6 0 141 KB
CHRISTIN TIKA 163010006
LAPORAN PENDAHULUAN APPENDICITIS
PENGERTIAN Apendiks adalah ujung seperti jari yang kecil panjangnya kira-kira 10 cm (4 inci), melekat pada sekomi tepat dibawah katup iloesekal. Apendisitis berisi makanan dan mengosongkan diri secara teratur ke dalam sekum. Karena pengosonannya tidak efektif dan lumennya kecil, apendiks cenderung menjadi tersumbat dan terutama rentan terhadap infeksi (apendisitis)
KLASIFIKASI Klasifikasi Appendicitis dapat dibedakan menjadi 2 secara umum : 1. Appendicitis Akut 2. Appendicitis Kronis
KOMPLIKASI Komplikasi utama apendisitis adalah perforasi apendiks yang dapat berkembang menjadi peritonitis atau abses. Insidens perforasi adalah 10% sampai 32%. Insidens lebih tinggi pada anak kecil dan lansia. Perforasi secara umum terjadi 24 jam setelah awitan nyeri. Gejala mencakup demam dengan suhu 37,7oC atau lebih tinggi, penampilan toksik, dan nyeri atau nyeri tekan abdomen yang kontinyu.
ETIOLOGI Penyebab apendisitis paling umum inflamasi akut pada kuadran kanan bawah dan rongga abdomen, adalah penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat, kira-kira 7% dari populasi akan mengalami apendisitis pada waktu yang bersamaan dalam hidup mereka, pria lebih sering dipengaruhi daripada wanita dan remaja lebih sering pada orang dewasa. Meskipun ini dapat terjadi pada usia berapa pun, apendisitis paling sering terjadi antara usia 10 dan 30 tahun.
PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. 2. 3. 4.
Leukosit Darah Urinalisis Radiologi USG
MANIFESTASI KLINIS
PATOFISIOLOGI
Nyeri kuadran kanan bawah terasa dan biasanya disertai oleh demam ruangan, mual, muntah, dan hilangnya nafsu makan. Nyeri tekan lokal pada titik McBurneg (gambar 37.2) bila dilakukan tekanan nyeri tekan lepas (hasil atau intensifikasi dari nyeri bila tekanan dilepaskan) mungkin dijumpai. Derajat nyeri tekan, spasme otot, dan apakah terdapat konstipasi atau diare tidak tergantung pada beratnya infeksi dan lokasi apendiks. Bila apendiks melingkar di belakang sekum, nyeri dan nyeri tekan dapat terasa di daerah lumber, bila ujungnya ada pada pelvis, tanda-tanda ini dapat diketahui hanya pada pemeriksaan rectal. Nyeri pada defekasi menunjukkan ujung apendiks berada dekat rektum, nyeri pada saat berkemih atau uretes, adanya kekakuan pada bagian bawah otot rektus kanan dapat terjadi.
Apendisitis terinflamasi dan mengalami edema sebagai akibat terlipat atau tersumbat, kemungkinan oleh fekalit (massa keras dari feses), tumor, atau benda asing. Proses inflamasi meningkatkan tekanan intra luminal, menimbulkan nyeri abdomen atas atau menyebar hebat secara progresif, dalam beberapa jam, terlokalisasi di kuadran kanan bawah dari abdomen. Akhirnya apendiks yang terinflamasi berisi pus.
PATHWAY APPENDICITIS
Hyperplasia folikel limfoid, benda asing, erosi mukosa apendiks, fakelit, striktur, tumor.
Obstruksi pada lumen apendiks
Ketidak seimbangan antara produksi dan ekskresi mucus
Arteri terganggu
Terhambatnya aliran limfe
Migrasi bakteri dari colon ke apendiks
Obstruksi vena
Edema dan ulserasi Terjadi infark pada usus
Nekrosis apendiks
Nyeri epigastrium
Nyeri akut
Peradangan pada dinding apendiks
Peradangan pada dinding apendiks
Ganggren Apendiks ganggrenosa
Edema dan peningkatan tekanan intra lumen
Peradangan meluas ke peritonium
Pembedahan
Mual dan muntah
Absorbsi makanan tidak adekuat, pengeluaran cairan aktif
Mekanisme konpensasi tubuh
Peningkatan leukosit dan peningkatan suhu tubuh
Cemas pasien dan keluarga, pengungkapan cemas
Luka insisi post pembedahan
Resiko tinggi infeksi
Nyeri saat ekstremitas kanan digerakan, saat istirahat dan beraktivitas
Nyeri akut
Kurang pengetahuan
Intoleransi aktivitas
cemas
Resiko volume cairan kurang dari kebutuhan
Hipertermi
Risiko nutrisi kurang dari kebutuhan
MCP TEORI ND : nyeri berhubungan dengan
peradangan pada apendisitis
MD : Susp Appendiksitis
Key Assesment (KA) : 1. Nyeri (skala 7-8) 2. Lemah 3. Mual muntah 4. Akral hangat
ND : ansietas berhubungan dengan
perubahan status kesehatan
ND : Kekurangan volume
cairan berhubungan dengan muntah praoperasi
MCP KASUS DX 1 : Nyeri akut b.d agen cidera biologis/peradangan
MD : Appendisitis Key Assesment :
DS : mengeluh nyeri
1. 2. 3. 4.
DO :
tampak meringis gelisah frekuensi nadi meningkat sulit tidur pola napas berubah Nafsu makan berubah proses berpikir terganggu berfokus pada diri sendiri
DX 2 : Ansietas b.d kurang pengetahuan tentang prosedur operasi Data subjektif
DX 3 : Risiko hipovolemia Data Subjektif : a. klien mengatakan haus b. klien mengatakan mual,muntah Data Objektif : 1. Kehilangan cairan secara aktif 2. Gangguan absorpsi cairan 3. Kekurangan intake cairan
Nyeri (skala 7-8) Lemah Mual muntah Akral hangat
Merasa bingung Merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang dihadapi Sulit berkonsentrasi Mengeluh pusing
Data Objektif : Tampak gelisah Tampak tegang Sulit tidur Frekuansi napas meningkat
Dx 1 : Nyeri akut b.d agen cidera biologis/peradangan Tujuan : Nyeri berkurang atau hilang KH : Kontrol Nyeri
Klien mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
Manajemen Nyeri O=
Identifikasi lokasi , karakteristik , durasi , frekuensi , kualitas , intensitas nyeri Indikasi skala nyeri Indikasi respon nyeri non verbal Observasi tanda-tanda vital
N=
Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri Jelaskan pada pasien tentang penyebab nyeri
Jelaskan penyebab , periode , dan pemicu nyeri Ajarkan strategi meredakan nyeri Ajarkan tehnik untuk pernafasan diafragmatik lambat / napas dalam
E=
C=
Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgetik
DX 2 : ansietas b.d kurang pengetahuan tentang prosedur operasi Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatn selama 2 x 24 jam diharapkan ansietas berkurang KH : Tingkat Kecemasan
Dapat beristirahat Tidak berjalan mondar –mandir Tidak terdapat peningkatan tekanan darah Wajah tidak tegang Perasaan gelisah berkurang TD : 130/70 mmHg Nadi : 102x/menit Pola Napas Normal
Pengurangan Kecemasan O=
Kaji tanda-tanda vital Kaji untuk tanda verbal dan non verbal kecemasan
N=
Bantu klien mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan Dorong keluarga untuk mendampingi klien dengan cara yang tepat Jauhkan peralatan perawatan dari pandangan (klien) Dorong verbalisasi perasaan , persepsi dan ketakutan
Berikan informasi factual terkait diagnosis , perawatan dan prognosis Instruksikan klien untuk menggunakan teknik relaksasi
E=
C=
Atur penggunaan obat-obatan untuk mengurangi kecemasan secara tepat
DX 3 : Risiko Hipovolemi Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selam 2 x 24 jam diharapkan kebutuhan cairan terpenuhi KH : Manajemen Hipovolemi Mual Muntah Monitor area akses memasukkan alat terhadap adanya infiltrasi , phlebitis dan infeksi dengan tepat Monitor adanya bukti laboratorium terkait dengan kehilangan darah (misalnya : hemoglobin , hematocrit , tes fekal adanya gumpulan darah ) , jika tersedia Berikan cairan IV isotonik yang diresepkan (misalnya : cairan normal saline atau lactated Ringer) untuk rehidrasi ekstraseluler dengan tetesan aliran yang tepat
Monitor Cairan O= Monitor berat badan Monitor asupan dan pengeluaran Monitor kadar serum albumin dan elektrolit urin
N= Catat dengan akurat asupan dan pengeluaran (misalnya : asupan oral , asupan pipa makanan , asupan IV , antibiotik , cairan yang diberikan dengan obat-obatan , tabung nasogatrik , saluran air , muntah , tabung dubur , pengeluaran kolostomi dan air seni Periksa isi ulang kapiler dengan memegang tangan pasien pada tinggi yang sama seperti jantung dan menekan jari tengah selama lima detik , lalu lepaskan tekanan dan hilang waktu sampai jarinya kembali merah (yaitu : harus kurang dari 2 detik)
E=
Berikan edukasi pada keluarga pasien tentang monitor cairan pada keluarga pasien
C= Kolaborasi dengan dokter dan tim kesehatan lainnya untuk dosis obat yang sesuai
EVALUASI KEPERAWATAN NO
Tanggal/Jam
1
15 Juni 2020
Diagnosis Keperawatan Nyeri akut b.d agen cidera biologis/peradangan
Evaluasi
TTD
S = Pasien mengatakan bahwa rasa nyeri pada bagian perut berkurang O= TD = 130/90 mmHg Skala nyeri = 5 Suhu = 36,4
Ny.A
Ekspresi pada wajah pasien tampak tenang A = masalah teratasi P = intervensi diberhentikan 2
15 Juni 2020
ansietas b.d kurang pengetahuan tentang prosedur operasi
S = Pasien mengatakan bahwa rasa asietas berkurang O= TD = 130/90 mmHg Suhu : 36,4 RR : 20X/menit A = masalah teratasi P = intervensi diberhentikan
Ny.A
NO
Tanggal/Jam
3
15 Juni 2020
Diagnosa Keperawatan Risiko Hipovolemi
Evaluasi
TTD
S = Pasien mengatakan bahwa rasa mual dan muntah berkurang
Ny.A
O= TD = 130/90 mmHg BB = 61 Kg A = Masalah Teratasi P = intervensi diberhentikan