesik , tanda dan gejala



3



Hambatan Mobilitas Fisik



         NOC          NIC  Joint Movement :Active Exercise therapy : ambulation  Mobility Level -Monitoring Vital Sign Batasan Karakteristik :  Self Care: ADLs Sebelum/sesudah latihan dan lihat -Penurunan waktu reaksi  Transfer Performance respon pasien saat latihan -Kesulitan Membolak -Konsultasikan dengan terapi fisik balik posisi Kriteria Hasil : tentang rencana ambulasi sesuai



-Perubahan cara berjalan -Keterbatasan melakukan keterampilan motorik kasar -Keterbatasan rentang pergarakan sendi -Pergerakan lambat -Pergeran tidak terkoordinasi Faktor yang berhubungan : Penurunan kendali otot ditandai dengan keterbatasan pergerakan sendi



4



Ansietas



 Klien meningkat dalam aktifitas fisik  Mengerti tujuan dari peningkatan mobilitas  Memverbalisasikan perasaan dalam meningkatkan kekuatan dan kemampuan berpindah  Memperagakan menggunakan alat bantu untuk mobilitas (walker) 



         NOC  Anxiety self-control  Anxiety Level  Coping



dengan kebutuhan -Bantu klien untuk menggunakan tongkat saat berjalan dan cegah terhadap cedera -Ajarkan pasien atau tenaga kesehatan lain tantang teknik ambulasi -Kiji kemapuan klien dalam mobilisasi -Latih pasien dalam pemenuahan kebutuhan ADLs secara mandiri sesuai kebutuhan -Dampingi dan bantu pasien saat mobilisasi dan bantu penuhi kebutuhan ADLs pasien -Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan bantuan jika dierlukan



IC Anxiety Reduction (penurunan Faktor yang kecemasan) berhubungan : -Gunakan pendekatan yang Perubahan dalam status menenangkan kesehatan ditandai dengan Kriteria Hasil : -Nyatakan dengan jelas harapan pasien gelisah, takut,  Klien mampu terhadap prilaku pasien khawatir mengidentifikasi dan -Jelaskan semua prosedur dan apa mengungkapkan gejala yang dirasakan selama prsedur cemas -Pahami perspektif pasien terhadap  Mengidentifikasi, situasi stres mengucaokan dan -Temani pasien unyuk memberkan menunjukan tekhnik untuk keamanan dan mengurangi takut mengontrol cemas -Dorong keluarga untuk menemeni  Vital sign dalam batas anak normal -Lakaukan back/neck rub  Postur tubuh, ekspresi -Dengarkan dengan penuh perhatian wajah, bahasa tubuh dan -Identifikasi tingkat kecemasan tingkat aktivitas -Dorong pasien untuk menunjukan berkurangnya mengungkapkan perasaan, kecemasan ketakutan, persepsi -Instruksikan pasien menggunakan teknik relaxasi - Berikan obat untuk mengurangi kecemasan D.Implementasi keperawatan



Merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik.Tahap pelaksanaan dimulai dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan.Oleh karena itu rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan klien. Adapun tahap-tahap dalam tindakan keperawatan adalah sebagai berikut :   Tahap 1 : persiapan Tahap awal tindakan keperawatan ini menuntut perawat untuk mengevaluasi yang diindentifikasi pada tahap perencanaan.   Tahap 2 : intervensi Focus tahap pelaksanaan tindakan perawatan adalah kegiatan dan pelaksanaan tindakan dari perencanaan untuk memenuhi kebutuhan fisik dan emosional. Pendekatan tindakan keperawatan meliputi tindakan : independen,dependen,dan interdependen.  Tahap 3 : dokumentasi Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh pencatatan yang lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian dalam proses keperawatan. E.      Evaluasi Merupakan tahap akhip dari proses asuhan keprawatan yang dimana pada tahap evaluasi ini kita mengetahui apakah tujuan tercapai atau tidak. Perencanaan evaluasi memuat criteria keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan jalan membandingkan antara proses dengan pedoman/rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan antara tingkat kemandirian pasien dalam kehidupan. Cara Sederhana Cegah Chikungunya 



Rapikan rumah



Hindari kebiasaan menumpuk barang dan menggantung pakaian, karena nyamuk senang bersembunyi di sana. Untuk mencegah nyamuk masuk ke rumah, gunakan kelambu atau



pasang kawat nyamuk di pintu dan jendela. Sejak diselenggarakannnya konferensi internasional tentang perubahan iklim di Bali (2007), gerakan 3M yaitu menguras tempat penampungan air (bak, ember, vas bunga, dll) secara teratur, menguras bak mandi, dan mengubur kaleng-kaleng bekas serta barang-barang yang dapat menampung air hujan sudah sedikit direvisi. Mengubur barang bekas dalam jangka waktu panjang akan mencemari lingkungan dan menimbulkan masalah lain. Oleh sebab itu, barang bekas disarankan untuk dijual pada pengepul barang bekas, atau didaur ulang. 



Memberantas nyamuk.



Salah satunya dengan abatisasi (pemberian bubuk abate pada tempat penampungan air). Tujuannya untuk memutus rantai pertumbuhan nyamuk; telur nyamuk tidak akan menetas, jentik nyamuk tidak berkembang menjadi nyamuk dewasa. Agar efektif, sebaiknya bak yang sudah ditaburi bubuk tersebut tidak disikat selama sekitar 3 bulan. Jika disikat, lapisan abate akan terkelupas dan manfaatnya ikut hilang. Sementara itu, tempat penampungan air yang lebih sering digunakan airnya, bisa dikuras setiap tiga hingga tujuh hari sekali. 



Usir nyamuk secara alami



Tanam tanaman yang aromanya mampu mengusir nyamuk seperti akar wangi, kayu putih, lavender, geranium, sereh, dan rosemary. Letakkan di tempat-tempat yang biasa dilewati



BAB III PENUTUP A.    KESIMPULAN Chikungunya adalah penyakit yang disebabkan oleh virus chikungunya yang disebarkan ke manusia melalui gigitan nyamuk.Sebagai penyebar penyakit adalah nyamuk Aedes aegypti; juga dapat oleh nyamuk Aedes albopictus. Nama penyakit berasal dari bahasa Swahili yang berarti “yang berubah bentuk atau bungkuk”, mengacu pada postur penderita yang membungkuk akibat nyeri sendi yang hebat



Masa inkubasi berkisar 1-4 hari, merupakan penyakit yang self-limiting dengan gejala akut yang berlangsung 3-10 hari. Virus chikungunya merupakan anggota genus Alphavirus dalam family Togaviridae. Strain asia merupakan genotype yang berbeda dengan yang di afrika. Virus Chikungunya disebut juga Arbovirus A Chikungunya Type CHIK, CK. 3. Masa inkubasi dari demam Chikungunya 2-4 hari. Viremia dijumpai kebanyakan dalam 48 jam pertama, dan dapat dijumpai sampai 4 hari pada beberapa pasien.Manifestasi penyakit berlangsung 3-10 hari. Gejala chikungunya adalah sebgai berikut : • Demam • Sakit Persendian • Nyeri Otot • Bercak kemerahan (ruam) pada kulit • Sakit Kepala • Kejang dan Penularan



Kesadaran.Diagnosis



demam



chikungunya



adalah



sbb:



Demam



Chikungunya dikenal sebagai flu tulang (break-bone fever) dengan gejala mirip dengan demam dengue, tetapi lebih ringan dan jarang menimbulkan demam berdarah. Artralgia, pembuluh darah konjungtiva tampak nyata, dengan demam mendadak yang hanya berlangsung 2-4 hari.Pemeriksaan serum penderita untuk uji netralisasi menunjukkan adanya antibodi terhadap virus Chikungunya. Pengobatan chikungunya adalah sbb: • Tidak ada vaksin maupun obat khusus untuk Chikungunya. Pengobatan terhadap penderita ditujukan terhadap keluhan dan gejala yang timbul. • Penurunan panas atau penghilang nyeri adalah obat non steroid anti inflamasi (NSAI), pilih salah satu contoh dibawah ini: • Parasetamol, antalgin • Natrium diklofenat • Piroxicam atau ibuprofen. Pencegahan penyakit chikungunya adalah sbb: Tindakan pencegahan Chikungunya



di



daerah



dimana



terdapat



nyamuk



Aedes



aegypti



adalah



menghilangkan tempat dimana nyamuk dapat meletakkan telurnya, terutama pada tempat penyimpanan air buatan, misalnya bak mandi, kolam ikan, ban mobil atau kaleng. dll B.     SARAN Guna kesempurnaan Makalah ini,kami kelompok II sangat mengharapkan kritik serta saran yang bisa membangun.Oleh karena itu sekiranya Rekan-rekan dari kelompok lain beserta Dosen Pembimbing untuk memberikan tambahan yang insya Allah akan membangun dari Makalah yang kami buat ini.



Daftar Pustaka







Budiarto, Eko. 2002 . Pengantar Epidemiologi. Jakarta : EGC







Huda, Hardi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatn Berdasarkan Diagnosa Medis dan NANDA NIC-NOC







Lawrence M, Stephen, Maxine A. 2003 . Diagnosis dan Terapi Kedokteran







WHO.Guidelines on Clinical Management on Chikungunya Fever. October 2008.







Widodo, Djoko. 2007. Diagnosis dan Penatalaksanaan Chikungunya.







http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2014/03/24/cara-sederhana-cegahchikungunya-643692.html