CJR Profesi Kependidikan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

CRITICAL BOOKREVIEW MK. PROFESI PENDIDIKAN PRODI S1



PM - FMIPA



Skor Nilai :



PENGEMBANGAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (H. Abd. Wahid Tahir,2017)



NAMA MAHASISWA



: JULYANA PURBA



NIM



: 4203111096



DOSENPENGAMPU



: Dr. YASARATODO WAU, M.Pd



MATA KULIAH



: PROFESI KEPENDIDIKAN



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN SEPTEMBER 2020 1



EXECUTIVE SUMMARY Jurnal utama yang saya analisis yang berjudul PENGEMBANGAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN karya H. Abd. Belajar profesi kependidkan pada umumnya menjadikan calon pendidik lebih bijaksana,seperti pengertian dari filsafat yaitu cinta akan kebijaksanaan.Bijaksana artinya memahami pemikiran yang ada dari sisi mana pemikiran pemikiran tersebut.Plato merasakan bahwa berpikir dan memikir sesuatu itu sebagai suatu nikmat yang luar biasa sehingga filsafat diberi predikat sebagai keinginan yang berharga. Keterampilan berbahasa mencakup empat segi , yaitu keterampilan mengkritik,



keterampilan



memberi



saran,



keterampilan



membaca,



dan



keterampilan menulis, keempat – empatnya merupakan catur tunggal.Sadar atau tidak sadar keterampilan mengkritik ini tidak begitu mendapat perhatian pada buku buku makalah serta karangan lain nya selama ini kita hanya membaca tanpa mengetahuibagimana kaalimat kalimat dann kosa kata yang digunakan. Tetapi walaupun begitu menyatakan bahwa pada umumnya kita menggunakan waktu buat menyimak tiga kali sebanyak waktu untuk membaca, sedikit sekali perhatian diberikan untuk melatih orang menyimak. Setiap keterampilan itu sangat erat sekali berhubungan dengan ketiga keterampilan lainnya dengan cara yang beraneka ragam . Dalam memperoleh keterampilan berbahasa biasanya kita melalui suatu hubungan urutan yang terakhir . Mula mula pada masa kecil kita belajar menyimak bhasa, kemudian berbicara, sesudah itu kita membaca dan menulis. Mengkritik dan berbicaraa kita pelajari sebelum memasuki sekolah , sedangkan membaca dan menulis dipelajari disekolah. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan satu kesatuan atau catur tunggal.Selanjutnya setiap keterampilan itu erat pula berhubungan dengan prsoes proses berpikir yang mendasari bahasa. Bahasa i



seseorang mencerminkan pikiran nya. Semakin terampil seseorang berbahasa , semakin cerah dan cerdas pula jalan pikiran nya. Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktek dan banyak latihan. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih keterampilan berfikir.



Oleh sebab itu,dengan banyaknya sumber informasi tentang profesi kependidkan dapat memudahkan kita untuk memperoleh ilmu yang akan membawa kita menjadi bijaksana dan dapat menambah pemahaman sehingga semakin paham akan ilmu tersebut.



ii



KATA PENGANTAR Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan hidayahnya saya dapata menyelesaikan salah satu tugas KKNI yaitu Critical Jurnal Review yang berjudul PENGEMBANGAN MANAJEMEN SUMBER



DAYA



MANUSIA



TERHADAP



PENINGKATAN



MUTU



PENDIDIKAN tepat pada waktunya. Saya ucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan Critical Jurnal Review ini terutama kepada



Bapak Dr.



YASARATODO WAU, M.Pd selaku dosen pengampu pada mata kuliah profesi kependidikan yang telah mengajarkan dan membimbing mahasiswa/i agar dapat memahami dalam pembelajaran profesi kependidikan. Saya menyadari dalam penyusunan Critical Jurnal Review ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan karya ilmiah ini.



Medan, Maret 2021



Julyana Purba



iii



DAFTAR ISI



Executive Summary.......................................................................................................



i



Kata Pengantar............................................................................................................... iii Daftar isi.......................................................................................................................... iv BAB I : PENDAHULUAN..........................................................................................



1



A. Rasionalisasi Pentingnya CJR...........................................................................



1



B. Tujuan Penulisan CJR........................................................................................



2



C. Manfaat Penulisan CJR......................................................................................



2



D. Identitas Buku yang Diriview..........................................................................



2



BAB II : RINGKASAN ISI ARTIKEL........................................................................



4



BAB III:PEMBAHASAN/ANALISIS ........................................................................ 23 A. Pembahasan Isi Jurnal....................................................................................... 23 B. Bagian Kelebihan dan Kekurangan Jurnal..................................................... 25 BAB III: PENUTUP....................................................................................................... 27 A. Kesimpulan......................................................................................................... 27 B. Rekomendasi....................................................................................................... 27 Daftar Pustaka................................................................................................................ 28 Lampiran......................................................................................................................... 28



iv



BAB I PENDAHULUAN A.LATAR BELAKANG Keterampilan dalam pembuatan CJR memiliki manfaat bagi penulis untuk melatih dan menambah kemampuan penulis dalam meringkas dan menganalisis sebuah



buku



serta



membandingkan



jurnal



yang



satu



dengan



jurnal



lainnya,mengenal dan menilai serta mengkritik sebuah karya tulis yang dianalisis. Kita sering bingung memilih jurnal yang akan kita riview,yang akan kita jadikan menjadi referensi dan terkadang kita memilih satu buku untuk dibaca tetapi hasilnya belum tentu memuaskan.Misalnya dari segi analisis pembahasan.Oleh karena itu,CJR berguna untuk melatih penulis serta merta membantu penulis untuk memahami,mengkaji dan menganalisis referensi kajian jurnal yang akan dibaca.Serta CJR berguna untuk mempermudah pembaca untuk lebih mudah memilih jurnal referensi terkhusus pada pokok bahasan mengenai



yang ingin



pembaca pelajari dan baca dan meminimalisir rasa kekecewaan tadi akan isi dari buku. Setiap



orang



dapat



berfilsafat,setiap



orang



penting



untuk



berfilsafat.Filsafat,dalam arti analisa filsafat merupakan salah satu cara yang digunakan oleh para ahli pendidikan dalam memecahkan atau menyelesaikan problematika



dalam



bidang



pendidikan



dan



menyusun



pendidikan,disamping menggunakan metode-metode ilmiah lainnya. B.TUJUAN PENULISAN CBR Adapun tujuan CBR sebagau berikut : 1. Untuk menjelaskan konsep dasar profesi kependidikan 2. Untuk menambah wawasan pengetahuan dalam jurnal yang diriview 1



teori



3. Untuk melatih diri berfikir kiritis dalam mencari informasi yang diberikan oleh setiap bab yang dibahas dalam jurnal yang diriview 4. Untuk memenuhi salah satu tugas KKNI dalam mata kuliah profesi kependidikan 5. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari jurnal yang dikritik C.MANFAAT PENULISAN CBR 1. Menjadi tolak ukur kita dalam memperbaiki diri 2. Menambah wawasan dan pemahaman mengenai filsafat pendidikan 3. Memiliki pemikiran profesi kependidikan 4. Menambah kemampuan dan keahlian dalam berfikir kritis serta dalam mencari informasi. 5. Membuka pemikiran kita untuk memiliki pemikiran yang sesuai profesi kependidkan D.IDENTITAS JURNAL YANG DIRIVIEW Jurnal Utama 1. Judul Artikel



: PENGEMBANGAN MANAJEMEN SUMBER



DAYA MANUSIA TERHADAP PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN 2. Nama Journal



: Jurnal Pendidian



3. Edisi terbit



:-



4. Pengarang artikel



: H. Abd. Wahid Tahir



5. Penerbit



: Kakanwil Kementerian Agama Sulawesi-Selatan



Jurnal Pembanding 1 1. Judul Artikel



: Pengembangan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar



2. Nama Journal



: Jurnal Tabularasa PPs Unimed



3. Edisi terbit



:2



4. Pengarang artikel



: Oding Supriadi



5. Penerbit



: UNIMED



Jurnal Pembanding 2 1. Judul Artikel



: Teacher Professionalism and Professional



Development Practices in South Sulawesi, Indonesia 2. Nama Journal



: Journal of Curriculum and Teaching



3. Edisi terbit



:-



4. Pengarang artikel



: Hasan Tanang1,* & Baharin Abu1



5. Penerbit



: Education and Development, Faculty of Education,



Universiti Teknologi Malaysia, Johor, Malaysia



3



BAB II RINGKASAN ISI 



Jurnal Utama



I.Pendahuluan Pembinaan pendidikan yang dilakukan oleh Kementerian Agama selama ini masih



perlu



langkah-langkah



penyesuaian



yang



strategis. Dalam



proses



peningkatan kualitas sumber daya manusia, pendidikan memegang peran yang sangat penting dan harus merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas pembinaan madrasah secara keseluruhan. Salah satu peran penting pendidikan adalah menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan perubahan zaman agar tidak terjadi kesenjangan antara realitas



dan



idealitas.



1 Upaya peningkatan kualitas pengelolaan pendidikan pada madrasah, melalui standar



nasional



Lulusan, Standar



pendidikan Isi, Standar



yaitu;



mengenai



Proses, Standar



Standar



Pendidikan



Kompetensi dan



Tenaga



Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan Pendidikan, dan Standar Penilaian Pendidikan, sedang dilakukan dan



akan



dilakukan



secara



terus



menerus.



2 Upaya tersebut merupakan agenda pemerintah melalui Kementerian Agama yang diarahkan agar setiap satuan pendidikan madrasah selalu berupaya untuk memberikan jaminan kualitas , apabila setiap lembaga penyelenggara pendidikan selalu berupaya untuk memberikan jaminan kualitas dan upaya ini secara terus menerus dilakukan maka diharapkan kualitas pendidikan pada madrasah secara keseluruhan



di



seluruh



Indonesia



akan



terus



meningkat.



4 Untuk itu, tidak ada alternative lain, kecuali penyiapan SDM yang berkualitas tinggi, menguasai



ilmu



keterampilan. Hanya



pengetahuan



dengan



dan



tersedianya 4



teknologi, serta SDM



yang



keahlian



berkualitas



dan tinggi



itu, Indonesia bisa survive di tengah pertarungan ekonomi politik Internasional sesuai dengan UndangUndang RI No. 20 tahun 2003 tentang pendidikan nasional. II. HAKIKAT MANAJEMEN SDM DALAM PENINGKATAN MUTU Pengertian manajemen adalah sebuah proses, pelaksanaan untuk mencapai suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi. Jadi manajemen pendidikan lebih terfokus kepada upaya manajerial yang meliputi planning, organizing actuatin dan controlling. Pengertian ini sama dengan apa yang telah dikemuakan Geoge R. Terry yang telah dikemukakan sebelumnya. Berdasar dari uraian di atas, maka manajemen mencakup kegiatan untuk mencapai tujuan, dan dalam mencapai tujuan



tersebut



diadakanlah



tindakan-tindakan



yang



telah



ditetapkan



sebelumnya. Tindakan-tindakan yang ditetapkan tersebut berupa pengetahuan tentang



apa



yang



harus



dilakukan, menetapkan



cara



bagaimana



melakukannya, memahami bagaimana harus melakukan dan mengukur efektifitas dari



usaha-usaha



yang



diinginkan. 



c. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.10 Pada hakekatnya keberhasilan dan ketercapaian tujuan pendidikan nasional tergantung pada sumber



daya



manusia



yang



ada



di



sekolah/madrasah, yaitu



kepala



madrasah, guru, siswa, pegawai tata usaha, dan tenaga kependidikan lainnya serta dukungan manajemen mutu yang lebih efektif, selain itu harus pula didukung oleh sarana dan prasarana yang bermutu. Semua sumber daya manusia yang terlibat didalam pengelolaan pendidikan harus memiliki kualitas yang memadai, karena untuk membentuk manusia yang sesuai dengan tujuan pembangunan nasional, yaitu meningkatkan kualitas manusia dan seluruh masyarakat Indonesia yang maju dan modern, dibutuhkan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang berkualitas dan handal. Wardiman Djoyonegoro dalam E. Mulyasa mengemukakan bahwa sedikitnya terdapat tiga syarat utama yang harus diperhatikan dalam pembangunan pendidikan agar dapat berkontribusi 5



terhadap



peningkatan



kualitas



sumber



daya



manusia



terutama



dalam



peningkatan prestasi siswa di madrasah aliyah, yakni: Sarana dan prasarana yang modern, buku



yang



berkualitas, dan



guru/tenaga



kependidikan



yang



profesional.11 Dalam organisasi kependidikan, kepala madrasah merupakan pimpinan puncak yang bertanggung jawab atas kelangsungan organisasi tersebut. Kepala madrasah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan.12 Oleh sebab itu kepala madrasah bertanggung jawab atas manajemen pendidikan secara mikro, yang



secara



langsung



berkaitan



dengan



proses



pembelajaran



di



madrasah. Wahjosumidjo mengemukakan bahwa keberhasilan kepemimpinan berkaitan erat dengan peningkatan prestasi siswa dan tingkat kepedulian serta keterlibatan seorang pemimpin terhadap kedua orientasi; pertama yaitu tentang apa



yang



telah



dicapai



produksi, pendanaan, kemampuan



oleh adaptasi



organisasi dengan



yang



meliputi



program-program



inovatif , dan kedua, yaitu pembinaan terhadap organisasi yang berkaitan dengan kepuasan bawahan dan semangat kerja.13 Dari uraian di atas, menunjukkan bahwa



keterlibatan



seluruh



komponen



dalam



pengelolaan



madrasah



membutuhkan respon strategis dari berbagai unsur dan elemen masyarakat di dunia pendidikan. III. IMPLEMENTASI MANAJEMEN SDM DALAM PENINGKATAN MUTU Implementasi manajemen sumberdaya manusia dalam dunia pendidikan memang belum banyak dilakukan, bahkan ada sementara kalangan yang meragukan efektifitas manajemen peningkatan SDM dalam dunia pendidikan. Sementara kalangan yang lain menganggap manajemen sumberdaya manusia sebagai suatu harapan yang cerah bagi dunia pendidikan. Aplikasi manajemen SDM di madrasah



mengundang



perdebatan. Beberapa



pakar



pendidikan



mempertanyakan kelayakan dan kesesuaian konsep manajemen SDM dengan karakteristik madrasah. Pengamat tersebut berargumen bahwa manajemen SDM 6



merupakan konsep yang sulit untuk dievaluasi dalam dunia pendidikan khususnya di Madrasah.19 Menurut Wina Sanjaya ada empat bidang utama prinsip-prinsip manajemen SDM yaitu: 1. Penerapan manajemen SDM untuk peningkatan fungsi administrasi dan operasi secara luas untuk mengelola madrasah secara keseluruhan. Penerapan konsep manajemen SDM, khususnya pada madrasah Aliyah dalam meningkatkan fungsi administrasi, dimaksudkan untuk memberi penguatan terhadap manajemen peningkatan mutu yang selama ini telah dilakukan oleh madrasah, seperti manajemen Berbasis Sekolah/Madrasah atau Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah/Madrasah , yang oleh sebagian pakar manajemen pendidikan menyatakan bahwa dasar dari manajemen ini dikembangkan dari konsep manajemen SDM, yang pada mulanya diterapkan pada dunia bisnis. Jenis pengetahuan/keahlian, sikap dan keterampilan yang dimiliki oleh lulusan suatu madrasah dapat diketahui melalui kurikulum madrasah tersebut. Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan dalam suatu sistem pendidikan, karena ia merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pengajaran pada semua jenis dan tingkat pendidikan. Tujuan pendidikan di suatu bangsa ditentukan oleh falsafah dan pandangan hidup bangsa atau negara tersebut. Berbedanya falsafah dan pandangan hidup suatu bangsa atau negara menyebabkan berbeda pula tujuan yang hendak dicapai dalam pendidikan tersebut, dan sekaligus akan berpengaruh pula terhadap kurikulum di lembagalembaga pendidikan yang ada dalam negara tersebut.21 Begitu pula perubahan politik pemerintahan suatu negara mempengaruhi pula bidang pendidikan, yang sering



membawa



akibat



terjadinya



perubahan



kurikulum



yang



berlaku. Keterampilan seorang guru di dalam merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran merupakan sesuatu yang erat kaitannya dengan tugas dan tanggung jawab guru sebagai pengajar yang mendidik di madrasah dan juga lingkungan masyarakat. Guru sebagai pendidik mengandung arti yang sangat 7



luas, tidak sebatas memberikan bahan-bahan pengajaran tetapi menjangkau etika dan estetika serta manajemen SDM dalam menghadapi tantangan kehidupan di masyarakat.22 Guru sebagai pendidik harus selalu cermat dalam menentukan langkah serta tanggap terhadap situasi dan kondisi. Oleh karena itu, kompetensi merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari diri seseorang dalam melaksanakan sebuah tugas. Maka dapat dipahami bahwa kompetensi seorang guru merupakan suatu komponen yang harus dimiliki atau dikuasai oleh seorang guru dan sebagai alat untuk memberikan bantuan dan pelayanan terbaik kepada peserta didik dalam proses pembelajaran di kelas. 4. Manajemen SDM untuk mengelola aktifitas evaluasi madrasah. Evaluasi Madrasah merupakan proses yang sangat penting dalam kegiatan pendidikan formal. Evaluasi dapat menentukan evektifitas kinerja selama ini, evaluasi sering dianggap sebagai salah satu hal yang menentukan bagi pengelolaan madrasah dan menentukan kualitas peserta didik. Allah swt menciptakan manusia sebagai mahluk yang sempurna, yang diberikan akal dan pikiran untuk menjalani hidup. Keputusan Allah menciptakan manusia ke bumi bukanlah hal yang sia-sia, manusia diberi kemampuan untuk menjadi khalifah dimuka bumi yang sekaligus membuktikan bahwa kualitas manusia lebih tinggi dan lebih terhormat bila dibandingkan dengan mahluk lainnya, Akan tetapi ada sebuah persyaratan yang harus dipenuhi agar manusia dikatakan manusia yang unggul atau berkualitas yaitu memiliki sumberdaya yang bagus. Secara filosofis, konsep manajemen SDM dalam peningkatan prestasi menekankan pada pencarian secara konsisten terhadap perbaikan yang berkelanjutan untuk mencapai kebutuhan dan kepuasan pelanggan. manajemen SDM dalam peningkatan mutu dalam pendidikan sudah mendapatkan perhatian serius dari para tokoh pendidikan, baik dari dalam maupun dari luar Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen peningkatan mutu dan isu-isu mutu secara umum mengundang perhatian publik. Dalam beberapa tahun terakhir, isu 8



tersebut semakin meningkat. Masyarakat dari semua sektor pendidikan sekarang telah menunjukkan minatnya. Beberapa institusi pendidikan mulai mewujudkan filosofi manajemen peningkatan prestasi ke dalam pengelolaan manajemen pendidikan.29 Salah satu masalah penting di dalam dunia pendidikan adalah masih rendahnya mutu keluarannya. Indikator yang menjadi acuan untuk menguatkan pernyataan tersebut adalah Nilai Ujian Nasional yang secara umum belum terlalu menggembirakan, artinya batas minimal kelulusan masih rendah dibandingkan negara tetangga. Upaya meningkatkan mutu pendidikan telah lama diprogramakan oleh pemerintah dengan merumuskan misi pendidikan nasional sebagai strategi pembangunan dibidang pendidikan sebagai berikut; 1. Perluasan kesempatan dan pemerataan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia. 2. Meningkatkan mutu pendidikan yang memiliki daya saing di tingkat nasional, regional dan internasional. 3. Meningkatan relevansi pendidikan dengan kebutuhan masyarakat dan tantangan global.



4. Membantu dan



menfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar. 5. Meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral. 6. Meningkatkan keprofesionalan



dan



akuntabilitas



lembaga



pendidikan



sebagai



pusat



pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap dan nilai berdasarkan standar yang bersifat nasional dan global. 7. Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia.30



Pada sisi lain secara



internal, hal tersebut disebabkan oleh penerapan pendekatan input-output yang keliru. Pihak pengelola terlalu mengedepankan aspek input oriented yang lebih bersandar pada asumsi bahwa bilamana semua input pendidikan telah dipenuhi, misalnya kekurangan guru, ditambah guru, membangun laboratorium, dan seterusnya, maka secara otomatis lembaga pendidikan (sekolah/madrasah) akan 9



dapat menghasilkan output (keluaran) yang bermutu sebagaimana yang diharapkan.31 Padahal ada satu faktor yang terlupakan, yaitu bagaimana berbagai input tersebut dipertemukan dan berinteraksi di dalam proses pembelajaran, yang diperkuat dengan dukungan manajemen sumberdaya manusia yang efektif.32 Peningkatan mutu atau kualitas pembelajaran merupakan inti dari reformasi pendidikan di negara manapun. Hal ini disebabkan oleh asumsi bahwa, peningkatan mutu pendidikan pada madrasah yang memiliki peran penting dalam peningkatan mutu pendidikan nasional, tergantung pada kualitas pembelajaran. Namun, peningkatan kualitas pembelajaran sangat bersifat kontekstual, sangat dipengaruhi oleh kondisi sosial dan kultural madrasah dan lingkungannya. Berbagai penelitian menunjukan bagaimana pentingnya kondisi dan lingkungan madrasah mempengaruhi kualitas pembelajaran, seperti dalam penelitian tentang sekolah efektif, kerja guru dan pembelajaran, restrukturisasi sekolah/madrasah dan kinerja organisasi yang semuanya ini bermuara pada suatu pernyataan, "apabila ingin meningkatkan kualitas pembelajaran, kualitas sekolah sebagai satu kesatuan di mana pembelajaran berlangsung harus ditingkatkan" Gambaran di atas menunjukkan perlunya sebuah perubahan paradigma yang harus dilakukan secara bersama-sama antara pimpinan, tenaga pendidik dan karyawan sehingga mereka mempunyai langkah dan strategi yang sama yaitu menciptakan mutu di lingkungan kerja khususnya pada madrasah di SulawesiSelatan. Pimpinan, tenaga pendidik dan kependidikan serta karyawan harus menjadi satu tim yang utuh (team work) yang saling membutuhkan dan saling mengisi kekurangan yang ada sehingga target (goals) akan tercipta dengan baik. Mutu produk pendidikan akan dipengaruhi oleh sejauh mana lembaga mampu mengelola seluruh potensi secara optimal mulai dari tenaga kependidikan, peserta didik, proses pembelajaran, sarana pendidikan, keuangan dan termasuk hubungannya dengan masyarakat. Pada kesempatan ini, lembaga pendidikan Islam harus mampu merubah paradigma baru pendidikan yang berorientasi pada 10



mutu semua aktifitas yang berinteraksi didalamnya, seluruhnya mengarah pencapaian pada mutu.Manajemen sumberdaya manusia dalam peningkatan mutu bertujuan mengubah institusi yang mengoperasikannya menjadi sebuah tim yang ikhlas, tanpa konflik dan kompetisi internal, untuk meraih sebuah tujuan tunggal, yaitu memuaskan pelanggan.34 Dalam konteks manajemen peningkatan mutu pelanggan dalam dunia pendidikan dapat dibedakan menjadi 2 (dua) macam yaitu 1). pelanggan internal yaitu para pengelola sekolah seperti guru, pustakawan, laboran, teknisi dan tenaga administrasi; 1) pelanggan eksternal yang terbagi menjadi: (a) pelanggan primer yaitu siswa. 2) pelanggan sekunder yaitu orang tua, pemerintah, dan sponsor; (b) pelanggan primier seperti perguruan tinggi dan dunia kerja yang menerima lulusan madrasah.







Jurnal Pembanding I



Dunia pendidikan dituntut agar menghasilkan SDM yangsesuai dengan kemajuan iptek. Guru mempunyai peranan yangpenting dalam pendidikan, sehingga hampir semua usahapembaharuan di bidang pendidikan bergantung pada guru.Pengembangan profesionalisme guru diarahkan padapeningkatan kualitas. Kriteria profesionalisme guru meliputikemampuan: menguasai bahan, mengelola PBM,



mengelolakelas,



mengelola



media



atau



sumber,



menguasai



landasankependidikan, mengenal interaksi belajar mengajar, menilaiprestasi siswa, mengenal fungsi dan program pelayanan BP,dan mengenal administrasi sekolah. Pada hakekatnyapembinaan professionalisme guru ditekankan pada tigakemampuan dasar, yaitu: kemampuan profesi, kemampuanpribadi dan kemampuan sosial. Kemampuan profesional setiap guru tidaklah sama. Hal ini merupakan dilema didalam mencapai tujuan pendidikan secara umum. Guru dituntut untuk tanggap terhadap perubahan yang terjadi pada masyarakat, sebagai akibat dari kemajuan arus informasi dan perkembangan Iptek. Pengembangan profesi dapat 11



dilakukan oleh diri sendiri, melalui kegigihan dalam melaksanakan tugasnya. Dipihak lain guru sebagai personil di sekolah, merupakan bawahan kepala sekolah.



Secara



langsung



kepala



sekolah



berkewajiban



mengembangkan



kemampuan professional guru. Fakry Gaffar (1987:126) konsep pengembangan professional mengandung dua arti, yaitu (1) dikaitkan dengan usaha peningkatan kemampuan professional yang dapat dilakukan secara independen pada tingkat sekolah oleh individe masingmasing dan (2) dikaitkan dengan jenjang karir kepegawaian dan ini harus dipolakan dari tingkat yang lebih tinggi. Pembinaan berkaitan dengan fungsi dan usaha untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna manusia dalam suatu proses kerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Pembinaan professional adalah usaha memberi bantuan kepada guru untuk memperluas pengetahuan, meningkatkan keterampilan mengajar, dan menumbuhkan sikap professional sehingga para guru lebih ahli dalam mengelola KBM dalam membelajarkan anak didik.







Jurnal Pembanding II



1. Pendahuluan Tantangan utama bangsa Indonesia adalah mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan bidang pendidikan. Berdasarkan laporan United Nation Development Program tahun 2011, Indonesia masih berada di peringkat 124 dari 187 negara untuk indeks pembangunan manusia. Lebih lanjut, organisasi ini mengidentifikasi bahwa salah satu tantangannya adalah rendahnya tingkat pendidikan Indonesia yang berdampak langsung pada kualitas dan kemampuan masyarakat. Sejak itu, pemerintah menanamkan modal di bidang pendidikan sebagai strategi untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, peluang untuk meningkatkan profesionalisme melalui pengembangan profesi dijamin oleh undang-undang. Selain itu, penguatan dan 12



peningkatan



pengembangan



profesionalitas



anggota



diharapkan



dapat



mengurangi kesenjangan birokrasi yang ada. Pengembangan profesional membantu guru untuk membangun pembelajaran seumur hidup mereka untuk mencapai prestasi yang lebih baik. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profesionalisme guru dan pengembangan profesionalisme yang dipraktikkan untuk mengetahui model pengembangan profesional guru pada SMA di Sulawesi Selatan. 2. Latar Belakang Masalah Guru memainkan peran penting dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan hasil belajar siswa meskipun banyak faktor yang berkontribusi terhadap keberhasilan mereka. Dalam mendukung perannya, guru juga dituntut untuk menggunakan kesempatan belajar dalam pengembangan keprofesian seperti lokakarya, pendampingan, dan pelatihan dengan menggunakan sumber daya yang berbeda untuk mengaitkan hasil dengan tujuan pendidikan dalam memberikan



pengetahuan,



keterampilan,



dan



sikap



yang



baik



untuk



berpartisipasi dalam masyarakat secara positif. . Sebuah pelajaran Tentang kompetensi umum banyak guru di Indonesia yang dilaporkan oleh Bank Dunia menunjukkan bahwa tingkat pendidikan mereka masih di bawah gelar sarjana. Data Kementerian Pendidikan Indonesia tahun 2012 menunjukkan bahwa hanya 487.488 dari 600.374 guru SMA bergelar sarjana atau diploma empat tahun dan sisanya 112.888 masih bergelar Diploma. Melalui kebijakan sertifikasi guru, seluruh guru ditargetkan menyandang gelar sarjana atau sarjana empat tahun pada 2015. Terlebih lagi, Kementerian Pendidikan harus mencari solusi dari beberapa gejala yang mengindikasikan rendahnya kualitas guru Indonesia. Selain itu, pembuat kebijakan mungkin tidak menyadari bahwa guru bekerja di lingkungan kerja yang buruk. Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden Republik Indonesia menyampaikan keprihatinannya di hari guru. 13



Ia menyatakan bahwa sebagian besar guru mendapat insentif tambahan dari sertifikasi sebagai guru profesional, pendapatan lebih banyak dari pemerintah daerah dan pusat, dan lebih banyak pelatihan tetapi mereka masih menunjukkan komitmen dan antusiasme yang tidak stabil. Secara umum masih banyak guru yang tidak memenuhi syarat di Sulawesi Selatan karena keterbatasan akses dan sumber daya terutama di perdesaan. Mereka jarang mendapatkan pelatihan formal dan memperbarui kurikulum yang menghambat pengetahuan dan keterampilan mengajar mereka. Hingga saat ini, Pelatihan Guru menjadi tantangan dalam mendukung profesionalisme guru karena keterbatasan pemerintah dalam menyelenggarakannya. Pemerintah Indonesia berupaya membangun kualitas pendidikan dengan memperkuat pelatihan bagi guru, namun belum menemukan tingkat komitmen dan investasi dalam pengembangan profesionalitas guru tidak menghasilkan peningkatan kinerja.



3. Meningkatkan Profesionalisme Guru untuk Mengadaptasi Tantangan Dalam konteks Indonesia, profesionalisme guru berdasarkan kebijakan nasional berkaitan dengan kemampuan guru dalam menjalankan peran dan fungsinya serta bagaimana mereka berperilaku di sekolah dan dalam konteks masyarakat. UU Guru dan Dosen No.14 Tahun 2005 mengamanatkan guru sebagai pendidik profesional



dengan



tugas



utama



mendidik,



mengajar,



membimbing,



mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini, pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. . Dalam menjalankan tugas profesionalisme, guru wajib melakukannya memenuhi standar kualitas atau norma tertentu dan membutuhkan pendidikan profesional.



14



Guru harus hidup sendiri, dan mengontrol pengetahuan, keterampilan, dan perilaku sebagai seperangkat kompetensi. Mereka diharuskan memiliki kualifikasi akademik sarjana atau diploma empat tahun pendidikan akademik yang akan dimiliki oleh guru sesuai dengan jenis, jenjang, dan satuan pendidikan formal tempat penugasan. Sertifikasi juga diwajibkan sebagai proses pemberian sertifikat kepada guru dan pendidik guru sesuai dengan UU Guru. Sertifikat pendidik merupakan bukti pengakuan formal yang diberikan kepada guru dan guru sebagai tenaga profesional oleh negara.



Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Departemen Pendidikan Indonesia mengaitkan profesionalisme guru dengan kemampuan pengetahuan, sikap dan keterampilan guru dalam mendidik dan mengajar didalamnya termasuk kemampuan memahami siswa. Maister mengemukakan bahwa profesionalisme bukan hanya pengetahuan tentang teknologi dan manajemen, tetapi lebih merupakan sikap. Profesional lebih dari seorang teknisi tidak hanya memiliki keterampilan tinggi tetapi memiliki perilaku yang dibutuhkan. Profesi guru juga memiliki hak dalam menjalankan profesionalitasnya sebagai tanggung jawab terhadap. Saat ini, para guru Indonesia ditantang untuk mengadaptasi revolusi teknologi informasi dalam meningkatkan profesionalitasnya. Perkembangan teknologi informasi akan mengubah pola hubungan guru-murid, model pembelajaran, dan sistem pendidikan secara keseluruhan. Paradigma pembangunan Indonesia selanjutnya telah bergeser dari paradigma sentralistik menjadi paradigma desentralisasi sejak tahun 2003. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mendukung pengembangan guru dan melatih mereka dalam mengelola urusannya sendiri.



15



Belajar dari pengalaman masa lalu dimana pemerintah lebih berkuasa dari masyarakat yang terpinggirkan dalam proses pembangunan. Desentralisasi menyiratkan bahwa guru harus ditempatkan sebagai aktor dan penerima manfaat dari proses menemukan solusi dan mencapai hasil pembangunan untuk diri mereka sendiri dan lingkungannya. dalam arti yang lebih luas. Dengan demikian, guru harus mampu meningkatkan kualitas kemandiriannya untuk mengatasi permasalahannya, baik secara individu maupun kolektif. 4. Pengembangan Profesional dalam Memprofesionalkan Guru Sebagaimana disebutkan di atas bahwa selain untuk meningkatkan kualifikasi guru dan mewajibkan sertifikasi, guru memerlukan kesempatan untuk terlibat dalam pengembangan keprofesian guna mempertahankan dan menumbuhkan pengetahuan, keterampilan, dan praktiknya.



Berbagai pengembangan keprofesian telah dilakukan di Indonesia untuk meningkatkan profesionalisme guru seperti PKG, KKG, dan MGMP yang memungkinkan guru berbagi pengalaman dalam memecahkan masalah yang dihadapinya dalam kegiatan mengajar. Bentuk pengembangan keprofesian lainnya bagi guru adalah pelatihan dan workshop dengan tujuan umum atau khusus. Program-program yang diusulkan di dalamnya akan mencairkan masalah yang



dihadapi



sehari-hari



dalam



pembelajaran



dan



pengajaran



serta



meningkatkan inovasi dan kreativitas guru demi keberhasilan siswanya. Forum guru mata pelajaran adalah yang paling familiar dalam pengembangan profesi guru di Indonesia karena mencakup seluruh wilayah secara geografis dari perkotaan hingga pedesaan.



Keberhasilan MGMP dalam memberdayakan diri akan sangat dipengaruhi oleh etos kerja seluruh wali, anggota, dan guru mata pelajaran sejenis dalam 16



membangun semangat kebersamaan dan persaudaraan dalam wadah yang berkarakter dan jati diri, kemampuan membangun jejaring dengan terkait. unit, serta kemampuan untuk tetap steril dari berbagai godaan dan minat. MGMP menitikberatkan pada bagaimana mengembangkan keterampilan profesional guru melalui



forum



teman



sebaya.



MGMP



difokuskan



pada



pengembangan



kompetensi guru yang lebih operasional dan konkrit. Untuk pengembangan keprofesian lebih lanjut, Dinas Pendidikan di tingkat provinsi terkadang mengundang beberapa guru. Sedangkan secara spesifik dapat dikaitkan dengan inovasi dalam pengajaran atau pengembangan



materi



per



mata



pelajaran.



Keberhasilan



pengembangan



profesional guru biasanya dibatasi oleh banyak faktor. Permasalahan tersebut bersumber dari program dan kegiatan yang tidak sesuai dengan kebutuhan khusus dalam proses belajar mengajar. Tingkat partisipasi dan motivasi guru untuk berbagi dan menyebarkan pengalaman terganggu oleh komunikasi.



Saat ini trend pengembangan profesi guru yang difokuskan oleh guru pemerintah sedang meningkatkan kualifikasi akademik dari semua gelar diploma dua atau tiga tahun ke gelar sarjana. Bahkan saat ini, semakin banyak guru bergelar magister dan doktoral sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas profesi dan peluang karir. 5. Metodologi Penelitian ini melakukan desain metode campuran eksplorasi dimana data kualitatif lebih banyak dibobotkan. Menurut Creswell, metode ini memungkinkan kita untuk mengurutkan pengumpulan data dimana pertama mengumpulkan data kualitatif kemudian dilanjutkan dengan data kuantitatif.



Selain itu, triangulasi digunakan untuk mengumpulkan data melalui wawancara, observasi, dan survei guna mendapatkan data yang berkualitas untuk meningkatkan keakuratan atau kredibilitas dan untuk memastikan validitas 17



penelitian. Seperti yang didefinisikan Creswell triangulasi sebagai proses menguatkan bukti dari berbagai jenis data. Triangulasi mungkin melibatkan membandingkan data tentang perilaku yang sama dari peneliti yang mungkin mengadopsi peran, waktu, sub-pengaturan atau subjek, dan metode yang berbeda. Populasi penelitian ini adalah guru PNS SMA Negeri di Sulawesi Selatan, Indonesia.



Clustering merepresentasikan wilayah Sulawesi Selatan menjadi zona selatan dan utara. Gambar zona selatan menghasilkan Kabupaten Gowa, Bone, dan Pangkep dan



babak



selanjutnya



keluar



Pare-Pare,



Sidrap,



dan



Pinrang.



Dalam



pengumpulan data kuantitatif, peneliti melakukan survei atau kuesioner untuk menjawab hipotesis tentang signifikansi statistik faktor demografi dengan karakter profesional. Analisis data menggunakan uji-t dan Anova.



Untuk data kualitatif dipilih 12 guru dengan menggunakan purposive random sampling karena memiliki pengetahuan yang luas dan pengalaman yang lebih banyak. Pertanyaan terbuka dalam wawancara semi terstruktur diajukan untuk mendeskripsikan



praktik



profesionalisme,



kegiatan



pembelajaran



dalam



pengembangan keprofesian, dukungan, dan kendala terhadap guru profesional. Observasi kelas juga dilakukan untuk mendapatkan gambaran



tentang



keterampilan pedagogik dan catatan lapangan untuk mengetahui perilaku-sikap guru.



6.



Analisis



Temuan



Pertanyaan



pokok



penelitian



ini



terkait



dengan



«Profesionalisme Guru dan Praktik Pengembangan Keprofesian pada Sekolah Menengah Atas di Sulawesi Selatan, Indonesia». Pertanyaan penelitian kemudian dibagi menjadi enam bagian untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap. Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah: (1) adakah perbedaan yang signifikan 18



secara statistik antara sikap-perilaku, kompetensi pedagogik, dan aktivitas pembelajaran sebagai karakter praktik profesional guru dengan faktor demografi (jenis kelamin, usia, tahun pengalaman, dan kualifikasi profesional pendidikan), (2) Bagaimana tingkat kompetensi pedagogik guru sekolah menengah atas, (3) apa ciri-ciri profesional guru yang dipraktikkan di kalangan guru sekolah menengah atas, (4) bagaimana kegiatan pengembangan keprofesian seperti belajar mandiri. , pendampingan, dan in-service training efektif dalam mendorong profesionalisme guru, (5) faktor-faktor apa saja yang mendukung profesionalisme guru dan pengembangan profesionalitas guru, (6) apa saja kendala dalam mendorong profesionalisme dan pengembangan profesional guru. Namun demikian, dalam menggali jawaban dari pertanyaan tersebut, diperlukan pendekatan yang lebih banyak untuk mendapatkan informasi yang kaya dan mendalam dari responden untuk menjelaskan temuannya. 7. Diskusi. Praktik Profesionalisme Guru Sebagai seorang yang profesional, guru harus mempelajari dan mengasah keterampilan ini untuk mencapai hasil yang baik bagi siswa. Memiliki keterampilan pedagogik yang rendah dalam mengajar membuat guru sulit untuk mempertahankan perhatian siswa dalam pembelajaran, untuk memenuhi gaya belajar siswa yang berbeda, dan untuk terlibat dalam kurikulum yang menantang dan relevan secara kognitif. Ini juga melibatkan bagaimana mengembangkan strategi untuk mempertahankan dan mendapatkan minat siswa, memungkinkan untuk belajar dengan kemampuan penuh, dan mendorong yang tidak terpengaruh. Bagaimana guru mengarahkan siswanya untuk menguasai keterampilan berpikir tingkat tinggi, mengintegrasikan atau menghubungkan pengetahuan, dan melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran tanpa keterampilan pedagogik. Guru perlu menunjukkan perubahan dalam praktiknya seperti yang mereka praktikkan dalam temuan observasi. Mereka perlu meningkatkan keterampilan mengajar di semua aspek. Salah satu tugas guru 19



adalah menghubungkan isi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari sebagai teknik dalam mentransfer ilmu yang bermakna kepada siswa. Guru juga harus mengenal dan terampil menggunakan TIK dalam memfasilitasi pembelajaran siswa. Sifat ini mengingatkan guru untuk membekali siswa dengan kecakapan hidup sebagai alat untuk mencari nafkah. Pembelajaran ini dapat menjadi pengingat bagi guru untuk mewaspadai tindakannya karena dapat terlihat dengan jelas. Tingkah laku dan sikap merupakan dua ciri guru profesional dalam mengembangkan rasa profesionalisme yang lebih kuat. Karena itu, sikaplah yang demikian segala sesuatu dan perilaku sangat penting untuk dikenali dan dilakukan perannya dalam kehidupannya. Dalam kehidupan sehari-hari, guru ditiru dan ditiru. Masuk akal mengapa guru harus menunjukkan dan mempromosikan nilai, sikap, dan perilaku positif yang mereka harapkan dari siswa. Karakter guru dapat dilihat dari cara mereka memperlakukan dan mengajar siswa. Dengan menunjukkan perilaku dan sikap positif, guru memainkan peran penting dalam membantu pembelajaran siswa dan proses penalaran moral. Profesionalisme erat kaitannya dengan kualitas praktik suatu profesi dimana aspek demografi seperti jenis kelamin, usia, pengalaman bertahun-tahun, dan kualifikasi profesional pendidikan dapat dipertimbangkan. Sedangkan kualifikasi profesi pendidikan sangat berbeda dengan pengamalan karakter profesional.



Hal ini relevan dengan asumsi bahwa semakin banyak belajar semakin banyak pengetahuan dan mengarah pada sikap, tingkah laku, dan prestasi yang lebih baik dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Kualifikasi profesi akademik sebagai seorang profesional memiliki hubungan yang proporsional dengan penguasaan mata pelajaran dan ekspektasi keberhasilan dalam proses pembelajaran. Dalam studi ini, pengembangan profesional sebagai salah satu inti pembelajaran sepanjang hayat memiliki pengaruh yang besar dalam praktik pengajaran dan 20



pencapaian kebutuhan siswa. Ini merupakan ruang belajar guru yang dibutuhkan untuk membekali dan mendukung pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk menyelesaikan masalah dalam proses belajar mengajar.



Guru tidak dapat membawa siswa mereka sukses tanpa memiliki pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang luas untuk berlatih. Sejalan dengan tumbuhnya kesadaran akan kebutuhan kualitas pendidikan di Indonesia, masyarakat harus mendapatkan manfaat dari peningkatan kualitas pendidikan sehingga mampu menjadi anggota masyarakat yang aktif dan berilmu. Masyarakat membutuhkan profil keterampilan dan guru yang kompeten untuk mendampingi masa depan mereka dalam proses pendidikan, mengembangkan keterampilan dan harapan baru bagi generasi muda. Sebagai tanggapan, masyarakat harus segala sesuatu dan perilaku sangat penting untuk dikenali dan dilakukan perannya dalam kehidupannya. Dalam kehidupan sehari-hari, guru ditiru dan ditiru. Masuk akal mengapa guru harus menunjukkan dan mempromosikan nilai, sikap, dan perilaku positif yang mereka harapkan dari siswa. Karakter guru dapat dilihat dari cara mereka memperlakukan dan mengajar siswa. Dengan menunjukkan perilaku dan sikap positif, guru memainkan peran penting dalam membantu pembelajaran siswa dan proses penalaran moral. Profesionalisme erat kaitannya dengan kualitas praktik suatu profesi dimana aspek demografi seperti jenis kelamin, usia, pengalaman bertahun-tahun, dan kualifikasi profesional pendidikan dapat dipertimbangkan. Sedangkan kualifikasi profesi pendidikan sangat berbeda dengan pengamalan karakter profesional. Hal ini relevan dengan asumsi bahwa semakin banyak belajar semakin banyak pengetahuan dan mengarah pada sikap, tingkah laku, dan prestasi yang lebih baik dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Kualifikasi profesi akademik sebagai 21



seorang profesional memiliki hubungan yang proporsional dengan penguasaan mata pelajaran dan ekspektasi keberhasilan dalam proses pembelajaran. Dalam studi ini, pengembangan profesional sebagai salah satu inti pembelajaran sepanjang hayat memiliki pengaruh yang besar dalam praktik pengajaran dan pencapaian kebutuhan siswa. Ini merupakan ruang belajar guru yang dibutuhkan untuk membekali dan mendukung pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk menyelesaikan masalah dalam proses belajar mengajar,ambil bagian dalam memastikan peningkatan kualitas, peningkatan jaminan pekerjaan mereka, mempromosikan perubahan yang lebih baik, mengaktifkan peran mereka sebagai agen perubahan dan secara umum mengakui, guru memainkan peran mereka dalam implementasi dan reformasi diseminasi intelektual membutuhkan identitas profesional berkualitas tinggi. Menurut Alton-Lee dan Gurney, kualitas guru dalam mengajar diperoleh dengan menyediakan waktu yang cukup dan mendorong kegiatan belajar sebagai kesempatan berharga untuk belajar. Hal ini didukung oleh Quint bahwa ketika guru bertemu secara rutin untuk membahas pengajarannya, hal itu berdampak positif pada prestasi siswa. Dengan menggandeng masyarakat, peningkatan akses dan kualitas program pengembangan profesi guru harus menjadi prioritas utama untuk mengasah kreativitas dan inovasinya di Indonesia dan negara berkembang lainnya. Pengetahuan yang diperoleh hari ini akan menjadi komoditas yang tersedia untuk orang lain besok. Anehnya, masih banyak guru yang memiliki keterbatasan dan kendala yang sebenarnya bisa ditangani seperti waktu, biaya, kesempatan belajar, dan masalah birokrasi.



22



BAB III PEMBAHASAN A.Pembahasan Isi Jurnal 



Jurnal Utama



Pada jurnal ini membahas tentang, Hakikat manajemen sumber daya terhadap peningkatan mutu adalah suatu sistem implementasi dalam menjalankan suatu usaha pendidikan yang berusaha memaksimumkan daya saing melalui penyempurnaan terus menerus dalam meningkatkan kualitas pendidikan secara totalitas. Manajemen sumberdaya manusia dalam peningkatan mutu bertujuan mengubah institusi yang mengoperasikannya menjadi sebuah tim yang ikhlas, tanpa konflik dan kompetisi internal, untuk meraih sebuah tujuan tunggal, yaitu memuaskan pelanggan.34 Dalam konteks manajemen peningkatan mutu pelanggan dalam dunia pendidikan dapat dibedakan menjadi 2 (dua) macam yaitu 1). pelanggan internal yaitu para pengelola sekolah seperti guru, pustakawan, laboran, teknisi dan tenaga administrasi; 1) pelanggan eksternal yang terbagi menjadi: (a) pelanggan primer yaitu siswa. 2) pelanggan sekunder yaitu orang tua, pemerintah, dan sponsor; (b) pelanggan primier seperti perguruan tinggi dan dunia kerja yang menerima lulusan madrasah.



Implementasi



Manajemen SDM dalam peningkatan mutu merupakan sebuah sistem pendekatan dalam



upaya



memaksimalkan



daya



saing



melalui



perbaikan



secara



berkesinambungan (terus menerus) untuk memperoleh nilai atau mutu yang optimal atas jasa, manusia, produk dan lingkungan dengan melibatkan keseluruhan unsur dan stakeholders organisasi di bawah satu visi bersama. Peningkatan mutu pendidikan adalah suatu proses kerja yang lebih efektif dan efisien yang diikuti oleh sumber daya manusia yang berkompeten dengan loyalitas dan daya juang yang tinggi, sudah tentu akan menghasilkan peningkatan kinerja yang berujung pada kepuasan konsumen atau pelanggan. 23







Jurnal Pembanding 1 Jurnal pembanding 2 ini membahas mengenai profesionalisme guru SD.



Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa pengembangan kemampuan guru disesuaikan dengan tingkat dan jenjang pendidikan. Pada hakekatnya pembinaan kemampuan professional guru ditekankan pada tiga kemampuan dasar, yaitu: kemampuan profesi, kemampuan pribadi dan kemampuan sosial. 1) Kemampuan Profesial (Profesial Comptency) Kemampuan yang harus dimilki guru sekolah dasar dalam proses belajar mengajar. Guru mempunyai tugas untuk mengarahkan kegiatan belajar siswa untuk mencapai tujuan pengajaran. Untuk itu guru dituntut untuk mampu menyampaikan bahan pengajaran. Guru harus selalu menguasai dan memperluas materi pelajaran dan memperluas materi pelajaran yang akan disajikan. Hal ini dapat dicapai dengan banyak membaca dan mengikuti perkembangan yang berhubungan dengan hal tersebut . sebenarnya guru sebagai nara sumber pelajaran yang harus selalu siap dalam proses belajar mengajar. Guru didituntut untuk dapat menciptakan situasi belajar yang dapat mendorong siswa untuk mau belajar. 



Jurnal Pembanding II Jurnal pembanding kedua ini mengulas bahwa Bukti dari analisis



menunjukkan berbagai persepsi guru terkait dengan konsep profesionalisme dan kegiatan pengembangan keprofesian dimana informannya adalah guru sekolah menengah atas negeri bersertifikasi. Dapat disimpulkan bahwa sebagai guru yang profesional terbukti memiliki perilaku dan sikap keteladanan sebagai karakter di luar dan di dalam kelas di antara siswa dan kolega. Menuju profesi, karakter mendorong untuk menunjukkan komitmen dan tanggung jawabnya untuk melakukan perbaikan diri sebagai kontribusi nyata dalam pembelajaran siswa. Namun, menetapkan sistem standar yang tepat dapat membantu semua guru bekerja menuju standar tinggi dan status profesional yang sama. Upaya lain untuk membawa guru berstatus profesional dan kegiatan pembelajaran profesional yang 24



efektif didukung dengan sistem birokrasi akuntabilitas pemerintah daerah dan pusat melalui kebijakan kesejahteraan dan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhannya. Terkait dengan kompetensi, pengetahuan, dan keterampilan guru, berbagai kegiatan pembelajaran dalam pengembangan keprofesian harus menjadi kekuatan dan dukungan. Keseriusan dan komitmen dari para pemangku kepentingan terkadang menjadi pertanyaan besar karena hanya di atas kertas putih. Konsistensi dalam mendukung guru mendorong inovasi dalam praktik mengajar untuk peningkatan kepribadian dan karir sebagai warga sekolah. Kepastian, keamanan, dan jaminan dari semua pihak mendorong kreativitas guru untuk berubah dalam praktik di tingkat individu, organisasi sekolah, dan kehidupan sosial. Saran penelitian ini adalah mempertimbangkan faktor demografi. B.BAGIAN KELEBIHAN DAN KEKURANGAN JURNAL 1) Jurnal Utama Kelebihan: 



Bahasa yang digunakan adalah bahasa baku namun mudah dimengerti.







Metode penelitian yang digunakan lengkap penjelasannya secara rinci. Kekurangan:







Artikel ini sederhana dan masih termasuk jurnal lokal.



2) Jurnal Pembanding I Kelebihan: 



Materi yang disajikan lebih rinci dan penjelasan yang diberikan cukup mudah untuk dipahami.







Metode penelitiannya bagus mudah dimengerti. Kelemahan: 25







Materi yang disajikan hanya seputar profesionalisme guru SD saja, tidak membahas keguruan secara luas.







Banyak sekali kutipan dari para ahli.



3) Jurnal Pembanding II Kelebihan: 



Penulisaan baik, spasi yang digunakan tepat. Sehingga memudahkan pembaca untuk membacanya.







Sudah sesuai dengan EyD.







Mudah dipahami.



Kelemahan: 



Warna font terlalu datar.







Membutuhkan jurnal terjemahannya.



26



BAB IV PENUTUP A.KESIMPULAN Guru



adalahprofesi



yang



sangatterpujikarenauntukmendapatkanprofesitersebutdibutuhkanpendidikansert apelatihan



yang



tepat.Dalamruanglingkupnya



harusmemilikiempatkompetensi



yang



melakatgunauntukmendukung



pembelajaran.Empatkompetensiituyaitu; kompetensipendagogik,



kompetensisosial,



guru proses



kompetensikepribadian, dankompetensiprofesional.



Semuanyaitudalamsatucakupan yang harusdiembannya. Menjadi



guru



yang



profesionalbukanhal



yang



tersebutharusterusmelatihdirinyayaitubisadenganmengikuti



mudah,



guru seminar



ataupunpelatihanuntukmenambahkemampuanakan proses pembelajaran yang baik.



B.REKOMENDASI Bagi pembaca sebaiknya saya merekomendasikan untuk mengkaji lebih lanjut ketiga jurnal tersebut, dan saya berpendapat bahwa tidak cukup bagi kita untuk menggunakan ketiga artikel tsb untuk memperdalam mengenai profesi kependidikan



27



DAFTAR PUSTAKA Tahir,Abd. Wahid. 2017.Pengembangan Manajemen Sumber Daya Manusia Terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan: Kakanwil Kementerian Agama Sulawesi-Selatan.Sulawesi-Selatan Supriadi, Oding., 2009. Pengembangan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar :UniversitasNegeri Medan. Medan. Tanang,Hasan,dkk.2014.Teacher Professionalism and Professional Development Practices



in



South



Sulawesi,



Indonesia:



Teaching.Malaysia



LAMPIRAN A.BUKU UTAMA



28



Journal



of



Curriculum



and



B.BUKU PEMBANDING



29



FORMAT REVIEW JURNAL  1 2 3



Jurnal Utama Judul



Pengembangan Manajemen Sumber Daya Manusia Terhadap



Jurnal Downloa



Peningkatan Mutu Pendidikan Jurnal pendidikan https://www.google.com/search?



d



client=opera&q=PENGEMBANGAN+MANAJEMEN+SUMBER+ DAYA+MANUSIA+TERHADAP+PENINGKATAN+MUTU+PE



4



Volume



NDIDIKAN&sourceid=opera&ie=UTF-8&oe=UTF-8 VI,1-11



dan 5 6 7 8 9



Halaman Tahun Penulis Reviewer Tanggal Abstrak



2017 H. Abd. Wahid Tahir Julyana Purba 16 Maret 2021



Penelitian -Tujuan Meningkatkan sumber daya manusia menjadi semakin penting Penelitian



bagi institusi yang digunakan untuk mendapatkan kontrol yang lebih baik melalui bisnis mereka sendiri. Lembaga harus menunjukkan bahwa mereka mampu memberikan pendidikan yang berkualitas kepada peserta didik. Untuk setiap institusi, kualitas adalah agenda utama dan peningkatan kualitas adalah tugas yang paling penting. Meski demikian, sebagian orang menganggap kualitas sebagai konsep yang penuh teka-teki. Kualitas dianggap membingungkan dan sulit diukur. Kualitas dalam pandangan seseorang terkadang berbeda dengan orang lain. Maka tidak aneh jika para ahli tidak memiliki kesimpulan yang sama tentang bagaimana menciptakan lembaga yang baik 30



dan berkualitas. Manajemen sumber daya manusia dalam peningkatan kualitas bertujuan untuk mengubah lembaga yang menjalankannya menjadi tim yang ikhlas, tanpa konflik dan persaingan internal, untuk mencapai satu tujuan, yaitu -Subjek



memuaskan pelanggan. Kata kunci Sumber Daya Manusia



Penelitian -



-



Assesmen t Data -Kata 10



Management, Human Resources, Improvement and Quality



Kunci Pendahul uan -Latar



embinaan pendidikan yang dilakukan oleh Kementerian Agama



Belakang



selama ini masih perlu langkah-langkah penyesuaian yang



dan Teori



strategis. Dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia, pendidikan memegang peran yang sangat penting dan harus merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas pembinaan madrasah secara keseluruhan. Salah satu peran penting pendidikan adalah menyiapkan sumber



daya



manusia



yang



berkualitas



sesuai



dengan



perubahan zaman agar tidak terjadi kesenjangan antara realitas dan idealitas. 11



Metode penelitian -Langkah Penelitian -Hasil



-



Penelitian -Diskusi



Hakikat manajemen sumber daya terhadap peningkatan mutu 31



Penelitian



adalah suatu sistem implementasi dalam menjalankan suatu usaha pendidikan yang berusaha memaksimumkan daya saing melalui penyempurnaan terus menerus dalam meningkatkan



-Daftar



kualitas pendidikan secara totalitas  al Attas, Syed Muhamad Naquib Konsep Pendidikan



Pusaka



dalam Islam : Suatu Rangka Pikir Pembimbing Filsafat Pendidikan Islam. Cet. I; Bandung: Mizan, 2009. 



Daulat P. Tampubolon, Perguruan Tinggi Bermutu: Paradigma



Baru



Manajemen



Pendidikan



Tinggi



Menghadapi Abad ke-21. Cet. I; Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama: 2011 



Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta: Balai Pustaka, 2008.







Departemen Agama RI, Muqaddimah Al Qur’an dan tafsirnya edisi revisi. Cet. II: Jakarta, Lembaga Percetakan Departemen Agama RI, 2009







Depatemen Agama, Profil Madrasah Masa Depan. Cet. I; Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, 2006.







E. Mulyasa, Menjadi guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran



Kreatif



dan



Menyenangkan.



Cet.X;



Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011. 12



Analisis Jurnal -Kekuatan







Penelitian



Bahasa yang digunakan adalah bahasa baku namun mudah dimengerti.







Metode



penelitian



yang



digunakan



lengkap



penjelasannya secara rinci. -







Artikel ini sederhana dan masih termasuk jurnal lokal. 32



Kelemaha n 13



Penelitian Kesimpul



Implementasi Manajemen SDM dalam peningkatan mutu



an



merupakan



sebuah



memaksimalkan



sistem



daya



pendekatan



saing



melalui



dalam



upaya



perbaikan



secara



berkesinambungan (terus menerus) untuk memperoleh nilai atau mutu yang optimal atas jasa, manusia, produk dan lingkungan



dengan



stakeholders



melibatkan



organisasi



di



keseluruhan



bawah



satu



unsur



visi



dan



bersama.



Peningkatan mutu pendidikan adalah suatu proses kerja yang lebih efektif dan efisien yang diikuti oleh sumber daya manusia yang berkompeten dengan loyalitas dan daya juang yang tinggi, sudah tentu akan menghasilkan peningkatan kinerja yang 14



Saran



berujung pada kepuasan konsumen atau pelanggan. Pengembangan Manajemen Sumber Daya Manusia Terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan



berbanding lurus,sehingga



sangat diperlukannya pengembangan manajemen Sumber Daya 15



Referensi



Manusia ini. Tahir,Abd. Wahid. 2017.Pengembangan Manajemen Sumber Daya Manusia Terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan: Kakanwil



Kementerian



Agama



Sulawesi-Selatan.Sulawesi-



Selatan



 1 2 3



Jurnal Pembanding I Judul Jurnal Download



Pengembangan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar Jurnal Tabularasa http://digilib.unimed.ac.id/222/1/TABULARASA%20VOL %208%20NO%202%20DES%202011Supian%20Purba.pdf 33



4



Volume



VI,27-38



dan 5 6 7 8 9



Halaman Tahun Penulis Reviewer Tanggal Abstrak



2009 Oding Supriadi Julyana Purba 16 Maret 2021



Penelitian -Tujuan



Dunia pendidikan dituntut agar menghasilkan SDM yang



Penelitian



sesuai dengan kemajuan iptek. Guru mempunyai peranan yang penting dalam pendidikan, sehingga hampir semua usaha pembaharuan di bidang pendidikan bergantung pada guru. Pengembangan profesionalisme guru diarahkan pada peningkatan kualitas. Kriteria profesionalisme guru meliputi kemampuan: menguasai bahan, mengelola PBM, mengelola kelas, mengelola media atau sumber, menguasai landasan kependidikan, mengenal interaksi belajar mengajar, menilai prestasi siswa, mengenal fungsi dan program pelayanan BP, dan



mengenal



administrasi



sekolah.



Pada



hakekatnya



pembinaan professionalisme guru ditekankan pada tiga kemampuan dasar, yaitu: kemampuan profesi, kemampuan



10



-Subjek



pribadi dan kemampuan sosial. Pendidik Sekolah Dasar



Penelitian -Assesment



-



Data -Kata Kunci Pendahulu an -Latar



Pengembangan, Profesionalisme, Guru.



Dunia pendidikan dituntut agar menghasilkan sumber daya



34



Belakang



manusia (SDM) yang sesuai dengan kemajuan teknologi. Guru



dan Teori



mempunyai



peranan



yang



penting



dalam



pendidikan,



sehingga hampir semua usaha pembaharuan di bidang pendidikan bergantung pada guru. Guru tanpa menguasai bahan pelajaran, strategi belajar mengajar, mendorong siswa belajar untuk mencapai prestasi yang tinggi maka segala upaya peningkatan kualitas pendidikan tidak akan mencapai hasil yang meksimal. Dalam pelaksanaan pendidikan, guru merupakan ujung tombak, sehingga perlu pengembangan professional



guru.



Setiap



guru



memiliki



potensi



dan



kebutuhan untuk berkembang serta meralisasikan dirinya. Perkembangan IPTEK menuntut guru untuk melaksanakan pekerjaan secara professional. 11



Metode penelitian -Langkah Penelitian -Hasil Penelitian



-



Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa pengembangan kemampuan guru disesuaikan dengan tingkat dan jenjang pendidikan.



Pada



hakekatnya



pembinaan



kemampuan



professional guru ditekankan pada tiga kemampuan dasar, yaitu:



kemampuan



kemampuan



profesi,



sosial.



1)



kemampuan



Kemampuan



pribadi



Profesial



dan



(Profesial



Comptency) Kemampuan yang harus dimilki guru sekolah dasar dalam proses belajar mengajar. Guru mempunyai tugas untuk mengarahkan kegiatan belajar siswa untuk mencapai tujuan pengajaran. Untuk itu guru dituntut untuk mampu menyampaikan



bahan



35



pengajaran.



Guru



harus



selalu



menguasai dan memperluas materi pelajaran dan memperluas materi pelajaran yang akan disajikan. Hal ini dapat dicapai dengan banyak membaca dan mengikuti perkembangan yang berhubungan dengan hal tersebut . sebenarnya guru sebagai nara sumber pelajaran yang harus selalu siap dalam proses belajar mengajar. Guru didituntut untuk dapat menciptakan situasi belajar yang dapat mendorong siswa untuk mau belajar. -Diskusi



1) Kemampuan Profesial (Profesial Comptency) Kemampuan



Penelitian



yang harus dimilki guru sekolah dasar dalam proses belajar mengajar. Guru mempunyai tugas untuk mengarahkan kegiatan belajar siswa untuk mencapai tujuan pengajaran. Untuk itu guru dituntut untuk mampu menyampaikan bahan pengajaran. Guru harus selalu menguasai dan memperluas materi pelajaran dan memperluas materi pelajaran yang akan disajikan. Hal ini dapat dicapai dengan banyak membaca dan mengikuti perkembangan yang berhubungan dengan hal tersebut . 2) Kemampuan Pribadi (Personal Competensy) pendidikan adalah proses yang direncanakan agar siswa tumbuh dan berkembang melalui kegiatan belajar. Guru sebagai pendidik dengan sengaja mempengaruhi tata nilai yang dianggap baik dan berlaku dimasyarakat. Yang dimaksud tata nilai tersebut adalah norma etika, estetika, dan ilmu pengetahuan yang mempengaruhi perilaku siswa sebagai pribadi dan sebagai anggota masyarakat. Penerapan disiplin yang baik dalam proses, pembelajaran akan menimbulkan sikap mental dan kepribadian siswa yang kuat. Siswa akan didiplin apabila 36



guru dapat memberi contoh kedisiplinan dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari. 3)



Kemampuan Sosial (Social Competency) Guru merupakan



panutan siswa dan masyarakat yang senantiasa dicontoh dalam kehidupannya sehari-hari. Guru memiliki tugas -Daftar



membina dan membimbing siswa kerah norma yang berlaku.  Ahmad Sanusi. (1990), Profesionalisasi dalam



Pusaka



pengelolaan Pendidikan Nasional, Jakarta : Makalah 



Bogdan, Robert C. dan Biklen S.K. (1982), Qualitative Research for Education: An Introduction to Theory and method, Allynabd Bacon inc.







Cece Wijaya dan A. Tabrani (1994), Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung Remaja Rosda Karya.







Conny R Semiawan (1991), Pendekatan Keterampilan Proses, Jakarta : Grafindo.







Djauzak



Ahmad



(1995),



Pedoman



Pembinaan



Profesional Guru Sekolah dasar , Jakarta : Depdikbud RI. Depdikbud (1995), Pedoman Pembinaan Profesional Guru, Jakarta : Proyek Pembinaan Mutu TK.SD.SLB. 12



Analisis Jurnal -Kekuatan







Penelitian



Penulisaan baik, spasi yang digunakan tepat. Sehingga memudahkan pembaca untuk membacanya.







Sudah sesuai dengan EyD.







Mudah dipahami.







Warna font terlalu datar.



-Kelemahan Penelitian



37



 13



Membutuhkan jurnal terjemahannya.



Kesimpula



Pengembangan kemampuan guru disesuaikan dengan tingkat



n



dan



jenjang



kemampuan



pendidikan.



Pada



hakekatnya



pembinaan



professional



guru



ditekankan



pada



tiga



kemampuan dasar, yaitu: kemampuan profesi, kemampuan 14



Saran



pribadi dan kemampuan sosial. Tiga kemampuan dasar ditekankan kemampuan



15



Referensi



profesional



guru



pada



agar



pembinaan



pengembangan



kemmapuan guru dapat berjalan dan terlaksana semestinya. Supriadi, Oding., 2009. Pengembangan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar :UniversitasNegeri Medan. Medan.



 1 2 3



Jurnal Pembanding II Judul



Teacher



Professionalism



and



Professional



Development



Jurnal Download



Practices in South Sulawes,Indonesia Journal of Curriculum and Teaching https://www.researchgate.net/publication/265297662_Teacher_ Professionalism_and_Professional_Development_Practices_in_



4



Volume



South_Sulawesi_Indonesia 3,25-41



dan 5 6 7 8 9



Halaman Tahun Penulis Reviewer Tanggal Abstrak



2014 Hasan Tanang,dkk. Julyana Purba 16 Maret 2021



Penelitian -Tujuan



Kajian



Penelitian



pengembangan profesionalitas guru yang masih memiliki



ini



mengkaji



38



praktik



profesionalisme



dan



kualitas rendah berdasarkan hukum dan belum menghasilkan kinerja yang lebih baik di Sulawesi Selatan, Indonesia. Penyelidikan



ini



berfokus



keterampilan



pedagogik,



pada dan



perilaku-sikap keberagaman



guru,



kegiatan



pembelajaran melalui pengembangan profesional yang efektif sebagai komitmen untuk melakukan perbaikan berkelanjutan. Faktor pendukung dan kendala menjadi guru profesional juga diidentifikasi. Desain penelitian ini menggunakan desain metode



campuran



eksploratori



dengan



pendekatan



triangulasi. Simple random sampling digunakan untuk memilih 331 sampel dari 2367 populasi untuk menjawab kuesioner. Sedangkan dua belas guru dipilih menggunakan purposive sampling untuk wawancara dan observasi. Analisis uji-t dan Anova menunjukkan bahwa gender memiliki perbedaan yang signifikan dalam praktik perilaku-sikap, sedangkan



kualifikasi



profesional



pendidikan



signifikan



terhadap perilaku-sikap dan kegiatan belajar guru. Temuan kualitatif menunjukkan perlunya menampilkan perilaku-sikap yang patut dicontoh, keterampilan mengajar yang kuat, pengetahuan dan keyakinan melalui kegiatan pembelajaran keragaman dalam pengembangan profesional yang efektif. Pengembangan keprofesian guru memerlukan dukungan kebijakan, moral, infrastruktur, dan finansial yang dapat mengarahkan guru menjadi profesional. Penelitian ini telah memberikan model pengembangan keprofesian guru sebagai masukan untuk peningkatan kualitas praktik profesionalisme dan pengembangan profesional guru di Indonesia, khususnya di Provinsi Sulawesi Selatan. Kata kunci 39



10



-Subjek



Praktik Profesionalisme Guru dan Pengembangan Profesi di



Penelitian -Assesment



Sulawesi Selatan -



Data -Kata Kunci Pendahulu



teacher professionalism; professional development



an -Latar



Tantangan



Belakang



meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan bidang



dan Teori



pendidikan (Kemendiknas, 2010). Berdasarkan laporan United



utama



bangsa



Indonesia



adalah



mampu



Nation Development Program (UNDP) tahun 2011, Indonesia masih berada di peringkat 124 dari 187 negara untuk indeks pembangunan



manusia.



Lebih



lanjut,



organisasi



ini



mengidentifikasi bahwa salah satu tantangannya adalah rendahnya tingkat pendidikan Indonesia yang berdampak langsung pada kualitas dan kemampuan masyarakat. Sejak itu, pemerintah menanamkan modal di bidang pendidikan sebagai strategi untuk mengembangkan sumber daya manusia yang



berkualitas.



Pendidikan



yang



berkualitas



harus



didukung oleh tenaga pengajar yang profesional untuk menghasilkan orang-orang yang memiliki kecakapan hidup dan kepercayaan diri yang kuat untuk menjadi pesaing di antara orang lain dalam kehidupan global. Itu 11



Metode penelitian -Langkah



-



Penelitian -Hasil



Bukti dari analisis menunjukkan berbagai persepsi guru



Penelitian



terkait



dengan



konsep



profesionalisme



dan



kegiatan



pengembangan keprofesian dimana informannya adalah guru 40



sekolah



menengah



atas



negeri



bersertifikasi.



Dapat



disimpulkan bahwa sebagai guru yang profesional terbukti memiliki perilaku dan sikap keteladanan sebagai karakter di luar dan di dalam kelas di antara siswa dan kolega. Menuju profesi, karakter mendorong untuk menunjukkan komitmen dan tanggung jawabnya untuk melakukan perbaikan diri sebagai kontribusi nyata dalam pembelajaran siswa. Namun, menetapkan sistem standar yang tepat dapat membantu semua guru bekerja menuju standar tinggi dan status -Diskusi



profesional yang sama. Upaya lain untuk membawa guru berstatus profesional dan



Penelitian



kegiatan pembelajaran profesional yang efektif didukung dengan sistem birokrasi akuntabilitas pemerintah daerah dan pusat melalui kebijakan kesejahteraan dan fasilitas yang sesuai dengan



kebutuhannya.



Terkait



dengan



kompetensi,



pengetahuan, dan keterampilan guru, berbagai kegiatan pembelajaran



dalam



pengembangan



keprofesian



harus



menjadi kekuatan dan dukungan. Keseriusan dan komitmen dari



para



pemangku



kepentingan



terkadang



menjadi



pertanyaan besar karena hanya di atas kertas putih. Konsistensi dalam mendukung guru mendorong inovasi dalam praktik mengajar untuk peningkatan kepribadian dan karir sebagai warga sekolah. Kepastian, keamanan, dan jaminan dari semua pihak mendorong kreativitas guru untuk berubah dalam praktik di tingkat individu, organisasi sekolah, dan -Daftar Pusaka



kehidupan



sosial.



Saran



penelitian



ini



adalah



mempertimbangkan faktor demografi.  Acker, S. (1992). Creating Careers: Woman Teachers at Works.



Curriculum 41



Enquiries,



22(2),



141-163. 



http://dx.doi.org/10.2307/1180030 



Action Aid. (2005). Contradicting Commitments: How the Achievement of Education For All is Being Undermined by the IMF, By Akanksha A. Marphatia and David Archer, Action Aid International.







Ajila, Chris & Abiola, Awonusi. (2004). Influence of Rewards on Workers Performance on an Organization. Journal of Social Science, 8(1), 7-12.







Ali, M.A. (2000). Supervision for teacher development: an alternative model for Pakistan. International Journal of



Educational



Development,



20,



177-



88. http://dx.doi.org/10.1016/S0738-0593(99)00020-6 



Alton-Lee, A. (2003). Quality Teaching for Diverse Students



in



Schooling:



Best



Evidence



Synthesis.



Wellington: Ministry of Education. 



Baharin Abu. (2000). Teaching Effectiveness and Staff Professional Development Programs at a Higher Learning Institution in Malaysia. Unpublished PhD thesis,



School



of



Education



the



University



of



Birmingham. 12



Analisis Jurnal -Kekuatan







Penelitian



-Kelemahan



Penulisaan baik, spasi yang digunakan tepat. Sehingga memudahkan pembaca untuk membacanya.







Sudah sesuai dengan EyD.







Mudah dipahami.







Warna font terlalu datar. 42



Penelitian  13



Membutuhkan jurnal terjemahannya.



Kesimpula



Upaya lain untuk membawa guru berstatus profesional dan



n



kegiatan pembelajaran profesional yang efektif didukung dengan sistem birokrasi akuntabilitas pemerintah daerah dan pusat melalui kebijakan kesejahteraan dan fasilitas yang sesuai dengan



kebutuhannya.



Terkait



dengan



kompetensi,



pengetahuan, dan keterampilan guru, berbagai kegiatan pembelajaran



dalam



pengembangan



keprofesian



harus



menjadi kekuatan dan dukungan. Keseriusan dan komitmen dari



para



pemangku



kepentingan



terkadang



menjadi



pertanyaan besar karena hanya di atas kertas putih. Konsistensi dalam mendukung guru mendorong inovasi dalam praktik mengajar untuk peningkatan kepribadian dan karir sebagai warga sekolah. Kepastian, keamanan, dan jaminan dari semua pihak mendorong kreativitas guru untuk berubah dalam praktik di tingkat individu, organisasi sekolah, 14 15



Saran



dan kehidupan sosial. Diperlukan yang namanya



Referensi



demografi. Tanang,Hasan,dkk.2014.Teacher



mempertimbangkan



faktor



Professionalism



and



Professional Development Practices



in South Sulawesi,



Indonesia: Journal of Curriculum and Teaching.Malaysia



43