Citrus Maxima Jeruk Bali [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENELITIAN MATA KULIAH : MORFOLOGI DAN ANATOMI TUMBUHAN Dosen : Dr. Isna Arofatun Nikmah, S.Si, M.Si Dr.rer.nat. Mo Awwanah, S.Si, M.Sc Dr. Mentari Putri Pratami, S.Si, M.Si



Citrus maxima



Hammanda Aura Dewi



(320200301013)



Mohammad Wahyu Saputra (320200301015) Rigo Ginting



(320200301019)



Sadina Tahara Jusivani



(320200301020)



Wina Nur Saputri



(320200301025)



Program Studi Biologi Fakultas MIPA Militer UNIVERSITAS PERTAHANAN 2021



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jeruk bali [Citrus grandis (L.) osbeck] memiliki nama lain C. maxima(Burm.) Merr., C. decumana L., C. aurantium var. grandis L. dan C. aurantium var. decumana L. (Manner et al., 2006). Tanaman ini termasuk famili Rutaceae, subfamili Aurantioidae (Niyomdham, 1992; Setiawan, 1999), genus Citrus, sub suku (sub-tribe) Citrinae, yang dicirikan oleh buah hesperidium, kulit keras dan kaku yang mengelilingi bagian dalam buah dan kantong jus (Hamilton et al., 2008). Adanya kulit yang keras dan kaku ini melindungi buah dari kerusakan selama penanganan pascapanen dan pengeringan selama penyimpanan (Albrigo dan Carter, 1977). Jeruk bali banyak tumbuh di berbagai negara di Asia Tenggara, memiliki ciri buah terbesar jika dibandingkan dengan buah jeruk lainnya, dengan diameter yang dapat mencapai lebih dari 12 inchi. Kulit buahnya berwarna kuning atau hijau, daging buah berwarna putih, krem, merah muda sampai merah, dengan rasa buah dengan perimbangan manis dan masam. Buah jeruk bali juga merupakan sumber gizi yang baik karena memiliki kandungan vitamin C dan antioksidan yang tinggi (Rahman et al., 2003; Xu et al., 2008 dalam Pichaiyongvongdee dan Haruenkit, 2009). Tinggi tanaman jeruk bali pada saat berproduksi optimal sekitar 5-15 m, memiliki batang yang kokoh dengan diameter berkisar antara 10-30 cm. Percabangannya rendah dan tidak beraturan (Morton, 1987). Citrus maxima (jeruk bali) merupakan salah satu tumbuhan yang berdaun majemuk menyirip beranak daun satu. B. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui dan mempelajari struktur anatomi dan morfologi jeruk bali (Citrus maxima) 2. Mengetahui keberadaan modifikasi epidermis pada tanaman jeruk bali (Citrus maxima) C. Rumusan Masalah 1. Sebutkan bukti keberadaan jeruk bali memiliki modifikasi epidermis 2. Bagaimanakah perbedaan struktur anatomi dan morfologi tumbuhan jeruk bali (Citrus maxima) dengan spesies lain dari famili jeruk-jerukan (Citrus sp.)



D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai data informasi keragaman struktur Citrus sebagai materi dalam mempelajari anatomi dan morfologi tumbuhan. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai data pengetahuan terkait dengan struktur anatomi ditinjau dari tiga jenis sayatan, yaitu sayatan radial, transversal dan tangensial.



BAB II METODE Alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain mikroskop cahaya, silet, pipet, object glass, dan cover glass. Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain spesimen pohon Citrus maxima dan anilin. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menyiapkan semua alat dan bahan, kemudian membersihkan spesimen agar lebih mudah dalam eksekusinya. Masingmasing anggota kelompok mendapat pembagian tugas. Ada yang bagian morfologi, bagian anatomi akar, batang, daun, biji, bunga, dan buah. Ketika pengamatan morfologi, detail dari setiap bagiannya harus diamati dengan teliti. Kemudian untuk pengamatan anatomi, spesimen harus disayat sesuai sayatan yang ingin diteliti. Setelah itu, diletakkan pada object glass dan diteteskan anilin secukupnya. Cover glass ditempatkan di atasnya dengan sudut 45° agar tidak terbentuk gelembung udara yang akan mempengaruhi hasil pengamatan. Langkah terakhir adalah dokumentasi dan pengamatan tiap strukturnya.



BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identifikasi morfologi dan anatomi akar jeruk bali (Citrus maxima) Morfologi akar



Gambar 1 Morfologi akar Citrus maxima



Sistem perakaran tanaman jeruk bali adalah akar tunggang, dengan memiliki satu pangkal utama serta akan bercabang ke arah samping. Ukuran akar tunggang utama mencapai 1 meter di dalam tanah, akan tumbuh dengan kondisi tanah subur dan gembur. Bagian-bagian dari Akar tanaman jeruk bali yang diamati secara Morfologi: 1. Leher akar/ pangkal akar (Collum), bagian akar yang bersambungan dengan pangkal batang; 2. Ujung akar (apex radicalis), bagian akar yang paling muda dan terdiri dari jaringan yang masih tumbuh; 3. Batang akar (Corpus radicis), bagian yang terdapat antara leher dan ujung akar; rambut akar;



4. Cabang-cabang akar (radix lateralis), bagian akar yang tidak langsung bersambungan dengan pangkal batang, tetapi tumbuh dari akar pokok, dan masingmasing dapat bercabang lagi. Karakteristik ujung akar tunggang ditutup dengan tudung akar yang berlendir, berfungsi sebagai pelindung akar agar tidak mudah patah saat menembus tanah. Pada ujung akar terdiri dari sel-sel muda yang senantiasa membela dan menjadi titik tumbuh tanaman jeruk tersebut. Pada gambar hasil penelitian terlihat bagian-bagiannya diantaranya leher akar, batang akar, cabang akar, dan ujung akar. Semua bagian itu memilki fungsi masingmasing yang saling berkesinambungan untuk kelangsungan hidupnya. Anatomi akar



Gambar 2 Anatomi akar Citrus maxima



Pada penelitian ini bagian akar yang diambil untuk diamati adalah bagian ujung akar cabang dari akar tunggang, anatomi yang terlihat pada preparat akar cabang ini, jika dilihat dari luar ke dalam diantaranya hypodermis, epidermis, korteks, endodermis, perisikel, jaringan pengangkut (xilem dan floem). Keunikan dalam preparat ini yakni pada berkas pengangkut bertipe pentaarch, xylem yang membentuk pentaarch sedangkan floem terdapat diluar lekukan . Itu yang menjadi pembeda antara akar ini dan akar lain. Hipodermis berada di bawah epidermis. Endodermis berada di bawah perisikel.



B. Identifikasi Anatomi dan Morfologi batang jeruk bali (Citrus maxima) Morfologi batang



Gambar 3 Morfologi akar Citrus maxima



Bentuk batang tanaman jeruk bali yaitu bulat, memiliki mata tunas, serta permukaan kulit batang sedikit kasar dan berduri. Tinggi batang tanaman jeruk bali sekitar 1 meter serta warnanya beragam tergantung jenis tanaman jeruk tersebut. Tanaman jeruk bali yang kami amati memiliki batang yang tergolong dalam batang berkayu (lignosus), yaitu batang yang biasanya keras dan kuat, karena sebagian besar terdiri dari kayu. Batangnya berbentuk bulat (teres), berduri (spinosus) pendek, kaku dan juga tajam. Selain itu arah tumbuh batangnya mengangguk (nutans), dimana batangnya tumbuh tegak lurus ke atas tetapi ujungnya lalu membengkok kembali ke bawah. Bentuk batang tanaman jeruk bali yaitu bulat, memiliki mata tunas, serta permukaan kulit batang sedikit kasar dan berduri. Tinggi batang tanaman jeruk bali sekitar 1 meter serta warnanya beragam tergantung jenis tanaman jeruk tersebut. Batang tanaman agak kuat, garis tengah 10-30 meter, berkulit agak tebal, kulit bagian luar berwarna coklat kekuningan, bagian dalam berwarna kuning. Pohon jeruk mempunyai banyak cabang yang terletak saling berjauhan dan merunduk pada bagian ujungnya. Cabang yang masih muda bersudut dan berwarna hijau, namun lama-lama menjadi berbentuk bulat dan berwarna hijau tua. Tanaman citrus memiliki batang yang tergolong



dalam batang berkayu (lignosus), yaitu batang yang biasanya keras dan kuat, karena sebagian besar terdiri dari kayu. Batangnya berbentuk bulat (teres), berduri (spinosus) pendek, kaku dan juga tajam. Selain itu arah tumbuh batangnya mengangguk (nutans), dimana batangnya tumbuh tegak lurus ke atas tetapi ujungnya lalu membengkok kembali ke bawah. Anatomi batang  Sayatan transversal / melintang cabang batang jeruk bali (Citrus maxima)



Gambar 4 Anatomi transversal akar Citrus maxima



Sayatan melintang dilakukan dengan cara bagian tanaman disayat tegak lurus dengan sumbu horizontal dari bagian tanaman. bagian yang digunakan seperti cabang batang. Tujuan dari pengamatan ini adalah untuk melihat susunan jaringan tumbuhan. Berdasarkan percobaan yag dilakukan pada Sabtu, 8 Mei 2021 didapatkan hasil struktur anatomi jeruk bali (Citrus maxima) mengalami pertumbuhan sekunder, hal ini dibuktikan dengan adanya struktur floem sekunder setelah korteks dan cambium pada sayatan melintang batang cabang, floem sekunder terlihat berwarna hijau gelap. Namun, tidak terlihat adanya struktur floem primer pada tumbuhan ini, hal ini dapat terjadi bila cambium melakukan pembelahan keluar sehingga floem primer semakin lama semakin tipis dan terdorong keluar, sehingga dalam preparat ini, floem primernya tidak teramati dan hanya struktur floem sekunder yang teramati. Selain itu, pertumbuhan tumbuhan ini mengalami pertumbuhan anomali karena ketidakjelasan penempatan berkas pembuluh. Berikut penjelaan berbagai struktur anatomi yang teramati pada sayatan melintang cabang batang jeruk bali, yaitu :







Epidermis: Epidermis pada batang merupakan suatu jaringan sel hidup di luar batang yang tersusun pada dinding sel yang tipis. Epidermis pada batang tersebut biasanya menutupi organ pada tumbuhan.







Korteks: Korteks pada batang itu berada pada lapisan epidermis.







Endodermis: Endodermis pada batang berada dibawah permukaan lapisan epidermis







Floem: Floem pada batang menyusun sel yang melingkupi berbagai sel-sel serat floem serta juga komponen pembuluh yakni sebagai penyalur makanan pada tumbuhan.







Xylem: Sel penyusun xylem ini melingkupi elemen trakea, serat xilem serta juga parenkim xilem. Xylem memiliki fungsi sebagai penyalur air dan juga mineral dari akar ke daun dan terletak pada bagian dalam berkas pembuluh atau juga di bagian dalam cambium. Xilem pada tumbuhan berbunga mempunyai dua tipe sel, yakni trakeid dan juga unsur pembuluh. Kedua tipe sel tersebut merupakan sel mati.



 Sayatan radial / membujur cabang batang jeruk bali (Citrus maxima)



Gambar 5 Anatomi radial akar Citrus maxima



Sayatan radial dilakukan dengan cara bagian tanaman dipotong langsung pada bagian tengah dan sejajar dengan sumbu utama (vertical). Sayatan digunakan untuk mengamati struktur parenkim  radial (sel baring dan sel tegak). Berdasarkan percobaan yang dilakukan pada Sabtu, 8 Mei 2021 didapatkan hasil struktur anatomi jeruk bali (Citrus maxima) memiliki jejari xylem dan trakea. Berkas-berkas vaskuler dipisahkan antara berkas satu dengan berkas lainnya oleh deretan sel-sel parenkima



secara radial yang disebut jejari empulur. Sel-sel jejari empulur biasanya memanjang pada arah radial. Fungsi utama jejari empulur yaitu untuk pengangkutan makanan dan air secara radial dalam batang dan untuk penyimpanan makanan. Didalam bagian jejari empulur, terdapat bagian yang disebut trakea. Trakea adalah sekumpulan sel-sel yang dinding sel lateralnya mengalami penebalan oleh lignin (zat kayu), sedangkan bagian ujung atas dan bawahnya mengalami perforasi (pelubangan) sehingga berhubungan dengan sel-sel sejenis di atas dan bawahnya, membentuk pipa kapiler memanjang.  Sayatan tangensial cabang batang jeruk bali (Citrus maxima)



Gambar 6 Anatomi tangensial akar Citrus maxima



Sayatan tangensial dilakukan dengan cara,bagian tanaman dipotong tegak lurus terhadap bagian radial longitudinal dan tidak sampai bagian tengah organ. bagian yang digunakaan dapat berupa batang, rhizoma dan lain-lain. pada bagian batang sayatan ini digunakan untuk mengamati struktur vessel, trakeid, parenkim aksial. Berdasarkan percobaan yang dilakukan pada Sabtu, 8 Mei 2021 didapatkan hasil struktur anatomi jeruk bali (Citrus maxima) memiliki tiga struktur yang terlihat, yaitu jejari xylem, parenkim dan trakea. Pada sayatan tangensial terlihat bahwa jarijari kayu Citrus maxima tersusun atas 3-5 lapis sel. Tipe yang demikian dinamakan jari-jari multiseriate (Cutler, 2007). Sel-sel parenkima biasanya teratur bentuknya, berbentuk membulat dengan dinding tipis dan tidak terlalu memanjang ke segala arah, sel hidup dan mengandung cukup protoplasma. Bilamana terkena sinar, parenkima mengembangkan kloroplas dan disebut sel-sel klorenkima. Oleh karena itu sel-sel klorenkima merupakan salah satu tipe khusus sel parenkima. Sel-sel parenkima dalam



korteks batang begitu dekat dengan sinar sehingga sebagian atau semuanya mengembangkan kloroplas dan melakukan fotosintesis. Sel-sel parenkima yang bengkak akibat tekanan turgor sering membantu dalam menimbulkan kekauan suatu organ. Fungsi sel-sel parenkima ini penting dalam batang sukulen dan dalam bagianbagian muda batang tumbuhan berkayu sebelum jaringan mekanik kuat berkembang. Sel-sel parenkima membantu pengangkutan air dan makanan dengan lambat. Terkait dengan korteks batang, jelaslah bahwa air yang diterima oleh kolenkima dan epidermis harus disalurkan melalui parenkima. Parenkima adalah jaringan penyimpan yang khusus pada tumbuhan. Analisis perbandingan struktur anatomi dan morfologi batang jeruk bali dan jeruk siam  Morfologi Jeruk Siam (Citrus nobilis Lour.) mempunyai ciri khas kulit buahnya tipis (sekitar 2 mm), permukaanya halus, licin mengkilap dan menempel lekat pada daging buahnya. Dasar buahnya berleher pendek dengan puncak berlekuk. Tangkai buahnya pendek dengan panjang sekitar 3 cm dan berdiameter 2,6 mm. Biji buahnya berbentuk ovoid, warnanya putih kekuningan dengan ukuran sekitar 0,9 cm x 0,6 cm, dan jumlah biji perbuahnya sekitar 20 biji. Daging buahnya lunak dengan rasa manis dan harum. Lebih menarik lagi, produksi buahnya cukup lebat dengan berat per buah sekitar 75,6 gram. Satu pohon rata-rata dapat menghasilkan sekitar 7,3 kg buah. Biasanya sudah dapat dipanen pada bulan Mei-Agustus. Batang tanaman jeruk berkayu dan keras, batang jeruk tumbuh tegak dan memiliki percabangan serta ranting yang jumlahnya banyak sehingga dapat membentuk mahkota yang tinggi.



 Perbandingan sayatan melintang jeruk bali dan jeruk siam



xilem



floem



Serat floem



Gambar 7 Anatomi transversal akar Citrus nobilis



Sel xilem jeruk siam pada helaian daun, tangkai daun dan ranting tidak mengalami perubahan anatomi, di duga disebabkan oleh ketebalan dinding sel dan patogen hidup di dalam sel floem sehingga tidak menyebabkan perubahan anatomi pada sel xilem. Sel xilem merupakan sel yang berbentuk cincin dan berdinding tebal (Susanti dkk, 2014). Sel epidermis tangkai daun jeruk siam berbentuk lempengan dan sel korteks berbentuk polygonal tanpa pati. Sel floem tangkai daun jeruk siam berbentuk segi enam (heksagonal) dan sel xylem berbentuk cincin.



C. Identifikasi Anatomi dan Morfologi daun jeruk bali (Citrus maxima)



Morfologi Seperti pada analisis tumbuhan biasanya, kami mengamati struktur secara morfologis dan anatomisnya. Morfologi adalah penampakan atau tampilan luar dari suatu tanaman yang dapat diamati secara langsung oleh mata tanpa memerlukan alat bantu (makroskopis). Sedangkan anatomi, atau yang bisa disebut histologi, adalah penampakan atau tampilan bagian dalam dari suatu tanaman yang tidak dapat diamati secara langsung oleh mata sehingga memeerlukan alat bantu (mikroskopis).



Gambar 8 Morfologi daun Citrus maxima



Morfologi daun jeruk yang teramati antara lain petiol, pangkal daun, axil, tepi daun, tulang daun, cabang tulang daun, dan ujung tulang daun. Spesimen yang digunakan memiliki panjang sekitar 1 meter, berbentuk oval dan ada juga bentuknya menyerupai buah pir. Daun jeruk Bali berbentuk bulat telur (ellips) sampai jorong. Pada permukaan daun terdapat bintik-bintik kelenjar minyak. Bentuk daun bagian terlebarnya berada di tengah lamina dengan jenis orbicularis (bulat/bundar). Ujung daun runcing (acutus). Pangkal daun meruncing (acuminatus). Ibu tulang daun membagi helai daun secara simetris. Bentuk tulang daunnya menyirip tipe craspedodromus. Tepi daun berombak (repandus). Daging daun tipis lunak (herbaceus). Permukaan daun licin (laevis) dan mengkilat (nitidus). Tipe daun majemuk menyirip beranak daun satu (unifoliolatus). Warna daun suatu jenis



tumbuhan dapat berubah menurut kedaan lingkungannya dan berkorelasi dengan persediaan air dan makanan serta penyinaran. Pada umumnya warna daun pada sisi atas dan bawah jelas berbeda, sisi atas tampak lebih hijau, mengkilap dan licin jika dibandingkan dengan warna sisi bawah daun (Adelia et al, 2017). Kami membandingkan morfologi daun Citrus maxima dengan Citrus aurantiifolia (jeruk nipis) dan Citrus hystrix (jeruk purut).



Gambar 9 Morfologi daun Citrus aurantiifolia dan Citrus hystrix



Perbedaan yang terlihat antarspesies namun masih satu famili ini adalah Citrus hystrix memiliki anak daun yang lebih besar daripada daun Citrus aurantiifolia dan Citrus maxima. Kemudian tepi daun Citrus aurantiifolia dan Citrus hystrix beringgit, sedangkan Citrus maxima memiliki tepi daun berombak (repandus). Cabang tulang daun pada Citrus maxima jaraknya lebih renggang daripada Citrus aurantiifolia dan Citrus hystrix. Ujung daun Citrus maxima berbentuk runcing (acutus), ujung daun Citrus hystrix berbentuk tumpul (obtusus), ujung daun Citrus aurantiifolia berbentuk membulat (rotundatus). Persamaan dari daun ketiga spesies jeruk ini adalah warna daun, dan terdapatnya bintik-bintik kelenjar minyak, tipe daun majemuk menyirip beranak daun satu, aging daun tipis lunak (herbaceus), permukaan daun licin (laevis) dan mengkilat (nitidus). Anatomi



Pada pengamatan anatomi, kami menggunakan dua jenis sayatan. Yaitu sayatan transversal (melintang) dengan perkenaan pada tulang daun dan radial (membujur) dengan perkenaan pada permukaan bagian bawah daun. Sayatan transversal akan menunjukkan susunan berkas pengangkut, sedangkan sayatan radial permukaan bawah akan menunjukkan bagian epidermis daun.



Gambar 10 Anatomi transversal akar Citrus maxima



Gambar tersebut menginterpretasikan dengan jelas adanya berkas pengangkut yang tersusun dan berada pada tulang daun. Anatomi tulang daun yang teramati adalah kutikula, epidermis atas, korteks, floem, xilem, empulur, epidermis bawah, selsel parenkim, dan sel-sel kolenkim. Sel kolenkim memiliki dinding yang lebih tebal daripada sel parenkim. Xilem tersusun atas trakeid. Kutikula tersusun atas lapisan lilin.



Gambar 11 Penampang membujur permukaan bawah daun Citrus maxima perbesaran 10x10



Gambar 12 Penampang membujur permukaan bawah daun Citrus maxima perbesaran 40x10



Gambar 13 Skema struktur stomata



Morfologi daun jeruk yang teramati antara lain stomata yang bertipe parasitik, yakni sel penjaga bergabung dengan sel tetangga, sumbu bujurnya sejajar sumbu sel tetangga. Kemudian sel epidermis yang terdiri dari beberapa sel sekretori, berfungsi untuk sekresi zat yang menimbulkan bau khas pada daun, serta stomata yang berfungsi untuk pertukaran udara. Tingkat kerapatan stomata berpengaruh pada fotosintesis dan transpirasi. Tanaman yang mempunyai kerapatan stomata yang tinggi akan memiliki laju transpirasi yang lebih tinggi daripada tanaman dengan kerapatan stomata yang rendah (Rezkianti et al, 2016). Daun tanaman yang tumbuh pada lingkungan kering dan dibawah cahaya dengan intensitas tinggi cenderung memiliki stomata yang banyak. Stomata berkembang dari sel protoderma. Kerapatan stomata disebabakan oleh faktor genotipe dan eksternal seperti pencahayaan, suhu,



kelembaban dan air (Adelia et al, 2017). Bagian-bagian stomata yang terlihat adalah stoma, inner wall guard cell, guard cell (sel penjaga), dan sel epidermis yang mengelilinginya. B. Bunga, Buah, Biji



Gambar 14 Morfologi bunga Citrus maxima



Gambar 14 Morfologi buah Citrus maxima



Gambar 14 Morfologi biji Citrus maxima



Bunga beraturan berbentuk anak payung, tandan atau malai, umumnya berkelamin dua. Kelopak bunga berjumlah empat sampai lima ada yang berlekatan atau tidak, berwarna hijau, mahkota bunga kebanyakan berjumlah empat sampai lima dan berdaun lepas berwarna putih. Benang sari berjumlah empat sampai lima atau delapan sampai sepuluh jarang enam dan jarang lebih dari sepuluh. Kepala sari berjumlah dua. Tonjolan dasar bunga beringgit atau berlekuk di dalam benang sari. Bakal buah menumpang tergolong dalam kelompok buah sejati tunggal berdaging. Dinding buah mempunyai lapisan kulit luar yang tipis, kaku agak menjangat dan mengandung banyak kelenjar minyak atsiri, mula-mula berwarna hijau setelah masak warnanya berubah menjadi kuning atau jingga, lapisan ini berubah menjadi kuning atau jingga, lapisan ini disebut flavedo. Lapisan tengah bersifat seperti spons terdiri dari jaringan bunga karang yang berwarna putih, lapisan ini disebut albedo. Lapisan dalam bersekat-sekat sehingga terbentuk beberapa ruangan. Dalam ruangan terdapat gelembung-gelembung yang berair yang disebut juice sac. Biji biji terdapat bebas diantara gelembung-gelembung tersebut, Placenta axillaris. Bentuk buah bervariasi antara bulat, oval dan memanjang (Sarwono, 1986).



BAB IV KESIMPULAN A. Simpulan Struktur morfologi dan anatomi teramati lengkap. Dari akar hingga tajuk (struktur vegetatif). Namun karena spesimen yang digunakan masih muda dan belum pada masa aktif bereproduksi, maka tidak ditemukan struktur generatif (bunga, buah, biji) pada spesimen jeruk bali atau Citrus maxima. Maka dari itu kami menggunakan studi literatur untuk mempelajari struktur generatifnya. Pada epidermis daun yang teramati terdapat sel-sel sekretori yang fungsinya untuk mengeluarkan zat yang berbau atau wangi yang khas. Stomata yang diperoleh bertipe parasitik. Spesies yang memiliki beberapa kemiripan antara lain Citrus nobilis, Citrus aurantiifolia, dan Citrus hystrix. Namun ketiganya memiliki perbedaannya masing-masing, oleh karenanya beda spesies namun satu genus atau satu famili. B. Saran Penelitian ini sebaiknya dipersiapkan jauh-jauh hari agar lebih matang. Kemudian alat dan bahan yang digunakan kurang lengkap sehingga interpretasi dari hasilnya tidak sepenuhnya sesuai dengan harapan.



BAB V DAFTAR PUSTAKA 1) Adelina SO, Adelina E, Hasriyanty. (2017). "Identifikasi morfologi dan anatomi jeruk lokal (Citrus sp.) di Desa Doda dan Desa Lempe Kecamatan Lore 2)



Tengah Kabupaten Poso". Agrotekbis; 5(1):58-65.



3) Albrigo LG, Carter RD. 1977. Injury for Citrus Fruits in Relation to Processing. Di dalam: Nagy S, Shaw PE and Veldhuis MK, editor. Citrus Science and Technology. Connecticut: AVI Publishing Co. 4) Cutler, D. F. 2007. Plant Anatomy:An Applied Approach. Blackwell Publishing. New York 5) Hamilton KN, Ashmore SE and Drew RA. 2008. Morphological characterization of seeds of three Australian wild Citrus species (Rutaceae): Citrus australasica F. Muell., C. inodora F.M. Bailey and C. garrawayiF.M. Bailey . Genet Resources Crop Evol 55: 683-693. 6) Manners, HI, Buker RS, Smith VE, Ward D, Elevitch CR. 2006. Citrus (citrus) and Fortunela (kumquat). Species Profiles for Pacific Island Agroforestry Ver 2.1. Traditional Tree Initiative 7) Morton JF. 1987. Pummelo. Di dalam: Dowling CF. Fruits of Warm Climates. Miami, FL: Media, Inc., Greesboo, N.C. hlm 147–151 8) Niyomdham, C. 1992. Citrus maxima (Burm.) Merr. InE.W.M. Verheij, E. Coronel (Eds.). Edible Fruits and Nuts: Plant Resources of South-East Asia2. Prosea Foundation, Bogor, Indonesia 9) Rahman MM, Rabbani MG, Khan ASMMR, Ara N, Rahman MO. 2003. Study on physio-morphological characteristics of different local pummelo accessions. Pak J Biol Sci 6:1430-1434. 10) Rezkianti V, Maemunah, Lakani I. (2016). "Identifikasi morfologi dan anatomi jeruk lokal (Citrus sp.) di Desa Hangira dan Desa Baleura Kecamatan Lore Tengah Kabupaten Poso". Agrotekbis ; 4(4):412-418. 11) Sarwono, B. (1986). Jeruk Nipis dan pemanfaatannya. 12) Susanti, Heni., Mukarlina dan Riza Linda.2014. Anatomi Daun dan Ranting Citrus nobilis L. var. microcarpa yang Terserang Citrus Vein Phloem Degeneration. Jurnal Protobiont. Vol. 3 (3) : 51 –55