Ciomas - Standar Teknis Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah - 1.3 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

STANDAR TEKNIS Pembuangan Air Limbah Ke Badan Air Permukaan Kegiatan Peternakan Ayam PT. Ciomas Adisatwa – Farm Gambirono



1.3 Rencana Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan 1.3.1 Rencana Pengelolaan Lingkungan 1.3.1.1 Kapasitas Instalasi Pengolahan Air Limbah Pengolahan air limbah direncanakan dengan menggunakan 2 unit IPAL, yaitu IPAL Produksi dan IPAL Domestik. IPAL Produksi digunakan untuk pengolahan air limbah proses yang dihasilkan dari pencucian kandang dan car dipping and man shower. Sedangkan IPAL Domestik digunakan untuk pengolahan air limbah domestik yang bersumber dari operasional kantor dan operasional mess (karyawan dan tamu). Masing-masing IPAL memiliki jaringan air limbah dan outlet tersendiri, dan masing-masing outlet akan mengalir ke satu saluran pembuangan (saluran outfall). Kapasitas IPAL Produksi dan IPAL Domestik yang direncanakan pada Farm Gambirono disampaikan pada Tabel berikut ini. Tabel 1.7 Kapasitas Instalasi Pengolahan Air Limbah



1



Air Limbah Proses



Instalasi Pengolahan Air Limbah IPAL Produksi



2



Air Limbah Domestik



IPAL Domestik



No



Air Limbah



Kapasitas



Keterangan



10 m3



Bangunan ukuran 8,7 m x 4,15 m



4 m3



IPAL Biofilter berupa tabung reaktor



1.3.1.2 Teknologi Sistem Pengolahan Air Limbah Pemilihan teknologi pengolahan air limbah ini didasarkan pada kelompok pencemar pada masing-masing jenis limbah. Berdasarkan parameter utama (sesuai dengan baku mutu air limbah), kelompok pencemar pada air limbah proses terdiri dari beberapa kelompok, yaitu kelompok organik terurai (biodegradable organics) dengan parameter BOD, kelompok organik sulit terurai (non biodegradable organics) dengan parameter COD, kelompok nutrien dengan parameter ammonia, dan kelompok padatan tersuspensi (suspended solids) dengan parameter TSS. Sedangkan untuk air limbah domestik terdiri dari 4 kelompok diatas, ditambah dengan kelompok kelompok apungan (floatable material) dengan parameter minyak dan lemak. Dengan teridentifikasinya kelompok pencemar dan parameternya, maka dapat ditentukan pilihan teknologi pengolahan air limbah yang sesuai. Teknologi pengolahan air limbah yang akan digunakan secara umum menggunakan metode fisika (sedimentasi, filtrasi), metode biologi (anaerobaerob), dan metode gravitasi (pemisah lemak). Pilihan teknologi yang akan digunakan pada tiap jenis air limbah selengkapnya disampaikan pada Tabel sebagai berikut.



1-15



STANDAR TEKNIS Pembuangan Air Limbah Ke Badan Air Permukaan Kegiatan Peternakan Ayam PT. Ciomas Adisatwa – Farm Gambirono



Tabel 1.8 Teknologi Pengolahan Air Limbah No 1



Air Limbah



Kelompok Pencemar



Air limbah produksi



Organik Terurai (Biodegradable Organics) Organik Sulit Terurai (Non Biodegradable Organics)



Nutrien



2



Parameter Air Limbah BOD COD



Ammonia



Padatan Tersuspensi (Suspended Solids) Organik Terurai (Biodegradable Organics) Organik Sulit Terurai (Non Biodegradable Organics)



Air limbah domestik



Nutrien



TSS



Metode Biologi (AnaerobAerob) Kombinasi Metode Fisika (Sedimentasi, Filtrasi) dan Metode Biologi (AnaerobAerob) Metode Fisika (Sedimentasi dan Filtrasi) Metode Fisika (Sedimentasi dan Filtrasi) Metode Biologi (AnaerobAerob) Kombinasi Metode Fisika (Sedimentasi) dan Metode Biologi (Anaerob-Aerob)



BOD COD



Ammonia



Padatan Tersuspensi (Suspended Solids) Apungan (Floatable Material)



Teknologi Pengolahan



TSS Minyak & Lemak



Metode Fisika (Sedimentasi) Metode Fisika (Sedimentasi) Metode Gravitasi (pemisah lemak)



Berdasarkan tabel diatas, maka teknologi yang dipilih untuk pengolahan air limbah proses terdiri dari sedimentasi, filtrasi, dan anaerob-aerob. Sedangkan teknologi yang dipilih untuk pengolahan air limbah domestik terdiri dari sedimentasi, anaerob-aerob, dan pemisah lemak.



1.3.1.3 Unit Proses/Unit Operasi Berdasarkan teknologi sistem pengolahan air limbah yang akan digunakan, jenis unit proses atau unit operasi pada IPAL Produksi dan IPAL Domestik adalah sebagai berikut. Tabel 1.9 Unit Proses Pengolahan Air Limbah No A



B



Air Limbah Air Limbah Produksi



Air Limbah Domestik



Unit Proses 1. Unit Pra Sedimentasi 2. Unit Sedimentasi 3. Unit Filtrasi



Tipe Teknologi Bak Penampung Bak Pengendapan Bak Filtrasi



4. 5. 1. 2. 3.



Unit Anaerob-Aerob Unit Sedimentasi Akhir Pemisah Lemak Unit Sedimentasi Unit Ekualisasi



Bak Anaerob- Anaerob Bak Pengendapan Akhir Grease Trap Bak Sedimentasi Bak Ekualisasi



4. Unit Anaerob-Aerob 5. Unit Sedimentasi Akhir



Bak Anaerob-Bak Aerob Bak Pengendapan Akhir



1-16



STANDAR TEKNIS Pembuangan Air Limbah Ke Badan Air Permukaan Kegiatan Peternakan Ayam PT. Ciomas Adisatwa – Farm Gambirono



Deskripsi mengenai unit proses atau operasi pada masing-masing instalasi pengolahan air limbah diuraikan sebagai berikut. A. Unit Proses Pengolahan Air Limbah Produksi Unit proses pengolahan air limbah pada IPAL Produksi meliputi Unit Pra Sedimentasi, Unit Sedimentasi, Unit Filtrasi, Unit Anaerob-Aerob, dan Unit Sedimentasi Akhir. 1. Unit Pra Sedimentasi Unit Pra Sedimentasi ini merupakan unit pengolahan awal air limbah (pre-treatment) dalam rangka untuk mengurangi beban pengolahan air limbah pada IPAL Produksi. Pada pengolahan air limbah produksi digunakan pre-treatment dengan pertimbangan bahwa air limbah dari hasil pencucian kandang mengandung banyak kotoran berupa feces ayam dengan padatan tersuspensi yang cukup besar sehingga perlu diendapkan terlebih dahulu sebelum masuk ke IPAL Produksi. Unit Pra Sedimentasi direncanakan dalam bentuk Bak Penampung yang akan diletakkan di setiap sekitar kandang. Bak Penampung akan menampung air limpasan dari hasil pencucian kandang. 2. Unit Sedimentasi Unit Sedimentasi ini merupakan unit pengolahan air limbah produksi yang berfungsi untuk mengendapkan polutan atau kotoran padatan pada air limbah. Kotoran atau polutan yang berupa padatan tersuspensi misalnya lumpur anorganik seperti tanah liat secara gravitasi akan diendapkan pada bagian dasar Bak Pengendap. Kotoran padatan tersebut (terutama lumpur anorganik) tidak dapat terurai secara biologis (anaerob-aerob), dan jika tidak dihilangkan atau diendapkan terlebih dahulu akan menempel pada permukaan media filter, sehingga dapat menurunkan efisiensi pengolahan. Unit Sedimentasi pada IPAL Produksi direncanakan dalam bentuk Bak Pengendapan, yang terdiri dari Bak Pengendapan 1 dan Bak Pengendapan 2. 3. Unit Filtrasi Unit Filtrasi ini merupakan unit pengolahan pada air limbah produksi yang berfungsi untuk menyaring polutan atau kotoran berupa partikel halus, yang mana partikel tersebut tidak dapat diendapkan pada Unit Sedimentasi sebelumnya. Proses penyaringan tersebut terdiri dari penyaringan cepat dan penyaringan lambat, yang menggunakan media filter. Unit Filtrasi pada IPAL Produksi direncanakan dalam bentuk Bak Filtrasi 1 dan Bak Filtrasi 2. Bak Filtrasi 1 merupakan merupakan unit penyaringan cepat dengan media filter berupa batu koral dan batu split. Sedangkan Bak Filtrasi 2 merupakan unit penyaringan lambat dengan media filter yang berupa pasir, areng, ijuk, dan spon.



1-17



STANDAR TEKNIS Pembuangan Air Limbah Ke Badan Air Permukaan Kegiatan Peternakan Ayam PT. Ciomas Adisatwa – Farm Gambirono



4. Unit Anaerob-Aerob Unit Anaerob-Aerob merupakan unit pengolahan air limbah produksi yang dilakukan secara biologi baik secara anaerobik (dengan bakteri anaerob) dan secara aerobik (dengan bakteri aerob). Proses pengolahan air limbah secara biologis, pada hakekatnya dengan memanfaatkan bakteri yang mempunyai kemampuan untuk menguraikan senyawasenyawa polutan tertentu dalam reaktor biologis yang kondisinya di buat agar sesuai untuk pertumbuhan bakteria yang digunakan. Unit Anaerob-Aerob pada IPAL Produksi direncanakan dalam bentuk Bak Anaerob dan Bak Aerob. Bak Anaerob dilengkapi dengan pipa pengeluaran gas karena pada proses anaerob tersebut dihasilkan gas (gas metan, gas ammonia, H2S). Bak Aerob dilengkapi dengan Aerator (aerated lagoon). 5. Unit Sedimentasi Akhir Unit Sedimentasi Akhir ini berfungsi untuk mengendapkan padatan tersuspensi pada air limbah produksi dari proses anaerob-aerob. Unit Sedimentasi pada IPAL Produksi direncanakan dalam bentuk Bak Pengendapan Akhir. B. Unit Proses Pengolahan Air Limbah Domestik Unit proses pengolahan air limbah pada IPAL Domestik meliputi Pemisah Lemak, Unit Sedimentasi, Unit Ekualisasi, Unit Anaerob-Aerob, dan Unit Sedimentasi Akhir. Ringkasan deskripsi masing-masing proses pengolahan tersebut adalah sebagai berikut. 1. Pemisah Lemak Pemisah Lemak merupakan unit pengolahan air limbah domestik yang berfungsi untuk memisahkan minyak dan lemak yang ada pada polutan. Kegiatan domestik pada operasional mess mencakup aktivitas 11 orang karyawan yang menginap pada mess yang dilengkapi dengan dapur. Air limbah domestik dari dapur tersebut mengandung minyak dan lemak sehingga perlu proses pemisahan minyak dan lemak. Unit proses ini direncanakan dalam bentuk Grease Trap pada wastafel, karena debit air limbah domestik dari dapur yang relatif kecil. 2. Unit Sedimentasi Sebagaimana pada IPAL Produksi, Unit Sedimentasi pada IPAL Domestik berfungsi untuk mengendapkan polutan atau kotoran padatan pada air limbah domestik, misalnya lumpur anorganik yang tidak dapat terurai secara biologis, karena jika tidak dihilangkan atau diendapkan terlebih dahulu akan menempel pada permukaan media filter dan akan mengurangi efisiensi pengolahan. Unit Sedimentasi pada IPAL Domestik direncanakan dalam bentuk Bak Pengendapan.



1-18



STANDAR TEKNIS Pembuangan Air Limbah Ke Badan Air Permukaan Kegiatan Peternakan Ayam PT. Ciomas Adisatwa – Farm Gambirono



3. Unit Ekualisasi Proses Ekualisasi ini berfungsi untuk mengatur debit air limbah domestik yang akan diolah serta menyeragamkan konsentrasi zat pencemarnya agar homogen sehingga proses pengolahan selanjutnya dapat berjalan dengan stabil. Unit Ekluasi pada IPAL Domestik direncanakan dalam bentuk Bak Ekualisasi. 4. Unit Anaerob-Aerob Unit Anaerob-Aerob pada IPAL Domestik memiliki fungsi yang sama dengan Unit Anaerob-Aerob pada IPAL Produksi, yaitu untuk pengolahan air limbah secara biologis dengan memanfaatkan bakteri sebagai pengurai senyawa-senyawa yang ada pada air limbah. Bakteri yang digunakan adalah bakteri anaerob dan bakteri aerob. Unit AnaerobAerob pada IPAL Domestik direncanakan dalam bentuk Bak Anaerob dan Bak Aerob. Media pembiakan bakteri pada Bak Anaerob menggunakan media sarang tawon, sedangkan media pembiakan bakteri pada Bak Aerob menggunakan bioball. 5. Unit Sedimentasi Akhir Unit Sedimentasi Akhir ini berfungsi untuk mengendapkan padatan tersuspensi pada air limbah produksi dari proses anaerob-aerob. Unit Sedimentasi Unit Sedimentasi Akhir pada IPAL Domestik direncanakan dalam bentuk Bak Pengendapan Akhir.



1.3.1.4 Kriteria Desain Setiap Unit Proses Kriteria desain setiap unit proses pada IPA Produksi dan DomestiK disampaikan pada uraian berikut. A. Desain Unit Proses Pengolahan Air Limbah Produksi Pengolahan air limbah produksi direncanakan dengan menggunakan Bak Penampung sebagai pre-treatment dan IPAL Produksi. 1. Bak Penampung Bak Penampung dirancang dengan menggunakan bus beton diameter 1 m dan kedalaman 2 m. Bak Penampung disediakan pada tiap unit kandang. 2. IPAL Produksi IPAL Produksi dirancang dengan kapasitas pengolahan sebesar 10 m3, berupa bangunan yang terdiri dari beberapa bak (unit proses) yang dipasang secara seri sesuai dengan urutan (sequences) pengolahan air limbah. Informasi desain unit proses pengolahan air limbah produksi disampaikan pada Gambar berikut.



1-19



STANDAR TEKNIS Pembuangan Air Limbah Ke Badan Air Permukaan Kegiatan Peternakan Ayam PT. Ciomas Adisatwa – Farm Gambirono



Gambar 1.8 Denah IPAL Produksi



Gambar 1.9 Potongan A-A IPAL Produksi



Gambar 1.10 Potongan B-B IPAL Produksi



Gambar 1.11 Tampak Atas IPAL Produksi



1-20



STANDAR TEKNIS Pembuangan Air Limbah Ke Badan Air Permukaan Kegiatan Peternakan Ayam PT. Ciomas Adisatwa – Farm Gambirono



Gambar 1.12 Tampak Depan IPAL Produksi



Gambar 1.13 Tampak Samping IPAL Produksi B. Desain Unit Proses Pengolahan Air Limbah Produksi Pengolahan air limbah domestik direncanakan dengan menggunakan Grease Trap sebagai pemisah lemak dan IPAL Domestik. 1. Grease Trap Dengan debit air limbah domestik yang relatif kecil dari aktivitas dapur, pemisah lemak direncanakan dengan grease trap portabel yang dipasang di bawah wastafel sebagaimana terlihat pada Gambar berikut.



Gambar 1.14 Grease Trap



1-21



STANDAR TEKNIS Pembuangan Air Limbah Ke Badan Air Permukaan Kegiatan Peternakan Ayam PT. Ciomas Adisatwa – Farm Gambirono



2. IPAL Domestik (Biofilter) IPAL Domestik direncanakan dengan kapasitas 4 m3 berupa tabung biofilter yang terdiri dari beberapa bak (kompartemen) sesuai dengan unit proses yang telah dipilih. IPAL Domestik yang akan digunakan dapat dilihat pada Gambar berikut.



Gambar 1.15 IPAL Domestik Biofilter



1.3.1.5 Alur Proses dan Layout IPAL Alur proses pengolahan air limbah baik air produksi maupun air limbah domestik dijelaskan sebagai berikut. A. Alur Proses Pengolahan Air Limbah Produksi Secara garis besar pengolahan air limbah produksi terdiri dari pre-treatment pada Bak Penampung dan pengolahan pada IPAL Produksi. Air limbah produksi yang berupa limpasan dari proses pencucian kandang akan mengalir pada saluran drainase di sekitar kandang dan masuk pada Bak Penampung untuk proses pengendapan material kotoran (feces) ayam. Limpasan dari Bak Penampung akan dialirkan ke IPAL Produksi dengan menggunakan jaringan pipa. Air limbah dari proses penggantian desinfektan pada car dipping and man shower akan dialirkan ke IPAL Produksi. Air limpasan dari Bak Penampung dan dari car dipping and man shower masuk ke Bak Pengendap 1 pada IPAL Produksi untuk proses pengendapan partikel dan kotoran dengan cara gravitasi, dan limpasan dari Bak Pengendap 1 akan masuk ke Bak Pengendap 2 untuk pengendapan lebih lanjut. Setelah melalui Unit Sedimentasi pada kedua bak pengendapan tersebut, selanjutnya limpasan mengalir ke Bak Filtrasi 1 untuk proses



1-22



STANDAR TEKNIS Pembuangan Air Limbah Ke Badan Air Permukaan Kegiatan Peternakan Ayam PT. Ciomas Adisatwa – Farm Gambirono



penyaringan cepat, melalui media batu koral dan batu split, kemudian limpasan dari Bak Filtrasi 1 masuk ke Bak Filtrasi 2 untuk proses penyaringan lambat dengan melalui media pasir, areng, ijuk dan spon. Setelah melalui Unit Filtrasi pada kedua bak filtrasi tersebut, selanjutnya limpasan air mengalir ke Bak Anaerob untuk proses pengolahan secara biologi dengan bakteri anaerob. Pada bak ini akan dihasilkan gas (gas metan, gas ammonia, dan gas H2S) yang akan dikeluarkan melalui pipa pengeluaran gas. Setelah melalui proses pengolahan secara anaerobik selanjutnya limpasan mengalir ke Bak Aerobik untuk proses pengolahan secara aerobik dengan menggunakan bakteri aerob. Pada bak ini dilakukan aerasi (aerated lagoon). Setelah melewati Unit Anaerob-Aerob, limpasan akan mengalir ke Bak Pengendapan Akhir untuk proses sedimentasi akhir. Pada akhirnya air limbah yang telah melalui keseluruhan proses pengolahan akan dialirkan ke badan air melalui saluran pembuangan (saluran outfall). Alur pengolahan air limbah produksi secara skematis digambarkan pada diagram sebagaimana pada Gambar berikut. Air limbah dari pencucian kandang



Pra Sedimentasi



Air limbah dari Card Dipping & Man Shower



Sedimentasi Bak Penguras



Filtrasi



Pengeluaran Gas



Anaerob-Aerob



Pengurasan



Pengendapan Akhir



IPAL Produksi Pembuangan Air Olahan ke Saluran Outfaal



Gambar 1.16 Alur Pengolahan Air Limbah Produksi Unit-unit proses pada IPAL Produksi secara skematis dapat dilihat pada Gambar berikut ini.



1-23



STANDAR TEKNIS Pembuangan Air Limbah Ke Badan Air Permukaan Kegiatan Peternakan Ayam PT. Ciomas Adisatwa – Farm Gambirono



Gambar 1.17 Alur Pengolahan Air Limbah Pada IPAL Produksi



1-24



STANDAR TEKNIS Pembuangan Air Limbah Ke Badan Air Permukaan Kegiatan Peternakan Ayam PT. Ciomas Adisatwa – Farm Gambirono



B. Alur Proses Pengolahan Air Limbah Domestik Pengolahan air limbah domestik secara garis besar terdiri dari pemisahan lemak pada grease trap dan pengolahan pada IPAL Domestik. Air limbah domestik dari aktivitas dapur masuk ke grease trap untuk proses pemisahan minyak dan lemak terlebih dahulu karena aktivitas dapur pada umumnya akan menghasilkan air limbah yang mengandung minyak dan lemak, misalnya dari pencucian tempat makan, pencucian peralatan, dan lain sebagainya. Setelah proses pemisahan lemak pada grease trap selanjutnya air limbah domestik akan mengalir ke IPAL Domestik melalui jaringan pipa. Air limbah dari aktivitas kantor (toilet) dialirkan ke IPAL Domestik melalui jaringan perpipaan. Air limbah domestik dari operasional mess karyawan serta operasional kantor masuk ke IPAL Domestik Biofilter berbentuk tabung, yaitu pada Bak Pengendapan. Pada kompartemen ini akan terjadi proses pengendapan secara gravitasi. Setelah melalui Unit Sedimentasi ini, air limbah akan masuk ke Unit Ekualisasi, untuk pengaturan debit aliran limbah dan penyeragaman konsentrasi agar proses pengolahan tahap selanjutnya berjalan dengan optimal. Air limpasan dari Bak Ekualisasi selanjutnya masuk ke Bak Anaerob, dimana pada unit ini akan terjadi proses pengolahan secara biologi dengan menggunakan bakteri anaerob untuk pengolahan senyawa-senyawa anorganik yang tidak mudah terurai. Media pembiakan bakteri anaerob dengan menggunakan media sarang tawon. Pada proses pengolahan secara anaerobik ini akan dihasilkan gas metan, gas ammonia, dan gas H2S, yang akan dialirkan ke luar melalui pipa pengeluaran gas. Setelah proses pengolahan secara anaerob selesai dilakukan, selanjutnya air limbah akan diolah secara aerobik dengan menggunakan bakteri aerob pada Bak Aerobik. Dan proses pengolahan akhir air limbah domestik dilakukan pada Unit Sedimentasi pada Bak Pengendapan Akhir. Air limbah yang telah melalui serangkaian proses tersebut selanjutnya siap dialirkan ke badan air permukaan melalui saluran pembuangan (saluran outfall) yang menjadi satu dengan pengaliran air olahan dari IPAL Produksi. Alur pengolahan air limbah domestik secara skematis digambarkan pada diagram sebagaimana ditampilkan pada Gambar berikut ini.



1-25



STANDAR TEKNIS Pembuangan Air Limbah Ke Badan Air Permukaan Kegiatan Peternakan Ayam PT. Ciomas Adisatwa – Farm Gambirono



Air limbah dari Operasional Mess Air limbah dari Operasional Kantor Pemisahan Lemak



Sedimentasi



Ekualisasi Pengurasan Pengeluaran Gas



Anaerob-Aerob



Pengendapan Akhir



IPAL Domestik Pembuangan Air Olahan ke Saluran Outfaal



Gambar 1.18 Alur Pengolahan Air Limbah Domestik Unit-unit proses pengolahan air limbah pada IPAL Domestik secara skematis dapat dilihat pada Gambar berikut ini.



1-26



STANDAR TEKNIS Pembuangan Air Limbah Ke Badan Air Permukaan Kegiatan Peternakan Ayam PT. Ciomas Adisatwa – Farm Gambirono



Gambar 1.19 Unit Proses Pengolahan Pada IPAL Domestik



1-27



STANDAR TEKNIS Pembuangan Air Limbah Ke Badan Air Permukaan Kegiatan Peternakan Ayam PT. Ciomas Adisatwa – Farm Gambirono



1.3.1.6 Pengelolaan Lumpur Dan/atau Gas Yang Dihasilkan Proses pengolahan lumpur dan gas yang dihasilkan dari masing-masing instalasi pengolahan air limbah dijelaskan pada uraian di bawah ini. 1. Pengelolaan Lumpur Endapan lumpur akan dihasilkan dari serangkaian proses pengolahan air limbah dari masing-masing unit proses. Pengolahan lumpur pada IPAL Produksi dan IPAL domestik direncanakan sebagai berikut : a. Endapan lumpur pada Bak Penampung akan diangkat secara manual, dan dikeringkan, selanjutnya lumpur yang telah dikeringkan tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pupuk. b. Endapan lumpur dari masing-masing unit pengolahan pada IPAL Produksi masuk ke Bak Pengurasan. Secara periodik akan dilakukan pengurasan melalui pipa washout. Endapan lumpur pada Bak Pengurasan ini akan dibersihkan, dengan cara diangkat secara manual, dan selanjutnya dikeringkan. Endapan lumpur yang telah kering tersebut akan dikumpulkan pada lokasi pengumpulan lumpur di sekitar IPAL Produksi. c. Endapan lumpur dari masing-masing kompartemen pada IPAL Domestik Biofilter akan dibersihkan, dengan cara pengurasan melalui pipa drain. Endapan lumpur tersebut selanjutnya dikeringkan, dan akan dikumpulkan pada area di sekitar IPAL Domestik. 2. Pengelolaan Gas Gas metan, gas amonia, dan gas H2S akan dihasilkan dari proses pengolahan air limbah secara biologi anaerob pada Bak Anaerob baik pada IPAL Produksi maupun pada IPAL Domestik. Pengelolaan gas dilakukan dengan cara mengeluarkan gas tersebut melalui pipa pengeluaran gas.



1-28



STANDARTEKNIS



PembuanganAir LimbahKe BadanAir Permukaan KegiatanPeternakanAyamPT.CiomasAdisatwa– FarmGambirono



Gambar 1.20Layout PengolahanAir Limbah 1-29



STANDAR TEKNIS Pembuangan Air Limbah Ke Badan Air Permukaan Kegiatan Peternakan Ayam PT. Ciomas Adisatwa – Farm Gambirono



1.3.2 Rencana Pemantauan Lingkungan 1.3.2.1 Titik Penaatan (Outlet) Pengolahan air limbah pada Farm Gambirono dilakukan pada IPAL Produksi dan IPAL Domestik, sehingga Titik Penataan (Outlet) mencakup pada outlet masing-masing IPAL tersebut. Lokasi titik koordinat penaatan air limbah ditampilkan pada Tabel berikut. Tabel 1.10 Lokasi Titik Penaatan No



Titik



1



Titik Penaatan 1



Outlet IPAL Produksi



Koordinat LS BT 8°11'40.87"S 113°31'03.57"E



2



Titik Penaatan 2



Outlet IPAL Domestik



8°11'49.15"S



Keterangan



113°31'04.12"E



1.3.2.2 Titik Pembuangan Air Limbah (Outfall) Pembuangan air limbah yang telah diolah ke badan air permukaan dilakukan melalui saluran pembuangan (saluran outfall). Lokasi titk pembuangan air limbah disampaikan pada Tabel berikut. Tabel 1.11 Lokasi Titik Pembuangan Air Limbah No



Titik



1



Titik Outfall



Keterangan Saluran Pembuangan



Koordinat LS 8°11'35.40"S



BT 113°31'05.12"E



1.3.2.3 Titik Pemantauan Badan Air Permukaan Badan air permukaan yang menjadi penerima adalah sungai yang terletak di sebelah utara lokasi kegiatan. Pemantauan badan air dilakukan pada upstream dan downstream yang berjarak kurang lebih 200 m dari titik pembuangan (outfall). Titik pemantauan badan air permukaan disampaikan pada Tabel berikut. Tabel 1.12 Lokasi Titik Pemantauan Badan Air Permukaan No



Titik



Keterangan



1 2



AS-1 AS-2



Upstream Downstream



Koordinat LS BT 8°11'32.08"S 113°31'10.91"E 8°11'35.47"S 113°30'58.55"E



1-30



STANDAR TEKNIS Pembuangan Air Limbah Ke Badan Air Permukaan Kegiatan Peternakan Ayam PT. Ciomas Adisatwa – Farm Gambirono



Gambar 1.21 Titik Pembuangan Air Limbah (Outfall) dan Pemantauan Badan Air Permukaan



1-31



STANDAR TEKNIS Pembuangan Air Limbah Ke Badan Air Permukaan Kegiatan Peternakan Ayam PT. Ciomas Adisatwa – Farm Gambirono



1.3.2.4 Mutu Air Limbah Yang Dipantau A. Mutu Air Limbah Air limbah yang telah diolah akan dipantau kualitas atau mutu airnya secara periodik, untuk mengetahui kinerja masing-masing instalasi pengolahan air limbah yang dioperasikan. Mutu air limbah yang dipantau baik air limbah produksi maupun air limbah domestik ditampilkan pada Tabel berikut. Tabel 1.13 Mutu Air Limbah yang Wajib Dipantau No



Satuan



Kadar Maksium



mg/L mg/L mg/L mg/L –



100 200 100 25 6–9



Liter/ekor/hari



1



– mg/L mg/L



6–9 30 100



mg/L mg/L mg/L L/orang/hari



30 5 10 100



Parameter



A



Mutu Air Limbah Produksi



1 2 3 4 5



BOD COD TSS Ammonia Total (NH3-N) pH



6 B 1 2 3



Volume limbah maksimum Air Limbah Domestik pH BOD COD



4 5 6 7



TSS Minyak dan Lemak Ammonia Debit



B. Metode Pengambilan Contoh Uji Metode pengambilan dan pengujian mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI) atau standar internasional lainnya yang relevan. 1. Metode pengambilan contoh uji Metode pengambilan contoh uji air limbah produksi dan air limbah domestik adalah sebagai berikut. Tabel 1.14 Metode Pengambilan Contoh Uji Air Limbah No



Air Limbah



Metode Pengambilan Contoh Uji



1



Air Limbah Produksi



SNI 6989.59:2008



2



Air Limbah Domestik



SNI 6989.59:2008



Keterangan Air dan air limbah – Bagian 59: Metode pengambilan contoh air limbah Air dan air limbah – Bagian 59: Metode pengambilan contoh air limbah



1-32



STANDAR TEKNIS Pembuangan Air Limbah Ke Badan Air Permukaan Kegiatan Peternakan Ayam PT. Ciomas Adisatwa – Farm Gambirono



2. Metode pengujian Metode pengujian kualitas air limbah produksi dan air limbah domestik dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 1.15 Metode Pengujian Kualitas Air Limbah No



Air Limbah dan Parameter



Metode Pengambilan Contoh Uji



Keterangan



A 1



Air Limbah Produksi BOD SNI 6989.72:2009



2



COD



SNI 6989.73:2019



Air dan air limbah – Bagian 73: Cara uji Kebutuhan Oksigen Kimiawi (Chemical Oxygen Demand/COD) dengan refluks tertutup secara titrimetri



3



TSS



SNI 6989.3:2019



Air dan air limbah – Bagian 3 : Cara uji padatan tersuspensi total (Total Suspended Solids, TSS) secara gravimetri



4



Ammonia Total (NH3-N)



SNI 06-6989.302005



Air dan air limbah – Bagian 30 : Cara uji kadar amonia dengan spektrofotometer secara fenat



5



pH



SNI 6989.11:2019



Air dan air limbah – Bagian 11 : Cara uji derajat keasaman (pH) dengan menggunakan pH meter



B



Air Limbah Domestik



1



pH



SNI 6989.11:2019



2



BOD



SNI 6989.72:2009



Air dan air limbah – Bagian 11 : Cara uji derajat keasaman (pH) dengan menggunakan pH meter Air dan air limbah – Bagian 72: Cara uji Kebutuhan Oksigen Biokimia (Biochemical Oxygen Demand/BOD)



3



COD



SNI 6989.73:2019



Air dan air limbah – Bagian 73: Cara uji Kebutuhan Oksigen Kimiawi (Chemical Oxygen Demand/COD) dengan refluks tertutup secara titrimetri



4



TSS



SNI 6989.3:2019



Air dan air limbah – Bagian 3 : Cara uji padatan tersuspensi total (Total Suspended Solids, TSS) secara gravimetri



5



Minyak dan Lemak



SNI 6989.10-2011



Air dan air limbah – Bagian 10 : Cara uji minyak dan lemak secara gravimetri



6



Ammonia



SNI 06-6989.302005



Air dan air limbah – Bagian 30 : Cara uji kadar amonia dengan spektrofotometer secara fenat



Air dan air limbah – Bagian 72: Cara uji Kebutuhan Oksigen Biokimia (Biochemical Oxygen Demand/BOD)



1-33



STANDAR TEKNIS Pembuangan Air Limbah Ke Badan Air Permukaan Kegiatan Peternakan Ayam PT. Ciomas Adisatwa – Farm Gambirono



1.3.2.5 Mutu Air Pada Badan Air Permukaan Yang Dipantau A. Mutu Air Badan Air yang Wajib Dipantau Parameter air badan air yang wajib dipantau adalah parameter-parameter air limbah yang masuk ke badan air, yaitu pH, BOD, COD, TSS, Ammonia, serta parameter Minyak dan Lemak. B. Baku Mutu yang Diacu Baku Mutu air badan air mengacu pada Lampiran VI Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, yaitu untuk Air Kelas II karena badan air ini belum ditetapkan kelasnya. Baku mutu air badan ditampilkan pada Tabel berikut. Tabel 1.16 Baku Mutu Air Badan Air No



Parameter



1



pH



2 3 4 5 6



BOD COD TSS Ammonia Minyak dan Lemak



Satuan



Kadar Maksium







6–9



mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L



3 25 50 0,2 1



C. Metode Pengambilan Contoh Uji Metode pengambilan dan pengujian mutu air permukaan juga harus mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI) atau standar internasional lainnya yang relevan. 1. Metode pengambilan contoh uji Metode pengambilan contoh uji air badan air permukaan mengacu pada SNI 6989.57:2008 yang berjudul: Air dan air limbah – Bagian 57: Metode pengambilan contoh air permukaan. 2. Metode pengujian Metode pengujian kualitas air badan air permukaan pada masingmasing parameter yang wajib dipantau selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 1.17 Metode Pengujian Kualitas Air Limbah No 1



Air Limbah dan Parameter pH



Metode Pengambilan Contoh Uji SNI 6989.11:2019



Keterangan Air dan air limbah – Bagian 11 : Cara uji derajat keasaman (pH) dengan menggunakan pH meter



1-34



STANDAR TEKNIS Pembuangan Air Limbah Ke Badan Air Permukaan Kegiatan Peternakan Ayam PT. Ciomas Adisatwa – Farm Gambirono



2



BOD



Metode Pengambilan Contoh Uji SNI 6989.72:2009



3



COD



SNI 6989.73:2019



Air dan air limbah – Bagian 73: Cara uji Kebutuhan Oksigen Kimiawi (Chemical Oxygen Demand/COD) dengan refluks tertutup secara titrimetri



4



TSS



SNI 6989.3:2019



Air dan air limbah – Bagian 3 : Cara uji padatan tersuspensi total (Total Suspended Solids, TSS) secara gravimetri



5



Ammonia



SNI 06-6989.302005



Air dan air limbah – Bagian 30 : Cara uji kadar amonia dengan spektrofotometer secara fenat



6



Minyak dan Lemak



SNI 6989.10-2011



Air dan air limbah – Bagian 10 : Cara uji minyak dan lemak secara gravimetri



Air Limbah dan Parameter



No



Keterangan Air dan air limbah – Bagian 72: Cara uji Kebutuhan Oksigen Biokimia (Biochemical Oxygen Demand/BOD)



1.3.2.6 Frekuensi Pemantauan Frekuensi pemantauan mutu air limbah dan mutu air badan air dapat dilihat pada Tabel di bawah ini. Tabel 1.18 Frekuensi Pemantauan Mutu Air No 1 2 3



Jenis Pemantauan Pemantauan mutu air limbah produksi Pemantauan mutu air limbah domestik Pemantauan mutu air badan air pemrukaan



Frekuensi Pemantauan Setiap 1 bulan sekali Setiap 1 bulan sekali Setiap 6 bulan sekali



1.3.3 Sistem Penanggulangan Keadaan Darurat Penanganan keadaan darurat pada IPAL Produksi dan IPAL Domestik dilakukan untuk beberapa kondisi keadaan darurat, seperti mutu air yang melebihi baku mutu, suplai energi listrik padam, kebocoran atau kerusakan pada unit proses, serta terjadinya kecelakaan pada unit IPAL. Sistem tanggap darurat IPA yang direncanakan ditampilkan pada Tabel berikut ini. Tabel 1.19 Rencana Tanggap Darurat IPAL No 1



Jenis Keadaan Darurat Mutu air limbah melebihi baku mutu



Penanganan 1) Periksa air limbah influent yang masuk ke IPAL, dan lakukan penanganan sesuai penyimpangan yang ditemukan. 2) Periksa proses yang berlangsung di IPAL. Lakukan penanganan sesuai penyimpangan yang ditemukan.



1-35



STANDAR TEKNIS Pembuangan Air Limbah Ke Badan Air Permukaan Kegiatan Peternakan Ayam PT. Ciomas Adisatwa – Farm Gambirono



No



Jenis Keadaan Darurat



Penanganan 3) Periksa seluruh mesin dan peralatan IPAL. Lakukan penanganan sesuai penyimpangan yang ditemukan. 4) Melakukan penutupan outlet saluran IPAL 5) Melakukan penghentian sementara proses produksi



2



Listrik padam



3



Kebocoran/kerusakan pada unit proses



4



Kecelakaan di unit IPAL



Jika suplai listrik dari genset tidak berjalan otomatis, segera hubungi Bagian Maintenance. 1) Hentikan proses IPAL dihentikan sementara. 2) Periksa dan perbaiki pada unit yang mengalami kebocoran/kerusakan setelah kondisi aman. 1) Beri pertolongan pertama 2) Segera rujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk memperoleh pertolongan medis lanjutan



Rencana tanggap darurat IPAL tersebut selanjutnya akan dituangkan dalam SOP, yang akan disusun oleh Bagian Lingkungan dan K3, dan ditanda tangani oleh manajemen puncak Farm Gambirono.



1.3.4 Internalisasi Biaya Lingkungan Biaya yang diperlukan untuk pengelolaan dan pemantauan lingkungan terutama dalam pengendalian pencemaran air dari proses konstruksi hingga operasional dan pemeliharaan selama masa investasi (10 tahun) diprakirakan sebesar 1,5 miliar, atau 10% dari biaya investasi. Estimasi biaya pembangunan dan operasional IPAL selama masa konstruksi ditampilkan pada Tabel berikut. Tabel 1.20 Estimasi Biaya Pembangunan dan Operasional IPAL selama Masa Investasi (10 Tahun) No



Satuan



Volume



Biaya Satuan (Rp)



Total Biaya (Rp)



1



Konstruksi IPAL



Paket



1



100.000.000



100.000.000



2



Pengoperasian IPAL



Tahun



10



100.000.000



1.000.000.000



3



Pemeliharaan IPAL



Tahun



10



25.000.000



250.000.000



4



Tanggap Darurat



Paket



1



15.000.000



15.000.000



5



Pengembangan Tek. & SDM



Tahun



10



15.000.000



Jumlah



150.000.000 1.515.000.000



1.3.5 Periode Waktu Uji Coba Pembangunan IPAL direncanakan pada tahun 2022 bersamaan dengan konstruksi jaringan air limbah dari masing-masing sumber air limbah. Setelah pembangunan IPAL selesai akan dilakukan uji coba (commissioning) IPAL untuk mengetahui kesiapan operasional. Jadwal pembangunan dan uji coba IPAL disampaikan pada Tabel berikut.



1-36



STANDAR TEKNIS Pembuangan Air Limbah Ke Badan Air Permukaan Kegiatan Peternakan Ayam PT. Ciomas Adisatwa – Farm Gambirono



Tabel 1.21 Jadwal Pembangunan dan Uji Coba IPAL No 1 2 3 4 5



Tahapan / Kegiatan



Juni 2022 M-1



M-2



M-3



Juli 2022 M-4



M-1



M-2



M-3



M-4



Konstruksi IPAL Pemeriksaan Fisik Uji Kebocoran Uji Aliran Uji Pengolahan



1-37