CJR Bahasa Indo [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

CRITICAL JURNAL REVIEW



NAMA



MAHASISWA : DIKY SANDRO SILITONGA



NIM



: 5181250001



MATA KULIAH



: PEND. BAHASA INDONESIA



PROGRAM STUDI SI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS NEGERI MEDAN MEDAN 2019



KATA PENGANTAR Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya sehingga saya masih diberikan kesempatan untuk dapat menyelesaikan Critical Jurnal Report ini dengan judul “Perencanaan Bahasa Indonesia”. Kritik Jurnal ini saya kerjakan guna memenuhi penyelesaian tugas pada mata kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia. Semoga Kritik Jurnal ini dapat menambah wawasan dan pengatahuan bagi para pembaca. Saya menyadari bahwa Critical Jurnal Review ini masih banyak memiliki kekurangan baik dari segi penulisan maupun segi penyusunan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun akan saya terima dengan senang hati demi perbaikan Critical Jurnal Review selanjutnya. Semoga Critical Jurnal Review ini bisa memberikan informasi mengenai Pendidikan Bahasa Indonesoa dan bermanfaat bagi para pembaca. Akhir kata saya sampaikan Terimakasih.



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I : PENDAHULUAN A. RASIONALISASI PENTINGNYA CJR B. TUJUAN PENULISAN CJR C. MANFAAT CJR D. IDENTITAS JURNAL



BAB II : RINGKASAN ISI JURNAL A. RINGKASAN JURNAL UTAMA B. RINGKASAN JURNAL PEMBANDING



BAB III : KEUNGGULAN PENELITIAN A. B. C. D.



KEGAYUTAN ANTAR ELEMEN ORIGINALITAS TEMUAN KEMUKTAHIRAN MASALAH KOHESI DAN KOHERESI ISI PENELITIAN



BAB IV : PENUTUP A. KESIMPULAN B. SARAN



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Penulisan CJR Review jurnal atau hasil dari penelitian termasuk salah satu bentuk penugasan yang penting dalam kurikulum KKNI .Tujuan dari review jurnal atau hasil dari penelitian sendiri adalah untuk mempermudah dalam membahas inti hasil penelitian ataupun jurnal yang telah ada. Review jurnal ataupun review hasil penelitian merupakan salah satu strategi untuk bisa mempermudah memahami inti dari jurnal ataupun dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Oleh sebab itu, setiap mahasiswa harus memiliki kompetensi untuk membaca serta menganalisis agar jurnal ataupun hasil penelitian yang dibahas dapat dipahami sepenuhnya oleh mahasiswa. 1.2 Tujuan Penulisan CJR 1. Menambah wawasan pembaca Pendidikan Bahasa Indonesia. 2. Meningkatkan motivasi pembaca dalam memahami lebih dalam mengenai ‘Perencanaan bahasa Indonesia. 1.3 Manfaat Penulisan CJR 1) Bagi Penulis : 



Memenuhi Tugas Mata Kuliah Peendidikan bahasa Indonesia.







Melatih kemampuan penulis dalam mengkritisi suatu jurnal.







Menumbuhkan pola pikir kreatif dalam membandingkan jurnal.







Memberikan sebuah kesimpulan setelah membaca jurnal.



b) Bagi Pembaca : Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai jurnal dan cara menyimpulkan sebuah jurnal.



1.4 IDENTITAS JURNAL Jurnal Utama



Judul jurnal : Perencanaan Bahasa Indonesia Dalam Era Globalisasi



Penulis : Kasno A.S dan M. Noor Anzali Tahun : 2015 Volume : Volume 1, Nomor 2, Desember 2015 Jenis Jurnal : Jurnal Pujangga Penerbit : UNAS Jurnal Pembanding



Judul jurnal : Media Televisi, Pemertahanan Dan Perencanaan Bahasa Indonesia Penulis : I Komang Sulatra Tahun : 2015 Volume : Vol 6 No 2 (2014): Sphota Jenis Jurnal : Jurnal Linguistik dan Sastra Penerbit : STIBA Saraswati Denpasar



BAB II RINGKASAN ISI JURNAL



Jurnal Utama 1.1 Perencanaan Bahasa Indonesia Dalam Era Globalisasi



PENDAHULUAN Era globalisasi akan menyentuh semua aspek kehidupan, termasuk bahasa. Bahasa yang semakin mengglobal dipakai dan diyakini oleh masyarakat pemakai bahasa Inggris. Bahasa Inggris merupakan bahasa Internasional yang pemkainya lebih dari satu miliar. Akan tetapi, bukan hanya bahasa Inggris saja melainkan juga bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional dan bahasa negara Republik Indoneisa mempunyai fungsi yang mencakup segala aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Sehubungan dengan itu, sebagaimana yang dikemukakan oleh Sudarsono (2000: 5) menyatakan bahwa Pemantapan bahasa Indonesia sebagai sarana pembangunan bangsa dalam era globalisasi masih atau mampu berperan tidak saja sebagai simpul konvergensi dan kekuatan sinergis bagi keanekaragaman dan perkenalan ragam budaya, adat-istiadat, dan kebiasaan hidup masyarakat dan bangsa kita, tetapi juga sebagai sarana komunikasi yang andal dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, sosial, politik, dan budaya dalam pengertian yang seluas-luasnya. Hakikat Perencanaan Bahasa Menurut Haugen (1966:52) seorang akademikus yang pertama kali memperkenalkan istilahlanguage planning dalam perencanaan bahasa, memberikan definisi bahwa perencanaan bahasa adalah evaluasi dari perubahan bahasa. Perencanaan itu tidak semata-mata meramalkan masa depan berdasarkan apa yang diketahui pada masa lampau, tetapi perencanaan tersebut merupakan usaha yang terarah untuk memengaruhi masa depan suatu bahasa. Dalam hal yang sama Moeliono ( 2000: 27—28) menyatakan bahwa perencanaan bahasa Indonesia memiliki tiga dimensi yakni 1) perencanaan yang menyangkut bahasa Indonesia, 2) yang menyangkut bahasa daerah, dan 3) yang menyangkut bahasa asing yang digunakan tujuan tertentu. Berkaitan dengan perencanaan bahasa Indonesia itu, bahwa masyarakat Indonesia dituntut adanya penguasaan bahasa secara fungsional dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa Indonesia menjadi bahasa pengantar pendidikan hendaknya perlu disikapi secara bersistem dan menyeluruh pada semua taraf pendidikan yang mengajarkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu, bahasa Indonesia menjadi wahana ungkapan berbagai cabang seni, misalnya seni suara, seni pentas, dan seni sastra.



Perencanaan bahasa merupakan suatu jenis pembuatan keputusan untuk masa depan yang spesifik yang sesuai dengan kehendak bagi oraganisasi mereka. Oleh karena itu, sebelum perencanaan disusun perlu melakukan analisis kebutuhan agar produk yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan para pengguna bahasa.



Program Strategis 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



Penguatan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar pendidikan Sertifikasi penggunaan bahasa di ruang publik, terutama di wilayah perbatasan Peningkatan mutu dan jumlah karya dan kritik sastra Peningkatan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional Pengembangan bahan ajar kebahasaan dan kesastraan Standardisasi kemahiran berbahasa Indonesia Peningkatan kemahiran membaca, menulis, dan berkomunikasi dalam bahasa Indonesia



pada pendidikan keaksaraan 8. Pelindungan bahasa dan sastra 9. Fasilitasi program studi bahasa dan sastra Indonesia di SMA/MA dan perguruan tinggi.



METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang diterapkan adalah dengan teknik deskriptif kualitatif yakni peneliti sebagai instrumen dapat lebih leluasa memahami masalah yang muncul dan sekaligus menilai keadaan dan mengambil keputusan (Moeleong, 1990: 121—124). Isi teks yang terkait dengan masalahperencanaan bahasa dideskripsikan secara kualitatif. Sampel data adalah buku, artikel, dan internel yang terkait dengan perencanaan bahasa. Data yang terkait dengan perencanaan bahasa kemudian dideskripsikan sesuai dengan ancangan dan langkahlangkah perencanaan bahasa. PEMBAHASAN Berbagai Tantangan dan Upaya Penanggulangannya Masalah pembinaan dan pengembangan bahasa selama ini telah memperlihatkan perkembangan yang menggembirakan. Hal ini tidak berarti di seputar itu tidak ada hambatan atau tantangan yang memerlukan penanganan yang serius. Peningkatan Sumber Daya Manusia



Keberhasilan suatu program dan usaha sangat banyak ditentukan oleh sumber daya manusianya. Keberhasilan pembinaan dan pengembangana bahasa antara lain juga bergantung pada manusia pelaksananya. Sehubungan dengan itu, sosok yang memegang kendali dalam pembinaan dan pengembangan bahasa pada masa-masa mendatang dituntut lebih profesional lagi di bidangnya. Bahasa Asing dan Gengsi Sosial Salah satu butir tujuan pembinaan bahasa Indonesia ialah membina sikap positif terhadap bahasa Indonesia. Hal ini memberikan isyarat bahwa masalah sikap merupakan faktor yang paling menentukan keberhasilan pembinaan tersebut. Dari sikap positif inilah akan tumbuh kecintaan dan kebanggan berbahasa Indonesia. Tentu saja hal ini berkaitan dengan berbagai faktor, misalnya perencanaan yang matang dan menyeluruh, dukungan pemerintah yang optimal, dan keterlibatan masyarakat Indonesia sebagai pemakai dan pemilik bahasa Indonesia. Karena bahasa merupakan hasil budaya, tentu memerlukan waktu yang cukup lama untuk menjadikan bahasa Indonesia sesuai dengan yang kita cita-citakan. Akan tetapi, kalau komitmen kita benar-benar kita jalankan, harapan itu akan terwujud. Jurnal Pembanding 1.2 Media Televisi, Pemertahanan Dan Perencanaan Bahasa Indonesia



I. Pendahuluan Bahasa adalah suatu entitas yang dinamis. Perkembangan bahasa sangat dipengaruhi oleh sifat dan karakter penuturnya. Pada saat penutur sebuah bahasa mempunyai rasa kepemilikan dan mencintai bahasanya maka bahasa tersebut akan berkembang dengan baik. Sebaliknya, apabila para penutur bahasa tidak memiliki rasa cinta dan mulai acuh terhadap bahasanya, maka lambat laun bahasa tersebut akan diambil alih oleh bahasa lain. Dalam perkembangan dunia modern, media massa merupakan salah satu perangkat yang diharapkan dapat berperan penting dalam pemertahanan sebuah bahasa. Hal ini disebabkan karena media massa adalah saluran komunikasi massa (channel of mass communication) (Romly, 2003:5), sehingga bahasa merupakan alat utama yang digunakan



untuk menyampaikan informasi terkait. Menurut Romly (2003), komunikasi massa adalah komunikasi yang berupa penyampaian gagasan, pesan, atau informasi yang ditujukan kepada banyak orang (publik, massa). II. Pembahasan Penelitian bahasa media merupakan sebuah bukti bahwa media massa sangat kaya akan fenomena kebahasaan. Kasmansyah (2003) dalam makalahnya yang berjudul “Mengkaji Ulang Peranan Media Massa dalam Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia” menyebutkan bahwa media massa sangat berperan dalam pembinaan dan pengembangan suatu bahasa. Pastika (2008) dalam artikel berjudul “Bahasa Pijin dan Bahasa Kasar dalam Acara TV Indonesia” menyoroti penurunan bahasa Indonesia dewasa ini dari segi mutu karena penggunaannya hampir tanpa kendali, baik dari segi leksikal, gramatikal, maupun sosial. 2.1 Perencanaan Bahasa Pada prinsipnya semua orang inginmenggunakan bahasa dengan baik dan benar. Baik disesuaikan dengan ranahnya dan benar dalam arti sesuai dengan pola-pola linguistik yang ada. Pada kakikatnya sebuah komunitas memiliki variasi bahasa yang mereka dipilih untuk menyampaikan maksudnya. Kondisi yang tidak baik muncul pada saat sebuah variasi sudah mengarah pada pengacauan bahasa standar. Untuk itulah peranan lembaga kebahasaan sangat diperlukan dalam merencanakan program-program yang dapat memosisikan bahasa standar sebagai sebuah bahasa yang diminati penggunaannya dalam masyarakat. Bahasa Indonesia seperti diketahui bersama telah mengalami sekian proses penstandaran yang membutuhkan banyak waktu dan dana. Oleh karena itu, sangat disayangkan apabila bahasa ini mengalami proses pijinisasi oleh sekelompok penutur. Proses perencanaan bahasa yang diformulasikan oleh Haugen dalam Kaplan (1997) menjadi acuan dalam merumuskan perencanaan bahasa dalam tulisan ini, yaitu sebagai berikut. 1) Seleksi/ pemilihan Tahap ini merupakan tahap pemilihan satu bahasa (atau lebih) atau norma yang akan dibina untuk tujuan tertentu. Pada tahap ini pemerintah sudah melakukan langkah



yang tepat dengan memilih bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional sehingga perlu dilakukan pembinaan agar bahasa Indonesia dapat menjalankan tugas sebagai bahasa nasional. Norma adalah suatu konsep abstrak yang dipilih atau dibentuk sebagai sasaran perencanaan. Dalam hal perencanaan bahasa maka yang dipilih sebagai norma acuan pembinaan adalah bahasa baku, bukan variasinya. 2) Kodifikasi (grafisasi, gramatisasi, dan leksikalisasi) Seiring dengan berjalannya waktu, bahasa Indonesia harus mampu memenuhi kebutuhan zaman. Dalam proses kodifikasi ini, peranan lembaga bahasa sangatlah besar. Bentuk ejaan tetap menjadi salah satu perhatian dalam tahapan ini. Ejaan harus disempurnakan karena merupakan proses standardisasi bahasa tulis. Sehingga terdapat keseragaman ejaan dimasyarakat. Bentuk-bentuk serapan baru harus distandarkan ejaannya, jangan sampai terjadi keberagaman ejaan untuk sebuah kata serapan. Semua rencana yang telah tersusun dilaksanakan oleh pemerintah sebagai pengatur dan lembaga bahasa sebagai pelaksana. Proses pelaksanaan tentunya memerlukan waktu yang cukup panjang dan dana yang cukup besar. Perlu diagendakan di rancangan anggaran pendanaan khusus untuk perencanaan bahasa. 4. Elaborasi/Peluasan (modernisasi istilah, sosialisasi, dan internasionalisasi) Tahap ini melibatkan aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh petugas (baik lembaga maupun individu) yang ditunjuk untuk menyebarkan informasi dan melakukan pembinaan terkait dengan norma-norma yang telah ditetapkan dan penyandian yang telah disusun. Tahap ini berkaitan dengan pembinaan dan pengembangan bahasa sasaran, baik dari segi bentuk maupun fungsinya. Hal ini melibatkan proses sosialisasi. Dalam perencanaan bahasa terdapat proses pemurnian bahasa (language purification). Pemurnian bahasa bertujuan untuk menjaga konsistensi lingustik dan kestandaran sebuah bahasa. Pemurnian bahasa dapat dipilah menjadi dua; Pertama, pemurnian eksternal (external purification) yang dilaksanakan untuk menghilangkan dan menjaga bahasa dari pengaruh asing. Kedua, pemurnian internal (internal purification) berkaitan dengan usaha penegakan penggunaan secara tepat bentuk standar dalam bahasa itu sendiri (Kaplan, 1997: 60).



BAB III KEUNGGULAN PENELITIAN



A. Kegayutan Antar Elemen Kedua jurnal ini sudah saling berkaitan. Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan teori yang ada pada kedua jurnal. Pada jurnal utama hanya menjelaskan mengenai perencanaan bahasa yang ada serta beberapa teori pendukung mengenai pembahasan strategi perencanaan bahasa Indonesia pada saat ini. Sedangkan pada jurnal kedua, penulis mengaitkan perencanaan bahasa tersebut dengan media televisi yang ada dan mengenai pemertahanan bahasa itu sendiri.



B. Originalitas Temuan Hasil penelitian yang dipaparkan oleh penulis juga bersifat original dan memang benar-benar sedang terjadi pada masa kini. Sehingga pada kesimpulan akhir penulis menyampaikan beberapa gagasan pendukung hasil yang ia temukan. C. Kemuktahiran Masalah Masalah yang diangkat oleh penulis sebagai acuan penelitian juga sangat muktahir. Banyak permasalahan mengenai perencanaan bahasa yang terjadi pada masa kini di bahas oleh penulis pada jurnalnya. Pada jurnal tersebut juga penulis memaparkan bukti konkret mengenai masalah apa yang umum terjadi pada masa kini. D. Kohesi dan Koheresi Isi Penelitian Secara umum, kedua artikel secara umum memiliki keserasian hubungan antar unsur yang satu dengan yang lainnya (bersifat kohesi), selain itu isi penelitian tersebut juga tersusun secara selaras dan mendalam.



BAB IV KELEMAHAN PENELITIAN



Kelemahan Jurnal : Menurut saya dalam jurnal yang di review, beberapa data-data yang dimunculkan pada penelitian hanya berupa tulisan dan jarang sekali menyertakan penjelasan pendukung agar memudahkan pembaca dalam memahami jurnal tersebut. Dan pada pembahasan, ada beberapa kata yang sulit dipahami sehingga harus membaca ulang kalimat yang di tuliskan.



BAB V



IMPLIKASI TERHADAP TEORI



A. TEORI Penulis menjelaskan mengenai teori perencanaan bahasa secara terperinci dan dan disertai dengan beberapa pendapat ahli dan referensi lain yang dapat mendukung teori yang ia tuliskan. Teori yang disampaikan penulis juga konkret sehingga pembaca tidak perlu terlalu sulit memikirkan pembahasan secara mendalam lagi karena teori yang dipaparkan sudah sangat jelas dalam menjelaskan materi yang dikaji. B. PROGRAM PEMBANGUNAN DALAM PROFESI GURU Judul yang saya angkat ini memiliki manfaat besar dalam kehidupan masyarakat dan profesi guru. Dalam menjalankan profesi sebagai guru, seseorang harus mampu meningkatkan kompetensi dan performansinya dalam memahami mengenai perencanaan bahasa Indonesia yang baik dan benar sehingga mampu menggunakan bahasa sesuai dengan kaidah kebahasaannya. Pendalaman pembelajaran mengenai materi ini diperlukan seorang guru agar mereka terhindar dari kesulitan dalam memberikan penerapan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik di di sekolah ataupun lingkungan masyarakat. Dengan pendalaman ilmu yang cukup dalam bidang ini, seorang guru dapat meminimalkan kesalahan yang bisa saja terjadi. Jika seorang Guru keliru atau salah dalam hal perencanaan bahasa, bisa saja akan membuat kesalahan fatal dalam penggunaan bahasa pada masa ini. Sehingga seorang guru harus mampu membimbing murid-muridnya agar selalu cermat dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Keberhasilan anak didik dalam pembelajaran sangat dibebankan oleh bagaimana cara guru memberikan teori pengajaran kepada peserta didiknya. Karena guru-lah awal mula keberhasilan dunia pendidikan. Apa yang diajarkan dan dijalankan oleh seorang guru-lah yang akan menjadi panutan bagi anak didiknya kelak.



BAB IV PENUTUP



KESIMPULAN Berdasarkan analisis terhadap perencanaan bahasa Indonesia bahwa garis-garis besar haluan kebahasaan dan kesastraan masih belum secara menyeluruh dan merata dilaksanakan oleh lembaga terkait (Badan Bahasa). Pembinaan bahasa dan sastra untuk kalangan tertentu misalnya karyawan pemerintah, guru SD, SLTP, SLTA, perguruan tinggi atau lembaga swasta belum seluruhnya terjangkau oleh pihak terkait. Berkaitan dengan pengembangan bahasa dan sastra Indonesia dan daerah, masalah penelitian juga belum terjangkau secara menyeluruh. Di samping itu, maraknya penggunaan bahasa asing khususnya bahasa Inggris dalam papan nama masih banyak terjadi baik di kota-kota metropolitan maupun kotakota provinsi dan kota. Media massa khususnya media massa elektornik yaitu TV mempunyai pernana penting dalam usaha pemertahanan dan perencanaan bahasa. Akan tetapi disatu sisi TV juga dapat berdampak buruk bagi perkembangan sebuah bahasa. Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak negatif tersebut adalah melalui perencanaan bahasa. Saran Pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia perlu ditindaklanjuti secara berkesinambungan secara bersistem dan terarah sesuai dengan Undang- Undang Kebahasaan. Hal itu perlu dilaksanakan yang sebaik-baiknya oleh pihak terkait. Dalam hal ini instansi pemerintah (Badan Bahasa) yang membidangi masalah pembinaan dan pengembangan bahasa dan sastra Indonesia dan daerah perlu ekstra, prima, dan bersistem menangani masalah-masalah kebahasaan dan kesatraan Indonesia dan daerah untuk mengantisipasi bahasa Indonesia dalam era global.



DAFTAR PUSTAKA



A.S, Kasno dan M. Noor Anzali. 2015. Perencanaan Bahasa Indonesia Dalam Era Globalisasi . Universitas Nasional



Sulatra, I Komang. 2015. Media Televisi, Pemertahanan Dan Perencanaan Bahasa Indonesia. STIBA Saraswati Denpasar.