Cole Tanah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENGEMBANGAN DAN PENGERUTAN TANAH Isty Anggraeni (G011 191 324) Kelas G, Kelompok 62, Boby Dirgantara Hanafie Putra Program Studi Agroteknologi, Departemen Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar ABSTRAK Tanah mempunyai sifat mengembang (bila basah) dan mengerut (bila kering). Besarnya pengembangan dan pengerutan tanah dinyatakan dengan nilai COLE (Coefficient of Linier Extensibility) atau PVC (Potential Volume Change = Swell Index = indeks pengembangan). Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui bagaimana cara penggunaan alat yang digunakan pada praktikum pengembangan dan penggerutan pada suatu tanah Praktikum ini dilakukan dengan membuat tanah seperti pasta yang akan ditaruh pada COLE device dan didiamkan dalam keadaan kering udara selama satu minggu, kemudian dihitung pengembangan dan pengerutan dari suatu tanah menggunakan rumus. Hasil yang didapatkan dari pengamatan di laboratorium ialah tanah yang berada didalam COLE device mengalami pengerutan setelah dikering udarakan selama satu minggu. Hal ini dikarenakan hilangnya kandungan air pada tanah tersebut yang teserap oleh tanah itu sendiri sehingga tanah tersebut menjadi keras dan padat. Kata kunci: COLE, Pengembangan Tanah, Pengerutan Tanah. PENDAHULUAN Tanah mempunyai sifat mengembang (bila basah) dan mengerut (bila kering). Akibatnya pada musim hujan karena tanah basah maka tanah mudah mengembang dan pada musim kemarau/kering karena tanah mengerut, maka tanah menjadi pecahpecah. Besarnya pengembangan dan pengerutan dinyatakan dengan COLE (Coefficient of Linier Extensibility) atau PVC (Potencial Volume Change). Mineral liat silikat mempunyai struktur berlapislapis. Berdasarkan atas banyaknya lapisan ini, maka tanah mempunyai beberapa tipe yaitu tipe 1 : 1 dan 2 : 1 serta 2 : 2. Antara lapisan-lapisan ini terdapat ruang atau kisikisi tempat keluar masuk air dan udara menyebabkan tanah mengembang jika basah dan mengerut bila kering (Hardjowigeno, 2007). Besarnya pengembangan dan pengerutan tanah dinyatakan dengan COLE dan PVC. Istilah COLE banyak digunakan dalam bidang ilmu tanah (Pedologi) sedang PVC digunakan dalam bidang Engineering (pembuatan jalan, gedung-gedung, dan sebagainya (Hardjowigeno, 2007).



Sifat mengembang dan mengerut disebabkan oleh kandungan air relatif, terutama yang berada diantara satuansatuan struktural misel. Jika kisi hablur lempung mengembangkan terjadi pengerutan pada waktu terjadi pembasahan oleh air. Setelah mengalami kekeringan sesuatu tanah yang cukup lama akan mengalami retak yang cukup dalam, sehingga hujan pertama mudah masuk ke dalam tanah (Buckman, 1982). Secara umum alihan mineral liat ditentukan oleh bahan induk sementara modifikasi dalam hal jumlah dan jenis mineral liat ditentukan oleh pelapukan pedogenik. Pada tanah-tanah yang berkembang pada Permian Redbeds termasuk inseptisol, liat kasar umumnya illit dan liat halus umumnya monmorilonit. Dengan demikian horizon argilik yang terbentuk mengandung komponen mineralmineral antar lapisan illit-montmorilonit yang tinggi. Hal seperti ini bukan merupakan hal yang umum. Tanah yang berkembang dari glacial till dan loess memperlihatkan kecenderungan yang sama (Lopulisa, 2004).



Pelapukan mineral-mineral primer merupakan suatu peristiwa penting dalam genesa inseptisol. Pengaruh ini terlihat pada jumlah spesies ion yang ada dalam solum yang dihasilkan secara realtif, jika tidak secara absolut. Selain itu besaran dan jumlah kompleks pertukaran utamanya pada inseptisol berkorelasi berlangsung dengan konsentrasi produk pelapukan mineral (Hakim, dkk, 1986). Translokasi dalam profil inseptisol yaitu perkembangan dan akumulasi mineral-mineral sekunder, utamanya mineral liat alumino silikat. Berbagai jenis mineral liat yang biasanya berkembang dengan struktur smektif umumnya mendominasi fraksi liat yang lebih halus sementara liat illit, vermikulit, dan kaolinit lebih jelas & lebih umum pada liat yang lebih kasar (Buckman dan Brady 1982). Tanah Inseptisol mempunyai ikatan hidrogen karena muatan positif ion N+ yang menarik kuat muatan negative dari oksigen unit kristal tetangganya, ikatan kuat inilah yang mneyebabkan tanah inseptisol tidak dapat mnegembang. Dengan demikian molekul-molekul-molekul air atau ion-ion lain dapat masuk diantara lapisan unit kristal dari mineral tersebut (Pairunan, dkk, 1985). Sifat mengembang dan mengerut disebabkan oleh kandungan air relatif, terutama yang berda diantara satuan–satuan struktural misel. Jika kisi hablur lempung mengembang akan terjadi pengerutan pada waktu terjadi pembahasan oleh air. Setelah mengalami kekeringan, suatu tanah yang cukup lama akan mengalami retak yang cukup dalam, sehingga hujan pertama mudah masuk ke dalam tanah (Buckman and Brady, 1982). Pengerutan biasanya terjadi pada musim kemarau atau musim kering. Pengerutan adalah keadaan dimana tanah mengalami retakan–retakan, yang disebabkan oleh karena ruang atau pori tanah tersebut tidak terisi oleh air yang cukup. Pengerutan pada tanah akan mengakibatkan terjadinya pematahan pada akar tanaman (Hardjowigeno, 2003). Antara pengembangan dan pengerutan, kohesi dan plastis berhubungan



erat satu sama lain. Ciri–ciri ini tergantung tidak hanya pada campuran lempung dalam tanah, tetapi juga sifat dan jumlah humus yang terdapat bersama koloid organik (Buckman and Brady, 1982). Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengembang yaitu, sebagian pengembangan terjadi karena penetrasi air ke dalam lapisan kristal liat, yang menyebabkan pengembangan tanah dalam kristal. Akan tetapi, sebagian besar terjadi karena tertartiknya air ke dalam koloidkoloid dan ion-ion yang terabsorpsi pada liat dan karena udara yang terperangkap di dalam pori mikro ketika memasuki pori tanah (Hakim dkk., 1986). Berdasarkan uraian tersebut maka perlu dilakukan praktikum untuk mengetahui bagaimana suatu tanah setelah mengalami pengembangan dan pengerutan. Praktikum ini diharapkan menjadi informasi mengenai pengembangan dan pengerutan tanah secara utuh. METODE PELAKSANAAN Tempat dan Waktu Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Fisika Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar. Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, 8 November 2019, pukul 10.00-12.00 WITA. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah COLE device, spatula, mess, mistar. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu sampel tanah, aquades, dan gemuk. Prosedur Kerja 1. Menyiapkan alat dan bahan. 2. Menghaluskan sampel tanah. 3. Mencampur tanah dengan aquades hingga berbentuk pasta 4. Mengoleskan gemuk pada COLE device hingga merata. 5. Memasukkan pasta tanah kedalam COLE device dan diamkan selama seminggu dengan kering udara. 6. Mencatat hasil yang telah didapatkan.



7. Menghitung hasil dari data yang telah didapat dengan rumus: COLE = 100 x (Ia – If)/Ia Keterangan : Ia = Panjang tanah awal(panjang COLE device bagian dalam) If = Panjang tanah akhir (mm) COLE= dinyatakan dalam % HASIL DAN PEMBAHASAN Berikut merupakan hasil pengamatan dan deskripsi mengembang dan mengerut tanah di laboratorium. Tabel 8. Hasil pengamatan Mengembang dan Mengerut Tanah. Jenis Tanah



Foto/gambar tanah Sebelum Sesudah Mengerut mengerut



Sampel Tanah Kebun Percobaan Lahan Basah Fakultas Pertanian, Unhas Dari pengamatan tersebut dimana praktikum ini dilakukan dengan metode yaitu dengan menghaluskan tanah terlebih dahulu, kemudian tanah yang telah dihaluskan dicampur dengan aquades hingga membentuk seperti pasta. Lalu mengoleskan gemuk pada alat yang disebut COLE device. Setelah itu taruh tanah pada COLE device yang telah dioleskan gemuk tersebut dan mendiamkannya dalam keadaan kering udara selama satu minggu. Hasil yang didapatakan selama satu minggu tanah tersebut didiamkan ialah tanah mengalami pengerutan. Pengerutan tanah ini disebabkan oleh tanah yang kering. Hal tersebut dikarenakan hilangnya kandungan air yang ada pada tanah tersebut. Pengerutan tanah ini nantinya akan berpengaruh pada sifat fisik dari tanah itu sendiri sperti tanah tersebut akan mengalami kekeringan dan lama-kelamaan akan meretak. Hal ini sesuai dengan pendapat Buckman (1982) yang



menyatakan bahwa sifat mengembang dan mengerut disebabkan oleh kandungan air relative, terutama yang berada diantara satuan-satuan struktural misel. Jika kisi hablur lempung mengembangkan terjadi pengerutan pada waktu terjadi pembasahan oleh air. Setelah mengalami kekeringan sesuatu tanah yang cukup lama akan mengalami retak yang cukup dalam, sehingga hujan pertama mudah masuk ke dalam tanah. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa tanah mempunyai sifat mengembang (bila basah) dan mengerut (bila kering). Besarnya pengembangan dan pengerutan tanah dinyatakan dengan nilai COLE (Coefficient of Linier Extensibility) atau PVC (Potential Volume Change = Swell Index = indeks pengembangan). Suatu tanah yang telah dikering udarakan selama satu minggu akan mengalami pengerutan disebabkan oleh hilangnya kandungan air yang terdapat didalamnya sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi sifat fisik dari tanah itu sendiri. Saran Sebaiknya dalam praktikum ini praktikan harus melakukannya langsung agar tidak kebingungan dalam proses pembahasan yang akan dilakukan. DAFTAR PUSTAKA Buckman, H. O., and Brady. 1982. Ilmu Tanah. Bharata Karya Aksara: Jakarta Hakim, N., M. Yusuf Nyakpa, A. M. Lubis, Sutopo Ghani Nugroho, M. Amin Diha, Go Ban Hong, H. H. Bailey, 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung, Lampung. Hardjowigeno. S., 2003. Ilmu Tanah. Penerbit Akademika Pressindo : Jakarta. Hardjowigeno. S., 2007. Ilmu Tanah. Penerbit Akademika Pressindo : Jakarta Lopulisa, Christianto., 2004. Tanah-Tanah Utama Dunia. Lembaga Penerbitan Universitas Hasanuddin : Makassar.



Pairunan, Anna K., J. L. Nanere, Arifin, Solo S. R. Samosir, Romualdus Tangkaisari, J. R. Lalopua, Bachrul Ibrahim, Hariadji Asmadi, 1985. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Timur.