14 0 2 MB
CLINICAL PATHWAY FRAKTUR FEMUR RSUD EMBUNG FATIMAH KOTA BATAM 2018-2020 NO RM : Nama Pasien Jenis Kelamin Tanggal Lahir Diagnosa Masuk RS
BB TB Tgl.Masuk Tgl.Keluar Kode ICD: Lama rawat Kode ICD: Rencana Rawat Kode ICD: R.Rawat/Klas Kode ICD: Rujukan Kode ICD: Z71.3
Penyakit Utama Penyakit Penyerta Komplikasi Tindakan Dietary Counseling and Surveillance
Kg Cm jam jam hari
/ Ya/Tidak
HARI PENYAKIT KEGIATAN
URAIAN KEGIATAN
1
2
3
4
5
6
7
8
7
8
HARI RAWAT 1
2
3
4
5
6
KETERANGAN
1. ASESMEN AWAL a. ASESMEN AWAL MEDIS
b. ASESMEN AWAL KEPERAWATAN
Dokter IGD Dokter Spesialis Perawat Primer: Kondisi umum, tingkat kesadaran, tanda-tanda vital, riwayat alergi, skrining gizi, nyeri, status fungsional: bartel index, risiko jatuh, risiko decubitus, kebutuhan edukasi dan budaya. Darah Rutin
2. LABORATORIUM
Golongan Darah AP/APTT HbsAg
Pasien masuk via IGD Pasien masuk via RJ Dilanjutkan dengan asesmen bio-psiko- sosial, spiritual dan budaya
Rontgen T 3. RADIOLOGI/ IMAGING
Femur AP/Lat
Usia > 40 tahun
Ro Pelvis Anastesi 4. KONSULTASI
Rehab Medis Gizi
Lama Hari Rawat 8 Hari
5. ASESMEN LANJUTAN Dokter DPJP a. ASESMEN MEDIS
Dokter non DPJP/dr. Ruangan Asesmen perkembangan harian
Visite harian/ Follow up Atas Indikasi/ Emergency
TNRS b. ASESMEN KEPERAWATAN
Perawat Penanggung Jawab
c. ASESMEN GIZI
Tenaga Gizi (Nutrisionis/Dietisien)
Telaah Resep d.ASESMEN FARMASI
Rekonsiliasi Obat
6. DIAGNOSIS a. DIAGNOSIS MEDIS
Fraktur Femur
Dilakukan dalam 3 Shift Lihat risiko malnutrisi melalui skrining gizi dan mengkaji data antropometri, biokimia, fisik/ klinis, riwayat makan termasuk alergi makanan serta riwayat personal. Asesmen dilakukan dalam waktu 48 jam Dilanjutkan dengan intervensi farmasi yang sesuai hasil Telaah dan Rekonsiliasi
a. Kode (00201): Risiko Ketidakefektivan Jaringan Perfusi Serebral b. Kode (00092): Ketidakmampuan Melaksanakan Aktivitas
b. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
c. Kode (00094): Risiko Ketidakmampuan Melaksanakan Aktivitas d. Kode (00015): Risiko Konstipasi e. Kode (0005): Risiko Ketidakseimbangan Temperature f. Kode (00155): Risiko jatuh g. Kode (00248): Risiko Gangguan Integritas Kulit h. Kode (00132): Nyeri Akut Asupan cairan kurang berkaitan dengan kurangnya pemenuhan kebutuhan ditandai dengan kesulitan menelan, asupan cairan tidak cukup dibanding kebutuhan (NI – 3.1)
c. DIAGNOSIS GIZI
Tidak cukupnya asupan makanan peroral berkaitan dengan menurunnya kemampuan mengkonsumsi zat gizi energi dan protein ditandai dengan terbatasnya asupan makanan setelah stroke (NI – 2.1) Malnutrisi berkaitan dengan terbatasnya akses makanan ditandai dengan BMI < 18, kehilangan lemak subkutan dan otot (NI – 5.2)
7. DISCHARGE PLANNING
Kurang asupan serat berkaitan dengan kurang asupan buah dan sayur ditandai dengan tidak cukup dibanding dengan kebutuhan dan sulit BAB (NI – 5.8.5) Identifikasi kebutuhan dirumah
Kebutuhan perawatan suportif 8. EDUKASI TERINTEGRASI Penjelasan Diagnosis a. EDUKASI/ INFORMASI MEDIS
Rencana terapi Informed Consent
Sesuai dengan data asesmen, kemungkinan saja ada diagnosis lain atau diagnosis berubah selama perawatan.
Program pendidikan pasien dan keluarga Lama Rawat 8 Hari Oleh semua pemberi asuhan berdasarkan kebutuhan dan juga berdasarkan Discharge Planning.
Penjelasan pemberian makanan bertahap sesuai hasil tes menelan, dimulai dari makananenteral/cair frekuensi 6 kali (porsi kecil sering) sesuai kemampuan, dilanjut ke bentuk saring, lunak, biasa
b. EDUKASI & KONSELING GIZI
a. Posisi dan aktivitas c. EDUKASI KEPERAWATAN
b. Pencegahan risiko jatuh c. Bantuan melaksanakan aktivitas sehari-hari Informasi Obat
d.EDUKASI FARMASI
PENGISIAN FORMULIR INFORMASI DAN EDUKASI TERINTEGRASI
Konseling Obat
Lembar Edukasi Terintegrasi
Edukasi gizi dilakukan saat awal masuk pada hari 1 atau ke 2
Pengisian formulir informasi dan edukasi terintegrasi oleh pasien dan atau keluarga Meningkatkan kepatuhan pasien meminum/ menggunakan obat DTT Keluarga/Pasien
9. TERAPIMEDIKA MENTOSA Trombolysis (Actilyse) a.
INJEKSI
b.
CAIRAN INFUS
Anti Hipertensi Vitamin RL 1000 cc – 1500 cc 24 jam Varian Antibiotic cefriaxone
c.
OBAT ORAL
Ketorolac Ranitidine/ omeprazole Cefixime Roboratia NSAID Meloxicam
d.
OBAT ANESTESI
Tergantung pilihan GA/RA
10.TATALAKSANA/INTERVENSI (TLI) Tindakan Bedah: Kraniotomi Dekompresi a. TLI MEDIS Tindakan Neurontervensi: Trombektomi Mekanik a. Monitotoring tanda perubahan tekanan intracranical b. Memberikan posisi c. Manajemen pencegahan risiko jatuh d. Kode NIC (1400): Manajemen Nyeri e. Kode NIC (4120): Fluid Management f. Kode NIC (6540):
b. Monitoring tingkat kesadaran c. Monitoring kekuatan otot
b. TLI KEPERAWATAN
c. GIZI
c. TLI GIZI d.
FARMASI
d. Manajemen pencegahan risiko jatuh e. Monitoring Infection Control cairan dan elektrolit g. Kode NIC (2380): Medication Management f. Monitoring risiko infeksi h. Kode NIC (0221): Latihan g. Monitoring kemampuan mobilisasi/ROM aktivitas i. Kode NIC (2314): Monitoring Medikasi IV asupan makan j. Kode NIC : Medication Monitoring Antropometri Oral Monitoring Biokimia k. Kode NIC (4190): Pasang IV line dengan cairal RL l. Kode NIC (0580): Katerisasi Monitoring m.Kode NIC Fisik/klinis (0570): BladderTraining terkait gizi Fase akut parenteral nutrisi, secepatnya diberikan enteral, apabila ada gangguan fungsi menelan makanan enteral/ cair Monitoring Interaksi Obat perMonitoring oral/NGT fase pemulihan Efek Samping makan Obatper oral cair/saring/lunak/biasa Pemantauan Terapi Obat
d. TLI Rekomendasi kepada DPJP 12. FARMASI MOBILISASI/ REHABILITASI a. MEDIS ROM 11. MONITORING & EVALUASI (Monitor Perkembangan Pasien) b. KEPERAWATAN Positioning Asesmen Ulang & Review a. DOKTER DPJP Mobilisasi bertahap Verifikasi Rencana Asuhan c. FISIOTERAPI a. Monitoring tanda b. KEPERAWATAN perubahan tekanan intrakranial 13. OUTCOME/HASIL
Mengacu pada NIC
Sesuai dengan masalah gizi dan tanda gejala yang akan dilihat kemajuannya Mengacu pada IDNT (International Dietetics & Bentuk makanan, Nutrition kebutuhan zat gizi Terminology) disesuaikan Menyusun dengan usia dan kondisi Software interaksi klinis secara bertahap Dilanjutkan dengan intervensi Menyusun Software farmasi interaksiyang sesuai Dilanjutkan dengan intervensi farmasi sesuai hasil monitoring
Mengacu pada NOC
a. MEDIS a. TTV dalam kondisi stabil
b. KEPERAWATAN
b. Kemampuan mengenali tanda kenaikan tekanan intrakranial c. Kemampuan aktivitas dan mobilisasi
Mengacu pada NOC Dilakukan dalam 3 shift
d. Kemampuan perawatan diri dirumah
Asupan makanan > 80% c. GIZI
d.
FARMASI
14. KRITERIA PULANG
Optimalisasi Status Gizi Terapi obat sesuai indikasi Obat rasional
Status Gizi berdasarkan antropometri, biokimia, fisik/ klinis Meningkatkan kualitas hidup pasien Status pasien /tanda vital sesuai dengan PPK
15. RENCANA PULANG/ EDUKASI PELAYANAN LANJUTAN
Resume Medis dan Keperawatan Penjelasan diberikan sesuai dengan keadaan umum pasien
Pasien membawa Resume Perawatan/ Surat Rujukan/ Surat Kontrol/Homecar e saat pulang.
Surat pengantar kontrol VARIAN
, , DPJP
Perawat Penanggung Jawab
(
)
(
KETERANGAN : Yang harus dilakukan Bisa atau tidak √
Bila sudah dilakukan
)
Pelaksana Verivikasi
(
)
Monitoring Efek Samping Obat Pemantauan Terapi Obat 12. MOBILISASI/ REHABILITASI a. MEDIS b. KEPERAWATAN
Dibantu Sebagian/mandiri
Tahapan mobilisasi sesuai kondisi pasien
c. FISIOTERAPI 13. OUTCOME/HASIL a. MEDIS
Demam Hilang Nyeri abdomen hilang/berkurang a. Kode NOC (1605): Kontrol Nyeri b. Kode NOC (2101): Effect Distructive Nyeri c. Kode NOC (2102): Level Nyeri d. Kode NOC (0800): Thermoregulation e. Kode NOC (0602): Hydration f. Kode NOC (0703): Saverity Infeksi
b. KEPERAWATAN
g. Kode NOC (2301): Respon Pengobatan h. Kode NOC (0802): Tanda-tanda vital i. Kode NOC (1618): Kontrol Mual dan Muntah j. Kode NOC (2106): Effect Distructive Mual dan Muntah k. Kode NOC (0002): Konservasi Energi
Mengacu pada NOC Dilakukan dalam 3 shift
l. Kode NOC (0300): ADL c. GIZI d.
FARMASI
14. KRITERIA PULANG 15. RENCANA PULANG/ EDUKASI PELAYANAN LANJUTAN
Asupan makanan > 80%
Status Gizi optimal
Terapi obat sesuai indikasi
Meningkatkan kualitas hidup pasien
Obat rasional Tanda Vital Normal Sesuai NOC
Status pasien/tanda vital sesuai dengan PPK Varian
Resume Medis dan Keperawatan Penjelasan diberikan sesuai dengan keadaan umum pasien Surat pengantar control
Pasien membawa Resume Perawatan/ Surat Rujukan / Surat Kontrol/Homecare saat pulang.
VARIA N
Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Verivikasi
(
)
Perawat Penanggung Jawab
(
)
Pelaksana
(
)
Keterangan :
√
Yang harus dilakukan Bisa atau tidak Bila sudah dilakukan
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
DENGUE HAEMORRHAGIC FEVER PADA ANAK 1. Pengertian
Suatu penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh virus Dengue yang mempunyai 4 serotipe yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4, di Indonesia DEN-3 merupakan serotipe dominan dan berhubungan dengan kasus berat.
1. 2. 3. 2. Anamnesis
4. 5. 1.
3. Pemeriksaan Fisik
4. Kriteria Diagnosis
Demam mendadak tinggi 2 – 7 hari Lesu tidak mau makan dan muntah Pada anak besar mengeluh sakit kepala, nyeri otot dan nyeri sendi Perdarahan yang sering ditemukan adalah perdarahan kulit dan epistaksis Dijumpai adanya kasus DHF di sekolah, lingkungan sekitar rumah
Demam mendadak tinggi terus menerus (kontinyu) disertai facial flush. Muntah, nyeri kepala, nyeri otot dan sendi, nyeri retroorbital 2. Hepatomegali 3. Perembesan plasma pada rongga pleura dan peritoneal 4. Perdarahan dapat berupa petekiae, ekimosis, purpura, epistaksis, hematemesis, melena maupun hematuria 5. Fase kritis sekitar hari ke 3 hingga ke 5 perjalanan penyakit. Penurunan suhu tubuh dapat merupakan tanda awal penyembuhan tetapi dapat pula merupakan awal syok pada DBD Kriteria Klinis 1. Demam 2-7 hari, mendadak tanpa sebab yang jelas 2. Manifestasi perdarahan : uji tourniquet (tidak selalu positif) , petekie, ekimosis, purpura, perdarahan mukosa, gusi dan epistaksis, hematemesis dan atau melena 3. Pembesaran hati 4. Perembesan plasma ditandai dengan hipoalbuminemia, Peningkatan Ht > 20% disbanding pemeriksaan awal atau data Ht sesuai umur, efusi pleura atau asites 5. Tanda-tanda syok : gelisah, nadi cepat lemah tekanan nadi turun, hipotensi, akral dingin, kulit lembab, Capillary Refill Time > 2 detik Kriteria Laboratorium 1. Trombositopenia < atau = 100.000/dl 2. Hemokonsentrasi, peningkatan hematokrit > 20% dibandingkan data awal atau sesuai dengan umur 3. Demam disertai dengan dua atau lebih manifestasi klinis, ditambah bukti perembesan plasma dan trombositopenia
cukup untuk menegakkan diagnosis DHF
5. Diagnosis Kerja
6. Diagnosis Banding
Dengue Haemoragic Fever dibagi 4 kelompok 1. DHF derajat 1 2. DHF derajat 2 3. DHF derajat 3 4. DHF derajat 4 1. Dengue Fever 2. Chikungunya Fever 3. Typhoid fever 1. 2.
Darah rutin : Hb, Ht, Leukosit, Trombosit Serologi : IgG dan IgM Anti Dengue (setelah hari keempat demam, IgM muncul lebih cepat IgG muncul lebih lambat tetapi pada infeksi dengue sekunder IgG muncul lebih cepat ) 3. NS1 (terutama hari pertama sampai ketiga dan umumnya 7. Pemeriksaan Penunjang menghilang pada hari kelima demam) 4. WIDAL atau Ig M Salmonella typhi 5. SGOT/SGPT 6. Albumin darah 7. X foto Thorax (sesuai indikasi) Tatalaksana DHF dibagi menjadi kelompok : 1. DHF derajat 1 dan 2 lihat lampiran protokol 8. Tata Laksana 2. DHF derajat 3 dan 4/DSS lihat lampiran Protokol 1. Edukasi ttg dasar diagnosis terapi dan perjalanan penyakit 2. Higiene lingkungan, mencegah berkembang biaknya Aedes aegypti dalam genangan air di lingkungan rumah, sekolah 9. Edukasi (Hospital Health dan tempat berkumpul manusia lainnya Promotion) 3. Edukasi mengenali tanda dini dan komplikasi Demam Dengue/DHF dan kapan merujuk ke fasilitas kesehatan Baik pada Demam Dengue dan DHF derajat 1 dan 2 Buruk pada DHF derajat 3 dan 4 apabila terlambat ditangani. Angka kematian th. 2008-2013 di 6 RS Pendidikan di Indonesia 10. Prognosis Demam Dengue 0.08%, DHF 0.36%, DSS 7.81. Keseluruhan 1.39% 1. Hadinegoro, SR, Moedjito, I, Chairulfatah A : Pedoman Diagnosis dan Tatalaksana Infeksi Virus Dengue pada Anak. UKK Infeksi dan Penyakit Tropis IDAI. Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia . Jakarta 2014 2. Pudjiadi AH dkk(Eds) : Pedoman Pelayanan Medis. jilid 1 ,Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta 11. Kepustakaan 2010: 141 - 149 3. Satari, HI: Petunjuk Praktis Terapi Cairan Demam Berdarah Dengue. Dalam Kumpulan Tips Pediatri. Gunardi, H (Eds) Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta. 2011 : 81-93
CLINICAL PATHWAY DEMAM BERDARAH GRADE 1&2 Rumah Sakit Kelas B & C NO RM : Nama Pasien Jenis Kelamin Tanggal Lahir Diagnosa Masuk RS
BB TB
Penyakit Utama Penyakit Penyerta Komplikasi Tindakan Dietary Counseling and Surveillance
KEGIATAN
URAIAN KEGIATAN
Tgl.Masuk Tgl.Keluar Kode ICD: Lama rawat Kode ICD: Rencana Rawat Kode ICD: R.Rawat/Klas Kode ICD: Rujukan Kode ICD: Z71.3 HARI PENYAKIT 1 2 3 4 5 6 7 HARI RAWAT 1 2 3 4 5 6 7
Kg Cm jam jam hari
/ Ya/Tidak
KETERANGAN
1. ASESMEN AWAL a. ASESMEN AWAL MEDIS
b. ASESMEN AWAL KEPERAWATAN
Dokter IGD
Pasien masuk via IGD
Dokter Spesialis
Psien masuk via RJ
Perawat Primer: Kondisi umum, tingkat kesadaran, tanda-tanda vital, riwayat alergi, skrining gizi, nyeri, status fungsional: bartel index, risiko jatuh, risiko decubitus, kebutuhan edukasi dan budaya.
Dilanjutkan dengan asesmen bio-psiko-sosial, spiritual dan budaya
HB, HT, WBC, TROMBOCYT 2. LABORATORIUM
NS1 IGM, IGG, DENGUE Varian
3. RADIOLOGI/ IMAGING
THORAX AP
4. KONSULTASI 5. ASESMEN LANJUTAN a.
ASESMEN MEDIS
b. ASESMEN KEPERAWATAN
c.
ASESMEN GIZI
Dokter DPJP
Visite harian/ Follow up
Dokter non DPJP/dr. Ruangan
Atas Indikasi/ Emergency
Perawat Penanggung Jawab
Dilakukan dalam 3 Shift
Tenaga Gizi (Nutrisionis/Dietisien)
Telaah Resep
Lihat risiko malnutrisi melalui skrining gizi dan mengkaji data antropometri, biokimia, fisik/ klinis, riwayat makan termasuk alergi makanan serta riwayat personal. Asesmen dilakukan dalam waktu 48 jam Dilanjutkan dengan
d.
ASESMEN FARMASI
Rekonsiliasi Obat
intervensi farmasi yang sesuai sesuai hasil Telaah dan Rekonsiliasi obat
6. DIAGNOSIS a. DIAGNOSIS MEDIS
Demam berdarah Grade 1& 2 a. Kode (00025): Risiko ketidakseimbangan volume cairan b. Kode (00195): Risiko Keseimbangan elektrolit
b. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
c. Kode (00007): Hiperthermia d. Kode (00205): Risiko shock e. Kode (00206): Risiko Pendarahan
Masalah keperawatan yang dijumpai setiap hari. Dibuat oleh perawat penanggung jawab. Mengacu pada diagnosis NANDA-Int
f. Kode (00132): Nyeri Akut
c. DIAGNOSIS GIZI
7. DISCHARGE PLANNING
Peningkatan kebutuhan energi expenditure berkaitan dengan meningkatnya kebutuhan untuk menjaga suhu tubuh ditandai dengan demam (NI - 1.1) Tidak cukupnya asupan cairan berkaitan dengan demam meningkat insensible water lossees ditandai dengan estimasi asupan kurang dari kebutuhan (NI - 3.1) Identifikasi Kebutuhan Edukasi & Latihan Selama Perawatan Identifikasi kebutuhan rumah Hand Hygiene
Sesuai dengan data asesmen, kemungkinan saja ada diagnosis lain atau diagnosis berubah selama perawatan.
Program pendidikan pasien dan keluarga
Kebersihan Lingkungan: 3M (Menimbun/Menutup, Menguras, Mengubur) 8. EDUKASI TERINTEGRASI Penjelasan Diagnosis a. EDUKASI/ INFORMASI MEDIS
Rencana terapi Informed Consent
Oleh semua pemberi asuhan berdasarkan kebutuhan dan juga berdasarkan Discharge Planning.
d. TLI FARMASI
Rekomendasi kepada DPJP
MONITORING & EVALUASI Perkembangan Pasien) b.11. EDUKASI & Makanan(Monitor lunak/makanan biasa dengan Asesmen Ulang & Review Verifikasi KONSELING GIZI gizi seimbang a. DOKTER DPJP
c.b.EDUKASI KEPERAWATAN KEPERAWATAN
Rencana Asuhan a. Kode NOC (413): Monitoring TTV (baseline)/4 jam cairan peroral a. Peningkatan intake b. Kode NOC (200) Monitoring cairan b. Tirah (Bedrest) dan baring pendarahan c.c.Cara turunkan panas : WaterTapid Kode NOC (1400) Monitoring Sponge nyreri
Informasi Obat d.EDUKASI FARMASI
Monitoring asupan makan
Konseling Obat
Monitoring Antropometri
PENGISIAN FORMonitoring Biokimia MULIR c. GIZI INFORMASI DAN Lembar Edukasi Terintegrasi EDUKASI Monitoring Fisik/klinis terkait gizi TERINTEGRASI 9. TERAPIMEDIKA MENTOSA Paracetamol 10 - 15 mg/kg BB/ Monitoring Interaksi Obat a. INJEKSI intravena
Sesuai dengan hasil monitoring
Edukasi gizi dilakukan pada saat awal masuk (pada hari pertama atau kedua) dan atau pada hari ke 4 atau ke 5. Pengisian formulir informasi dan edukasi terintegrasi oleh Mengacu pada NOC pasien dan atau keluarga Meningkatkan Sesuai dengankepatuhan masalah gizi pasien meminum/ dan tanda gejala yang akan menggunakan obat dilihat kemajuannya. Monev pada hari ke 4 atau hari ke 5 kecuali asupan makan. DTT Keluarga/Pasien Mengacu pada IDNT (International Dietetics & Nutrition Terminology) Menyusun Software interaksi
Monitoring Efek Samping Obat
Varian
Pemantauan Terapi Obat
Dilanjutkan dengan intervensi farmasi yang Varian sesuai
b.d. FARMASI CAIRAN INFUS RL
Paracetamol 10 -15 mg/kg BB/
REHABILITASI c.12. MOBILISASI/ OBAT ORAL kali/oral a. MEDIS b. KEPERAWATAN
d.
RECTAL
Dibantu sebagian
c. FISIOTERAPI
d.
FARMASI
KRITERIA c.14. TLI GIZI PULANG
15. RENCANA PULANG/ EDUKASI PELAYANAN LANJUTAN
kondisi pasien
Varian
10.TATALAKSANA/INTERVENSI (TLI) 13. OUTCOME/HASIL a. TLI MEDIS Demam Hilang a. MEDIS a. Kode NIC (196): Manajemen Shock Negative Demam SuhuNIC normal b.a.Kode (200): Manajemen Cairan b. Hemodinamic Stabil b. KEPERAWATAN c. Kode NIC (1400): Manajemen c. Nyeri berkurang b. TLI Nyeri KEPERAWATAN d.d.Kode NIC (337): Pemenuhan ADL Pendarahan Negatif c. GIZI
Varian Tahapan mobilisasi sesuai
makan > 80% e.Asupan Kode NIC (4190): Kolaborasi Pemasangan infus Asupan cairan (minum) adekuat f. Kode NIC (2304): Kolaborasi Status GiziObat Optimal Pemberian Oral g.Terapi Kode obat NIC sesuai (2314):indikasi Kolaborasi Pemberian Obat IV Obat rasional Diet makanan lunak atau makan biasa Cukup dari makanan dan Tandacairan Vital Normal minuman Trombosit Diatas 100.000 Sesuai NOC Resume Medis dan Keperawatan Penjelasan diberikan sesuai dengan keadaan umum pasien Surat pengantar control VARIAN
Mengacu pada NOC
Mengacu pada NIC3 shift Dilakukan dalam
Status Gizi berdasarkan antropometri, biokimia, fisik/ klinis Meningkatkan kualitas hidup pasien
Bentuk makanan, kebutuhan zat gizi disesuaikan dengan Status usia danpasien/tanda kondisi klinisvital anak sesuai dengan secara bertahap PPK Pasien membawa Resume Perawatan/ Surat Rujukan /Surat Kontrol/Homecare saat pulang.
Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Verivikasi
(
)
Keterangan :
√
Yang harus dilakukan Bisa atau tidak Bila sudah dilakukan
Perawat Penanggung Jawab
(
)
Pelaksana
(
)
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) FRAKTURTERTUTUP
1. Pengertian (Definisi)
Terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa, yang fragmen tulangnya tidak menembus kulit sehingga tidak mempunyai hubungan dengan dunia luar.
2. Anamnesis
Riwayat terjadinya fraktur
3. Pemeriksaan Fisik
Adanya deformitas Hilangnya fungsi (fungsiolaesa) Lihat ukuran tulang dan bandingkan kedua sisi Apakah terdapat nyeri tekan, nyeri bila digerakan Adanya krepitasi Seberapa jauh gangguan fungsi yang terjadi
4. Kriteria Diagnosis
Anamnesa sesuai dengan kriteria penyakit Pemeriksaan fisik sesuai dengan kriteria penyakit Pemeriksaan penunjang yang mendukung
5. Diagnosis Kerja
Fraktur tertutup
6. Diagnosis Banding
Dislokasi + fraktur terbuka
7. Pemeriksaan Penunjang
8. Tatalaksana
9. Penyulit
Foto rontgen minimal 2 proyeksi ( AP dan Lateral, Aksial, Tangensial ) Darah rutin, masa perdarahan, masa pembekuan Ureum kreatinin GDS HbsAg EKG ( Kalau perlu )
Antibiotika profilaksis sefalosforin generasi 1 untuk fraktur terbuka tipe 1 dan 2, + aminoglikosida untuk fraktur tipe 3A,+ aminoglikosida + penicilin untuk fraktur tipe 3B dan 3C Tetanus profilaksis Pemasangan fiksasi interna atau eksterna
1. 2.
Dini : perdarahan, cedera saraf atau organ lain Lanjut : infeksi, kaku sendi, atrofi otot
CLINICAL PATHWAY CLOSE FRAKTUR LONG BONE Rumah Sakit Kelas B NO RM : Nama Pasien Jenis Kelamin Tanggal Lahir Diagnosa Masuk RS Penyakit Utama
BB TB Tgl.Masuk Tgl.Keluar Kode ICD: Lama rawat
Kg Cm jam jam hari
Penyakit Penyerta Komplikasi Tindakan Dietary Counseling and Surveillance
Kode ICD: Rencana Rawat Kode ICD: R.Rawat/Klas Kode ICD: Rujukan Kode ICD: Z71.3
/ Ya/Tidak
HARI PENYAKIT KEGIATAN
URAIAN KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7
KETERANGAN
HARI RAWAT 1 2 3 4 5 6 7 1. ASESMEN AWAL Dokter IGD
Pasien masuk via IGD
Dokter Spesialis a. ASESMEN AWAL MEDIS
Tim IPD Tim Anestesi
Pasien masuk via RJ
Tim Rehabilitasi Medik
b. ASESMEN AWAL KEPERAWATAN
2. LABORATORIUM
Perawat Primer: Kondisi umum, tingkat kesadaran, tanda-tanda vital, riwayat alergi, skrining gizi, nyeri, status fungsional: bartel index, risiko jatuh, risiko decubitus, kebutuhan edukasi dan budaya. Darah rutin, BT/CT, LFT, RFT, GDP 2PP HbsAg, anti HIV
Dilanjutkan dengan asesmen bio-psiko- sosial, spiritual dan budaya
Dilakukan dihari ke 2 Post OP yaitu HB, SE dan albumin Varian
THORAX AP 3. RADIOLOGI/ IMAGING
Xray Sketal
4. KONSULTASI
Program Rehab Medik
EKG
Usia > 40 tahun Untuk exercise pasca op ks dengan fisioterapi
5. ASESMEN LANJUTAN a. ASESMEN MEDIS
Dokter DPJP
Visite harian/ Follow up
Dokter non DPJP/dr. Ruangan
Atas Indikasi/ Emergency Dilakukan dalam 3 Shift, 14 kebutuhan dasar tetap dilaksanakan sesuai kondisi pasien Lihat risiko malnutrisi melalui skrining gizi dan mengkaji data antropometri, biokimia, fisik/ klinis, riwayat makan termasuk alergi makanan serta riwayat personal. Asesmen dilakukan dalam waktu 48 jam Dilanjutkan dengan intervensi farmasi sesuai hasil telaah dan rekonsiliasi Obat
b. ASESMEN KEPERAWATAN
Perawat Penanggung Jawab
c. ASESMEN GIZI
Tenaga Gizi (Nutrisionis/Dietisien)
d. ASESMEN FARMASI
Telaah Resep Rekonsiliasi Obat
6. DIAGNOSIS a. DIAGNOSIS MEDIS
Fraktur Tertutup a. Kode (00132): Nyeri Akut b. Kode (00046): Kerusakan Integritas Kulit
b. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
c. Kode (00085): Ketidakmampuan Mobilisasi Fisik d. Kode (00094): Risiko Ketidakmampuan Aktivitas Sehari-Hari Prediksi suboptimal asupan energi berkaitan rencana tindakan bedah /operasi ditandai dengan asupan energi lebih rendah dari kebutuhan (NI - 1.4)
c. DIAGNOSIS GIZI
Kebutuhan zat gizikalsium yang meningkat berkaitan dengan fraktur/patah tulang ditandai dengan dibutuhkan kalsium tinggi untuk metabolisme/pengobatan (NI-5.1)
Masalah keperawatan yang dijumpai setiap hari. Dibuat oleh perawat penanggung jawab. Mengacu pada NANDA 2015 – 2017
Sesuai dengan data asesmen, kemungkinan saja ada diagnosis lain atau diagnosis berubah selama perawatan.
Jadwal kontrol Post Op 7. DISCHARGE PLANNING
Identifikasi Kebutuhan di rumah Indentifikasi Alat pendukung Mobilisasi
Program pendidikan pasien dan keluarga
Program rehab medik (Exercise) Informasi pemberian obat dirumah 8. EDUKASI TERINTEGRASI Penjelasan Diagnosis a. EDUKASI/ INFORMASI Rencana terapi MEDIS Informed Consent b. EDUKASI & KONSELING GIZI
Diet gizi seimbang, tinggi kalsium dan vitamin D
Oleh semua pemberi asuhan berdasarkan kebutuhan dan juga berdasarkan Discharge Planning.
Edukasi gizi dilakukan s awal masuk dan atau p hari ke 4 atau hari ke 5.
Persiapan Operasi c. EDUKASI KEPERAWATAN
Cara menurunkan nyeri Menurunkan kecemasan Latihan mobilisasi pasca operasi
Pengisian formulir informa dan edukasi terintegrasi ole pasien dan atau keluarga
Perawatan luka d. EDUKASI FARMASI PENGISIAN FORMULIR INFORMASI DAN EDUKASI TERINTEGRASI
Informasi Obat Konseling Obat
Lembar Edukasi Terintegrasi
9. TERAPIMEDIKA MENTOSA Antibiotik cefriaxone 1 x 2 gr
Meningkatkan kepatuhan pasien meminum/ menggunakan obat DTT Keluarga/Pasien
a. INJEKSI
b. CAIRAN INFUS
c. OBAT ORAL
d. OBAT PULANG
Ranitidine 2 x 50 mg/iv Analgesik : ketorolac 3 x 30 mg/iv per 8 jam RL 1000 cc - 1500 cc/ 24 jam Varian Analgesik oral : meloxicam 2 x 15 mg. PO/PC/pagi & malam Varian Ranitidine 2 x 150 mg. Ac (pagi & malam) Cefixime 2 x 200 mg NSAID meloxicam 2 x 15 mg Roborantia : Calcium & vit D 2 x 1
10.TATALAKSANA/INTERVENSI (TLI) ORIF a. TLI MEDIS
b. TLI KEPERAWATAN
Ditetapkan pre op
Debridement Pemasangan kateter urine a. Kode NIC (413): TTV (Baseline)/4 jam b. Kode NIC (4190): Pasang IV line dengan cairan RL c. Kode NIC: persiapan Operasi/ debridement + ORIF/OREF: edukasi, persiapan fisik: mandi, penyipan organ, enema, ganti pakaian, pelepasan perhiasan, persetujuan tindakan d. Kode NIC (379): Edukasi Persiapan Operasi e. Kode NIC (309): Check List Pra Bedah f. Kode NIC (431): Terapi Relaksasi
Mengacu pada NIC
g. Kode NIC (1400): Manajemen Nyeri h. Kode NIC (3360): Perawatan Luka i. Kode NIC (0580): Katerisasi dan Perawatan j. Kode NIC (0570): Bladdertraining k. Kode NIC (0221): Latihan Mobilisasi ROM l. Kode NIC (1805): Pemenuhan ADL m. Kode NIC (2314): Medikasi IV n. Kode NIC (2304): Medication : Oral
c. TLI GIZI
Diet cair/saring/lunak/biasa bertahap sesuai kondisi pasien, gizi seimbang tinggi kalsium dan vitamin D
d. TLI FARMASI
Rekomendasi kepada DPJP
11. MONITORING & EVALUASI (Monitor Perkembangan Pasien) Asesmen Ulang & Review Verifikasi a. DOKTER DPJP Rencana Asuhan Monitoring TTV
Bentuk makanan, kebutuhan zat gizi disesuaikan dengan usia dan kondisi klinis secara bertahap Sesuai dengan hasil monitoring
Monitoring Perdarahan Monitoring Nyeri b. KEPERAWATAN
Monitoring Luka
Mengacu pada NOC
Monitoring kemampuan Mobilisasi Monitoring ADL Monitoring asupan makan Monitoring Antropometri Monitoring Biokimia c. GIZI Monitoring Fisik/klinis terkait gizi
Monitoring Interaksi Obat Monitoring Efek Samping Obat d.
FARMASI Pemantauan Terapi Obat
Sesuai dengan masalah gizi dan tanda gejala yang akan dilihat kemajuannya pada hari ke 4 atau ke 5 kecuali asupan makanan. Mengacu pada IDNT (International Dietetics & Nutrition Terminology) Menyusun Software interaksi Dilanjutkan dengan intervensi farmasi sesuai hasil monitoring
12. MOBILISASI/ REHABILITASI a. MEDIS
Program post op hari 2 sampai hari pulang
b. KEPERAWATAN
Dibantu sebagian/mandiri
Tahapan mobilisasi sesuai kondisi pasien
c. FISIOTERAPI 13. OUTCOME/HASIL a. MEDIS
Nyeri luka operasi terkontrol dalam 3 hari Mobilisasi bertahap dengan pendamping Xray acceptable Luka operasi baik Tidak ada nyeri Stabil Mobilisasi mandiri dengan support ROM dalam batas normal TTV stabil Luka tidak ada tanda infeksi Luka menuju proses perbaikan
b. KEPERAWATAN
Mengacu pada NOC
Nyeri tidak terjadi Kemampuan mobilisasi
Dilakukan dalam 3 shift
Terpenuhinya ADL c. GIZI
d.
FARMASI
14. KRITERIA PULANG
Asupan makanan > 80% Status Gizi Optimal Terapi obat sesuai indikasi Obat rasional
Status Gizi berdasarkan antropometri, biokimia, fisik/ klinis Kualitas hidup pasien meningkat
Status pasien/tanda vital sesuai dengan PPK
15. RENCANA PULANG/ EDUKASI PELAYANAN LANJUTAN
Resume Medis dan Keperawatan
Pasien membawa Resume Perawatan/ Surat Rujuka/ Surat Kontrol/Homecare saat pulang.
Penjelasan diberikan sesuai dengan keadaan umum pasien Surat pengantar control VARIAN
, , Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Verivikasi
(
Keterangan : √
Yang harus dilakukan Bisa atau tidak Bila sudah dilakukan
)
Perawat Penanggung Jawab
(
)
Pelaksana
(
)
PANDUAN PRAKTIK KLINIS PRE EKLAMSI BERAT DENGAN KOMPLIKASI DAN SC
1. Pengertian (Definisi)
Pre eklamsi Hipertensi atau TD >140/90 pada usia kehamilan >20 minggu tanpa riwayat hipertensi sebelum hamil. Pre eklamsi dengan komplikasi TD >160/110 Proteinuria >2gr/24 jam atau +2 Keratinin serum >1,2 mg/dl kecuali diketahui telah minggakat sebelumnya Trombosit 37 minggu, atau >34 minggu dengan tanda inpartu, ketuban pecah, perburukan ibu/janin, solusio plasenta, pertumbuhan janin terhambat
5. Diagnosis Kerja
Pre eklamsi berat dengan komplikasi dan SC
6. Diagnosis Banding
7. Pemeriksaan Penunjang
8. Tata Laksana
Hipertensi esensial Hipertensi karena penyakit ginjal Epilepsy Ensefalitis Meningitis Tumor otak Rupture aneurisma otak saat kehamilan lanjutdan masa nipas dapat menyerupai eklamsi
Labor darah dan urin rutin PT, APTT Kimia darah : SGOT/PT HbsAg
Penangan umum 1) Jika TD diastollik .110 mmHg, berikan antihipertensi, sampai dengan diatolik diantara 90-100 mmHg 2) Pasang infus RL dengan jarum besar (16 atau 18) 3) Ukur keseimbangan cairan ,jangan sampai terjadi overlou.(60- ml125 ml/jam kecuali ada kehilangan cairan yang tidak biasa seperti muntah, diare atau kehilangan darah yang banyak saat persalinan) 4) Keteterisasi urin pengeluaran volume dan proteinuria 5) Jika jumlah urin 1,0 mg/dl 4) Pemberian magnesium sulfat dihentikan 24 jam paska persalinan b) Injeksi intramuscular intermiten (Bila saat kejang sulit akses intra vena) 1) Berikan 4 g magnesium sulfat (MgSO4.7H2OUSP) sebagai larutan 20 % secara intravena dengan kecepatan tidak melebihi 1 g/menit 2) Lanjutkan segera dengan 10 gram larutan magnesium 40 % separuhnya disuntikkan profunda dikuadran kanan luar kedua bokong menggunakan jarum ukuran 20 sepanjang 3 inch. ( penambahan 1,0 mL lidokain 2% meminimalkan nyeri) jika kejang menetap selama 15 menit, berikan kembali magnesium sulfat dalam larutan 20% dengan dosis hingga 2 gram dan kecepatan tidak melebihi 1 g/menit. Jika wanita hamil tersebut bertubuh besar, dapat diberikan dosis hingga 4 g secara perlahan 3) Setelah itu tiap 4 jam, berikan 5 gram larutan magnesium sulfat 40 % yang disuntikan profunda dikuadran kanan luar bokong kanan dan kirri secara bergantian, tetpi dilakukan setelah memastikan : Reflek patella positif Respirasi tidak tertekan (
frek napas minimal 16x/menit) Keluar urin dalam 4 jam terakhir melebihi 100 mL
4) Magnesium sulfat dihentikan 24 jam pacsa persalinan Terminasi Kehamilan Terminasi kehamilan didasarkan pada managemen aktif pre eklamsia bila managemen ekspektatif tidak memungkinkan. Tindakan yang dimaksud adalah persalinan per abdominam atau section cesaria. 9. Edukasi (Hospital Health Promotion)
10. Prognosis
11. Kepustakaan
1)
2)
3)
4)
Edukasi jangka panjang kemungkinan morbiditas kardiovaskular dan neurovascular bila tak mencapai penyembuhan total dalam 3 bulan ( jarang ) Konseling untuk kehamilan selanjutnya
Baik bila komplikasi hipertensi dan metabolic pada kehamilan berikutnya bagi perempuan yang pernah mengalami hipertensi gertasional atau preeklamsi Sarwono P. Buku Acuan Nasional.Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal Royal College of Obsetetricians and Gynokologists (RCOG) Pregnency Hypertension Standar Pelayanan Medik. Obsetri dan Ginekologi. Perkumpulan Obsetri dan Ginekologi Indonesia 2002 Cunningham FG et all:2010 ; Pregnency Hypertension ; In: Williams Obsetrics 23th Edition, The McGraw Hill Companies
CLINICAL PATHWAY PRE EKLAMSI BERAT DENGAN KOMPLIKASI DAN SC NO RM : Nama Pasien Jenis Kelamin Tanggal Lahir Diagnosa Masuk RS
BB TB
Penyakit Utama Penyakit Penyerta Komplikasi Tindakan Dietary Counseling and Surveillance
KEGIATAN
URAIAN KEGIATAN
Tgl.Masuk Tgl.Keluar Kode ICD: Lama rawat Kode ICD: Rencana Rawat Kode ICD: R.Rawat/Klas Kode ICD: Rujukan Kode ICD: Z71.3 HARI PENYAKIT 1 2 3 4 5 6 7 HARI RAWAT 1 2 3 4 5 6 7
Kg Cm Jam Jam hari
/ Ya/Tidak
KETERANGAN
1. ASESMEN AWAL a. ASESMEN AWAL MEDIS
b. ASESMEN AWAL KEPERAWATAN
2. LABORATORIUM 3. RADIOLOGI/ IMAGING
Dokter IGD
Pasien masuk via IGD
Dokter Spesialis
Psien masuk via RJ
Perawat Primer: Kondisi umum, tingkat kesadaran, tanda-tanda vital, riwayat alergi, skrining gizi, nyeri, status fungsional: bartel index, risiko jatuh, risiko decubitus, kebutuhan edukasi dan budaya.
Dilanjutkan dengan asesmen bio-psiko-sosial, spiritual dan budaya
HB, HT, WBC, TROMBOCYT, PH URIN, PROTEIN URIN, PT, APTT, CT, BT, GDS, SGOT, SGPT, HbsAg Varian THORAX AP
4. KONSULTASI 5. ASESMEN LANJUTAN a.
ASESMEN MEDIS
b. ASESMEN KEPERAWATAN
Dokter DPJP
Visite harian/ Follow up
Dokter non DPJP/dr. Ruangan
Atas Indikasi/ Emergency
Perawat Penanggung Jawab
Dilakukan dalam 3 Shift
c.
d.
ASESMEN GIZI
ASESMEN FARMASI
Tenaga Gizi (Nutrisionis/Dietisien)
Telaah Resep Rekonsiliasi Obat
Lihat risiko malnutrisi melalui skrining gizi dan mengkaji data antropometri, biokimia, fisik/ klinis, riwayat makan termasuk alergi makanan serta riwayat personal. Asesmen dilakukan dalam waktu 48 jam Dilanjutkan dengan intervensi farmasi yang sesuai sesuai hasil Telaah dan Rekonsiliasi obat
6. DIAGNOSIS a. DIAGNOSIS MEDIS
b. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Pre eklamsi berat dengan komplikasi dan SC a. Kode (00025): Risiko ketidakseimbangan volume cairan b. Kode (00195): Risiko Keseimbangan elektrolit c. Kode (00007): Hiperthermia d. Kode (00205): Risiko shock e. Kode (00206): Risiko Pendarahan
Masalah keperawatan yang dijumpai setiap hari. Dibuat oleh perawat penanggung jawab. Mengacu pada diagnosis NANDA-Int
f. Kode (00132): Nyeri Akut
c. DIAGNOSIS GIZI
7. DISCHARGE PLANNING
Peningkatan kebutuhan energi expenditure berkaitan dengan meningkatnya kebutuhan untuk menjaga suhu tubuh ditandai dengan demam (NI - 1.1) Tidak cukupnya asupan cairan berkaitan dengan demam meningkat insensible water lossees ditandai dengan estimasi asupan kurang dari kebutuhan (NI - 3.1) Identifikasi Kebutuhan Edukasi & Latihan Selama Perawatan Identifikasi kebutuhan rumah Hand Hygiene
Sesuai dengan data asesmen, kemungkinan saja ada diagnosis lain atau diagnosis berubah selama perawatan.
Program pendidikan pasien dan keluarga
Kebersihan Lingkungan: 3M (Menimbun/Menutup, Menguras, Mengubur) 8. EDUKASI TERINTEGRASI Penjelasan Diagnosis a. EDUKASI/ INFORMASI MEDIS
Rencana terapi Informed Consent
b. EDUKASI & KONSELING GIZI
c. EDUKASI KEPERAWATAN
d.EDUKASI FARMASI
Makanan lunak/makanan biasa dengan gizi seimbang a. Peningkatan intake cairan peroral b. Tirah baring (Bedrest) c. Cara turunkan panas : WaterTapid Sponge Informasi Obat Konseling Obat
Oleh semua pemberi asuhan berdasarkan kebutuhan dan juga berdasarkan Discharge Planning. Edukasi gizi dilakukan pada saat awal masuk (pada hari pertama atau kedua) dan atau pada hari ke 4 atau ke 5. Pengisian formulir informasi dan edukasi terintegrasi oleh pasien dan atau keluarga Meningkatkan kepatuhan pasien meminum/ menggunakan obat
PENGISIAN FOR-MULIR INFORMASI DAN EDUKASI TERINTEGRASI
Lembar Edukasi Terintegrasi
DTT Keluarga/Pasien
9. TERAPIMEDIKA MENTOSA
MgSO4 40% bolus 4 gram a.
INJEKSI
b.
CAIRAN INFUS
Rumatan MgSO4 40 % 1 gram per 1 jam Cetriakson 1 gram/12/jam/iv Ketorolac 30 mg ampul/8jam/iv
Varian
RL Varian
Nifedipin 3x10 mg c.
OBAT ORAL
Cefadroksi 500 mg per oral/ 12 jam
Varian
Asam mefenamat 500 mg per oral/8jam d.
RECTAL
Varian
10.TATALAKSANA/INTERVENSI (TLI) a. TLI MEDIS
Sectio Cesaria a. Kode NIC (196): Manajemen Demam b. Kode NIC (200): Manajemen Cairan c. Kode NIC (1400): Manajemen Nyeri
b. TLI KEPERAWATAN
c. TLI GIZI
d. TLI FARMASI
d. Kode NIC (337): Pemenuhan ADL e. Kode NIC (4190): Kolaborasi Pemasangan infus f. Kode NIC (2304): Kolaborasi Pemberian Obat Oral g. Kode NIC (2314): Kolaborasi Pemberian Obat IV
Mengacu pada NIC
Diet makanan lunak atau makan biasa
Bentuk makanan, kebutuhan zat gizi disesuaikan dengan usia dan kondisi klinis anak secara bertahap
Cukup cairan dari makanan dan minuman
Rekomendasi kepada DPJP
11. MONITORING & EVALUASI (Monitor Perkembangan Pasien) Asesmen Ulang & Review Verifikasi a. DOKTER DPJP Rencana Asuhan a. Kode NOC (413): Monitoring TTV (baseline)/4 jam b. Kode NOC (200) Monitoring cairan b. KEPERAWATAN dan pendarahan c. Kode NOC (1400) Monitoring nyreri Monitoring asupan makan Monitoring Antropometri Monitoring Biokimia c. GIZI
Sesuai dengan hasil monitoring
Mengacu pada NOC
Sesuai dengan masalah gizi dan tanda gejala yang akan dilihat kemajuannya. Monev pada hari ke 4 atau hari ke 5 kecuali asupan makan.
Monitoring Fisik/klinis terkait gizi Mengacu pada IDNT (International Dietetics &
Nutrition Terminology)
Menyusun Software interaksi
Monitoring Interaksi Obat Monitoring Efek Samping Obat d.
FARMASI
Dilanjutkan dengan intervensi farmasi yang sesuai
Pemantauan Terapi Obat 12. MOBILISASI/ REHABILITASI a. MEDIS b. KEPERAWATAN Dibantu sebagian c. FISIOTERAPI
Tahapan mobilisasi sesuai kondisi pasien
13. OUTCOME/HASIL
Tekanan darah 140-150 mmHg (sistol) dan Diastol 90 -100 mmHg
a. MEDIS
a. Suhu normal b. Hemodinamic Stabil b. KEPERAWATAN
Mengacu pada NOC
c. Nyeri berkurang
Dilakukan dalam 3 shift
d. Pendarahan Negatif Asupan makan > 80%
Status Gizi berdasarkan antropometri, biokimia, fisik/ klinis
Asupan cairan (minum) adekuat
c. GIZI
Status Gizi Optimal d.
Terapi obat sesuai indikasi
FARMASI
14. KRITERIA PULANG
Obat rasional
Meningkatkan kualitas hidup pasien
Tekanan darah < 140 mmHg (sistol) dan Diastol < 90 mmHg
Status pasien/tanda vital sesuai dengan PPK
Tidak ada tanda impending (nyeri ulu hati, pandangna kabur dan nyeri ulu hati), tidak ada komplikasi edem paru, stroke
Keadaan umum baik 15. RENCANA PULANG/ EDUKASI PELAYANAN LANJUTAN
Resume Medis dan Keperawatan
Pasien membawa Resume Perawatan/ Surat Rujukan /Surat Kontrol/Homecare saat pulang.
Penjelasan diberikan sesuai dengan keadaan umum pasien Surat pengantar control VARIAN
Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Verivikasi
(
Keterangan : Yang harus dilakukan
)
Perawat Penanggung Jawab
(
)
Pelaksana
(
)
√
Bisa atau tidak Bila sudah dilakukan
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PERDARAHAN SUBARAHNOID 1.
Pengertian ( Definisi)
Suatu keadaan kegawat daruratan yang ditandai oleh nyeri kepala yang sangat hebat, “worst headache ever” (VAS 910) yang muncul akut/tiba-tiba akibat perdarahan di ruang subarahnoid
2.
Anamnesis
3.
Pemeriksaan Fisik
4.
Kriteria Diagnosis
5.
Diagnosis Kerja
6.
Diagnosis Banding
7.
Pemeriksaan Penunjang
Gejala prodomal yaitu : Gejala peningkatan tekanan intrakranial dapat berupa : sakit kepala, muntah-muntah, sampai kesadaran menurun. Gejala rangsang meningeal : sakit kepala, kaku leher, silau, sampai kesadaran menurun Gejala khusus untuk perdarahan subarahnoid dapat berupa : manifestasi peningkatan tekanan intrakranial karena edema serebri, hidrosefalus dan terjadinya perdarahan berulang Defisit neurologis fokal Manifestasi stroke iskemik karena vasospasme bergantung kepada komplikasinya 1. GCS 2. Tanda Rangsang Meningeal/Kaku Kuduk 3. Nyeri kepala 4. Kelumpuhan saraf kranial 5. Kelemahan motorik 6. Defisit sensorik 7. Gangguan otonom 8. Gangguan neurobehavior Nyeri kepala yang sangat hebat, muncul akut/tiba-tiba, disertai kaku kuduk, dengan atau tanpa defisit neurologis lain, dan pada CT Scan Otak didapatkan gambaran hiperdens di ruang subarachnoid Perdarahan Subarachnoid Stroke Hemoragik (bila belum dilakukan CT Brain) Meningitis 1. CT Scan + CT Angiografi 2. EKG 3. Doppler Carotis 4. Transcranial Doppler serial 5. Lab : Hematologi rutin, gula darah sewaktu, fungsi ginjal (ureum, kreatinin), Activated Partial Thrombin Time (APTT), waktu prothrombin (PT), INR, gula darah puasa dan 2 jam PP, HbA1C, profil lipid, Creactive protein (CRP), laju endap darah, dan pemeriksaan atas indikasi seperti: enzim jantung (troponin/CKMB), serum elektrolit, analisis hepatik dan pemeriksaan elektrolit. 6. Thorax foto 7. Urinalisa 8. Lumbal Pungsi, jika diperlukan 9. Pemeriksaan Neurobehavior (Fungsi Luhur) 10. DSA Serebral
8.
Tata Laksana
Tatalaksana Umum : 1. Stabilisasi jalan nafas dan pernapasan 2. Stabilisasi hemodinamik (infus kristaloid) 3. Pengendalian tekanan intrakranial (manitol jika diperlukan) 4. Pengendalian kejang (terapi anti kejang jika diperlukan) 5. Analgetik dan antipiterik 6. Gastroprotektor, jika diperlukan 7. Manajemen nutrisi 8. Pencegahan DVT dan emboli paru : heparin atau LMWH Tatalaksana Spesifik 1. Manajemen hipertensi (Nicardipin, ARB, ACE-Inhibitor, Calcium Antagonist, Beta blocker, Diuretik) 2. Manajemen gula darah (insulin, anti diabetic oral) 3. Pencegahan perdarahan ulang (Vit. K, antifibrinolitik) 4. Pencegahan vasospasme (Nimodipin) 5. Neurorestorasi
Tindakan Intervensi/Operatif
Lama perawatan
9.
Edukasi
10. Prognosis
1. 2. 3.
Clipping Aneurisma Coiling aneurisma VP Shunt / external drainage,
sesuai indikasi
21 hari (jika tanpa komplikasi/penyulit seperti Pneumonia, gangguan jantung, dll) 1. Penjelasan mengenai rencana perawatan, biaya, pengobatan, prosedur, masa dan tindakan pemulihan dan latihan 2. Penjelasan mengenai prosedur/tindakan yang akan dilakukan serta risiko dan komplikasi 3. Penjelasan mengenai faktor risiko dan pencegahan rekurensi 4. Penjelasan program pemulangan pasien (Discharge Planning) Ad vitam : dubia adbonam Ad Sanationam : dubia adbonam Ad Fungsionam : dubia adbonam Pada kasus dengan severity level tinggi (Skala WFNS >drade 3, prognosis dubia ad malam)
11. Tingkat Evidens 12. Tingkat Rekomendasi
I A
13. Penelaah Kritis
Departemen/SMF Neurologi
1.
Indikator jangka pendek :
Kematian Perbaikan NIHSS (National Institute of Health Stroke Scale)
14. Indikator (outcome)
2.
Indikator Jangka Panjang : Perbaikan mRS (modified Rankin Scale) Activity Daily Living Fungsi Kognitif Rekurensi
1. Connoly ES, Rabinstein A, et All , Guidelines for The
2.
15. Kepustakaan
3.
4.
5. 6.
Management of Aneurysmal Subarachnoid Hemorrhage, American Heart Association/ American Stroke Association. Stroke. 2012;43:1711-1737 Steiner T, Juvela S, Jung C, Forsting M, Rinkel G. European Stroke Organization Guidelines for the Management of Intracranial Aneurysms and Subarachnoid Hemorrhage. Cerebrovasc Dis 2013;35:93-112 Goldstein LB, A Primer on Stroke prevention Treatment : An Overview based on AHA/ASA Guidelines, Wiley-Blackwell,Dallas USA : 2009; 68 – 69. Jayaraman MV, Mayo- Smith WW, Tung GA et al. Detection of intracranial Aneurysms : Multi Detector Row CT Angioraphy Compare With DSA. Radiology 2003 dec 29 (medline) Van Gijn, Rinkel GJE, Subarachnoid Hemorrhage, diagnosis, causes and management, Brain 2001: 124: 249-78 Widdick EFM , The Clinical Practise of Critical Care Neurology, 2e, Oxford University press.2003
CLINICAL PATHWAY PERDARAHAN SUBARAHNOID Rumah Sakit Kelas B & C NO RM : Nama Pasien Jenis Kelamin Tanggal Lahir Diagnosa Masuk RS
BB TB Tgl.Masuk Tgl.Keluar Kode ICD: Lama rawat Kode ICD: Rencana Rawat Kode ICD: R.Rawat/Klas Kode ICD: Rujukan Kode ICD: Z71.3
Penyakit Utama Penyakit Penyerta Komplikasi Tindakan Dietary Counseling and Surveillance
Kg Cm jam jam hari
/ Ya/Tidak
HARI PENYAKIT KEGIATAN
URAIAN KEGIATAN
1
2
3
4
5
6
7
21
7
21
HARI RAWAT 1
2
3
4
5
6
KETERANGAN
1. ASESMEN AWAL a. ASESMEN AWAL MEDIS
b. ASESMEN AWAL KEPERAWATAN
Dokter IGD Dokter Spesialis Perawat Primer: Kondisi umum, tingkat kesadaran, tanda-tanda vital, riwayat alergi, skrining gizi, nyeri, status fungsional: bartel index, risiko jatuh, risiko decubitus, kebutuhan edukasi dan budaya.
Pasien masuk via IGD Pasien masuk via RJ Dilanjutkan dengan asesmen bio-psiko- sosial, spiritual dan budaya
Darah tepi lengkap GDS HbA1C Ureum – Creatinin 2. LABORATORIUM
SGOT – SGPT Analisa Gas Darah Elektrolit Profil Lipid Hemostasis Rontgen Thorax Brain CT SCAN + CT Angiografi+
3. RADIOLOGI/ IMAGING
Doppler Carotis Transcranial Doppler DSA Cerebral EKG Penyakit Dalam
Usia > 40 tahun
Jantung Bedah Saraf 4. KONSULTASI
Paru Rehab Medis
Lama Hari Raw 21 Hari
Gizi 5. ASESMEN LANJUTAN
a. ASESMEN MEDIS
Dokter DPJP
Visite harian/ Follow up
Dokter non DPJP/dr. Ruangan
Atas Indikasi/ Emergency
Asesmen perkembangan harian TNRS
b. ASESMEN KEPERAWATAN
c. ASESMEN GIZI
d.ASESMEN FARMASI
Perawat Penanggung Jawab
Tenaga Gizi (Nutrisionis/Dietisien)
Telaah Resep Rekonsiliasi Obat
Dilakukan dalam Shift
Lihat risiko malnutrisi mela skrining gizi d mengkaji data antropometri, biokimia, fisik/ klinis, riwayat makan termasu alergi makanan serta riwayat personal. Asesm dilakukan dalam waktu 48 jam Dilanjutkan den intervensi farm yang sesuai has Telaah dan Rekonsilias
6. DIAGNOSIS 8. EDUKASI TERINTEGRASI a. DIAGNOSIS PerdarahanDiagnosis Subarahnoid Penjelasan MEDIS Rencana terapi Risiko a. Kode (00201): a. EDUKASI/ Ketidakefektifan Jaringan INFORMASI PerfusiConsent Serebral Informed MEDIS b. Kode (000092): Ketidakmampuan Melaksanakan Aktivitas Penjelasan pemberian c. Kode (00094): makanan bertahapRisiko sesuai hasilKetidakmampuan tes menelan, dimulai Aktivitas dariMelaksanakan makananenteral/cair & b.b. EDUKASI DIAGNOSIS frekuensi 6 kali (porsi kecil KONSELING GIZI d. Kode (00015): Risiko KEPERAWATAN sering) sesuai kemampuan, Konstipasi dilanjut ke bentuk saring, e. Kode (0005): Risiko lunak, biasa Ketidakseimbangan a. Pembatasan valsafa Temperature maneuver yang meningkatkan tekanan f. Kode (00155): Risiko intrakranial Jatuh c. EDUKASI KEPERAWATAN b. g. Posisi Kode (00248): Risiko Gangguan Integritas Kulit c. Pencegahan risiko jatuh d. Bantuan melaksanakan Asupan cairan kurang aktivitas sehari-hari berkaitan dengan kurangnya pemenuhan kebutuhan Informasi Obat ditandai dengan kesulitan d.EDUKASI menelan, asupan Konseling Obat cairan tidak FARMASI cukup dibanding kebutuhan (NI – 3.1) PENGISIAN Tidak cukupnya asupan FOR-MULIR makanan peroral berkaitan Lembar Edukasi Terintegrasi INFORMASI DAN dengan menurunnya EDUKASI kemampuan mengkonsumsi TERINTEGRASI zat gizi energi dan protein 9. TERAPIMEDIKA MENTOSA ditandai dengan terbatasnya Hipertensi c. DIAGNOSIS GIZI Anti asupan makanan setelah Neurotropik stroke (NI – 2.1) Diuretik (Manitol 20%) a. INJEKSI Malnutrisi berkaitan dengan Nimodipin terbatasnya akses makanan Insulin ditandai dengan BMI < 18, Asering/12Jam kehilangan lemak subkutan b. CAIRAN INFUS dan otot (NI – 5.2)
c. OBAT ORAL
7. DISCHARGE PLANNING d. OBAT ANESTESI
Neurotropik Kurang asupan serat berkaitan dengan kurang Anti Hipertensi asupan buah dan sayur Anti Diabetik ditandai dengan tidak cukup Analgetik dibanding dengan kebutuhan Nimodipin dan sulit BAB (NI – 5.8.5) Statin Identifikasi kebutuhan di rumah Kebutuhan perawatan suportif
10.TATALAKSANA/INTERVENSI (TLI) Tindakan Bedah : Clipping Aneurysma a. TLI MEDIS Tindakan Non Bedah : Coiling Aneurysma a. Monitoring tanda perubahan tekanan intracranial b. Memberikan posisi
Oleh semua pemberi asuhan berdasarkan kebutuhan dan juga berdasarkan Discharge Planning. Masalah Edukasi gizi yang keperawatan dilakukan saat dijumpai setiap awal masuk hari. Dibuat pada oleh hari 1 atau ke 2 perawat penanggung jawab. Pengisian formulir informasi dan edukasi terintegrasi oleh pasien dan atau keluarga Meningkatkan kepatuhan pasien meminum/ menggunakan obat Sesuai dengan DTT Keluarga/ data asesmen, Pasien kemungkinan saja ada diagnosis lain atau diagnosis berubah selama perawatan.
Varian Obat Pulang Obat Pulang Obat Pulang Obat pulang
Program pendidikan Tergantung pasien dan keluarga pilihan GA/RA
b. TLI KEPERAWATAN
c. TLI GIZI
c. Manajemen pencegahan risiko jatuh d. Kode NIC (4120): Fluid Management e. Kode NIC (6540): Infection Control f. Kode NIC (2380): Medication Management g. Kode NIC (0221): Latihan Mobilisasi /ROM h. Kode NIC (2314): Medikasi IV i. Kode NIC (2304): Medication: Oral j. Kode NIC (4190): Pasang IV line dengan cairan RL k. Kode NIC (0580): Katerisasi l. Kode NIC (0570): Bladder Training Fase akut parenteral nutrisi, secepatnya diberikan enteral, apabila ada gangguan fungsi menelan makanan enteral/ cair per oral/NGT fase pemulihan makan per oral cair/saring/lunak/biasa
Mengacu pada NIC
Bentuk makanan, kebutuhan zat gizi disesuaikan dengan usia dan kondisi klinis secara bertahap
Menyusun Software interaksi d. TLI FARMASI
Rekomendasi kepada DPJP
Dilanjutkan dengan intervensi farmasi sesuai hasil monitoring
11. MONITORING & EVALUASI (Monitor Perkembangan Pasien) a. DOKTER DPJP b. KEPERAWATAN
Asesmen Ulang & Review Verifikasi Rencana Asuhan a. Monitoring tanda-tanda vital b. Monitoring kesadaran
Mengacu pada NOC
c. monitoring perubahan tekanan intrakranial d. Monitoring termoregulasi e. Monitoring keseimbangan cairan dan elektrolit f. Monitoring kekuatan otot g. Monitoring kemampuan melaksanakan ADL Monitoring asupan makan Monitoring Antropometri Monitoring Biokimia c. GIZI Monitoring Fisik/klinis terkait gizi
Monitoring Interaksi Obat
Sesuai dengan masalah gizi dan tanda gejala yang akan dilihat kemajuannya Mengacu pada IDNT (International Dietetics & Nutrition Terminology) Menyusun
Software interaksi
Monitoring Efek Samping Obat d.
FARMASI
Dilanjutkan dengan intervensi farmasi yang sesuai
Pemantauan Terapi Obat
12. MOBILISASI/ REHABILITASI a. MEDIS ROM b. KEPERAWATAN
Positioning Mobilisasi bertahap
c. FISIOTERAPI 13. OUTCOME/HASIL a. MEDIS
b. KEPERAWATAN
TTV dalam kondisi stabil Kemampuan mengenali tanda kenaikan tekanan intracranial Kemampuan aktivitas dan mobilisasi Kemampuan perawatan diri dirumah
Mengacu pada NOC Dilakukan dalam 3 shift Status Gizi berdasarkan antropometri, biokimia, fisik/ klinis
Asupan makanan > 80% c. GIZI
d.
Optimalisasi Status Gizi
Meningkatkan kualitas hidup pasien
Terapi obat sesuai indikasi
FARMASI
Obat rasional
14. KRITERIA PULANG
Status pasien/ tanda vital sesuai dengan PPK
Sesuai NOC Resume Medis dan Keperawatan Penjelasan diberikan sesuai dengan keadaan umum pasien
15. RENCANA PULANG/ EDUKASI PELAYANAN LANJUTAN
Pasien membawa Resume Perawatan/ Surat Rujukan/ Surat Kontrol/Homecar e saat pulang.
Surat pengantar kontrol VARIAN
, , Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Verivikasi
(
Keterangan : √
Yang harus dilakukan Bisa atau tidak Bila sudah dilakukan
)
Perawat Penanggung Jawab
(
)
Pelaksana
(
)
LOGO RS
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) FRAKTUR TERBUKA
1. Pengertian (Definisi)
Terjadinya fraktur yang disertai dengan terdapatnya luka sehingga terjadi hubungan antara daerah fraktur dengan udara luar. Luka dapat terjadi akibat trauma dari luar atau dari dalam.
2. Anamnesis
Riwayat terjadinya fraktur
3. Pemeriksaan Fisik
Adanya deformitas Hilangnya fungsi (fungsiolaesa) Lihat ukuran tulang dan bandingkan kedua sisi Apakah terdapat nyeri tekan, nyeri bila digerakan Adanya krepitasi Seberapa jauh gangguan fungsi yang terjadi
4. Kriteria Diagnosis
Anamnesa sesuai dengan kriteria penyakit Pemeriksaan fisik sesuai dengan kriteria penyakit Pemeriksaan penunjang yang mendukung
5. Diagnosis Kerja
Fraktur terbuka
6. Diagnosis Banding
Dislokasi + luka
7. Pemeriksaan Penunjang
Foto rontgen minimal 2 proyeksi ( AP dan Lateral, Aksial, Tangensial ) Darah rutin, masa perdarahan, masa pembekuan Ureum kreatinin GDS HbsAg EKG ( Kalau perlu )
Antibiotika profilaksis sefalosforin generasi 1 untuk fraktur terbuka tipe 1 dan 2, + aminoglikosida untuk fraktur tipe 3A,+ aminoglikosida + penicilin untuk fraktur tipe 3B dan 3C Tetanus profilaksis Debridemen dan dilanjutkan dengan pemasangan fiksasi interna atau eksterna Fiksasi interna untuk kasus fraktur terbuka tipe 1 dan 2 Fiksasi eksterna untuk kasus fraktur terbuka tipe 3
3. 4.
Dini : perdarahan, cedera saraf atau organ lain Lanjut : infeksi, kaku sendi, atrofi otot
8. Tatalaksana
9. Penyulit
1. 10. Edukasi (Hospital Health Promotion)
11. Indikator Medis
3. 4. 5.
Penjelasan diagnosa, diagnosa banding, pemeriksaan penunjang Penjelasan rencana tindakan, lama tindakan, resiko dan komplikasi Penjelasan alternative tindakan Penjelasan perkiraan lama rawat Informed consent
1. 2.
Keluhan berkurang Tidak terjadi Infeksi Luka Operasi (ILO)
2.
12. Lama Perawatan
3 hari apabila tidak ada komplikasi
13. Prognosis
Ad vitam : dubia (sesuai tipe fraktur terbuka) Ad sanationam : dubia (sesuai tipe fraktur terbuka) Ad fungsionam : dubia (sesuai tipe fraktur terbuka)
14. Penelaah Kritis
SMF Bedah Orthopaedi 1.
15. Konsultasi
2. 1.
16. Kepustakaan
2. 3.
Bila ada cedera lain yang menyertai, bedah vaskuler, bedah digestif dan lain-lain bila diperlukan untuk toleransi operasi seperti penyakit dalam, neurologi dan lain-lain Standar Pelayanan Medis Perhimpunan Dokter Orthopaedi dan Traumatologi Indonesia, Edisi II, Jakarta 2008 Sjamsuhidajat R. Dan De Jong W., Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, EGC, Jakarta 1997 Mansjoer A. dkk, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi III, Media Aesculapius, Jakarta 2000
CLINICAL PATHWAY OPEN FRAKTUR LONG BONE Rumah Sakit Kelas B & C NO RM : Nama Pasien Jenis Kelamin Tanggal Lahir Diagnosa Masuk RS
BB TB Tgl.Masuk Tgl.Keluar Kode ICD: Lama rawat Kode ICD: Rencana Rawat Kode ICD: R.Rawat/Klas Kode ICD: Rujukan Kode ICD: Z71.3
Penyakit Utama Penyakit Penyerta Komplikasi Tindakan Dietary Counseling and Surveillance
Kg Cm jam jam hari
/ Ya/Tidak
HARI PENYAKIT KEGIATAN
URAIAN KEGIATAN
1
2 3
4 5
6
7
KETERANGAN
HARI RAWAT 1
2 3
4 5
6
7
1. ASESMEN AWAL Dokter IGD
Pasien masuk via IGD
Dokter Spesialis a. ASESMEN AWAL MEDIS
Tim IPD Tim Anestesi
Pasien masuk via RJ
Tim Rehabilitasi Medik
b. ASESMEN AWAL KEPERAWATAN
2. LABORATORIUM
Perawat Primer: Kondisi umum, tingkat kesadaran, tanda-tanda vital, riwayat alergi, skrining gizi, nyeri, status fungsional: bartel index, risiko jatuh, risiko decubitus, kebutuhan edukasi dan budaya. Darah rutin, BT/CT, LFT, RFT, GDP 2PP HbsAg, anti HIV
Dilanjutkan dengan asesme bio-psiko- sosial, spiritual d budaya
Dilakukan dihari ke 2 Post OP yaitu HB, SE dan albumin Varian
THORAX AP 3. RADIOLOGI/ IMAGING
Xray Sketal
4. KONSULTASI
Program Rehab Medik
EKG
Usia > 40 tahun Untuk exercise pasca op ks dengan fisioterapi
5. ASESMEN LANJUTAN a. ASESMEN MEDIS
Dokter DPJP
Visite harian/ Follow up
Dokter non DPJP/dr. Ruangan
Atas Indikasi/ Emergency Dilakukan dalam 3 Shift, 14 kebutuhan dasar tetap dilaksanakan sesuai kondisi pasien Lihat risiko malnutrisi melalui skrining gizi dan mengkaji data antropometri, biokimia, fisik/ klinis, riwayat makan termasuk alergi makanan serta riwayat personal. Asesmen dilakukan dalam waktu 48 jam Dilanjutkan dengan intervensi farmasi sesuai hasil telaah dan rekonsiliasi Obat
b. ASESMEN KEPERAWATAN
Perawat Penanggung Jawab
c. ASESMEN GIZI
Tenaga Gizi (Nutrisionis/Dietisien)
d. ASESMEN FARMASI
Telaah Resep Rekonsiliasi Obat
6. DIAGNOSIS a. DIAGNOSIS MEDIS
Open Fraktur Long Bone a. Kode (00132): Nyeri Akut b. Kode (00046): Kerusakan Integritas Kulit
b. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
c. Kode (00085): Ketidakmampuan Mobilisasi Fisik d. Kode (00094): Risiko Ketidakmampuan Aktivitas Sehari-Hari
c. DIAGNOSIS GIZI
Prediksi suboptimal asupan energi berkaitan rencana tindakan bedah /operasi ditandai dengan asupan energi lebih rendah dari kebutuhan (NI - 1.4) Kebutuhan zat gizikalsium yang meningkat berkaitan dengan fraktur/patah tulang ditandai dengan dibutuhkan kalsium tinggi untuk metabolisme/pengobatan (NI-5.1)
Masalah keperawatan yang dijumpai setiap hari. Dibuat oleh perawat penanggung jawab. Mengacu pada NANDA 2015 – 2017
Sesuai dengan data asesmen, kemungkinan saja ada diagnosis lain atau diagnosis berubah selama perawatan.
Jadwal kontrol Post Op 7. DISCHARGE PLANNING
Identifikasi Kebutuhan di rumah Indentifikasi Alat pendukung Mobilisasi
Program pendidikan pasien dan keluarga
Program rehab medik (Exercise) Informasi pemberian obat dirumah 8. EDUKASI TERINTEGRASI Penjelasan Diagnosis a. EDUKASI/ INFORMASI MEDIS
Rencana terapi Informed Consent
Oleh semua pemberi asuhan berdasarkan kebutuhan dan juga berdasarkan Discharge Planning.
b. EDUKASI & KONSELING GIZI
Diet gizi seimbang, tinggi kalsium dan vitamin D
Edukasi gizi dilakukan saat awal masuk dan atau pada hari ke 4 atau hari ke 5.
Persiapan Operasi c. EDUKASI KEPERAWATAN
Cara menurunkan nyeri Menurunkan kecemasan Latihan mobilisasi pasca operasi
Pengisian formulir informasi dan edukasi terintegrasi oleh pasien dan atau keluarga
Perawatan luka d. EDUKASI FARMASI PENGISIAN FORMULIR INFORMASI DAN EDUKASI TERINTEGRASI
Informasi Obat Konseling Obat
Lembar Edukasi Terintegrasi
Meningkatkan kepatuhan pasien meminum/ menggunakan obat DTT Keluarga/Pasien
9. TERAPIMEDIKA MENTOSA Grade 1: antibiotik cefriaxone 1 x 2 gr
a. INJEKSI
b. CAIRAN INFUS
c. OBAT ORAL
Grade 2 & 3 : antibiotik cefazolin 3 x 2 gr + gentamicine 2 x 80 mg Ranitidine 2 x 50 mg/iv Analgesik : ketorolac 3 x 30 mg/iv per 8 jam RL 1000 cc - 1500 cc/ 24 jam Varian Analgesik oral : meloxicam 2 x 15 mg. PO/PC/pagi & malam Varian
d. OBAT PULANG
Ranitidine 2 x 150 mg. Ac (pagi & malam) Cefixime 2 x 200 mg NSAID meloxicam 2 x 15 mg Roborantia : Calcium & vit D 2 x 1
10.TATALAKSANA/INTERVENSI (TLI) Grade 1 & 2 : Debridement + ORIF a. TLI MEDIS
b. TLI
Ditetapkan pre op
Grade 3 : Debridement + ORIF Pemasangan kateter urine a. Kode NIC (413): TTV (Baseline)/4 jam b. Kode NIC (4190): Pasang IV line dengan cairan RL c. Kode NIC: persiapan Operasi/ debridement + ORIF/OREF: edukasi, persiapan fisik: mandi, penyipan organ, enema, ganti pakaian, pelepasan perhiasan, persetujuan tindakan d. Kode NIC (379): Edukasi Persiapan Operasi e. Kode NIC (309): Check List Pra Bedah f. Kode NIC (431): Terapi Relaksasi
Mengacu pada NIC
KEPERAWATAN
g. Kode NIC (1400): Manajemen Nyeri h. Kode NIC (3360): Perawatan Luka i. Kode NIC (0580): Katerisasi dan Perawatan j. Kode NIC (0570): Bladdertraining k. Kode NIC (0221): Latihan Mobilisasi ROM l. Kode NIC (1805): Pemenuhan ADL m. Kode NIC (2314): Medikasi IV n. Kode NIC (2304): Medication : Oral
c. TLI GIZI
Diet cair/saring/lunak/biasa bertahap sesuai kondisi pasien, gizi seimbang tinggi kalsium dan vitamin D
d. TLI FARMASI
Rekomendasi kepada DPJP
Bentuk makanan, kebutuhan zat gizi disesuaikan dengan usia dan kondisi klinis secara bertahap Sesuai dengan hasil monitoring
11. MONITORING & EVALUASI (Monitor Perkembangan Pasien) Asesmen Ulang & Review Verifikasi a. DOKTER DPJP Rencana Asuhan Monitoring TTV Monitoring Perdarahan Monitoring Nyeri b. KEPERAWATAN
Monitoring Luka
Mengacu pada NOC
Monitoring kemampuan Mobilisasi Monitoring ADL Monitoring asupan makan Monitoring Antropometri Monitoring Biokimia c. GIZI Monitoring Fisik/klinis terkait gizi
Monitoring Interaksi Obat Monitoring Efek Samping Obat d.
FARMASI Pemantauan Terapi Obat
Sesuai dengan masalah gizi dan tanda gejala yang akan dilihat kemajuannya pada hari ke 4 atau ke 5 kecuali asupan makanan. Mengacu pada IDNT (International Dietetics & Nutrition Terminology) Menyusun Software interaksi Dilanjutkan dengan intervensi farmasi sesuai hasil monitoring
12. MOBILISASI/ REHABILITASI a. MEDIS
Program post op hari 2 sampai hari pulang
b. KEPERAWATAN
Dibantu sebagian/mandiri
c. FISIOTERAPI 13. OUTCOME/HASIL a. MEDIS
Nyeri luka operasi terkontrol dalam 3 hari Mobilisasi bertahap dengan pendamping Xray acceptable Luka operasi baik Tidak ada nyeri Stabil
Tahapan mobilisasi sesuai kondisi pasien
Mobilisasi mandiri dengan support ROM dalam batas normal TTV stabil Luka tidak ada tanda infeksi Mengacu pada NOC
Luka menuju proses perbaikan b. KEPERAWATAN
Nyeri tidak terjadi
Dilakukan dalam 3 shift
Kemampuan mobilisasi Terpenuhinya ADL
d.
Status Gizi berdasarkan antropometri, biokimia, fisik/ klinis
Asupan makanan > 80%
c. GIZI
Status Gizi Optimal Terapi obat sesuai indikasi
FARMASI
Kualitas hidup pasien meningkat
Obat rasional
14. KRITERIA PULANG
Status pasien/tanda vital sesuai dengan PPK
15. RENCANA PULANG/ EDUKASI PELAYANAN LANJUTAN
Resume Medis dan Keperawatan
Pasien membawa Resume Perawatan/ Surat Rujuka/ Surat Kontrol/Homecare saat pulang.
Penjelasan diberikan sesuai dengan keadaan umum pasien Surat pengantar control VARIAN
, , Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Verivikasi
(
Keterangan :
√
Yang harus dilakukan Bisa atau tidak Bila sudah dilakukan
)
Perawat Penanggung Jawab
(
)
Pelaksana
(
)
LOGO RS
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) FRAKTUR CLAVICULA
1. Pengertian (Definisi)
Terputusnya kontinuitas jaringan tulang rawan dan lempeng pertumbuhan tulang clavicula
2. Anamnesis
Adanya riwayat trauma di daerah bahu
3. Pemeriksaan Fisik
Adanya deformitas Hilangnya fungsi (fungsiolaesa) Lihat ukuran tulang dan bandingkan kedua sisi Apakah terdapat nyeri tekan, nyeri bila digerakan Adanya krepitasi Seberapa jauh gangguan fungsi yang terjadi
4. Kriteria Diagnosis
Anamnesa sesuai dengan kriteria penyakit Pemeriksaan fisik sesuai dengan kriteria penyakit Pemeriksaan penunjang yang mendukung
5. Diagnosis Kerja
Fraktur Clavicula Terbuka/ Tertutup
6. Diagnosis Banding
Dislokasi + luka
7. Pemeriksaan Penunjang
Foto rontgen minimal 2 proyeksi ( AP dan Lateral, Aksial, Tangensial ) Darah rutin, masa perdarahan, masa pembekuan Ureum kreatinin GDS HbsAg EKG ( Kalau perlu )
Antibiotika profilaksis sefalosforin generasi 1 untuk fraktur terbuka tipe 1 dan 2, + aminoglikosida untuk fraktur tipe 3A,+ aminoglikosida + penicilin untuk fraktur tipe 3B dan 3C Tetanus profilaksis Konservatif dengan Ransel Verban Debridemen dan dilanjutkan dengan pemasangan fiksasi interna atau eksterna Fiksasi interna untuk kasus fraktur terbuka tipe 1- 2 Fiksasi interna untuk kasus fraktur tertutup displaced dan lebih dari sepertiga tengah Dini : perdarahan, cedera saraf atau organ lain Lanjut : infeksi, kaku sendi, atrofi otot
8. Tatalaksana
9. Penyulit
5. 6.
1. 10. Edukasi (Hospital Health Promotion)
2. 3. 4. 5.
Penjelasan diagnosa, diagnosa banding, pemeriksaan penunjang Penjelasan rencana tindakan, lama tindakan, resiko dan komplikasi Penjelasan alternative tindakan Penjelasan perkiraan lama rawat Informed consent
11. Indikator Medis
1. 2.
12. Lama Perawatan
3 hari apabila tidak ada komplikasi
13. Prognosis
Ad vitam : dubia (sesuai tipe fraktur terbuka) Ad sanationam : dubia (sesuai tipe fraktur terbuka) Ad fungsionam : dubia (sesuai tipe fraktur terbuka)
14. Penelaah Kritis
SMF Bedah Orthopaedi 1.
15. Konsultasi
2. 1.
16. Kepustakaan
2. 3. 4.
Keluhan berkurang Tidak terjadi Infeksi Luka Operasi (ILO)
Bila ada cedera lain yang menyertai, bedah vaskuler, bedah digestif dan lain-lain bila diperlukan untuk toleransi operasi seperti penyakit dalam, neurologi dan lain-lain Standar Pelayanan Medis Perhimpunan Dokter Orthopaedi dan Traumatologi Indonesia, Edisi II, Jakarta 2008 Sjamsuhidajat R. Dan De Jong W., Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, EGC, Jakarta 1997 Mansjoer A. dkk, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi III, Media Aesculapius, Jakarta 2000 Wiesel.W.Sam,Operative Techniques in Orthopaedics Surgery.Vol.I.Lippincot WW.2011
CLINICAL PATHWAY FRAKTUR CLAVICULA Rumah Sakit Kelas B & C NO RM : Nama Pasien Jenis Kelamin Tanggal Lahir Diagnosa Masuk RS
BB TB Tgl.Masuk Tgl.Keluar Kode ICD: Lama rawat Kode ICD: Rencana Rawat Kode ICD: R.Rawat/Klas Kode ICD: Rujukan Kode ICD: Z71.3
Penyakit Utama Penyakit Penyerta Komplikasi Tindakan Dietary Counseling and Surveillance
Kg Cm Jam Jam hari
/ Ya/Tidak
HARI PENYAKIT 1 KEGIATAN
URAIAN KEGIATAN
2 3
4 5
6
7
HARI RAWAT 1 2 3 4 5 6 7
KETERANGAN
1. ASESMEN AWAL Dokter IGD
Pasien masuk via IGD
Dokter Spesialis a. ASESMEN AWAL MEDIS
Tim IPD Tim Anestesi
Pasien masuk via RJ
Tim Rehabilitasi Medik
b. ASESMEN AWAL KEPERAWATAN
2. LABORATORIUM
Perawat Primer: Kondisi umum, tingkat kesadaran, tanda-tanda vital, riwayat alergi, skrining gizi, nyeri, status fungsional: bartel index, risiko jatuh, risiko decubitus, kebutuhan edukasi dan budaya. Darah rutin, BT/CT, LFT, RFT, GDP 2PP HbsAg, anti HIV
Dilanjutkan dengan asesmen bio-psiko- sosial, spiritual dan budaya
Dilakukan dihari ke 2 Post OP yaitu HB, SE dan albumin Varian
THORAX AP 3. RADIOLOGI/ IMAGING
Xray Sketal
4. KONSULTASI
Program Rehab Medik
EKG
Usia > 40 tahun Untuk exercise pasca op ks dengan fisioterapi
5. ASESMEN LANJUTAN a. ASESMEN MEDIS
Dokter DPJP
Visite harian/ Follow up
Dokter non DPJP/dr. Ruangan
Atas Indikasi/ Emergency
b. ASESMEN KEPERAWATAN
Perawat Penanggung Jawab
c. ASESMEN GIZI
Tenaga Gizi (Nutrisionis/Dietisien)
d. ASESMEN FARMASI
Telaah Resep Rekonsiliasi Obat
Dilakukan dalam 3 Shift, 14 kebutuhan dasar tetap dilaksanakan sesuai kondisi pasien Lihat risiko malnutrisi melalui skrining gizi dan mengkaji data antropometri, biokimia, fisik/ klinis, riwayat makan termasuk alergi makanan serta riwayat personal. Asesmen dilakukan dalam waktu 48 jam Dilanjutkan dengan intervensi farmasi sesuai hasil telaah dan rekonsiliasi Obat
6. DIAGNOSIS a. DIAGNOSIS MEDIS
Fraktur Clavicula Terbuka/ Tertutup a. Kode (00132): Nyeri Akut b. Kode (00046): Kerusakan Integritas Kulit
b. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
c. Kode (00085): Ketidakmampuan Mobilisasi Fisik d. Kode (00094): Risiko Ketidakmampuan Aktivitas Sehari-Hari Prediksi suboptimal asupan energi berkaitan rencana tindakan bedah /operasi ditandai dengan asupan energi lebih rendah dari kebutuhan (NI - 1.4)
c. DIAGNOSIS GIZI
Kebutuhan zat gizikalsium yang meningkat berkaitan dengan fraktur/patah tulang ditandai dengan dibutuhkan kalsium tinggi untuk metabolisme/pengobatan (NI-5.1)
Masalah keperawatan yang dijumpai setiap hari. Dibuat oleh perawat penanggung jawab. Mengacu pada NANDA 2015 – 2017
Sesuai dengan data asesmen, kemungkinan saja ada diagnosis lain atau diagnosis berubah selama perawatan.
Jadwal kontrol Post Op 7. DISCHARGE PLANNING
Identifikasi Kebutuhan di rumah Indentifikasi Alat pendukung Mobilisasi
Program pendidikan pasien dan keluarga
Program rehab medik (Exercise) Informasi pemberian obat dirumah 8. EDUKASI TERINTEGRASI Penjelasan Diagnosis a. EDUKASI/ Rencana terapi INFORMASI MEDIS Informed Consent
Oleh semua pemberi asuhan berdasarkan kebutuhan dan juga berdasarkan Discharge Planning.
b. EDUKASI & KONSELING GIZI
Diet gizi seimbang, tinggi kalsium dan vitamin D
Edukasi gizi dilakukan saat awal masuk dan atau pada hari ke 4 atau hari ke 5.
Persiapan Operasi Cara menurunkan nyeri
c. EDUKASI KEPERAWATAN
Menurunkan kecemasan Latihan mobilisasi pasca operasi Perawatan luka
d. EDUKASI FARMASI
PENGISIAN FORMULIR INFORMASI DAN EDUKASI TERINTEGRASI
Informasi Obat Konseling Obat
Lembar Edukasi Terintegrasi
Pengisian formulir informasi dan edukasi terintegrasi oleh pasien dan atau keluarga Meningkatkan kepatuhan pasien meminum/ menggunakan obat DTT Keluarga/Pasien
9. TERAPIMEDIKA MENTOSA Terbuka Grade 1 dan Tertutup: antibiotik cefriaxone 1 x 2 gr a. INJEKSI
b. CAIRAN INFUS
c. OBAT ORAL
Terbuka Grade 2 & 3 : antibiotik cefazolin 3 x 2 gr + gentamicine 2 x 80 mg Ranitidine 2 x 50 mg/iv Analgesik : ketorolac 3 x 30 mg/iv per 8 jam RL 1000 cc - 1500 cc/ 24 jam Varian Analgesik oral : meloxicam 2 x 15 mg. PO/PC/pagi & malam Varian
d. OBAT PULANG
Ranitidine 2 x 150 mg. Ac (pagi & malam) Cefixime 2 x 200 mg NSAID meloxicam 2 x 15 mg Roborantia : Calcium & vit D 2 x 1
10.TATALAKSANA/INTERVENSI (TLI) Terbuka Grade 1 - 3 : Debridement + ORIF a. TLI MEDIS
Tertutup : ORIF/ Ransel Verban Pemasangan kateter urine a. Kode NIC (413): TTV (Baseline)/4 jam b. Kode NIC (4190): Pasang IV line dengan cairan RL c. Kode NIC: persiapan Operasi/ debridement + ORIF/OREF: edukasi, persiapan fisik: mandi, penyipan organ, enema, ganti pakaian, pelepasan perhiasan, persetujuan tindakan d. Kode NIC (379): Edukasi Persiapan Operasi e. Kode NIC (309): Check List Pra Bedah
Ditetapkan pre op
b. TLI KEPERAWATAN
f. Kode NIC (431): Terapi Relaksasi g. Kode NIC (1400): Manajemen Nyeri
Mengacu pada NIC
h. Kode NIC (3360): Perawatan Luka i. Kode NIC (0580): Katerisasi dan Perawatan j. Kode NIC (0570): Bladdertraining k. Kode NIC (0221): Latihan Mobilisasi ROM l. Kode NIC (1805): Pemenuhan ADL m. Kode NIC (2314): Medikasi IV n. Kode NIC (2304): Medication : Oral
c. TLI GIZI
Diet cair/saring/lunak/biasa bertahap sesuai kondisi pasien, gizi seimbang tinggi kalsium dan vitamin D
d. TLI FARMASI
Rekomendasi kepada DPJP
Bentuk makanan, kebutuhan zat gizi disesuaikan dengan usia dan kondisi klinis secara bertahap Sesuai dengan hasil monitoring
11. MONITORING & EVALUASI (Monitor Perkembangan Pasien) Asesmen Ulang & Review Verifikasi a. DOKTER DPJP Rencana Asuhan Monitoring TTV Monitoring Perdarahan Monitoring Nyeri b. KEPERAWATAN
Monitoring Luka
Mengacu pada NOC
Monitoring kemampuan Mobilisasi Monitoring ADL
Monitoring asupan makan Monitoring Antropometri Monitoring Biokimia c. GIZI Monitoring Fisik/klinis terkait gizi
Monitoring Interaksi Obat Monitoring Efek Samping Obat d.
FARMASI Pemantauan Terapi Obat
Sesuai dengan masalah gizi dan tanda gejala yang akan dilihat kemajuannya pada hari ke 4 atau ke 5 kecuali asupan makanan. Mengacu pada IDNT (International Dietetics & Nutrition Terminology) Menyusun Software interaksi Dilanjutkan dengan intervensi farmasi sesuai hasil monitoring
12. MOBILISASI/ REHABILITASI a. MEDIS b. KEPERAWATAN
Program post op hari 2 sampai hari pulang Dibantu sebagian/mandiri
c. FISIOTERAPI 13. OUTCOME/HASIL a. MEDIS
Nyeri luka operasi terkontrol dalam 3 Hari Mobilisasi bertahap dengan Pendamping Xray acceptable Luka operasi baik Tidak ada nyeri
Tahapan mobilisasi sesuai kondisi pasien
Stabil Mobilisasi mandiri dengan support ROM dalam batas normal TTV stabil Luka tidak ada tanda infeksi b. KEPERAWATAN
Luka menuju proses perbaikan
Mengacu pada NOC
Nyeri tidak terjadi
Dilakukan dalam 3 shift
Kemampuan mobilisasi Terpenuhinya ADL c. GIZI
d.
FARMASI
Status Gizi berdasarkan antropometri, biokimia, fisik/ klinis
Asupan makanan > 80% Status Gizi Optimal Terapi obat sesuai indikasi
Kualitas hidup pasien meningkat
Obat rasional
14. KRITERIA PULANG 15. RENCANA PULANG/ EDUKASI PELAYANAN LANJUTAN
Status pasien/tanda vital sesuai dengan PPK Resume Medis dan Keperawatan
Pasien membawa Resume Perawatan/ Surat Rujuka/ Surat Kontrol/Homecare saat pulang.
Penjelasan diberikan sesuai dengan keadaan umum pasien Surat pengantar control VARIAN
, , Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Verivikasi
(
)
Keterangan :
√
Yang harus dilakukan Bisa atau tidak Bila sudah dilakukan
Perawat Penanggung Jawab
(
)
Pelaksana
(
)
LOGO RS
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) KARSINOMA MAMMAE
1.
2.
Pengertian ( Definisi)
Anamnesis
Benjolan pada payudara yang teraba keras, tidak berbatas jelas, tumbuh dengan cepat, dan terdapat tanda infiltrasi.
1. 2. 3. 4. 5. 1.
3.
Pemeriksaan Fisik
2. 3. 4. 5. 1. 4.
Kriteria Diagnosis
2.
3. 4. 5. 5.
Diagnosis Kerja
6.
Diagnosis Banding
7.
Pemeriksaan Penunjang
1. 2. 3. 4. 5.
Benjolan di payudara, keras, batas tidak tegas Berkembang dengan cepat Adanya riwayat keluarga dengan penyakit yang sama, KB hormonal, nullipara Keluar cairan yang tidak semestinya dari putting (darah atau cairan keruh) Ada tanda infiltrasi seperti kulit menjadi keriput (peau d’orange), adanya pembesaran kelenjar limfe axila, supraclavicular Pada payudara terdapat tumor padat keras, umumnya pada permulaan tidak nyeri, tumbuh progresif, da nada tanda-tanda infiltrasi atau metastase Lokasi, ukuran, konsistensi, batas, melekat/terfiksir, bentuk tidak teratur Pembesaran kelenjar limfe axila, supraclavicular Adanya limfoedema pada lengan ipsilateral Adanya satelit nodul dan ulserasi Keluhan : Tumor atau borok yang mudah berdarah pada payudara, erosi perdarahan atau keluar cairan abnormal putting susu Fisik : pada payudara terdapat tumor padat keras, konsistensi padat, batas tidak tegas, bentuk tidak teratur, umunya pada permulaan tidak nyeri, tumbuh progresif da nada tanda-tanda infiltrasi atau metastase Tanda infiltrasi : mobilitas tumor terbatas, melekat kulit/ muskulus pektoralis/dinding dada, eritema kulit ti atas tumor, peau d’orange, satelit nodule, ulserasi Tanda metastase : regional ada pembesaran kelenjar limfe ketiak, mamaria interna, atau ada tumor di organ tubuh Ragiologi : Mammografi ada tumor batas tidak tegas, bentuk irregular, stellate, kalsifikasi mikro tidak teratur USG mamma: ada tumor batas tidak tegas, hiperechoic Karsinoma mamae Tumor jinak mamma, dysplasia mamma, tumor phylloides, mastitis kronis, sarcoma jaringan lunak, limfoma maligna Laboratorium DL FNAB Foto Thorax USG mamma VC/PC
8.
Tata Laksana
1. Medikamentosa konservatif untuk grade I-II dan Operatif untuk grade III-IV
Antibiotik profilaksis pre-Op dilanjutkan hingga 24 jam post Op (rekomendasi : Cefazolin/Cefuroxime/Vancomycin) Analgetik dan NSAID pre-post op (rekomendasi : Paracetamol infusion, Cox-2 inhibitor) PPI atau H2 Receptor (rekomendasi : Omeprazole/Pantoprazole/Ranitidine) Operasi mastektomi radikal dengan bius General Aenesthesi 2. Tranfusi darah bila anemia 1.
9.
Edukasi
2. 3.
Penjelasan Sebelum MRS (rencana rawat, biaya, prosedur, masa dan tindakan pemulihan dan latihan, manajemen nyeri, risiko dan komplikasi) Puasa minimal 6 jam sebelum dilakukan OPERASI Control 1 munggu setelah MRS
10. Prognosis
Ad vitam : dubia adbonam Ad Sanationam : dubia adbonam Ad Fungsionam : dubia adbonam
11. Tingkat Evidens
IV
12. Tingkat Rekomendasi
C
13. Penelaah Kritis
SMF Bedah
14. Indikator (outcome) 15. Kepustakaan
Setelah dilakukan operasi, 80% pasien dalam keadaan baik 1. Standar Pelayanan Profesi Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia, edisi revisi 2003, PABI 2. Intisari Prinsip-prinsip Ilmu Bedah Seymour I, Schwarts, Spenser, edisi 6, Jakarta, EGC 2000
CLINICAL PATHWAY KARSINOMA MAMMAE Rumah Sakit Kelas B NO RM : Nama Pasien Jenis Kelamin Tanggal Lahir Diagnosa Masuk RS
BB TB Tgl.Masuk Tgl.Keluar Kode ICD: Lama rawat Kode ICD: Rencana Rawat Kode ICD: R.Rawat/Klas Kode ICD: Rujukan Kode ICD: Z71.3
Penyakit Utama Penyakit Penyerta Komplikasi Tindakan Dietary Counseling and Surveillance
KEGIATAN
URAIAN KEGIATAN
HARI PENYAKIT 1 2 3 4 5 6 7 HARI RAWAT 1 2 3 4 5 6 7
Kg Cm jam jam hari
/ Ya/Tidak
KETERANGAN
1. ASESMEN AWAL Dokter IGD
a. ASESMEN AWAL MEDIS
b. ASESMEN AWAL KEPERAWATAN
Dokter Spesialis
Pasien masuk via RJ
Perawat Primer: Kondisi umum, tingkat kesadaran, tanda-tanda vital, riwayat alergi, skrining gizi, nyeri, status fungsional: bartel index, risiko jatuh, risiko decubitus, kebutuhan edukasi dan budaya.
Dilanjutkan dengan asesmen bio-psiko- sosial, spiritual dan budaya
Darah rutin 2. LABORATORIUM
Urine lengkap Varian
3. RADIOLOGI/ IMAGING 4. KONSULTASI
USG Mammae
Dilakukan di RJ
Mamografi FNAB oleh SP.PA
Dilakukan di RJ
Dokter DPJP
Visite harian/Follow up
Dokter non DPJP/dr. Ruangan Perawat Penanggung Jawab
Atas Indikasi/ Emergency Dilakukan dalam 3 Shift, 14 kebutuhan dasar tetap dilaksanakan sesuai kondisi pasien
5. ASESMEN LANJUTAN a. ASESMEN MEDIS b. ASESMEN KEPERAWATAN
c. ASESMEN GIZI
Tenaga Gizi (Nutrisionis/Dietisien)
Telaah Resep
Lihat risiko malnutrisi melalui skrining gizi dan mengkaji data antropometri, biokimia, fisik/klinis, riwayat makan termasuk alergi makanan serta riwayat personal. Asesmen dilakukan dalam waktu 48 jam Dilanjutkan dengan
d. ASESMEN FARMASI
Rekonsiliasi Obat
intervensi farmasi yang sesuai hasil telaah dan Rekonsiliasi obat
6. DIAGNOSIS a. DIAGNOSIS MEDIS
Karsinoma Mammae a. Kode (00132): Nyeri Akut b. Kode (00206): Risiko Perdarahan c. Kode (00246): Risiko Perlambatan Penyembuhan Luka Operasi d. Kode (00094): Risiko Ketidakmampuan Melaksanakan ADL
Masalah keperawatan yang dijumpai setiap hari. Dibuat oleh perawat penanggung jawab. Mengacu pada NANDA 2015 – 2017
e. Kode (00173): Risiko Cemas f. Kode (000161): Kesiapan Meningkatkan Pengetahuan
c. DIAGNOSIS GIZI
Prediksi asupan zat gizi sub optimal berkaitan dengan rencana terapi medis (operasi mastektomi) ditandai dengan estimasi asupan makan kurang dari kebutuhan (NI. 4)
Sesuai dengan data asesmen, kemungkinan saja ada diagnosis lain atau diagnosis berubah selama perawatan.
Identifikasi kebutuhan pasien dirumah Kebutuhan perawatan suportif 7. DISCHARGE PLANNING
Kebutuhan pasien Post Op
Program pendidikan pasien dan keluarga
Aktivitas setelah pulang dari RS Kebutuhan konseling seksual 8. EDUKASI TERINTEGRASI Penjelasan Diagnosis a. EDUKASI/ INFORMASI Rencana terapi MEDIS Informed Consent
b. EDUKASI & KONSELING GIZI
c. EDUKASI KEPERAWATAN
d.EDUKASI FARMASI PENGISIAN FORMULIR INFORMASI DAN EDUKASI TERINTEGRASI
Diet pra dan pasca bedah (jika operasi) Tinggi Energi Tinggi Protein selama pemulihan Gizi seimbang jika tidak ada tindakan operasi
Oleh semua pemberi asuhan berdasarkan kebutuhan dan juga berdasarkan Discharge Planning.
Edukasi Gizi dilakukan saat awal masuk dan atau pada hari ke 4 atau hari ke 5
Persiapan operasi, cara menurunkan nyeri, menurunkan kecemasan, latihan mobilisasi pasca operasi, perawatan luka, blader training
Pengisian formulir informasi dan edukasi terintegrasi oleh pasien dan atau keluarga
Informasi Obat Konseling Obat
Meningkatkan kepatuhan pasien meminum/ menggunakan obat
Lembar Edukasi Terintegrasi
DTT Keluarga/Pasien
9. TERAPIMEDIKA MENTOSA Ceftriaxone 1 x 2 gr/iv
a. INJEKSI Ketorolac 3 x 30 mg/iv b. CAIRAN INFUS
RL Varian Asam Mafenamat 500 mg 3 x 1
c. OBAT ORAL
Cefixime 2 x 200 mg
Dilanjutkan sebagai Obat pulang Varian
10.TATALAKSANA/INTERVENSI (TLI) Konservatif (grade I-II), Mastektomi (grade III-IV) a. TLI MEDIS
Lepas kateter uretra a. Kode NIC: TTV (baseline)/4 jam b. Kode NIC (4190): pasang IV line dengan cairan RL
b. TLI KEPERAWATAN
c. Kode NIC (309): Persiapan operasi; edukasi, persiapan fisik: mandi, penyiapan organ enema, ganti pakaian, pelepasan perhiasan, persetujuan tindakan d. Kode NIC (379): Edukasi persiapan operasi
Mengacu pada NIC
e. Kode NIC (431): terapi relaksasi f. Kode NIC (309): Check list pra bedah g. Kode NIC (1400): Manajemen Nyeri h. Kode NIC (3360): Perawatan Luka i. Kode NIC (0590): Manajemen Eliminasi Urine j. Kode NIC (0580): Katerisasi l. Kode NIC (0221): Latihan Mobilisasi m. Kode NIC (2314): Medikasi IV n. Kode NIC (2304): Medication : Oral
c.
TLI GIZI
Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Diet Makan cair/saring/lunak atau biasa. Bertahap pasca bedah, diet Tinggi Energi Tinggi Protein selama Pemulihan
d.
TLI FARMASI
Rekomendasi kepada DPJP
11. MONITORING & EVALUASI (Monitor Perkembangan Pasien) Asesmen Ulang & Review Verifikasi a. DOKTER DPJP Rencana Asuhan
b. KEPERAWATAN
Monitoring TTV Monitoring Eliminasi Urin Monitoring Perdarahan Monitoring Nyeri Monitoring Luka Monitoring ADL Monitoring asupan makan
Bentuk makanan, kebutuhan zat gizi disesuaikan dengan usia dan kondisi klinis pasien secara bertahap Sesuai dengan hasil monitoring Monitor perkembangan pasien
Mengacu pada NOC
Sesuai dengan masalah gizi dan
tanda gejala yang akan dilihat kemajuannya pada hari ke 4 atau ke 5 kecuali asupan makanan.
Monitoring Antropometri Monitoring Biokimia c. GIZI Monitoring Fisik/klinis terkait gizi
Mengacu pada IDNT (International Dietetics & Nutrition Terminology) Menyusun Software interaksi
Monitoring Interaksi Obat d.
FARMASI
Monitoring Efek Samping Obat
Dilanjutkan dengan intervensi farmasi sesuai hasil monitoring
Pemantauan Terapi Obat 12. MOBILISASI/ REHABILITASI a. MEDIS
Konseling pasien pulang
b. KEPERAWATAN
Dibantu sebagian
Tahapan mobilisasi sesuai kondisi pasien
c. FISIOTERAPI 13. OUTCOME/HASIL a. MEDIS
Urine jernih, miksi spontan Klinis batas normal a. Kode NOC (1605): Nyeri Terkontrol
b. KEPERAWATAN
c. GIZI
d.
FARMASI
14. KRITERIA PULANG
b. Kode NOC (2101): Efek Pembedahan Tidak Memburuk c. Kode NOC (2102): Level Nyeri Berkurang d. Kode NOC : Level Cemas Berkurang e. Kode NOC: Dapat Mengontrol Kecemasan f. Kode NOC (1102): Penyembuhan Luka g. Kode NOC (0703): Tidak Terjadi Nyeri
Mengacu pada NOC Dilakukan dalam 3 shift
Status Gizi berdasarkan antropometri, biokimia, fisik/ klinis
Asupan makan > 80 % Optimalisasi Status Gizi Terapi obat sesuai indikasi
Meningkatkan kualitas hidup pasien
Obat rasional Umum Spesifik (miksi tanpa kateter) Khusus : sesuai NOC
Status pasien/tanda vital sesuai dengan PPK
15. RENCANA PULANG/ Resume Medis dan Keperawatan EDUKASI Penjelasan diberikan sesuai dengan PELAYANAN keadaan umum pasien LANJUTAN Surat pengantar control
Pasien membawa Resume Perawatan/ Surat Rujukan /Surat Kontrol/Homecare saat pulang.
VARIAN , , Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Verivikasi
(
)
Perawat Penanggung Jawab
(
)
Pelaksana
(
)
Keterangan :
√
Yang harus dilakukan Bisa atau tidak Bila sudah dilakukan