CJR Sosiologi Seni (Anggie Nasution) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

CRITICAL JOURNAL REVIEW “SOSIOLOGI SENI”



DOSEN PENGAMPU : Panji Suroso, M.Si



DISUSUN OLEH :



Anggie Ferdia Chandra Nasution (2203342013)



PENDIDIKAN SENI MUSIK FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2022



KATA PENGANTAR



Segala Puji dan Syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas kasih dan berkat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah CJR ini dengan baik. Saya juga berterimakasih kepada Bapak Panji Suroso selaku dosen yang mengampu saya dalam mata kuliah Sosiologi Seni. Makalah CJR ini dibuat dalam guna memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi Seni. Saya menyadari bahwa di dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan, baik di penulisan huruf dan penggunaan kata eja. Oleh sebab itu saya minta maaf dan saya siap menerima kritik dan saran guna memperbaiki makalah ini dengan arah ke yang lebih baik lagi. Akhir kata saya mengucapkan terimakasih dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita guna menambah pengetahuan kita.



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I. REVIEW JURNAL UTAMA A.Identitas Jurnal Utama B.Hasil Review BAB II. REVIEW JURNAL PEMBANDING I A.Identitas Jurnal Pembanding B.Hasil Review BAB III. REVIEW JURNAL PEMBANDING II A.Identitas Jurnal Pembanding B.Hasil Review



DAFTAR PUSTAKA



BAB I REVIEW JURNAL UTAMA ABSTRAK Penelitian ini membahas tentang media bahan ajar Komputer Musik Dasar yang dikemas dalam bentuk e-learning. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara pengemasan penggunaan software Sibelius 7 yang dikemas ke dalam bentuk e-learning dan mendeskripsikan langkahlangkah pengunggahan (upload) bahan ajar yang dikemas kedalam bentuk file multimedia menjadi sistem pembelajar berbasis web (internet). Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori tentang pengemasan, bahan ajar, e-learning, komputer musik, dan software notater sibelius 7. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang menjelaskan dan mendeskripsikan teori kedalam bentuk kata-kata. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa angket Uji Ahli Materi dan angket Uji Ahli Media, angket ini terdiri dari aspek penilaian yaitu berdasarkan standar kompetensi. Tahap pengemasan dalam pembuatan bahan ajar komputer musik dasar dimulai dengan tahap Perencanaan, Pelaksanaan, dan Evaluasi. Langkah-langkah pengunggahan bahan ajar e-learning dengan menggunakan aplikasi Google Drive dan aplikasi Bitly. Pemilihan bahan ajar secara online atau e-learning dilatar belakangi kemudahan, efisiensi, efektivitas dan keawetan materi sehingga bisa diakses dimana saja dan kapan saja. Penelitian ini menghasilkan suatu produk bahan ajar berupa elearning berformat slide, Portable Document Format (PDF), dan Vidio yang dapat dijadikan media pembelajaran. Penelitian ini juga menghasilkan bahan ajar online yang dapat diakses dan diunduh melalui link bit.ly/komputermusikdasar . Kata Kunci: Pengemasan, Bahan Ajar, E-learning, Sibelius 7 A.Identitas Jurnal Utama Judul



Pengemasan Bahan Ajar Komputer Musik Dasar Berbasis E-Learning Di Prodi Pendidikan Musik Universitas Negeri Medan



Jurnal Volume dan



Seni Musik -



Nomor e-ISSN



2579-8200



Tahun



Mei 2020



Penulis



Tri Danu Satria, Panji Suroso, Adina Sastra Sembiring



Reviewer



Anggie Ferdia Chandra Nasution



Tanggal Review



05 April 2022



B.Hasil Review Tujuan Penelitian



1. Untuk mengetahui pengemasan materi bahan ajar penggunaan software Sibelius 7 yang dikemas ke dalam bentuk file multimedia berupa e-learning. 2. Untuk mengetahui langkah-langkah pengunggahan (upload) bahan ajar yang sudah dikemas dalam bentuk file multimedia menjadi system pembelajaran berbasis web (e-learning).



Subjek Penelitian



Masyarakat Umum, Dosen, Mahasiswa.



Assessment Data



Di dalam penelitan ini, terdapat dua indikator untuk menguji kelayakan dari produk bahan ajar komputer musik dasar. Diantaranya Uji Ahli Materi, dan Uji Ahli Media. Di dalam angket Uji Ahli Materi dan angket Uji Ahli Media penulis juga melampirkan poin-poin sesuai standar umum kelayakan media dan kelayakan materi.



Metode Penelitian



Penelitian ini akan menggunakan metode penelitian kualitatif, yaitu metode riset yang sifatnya memberikan penjelasan dengan menggunakan analisis untuk mengembangkan teori-teori berdasarkan hal-hal khusus yang berhasil ditemukan dan dikumpulkan dari lapangan.



Langkah Penelitian



1. Observasi 2. Dokumentasi 3. Pengumpulan Data



Hasil Penelitian



Pengemasan suatu materi bahan ajar kedalam bentuk e-learning, memerlukan tahap-tahap yang hampir sama dengan pengemasan produk bahan ajar lainnya. Tahap yang diperlukan adalah Perencanaan, Pelaksanaan, dan Evaluasi. Tahap perencanaan berarti merancang materi yang akan dipersiapkan untuk dikemas, yaitu tentang



penggunaan software sibelius 7. Setelah tahap perencanaan dilakukan, kemudian tahap pelaksanaan, yaitu tahap dimana semua rancangan yang sudah direncanakan akan direalisasikan. Dimulai dari mendesain bahan ajar yang akan dikemas kedalam bentuk bahan ajar elektroknik kedalam format PDF (Portable Document Format), power point, vidio, sampai dengan memperhitungkan ukuran dari file tersebut. Selanjutnya adalah tahap evaluasi, dimana pada tahap ini sebuah produk (bahan ajar) akan diuji kelayakannya. Setiap produk (bahan ajar) tentu memerlukan evaluasi untuk menilai kelayakan dari produk (bahan ajar) tersebut. Di dalam evaluasi terdapat dua indikator untuk menguji kelayakan dari produk bahan ajar komputer musik dasar. Diantaranya Uji Ahli Materi, dan Uji Ahli Media. Di dalam angket Uji Ahli Materi dan angket Uji Ahli Media penulis juga melampirkan poin-poin sesuai standar umum kelayakan media dan kelayakan materi. Kedua angket ini akan menunjukkan validitas produk yang dihasilkan. Kemudian produk bahan ajar tersebut akan siap untuk dipergunakan oleh mahasiswa di program studi Pendidikan Musik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan guna menunjang pembelajaran Komputer Musik Dasar. Kelebihan Jurnal



Secara keseluruhan jurnal ini termasuk lengkap walau ditinjau dari segi manapun. Salah satu nilai lebih dari sebuah jurnal adalah sebuah pendekatan analisis nyata berupa wawancara dan observasi yang memang menghasilkan konten yang terasa asli seperti pada jurnal ini.



Kekurangan Jurnal Di dalam jurnal penyusunan sub-topik tidak merata sehingga cukup sulit saat membaca halaman demi halaman.



Kesimpulan



1. Komputer Musik Dasar merupakan salah mata kuliah yang terdapat di program studi Pendidikan Musik. Komputer Musik Dasar menjadi mata kuliah dasar (basic) yang harus dikuasai oleh setiap mahasiswa.



Sibelius 7 merupakan materi inti pada proses pembelajaran sesuai dengan RPS (Rencana Pembelajaran Proses). 2. Tahap pengemasan dalam pembuatan bahan ajar komputer musik dasar, dimulai dengan tahap Perencanaan. Pada tahap Perencanaan ini seluruh materi disusun untuk menentukan materi yang akan dibahas. Materi nantinya akan dituangkan kedalam bentuk file e-learning berformat Slide (Power Point), PDF (Portable Document Format) dan Vidio. Selanjutnya tahap Palaksanaan. Pada tahap Palaksanaan ini peneliti melakukan proses desain materi dan pengambilan vidio bahan ajar yang sudah disiapkan. Kemudian tahap Evaluasi. Tahap Evaluasi ini merupakan tahap revisi, revisi disini melalui tiga tahap yaitu revisi dari peneliti sendiri, revisi dari Ahli Materi dan revisi dari Ahli Media. Revisi Ahli Meteri dapat diketahui dari angket Uji Ahli Materi dan revisi Ahli Media dapat diketahui dari angket Uji Ahli Media. Selanjutnya tahap akhir media telah siap dan layak digunakan sebagai bahan ajar. 3. Hasil produk yang diperoleh dari penelitian ini berupa bahan ajar Komputer Musik berisi materi Sibelius 7 berformat slide, PDF, dan Vidio yang dapat diakses secara online melalui link yang sudah dibuat (custom). Adapun link tersebut yaitu bit.ly/komputermusikdasar. Pemilihan bahan ajar secara online atau e-learning dilatar belakangi kemudahan, efisiensi, efektivitas dan keawetan materi sehingga bisa diakses dimana saja dan kapan saja. Saran



Diharapkan proses pembelajaran dalam komputer musik untuk mahasiswa dapat berjalan sesuai proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian yang terstruktur untuk kedepannya.



BAB II REVIEW JURNAL PEMBANDING I ABSTRAK Artikel ini mengulas tentang bentuk dan fungsi musik pada pertunjukan Ketoprak Dor yang tumbuh dan berkembang ditanah Deli Sumatera Utara sebagai budaya yang dimiliki oleh kelompok masyarakat Jawa Deli. Berangkat dari fenomena keberadaan pertunjukan kesenian Ketoprak Dor di beberapa wilayah yang di huni oleh mayoritas orang Jawa di desa-desa sekitar perkebunan Deli, mengantarkan penulis untuk mulai menelisik persoalan unsur musikal sebagai salah satu bagian terpenting pada seni pertunjukan ini. Berdasarkan kajian yang dilakukan oleh penulis, terindikasi bahwa unsur-unsur pembentuk pertunjukan Ketoprak Dor ini memiliki keunikannya tersendiri, dan dapat dibedakan dengan kesenian sejenisnya dipulau Jawa. Unsurunsur pembentuk pertunjukannya seperti: unsur tari, sastra, busana, tata pentas, teater, gerak dan tari serta unsur musik memiliki cirinya tersendiri, dan sangat berbeda dengan ketoprak yang ada di pulau Jawa. Pada kesempatan ini penulis hanya mengkhususkan pembahasan tentang unsur musikal pada seni pertunjukan Ketoprak Dor yaitu tentang bagaimana bentuk musik dan fungsinya didalam seni Pertunjukan Ketoprak Dor.



Kata Kunci: Ketoprak Dor, bentuk musik, fungsi music



A.Identitas Jurnal Pembanding Judul



Tinjauan Bentuk dan Fungsi Musik pada Seni Pertunjukan Ketoprak Dor



Jurnal



Jurnal Seni dan Budaya



Volume dan



Vol.2, No. 2



Nomor e-ISSN



2550-1305



Tahun



Desember 2018



Penulis



Panji Suroso



Reviewer Tanggal Review



Anggie Ferdia Chandra Nasution 05 April 2022



B.Hasil Review Tujuan Penelitian



Untuk mengulas tentang bentuk dan fungsi musik pada pertunjukan Ketoprak Dor yang tumbuh dan berkembang ditanah Deli Sumatera Utara sebagai budaya yang dimiliki oleh kelompok masyarakat Jawa Deli.



Subjek Penelitian



Pelaku Pertunjukan Ketoprak Dor



Assessment Data



Berangkat dari fenomena keberadaan pertunjukan kesenian Ketoprak Dor di beberapa wilayah yang di huni oleh mayoritas orang Jawa di desa-desa sekitar perkebunan Deli, mengantarkan penulis untuk mulai menelisik persoalan unsur musikal sebagai salah satu bagian terpenting pada seni pertunjukan ini.



Metode Penelitian



Peneliti menggunakan metode kualitatif deskriptif. Moleong (dalam Latifah, 2021) menjelaskan bahwa metode kualitatif disebut sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif. Penekanan terhadap deskriptif adalah berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.



Langkah Penelitian



1. Studi Perpustakaan 2. Dokumentasi



Hasil Penelitian



Pertunjukan Ketoprak Dor adalah unsur musikal. Pertunjukan Ketoprak Dor umumnya tidak diiringi dengan instrumen musik Gamelan seperti pertunjukan ketoprak Jawa lainnya, melainkan diiringi oleh ansambel musik campuran yang terdiri dari: gendang Jawa (kendang batang), gendang besar (“Jedor”), keprak dan harmonium sebagai instrumen pembawa melodi. Penggunaan instrumen musik iringan ketoprak dor juga pernah dilakukan penambahan instrumen musik pengiring lainnya seperti penggunaan, keayboard, drum set, gitar elektrik dan bass elektrik. Unsur musikal Ketoprak Dor yang menjadi ciri yang khasnya adalah: adanya unsur tabuhan (musik) yang mengiringi bercirikan bunyi



“prak” dan ‘dor”. Bunyi “prak” adalah bunyi yang diproduksi dari instrumen musik perkusi yang terbuat dari sebilah bambu atau kayu yang diletakkan di atas gendang besar (jedor), dan bunyi “dor” adalah bunyi yang diproduksi oleh suara gendang besar (jedor). Gendang Jidor dan Keprak yang menghasilkan bunyi “Dor” dan “Tek” atau Prak ini adalah merupakan instrumen ritmis sebagai pengatur irama dan dimaknai sebagai simbol perlawanan para pendahulu orang Jawa dalam melawan penjajah dibalik kesenian. Sedangkan harmonium sebagai instrumen melodius yang diadaptasi dari budaya luar Jawa atau diadobsi dari budaya musik Melayu Deli serta menjadi ciri yang khas membedakan Ketoprak Dor dengan Ketoprak lainnya yang menggunakan iringan gamelan ataupun instrumen lainnya. Selain itu dalam perkembangannya iringan Ketoprak Dor juga ditambah dengan instrumen keayboard, bas elektrik, dan drum set. Kelebihan Jurnal



Peneliti mampu memaparkan apa saja yang terkait mengenai Ketoprak Dor beserta keterkaitannya secara deskriptif dan kualitafif dalam hitungan halaman yang cukup singkat, yakni 13 halaman.



Kekurangan Jurnal Di dalam jurnal tidak dibuat cara penelitiannya bagaimana sehingga kita harus mencari tahu melalui isi jurnal, sehingga penulis harus membaca dengan teliti dan mampu menarik keimpulan dari jurnal meskipun jurnal ini tergolong pendek. Kesimpulan



Seni pertunjukan Ketoprak Dor merupakan salah satu varian seni pertunjukan kerakyatan Jawa yang tumbuh dan berkembang di Sumatera Utara sejak zaman kolonial diperkebunan perkebunan Deli. Seni pertunjukan Ketoprak Dor dihadirkan atau dipraktikan oleh kelompok masyarakat Jawa yang notabennya masyarakat kelas buruh perkebunan. Seni pertunjukan Ketoprak Dor memiliki perbedaan dengan ketoprak yang ada dipulau Jawa. Seni pertunjukan Ketoprak Dor dalam pertunjukannya tidak diiringi oleh seperangkat gamelan, tetapi di iringi oleh ansambel musik campuran yang terdiri dari



berbagai instrumen musik seperti:1) kendang/ gendang Jawa, 2) jidor atau jenis gendang besar. 3, keprak bambu atau kayu, 4) harmonium atau juga keyboard, dan 5) tambahan instrumen drum set dengan 6) gitar bas. Bentuk komposisi musik iringan Ketoprak Dor terdiri dari: 1) bentuk komposisi musik panem brama (musik pembuka), 2) bentuk komposisi musik sampak yaitu sampak tempo lambat, sampak tempo sedang, sampak tempo cepat. 3) bentuk komposisi musik ilustrasi pengiring suasana dan adegan. Pertunjukan Ketoprak Dor juga menghadirkan tembang-tembang ketoprak seperti; 1. Tembang persembahan lagu. 2. Tembang perembahan tari. 3. Tembang Matur Rojo. 4. Tembang kantil putih/cokro kembang. 5. Tembang Jeruk gulung. 6. Tembang tepe pinjung / kinanti. 6. Tembang lali-lali / Mijil. 8. Tembang mati wurung. Fungsi musik dalam pertunjukan Ketoprak Dor antara lain adalah: 1) Fungsi musik sebagai pembuka pertunjukan (overture), 2) Musik sebagai penyekat adegan, 3).Fungsi musik dalam membangun ilustrasi dan membantu memberi penguatan karakter aktor 5) Fungsi Musik sebagai iringan gerak tari dan perangsang semangat seniman dalam melakoni pertunjukan 6) fungsi musik mengiringi Tembang, 7) fungsi musik mempertegas dinamika pertunjukan. Saran



Saya berharap kesenian daerah dapat direalisasikan ke ranah globasisasi melalui sejumlah strategi bahan ajar yang ada untuk membantu pelestariannya, selayaknya Ketoprak Dor ini.



DAFTAR PUSTAKA



Barbara (2008). Contesting Culture Embacing Change Hatley, ‘Kethoprak in the Time of Motion-Village Origins”, dalam Japanese Performances on an Indonesia Stage, Singapore: Australian Association of Asian Studies/NUS Press, Danandjaja, J, (1994). Folklor Indonesia. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti. Dharsono, S.K. (2004). Memahami Seni dan Estetika. Bandung: Rekayasa Sains. Hardjowirogo, M. (1984). Manusia Jawa. Jakarta: Idayu Press. Hariadi, S. (2015). “Studi Deskriptif Ketoprak Dor Pada Upacara Adat Perkawinan Jawa di Kelurahan Jati makmur, Kecamatan Binjai Utara, Kota Binjai.” Skripsi S-1 Etnomusikologi, FIB USU.