Colon Drug Delivery System [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Colon Drug Delivery System PRIMA RAMADHANI 1111011003 KELAS A



ANATOMI KOLON • Usus besar atau kolon berbentuk tabung muskular berongga dengan panjang sekitar 1,5 m • Diameter usus besar sudah pasti lebih besar dari usus halus, yaitu sekitar 6,5 cm, tetapi makin dekat anus diameternya semakin kecil • Kolon dibagi lagi menjadi kolon asenden, tranversum, desenden dan sigmoid



• Tempat kolon membentuk kelokan tajam padaabdomen kanan dan kiri atas secara berturut-turutdisebut sebagai feksura hepatika dan fleksuralienalis



PENYUSUN KOLON • Colon terdiri dari atas empat lapisan dinding yangsama seperti usus halus. • Jaringan penyusun usus besar terdiri dari Tunika mucosa (lapisan lendir),dengan bagian: epitel, lamina propia, dan muscularis mucosa yang tidak memiliki villi



Lapisan membran kolon



SISTEM PENGHANTAR OBAT KOLON • Usus besar merupakan suatu tempat dimanapenghantaran obat baik secara lokal maupun sistemik dapat terjadi. • Penghantaran secara lokalmemungkinkan pengobatan secaratopikal bagipenyakit peradangan usus besar. • Akan tetapi,pengobatan dapat dibuat lebih efektif jika obat dapatditujukan secara langsung ke dalam kolon, selain itu hal ini juga dapatmengurangi efek samping jika obat yang dihantarkan secara sistemik.



• Dalam pengembangan sediaan bersasaran colon ini ada 4 elemen esensial yang saling terkait, yaitu: • penyakit, • obat, • tujuan (sasaran) dan • system penghantaran obat.



• Sistem penghantaran obat ke kolon melalui pemberian obat peroral dapat ditujukan untuk berbagai penyakit kolon seperti Kanker kolorektal, spastic colon, Inflammatory Bowel Disease (IBD), dsb. • IBD adalah gangguan autoimun dengan penyebab yang tidak diketahui jelas, disertai aktivitas sitokin yang menyebabkan jaringan parut dan inflamasi jaringan. • Crohn disease dan ulcerative colitis merupakan dua bentuk utama dari IBD (Corwin, 2007)



Hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan sediaan sasaran Kolon 1. Memahami dengan baik masalah fisiologi salur cerna seperti • Waktu transit sediaan melewati segmen utama salur cerna • Sebagai kebalikan transit adalah waktu tinggal sediaan dalam masing – masing segmen salur cerna • Faktor yang mempengaruhi sediaan di masing masing lokasi dan kondisi termasuk: disintegrasi fisik, digesti intraluminal, ambilan mucosal, biotransformasi dan absorpsi dan lain sebagainya. 2. Keterkaitan dengan sifat fisikokimia obat dan, 3. Mendesain formulasi yang sesuai untuk system colonic ini



Target Sites



Disease condition



Topical / local Inflammatory action bowel disease, Irritable bowel syndrome & crohn disease amoebiasis



Drug used Hydrocortisone, budenoside, prednisolone, sulphasalazine, olsalazine, infliximab mesalazine, balsalazide, 6-mercaptopurine, azathiorpine, cyclosporine, etc. Metronidazole, ornidazole. Tinidazole, mebandazole, etc.



Crronic Digestive enzyme supplement pankreatitis, pancreatactomy and cystic fibrosis



Colorectal cancer



5-fluoro uracil



Target Sites Systemic action



Disease Drug used condition To prevent gastric NSAID irritation To prevent first Steroids pass metabolism of orally ingested drug Oral delivery of peptides



Insulin



Limitation and Challenges • Dissolution in luminal fluid • Stability of drug • Binding of drugs to dietary residues, intestinal secretion, mucus or fecal matter • Metabolic degradation by colonic microflora • Wide range of pH value • Lower area and relative “tightness” of the tight junctions in the colon drug transport • Longer residence time • Requires protection against variety of the gastric ensymes • Cytochrome P450 3A class of drug metabolizing enzymes have lower activity in colon



Pharmaceutical Approaches for CDDS



MACAM-MACAM BENTUK SEDIAAN KOLON • Tablet kolon (peroral) • Enema (rektal bentuk semisolid) • Suppos (rektal bentuk padat)



TABLET KOLON • Tablet kolon merupakan obat yang dapat melepaskanzat aktif secara langsung pada kolon. • Sistem penghantaran obat secara lokal menuju kolon melalui pemberian obat secara peroral menarik dan penting karena terdapat berbagai penyakit usus besar sepertiulcerativecolitis, crohn’s disease, amebiosis, dan kanker kolon



• sediaan tablet kolon ini merupakan Sistem yang harus dapat melindungi obat sampai ke kolon misalnyapelepasan dan absorpsi obat seharusnya tidak terjadi dilambung maupun usus halus. • Berbagai macam strategi yang digunakan dalam pembuatan obat oral yangditujukan untuk pelepasan dan absorpsi di kolon antaralain ikatan kovalen antara obat dengan carrier,melapisi dengan polimer yang sensitive terhadap pH, formulasisistem release, penggunaan carrier yang terdegradasikhususnya oleh bakteri yang ada di kolon, sistembioadhesive dan sistem penghantaran obat yang dikontrololeh daya osmotik



KONDISI TABLET MEMASUK KOLON



KOLON



KETIKA



CONTOH SEDIAAN TABLET KOLON



• Asacol (komposisi : mesalazine) digunakan untuk mengobati kolitis ulseratif,proktitis, dan proctosigmoiditis. Asacol jugadigunakan untuk mencegah gejala kolitis ulserativaberulang. • Dulcolax (komposisi : Bisacodyl) diindikasikan untuk Semua bentuk sembelit,memudahkan buang air besar pada kondisi denganrasa sakit seperti pada hemorrhoid (wasir),pengosongan lambung-usus sebelum & sesudahoperasi.



ENEMA KOLON • Enema merupakan sediaan obat dengan pemberiancairan ke dalam rektum dan kolon denganmenggunakan aplikator khusus. • Enema dilakukan untuk mengobati penyakitringan seperti sakit perut, kembung, konstipasiatau sembelit. • enema diberikan langsung ke rectum hingga kolon.Setelah seluruh dosis enema hingga ambang batasdaya tampung rongga kolon diberikan, pasien akanbuang air bersamaan dengan keluarnya cairan enemake dalam bedpan atau di toilet



• Pemberian enema tidak lebih dari 150 ml karenadipertahankan dalam usus. • - Etanol merupakan antimikroba dengan kadar bisamempengaruhi keseimbangan flora normal. • Pemilihan pelarut dalam sediaan yang merupakanpelarut yang digunakan untuk mengekstraksi lebihbaik. • - Dibutuhkan pendapar untuk menjaga pH produkagar tetap stabil hingga penggunaannya. • Untuk menjaga stabilitas sediaan pada penyimpanan yang lama diperlukan pengawet (Nasitrat).



• Microlax obat pencahar untuk mengatasi susah buang airbesar (sembelit), khususnya diberikan pada penderita yangharus tinggal di tempat tidur; orang dewasa, orang tua,anak-anak dan wanita hamil. • Microlax merupakan laksatif enema yang efektif untukmengatasi Susah BAB (sembelit) yang disebabkan olehfeses yang mengeras dan menumpuk di daerah rektum;ditandai dengan anal blocked (terdapat sumbatan fesesmengeras di anus), feses keras dan berukuran besar (megakolon), merasa sakit yang luar biasa di daerah sekitar anussaat mengejan, evakuasi feses secara manual (memerlukanbantuan)



KOMPOSISI • Tiap tube 5 ml mengandung : Na-Laurilsulfoasetat 0.045 g, Asam Sorbat 0.005 g, PEG 400 0.625 g, Natrium Sitrat 0.450g, Sorbitol 4.465 g, Air murni secukupnya ad 6.250 g DOSIS • Dewasa : 2 tablet, dapat ditingkatkan sampai 4 tablet. • Anakberusia 4 tahun ke atas : 1 tablet. • Pemeriksaan radiografik,sebelum dan sesudah operasi : – dewasa : 2-4 tablet pada malam sebelum pemeriksaan dan1 suppositoria pada pagi harinya (di hari pemeriksaan) – anak-anak berusia 4 tahun atau lebih : 1 tablet pada sorehari sebelum pemeriksaan dan 1 suppositoria pada pagiharinya (di hari pemeriksaan)



CONTOH SEDIAAN ENEMA



MANFAAT ENEMA • Pertimbangan medis sebagai metodapengosongan feces dengan segera dari kolon • Pemeriksaan radiologi pasca pemberian bariumenema • Membersihkan kolon bagian bawah (desenden)menjelang tindakan operasi • Sebagai jalan alternatif pemberian obat



BAHAYA ENEMA • Bahaya enema adalah iritasi sabun dan efek negatif darilarutan hypertonik atau hipotonik. • Pada cairan tubuh danelektrolit, larutan hipertonik seperti larutan phosphatemenyebabkan sedikit iritasi pada membran mukosa danmenyebabkan cairan dari jaringan sekitar tertarik ke dalamkolon. • Proses ini disebut osmosis. Ketidakseimbangancairan dan elektrolit dapat terjadi, terutama pada anak < 2th dapat menyebabkan hipokalsemia danhiperphosphatemia. • Pemberian hipotonik yang berulang seperti enemaberbentuk kran, dapat mengakibatkan absorpsi volumedarah dan dapat mengakibatkan intoksikasi air



SUPPOS KOLON • Suppositoria adalah sediaan padat dalam berbagaibobot dalam bentuk, yang diberikan melaluirectal,vaginal atau uretra (Anonim,1995 ). • Bentuk danukurannya harus sedemikian rupa sehingga dapatdengan mudah dimasukkan ke dalam lubang atau celah yang diinginkan tanpa meninggalkankejanggalan begitu masuk, harus dapat bertahan untuk suatu waktu tertentu (Ansel,2005)



Berikut adalah cara penggunaan suppositoria: 1. Cuci kedua tangan sampai bersih dengan air dan sabun 2. Sebelum dikeluarkan dari wadah, jika suppositoria terasa melunak, simpan dikulkas atau rendam dalam air dingin selama beberapa saat untukmengeraskannya kembali 3. Buka wadah pembungkus suppositoria 4. Jika diminta untuk menggunakan hanya setengahnya, maka potong di bagiantengah dengan rata menggunakan pisau yang tajam 5. Bagian ujung suppositoria dilumasi dengan lubrikan larut air supaya licin, jika tidak ada bisa ditetesi sedikit dengan air keran 6. Diperbolehkan memakai sarung tangan bersih jika ingin 7. Atur posisi tubuh berbaring menyamping dengan kaki bagian bawahdiluruskan sementara kaki bagian atas ditekuk ke arah perut 8. Angkat bagian atas dubur untuk menjangkau ke daerah rektal 9. Masukkan suppositoria, ditekan dan ditahan dengan jari telunjuk, sampai betul-betul masuk ke bagian otot sfinkter rektum (sekitar ½ - 1 inci dari lubangdubur). Jika tidak dimasukkan sampai ke bagian otot sfinkter, suppositoria iniakan terdorong keluar lagi dari lubang dubur



CONTOH SEDIAAN SUPPOSITORIA



KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN SUPPOSSITORIA Keuntungan • Bisa mengobati secara bertahap • Kalau missal obat einimbulkan kejang, atau panas reaksinyalebih cepat, dapat memberikan efek local dan sistemik. • memberikan efek local dulcolax untuk meningkatkandefeksasi. Kerugian • Sakit tidak nyaman daya fiksasi lebih lama dari pada IV. • Kalau pemasangan obat tidak benar, obat akan keluar lagi. • Tidak boleh diberikan pada pasien yang mengalamipembedahan rekrtal



terima kasih