CJR Apresiasi Tari [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

CRITICAL JURNAL REPORT Moh. Rondhi “Apresiasi Seni dalam Konteks Pendidikan Seni” Jurnal Imajinasi Vol XI No 1-Januari 2017



AIDIL PRASETIYO 2162151007 KELAS : B



JURUSAN SENI RUPA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN



2018



i



PENGANTAR



Critical Jurnal Report merupakan salah satu tugas dari mata kuliah wajib yang penulis tuangkan dalam lembaran kerja ini. Tentunya dalam mengkritik jurnal, penulis mengkritik jurnal ini dengan membandingkannya terhadap dau jurnal lainnya. Adapun identitas jurnal utama dan pembanding adalah sebagai berikut: Penulis



: Moh. Rondhi



Judul jurnal



: “Apresiasi Seni dalam Konteks Pendidikan Seni”



Tahun



: 2017



Volume



: Vol XI No 1-Januari 2017



Tujuan dari penulisan Critical Jurnal Report ini, adalah untuk mengetahui hal hal apa aja yang terkait dalam jurnal yang dikritik. Setiap jurnal juga memiliki keunggulan dan kelemahan. Oleh karena itu Critical Jurnal Report ini sangat membantu dalam hal analisis setiap isi dari jurnal itu sendiri. Bisa kemutakhiran masalah, kohesi dan koherensi penelitian dan masih banyak lagi dalam konsep keunggulan dan kelemahan jurnal. Dalam mengkritisi jurnal ini, penulis bersyukur kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan Critical Jurnal Report ini. Penulis juga berterima kasih kepada dosen pembimbing, Bapak Drs. Iskandar Muda M. Sn yang telah memberikan ketersediaan waktunya dalam hal membimbing penulis agar dapat menyelesaikan Critical Jurnal Review ini dengan sistematika yang kompleks. Penulis tau bahwa dalam penulisan Critical Jurnal Report ini juga tidak lepas dari beberapa kesalahan - kesalahan dalam proses penulisannya. Karena kita ketahui sendiri bahwa setiap di dalam penulisan karya tulis tentunya tidak luput dari kesalahan – kesalahan yang menyususnnya.



ii



Penulis juga mengharapkan saran yang membangun dari para pembaca agar penulisan Critical Jurnal Review ini dapat mendekati kesempurnaan dalam penulisannya dan hal ini berlaku juga untuk kedepannya dalam penulisan Critical Jurnal Report berikutnya. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terkait dalam penulisan Critical Jurnal Report ini. Medan, 23 April 2018



Penulis



iii



DAFTAR ISI



PENGANTAR ....................................................................................................... ii DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv BAB I : RINGKASAN JURNAL ......................................................................... 1 A. Abstrak ........................................................................................................ 1 B. Pendahuluan ................................................................................................ 1 C. Isi ................................................................Error! Bookmark not defined. BAB II : KEUNGGULAN PENELITIAN .......................................................... 5 A. Kegayutan Antar Elemen ............................................................................ 5 B. Originalitas Temuan .................................................................................... 5 C. Kemutakhiran Masalah ............................................................................... 6 D. Kohesi dan Koherensi Isi Penelitian ........................................................... 6 BAB III : KELEMAHAN PENELITIAN ........................................................... 8 A. Kegayutan Antar Elemen ............................................................................ 8 B. Originalitas Temuan .................................................................................... 8 C. Kemutakhiran Masalah ............................................................................... 9 D. Kohesi dan Koherensi Isi Penelitian ........................................................... 9 BAB IV : IMPLIKASI ........................................................................................ 10 A. Implikasi Terhadap Teori .......................................................................... 10 B. Implikasi Terhadap Program Pembangunan di Indonesia ........................ 10 C. Implikasi Terhadap Pembahasan dan Analisis .......................................... 10 BAB V : PENUTUP ............................................................................................ 12 A. Kesimpulan ............................................................................................... 12



iv



B. Saran .......................................................................................................... 13 PUSTAKA ............................................................................................................ 14



v



BAB I RINGKASAN JURNAL A. Abstrak Kegiatan mengapresiasi karya seni baik terhadap karya buatan teman sendiri maupun karya buatan seniman profesional sangat penting dalam upaya untuk mendapatkan pengalaman estetik dan juga mengembangkan kepribadian siswa. Dengan demikian kegiatan apresiasi seni merupakan kegiatan penting di dalam pendidikan seni. Persoalan yang muncul adalah bagaimana pembelajaran apresiasi seni tersebut dilaksanakan di sekolah. Berkaitan dengan kegiatan apresiasi sebagian ahli mengatakan bahwa apresiasi seni harus dilakukan dengan sikap tanpa pamrih, namun ahli lain mengatakan bahwa sikap tanpa pamrih tersebut hanyalah mitos. Di dalam hal menanggapi sebuah karya seni ada dua sikap yaitu sikap apresiatif dan sikap kritis. Sikap apresiatif adalah sikap tanpa pamrih terhadap benda atau karya seni, sedangkan sikap kritis adalah sebaliknya yaitu penonton berharap memperoleh sesuatu yang berharga dari sebuah karya seni. B. Pendahuluan Pendidikan seni di sekolah antara lain bertujuan untuk memberi bekal kepada siswa dengan berbagai kompetensi baik di bidang penciptaan maupun apresiasi. Kegiatan berkesenian meliputi kegiatan penciptaan karya seni yang biasanya dilakukan oleh seniman dan kegiatan penerimaan hasil ciptaan tersebut oleh masyarakat atau penonton. Kegiatan mencipta karya seni sering disebut dengan kegiatan berekspresi atau berkreasi, sedangkan kegiatan penerimaannya biasa disebut dengan kegiatan menikmati atau mengapresiasi karya seni. Menikmati karya seni sebenarnya merupakan salah satu sisi dari kegiatan mengapresiasi karya seni sebab bisa jadi seorang penonton tidak bisa menikmati karya seni yang ia tonton karena suatu hal misalnya karena tidak suka atau karena tidak berselera.



1



Kemampuan seseorang di dalam menikmati sebuah karya seni banyak ditentukan oleh aspek baik pengetahuan, sikap, dan kemauan seorang penonton terhadap sebuah karya seni. Kecuali itu mengapresiasi sebuah karya seni juga ditentukan oleh faktor objek yang diamati yaitu bentuk karya seni tersebut. Kegiatan mengapresiasi karya seni baik terhadap karya buatan teman sendiri maupun karya buatan seniman profesional sangat penting dalam upaya untuk mendapatkan pengalaman estetik dan juga untuk mengembangkan kepribadian siswa. Dengan demikian kegiatan apresiasi seni merupakan kegiatan penting di dalam pendidikan seni. Persoalan yang muncul adalah bagaimana pembelajaran apresiasi seni tersebut dilaksanakan di sekolah. C. Pembahasan 1. Konsep Seni



Seni adalah hasil karya manusia atau hasil ungkapan jiwa manusia, tetapi tidak semua hasil ciptaan manusia bisa disebut sebagai karya seni atau dikategorikan sebagai seni karena memang tidak semua hasil karya manusia dimaksudkan sebagai karya seni. Menurut Dickie (dalam Desmond, 2011: 40), sebuah karya ciptaan manusia mendapat predikat sebagai karya seni jika dengan sengaja dibuat untuk dinikmati atau diapresiasi oleh masyarakat. Sebagian orang juga berpendapat bahwa karya seni adalah ciptaan manusia yang karena kualitasnya dapat menimbulkan pengalaman estetik bagi para pengamatnya. Pengalaman estetik tersebut diperoleh penonton ketika ia berhadapan dengan bentuk yang estetik. Bentuk yang estetik adalah bentuk karya seni atau bentuk alam yang mampu menimbulkan pengalaman estetik bagi siapa saja yang melihatnya. Menurut Dickie (lihat Desmond, 2011: 40) karya seni adalah sebuah karya ciptaan manusia yang disajikan kepada sekelompok orang yang telah siap dalam batas tertentu untuk memahami karya tersebut. Seseorang akan bisa memahami sebuah karya seni jika orang tersebut memiliki dan menggunakan pranata yang sama dengan pranata pencipta karya seni



2



tersebut. Antara seniman dan penonton harus menggunakan pranata yang sama atau hidup di dalam atmosfir kesenian yang sama sehingga keduanya bisa saling memahami dan saling menghargai. Atmosfir yang sama inilah yang kemudian disebut dunia seni (artworld). 2. Pendidikan Seni Menurut Herbert Read (1970: 208), ada tiga aspek dalam pendidikan seni yang terwujud dalam tiga kegiatan yang berbeda meskipun seringkali tidak bisa dipisahkan, yaitu: pertama adalah kegiatan berekspresi diri (self-expression), kegiatan mengamati (observation), dan kegiatan mengapresiasi (appreciation). Berekspresi diri merupakan kebutuhan yang ada di dalam diri setiap orang atau siswa untuk mengungkapkan, menyatakan dan mengkomunikasikan pikiran, perasaan, atau emosinya pada orang lain. Kegiatan berekspresi ini menurut Herbert Read sulit bahkan tidak bisa diajarkan. Penerapan standar eksternal, teknik maupun bentuk tertentu dapat menjadi hambatan dan bisa menimbulkan frustrasi pada diri anak. Guru dalam hal ini hanyalah bisa menunggu, membantu atau memberi inspirasi. Sikap apresiatif ini mengajarkan pada siswa bahwa seni sebagai ekspresi apapun bentuk dan pesan yang dikandungnya layak untuk dihargai. Apresiasi seni juga mampu membuat orang bersimpati kepada orang lain, bertoleransi, dan menghargai hasil pekerjaan dari orang lain. Dalam konteks apresiasi ini maka orang akan berpendapat bahwa semua karya seni mempunyai nilai positif atau semua karya seni mengandung nilai estetis yang patut dihargai. 3. Konsep Pendidikan Seni Apresiasi berarti penghargaan atau proses yang dilakukan seseorang dalam rangka menemukan atau menentukan harga atau nilai dari sesuatu benda atau peristiwa. Nilai adalah suatu kualitas atau potensi yang ada pada benda atau peristiwa yang dianggap berharga bagi penilai. Setiap benda atau peristiwa kecuali mempunyai nilai intrinsik juga mempunyai nilai ekstrinsik. Nilai intrinsik adalah nilai yang melekat pada sesuatu yg dinilai sedangkan nilai ekstrinsik adalah nilai yang berada di luar sesuatu yang menjadi objek penilaian. Sebuah nilai ada yang bersifat kuantitatif dengan skala pengukuran tertentu namun nilai juga bisa bersifat kualitatif tanpa skala pengukuran tertentu.Penilaian atau apresiasi dapat ditujukan pada benda alam dan juga pada benda atau peristiwa yang dibuat oleh manusia. Dengan demikian maka apresiasi dapat diarahkan pada alam dan juga pada karya ciptaan manusia. Sebagian orang juga berpikir bahwa apresiasi seni adalah urusan pribadi yang harus dinikmati dalam suatu ‘keheningan’. Mereka percaya bahwa masalah



3



apresiasi itu berkaitan dengan pilihan individu yang berkaitan dengan selera pribadi. Pendapat tersebut memberi dukungan terhadap kata-kata klise bahwa keindahan itu tidak terletak pada objek tetapi pada mata pengamat (Desmond, 2011: 2). Karya seni dan maknanya tergantung pada penonton di dalam menafsirkannya. Dengan demikian nilai atau makna sebuah karya seni keberadaannya tergantung pada interpretasi penoton. Sesuai dengan pandangan tersebut maka tidak ada nilai intrinsik di dalam sebuah karya seni, tetapi yang ada adalah nilai ekstrinsik yang disampirkan penonton terhadap karya seni tersebut. 4. Apresiasi Seni sebagai Aktivitas dalam Pendidikan Seni Pendidikan estetik yang bertujuan untuk mengembangkan pengalaman estetik itu tentu saja sangat relevan baik bagi pencipta karya seni maupun masyarakat yangakan mengapresiasi karya seni. Seni sebagai ekspresi memang tidak selalu mengandung nilai estetik terutama seni yang ada di era postmodern ini, namun semua karya seni apapun bentuknya pasti mengandung makna. Menurut Danto (lihat Desmond, 2011: 42) hampir semua benda mengandung makna estetik termasuk juga benda non seni, oleh karena itulah dibutuhkan sebuah kepandaian untuk membedakan mana yang disebut seni dan mana yang bukan seni. Dari sini jelas bisa dikatakan bahwa kontribusi seorang penonton terhadap hasil kreasi seniman cukup besar. Penonton yang lebih banyak dipengaruhi oleh struktur estetik dan kurang memperhatikan aspek bentuk dari suatu karya seni maka ia akan menghadapi kesulitan untuk mendapatkan pengalaman estetik yang hampir semuanya ditentukan oleh penonton itu sendiri. Seniman dalam hal ini hanya memberi sumbangan yang sangat sedikit dan terkesan kurang bertanggung jawab terhadap karyanya itu. Sebaliknya jika penonton terlalu memperhatikan aspek bentuk karya yang ia amati maka ia akan mendapatkan sebuah mengalaman estetik yang identik. Penonton meskipun memiliki kematangan, budaya, dan keinginan yang berbeda, jika ia lebih mementingkan soal bentuk dari pada isi maka hasil pengamatannya hampir tidak berbeda.



4



BAB II KEUNGGULAN PENELITIAN



A. Kegayutan Antar Elemen Maksud dari kegayutan antar elemen adalah elemen - elemen yang saling berpegang satu sama lainnya. Di dalam jurnal ini peneliti menuliskan bahwa setiap elemen - elemen tulisan saling medukung satu sama lain seperti antara penjelasan dan gambar yang digunakan oleh peneliti. Jika dilihat secara jeli, jurnal ini memiliki kelengkapan kutipan – kutipan mengenai apresiasi seni. Seperti pada bagian “pembahasan” jurnal jurnal ini sangat mengedepankan analisis dari apresiasi itu sendiri. Dijelaskan bahwa di dalam jurnal, menikmati karya seni tentu dipengaruhi oleh selera dan cita rasa penonton bahkan dipengaruhi juga oleh pengetahuan dan pemahamannya. Meskipun demikian sebuah representasi dan kualitas ekspresif tentu tidak ada dalam sebuah masakan.Masakan tidak bisa mereprsentasikan nilai kebenaran atau sesuatu yang universal seperti halnya pada sebuah karya seni. Jadi, peenggunaan kata dan kalimat di dalam jurnal ini sangat dapat mudah dipahami karean kalimatnya sedikit menggunakan bahasa ilmiah. Setelah apresiasi, di dalam jurnal ini juga dilanjutkan dengan kesimpulan berikutnya agar kejelasan isi jurnal lebih dapat terlihat dan lebih mudah dipahami. Simpulan di dalam jurnal menggunakan bahasa yang baku dan terkesan tidak membual B. Originalitas Temuan Penelitian ini disusun secara sistematis dan disukung oleh beberapa sumber yang telah terbukti konsep - konsepnya. Di dalam jurnal ini, peneliti membuat penelitian dengan pengkajian kompleks yang ternayata sangat sesuai fakta dan sangat mudah dimengerti. Ide yang terdapat dalam jurnal utama ini memang pernah disinggung sebelumnya, namun diperhatikan lebih dalam lagi,



5



tentunya penelitian di jurnal ini lebih sedikit di ulas dalam penelitian lainnya yang mana sudah terlihat secara umum. Selain itu temuan masalah yang baru juga ada di dalam jurnal ini, seperti kenyataan bahwa apresiasi yang merupakan ilmu meghargai seni dihubungkan dengan kutipan - kutipan yang tertera pada jurnal dan dibahas secara padat dan jelas di dalam jurnal. Jadi penelitian yang terdapat di dalam jurnal ini sangat cocok dibahas karena permasalahan ini memiliki solusi agar menjadi pembantu



dalam



permasalahan



menilai



penelitian



berikutnya



untuk



mematahkan hipotesis dan memperkuat data kajian yang dapat dipahami dalam menilainya. C. Kemutakhiran Masalah Dalam hal ini, kemutakhiran masalah merupakan kebaruan dalam masalah tersebut dan apakah ada hubungannya dengan masa kini. Masalah dalam jurnal ini terbilang baru karena sebelumnya telah dijelaskan salah satu masalah yang dituangkan dalam jurnal ini adalah analisis Apresiasi Seni sebagai Aktivitas dalam Pendidikan Seni dan dihubungkan dengan kepustakaan yang relevan sehingga dapat terpercaya. Selain itu, o analisis seperti ini tentunya sangat berhubungan langsung dengan seni rupa dan di dalam jurusan lainnya sedikit disinggung. Tentunya hal ini menambah nilai plus pada jurnal bahwa jurnal ini merupakan suatu penelitian yang bersifat baru sehingga masalah yang terdapat di dalam penelitian ini sangat mutakhir. D. Kohesi dan Koherensi Isi Penelitian Kohesi dan koherensi maksudnya adalah keterkaitan antar unsur di struktur jurnal dan penguraian konsep - konsep yang mempunyai hubungan yang logis. Dalam hal ini, keterkaitan antar unsur - unsur yang terdapat dalam jurnal sangat berkaitan dan didukung oleh fakta - fakta yang menarik seperti hubungan antara kajian apresiasi dalam konteks pendidikan dengan salah satu



6



mata pelajaran yang berhubungan dengan kesenirupaan dalam seni budaya sekolah menengah Observasi yang dilakukanpun memberikan wawasan kepada pembaca dan menerangkan elemen - elemen apa saja yang terdapat pada observasi analisis tersebut serta perannya sesuai dengan fakta observasi. Penyususnan kalimat sangat padu dalam penyusunan jurnal ini. Dibuktikan dengan adanya hubungan antar kalimat yang saling berhubungan melalui teori, konsep dan sebagainya.



7



BAB III KELEMAHAN PENELITIAN



A. Kegayutan Antar Elemen Kegayutan antar elemen dalam jurnal ini memiliki kelemahan dimana uraian dari beberapa elemen hanya dijelaskan secara singkat sehingga pembaca tidak mengetahui bahwa elemen - elemen tersebut sangat berkaitan satu sama lainnya yang terlihat pada bagian analisis yang hanya terdiri atas satu kajian saj. Sudah tentu hal ini menjadi nilai minus utk jurnal ini. Jika melihat ini bagian halaman, jurnal ini tidak memiliki urutan pada bagian subbabnya, sehingga terkesan sulit dibaca mengingat jurnal ini adalah jurnal elektronik yang mana harus menggunakan tombol scroll di komputer untuk melihat lampirannya. Dalam keteraturan penulisan kepustakaan, jurnal ini memiliki rata kiri saja, sehingga sulit dibaca memiliki kesan kurang ditelaah lebih lanjut dalam penyusunannya. Seharusnya hal ini lebih diperhatikan karena kajian pustaka metupakan hal penting di dalam jurnal. B. Originalitas Temuan Ada beberapa temuan yang sepertinya dianggap kurang original karena tidak didukung oleh beberapa gambar dalam pembahasan ornameen pada dua masjid yang dianalisis. Gambar yang dilampirkan dalam pembahasan ini tidak ada sama sekali dan yang terdapat hanya tulisan – tulisan saja yang berisi cuplikan – cuplikan dari pustaka saja. Oleh karena itu bisa saja pembaca merasa bahwa tulisan tersebut tidak menarik. Untuk ide dari jurnal utama, sebenarnya permasalahan ini telah disinggung pada beberapa penelitian walau tidak banyak. Seharusnya lebih baik lagi jika ide yang tertulis di dalam jurnal merupakan permasalahan baru yang lebih kekinian sehingga dapat menjadi pemicu berkembangan sosuli untuk masalah yang baru tersebut. 8



C. Kemutakhiran Masalah Berangkat dari poin sebelumnya, masalah ini kurang bersifat kekinian karena wajar jika apresiasi selalu berdekatan denan konteks pendidikan, apalagi pada pendidikan perguruan tinggi serta kajian yang kurang saling berhubungan dengan fakta observasi yang didapat. Jurnal ini kurang kekinian jika



dibandingkan



dengan



penelitian



lainnya



karena



jurnal



ini



permasalahannya mengarah ke permasalahan apresiasi pada konteks pendidikan, yang mana masalah tersebut saat ini sangat banyak digunakan namun permasalahannya lebih terkhusus lebih mendetail. Didlihat dari halaman 14 sampai 15, terdapat kesalahan sistematis penulisan. Yaitu susunan kalimat pada kedua halaman terlihat berbeda. Artinya ini memberi kesan bahwa jurnal ini tidak rapi dan kurang diperhatikan ketika menyususnnya. Sehingga, memberi nilai minus pada jurnal ini. D. Kohesi dan Koherensi Isi Penelitian Walau susunan jurnal utama dapat dimengerti, namun tidak menutup kesalahan dalam jurnal ini. Dilihat dari jurnal ini, kesistematisannya terlihat kurang. Karena pelampiran gambar yang sama sekali tidak terdapat. Seharusnya diberi gambar agar dapat mengetahui isi jurnal sehingga lebih menarik dibaca Walau ini kesalahan kecil, tentunya memberi kesan pada jurnal ini bahwa jurnal ini tidak direview lagi sebelumnya.



9



BAB IV IMPLIKASI



A. Implikasi Terhadap Teori Penggunaan teori yang dilampirkan dalam jurnal ini sangat mebantu dalam penyusunannya. Teori - teori yang telah dijelaskan sebelumnya dan telah dibahas dan dalam jurnal utama ini lebih penyusunan teori tersusun singkat padat dan jelas serta disukung oleh gambar. Pembahasan dalam jurnal ini pun memperkuat teori teori sebelumnya seperti yang telah dikemukakan oleh para ilmuan. B. Implikasi Terhadap Program Pembangunan di Indonesia Dalam hal pembangunan di Indonesia, jurnal ini juga sangat membantu karena terdapat permasalahan - permasalahan yang cocok dibahas untuk bidang seni rupa, tertuang dalam jurnal ini dan dibahas serta bagaimana solusi kedepannya yang terdapat pada kesimpulan. Jurnal ini juga memiliki fakta yang lumayan kuat, sehingga ketika pembaca membaca jurnal ini, pembaca akan merasa bahwa apa yang telah ditulis dalam jurnal ini adalah benar karena didukung oleh fakta - fakta yang kuat seperti hasil observasi peneliti, sehingga menambah wawasan kepada pembaca akan hal ini. Selain itu, pembahasan dalam jurnal ini sangat membantu mahasiswa bidang pendidikan seni rupa dalam memahami lebih dalam mengenai cara – cara dalam menulis hasil penelitian serta memberikan pencerahan dalam perhitungan yang kompleks.. C. Implikasi Terhadap Pembahasan dan Analisis Sesuai dengan judulnya, pembahasan daam jurnal ini tertulis jelas dan lumayan akurat. Sebagaimana peran setiap elemen - elemen yang tertuang serta dibuktikan dengan observasi peneliti. Peneliti juga menganalis peran elemen tersebut dan permasalahan dalam jurnal ini dan solusi dalam permasalahan yang tertuang pada kesimpulan jurnal. Selain itu jurnal ini cocok untuk dianalisis kembali oleh mahasiswa agar menambah wawasan mereka



10



dalam hal critical jurnal review. Dalam penelitian ini juga tertuang pembahasan mengenai apresiasi untuk pelajaran seni budaya kepada para siswa.



11



BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Apresiasi seni pada umumnya adalah kegiatan seseorang mempersepsi karya seni untuk mendapatkan pengalaman estetik. Kegiatan ini kecuali mampu mendidik anak untuk menghargai ciptaan orang lain juga melatih anak untuk bersikap toleran dan saling menghormati sehingga mampu menjalin kehidupan yang harmonis di masyarakat. Karya seni sebagai ekspresi pikiran, perasaan, dan kemauan seseorang, sudah selayaknya jika karya seni tersebut didekati dengan pikiran perasaan dan kemauan penonton secara terbuka tanpa pamrih untuk mendapatkan nilai yang terkandung di dalam karya seni tersebut. Beberapa sikap atau strategi yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan keguna- annya di dalam mengapresiasi karya seni antara lain: dengan sikap empati (empathy), ataudenganmengambiljarakpsikhis(psychic distance), bisa juga dengan melakukan penyatuan dan penggabungan (fusion and funding), atau dengan mempertimbangkan aspek ketertutupan dan Gestalt (closure and Gestalt). Beberapa sikap dan strategi tersebut bisa dipilih oleh penonton sesuai dengan minat dan kemauan masing-masing. Masih banyak yang perlu dibicarakan ha-hal yang berkaitan dengan kegiatan apresiasi seni khususnya tentang pelaksanaannya melalui pendidikan seni. Jurnal ini jika dilihat melalui perspektif kelebihan sangat cocok untuk dijadikan pustaka kajian dalam membuat laporan penelitian berikutnya. Sementara dari kelemahan jurnal, memang jurnal ini tidak luput dari beberapa keseslahan. Namun kelebihan dari jurnal lebih kuat kesannya sehingga kelemahan di dalam jurnal ini terbilang kesalahan yang masih bisa di toleril. Seain itu, implikasi terhadap beberapa konsep yang terdapat di dalam jrunal juga memiliki kecendrungan positif di dalam penulisannya sehingga benar – benar cocok dijadikan pustaka dalam menulis hasil peneitian berikutnya yang linear.



12



B. Saran Saran yang dapat penulis berikan dalam penyususunan jurnal ini adalah sebaiknya halaman dalam penulisan jurnal harus terdapat di dalam jurnal, Karena jurnal ini merupakan jurnal penelitian yang memang pada hakikatnya menggunakan halaman ketika menuliskan penelitian dalam pengumpulan data. Selain itu, masih banyak pula kelemahan – kelemahan yang terdapat di dalam jurnal yang sebaiknya lebih diperhatikan agar dalam penulisan jurnal berikutnya, kelemahan – kelemahan seperti ini dapat diminimalisir. Selain itu, penulis juga membutuhkan saran yang membangun dari pembaca agar dalam penyusunan karya tulis Critical Jurnal Report berikutnya dapat menuju ke arah yang lebih baik mengingat setiap karya tulis tidak luput dari beberapa kelemahan – kelemahan yang terkandung didalamnya.



13



PUSTAKA



research-dashboard.binus.ac.id



14