CONTOH [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

STRATEGI BERTAHAN HIDUP PELAKU UMKM SEKTOR PARIWISATA DI MASA PANDEMI COVID-19 (STUDI KASUS PEDAGANG SOUVENIR DI TAMAN WISATA ISTANA MAIMOON) SKRIPSI



Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Universitas Sumatera Utara Oleh: RIDHA NURHALIZA 170902070



DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2021



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



i UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



ii UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



iii UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



STRATEGI BERTAHAN HIDUP PELAKU UMKM SEKTOR PARIWISATA DI MASA PANDEMI COVID-19 (STUDI KASUS PEDAGANG SOUVENIR DI TAMAN WISATA ISTANA MAIMOON) ABSTRAK Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan sektor penting dalam perspektif kesempatan kerja dan sumber pendapatan bagi kelompok miskin, penyerapan tenaga kerja dan pengurangan kemiskinan juga berperan dalam kesejahteraan bagi keluarga yang menumpukan hidupnya sebagai pelaku UMKM. Munculnya kasus Coronavirus Diseas 2019 (COVID-19) pada bulan Maret di Indonesia memberikan implikasi pada bidang sosial, ekonomi, pendidikan, dan pariwisata. Dampak ekonomi dan pariwisata akibat pandemi Covid-19 juga dirasakan para pelaku UMKM sektor pariwisata seperti pedagang souvenir yang ada di Kota Medan salah satunya di Taman Wisata Istana Maimoon yang merupakan icon pariwisata Kota Medan. Adapun dampak yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19 terhadap pedagang souvenir yaitu menurunnya jumlah pengunjung atau wisatawan, menurunnya omzet pendapatan dan penjualan secara drastis, serta pengurangan besar-besaran jumlah karyawan atau pekerja. Untuk itu diperlukan strategi bertahan hidup bagi pelaku UMKM di sektor pariwisata seperti pedagang souvenir untuk dapat terus memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari serta mempertahankan eksistensi usahanya di masa pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskripstif dengan pendekatan kualitatif agar peneliti dengan mudah mendapatkan data dan informasi gambaran secara menyeluruh tentang bagaimana strategi bertahan hidup pelaku UMKM sektor pariwisata yaitu pedagang souvenir di Taman Wisata Istana Maimoon di masa pandemi Covid-19. Hasil penelitian menujukkan bahwa terdapat tiga strategi bertahan hidup yang digunakan pedagang souvenir di Taman Wisata Istana Maimoon dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari pada masa pandemi Covid-19 yaitu: 1) Strategi aktif dengan diversifikasi usaha dan memanfaatkan anggota keluarga untuk mendapatkan penghasilan 2) Strategi pasif dengan menerapkan pola hidup hemat; 3) Strategi jaringan dengan memanfaatkan jaringan sosial seperti menjalin relasi dengan lingkungan sosial dan kelembagaan. Kata Kunci : UMKM, Strategi bertahan hidup, Pedagang souvenir, Covid-19



iv UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



SURVIVAL STRATEGIES FOR MSMEs IN THE TOURISM SECTOR IN THE TIME OF THE COVID-19 PANDEMIC (CASE STUDY OF SOUVENIR TRADERS IN THE MAIMOON PALACE TOURISM PARK)



ABSTRACT Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs) are an important sector in the perspective of employment opportunities and sources of income for the poor, employment and poverty reduction also play a role in the welfare of families who rely on their lives as MSME actors. The emergence of cases of Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) in March in Indonesia had implications for the social, economic, educational and tourism sectors. The economic and tourism impacts due to the Covid-19 pandemic have also been felt by MSME actors in the tourism sector, such as souvenir traders in the city of Medan, one of which is the Maimoon Palace Tourism Park, which is a tourism icon in the city of Medan. The impact caused by the Covid-19 pandemic on souvenir traders is a decrease in the number of visitors or tourists, a drastic decrease in revenue and sales turnover, as well as a massive reduction in the number of employees or workers. For this reason, a survival strategy is needed for MSME actors in the tourism sector such as souvenir traders to be able to continue to meet their daily needs and maintain their business existence during the Covid-19 pandemic. This study uses a descriptive research method with a qualitative approach so that researchers can easily get data and information on a comprehensive picture of how the survival strategy of MSME actors in the tourism sector, namely souvenir traders at the Maimoon Palace Tourism Park during the Covid-19 pandemic. The results of the study show that there are three survival strategies used by souvenir traders at Taman Wisata Maimoon palace in meeting their daily needs during the Covid-19 pandemic, namely: 1) Active strategy by diversifying business and utilizing family members to earn income 2) Strategy passively by adopting a frugal lifestyle; 3) Network strategy by utilizing social networks such as establishing relationships with the social and institutional environment.



Keywords: MSMEs, survival strategies, souvenir traders, Covid-19



v UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



KATA PENGANTAR



Tidak ada kata yang paling indah selain mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berkah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan penulisan skripsi ini yang berjudul: “Strategi Bertahan Hidup Pelaku UMKM Sektor Pariwisata Di Masa Pandemi Covid-19 (Studi Kasus Pedagang Souvenir Di Taman Wisata Istana Maimoon)” yang merupakan syarat dalam rangka menyelesaikan studi untuk menempuh gelar Sarjana Sosial di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sumatera Utara. Selama melakukan penelitian dan penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat pelajaran, dukungan motivasi, bantuan berupa bimbingan yang sangat berharga dari berbagai pihak mulai dari pelaksanaan hingga penyusunan laporan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini akan sangat sulit terwujud apabila tanpa bimbingan dan bantuan serta fasilitas yang diberikan oleh beberapa pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada: 1. Almh. Ibu dan Ayah tercinta yang selalu memberikan kasih sayang, do`a serta dorongan moril maupun materil yang tak terhingga selama hidup dan sampai saat ini. 2. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si, selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.



vi UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



3. Bapak Drs. Hendra Harahap M.Si, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. 4. Bapak Agus Suriadi, S.Sos, M.Si, selaku Ketua Departemen Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. 5. Bapak Husni Thamrin S.Sos, M.SP, selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing, mengarahkan, meluangkan waktu, tenaga dan kesabaran untuk penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. 6. Kak Malida Putri, S.Sos, M.Kessos, selaku Dosen Penguji yang telah banyak meluangkan waktunya dan memberikan masukan, saran dan kritikan yang membangun kepada penulis dengan sabar selama penyusunan skripsi ini. 7. Seluruh Staf Dosen Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial yang telah membantu kelancaran penulis dalam menyelesaikan studi. 8. Seluruh Staf akademik Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang telah banyak membantu di bidang akademik dan kemahasiswaan. 9. Bapak Tengku Hamsyah, selaku pengelola serta guide di Istana Maimoon yang telah memberikan izin dan arahan kepada penulis untuk melakukan penelitian di Istana Maimoon. 10. Narasumber Bang Fadlan, Ibu Yani, Ibu Sulaika, Ibu Nila dan Riska yang telah bersedia menjadi informan dan meluangkan waktunya untuk diwawancarai oleh penulis. 11. Abang kandung penulis yaitu Hendy Widyawan dan Kakak Dian Ayu atas dukungan, semangat dan doa yang diberikan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.



vii UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



12. Kepada Bang Reza Fadheli Nasution S.Sos yang telah banyak memberikan motivasi, arahan dan dukungan dari tahap awal penulisan hingga tahap akhir agar penulis dapat melaksanakan wisuda tepat waktu. Semoga abangda diberikan kelancaran S2-nya. 13. Kepada teman-teman Infinity Friends yaitu Fahmy, April, Wahyu, Shofi, Diky, Amar, Bela, Azwar dan Dirgan. Terimakasih telah banyak memberikan dukungan, semangat, doa terbaiknya dan bantuannya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktu. Semoga kalian juga diberikan kelancaran dalam menyelesaikan skripsi. 14. Kepada para sahabat penulis yaitu Ulan, Nola dan Tika yang selalu memberikan doa dan dukungannya dari jauh. 15. Kepada teman seperjuangan SBM Emon, yang telah memberikan sumbangsih ide dan waktunya untuk berdiskusi selama penulisan skripsi ini. 16. Kepada Boby, Gusti, Ayu dan Nurfadhilah yang sudah memberikan support kepada penulis. Semoga diberikan kelancaran skripsinya. 17. Teman-teman seperjuangan penulis dikelas genap maupun kelas ganjil di Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial stambuk 2017 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. 18. Dan semua teman-teman atau pihak-pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang selalu memberikan doa, masukan, dan semangat kepada penulis. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, hal itu disadari karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis berharap atas saran dan kritik yang dapat



viii UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



membangun dan meningkatkan kualitas skripsi ini. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pihak lain pada umumnya. Akhir kata, penulis mengharapkan semoga tujuan dari penulisan skripsi ini dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.



Medan, Juni 2021 Penulis



Ridha Nurhaliza



ix UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



DAFTAR ISI



ABSTRAK ...................................................................................................... iv ABSTRACT .................................................................................................... v KATA PENGANTAR .................................................................................... vi DAFTAR ISI ................................................................................................... x DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1 1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 9 1.3 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ................................................. 9 1.3.1 Tujuan Penelitian ............................................................................. 9 1.3.2 Manfaat Penelitian .......................................................................... 9 1.4 Sistematika Penulisan................................................................................. 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 12 2.1 Landasan Teoritis ....................................................................................... 12 2.1.1 Strategi Bertahan Hidup .................................................................. 12 2.1.1.1 Strategi Aktif .......................................................................... 14 2.1.1.2 Strategi Pasif .......................................................................... 14 2.1.1.3 Strategi Jaringan ..................................................................... 15 2.1.2 Konsep UMKM ............................................................................... 16 2.1.2.1 Pengertian UMKM .............................................................. 16 2.1.2.2 Karakteristik UMKM........................................................... 18 2.1.2.3 Peran Strategis UMKM ....................................................... 21



x UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



2.1.3 Konsep Pariwisata ........................................................................... 22 2.1.3.1 Pengertian Pariwisata........................................................... 22 2.1.3.2 Pengertian Produk Pariwisata .............................................. 25 2.1.3.3 Jenis-jenis Produk Pariwisata .............................................. 26 2.1.4 Konsep Pedagang Souvenir ............................................................. 27 2.1.4.1 Pengertian Pedagang ............................................................ 27 2.1.4.2 Pengertian Souvenir ............................................................. 28 2.1.5 Konsep Kesejahteraan Sosial........................................................... 29 2.1.5.1 Pengertian Kesejahteraan Sosial .......................................... 29 2.1.5.2 Tujuan Kesejahteraan Sosial................................................ 30 2.1.5.3 Fungsi Kesejahteraan Sosial ................................................ 32 2.1.6 Pandemi Covid-19 ........................................................................... 33 2.1.6.1 Pengertian Covid-19 ............................................................ 33 2.1.6.2 Mekanisme Penularan .......................................................... 34 2.1.6.3 Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap UMKM ................... 37 2.2 Penelitian yang Relevan ............................................................................. 38 2.3 Kerangka Pemikiran ................................................................................... 44 2.3.1 Bagan Alur Pikir .............................................................................. 45 2.4 Definisi Konsep .......................................................................................... 46 BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 47 3.1 Jenis Penelitian ........................................................................................... 47 3.1.1 Tipe Penelitian............................................................................... 47 3.1.2 Pendekatan Penelitian ................................................................... 47 3.2 Lokasi Penelitian ........................................................................................ 48



xi UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



3.3 Informan Penelitian .................................................................................... 48 3.4 Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 49 3.5 Teknik Analisa Data ................................................................................... 50 BAB IV DESKRIPSI LOKASI WISATA .................................................... 52 A. Temuan Umum ......................................................................................... 52 4.1 Letak Geografis Lokasi Penelitian ............................................................ 52 4.2 Sejarah Perkembangan Lokasi Penelitian ................................................. 52 4.3 Profil Lokasi Penelitian ............................................................................ 53 4.4 Visi, Misi dan Tujuan Lokasi Penelitian................................................... 54 4.5 Struktur Organisasi/Lembaga Lokasi Penelitian ...................................... 55 4.6 Kondisi Umum Tentang Pedagang Souvenir di Taman Wisata Istana Maimoon ................................................................................................... 56 4.7 Kondisi Umum Tentang Petugas .............................................................. 57 4.8 Keadaan Sarana dan Prasarana Lokasi Penelitian .................................... 58 BAB V HASIL PENELITIAN ..................................................................... 59 5.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian ................................................................ 59 5.1.1 Informan Kunci 1 ............................................................................ 59 5.1.2 Informan Kunci 2 ............................................................................ 64 5.1.3 Informan Utama 1 ............................................................................ 67 5.1.4 Informan Utama 2 ............................................................................ 72 5.1.5 Informan Utama 3 ............................................................................ 76 5.1.6 Informan Tambahan 1 ..................................................................... 81 5.2 Observasi ................................................................................................... 85 5.3 Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................... 86



xii UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



5.3.1 Strategi Bertahan Hidup .................................................................. 86 5.3.1.1 Strategi Aktif ....................................................................... 88 5.3.1.2 Strategi Pasif ........................................................................ 93 5.3.1.3 Strategi Jaringan ................................................................. 95 5.3.2 Dampak Pandemi Covid-19 ............................................................... 98 5.4 Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 99 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 100 6.1 Kesimpulan ............................................................................................... 100 6.2 Saran ......................................................................................................... 102 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 104 LAMPIRAN-LAMPIRAN



xiii UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Jumlah Pedagangg di Taman Wisata Istana Mimoon ...................... 8 Tabel 2.1 Kriteria UMKM berdasarkan jumlah aset dan omzet ...................... 18 Tabel 4.7 Keadaan Sarana dan Prasarana Lokasi Penelitian............................ 56



xiv UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Covid-19 adalah wabah global yang berdampak buruk pada dimensi kehidupan manusia dan sosial. Setelah menyebar dari China, pandemi meluas dengan cepat ke-210 negara termasuk Indonesia. Pandemi Covid-19 merupakan ancaman besar bagi perekonomian global. Perekonomian mengalami perununan sejak awal tahun 2020 dan mungkin lebih lama jika tindakan pencegahan wabah Covid-19 tidak efektif (Sugihamretha, 2020). Covid-19 merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh sindrom pernapasan akut coronavirus 2 (Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 atau SARS-CoV-2). Virus Covid-19 adalah keluarga besar Coronavirus yang dapat menyerang hewan. Ketika menyerang manusia, Coronavirus biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran pernafasan, seperti flu, MERS (Middle East Respiratory Syndrome), dan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome). Covid-19 sendiri merupakan coronavirus jenis baru yang ditemukan di Wuhan, Hubei, China pada tahun 2019 (Ilmiyah, 2020). Menurut Johns Hopkins CSSE (2020) mengatakan bahwa Coronavirus jenis baru ini diberi nama, Coronavirus disease-2019 yang kemudian disingkat menjadi Covid-19. Virus ini ditemukan menyebar secara luas ke beberapa negara hingga mengakibatkan pandemi global yang berlangsung hingga saat ini. Gejala Covid-19 sendiri umumnya ditandai dengan gelaja seperti demam 38℃, batuk kering, dan sesak nafas.



1 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



2



Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK 01.07/MENKES/382/2020 (Covid-19) tanggal 19 Juni 2020 tentang protokol kesehatan bagi masyarakat di tempat dan fasilitas umum dalam rangka pencegahan dan pengendalian Coronavirus Disease-2019 (Covid-19), maka kegiatan-kegiatan di hotel, rumah makan, dan tempat wisata harus mengacu kepada protokol kesehatan, yakni mencuci tangan, menggunakan masker, menjaga jarak (physical distancing), dan selalu menjaga kebersihan tempat serta ketahanan diri (Menteri Kesehatan RI, 2020). Selanjutnya, dalam rangka mencegah mata rantai penyebaran virus ini mengharuskan masyarakat untuk berdiam diri di rumah, pemerintah pun akhirnya melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) serta mengkampanyekan Stay at Home. Hal ini berdampak pada ketidakstabilan ekonomi dan salah satu yang terdampak adalah sektor UMKM. Untuk itu diperlukan startegi bertahan hidup bagi pelaku UMKM untuk dapat terus mempertahankan usahanya di tengah pandemi covid-19. Selain itu, himbauan dari pemerintah mengenai physical distancing yang dicanangkan mulai tanggal 15 Maret 2020 juga berdampak serius terhadap penyerapan produk UMKM. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan sektor informal dengan kegiatan produksi barang dan jasa, berskala kecil, unit-unit produksinya dimiliki secara perorangan atau keluarga, banyak menggunakan tenaga kerja (padat karya), dan teknologi yang dipakai relatif sederhana (Rumeon, 2020). Selain itu, UMKM menjadi kekuatan ekonomi yang memegang peranan penting dalam membangun ekonomi rakyat. Diyakini, sektor ini akan tetap memainkan peran penting dalam perekonomian negara. Hampir dapat dipastikan sebagain



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



3



besar rakyat Indonesia akan kehilangan pekerjaan dan pendapatan tanpa kehadiran UMKM. Hal ini dikarenakan 49,8 juta tenaga kerja terserap melalui UMKM yang jumlah penyerapannya mencapai 99,99 persen (Tanjung, 2018). Menurut data dari kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Indonesia menunjukkan bahwa pada tahun 2018 terdapat 64.194.057 UMKM yang ada di Indonesia (atau sekitar 99 persen dari total usaha), memperkerjakan 116.978.631 tenaga kerja (atau sekitar 97 persen dari total tenaga kerja di sektor ekonomi) dan menyumbang 60 persen terhadap Produk Domestik Bruto (Kemenkop dan UMKM, 2018). Berdasarkan data dari Kementrian Koperasi memaparkan bahwa 1.785 koperasi dan 16.313 pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terdampak pandemi Covid-19. Para pengelola koperasi merasakan turunnya penjualan, kekurangan modal, dan terhambatnya distribusi. Sedikitnya terdapat 39,9 persen UMKM memutuskan mengurangi stok barang selama pembatasan sosial berskala besar (PSBB) akibat Covid-19 dan sebanyak 16,1 persen UMKM memilih mengurangi karyawan akibat toko fisik ditutup. Sektor UMKM mengalami dampak yang cukup besar akibat pandemi Covid-19 (Rosita, 2020). Sementara itu, sektor UMKM yang terguncang selama pandemi Covid-19 selain daripada makanan dan minuman, adalah UMKM sektor pariwisata. Lesunya sektor pariwisata memiliki efek domino terhadap sektor UMKM. UN World Tourism Organization (UNWTO) dalam Sugihamretha (2020) pada bulan Maret 2020 mengumumkan bahwa dampak wabah Covid-19 akan terasa di seluruh rantai nilai pariwisata. Sekitar 80 persen usaha kecil dan menengah dari



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



4



sektor pariwisata dengan jutaan mata pencaharian di seluruh dunia terkena dampak Covid-19. Lebih lanjut, dalam merespon wabah Covid-19, UNWTO telah merevisi prospek pertumbuhan wisatawan internasional negatif 1% hingga 3%. Hal ini berdampak pada menurunnya penerimaan atau perkiraan kerugian US$ 30 miliar sampai dengan US$ 50 miliar. Sedangkan sebelum wabah Covid-19, wisatawan internasional diperkirakan tumbuh antara 3% sampai 4%. Asia dan Pasifik akan menjadi wilayah yang terkena dampak terburuk, dengan penurunan kedatangan yang diperkirakan antara 9% hingga 12% (Sugihamretha, 2020). Industri pariwiasata merupakan salah satu industri yang terdampak penyebaran Covid-19 di mana banyak lokasi wisata ditutup oleh pemerintah. Tekanan pada industri pariwisata sangat terlihat pada penurunan yang besar dari kedatangan wisatawan mancanegara dengan pembatalan besar-besaran dan penurunnan pesanan. Penurunan juga terjadi karena perlambatan perjalanan domestik, terutama karena keengganan masyarakat Indonesia untuk melakukan perjalanan, khawatir dengan adanya Covid-19. Sejalan dengan hal tersebut Sugihamretha (2020) menyatakan bahwa penurunan bisnis pariwisata dan perjalanan berdampak pada usaha UMKM, serta terganggunya lapagan kerja. Padahal selama ini pariwisata merupakan sektor padat karya yang menyerap lebih dari 13 juta pekerja, UMKM di sektor pariwisata menyediakan kebutuhan bagi wisatawan yang kian hari semakin tumbuh berkembang. Adanya Covid-19 memiliki dampak langsung terhadap penurunan ekonomi UMKM, terlebih bagi para pelaku UMKM yang bergantung pada wisatawan di destinasi pariwisata suatu daerah. Mulai dari sepinya pengunjung



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



5



hingga tidak ada sama sekali pengunjung pada destinasi wisata menyebabkan lumpuhnya perekonomian UMKM di sektor pariwisata. UMKM tersebut terdiri dari pengusaha kerajinan, penjual souvenir, pembuat cinderamata atau oleh-oleh, penyedia jasa penukaran uang (money changer), dan pemandu jasa wisata terpaksa kehilangan mata pencaharian serta pendapatan (Rumeon, 2020). Pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan penyedia lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produksi lainnya. Sebagai sektor yang kompleks, pariwisata juga merealisasi industri-industri lokal seperti industri kerajinan tangan dan cinderamata, penginapan dan transportasi. Salah satu pendukung sektor pariwisata adalah adanya usaha mikro kecil menengah yang kian pesat berkembang. UMKM sangat berperan dalam pembangunan pariwisata. Ciri khas suatu daerah biasanya sering dicari oleh wisatawan dan tidak jarang yang mampu menyediakan kebutuhan kekhasan suatu serah adalah berawal dari UMKM (Rumeon, 2020). Menurut analis Roland Berger dan Dcode (2020) dalam Gunagama, Naurah, & Prabono (2020) menyatakan bahwa aktivitas perekonomian secara global yang mengalami dampak paling parah adalah industri pariwisata. Sebagai akibat dari penerapan pembatasan mobilitas dan anjuran untuk tidak berpergian serta kumpul dalam jumlah besar, banyak calon wisatawan yang membatalkan kunjungnnya ke lokasi destinasi wisata. Pemilik tempat wisata pun memilih untuk menutup diri dari kunjungan wisatawan sebagai imbas dari penerapan karantina wilayah sebagai usaha untuk membatasi penyebaran wabah pada area yang belum terinfeksi.



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



6



Terjadinya pandemi global Coronavirus Disease 2019 (Covid-19), khususnya di Indonesia, lebih khusus lagi di Kota Medan Provinsi Sumatera Utara membuat bidang pariwisata diterpa krisis akibat Covid-19. Amhar (2020) dalam Prayudi (2020) mengatakan bahwa pariwisata merupakan sektor ekonomi yang diyakini berjaya di era Industri ke-4, karena sebagian besar lapangan kehidupan terdapat pada kegiatan pariwisata. Kondisi UMKM sektor pariwisata di seluruh Indonesia saat ini mengalami masalah yang sama, termasuk di Taman wisata Istana Maimoon yang mengalami penurunan pengunjung hingga penutupan lokasi wisata. Istana Maimoon merupakan salah satu warisan budaya nenek moyang (life monument) yang berlokasi di kelurahan Aur, kecamatan Medan Baru Kotamadya Medan. Bangunan ini didesain oleh arsitek Italia dan dibangun oleh Sultan Deli, Makmun Al Rasyid Perkasah Almansyah yang merupakan keturunan raja ke-9 Sultan Deli. Istana Maimoon menjadi tujuan wisata karena memiliki nilai historis yang luas dan sangat penting bagi sejarah perkembangan budaya Melayu di Kota Medan. Dengan keunikan yang dimiliki oleh Taman Wisata Istana Maimoon tersebut mampu mengundang dan mendatangkan para wisatawan baik dari domestik terutama Sumatera dan Jawa, maupun wisatawan mancaegara (turis asing) yaitu dari negara Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura dan Thailand. Covid-19 sangat memberikan dampak terhadap kunjungan para wisatawan lokal maupun mancanegara. Sebelum adanya pandemi Covid-19 merebak, dalam satu bulan Istana Maimoon rata-rata dikunjungi sekitar 500 pengunjung per hari atau sebanyak 5.000 sampai 10.000 pengunjung per bualannya, namun jumlah



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



7



pengunjung semakin menurun setelah pandemi terjadi yaitu hanya berkisar 0-100 pengujung per hari. Pengujung wisatawan di Taman Wisata Istana Maioon dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, yaitu faktor penyediaan informasi mengenai obyek wisata atau promosi wisata serta faktor pelayanan pada obyek wisata meliputi kualitas pelayanan, pemeliharaan fasilitas, sarana dan prasarana. Dengan adanya Covid-19 maka hal tersebut juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kuantitas pengujung wisatawan serta memberi dampak yang signifikan yaitu sebesar 100 persen karena penutupan lokasi Istana maimoon hingga empat bulan lamanya yaitu di mulai dari bulan Maret, April, Mei dan Juni. Penutupan lokasi Taman Wisata Istana Maimoon dilakukan guna menindaklanjuti dari Surat Edaran Gurbernur Sumatera Utara Nomor 440/2666/2020 dan Wali Kota Medan Nomor 440/2582 terkait antisipasi pencegahan virus Covid-19 di Kota Medan. Sementara itu, terdapat kurang lebih 200 orang termasuk di dalamnya pekerja, pengelola, pedagang dan penduduk setempat yang hidupnya sangat bergantung dan mencari nafkah di Taman Wisata Istana Mimoon. Adanya Taman Wisata Istana Maimoon memberikan dampak positif bagi masyarakat yang berada di sekitarnya seperti terciptanya lapangan kerja bagi masyarakat dengan membuka dan mendirikan beberapa UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) pada sektor pariwisata. Sebelum melakukan penelitian di Taman Wisata Istana Maimoon, peneliti sudah melakukan pra-riset terlebih dahulu. Hasil pra-riset menurut informasi yang diperoleh menunjukkan bahwa terdapat beberapa pedagang yang merupakan pelaku UMKM di sektor pariwisata. Berikut ini adalah masyarakat yang melakukan kegaiatan UMKM sektor



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



8



pariwisata di Taman Wisata Istana Maimoon berdasarkan jenis pedagang serta jumlah pedagangnya. Table 1.1 Jumlah Pedagangg di Taman Wisata Istana Mimoon menurut jumlah pedagangnya No.



Jenis Pedagang



Jumlah



1.



Pedagang Mainan



2



2.



Pedagang Souvenir



5



3.



Pedagang Minuman



5



4.



Pedagang Makanana



8



5.



Pedagang Kerajinan



9



(Sumber data: hasil pra-riset 2020) Pedagang souvenir merupakan pedagang yang menjual barang berupa cinderamata atau kenang-kenangan yang biasanya mempunyai ciri khas dengan lokasi usaha atau sekitar obyek wisata suatu daerah tertetu. Prospek usaha pedagang souvenir di lokasi Taman Wisata Istana Maimoon tentunya akan berkembang pesat seiring dengan bertambahnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke Istana Maimoon, namun sejak adanya penyebaran Covid-19 menyebabkan penurunan jumlah pengunjung hingga penutupan lokasi tempat wisata yang mengancam eksistensi pedagang souvenir sebagai pelaku UMKM di sektor pariwisata. Bahkan diakui oleh salah satu pedagang souvenir bahwa penurunan pendapatan sejak adanya covid-19 sangat drastis yakni jika sebelum Covid-19 mendapat keuntungan 7-10 juta per hari, namun sejak adanya Covid-19 hanya meraup omzet rata-rata 100-200 ribu per hari atau maksimal hanya mencapai 1 juta. Hal tersebut juga diperparah dengan adanya penutupan lokasi



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



9



Taman Wisata Istana Maimoon selama empat bulan lamanya. Oleh sebab itu, diperlukan strategi bertahan hidup bagi pelaku UMKM khususnya pedagang souvenir di Taman Wisata Istana Maimoon untuk dapat terus mempertahankan usahanya di tengah pandemi covid-19 Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas, maka peneliti berpandangan bahwa hal tersebut sangat menarik dan penting untuk dilanjutkan sebagai bahan penelitian guna melihat secara komprehensif dan menyeluruh dengan judul “Strategi Bertahan Hidup Pelaku UMKM Sektor Pariwisata di Masa Pandemi Covid-19 (Studi Kasus Pedagang Souvenir di Taman Wisata Istana Maimoon)”. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang yang telah disajikan, penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: “Bagaimanakah Strategi Bertahan Hidup Pelaku UMKM Sektor Pariwisata di Masa Pandemi Covid19 (Studi Kasus Pedagang Souvenir di Taman Wisata Istana Maimoon). 1.3 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi bertahan hidup pelaku UMKM sektor pariwisata di masa pandemi Covid-19 (studi kasus pedagang souvenir di Taman Wisata Istana Maimoon). 1.3.2 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi dalam rangka:



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



10



1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan di Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial Universitas Sumatera Utara dan menjadi sumber informasi sebagai bahan kajian bagi peneliti lain maupun mahasiswa yang melakukan penelitian sehubungan dengan strategi bertahan hidup pelaku UMKM sektor pariwisata di masa pandemi Covid-19. 2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran bagi pihak-pihak yang terkait dengan mengaplikasikan teori-teori yang ada. 1.4 Sistematika Penulisan Sistematika



penulisan



dalam



penelitian



ini



secara



garis



besar



dikelompokkan dalam enam bab, dengan uraian sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah 2. Rumusan Masalah 3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 4. Sistematika Penulisan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Landasan Teori 2. Penelitian Yang Relevan 3. Kerangka Pemikiran 4. Definisi Konsep BAB III METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



11



2. Lokasi Penelitian 3. Informan Penelitian 4. Teknik Pengumpulan Data 5. Teknik Analisis Data BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Temuan Umum 1. Letak Geografis Lokasi Penelitian 2. Profil Lokasi Penelitian 3. Visi, misi, dan tujuan Lokasi Penelitian 4. Struktur Organisasi / Lembaga Lokasi Penelitian 5. Kondisi Umum Tentang Klien 6. Kondisi Umun Tentang Petugas 7. Keadaan Sarana Dan Prasarana Lokasi Penelitian BAB V HASIL PENELITIAN 1. Deskripsi Data Hasil Penelitian 2. Pembahasan Hasil Penelitian 3. Keterbatasan Penelitian BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 1.Kesimpulan 2.Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Strategi Bertahan Hidup Strategi bertahan hidup sebagai suatu cara yang dilakukan oleh individu atau rumah tangga dalam memenuhi kebutuhannya menarik untuk diteliti sebagai suatu



pemahaman



bagaimana



rumah



tangga



tersebut



mengelola



dan



memanfaatkan aset sumber daya dan modal yang dimiliki melalui kegiatan tertentu yang dipilih. Menurut Ocktriyanti (2017) mengatakan bahwa strategi bertahan hidup sebenarnya dibangun pada level individu, akan tetapi pada tujuanya adalah untuk memperoleh ketahanan dan stabilitas bertahan hidup rumah tangga. Suatu kegiatan dapat dikatakan sebagai strategi bertahan hidup ketika kegiatan tersebut diarahkan pada kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan untuk mempertahankan dan melanjutkan eksistesinya. Menurut Snel dan Staring (dalam Setia, 2005:6) menyatakan bahwa strategi bertahan hidup adalah rangkaian tindakan yang dipilih secara standar oleh individu dan rumah tangga yang menengah ke bawah secara sosial ekonomi. Melalui strategi yang dilakukan oleh rumah tangga, hal tersebut dapat menambah penghasilan atau pendapatan melalui pemanfaatan sumber-sumber yang lain ataupun dengan mengurangi pemakaian terhadap suatu barang atau jasa di dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, strategi bertahan hidup menerapkan pola nafkah ganda yang merupakan bagaian dari strategi ekonomi. Selanjutnya, Susilawati (2003:52) menyatakan bahwa untuk peningkatan taraf hidup yaitu dengan menambahkan jenis pekerjaan dan merubah pola mata pencaharian. 12 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



13



Strategi bertahan hidup memilik banyak cara atau hal yang dapat dilakukan dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari suatu individu atau rumah tangga, Corner (dalam Kusnadi 2000:187-198) mengemukakan terdapat beberapa cara atau strategi yang dapat dikembangkan untuk menjaga keberlangsungan hidup yaitu seseorang atau rumah tangga: 1. Melakukan beraneka ragam pekerjaan untuk memperoleh penghasilan atau pendapatan. 2. Jika kegiatan-kegiatan tersebut masih kurang memadai, masyarakat miskin akan berpaling pada sistem penunjang yang ada di lingkungannya. Sistem ikatan kekerabatan dan pengatur tukar-menukar secara timbal balik merupakan sumber daya yang sangat berharga. 3. Memilih alternatif lain dari kedua alternatif di atas sulit dilakukan dan kemungkinan untuk tetap bertahan hidup sudah sangat kritis. Lebih lanjut, Suharto (2009:29) mendefinisikan strategi bertahan hidup sebagai kemampuan seseorang dalam menerapkan seperangkat cara untuk mengatasi berbagai permasalahan yang melingkupi kehidupannya, strategi penanganan masalah ini pada dasarnya merupakan kemampuan segenap anggota keluarga dalam mengelola aset yang dimilikinya. Selanjutnya, Edi Suharto sebagai seorang pengamat masalah kemiskinan dalam teorinya mengatakan startegi bertahan hidup atau strategi adaptasi disebut juga dengan Copying Strategies. Strategi bertahan hidup (copying strategies) dalam mengatasi goncangan dan tekanan ekonomi dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu strategi aktif, strategi pasif dan strategi jaringan.



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



14



2.1.1.1 Strategi Aktif Strategi aktif merupakan strategi bertahan hidup yang dilakukan dengan cara memanfaatkan segala potensi yang dimiliki. Menurut Suharto (2009:31) strategi aktif merupakan strategi yang dilakukan keluarga miskin dengan cara mengoptimalkan segala potensi keluarga (misalnya melakukan aktivitasnya sendiri, memperpanjang jam kerja dan melakukan apapun demi menambah penghasilannya). Selanjutnya, Suharno (2003:31) dalam Irwan (2015:187) menyatakan strategi aktif merupakan strategi yang mengoptimalkan segala potensi keluarga. Misalnya melakukan aktivitasnya sendiri, memperpanjang jam kerja, memanfaatkan sumber atau tanaman liar di lingkungan sekitarnya dan sebagainya. Pendapat lain mengatakan Andriati (dalam Winarno, 2016:21) salah satu strategi yang digunakan oleh rumah tangga untuk mengatasi kesulitan ekonomi adalah dengan mendorong istri dan anak untuk mencari nafkah. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan strategi aktif adalah strategi bertahan hidup yang dilakukan seseorang atau rumah tangga dengan cara memaksimalkan segala sumber daya dan potensi yang dimiliki oleh keluarga mereka. 2.1.1.2 Strategi Pasif Strategi pasif merupakan strategi bertahan hidup yang dilakukan dengan cara meminimalisir pengeluaran keluarga sebagaimana pendapat Suharto (2009:31) yang menyatakan bahwa strategi pasif adalah strategi bertahan hidup dengan cara mengurangi pengeluaran keluarga (misalnya biaya untuk sandang, pangan, pendidikan, dan sebagainya). Menurut Kusnadi (2000:8) strategi pasif



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



15



adalah strategi di mana individu berusaha meminimalisir pengeluaran uang, strategi ini merupakan salah satu cara masyarakat miskin untuk bertahan hidup. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan strategi pasif adalah strategi bertahan hidup yang dilakukan oleh individu atau rumah tangga dengan cara selektif, menerapkan pola hidup hemat, tidak boros dalam mengatur pengeluaran keuangan keluarga misalnya biaya untuk sandang, pangan, pendidikan, rumah dan lain sebagainya. 2.1.1.3 Strategi Jaringan Strategi



jaringan



adalah



strategi



yang



dilakukan



dengan



cara



memanfaatkan jaringan sosial. Menurut Suharto (2009:31) strategi jaringan merupakan strategi bertahan hidup yang dilakukan dengan cara menjalin relasi, baik formal maupun dengan lingkungan sosialnya dan lingkungan kelembagaan (misalnya meminjam uang kepada tetangga, mengutang di warung atau toko, memanfaatkan program kemiskinan, meminjam uang ke rentenir atau bank dan sebagainya). Di samping itu, Kusnadi (2000:146) mengatakan strategi jaringan terjadi akibat adanya interaksi sosial yang terjadi dalam masyarakat, jaringan sosial dapat membantu keluarga miskin ketika membutuhkan uang secara mendesak. Strategi jaringan yang biasanya dilakukan adalah dengan memanfaatkan jaringan sosial yang dimiliki dengan cara meminjam uang ke kerabat, bank dan memanfaatkan bantuan sosial lainnya. Bantuan sosial yang diterima merupakan modal sosial yang sangat berperan sebagai penyelamat. Menurut Pertiwi (2012) dalam Rini (2017) mengatakan bahwa kehidupan manusia tidak selalu sesuai dengan apa yang direncanakan oleh manusia itu sendiri.



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



16



Terkadang ada keadaan yang tak diinginkan terjadi sehingga menuntut manusia itu sendiri untuk selalu siap sedia dalam menghadapi suatu keadaan. Salah satu strategi yang dapat dilakukan dengan melakukan pinjaman atau bantuan yang biasanya dilakukan adalah dengan melakukan pinjaman atau bantuan yang biasanya dilakukan adalah dengan meminta bantuan atau pinjaman kepada sanak saudara, kawan atau memanfaatkan hubungan untuk melindunginya. Meminjam biasanya dilakukan kepada orang yang paling memungkinkan dapat memberi, biasanya si peminjam sudah kenal baik dengan pemberi pinjaman, terlebih lagi peminjam yang diberikan tanpa jaminan, karena dengan total yang tidak terlalu besar. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan strategi jaringan adalah strategi bertahan hidup yang dilakukan dengan cara meminta bantuan kepada kerabat, tetangga dan relasi lainnya baik secara formal maupun informal ketika dalam kesulitan atau keadaan terdesak seperti meminjam uang ketika memerluakan uang secara mendadak. 2.1.2 Konsep UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) 2.1.2.1 Pengertian UMKM UMKM umumnya didefinisikan berdasarkan kriteria dan ciri yang dapat berupa jumlah tenaga kerja yang digunakan, jumlah capital dan omzet dari kegiatan yang dihasilkan, serta dapat pula didefinsikan berdasarkan karateristik UMKM, seperti skala usaha, teknologi yang digunakan, organisasi dan manajemen, orientasi pasar dan lain sebagainya. Di Indonesia, terdapat beberapa definisi UMKM berdasarkan lembaga yang mendefinisikan, diantaranya:



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



17



a. Berdasarkan UU No. 20 tahun 2008 pengertian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) adalah: 1) Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. 2) Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini. 3) Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. b. Kementrian Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menegkop dan UKM) mendefinisikan UMKM sebagai: 1) Usaha Kecil (UK), termasuk Usaha Mikro (UMI), adalah entitas usaha yang mempunyai memiliki kekayaan bersih maksimal Rp 200.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, dan memiliki penjualan tahunan maksimal Rp 1.000.000.000.



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



18



2) Usaha Menengah (UM) merupakan entitas usaha milik warga negara Indonesia yang memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp 200.000.000 s.d. Rp 10.000.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan. c. Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan definisi UKM berdasarkan kuantitas tenaga kerja yaitu: 1) Usaha kecil merupakan entitas usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja lima s.d 19 orang. 2) Usaha menengah merupakan entitias usaha yang memiliki tenaga kerja 20 s.d. 99 orang. Menurut Suci, Astari (2019) mengatakan bahwa beberapa ahli pernah menjelaskan tentang definisi UMKM diantaranya adalah: 1. Menurut Rudjito, pengertian UMKM adalah usaha yang punya peranan penting dalam perekonomian negara Indonesia, baik dari sisi lapangan kerja yang tercipta maupun sisi jumlah usahanya. 2. Menurut Ina Pramiana, pengertian UMKM adalah pengembangan empat kegiatan ekonomi utama yang menjadi motor penggerak pembangunan Indonesia, yaitu; a) Industri manufaktur b) Agribisnis c) Bisnis kelautan d) Sumber daya manusia 2.1.2.2 Karakteristik UMKM Karakteristik UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) merupakan kondisi atau sifat yang ada pada aktivitas usaha maupun mampu perilaku



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



19



pengusaha yang bersangkutan dalam menjalankan usahanya. Bank Dunia (World Bank) membagi UMKM ke dalam tiga kelompok dengan kriteria sebagai berikut: 1. Medium Enterprise dengan kriteria jumlah karyawan maksimal 300 orang, pendapatan per tahun mencapai US$ 15 juta, dan jumlah aset mencapai US$ 15 juta. 2. Small Enterprise dengan kriteria jumlah karyawan kurang dari 30 orang, pendapatan per tahun tidak melebihi US$3 juta, dan jumlah aset tidak melebihi US$3 juta. 3. Micro Enterprise dengan kriteria jumlah karyawan kurang dari 10 orang, pendapatan per tahun tidak melebihi US$ 100 ribu, dan jumlah aset tidak melebihi US$ 100 ribu. Selain itu, Kriteria UMKM dapat juga dikelompokkan berdasarkan jumlah aset dan omzet yang dimiliki masing-masing badan usaha, yaitu: Tabel 2.1 Kriteria UMKM berdasarkan jumlah aset dan omzet No.



Uraian



Aset



Omzet



1.



Usaha Mikro



Maksimum Rp50



Masimum



juta



Rp300 juta



>Rp 50 juta – 500



> Rp 300 – 2,5



juta



milyar



Usaha



>Rp 500 juta – 1



> Rp 2,5 milyar



Menengah



milyar



– 50 milyar



2.



3.



Usaha Kecil



(Sumber: Bank Indonesia)



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



20



Sedangkan, berdasarkan aspek komoditas yang dihasilkan, UMKM juga memiliki karakteristik tersendiri antara lain: 1. Kualitasnya belum standar. Karena sebagian besar UMKM belum memiliki kemampuan teknologi yang memadai. Produk yang dihasilkan biasanya dalam bentuk handmade sehingga standar kualitasnya beragam. 2. Desain produknya terbatas. Hal ini dipicu keterbatasan pengetahuan dan pengalaman mengenai produk. Mayoritas UMKM bekerja berdasarkan pesanan, belum banyak yang berani mencoba brekreasi desain baru. 3. Jenis produknya terbatas. Biasanya UMKM hanya memproduksi beberapa jenis produk saja. Apabila ada permintaan model baru, UMKM sulit untuk memenuhinya. Kalaupun menerima, membutuhkan waktu yang lama. 4. Kapasitas dan daftar harga produknya terbatas. Kesulitan menetapkan kapasitas produk dan harga membuat konsumen kesulitan. 5. Bahan baku kurang terstandar. Karena bahan bakunya diperoleh dari berbagai sumber yang berbeda. 6. Kontuinitas produk tidak terjamin dan kurang sempurna. Karena produksi belum teratur maka biasanya produk-produk yang dihasilkan sering apa adanya (Bank Indonesia, 2015). Menurut



Suci,



Astari



(2019)



dalam



perspektif



usaha,



UMKM



diklasifikasikan dalam empat kelompok, yaitu: a. UMKM sektor informal, contohnya pedagang kaki lima. b. UMKM Mikro adalah para UMKM dengan kemampuan sifat pengrajin namun kurang memiliki jiwa kewirausahaan untuk mengembangkan usahanya.



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



21



c. Usaha Kecil Dinamis adalah kelompok UMKM yang mampu berwirausaha dengan menjalin kerjasama (menerima pekerjaan sub kontrak) dan ekspor. d. Fast



Moving



Enterprise



adalah



UMM



yang



mempunyai



kewirausahaan yang cakap dan telah siap bertransformasi menjadi usaha besar. 2.1.2.3 Peran Strategis UMKM Dalam konteks pengembangan ekonomi rakyat, sektor UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) memiliki titik sentral didalamnya. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (2010), dari total tenaga kerja usaha besar dan usaha kecil pada tahun 2010 menyatakan sebanyak 102,2 juta orang atau sekitar 99,4 juta orang 97,22% berada pada sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Data ini menjukkan bahwa sektor UMKM memiliki kontribusi dalam penyerapan tenaga kerja. Masalah kekurangan capital (investasi) yang dihadapi Indonesia dipecahkan dengan pola investasi yang padat tenaga kerja. Data empiris menunjukkan bahwa dengan investasi terbatas, unit usaha ekonomi rakyat dapat menciptakan lebih banyak unit usaha dan juga kesempatan kerja (Hamid, 2005:43). Lebih lanjut, selain memberikan kontribusi pada penyerapan tenaga kerja, sektor UMKM juga memiliki peran dalam perekonomian nasional. Selama tahun 2010, kontribus UMKM berkisar 57% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Kemudian, banyaknya unit usaha yang bisa diciptakan dengan investasi terbatas di usaha kecil mencerminkan juga banyaknya kesempatan kerja baru yang



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



22



dapat diciptakannya jika unit usaha tersebut didorong untuk tumbuh dan berkembangang (Hamid, 2005:43). Data di atas menujukkan bahwa usaha kecil dan mikro menjadi salah satu elemen penting dalam pengembangan ekonomi masyarakat. Fakta kinerja ini menunjukkan peran UMKM sebagai bagian terbesar dari seluruh unit usaha nasional yang merupakan wujud nyata kehidupan ekonomi kerakyatan sebagai wujud pembangunan ekonomi nasional. Sektor UMKM memiliki peranan yang sangat penting terlihat dari aspek-aspek peningkatan penyerapan tenaga kerja, pemerataan pendapatan, pertumbuhan ekonomi nasional dengan nilai tambah nasional, dan peningkatan ekspor nonmigas sebagai salah satu komponen besarnnya. Peran strategis UMKM juga telah dibuktikan oleh pegalaman berbagai negara seperti Jepang, China, Korea dan Thailand. Di negara-negara tersebut, UMKM merupakan pelaku ekonomi yang dinamis, tumbuh menjadi bagian dan mendukung proses industrialisasi melalui keharmonisan hubungan sinergi antara UMKM dengan usaha-usaha besar. Konsistensi ini melahirkan efesiensi dan kemampuan daya saing di pasar global. Dengan peran strategis tersebut, sudah sepantasnya sektor ini menjadi prioritas dalam pembangunan nasional (Yustika 2007 :182). 2.1.3 Konsep Pariwisata 2.1.3.1 Pengertian Pariwisata Istilah pariwisata (tourism) baru muncul di masyarakat pada abad ke-18, khususnya sesudah Revolusi Industri di Inggris. Istilah pariwisata berasal dari dilaksanakannya kegiatan wisata atau tour yaitu suatu aktivitas perubahan tempat



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



23



tinggal sementara seseorang, ke luar tempat tinggalnya sehari-hari bersifat sementara dengan suatu alasan apa pun kecuali melakukan kegiatan yang bisa menghasilkan gaji atau upah (Muljadi, 2009:7). Pariwisata adalah keseluruhan hubungan dan gejala-gejala yang timbul dari adanya orang asing di mana perjalannya tidak untuk bertempat tinggal menetap dan tidak ada hubungan dengan kegiatan untuk mencari nafkah (Hunziker dan Kraft 1942). Udang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, memberikan pengertian bahwa pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah. World Tourism Organization (WTO) mendefinisikan pariwisata sebagai berbagai aktivitas yang dilakukan orang-orang yang mengadakan perjalanan untuk dan tinggal di luar kebiasaan lingkungannya dan tidak lebih dari satu tahun berturut-turut untuk kesenangan, bisnis dan keperluan lain. Pariwisata menyangkut segala sesuatu yang berhubungan dengan urusan dan kebutuhan seseorang yang melakukan perjalanan (Syaukani, 2013:1). Selanjutnya, Kodhyat (1998) menyatakan pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan atau kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagian dengan lingkungan dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu. Sementara itu, Murphy (1985), mendefinisikan sektor pariwisata sebagai keseluruhan dari elemen yang terkait dengan wisatawan, daerah tujuan wisata, perjalanan, industri dan lain-lain, yang merupakan akibat dari perjalanan wisatawan ke daerah tujuan wisata sepanjang perjalanan tersebut tidak permanen.



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



24



Pengertian senada diberikan oleh Fennell (1999), yang menyatakan bahwa pariwisata adalah sebagai suatu sistem yang memasukkan wisatawan dan pelayanan yang disediakan (berupa fasilitasi, transportasi, dan akomodasi) untuk memuaskan dan mendukung perjalanan mereka. Lebih lanjut Marpaung (2002), mendefinisikan pariwisata sebagai perpindahan sementara yang dilakukan oleh manusia dengan tujuan keluar dari pekerjaan rutinnya, atau juga dari tempat kediamannya. Pariwisata berperan terhadap pembanguan bidang ekonomi. Pariwisata meningkatkan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha. Pembangunan pariwisata dapat membuka lapangan usaha, baik yang langsung maupun yang tidak langsung. Sebelum dan sesudah berlangusng kegiatan kepariwisataan dimulai adalah pada bidang pembangunan prasarana dan sarana kepariwisataan. Sesudah kegiatan kepariwisataan dimulai banyak diperlukan tenaga kerja dalam bidang restoran dan bar, angkutan wisata, taman rekreasi dan hiburan, perusahaan perjalanan, pramuwisata, usaha cendramata/souvenir, jasa informasi dan tenaga keamanan kawasan wisata (Prayudi, 2020:16). Di samping itu, pariwisata juga dapat meningkatkan penerimaan devisa, meningkatkan penerimaan negara baik secara langsung maupun secara tidak langsung,



serta



meningkatkan



kesejahteraan



masyarakat



dengan



jalan



meningkatkan pandapatan rakyat atau masyarakat. Pariwisata juga dapat meningkatkan ekspor, antara lain kebutuhan cinderamata, dan menunjang ekspor komoditi (Syaukani, 2013). Industri pariwisata juga berpengaruh dalam bidang perekonomian antara lain menghilangkan pengangguran dan mengikis kemiskinan, meningkatkan



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



25



pertumbuhan urbanisasi dan memperluas pasaran barang-barang yang dihasilkan dalam negeri.



Jadi pembangunan pariwisata sangat berperan dalam bidang



pembangunan ekonomi, khususnya pembangunan negara dan masyarakat. Pariwisata merupakan andalan pendapatan negara dan pemerintah daerah. Pemerintah daerah yang memiliki banyak objek wisata dan banyak dikunjungi para wisatawan, maka pemerintah daerah tersebut mempunyai pendapatan yang tinggi, sehingga dapat digunakan untuk pembangunan di sektor yang lain kesejahteraan masyarakat (Prayudi, 2020). 2.1.3.2 Pengertian Produk Pariwisata Isdarmanto (2017) menyebutkan bahwa produk wisata adalah segala sesuatu yang dihasilkan sesuai dengan yang diperlukan oleh wisatawan mulai dari meninggalkan tempat tinggalnya sampai kembali ke tempat tinggalnya semula. Produk wisata dapat bersifat nyata (tangible), yaitu yang dapat dilihat langsung dan diraba oleh wisatawan, dan tidak nyata (intangible), yaitu berupa pelayanan (service) yang mampu diverifikan oleh pengelola dan penyaji wisata yang mampu mencipkatan kepuasan bagi wisatawan. Produk pariwisata memiliki karakter yang berbeda dibandingkan dengan produk industri lain. Delapan produk pariwisata antara lain pariwisata tidak dapat dipidahkan; pariwisata tidak memerlukan perantara untuk mencapai kepuasan; pariwisata tidak dapat dicoba atau dicicipi; sangat tergantung pada sektor manusia; memiliki tingkat resiko yang tinggi dalam hal investasi; dan tidak memiliki standar atau ukuran yang objektif dalam menilai mutu produk (Isdarmanto, 2017).



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



26



Selanjutnya, Spillane (1987:87-88) mengatakan bahwa industri pariwisata mempunyai ciri-ciri khusus yaitu sebagai berikut: (1) produk wisata tidak dapat dipindahkan; (2) produksi dan konsumsi terjadi pada saat yang sama; (3) produk wisata memiliki beragam bentuk; (4) pembeli tidak dapat mencicipi bahkan tidak dapat menguji produk; (5) produk wisata merupakan usaha yang mengandung resiko besar. 2.1.3.3 Jenis-jenis Produk Pariwisata Produk pariwisata terdiri dari berbagai macam-macam unsur yang merupakan suatu kesatuan yang masing-masing unsur tersebut saling terkait satu sama lain. Jenis atau bentuk produk pariwisata yang dibutuhkan secara langsung oleh wisatawan adalah terdiri dari beberapa jasa pelayanan, antara lain sebagai berikut: 1. Jasa travel atau biro perjalanan wisata, yang memberikan informasi, pengurusan dokumen perjalanan, perencanaan perjalanan; 2. Jasa perusahaan angkutan wisata (darat, laut, dan udara) yang akan membawa wisatawan dari dan ke daerah tujuan wisata; 3. Jasa penyedia akomodasi; 4. Jasa makanan dan minuman; 5. Penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi; 6. Daya tarik wisata; yang terdapat di daerah tujuan wisata, yang merupakan motivasi orang untuk datang berkunjung ke daerah tersebut; 7. Jasa-jasa souvenirshop dan handicraft serta shopping centre di mana wisatawan dapat berbelanja untuk membeli oleh-oleh dan barang-barang kenangan lainnnya;



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



27



8. Jasa



perusahaan



pendukung,



seperti:



bank/ATM,



money



changers,



supermarket, rumah sakit, kantor pos, wartel dan lain-lain. 2.1.4 Konsep Pedagang Souvenir 2.1.4.1 Pengertian Pedagang Di dalam aktivitas perdagangan, pedagang adalah orang atau instusi yang memperjualbelikan produk atau barang, kepada konsumen baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Menurut Poerdarminta (2009), di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, pengertian tentang pedagang yaitu; Orang yang berjualan. Dari pengertian yang diberikan ini maka dapat diartikan bahwa setiap orang yang pekerjaannya berdagang, baik ia berjualan bahan-bahan kebutuhan pokok sehari-hari maupun kebutuhan tambahan. Menurut Sujatmiko (2014) pedagang adalah orang yang melakukan perdagangan, memperjualbelikan barang yang tidak diproduksi sendiri, untuk memperoleh keuntungan. Sementara itu, Hasim (2009) mendefinisikan pedagang sebagai siapa saja yang melakukan tindakan perdagangan dan dalam melakukan tindakan ini menganggapnya sebagai pekerjaan sehari-hari. Berdasarkan penggunaan dan pengelolaan pendapatan yang diperoleh dari hasil perdagangan, pedagang dapat dibedakan menjadi: a. Pedagang professional yaitu pedagang yang menggunakan aktivitas perdagangan merupakan sebagai sumber pendapatan dana satu-satunya bagi ekonomi keluarga. b. Pedagang semi-professional yaitu pedagang yang mengakui aktivitas perdagangan untuk memperoleh uang tetapi pendapatan dari hasil perdagangan merupakan sumber tambahan bagi ekonomi keluarga.



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



28



c. Pedagang Subsistensi yaitu pedagang yang menjual produk atau barang dari hasil aktivitas atas subsistensi untuk memenuhi ekonomi keluarga. d. Pedagang Semu adalah orang yang melakukan kegiatan perdagangan karena hobi atau untuk mendapatkan suasana baru atau untuk mengisi waktu luang. Pedagang jenis ini tidak diharapkan kegiatan perdagangan sebagai sarana untuk memproleh pendapatan, malah sebaliknya mungkin saja ia akan memperoleh kerugian dalam berdagang. 2.1.4.2 Pengertian Souvenir Souvenir adalah barang-barang kerajinan tangan (handycrafts) yang merupakan hasil kreativitas para pengrajin yang mampu merubah benda-benda yang terbuang dan tidak berharga menjadi produk-produk kraft tangan yang menarik dan diminati banyak orang, terutama pada wisatawan. Dalam kamus The Collins Cobuild Dictionary (2009), kata souvenir diartikan sebagai benda yang ukurannya relatif kecil dan harganya tidak mahal; dihadiahkan, disimpan, atau dibeli sebagai kenang-kenangan kepada suatu tempat yang dikunjungi, suatu kerjadian tertentu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, souvenir adalah cinderamata, kenang-kenangan.



Selanjutnya Febina (2008:8) mengatakan adapun contoh



produk souvenir yang dihasilkan seperti frame hiasan, keranjang, penghias serbet, dompet cermin, stand up frame, dompet tisu mini, tempat pulpen, pemberat buku, pembatas buku, kotak hias, gantungan handphone, tempat korek api, pensil ornament jepang, magnet inisial nama pasangan, buku memo, gantungan pita, dompet koin, tempat tisu makanan, tempat notes, dan lain sebagainya.



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



29



Lebih lanjut, dari suatu produk pariwisata kita dapat menerjemahkan arti dan nilai suatu budaya dan daerah di mana souvenir itu berasal sebagaimana dijelaskan bahwa “a creative design for a tourist souvenir is an effective way to promote its sales. As a souvenir designer, you are not only to design its beautiful shape and outside looking, but also to give it a clearly regional characteristic and rich culture meaning” (Xue-ling, 2004). Sehingga, bentuk atau desain yang terkandung dalam suatu souvenir menjelaskan tentang karakteristik suatu budaya atau daerah tertentu. 2.1.5 Konsep Kesejahteraan Sosial 2.1.5.1 Pengertian Kesejahteraan Sosial Kesejahteraan sosial bisa dipandang sebagai ilmu dan disiplin akademis. Dalam hubungan ini, kesejahteraan sosial adalah studi tentang lembaga-lembaga, program-program, personel, dan kebijakan-kebijakan yang memusatkan pada pemberian pelayanan-pelayanan sosial kepada individu-individu, kelompokkelompok, dan masyarakat-masyarakat. Ilmu kesejahteraan sosial berupaya mengembangkan basis pengetahuannya untuk mengidentifikasi masalah sosial, penyebabnya dan strategi penanggulangannya (Karimah, 2016). Ilmu kesejahteraan sosial pada dasarnya merupakan suatu ilmu yang mencoba mengembangkan pemikiran, strategi, dan tehnik untuk meningkatkan derajat kesejahteraan bagi masyarakat. Kesejahteraan sosial menurut Rukminto (2005:17), Kesejahteraan sosial adalah sebagai suatu ilmu terapan yang mengkaji dan mengembangkan kerangka pemikiran serta metodelogi yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas hidup (kondisi) masyarakat antara lain



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



30



melalui pengelolaan masalah sosial; pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat, dan pemaksimalan kesempatan anggota masyarakat untuk berkembang. Merujuk kepada undang- undang No.11 tahun 2009 yang dikutip oleh Suharto (2009:153) mendefinisikan Kesejahteraan Sosial adalah: “Kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melakukan fungsi sosialnya”. Lebih lanjut, menurut Suharto (2014:2) kesejahteraann sosial mencangkup tiga konsepsi dasar yaitu: (1) Kondisi kehidupan atau sejahtera, yakni terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah, dan sosial; (2) Institusi, arena atau bidang kegiatan yang melibatkan lembaga kesejahteraan sosial dan berbagai profesi kemanusiaan yang menyelenggarakan usaha kesejahteraan sosial dan pelayanan sosial; (3) Aktivitas, yakni suatu kegiatan-kegiatan atau usaha yang teroganisir untuk mencapai kondisi sejahtera. Dengan demikian, adanya pemenuhan kebutuhan oleh masyarakat baik itu materil, spiritual, dan sosial sehingga akan mendorong masyarakat menuju ke arah kualitas hidup yang lebih baik dan mencapai fungsi sosialnya. 2.1.5.2 Tujuan Kesejahteraan Sosial Menurut Fahrudin (2012:10) Kesejahteraan Sosial mempunyai tujuan yaitu: 1. Untuk mencapai kehidupan yang sejahtera dalam arti tercapainya standar kehidupan pokok seperti sandang, perumahan, pangan, kesehatan, dan relasirelasi sosial yang harmonis dengan lingkungannya.



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



31



2. Untuk mencapai penyesuaian diri yang baik khususnya dengan masyarakat di lingkungannya, misalnya dengan menggali sumber-sumber, meningkatkan, dan mengembangkan taraf hidup yang memuaskan. Schneiderman (1972) dalam Fahrudin (2012:10) mengemukakan tiga tujuan utama dari sistem kesejahteraan sosial yang sampai tingkat tertentu tercermin dalam semua program kesejahteraan sosial, yaitu pemeliharaan sistem, pengawasan sistem, dan perubahan sistem. a) Pemeliharaan Sistem Pemeliharaan dan menjaga keseimbangan atau kelangsungan keberadaan nilainilai dan norma sosial serta aturan-aturan kemasyarakatan dalam masyarakat, termasuk hal-hal yang berkitan dengan definisi makna dan tujuan hidup; motivasi bagi kelangsungan hidup seseorang dalam perorangan, kelompok ataupun di masyarakat. Kegiatan sistem kesejahteraan sosial untuk mencapai tujuan semacam itu meliputi kegiatan yang diadakan untuk sosialisasi terhadap norma-norma yang dapat diterima, peningkatan pengetahuan dan kemampuan untuk mempergunakan sumber-sumber dan kesempatan yang tersedia dalam masyarakat melalui pemberian informasi, nasihat dan bimbingan, seperti penggunaan sistem rujukan, fasilitas pendidikan, kesehatan dan bantuan sosial lainnya. b) Pengawasan Sistem Melakukan pengawasan secara efektif terhadap perilaku yang tidak sesuai atau menyimpang dari nilai-nilai sosial. Kegiatan-kegiatan kesejahteraan sosial untuk mencapai tujuan semacam itu meliputi fungsi-fungsi pemeliharaan berupa kompensasi, sosialisasi, peningkatan kemampuan menjangkau fasilitas-



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



32



fasilitas



yang ada



bagi



golongan masyarakat



yang memperlihatkan



penyimpangan tingkahlaku. c) Perubahan Sistem Mengadakan perubahan ke arah berkembangnya suatu sistem yang lebih efektif bagi anggota masyarakat (Effendi, 1982; Zastrow, 1982). Dalam mengadakan perubahan itu sistem kesejahteraan sosial merupakan instrumen untuk menyisihkan hambatan-hambatan terhadap partisipasi sepenuhnya dan adil bagi anggota masyarakat dalam pengambilan keputusan; pembagian sumbersumber secara lebih pantas dan adil; dan terhadap penggunaan struktur kesempatan yang tersedia secara adil pula. 2.1.5.3 Fungsi Kesejahteraan Sosial Fungsi-fungsi kesejahteraan sosial bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi tekanan-tekanan yang diakibatkan terjadinya perubahan-perubahan sosial-ekonomi, menghindarkan terjadinya konsekuensi-konsekuensi sosial yang negatif akibat pembangunan serta menciptakan kondisi-kondisi yang mampu mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat. Adapun fungsi-fungsi Kesejahteraan Sosial menurut Fahrudin (2012:12) yaitu sebagai berikut: 1. Fungsi Pencegahan (preventive) Kesejahteraan sosial ditujukan untuk memperkuat individu, keluarga, dan masyarakat supaya terhindar dari masalah-masalah sosial baru. Dalam masyarakat transisi, upaya pencegahan ditekankan pada kegiatan-kegiatan untuk membantu menciptakan pola-pola baru dalam hubungan sosial serta lembaga-lembaga sosial baru. 2. Fungsi Penyembuhan (Curative)



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



33



Kesejahteraan sosial ditujukan untuk menghilangkan kondisi-kondisi ketidakmampuan fisik, emosional, dan sosial agar orang yang mengalami masalah tersebut dapat berfungsi kembali secara wajar dalam masyarakat. Dalam fungsi ini tercangkup juga fugsi pemulihan (rehabilitasi). 3. Fungsi Pengembangan (Development) Kesejahteraan sosial berfungsi untuk memberikan sumbangan langsung ataupun tidak langsung dalam proses pembangunan atau pengembangan tatanan dan sumber-sumber daya sosial dalam masyarakat. 4. Fungsi Penunjang (Support) Fungsi ini mencangkup kegiatan-kegiatan untuk membantu mencapai tujuan sektor atau bidang pelayanan sosial kesejahteraan sosial yang lain. Melihat kutipan di atas bahwa adanya fungsi dalam kesejahteraan sosial, untuk membantu atau proses pertolongan baik individu, kelompok, ataupun masyarakat agar dapat berfungsi kembali dengan menyelenggarakan pelayanan kesejahteraan sosial. Serta terhindar dari masalah-masalah sosial baru dan mengurangi tekanan-tekanan yang diakibatkan dari terjadinya perubahan-perubahan dari sosiol-ekonomi. 2.1.6 Covid-19 2.1.6.1 Pengertian Covid-19 Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernapasan Akut Berat/ Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Penyakit ini terutama menyebar di antara orang- orang melalui tetesan pernapasan dari batuk dan bersin. Virus ini dapat



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



34



tetap bertahan hingga tiga hari dengan plastik dan stainless steel SARS CoV-2 dapat bertahan hingga tiga hari, atau dalam aerosol selama tiga jam. (Doremalen et al, 2020). Coronavirus jenis baru yang ditemukan pada manusia sejak kejadian luar biasa muncul di Wuhan China, pada Desember 2019, kemudian diberi nama Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS- COV2), dan menyebabkan



penyakit



Coronavirus



Disease-2019



(Covid-19).



Covid-19



termasuk dalam genus dengan flor elliptic dan sering berbentuk pleomorfik, dan berdiameter 60 - 140 nm. Virus ini secara genetik sangat berbeda dari virus SARS-CoV dan MERS-CoV (Letko et al, 2020). Lebih lanjut, Letko et al (2020) menjelaskan homologi antara Covid-19 dan memiliki karakteristik DNA coronavirus pada kelelawar - SARS yaitu dengan kemiripan lebih dari 85%. Ketika dikultur pada vitro, Covid-19 dapat ditemukan dalam sel epitel pernapasan manusia setelah 96 jam. Sementara itu, untuk mengisolasi dan mengkultur vero E6 dan Huh-7 garis sel dibutuhkan waktu sekitar 6 hari. Paru-paru adalah organ yang paling terpengaruh oleh Covid-19, karena virus mengakses sel inang melalui enzim ACE2, yang paling melimpah di sel alveolar tipe II paru-paru. Virus ini menggunakan glikoprotein permukaan khusus, yang disebut “spike”, untuk terhubung ke ACE2 dan memasuki sel inang. 2.1.6.2 Mekanisme Penularan Manusia banyak yang tertular Covid-19, sebab Covid-19 merupakan penyakit baru, jadi manusia belum memiliki kekebalan tubuh terhadap virus SARS Cov-2 ini. Covid-19 ditularkan melalui droplet (percikan ketika batuk, atau bersin dan berbicara). Orang dengan Covid-19 juga ditularkan melalui kontak



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



35



erat, seperti cium tangan, jabat tangan, berpelukan dan bersentuhan. Covid-19 juga dapat tertular melalui penyetuhan permukaan benda yang terkontaminasi (Prayudi, 2020). Covid-19 paling utama ditransmisikan oleh tetesan aerosol penderita dan melalui kontak langsung. Aerosol kemungkinan ditransmisikan ketika orang memiliki kontak langsung dengan penderita dalam jangka waktu yang terlalu lama. Konsentrasi aerosol di ruang yang relatif tertutup akan semakin tinggi sehingga penularan akan semakin mudah (Safrizal dkk, 2020). Menurut Kemenkes RI dalam Health Line (2020) pencegahan penularan Covid-19 dapat dilakukan meliputi: 1. Sering Mencuci Tangan Sekitar 98 persen penyebaran penyakit bersumber dari tangan. Mencuci tangan hingga bersih menggunakan sabun dan air mengalir efektif membunuh kuman, bakteri, dan virus, termasuk virus Corona. Pentingnya menjaga kebersihan tangan membuat memiliki risiko rendah terjangkit berbagai penyakit. 2. Hindari Menyentuh Area Wajah Virus Corona dapat menyerang tubuh melalui area segitiga wajah, seperti mata, mulut, dan hidung. Area segitiga wajah rentan tersentuh oleh tangan, sadar atau tanpa disadari. Sangat penting menjaga kebersihan tangan sebelum dan sesudah bersentuhan dengan benda atau bersalaman dengan orang lain. 3. Hindari Berjabat Tangan dan Berpelukan Menghindari kontak kulit seperti berjabat tangan mampu mencegah penyebaran virus Corona. Untuk saat ini menghindari kontak adalah cara terbaik. Tangan dan wajah bisa menjadi media penyebaran virus Corona.



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



36



4. Jangan Berbagi Barang Pribadi Virus Corona mampu bertahan di permukaan hingga tiga hari. Penting untuk tidak berbagi peralatan makan, sedotan, handphone, dan sisir. Gunakan peralatan sendiri demi kesehatan dan mencegah terinfeksi virus Corona. 5. Etika ketika Bersin dan Batuk Satu di antara penyebaran virus Corona bisa melalui udara. Ketika bersin dan batuk, tutup mulut dan hidung agar orang yang ada di sekitar tidak terpapar percikan kelenjar liur. Lebih baik gunakan tisu ketika menutup mulut dan hidung ketika bersin atau batuk. Cuci tangan hingga bersih menggunakan sabun agar tidak ada kuman, bakteri, dan virus yang tertinggal di tangan. 6. Bersihkan Perabotan di Rumah Tidak hanya menjaga kebersihan tubuh, kebersihan lingkungan tempat tinggal juga penting. Gunakan disinfektan untuk membersih perabotan yang ada di rumah. Bersihkan permukaan perabotan rumah yang rentan tersentuh, seperti gagang pintu, meja, furnitur, laptop, handphone, apa pun, secara teratur. Bisa membuat cairan disinfektan buatan sendiri di rumah menggunakan cairan pemutih dan air. Bersihkan perabotan rumah cukup dua kali sehari. 7. Jaga Jarak Sosial Satu di antara pencegahan penyebaran virus Corona yang efektif adalah jaga jarak sosial. Pemerintah telah melakukan kampanye jaga jarak fisik atau physical



distancing.



Dengan



menerapkan



physical



distancing



ketika



beraktivitas di luar ruangan atau tempat umum, sudah melakukan satu langkah mencegah terinfeksi virus Corona. Jaga jarak dengan orang lain sekitar satu



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



37



meter, jaga jarak fisik tidak hanya berlaku di tempat umum, di rumah pun juga bisa diterapkan. 8. Hindari Berkumpul dalam Jumlah Banyak Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan kepolisian Republik Indonesia telah membuat peraturan untuk tidak melakukan aktivitas keramaian selama pandemi virus Corona. Tidak hanya tempat umum, seperti tempat makan, gedung olahraga, tetapi tempat ibadah saat ini juga harus mengalami dampak tersebut. Tindakan tersebut adalah upaya untuk mencegah penyebaran virus Corona. Virus Corona dapat ditularkan melalui makanan, peralatan, hingga udara. Untuk saat ini, dianjurkan lebih baik melakukan aktivitas di dalam rumah agar pandemi virus Corona cepat berlalu. 9. Mencuci Bahan Makanan Selain mencuci tangan, mencuci bahan makanan juga penting dilakukan. Rendam bahan makanan, seperti buah-buah dan sayur- sayuran menggunakan larutan hidrogen peroksida atau cuka putih yang aman untuk makanan. Simpan di kulkas atau lemari es agar bahan makanan tetap segar ketika ingin dikonsumsi. Selain untuk membersihkan, larutan yang digunakan sebagai mencuci memiliki sifat antibakteri yang mampu mengatasi bakteri yang ada di bahan makanan. 2.1.6.3 Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap UMKM Menurut (Pakpahan) mengatakan bahwa terdapat tiga implikasi akibat pandemi Covid-19 di Indonesia yakni dari sektor pariwisata, perdagangan dan investor. Pandemi Covid-19 pada UMKM tidak hanya memberikan dampak pada aspek produksi atau nilai perdagangan melainkan juga dengan jumlah tenaga kerja



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



38



yang harus kehilangan pekerjaan atau mata pencahariannya. Akibat adanya tiga sektor yakni sektor pariwisata, pergadangan dan investasi tersebut yang terdampak pandemi Covid-19, perdagangan mengalami penurunan pendapatan serta penurunan tingkat daya beli masyarakat, seperti halnya UMKM. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ini sering dikatakan sebagai tulang punggung perekonomian dan sangat berperan penting bagi perekonomian, bahkan UMKM termasuk penyumbang PDB sangat tinggi. Dengan adanya UMKM juga dapat menyerap tenaga kerja di Indonesia karena dapat mengurangi pengangguran. Menurut Khofifah (2020) pandemi Covid-19 juga menyebabkan adanya perubahan oleh pembelian konsumen, meskipun sudah banyak konsumen yang melakukan pembelian online, namun beberapa konsumen tetap banyak melakukan pembelian secara offline atau datang ke pusat pembelanjaan secara langsung. Hal tersebut tentu banyak pihak yang mengeluh karena merasa rugi. Termasuk dengan pelaku Usaha Mikaro Kecil dan Menengah (UMKM). Dalam situasi pandemi ini, menurut KemenkopUKM ada sekitar 37.000 UMKM yang memberikan laporan bahwa mereka terdampak sangat serius dengan adanya pandemi ini ditandai dengan: sekitar 56 persen melaporkan terjadi penurunan penjualan, 22 persen melaporan permasalahan pada aspek pembiayaan, 15 persen melaporkan pada masalah distribusi barang, dan 4 persen melaporkan kesulitan mendapatkan bahan baku. Dengan demikian, situasi pandemi Covid-19 memberikan tatangan sekaligus peluang bagi pemerintah untuk menjaga eksistensi UMKM. Tantangan diartikan, perlu adanya solusi jangka penduduk untuk membantu UMKM dan pekerja yang tergabung didalamya. Peluang diartikan, solusi jangka panjang apalagi jika dikaitkan dengan era industri 4.0 yang



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



39



mensyaratkan ketersediaan teknologi digital untuk mendukung aktivitas ekonomi (Pakpahan). 2.2 Penelitian Yang Relevan Kajian penelitian yang relevan memuat uraian yang sistematis tentang penelitian sejenis yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya dan yang ada hubungannya dengan penelitian yang akan dilakukan. Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini, sebagai berikut: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Wan Laura Hardilawati (Universitas Muhammadiyah Riau, 2020) dengan judul “Strategi Bertahan UMKM di Tengah Pandemi Covid-19”. Tujuan penelitian ini untuk menjawab apa yang dapat dilakukan pelaku UMKM untuk dapat mempertahankan bisnis mereka di tengah pandemi Covid-19 serta untuk mendeskripsikan dan menjabarkan apa saja strategi bertahan yang harus dilakukan oleh pelaku UMKM hingga mereka mampu terus bertahan dan menjadi lebih responsive terhadap perubahan iklim bisnis terutama saat terjadi Covid-19. Hasil dari penelitian tersebut yaitu terdapat beberapa strategi bertahan yang direkomendasikan yang dapat dilakukan pelaku UMKM untuk dapat mempertahankan bisnisnya yaitu: (1) Melakukan penjualan melalui ecommerce karena masyarakat sekarang banyak beralih ke belanja online; (2) Melakukan pemasaran produk dengan memanfaatkan teknologi digital (digital marketing) untuk dapat menjangkau lebih banyak konsumen; (3) Melakukan perbaikan kualitas produk serta jenis layanan; (4) Melakukan pemasaran hubungan pelanggan (customer relationship marketing) untuk



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



40



menciptakan



kepercayaan



konseumen



dan



menumbuhkan



loyalitas



pelanggan. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Januar Eko Aryansyah, Dwi Mirani dan Martina (Universitas Sriwijaya) dengan judul “Strategi Bertahan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Sektor Kuliner di Masa Pandemi Covid-19”. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana strategi bertahan UMKM sektor kuliner di masa pandemi Covid-19, sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi yang digunakan oleh pelaku UMKM sehingga dapat bertahan di tengah pandemi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Tekni pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan teknik analisis kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk bertahan di masa pandemi Covid-19 pelaku UMKM memilih strategi sebagai berikut yaitu, menggunakan pemasaran melalui media sosial berupa Instagram, facebook, whatsapp, bekerjasama dengan pihak penyedia jasa transportasi online seperti grabfood, melakukan inovasi pada produk kuliner yang dibutuhkan masyarakat saat masa pandemi, dan meningkatkan kepercayaan pelanggan. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Hardina W. Adda, Pricylia Chintya Dewi Buntuang, dan Armawati Sondeng (Universitas Tadulako, Palu. 2020) dengan judul “Strategi Mempertahankan UMKM Selama Pandemi Covid-19 Kecamatan Bungku Tengah Kabupaten Morowali”. Hasil dari penelitian ini yaitu terdapat ada lima perencanaan startegis untuk mempertahankan



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



41



UMKM bagi pelaku UMKM di masa pandemi covid-19, yaitu Position, Plan, Perspective, Projetcs, dan Preparedness. Lima perencaan strategi tersebut diproyeksikan ke dalam pertanyaaan-pertanyaan sebagai berikut: (1) Posisi apa yang dapat Anda raih selama dan setelah pandemi?; (2) Apa rencana Anda untuk bangkit kembali?; (3) Bagaimana budaya dan identitas Anda akan berubah?; (4) Proyek baru apa yang perlu Anda luncurkan, jalankan, dan koordinasikan?; (5) Seberapa siap Anda menjalankan rencana dan proyek Anda?. 4. Penelitian yang dilakukan oleh Dipa Teruna Awaloedin,



Sazali,



Nurhilaludin, Muthia Hanifa dengan judul “Startegi Menghadapi Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Usaha Mikro, Kecil dan Menengah” (Yayasan Memajukan Ilmu dan Kebudayaan Uiversitas Nasional, 2020). Penelitian ini dilakukan secara kantitatif. Hasil dari penelitian tersebut adalah meskipun Covid-19 terdampak pada UMKM di Indonesia, namun terdapat beberapa faktor yang membuat UMKM masih dapat bertahan di tengah wabah Covid19 yaitu: (1) Umumnya UMKM yang menghasilkan barang konsumsi dan jasa yang dekat dengan kebutuhan masyarakat. Pendapatan masyarakat yang menurun drastis tidak berpengaruh banyak terhadap permintaan barang dan jasa yang dihasilkan; (2) Pelaku usaha UMKM umumnya memanfaatkan sumber daya lokal, baik sumber daya manusia, modal, bahan baku, hingga peralatan. Artinya sebangian besar kebutuhan UMKM tidak mengandalkan barang impor; (3) Umunya bisnis UMKM tidak ditopang dan pinjaman dari bank, melainkan dari dana sendiri.



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



42



5. Penelitian yang dilakukan oleh Zainal Abidin (Universitas Jember, 2014) dengan judul “Strategi Bertahan Hidup Petani Kecil di Desa Sindetlami Kecamatan Besuk Kabupaten Probolinggo”. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana strategi bertahan hidup petani kecil di Desa Sindetlami Kecamatan Besuk Kabupaten Probolinggo. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga strategi yang dilakukan petani kecil untuk tetap bertahan hidup yaitu: strategi aktif, strategi pasif dan strategi jaringan. Strategi aktif yang dilakukan petani kecil yaitu dengan mencari pekerjaan sampingan, angota keluarga ikut



bekerja dan



mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki. Strategi pasif yang dilakukan petani kecil yaitu dengan menerapkan pola hidup hemat. Strategi jaringan yang yang dilakukan petani kecil yaitu meminta bantuan kepada jaringan sosial yang mereka miliki, baik jaringan formal maupun jaringan informal. 6. Penelitian yang dilakukan oleh Rusda Devi (Universitas Sumatera Utara, 2018) dengan judul “Startegi Bertahan Hidup Nelayan Dimusim Barat Kering di Desa Pantai Gading Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan bagaimana strategi para nelayan di Desa Pantai Gading dalam memenuhi kebutuhan keluarganya sehingga mampu bertahan hidup dimusim paceklik. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif agar peneliti dengan mudah mendapatkan informasi dan data yang jelas serta terperinci mengenai Strategi Bertahan Hidup Nelayan Dimusim Barat Kering di Desa Pantai



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



43



Gading Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat nelayan yang ada di Desa Pantai Gading Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat belum mampu bangkit dari keterpurukan ekonomi saat terjadinya musim paceklik. Hasil penelitian dan pengamatan terhadap subyek penelitian ditemukan fakta bahwa masyarakat nelayan di Desa Pantai Gading Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat menerapkan tiga strategi agar tetap bertahan hidup yaitu strategi aktif, stratgei pasif dan strategi jaringan dengan menambah kerja sampingan, hidup hemat serta memanfaatkan jaringan sosial seperti meminjam uang kepada tetangga, kerabat atau tokoh. 7. Penelitian yang dilakukan oleh Edwin Kenny Saragih (Universitas Sumatera Utara, 2020) dengan judul “Strategi Bertahan Hidup Keluarga Buruh Tani Harian Dalam Pemenuhan Kebutuhan Pokok di Nagori Bah Sampuran, Kecamatan Jorlang Hataram, Kabupaten Simalungun”. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai bagaimana kemiskinan yang terjadi pada buruh tani harian dan bagaimana cara buruh tani tersebut untuk dapat bertahan dari kesulitan hidupnya. Teknik kumpulan data dilakukan adalah dengan studi pustaka, observasi, wawacara serta dokumentasi. Hasil pelitian ini pun menunjukkan tentang bagimana keluarga buruh tani yang miskin tersebut dalam startegi keluarganya untuk dapat memenuhi kebutuhan pokok yang dibutuhkan dengan menggunakan strategi aktif berupa memaksimalkan sumber daya keluarga yang dimiliki, berupa diversifikasi pekerjaan (pekerjaan tambahan/sampingan), menerima lebih banyak tawaran bekerja dari kerabat maupun teman, dan melibatkan



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



44



anggota keluarga seperti anak atau istri yang sudah layak untuk bekerja guna membantu pemasukan keuangan keluarga, strategi pasif dengan menekan pengeluaran keluarga sebaik mungkin, hidup dengan budaya hemat dan merubah pola makan serta strategi jaringan dengan memanfaatkan relasi sosialnya dengan cara mengutang atau meminjam kepada kerabat, warung, dan kepada pemilik lahan tempat mereka bekerja dan juga memanfaatkan program bantuan santunan untuk keluarga miskin yang ada di Nagori Bah Sampuran. 2.3 Kerangka Pemikiran Pandemi global Covid-19 menimbulkan ketidakstabilan perekonomian terutama kepada para pelaku UMKM yang merasakan dampak langsung berupa penurunan penjualan dan omzet pendapatan. Hal tersebut dikarenakan adanya himbauan dari pemerintah dalam rangka pencegahan penularan yang lebih besar yaitu berupa larangan berkumpul dan berpergian, lockdown pada lokasi zona tertentu serta menghimbau masyarakat untuk tetap dirumah (stay at home). Hal tersebut menyebabkan banyak UMKM yang harus berhenti untuk sementara waktu hingga waktu yang belum dapat ditentukan. Salah satu UMKM yang berdampak yaitu UMKM pada sektor pariwisata. Kebijakan dari pemerintah juga telah menyebabkan banyaknya lokasi wisata ditutup. Tutupnya lokasi wisata berimbas langsung pada berkurangnya pengunjung atau bahkan tidak ada lagi pengunjung yang juga mempengaruhi hasil pendapatan terutama para pelaku UMKM di sektor pariwisata termasuk pedagang souvenir di Taman Wisata Istana Maimoon.



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



45



Pedagang souvenir di Istana Maimoon terancam tidak dapat menjualkan barangnya kepada wisatawan atau pengunjung, untuk itu diperlukan adanya strategi bertahan hidup bagi pedagang souvenir yang merupakan salah satu UMKM di sektor pariwisata. Strategi tersebut diperlukan agar pedagang souvenir dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari (sandang, pangan, papan, pendidikan dll) serta mempertahankan eksistensi usahanya di masa sulit seperti pandemi virus Covid-19. Maka dari itu untuk memperjelas bahasan ini peneliti menggambarkan kerangka pemikiran strategi bertahan hidup UMKM di sektor pariwisata khususnya pedagang souvenir di Taman Wisata Istana Maimoon sebagai berikut. 2.3.1 Bagan Alur Pikir “Strategi Bertahan Hidup Pelaku Umkm Sektor Pariwisata Di Masa Pandemi Covid-19 (Studi Kasus Pedagang Souvenir Di Taman Wisata Istana Maimoon)” Pandemi Covid-19



UMKM Sektor Pariwista



Pedagang Souvenir



Strategi Bertahan Hidup - Strategi aktif - Strategi pasif - Strategi jaringan



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



46



2.4 Definisi Konsep Konsep merupakan istilah khusus yang digunakan para ahli dalam upaya menggambarkan secara cermat fenomena sosial yang akan dikaji. Konsep juga dapat diartikan sejumlah pengertian atau ciri-ciri yang berkaitan dengan berbagai peristiwa, objek, kondisi, situasi dan lain-lain yang sejenis. a) Konsep-konsep yang secara eksplisit menunjukkan hubungannya dengan realitas sosial. b) Konsep-konsep yang menunjukkan hubungannya secara implisit dengan realitas sosial. Definisi konsep adalah pengertian yang terbatas dari satu konsep yang dianut dalam suatu penelitian. Karena kajian konsep itu sangat multidimensional dan abstrak maka diperlukan proses dan upaya penegasan dan pembatasan makna konsep dalam suatu penelitian yang disebut dengan definisi konsep (Siagian, 2011:138). Definisi konsep bertujuan untuk merumuskan dan mendefinisikan istilah-istilah yang digunakan secara mendasar agar tercipta suatu persamaan persepsi dan menghindari salah pengertian yang dapat mengaburkan tujuan penelitian (Silalahi, 2009: 112). Untuk lebih mengetahui pengertian mengenai konsep-konsep yang akan digunakan, maka peneliti membatasi konsep yang digunakan sebagai berikut: 1. Strategi bertahan hidup diartikan sebagai suatu kemampuan individu atau kelompok dalam memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mengatasi berbagi masalah yang dihadapi dari faktor internal maupun eksternal. 2. UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) merupakan aktivitas suatu usaha yang dilakukan oleh peroragan atau badan usaha milik perorangan.



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



47



Dalam hal ini UMKM dapat dibedakan menjadi beberapa karakteristik berdasarkan dari aset dan omzet, jumlah tenaga kerja serta ukuran usaha ataupun tingkat penggunaan teknologi. 3. Pariwisata yaitu kegiatan perjalanan dengan tujuan untuk rekreasi atau liburan ke suatu objek wisata dengan berbagai layanan dan fasilitas yang tersedia. 4. Covid-19 adalah penyakit menular jenis baru yang disebabkan oleh virus Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang menyerang saluran pernafasan manusia. Virus ini dapat menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernafasan, infeksi paru-paru yang berat hingga kematian. 5. Pedagang souvenir adalah pedagang yang menjual barang berupa cinderamata atau kenang-kenangan yang biasanya punya ciri khas dengan lokasi usaha atau sekitar obyek wisata.



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian 3.1.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah penelitian deskripstif. Penelitian deskripstif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun rekayasa manusia (Moelong, 2000). Penelitian deskriptif merupakan jenis penelitian yang dilakukan dengan tujuan menggambarkan dan mendeskripsikan objek dan fenomena yang diteliti (Siagian, 2011:52). Cara atau metode penelitian deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat Whitney (1960) dalam (Natsir, 2013). 3.1.2 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan & Taylor dalam Moelong (2000), Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orangorang dan perlaku diamati. Sementara itu, menurut Kriyantono (2006) Penelitian kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya. Jadi penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dengan menggunakan jenis penelitian deskriptif, peneliti ingin mengetahui gambaran secara menyeluruh tentang bagaimana strategi bertahan hidup pelaku UMKM sektor pariwisata di masa pandemi Covid-19 (studi kasus pedagang souvenir di Taman Wisata Istana Mimoon).



47 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



48



3.2 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kota Medan, tepatnya di Taman Wisata Istana Maimoon Kota Medan. Alasan peneliti dalam memilih lokasi penelitian tersebut karena Istana Maimoon merupakan destinasi wisata dan juga merupakan icon kota Medan yang terdapat UMKM sektor pariwisata di dalamnya yaitu pedagang souvenir. 3.3 Informan Penelitian Pada penelitian ini, penulis tidak menggunakan populasi dan sampel tapi menggunakan subyek penelitian yang telah tercermin dalam fokus penelitian. Subyek penelitian ini menjadi informan yang akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian (Suyanto & Sutinah, 2008). Menurut Bagong (Suyanto 2005) informan penelitian meliputi beberapa macam, yaitu: 1. Informan kunci (key informan) merupakan mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan penelitian. Informan kunci dalam penelitian ini adalah pengelola Taman Wisata Istana Maimoon. 2. Informan Utama, yaitu mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti. Informan utama dalam penelitian ini adalah pelaku UMKM di sektor pariwisata yaitu padagang souvenir di Taman Wisata Istana Maimoon. 3. Informan tambahan, yaitu mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti. Informan Tambahan dalam penelitian ini ialah salah satu anggota keluarga



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



49



dari pedagang souvenir (suami/istri/anak) di Taman Wisata Istana Maimoon. 3.4 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan secara triangulasi (gabungan). Triangulasi menurut Susan Stainback dalam Sugiyono (2007:330) merupakan bukan untuk menentukan kebenaran tentang fenomena sosial yang sama, melainkan tujuan triagulasi adalah untuk meningkatkkan pemahaman seseorang tentang apapun yang sedang diteliti. Dengan demikian



triangulasi



buka bertujuan mencari kebenaran, tapi



meningkatkan pemahaman peneliti terhadap data dan fakta yang dimilikinya. Pengumpulan data yang bersifat menggabungkan berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada, yaitu melalui: 1. Studi Kepustakaan yaitu mengumpulkan data atau informasi melalui bukubuku, dokumentasi, jurnal dan karya tulis lainnya yang menyangkut masalah yang sedang diteliti. 2. Studi Lapangan adalah pengumpulan data atau informasi melalui kegiatan penelitian langsung turun ke lokasi penelitian untuk mencari fakta-fakta yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, yaitu: a)



Observasi langsung, yaitu upaya melakukan pengumpulan data dengan cara peneliti terjun langsung ke lokasi penelitian. Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung pada objek kajian.



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



50



b)



Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan langsung oleh pewawancara kepada responden, dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam (Hasan, 2002).



c)



Dokumentasi, yaitu dipergunakan sebagai data pedukung. Dalam teknik ini peneliti menggunakan tape recorder dan kamera yang dipergunakan pada saat wawancara berlangsung.



3.5 Teknik Analisa Data Analisa data merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan (Bagoes, 2004). Teknik analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis deskripstif. Hal ini didasarakan dari hasil wawancara, observasi lagsung, dan dokumentasi yang telah dilakukan sehingga mudah dipahami (Sugiyono, 2012). Miles & Huberman (1984) dalam Sugiyono (2012) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif meliputi Data Reduction, Data Display, dan Conclusion Drawing/Verification: 1. Reduksi Data (Data Reduction), adalah suatu proses menyederhanakan data kasar yang didapat ketika terjun ke lapangan. Tujuan dari reduksi data ialah untuk mempermudah penyajian data dan pemaparan informasi mengenai hal yang didapatkan di lapangan. Adapun reduksi data juga berfungsi untuk menelaah data sehingga tersusunnya sebuah informasi dan penyederhanaan data-data yang penting. 2. Penyajian Data (Data Display), merupakan suatu langkah untuk menampilkan data yang telah disederhanakan. Adapun bentuk penyajian data dapat berubah kalimat, tabel, grafik, foto, gambar, dan lain-lainnya.



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



51



Sehingga dapatlah diambil sebuah kesimpulan dari data- data yang telah didapatkan. Penyajian data disajikan dalam bentuk deskripsi dan ditambah dengan fakta-fakta berupa dokumen terkait fenomena penelitian yang telah diperoleh oleh peneliti. 3. Penarikan



Kesimpulan



atau



Verifikasi



(Conclusion



Drawing



atau



Verification), merupakan suatu proses di mana peneliti mencari arti, penjelasan, konfigurasi, pola-pola, alur sebab-akibat dan proposisi. Setelah melewati proses-proses sebelumnya, maka pada tahap ini dicarilah sebuah kesimpulan dari segala hal yang menjadi konteks penelitian dan ditambah dengan saran ataupun rekomendasi. Hasil data yang telah diperoleh kemudian disajikan dalam bentuk teks deskripsi yang kemudian dideskripsikan sehingga menghasilkan informasi kualitatif. Penjabaran deskripsi ini mempresentasikan hasil fakta olahan jawaban dari informan yang telah dilakukan. Dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif ini diharapkan mampu menjelaskan strategi bertahan hidup pelaku UMKM sektor pariwisata di masa pandemi covid-19 (studi kasus pedagang souvenir di Taman Wisata Istana Maimoon).



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Temuan Umum 4.1 Letak Geografis Lokasi Penelitian Taman Wisata Istana Maimoon berada di tengah Kota Medan tepatnya di Kelurahan Sukaraja, Jln Brigjen Katamso, Kota Medan, Sumatera Utara. Istana Maimoon berdiri di atas lahan yang berukuran kurang lebih 4,5 hektar. Batasbatas wilayah dari Taman Wisata Istana Maimoon yaitu: a) Sebelah Utara dibatasi oleh Jalan Brigadir Jendral Katamso dan 100 meter di depannya terdapat Mesjid Raya Medan atau disebut Mesjid Al-Mashun b) Sebelah Selatan terdapat bangunan pertokoan dan pemukiman Medan c) Sebelah Barat mengalir sungai Deli d) Sebelah Timur dikelilingi dengan pagar beton dan besi setinggi satu meter Istana Maimoon dibangun menghadap ke arah Timur dan Timur Laut. Pada sisi Timur istana terdapat elemen yang memperindah kawasan istana. Pada sisi Barat istana, terdapat pemukiman warga yang merupakan tempat tinggal para kerabat kerajaan. Pada sisi Tenggara berjarak sekitar 10 m dari bangunan istana, terdapat bangunan bergaya arsitektur Karo tempat dipajangnya Meriam Puntung. 4.2 Sejarah Perkembangan Lokasi Penelitian Istana Maimoon merupakan salah satu peninggalan Kesultanan Deli yang merupakan icon Kota Medan Provinsi Sumatera Utara dan menjadi salah satu di antara warisan budaya nenek moyang kita yang masih hidup (life monument). Istana



52 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



53



Maimoon adalah tempat kediaman Kesultanan Melayu Deli yang dibangun sejak tahun 1888. Pada awal berdirinya pembangunan Istana Maimoon dijelaskan bahwa peletakan batu pertama pembangunan Istana Maimoon dilakukan pada tangggal 26 Agustus 1888 oleh Sultan Maimoon Al Rasyid Perkasa Alamsyah, dan mulai ditempati pada tanggal 18 Mei 1891 hingga sekarang. Namun pada saat ini, Istana Maimoon sudah beralih fungsi menjadi museum, obyek pariwisata bagi masyarakat kota medan dan sekaligus sebagai tempat tinggal bagi keluarga keturunan Sultan Deli. 4.3 Profil Lokasi Penelitian Istana Maimoon adalah istana Kesultanan Deli yang merupakan salah satu icon Kotan Medan, Sumatera Utara, terletak di Jalan Brigadir Jendral Katamso, Aur Medan Maimun. Istana Maimoon didesain oleh arsitek bernama Capt. Theodoor Van Erp, yang merupakan seorang tentara kerajaan Belanda. Istana Maimoon dibangun atas perintah Sultan Deli, Sultan Ma`moen Al Rasyid. Pembangunan istana ini dimulai dari 26 Agustus 1888 dan selesai pada 18 Mei 1891. Istana Maimoon memilki luas sebesar 2.772 m² dan terdiri dari 30 ruangan. Selain sebagai tempat wisata bagi masyarakat Medan, Istana Maimoon juga menjadi salah satu mata pencaharian bagi masyarakat sekitar dan juga keluarga Sultan sendiri. Terdapat beberapa pedagang yang menjualkan dagangannya di dalam Istana Maimoon maupun di sekitar halaman luas Istana Maimoon di antaranya yaitu pedagang souvenir yang terdapat di dalam maupun di luar istana, pedagang makanan dan minuman, penjual mainan anak-anak, serta pedagang kerajinan tangan.



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



54



Istana Maimoon terdiri dari dua lantai dan memiliki tiga bagian yaitu induk, bangunan sayap kiri dan bangunan sayap kanan. Bangunan ini meghadap ke Utara dan pada sisi depan terdapat bangunan Mesjid Al-Mashun atau yang lebih dikenal dengan sebutan Masjid Raya Medan. Istana Maimoon menjadi tujuan wisata bukan hanya karena usianya yang tua, tetapi juga desain interior bangunannya yang unik, memadukan unsur-usur warisan kebudayaan Melayu dengan gaya Islam, Spanyol, India, Belanda dan Italia. 4.4 Visi, Misi dan Tujuan Lokasi Penelitian 1. Di bidang Sosial a) Melestarikan, memelihara dan menjaga keberadaan warisan Sultan Ma`Moen Al Rasyid. b) Mendirikan pendidikan formal dari tingkat Taman Kanak-kanak sampai tingkat Perguruan Tinggi. c) Menyelenggaran



pendidikan



informal



seperti



kursus-kursus,



keterampilan, seminar, lokakarya, panel diskusi, dan aktivitasaktivitas lainnya yang bermanfaat dan layak sekaligus membangun, mendirikan, mengarsipkan sarana dan prasarana untuk menunjang dan mendukung penyelenggaraan pendidikan informal tersebut. d) Mengadakan usaha serta kerjasama dengan pihak lain yang sematamata bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup yayasan e) Mengadakan penelitian dibidang Ilmu Pengetahuan f) Mengadakan Studi Banding g) Mengadakan pembinaan terhadap olahraga



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



55



2. Di bidang Kemanusiaan a) Memeberi bantuan kepada korban bencana b) Memeberi bantuan kepada pengungsi akibat perang c) Memberi bantuan kepada tuna wisma, fakir miskin, dan gelandangan d) Mendirikan dan menyelenggarakan ruah singgah dan rumah duka e) Memberikan perlindungan kepada konsumen f) Melestarikan lingkungan hidup 3. Di bidang Keagamaan a) Mendirikan sarana peribadatan b) Melaksanakan berbagai macam pelatihan bagi para Guru serta masyarakat pada umumnya c) Menerima dan menyalurkan Zakat, infaq, dan Sedekah d) Meningkatkan pemahaman tentang keagamaan 4.5 Struktur Organisasi/Lembaga Lokasi Penelitian Ketua Umum



: Ir. T. Reizan Ivansyah



Ketua I



: T. Ma`moen Al Rasyid



Ketua II



: T. Syah Mohd Paringgi



Sekretaris



: Rika Salviyah Sari



Bendahara



: Nurlina Chaniago



Penelitian dan Pengembangan



: T. Otteman Hidayat



Promosi dan IT



: T. Mohd Dicky



Anggota



: T. Devi Handayani



Seni dan Budaya



: Putri Rizka Nefdeyani



RT dan Sosial Masyarakat



: T. Ismail Manan



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



56



Kord. Keamanan



: T. M Rajif



Kord. Kebersihan



: T. Robby



SDM dan Kewarisan



: Sabina Medina



KETUA UMUM Ir. T. Reizan Ivansyah



KETUA I (T. Ma`moen Al Rasyid)



Penelitian & Pengembangan Kepala Bidang (T. Otteman Hidayat)



SEKRETARIS (Rika Salviyah Sari)



Promosi dan IT Kepala Bidang (T.Mohd Dicky)



BENDAHARA (Nurlina Chaniago)



KETUA II (T.Syah Mohd Paringgi)



RT & Sosial Masyarakat Kepala Bidang (T. Ismail Manan)



Seni & Budaya Kepala Bidang (Putri Rizka Nefdeyani)



SDM & Kewarisan Kepala Bidang (Sabina Medina)



```



Anggota (T. Devi Handayani)



Kord. Keamanan (T.M Rajif)



Kord. Kebersihan (T.Robby)



4.6 Kondisi Umum Tentang Pedagang Souvenir di Taman Wisata Istana Maimoon Klien atau informan utama yang penulis jadikan sebagai narasumber dalam penelitian ini adalah para pelaku UMKM di sektor pariwisata yang ada di Taman Wisata Istana Maimoon yaitu pedagang souvenir, berdasarkaan sumber informasi yang diperoleh yang didapat melalui observasi serta wawancara, diketahui bahwa pedagang souvenir tersebut merupakan masih termasuk ke dalam



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



57



keturunnan dari kerajaan Kesultanan Deli, artinya para pedagang souvenir tersebut merupakan keluarga dari Istana Maimoon sehingga para pedagang souvenir juga bertempat tinggal dan beralamat di Taman Wisata Istana Maimoon. Pedagang souvenir tersebut rata-rata adalah sudah menikah dan berumah tangga serta berumur mulai dari 30-50 tahun. Pedagang souvenir di Istana Maimoon pada umumnya menjadikan usaha souvenir tersebut sebagai sumber utama penghasilannya. Namun, setelah adanya pandemi Covid-19 Taman Wisata Istana Maimoon ditutup selama beberapa bulan pada tahun 2020 untuk waktu yang tidak ditentukan dan membuat adanya penurunan omzet pendapatan yang sangat signifikan yang dirasakan oleh pedagang souvenir yakni 80-90% yang menyebabkan pedagang souvenir kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup, sehingga peneliti ingin fokus dan tertarik meneliti tentang bagaimana strategi-strategi bertahan hidup yang digunakan para pedagang souvenir dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. 4.7 Kondisi Umum Tentang Petugas Istana Maimoon saat ini dikelola di bawah kepengurusan Yayasan Sultan Ma`moen Al Rasyid atau disingakat YASMAR yang memiliki petugas terdiri dari tiga ketua yaitu satu ketua umum dan terdapat ketua I dan II, satu orang sekretaris umum, satu orang bendara umum, dan terdapat beberapa divisi di antaranya divisi penelitian dan pengembangan, divisi promosi dan IT dengan satu anggota, divisi seni dan budaya, divisi RT dan sosial masyarakat dengan terdapat satu Kord. Keamanan dan satu Kord. Kebersihan serta divisi SDM dan Kewarisan



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



58



Petugas atau pengelola Istana Maimoon pada umumnya merupakan keturunan dan masih dalam ikatan keluarga Kesultanan Deli, serta beberapa petugas tinggal di dalam komplek Istana Maimoon. Para pengelola Istana Mimoon bertugas untuk perawatan dan pelestarian Istana Maimoon melalui pendapatan yang diperoleh yaitu dari pemasukan tiket masuk, tiket parkir, penyewaan halaman istana untuk acara/kegiatan, dan keuntungan penjualan dari pedagang souvenir serta pedagang yang lain yang ada di Taman Wisata Istana Maimoon. 4.8 Keadaan Sarana dan Prasaranan Lokasi Penelitian Di bawah ini merupakan hasil pengamatan mengenai keadaan sarana dan prasarana di Taman Wisata Istana Maimoon yang disusun dalam tabel berikut ini: Table 4.1 Sarana dan Prasarana Lokasi Penelitian No.



Fasilitas



Sarana



dan



Jumlah



Prasarana 1.



Mushalah



1 unit



2.



Toilet Umum



2 Unit



3.



Kantor Yayasan



1 Unit



4.



Lapangan Parkir



-



5.



Kamar Istana



40 unit



6.



Kamar mandi Istana



4 unit



7.



Gudang



1 Unit



8.



Dapur



1 Unit



(sumber : Taman Wisata Istana Maimoon)



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti di lapangan, yaitu melalui observasi langsung, melakukan wawancara secara mendalam serta dokumentasi, peneliti berhasil mendapatkan dan mengumpulkan data maupun informasi mengenai “Strategi Bertahan Hidup Pelaku UMKM Sektor Pariwisata di Masa Pademi Covid-19 (Studi Kasus Pedagang Souvenir di Taman Wisata Istana Maimoon)”. Berikut ini akan dideskripsikan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti kepada informan atau narasumber. Informan atau narasumber yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 6 subyek yaitu dengan komposisi terdiri dari 2 orang informan kunci, 3 orang informan utama, dan 1 orang informan tambahan. Informan kunci dalam penelitian ini merupakan pengelola dan guide di Taman Wisata Istana Maimoon, sedangkan informan utama merupakan para pelaku UMKM di sektor pariwisata yaitu pedagang souvenir di Istana Maimoon dan informan tambahan yaitu salah satu anggota keluarga dari pedagang souvenir (suami/istri/anak) di Taman Wisata Istana Maimoon. Untuk mengetahui bagaimana gambaran secara jelas dan terperinci, maka penulis mencoba menguraikan hasil wawancara dengan informan secara deskriptif sebagai berikut. 5.1.1



Informan Kunci 1



Nama



: Tengku Hamsyah



Jenis Kelamin



: Laki – laki



Umur



: 75 tahun



59 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



60



Pendidikan Terakhir



: SMA



Pekerjaan



: Pengelola Istana Maimoon



Agama



: Islam



Informan kunci pertama yang peneliti wawancarai adalah Tengku Hamsyah, seorang juru kunci, pengelola sekaligus juga sebagai guide di Taman Wisata Istana Maimoon. Bapak Tengku Hamsyah merupakan cucu dan keturunan asli dari kerajaan Sultan Deli sehingga Bapak Tengku Hamsyah sudah bertahuntahun lamanya berkerja dan aktif mengelola Taman Wisata Istana Maimoon. Walaupun usianya yang sudah memasuki umur 75 tahun, Bapak Tengku Hamsyah sendiri setiap harinya tetap berada di Istana Maimoon selama jam operasional guna membantu dan memfasilitasi bagi siapa saja pengunjung atau wisatawan yang membutuhkan informasi terkait sejarah dari Taman Wisata Istana Maimoon. Kehadiran Bapak Tengku Hamsayah yang merupakan pihak pengelola sekaligus keturunan Sultan Deli sebagai informan kunci pertama menjadi penguat data dalam penelitian yang dilakukan. Bapak Tengku Hamsyah sebagai pengelola memberikan infomasi terkait bagaimana kondisi pedagang souvenir di Taman Wisata Istana Maimoon. Salah satu data yang mendukung penelitian ini adalah penuturan pak Tengku Hamsyah terkait informasi kondisi pedagang souvenir sebelum dan sesudah adanya pandemi Covid-19, kendala-kendala serta strategi apa saja yang dihadapi pedagang souvenir sejak adanya pandemi Covid-19. Berdasarkan penuturan dari Bapak Tengku Hamsyah selaku pengelola Istana Maimoon, adanya pedagang souvenir di Taman Wisata Istana Maimoon



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



61



memberikan daya tarik tersendiri bagi wisatawan atau pengunjung untuk berwisata. Keberadaan pedagang souvenir dimulai pada tahun 2000 ketika banyak wisatawan yang mengusulkan untuk disediakannya toko-toko souvenir di dalam komplek Istana Maimoon. Berikut merupakan hasil wawancara peneliti yang peneliti cantumkan dalam tulisan: “Sebenarnya adanya pedagang seouvenir di sini itu dilakukan sejak tahun 2000, di mana pada waktu itu banyak sekali wisatawan dari domestik maupun mancanegara yang menginginkan tersedianya tempat pembelian souvenir khas Kota Medan di kompleks Taman Wisata Istana Maimoon ini nak. Jadi karna itu, akhirnya saran dan keinginan dari pengunjung kita coba tampung dan kami sebagai pihak pengelola Taman Wisata Istana Maimoon memutuskan untuk menyediakan tempat penjualan souvenir di sini, selain itu kita sebagai pengelola melihat bahwa saat ini Istana Maimoon telah menjadi salah satu obyek wisata di Kota Medan maka perlu adanya pedagang souvenir sebagai daya tarik Istana Maimoon itu sendiri….” Kemudian, peneliti bertanya terkait bagaimana kondisi para pedagang souvenir di Taman Wisata Istana Maimoon pada saat masa pandemi Covid-19. Menurutnya kondisi pedagang souvenir sejak di terpa pandemi Covid -19 sangat berbeda dari segi pendapatan dan juga jumlah pengujung atau wisatawan yang membeli. Pak Tengku Hamsyah mengatakan dengan ditutupnya Istana Maimoon pada masa awal pandemi juga membuat berhentinya acara-acara besar yang biasanya diadakan di Istana Maimoon tiap tahunnya, akibat tidak adanya acara



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



62



yang terselenggara lagi maka pendapatan dari pedagang souvenir sangat menurun karena biasanya mereka mendapatkan pendapatan terbanyak dari acara besar atau saat musim libur panjang tiba. Jika ada acara besar atau musim libur para pedagang souvenir di sini sangat diuntungkan karena adanya wisatawan dari luar kota atau bahkan mancanegara seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam dan Thailand. Berikut merupakan hasil wawancara peneliti yang peneliti cantumkan dalam tulisan: “ ….Kondisi pedagang souvenir di komplek Taman Wisata Istana Maimoon sebelum dan sesudah adanya pandemi Covid-19 tentunya sangat jauh berbeda nak, jauh sekali perbedaannya, mungkin juga karena faktor dari ditutupnya Istana Maimoon selama beberapa bulan yang lalu pada tahun lalu. Biasanya pendapatan mereka (pedagang souvenir) itu meningkat jika ada acara-acara besar, di saat itu lah biasanya ramai pengunjung yang tertarik dan membeli. Pada umumnya pengunjung yang tertarik dan membeli banyak dari luar daerah nak seperti dari Jakarta, Palembang, Padang dan kota-kota besar lainnya, bahkan dulu sebelum adanya Covid-19 juga banyak dari negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, Brunei Darussalam dan Singapura yang bekunjung dan membeli souvenir. Kalau sekarang bisa kita liat sendiri ya sesepi inilah keadaanya bahkan kita sudah jarang melihat turis karena ditutupnya penerbangan internasional dampak dari kebijakan pemerintah…”



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



63



Kemudian saat peneliti bertanya mengenai adakah pedagang souvenir yang memutuskan untuk tidak lagi membuka usahanya, Bapak Tengku Hamsyah menambahkan bahwa tidak ada yang berhenti dari usaha sebagai pedagang souvenir melainkan rata-rata pedagang tersebut hanya mengurangi pekerja atau karyawannya guna menghemat pengeluaran serta melakukan usaha lain. Berikut merupakan hasil wawancara peneliti yang peneliti cantumkan dalam tulisan: “….Sejauh ini nak memang tidak ada dan belum ada pedagang yang berkurang karna kita ini semua masih dalam ikatan keluarga atau keturunan dan memang pedagang souvenir menjadi sumber mata pemcararian utama mereka (pelaku pedagang souvenir). Tapi justru yang berkurang adalah pekerja atau karyawannya karena mengimbangi wisatawan atau pengunjung yang sepi….” Selanjutnya ketika peneliti bertanya terkait kendala apa saja yang dihadapi oleh para pedagang souvenir selama pandemi Covid-19, Bapak Tengku Hamsyah menuturkan bawah kendala yang dihadapi para pedagang souvenir di sini adalah karena berjualan souvenir rata-rata merupakan pendapatan utama serta sangat bergantung pada jumlah pengunjung maka pedagang souvenir tersebut merasa kesulitan untuk mendapatkan penghasilan selama pandemi Covid-19 terlebih lagi saat Istana Maimoonn ditutup untuk beberapa bulan lamanya pada tahun 2020. Pedagang souvenir juga tidak bisa menggaji dan mempertahankan karyawan atau pekerjannya.



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



64



Berikut merupakan hasil wawancara peneliti yang peneliti cantumkan dalam tulisan: “….. Selama Covid-19 ini banyak sekali kendala yang dihadapi para pedagang souvenir di sini karena pendapatan mereka sangat bergantung dengan jumlah wisatawan yang berkunjung. Selain itu juga sebagian keuntungan pendapatan hasil penjualan souvenir yang didapat juga diperuntukkan untuk mengembangkan dan pelestarian Istana Maimoon, jadi selama Taman Wisata Istana Maimoon ditutup maka mereka tidak memiliki pendapatan dari usahanya dan tentu juga tidak dapat menggaji pekerja atau karyawannya makanya tadi seperti bapak katakan sebelumnya bahwa adanya pengurangan pekerja atau karyawan di setiap toko souvenir dan hampir semua toko souvenir di sini yang memberhentikan beberapa pekerjanya…”



5.1.2 Informan Kunci 2 Nama



: Awalunsyah Al-Fajzri



Jenis Kelamin



: Laki-laki



Umur



: 23



Pendidikan Terakhir



: SMK



Pekerjaan



: Guide / Pemandu wisata



Agama



: Islam



Informan kunci kedua dalam penelitian ini adalah Awalunsyah Al-Fajri, bersuku Jawa, beragama Islam. A-Fajri saat ini berumur 23 tahun, pendidikan terakhirnya adalah SMK jurusan usaha perjalanan wisata. Al fajri merupakan guide di Istana Maimoon dan sudah berkerja selama 2 tahun. Menurut penuturan



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



65



Al fajri selaku guide di Istana Maimoon adanya pedagang souvenir di sini sangat memberikan impact positif kepada wisatawan, hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya pengunjung yang memanfaatkan jasa dari sewa baju adat Melayu untuk swafoto di dalam Istana Maimoon. Berikut merupakan hasil wawancara peneliti yang peneliti cantumkan dalam tulisan: “….Kalau yang saya lihat dan perhatikan selama bekerja di sini tentu adanya pedagang souvenir di Taman Wisata Istana Maimoon sangat diutungkan kak bagi pihak Istana Maimoon dan begitu juga sebaliknya, karena yang menjadikan orang-orang ingin membeli souvenir adalah bangunan Istana Maimoon itu sendiri misalnya kebanyakan pengunjung atau wisatawan di sini menyewa baju adat Melayu yang ditawarkan oleh pedagang souvenir untuk foto di Taman Wisata Istana Maimoon ini. Nah jadi antara bangunan Istana Maimoon dengan baju pakaian adat inilah yang membuat wisatawan tertarik berlibur di sini selain dari segi sejarahnya. Adanya pedagang souvenir di sini juga memberikan kontribusi untuk pelestarian dan perawatan Istana Maimoon melalui keuntungan yang mereka dapat karena dari pendapatan mereka nantinya juga ada biaya yang dialokasikan untuk Istana Maimoon…” Selanjutnya, Al Fajri menambahkan bagaimana kondisi pedagang souvenir sejak di terpa pandemi Covid-19. Ia menuturkan bahwa sejak Istana Maimoon tutup tidak ada lagi aktivitas jual beli souvenir, terlebih hal tersebut juga diperparah karena para pedagang souvenir tersebut tidak memanfaatkan penjualan



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



66



secara online di media sosial atau platform belanja online, jadi ketika toko fisik tutup maka mereka tidak memiliki sumber pendapatan sama sekali. Berikut merupakan hasil wawancara peneliti yang peneliti cantumkan dalam tulisan: “…. Sangat disayangkan memang kak melihat kondisi pedaganng souvenir selama pandemi Covid-19 ini, yaa.. kegiatannya bisa dikatakan mati total artinya benar-benar tidak bisa jualan di sini. Mungkin kalau pedagang lain di luar sana selama Covid-19 masih bisa tetap berjualan tapi kan kalau di sini mereka jualnya memang di dalam Istana Maimoonya jadi kalau Istana Maimoonya tutup mereka juga tidak bisa buka toko. Apalagi pedagang di sini ga ada yang jualan dari online jadi ya sangat bergantung sama jam bukanya Istana Maimoon kak…” Selanjutnya, ketika peneliti bertanya terkait apa saja yang menjadi kendala pedagang souvenir selama masa pandemi Covid-19, saudara Al fajri menambahkan bahwa pedagang souvenir kesulitan untuk menarik perhatian pelanggan untuk membeli dagangan mereka. Walaupun Istana Maimoon telah dibuka sejak era new normal namun hal tersebut tidak kembali berlaku menjadi normal bagi pedagang souvenir, pasalnya walaupun terdapat pengunjung dan wisatawan yang datang namun kebanyakan dari pengunjung tersebut tidak begitu ramai yang membeli souvenir karna rata-rata pengujung tersebut hanya masyarakat lokal atau Kota Medan saja sehingga hal tersebut tetap membuat omzet dari para pedagang souvenir sangat turun drastis.



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



67



Berikut merupakan hasil wawancara peneliti yang peneliti cantumkan dalam tulisan: “….Yang saya perhatikan kendala yang dihadapi oleh pedagang souvenir adalah omzetnya yang turun drastis kak dan setelah Istana Maimoon kita buka kembali pun masih tetap susah juga untuk menarik pengunjung buat membeli souvenirnya karena saya lihat sepi gitu yang mampir di toko para pedagang souvenir ini termasuk juga yang sewa-sewa baju pakaian adat, kalau sebelum pandemi Covid-19 sampai banyak yang mengantri buat nyewa dan foto, faktornya sih jelas karena sekarang pengunjung dari luar dan mancanegara lebih sedikit bahkan terlihat tidak ada lagi, lebih banyak masyarakat lokal atau sekitar kota Medan saja yang berkunjung kak… ” 5.1.3



Informan Utama I



Nama



: Handayani



Jenis Kelamin



: Perempuan



Umur



: 52



Pendidikan Terakhir



: S1



Pekerjaan



: Penjual Souveir



Agama



: Islam



Informan pertama yang peneliti wawancarai adalah Ibu Handayani atau di sapa Ibu Yani. Ibu Yani bersuku Minang beragama Islam dan berusia 52 tahun. Pendidikan terakhir Ibu Yani adalah S1. Ibu Yani menuturkan bahwa ia bersama suaminya yang merupakan keturunan Sultan Deli sudah tinggal di komplek Istana Maimoon selama 35 tahun yaitu dari awal menikah hingga saat ini.



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



68



Berikut merupakan hasil wawancara peneliti yang peneliti cantumkan dalam tulisan: “……Kalau Ibu sudah berjualan di sini selama 4 tahun dek jadi mulai dari tahun 2017 sampai sekarang, kebetulan suami Ibu yang keturunan Sultan Deli makanya kami tinggal di sini dan ibu juga bisa jualan souvenir di sini. Sebelum jadi pedagang souvenir pekerjaan ibu dulunya mengajar tapi karena sudah tua dan karna Ibu tinggal di Istana Maimoon jadinya Ibu memutuskan dan beralih untuk jualan souvenir di Taman Wisata Istana Maimoon aja karena dulu keuntungannya juga lumayan besar….” Selanjutnya, peneliti bertanya terkait bagaimana pendapatan Ibu Yani selaku pedagang souvenir sebelum dan sesudah adanya Covid-19 dan apakah pendapatan tersebut dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dari penurutan Ibu Yani mengatakan bahwa beliau mengalami penurunan bahkan penuruan tersebut mencapai 90%. Jika sebelum Covid-19 rata-rata pendapatan beliau dalam sehari bisa mencapai lebih dari sepuluh juta sedangkan saat ini hanya bekisar 100-200 ribu per hari. Berikut merupakan hasil wawancara peneliti yang peneliti cantumkan dalam tulisan: “….. Sebelum pandemi Covid-19 itu kita per hari biasanya bisa dapat 10 sampai 8 juta dek, belum lagi kalau ada acara-acara besar yang ngundang dan dihadiri pejabat atau orang penting itu omzetnya bisa dapat belasan juta. Tapi kalau sekarang sejak Covid-19 ini susah kali pendapatannya, seret lah istilahnya. Sampai siang ini aja Ibu baru bisa dapat hanya 100 ribu dan rata-



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



69



ratanya per hari 100-200 ribu. Maksimal sih Alhamdulillah pernah dapat satu juta itu juga udah lumayan sekali di masa pandemi seperti sekarang ini, jadi untuk pendapatanya menurunnya hampir 90% dek ….” Kemudian, ketika peneliti bertanya mengenai bagaimana strategi yang di lakukan Ibu Yani selama masa pandemi Covid-19 dalam mempertahakan keberlangsungan hidupnya dan eksistensi usahanya. Ibu Yani menuturkan bahwa beliau terpaksa harus memberhentikan pekerja atau karyawannya yang selama bertahan-tahun telah bekerja untuknya, adapun pekerja yang dikurangi yaitu sebanyak 6 pekerja dari awalnya 7 pekerja, artinya kini hanya ada satu pekerja yang bekerja untuk Ibu Yani. Keputusan tersebut dipilih oleh Ibu Yani melainkan karena pendapatan yang diperolehnya sangat menurun bahkan juga berpengaruh untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurutnya dengan mengurangi pekerja yang bekerja maka untuk uang pengeluran keluarga akan berkurang dan bisa lebih menghemat biaya pengeluaran untuk kebutuhan sehari-hari. Selanjutnya Ibu Yani menambahkan bahwa, selain mengurangi pekerja strategi yang ditempuh Ibu Yani dalam mempertahankan hidup dan usahanya juga dengan memanfaatkan hasil tabungan hidup yang beliau tabung selama 4-5 tahun terakhir, hal tersebut dilakukan untuk dapat memenuhi kebutuhannya sehari-hari, karena menurutnya lebih baik menggunakan tabungan tersebut dibandingkan dengan harus meminjam uang ke saudara atau bank. Ibu Yani juga telah lama mengenal budaya menabung untuk mempersipakan hal-hal yang tidak terguda di masa yang akan datang.



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



70



Dalam strategi bertahannya, selain melakukan pengurangan pekerja dan memanfaatkan tabungan yang beliau miliki, Ibu Yani juga mencoba untuk membuka usaha sampingan ketika Istana Maimoon ditutup beberapa bulan lamannya pada tahun 2020. Hal tersebut dilakukan Ibu Yani karena tidak memiliki pendapatan lain. Beliau menuturkan bahwa usaha souvenir ini dilakukan bersama suaminya, jadi saat usaha souvenirnya berhenti sampai waktu yang belum ditentukan maka Ibu Yani bersama suami juga sepakat memilih untuk membuka usaha depot air isi ulang. Berikut merupakan hasil wawancara peneliti yang peneliti cantumkan dalam tulisan: “….Karena pendapatan yang udah jauh berbeda, jadi Ibu terpaksa kurangin karyawan Ibu, tadinya Ibu punya tujuh orang karyawan atau pekerja yang kerja di sini tapi karena untuk saat ini susah dapat pendapatan masuk dan susah buat gaji mereka jadi dengan sangat terpaksa dan mau tidak mau ibu berhentikan karena untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari juga harus pinterpinter mengaturnya dek apalagi untuk memberikan gaji ke karyawan kan. Terus karena pendapatan dari jualan souvenir seret (berkurang) Ibu coba mutar otak cari cara gimana supaya tetap bisa punya pendapatan di luar ini, jadi Ibu bersama suami ibu coba buka usaha lain atau sampingan, terus ibu buka depot air isi ulang buat tambahan penghasilanlah karena memang waktu itu dari jualan souvenir ini ga bisa kita harapkan lagi. Tapi Alhamdulillah masa krisis kemarin ibu tidak ada melakukan pinjaman apapun. Tapi untuk kebutuhan sehari-hari terpaksa Ibu pakai uang tabungan



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



71



dari hasil nabung 4-5 tahun yang lalu, kita pakai sebagian buat makan sehari-hari dari pada harus berhutang atau buat pinjaman…” Selain dari strategi di atas, Ibu Yani kemudian memanfaatkan jaringan sosial yang ia miliki dengan menawarkan barang-barang usahanya untuk di sewakan pada teman-temannya dan juga kepada relasi yang beliau punya serta memberikan diskon sebagai marketingnya. Berikut merupakan hasil wawancara peneliti yang peneliti cantumkan dalam tulisan: “….Biasanya saya juga menawarkan di luar Istana Maimoon jadi misalkan ada acara pesta atau acara lainnya bajunya kita sewakan dengan memanfaatkan kenalan atau teman-temn yang ibu kenal ya dengan dikasih diskonlah biar pada tertarik, karena dari pada bajuya kita simpan saja di toko sampai berbulan-bulan jadi lebih baik coba kita tawarkan ke luar gitu dek Karena waktu itu setelah masa apasi istilahnya new normal ya kalo kalau kata pemerintah itu lumayan banyak orang-orang yang buat acara pesta jadi dari situ saya coba manfaatkan…” Selanjutnya, peneliti bertanya terkait apakah Ibu Yani melakukan penghematan seperti dalam hal pangan untuk mengurangi pengeluaran di masa pandemi Covid-19. Menurut beliau, Ia tidak melakukan penghematan atau pengurangan makan untuk sehari-hari, karena menurutnya pangan adalah salah satu kebutuhan yang utama jadi di masa pandemi atau tidak baliau tetap masak seperti biasa atau makan 3 kali sehari. Namun, hal lain yang dilakukan keluarga Ibu Yani adalah suaminya yang memutuskan untuk berhenti merekok selain



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



72



karena untuk mengurangi pengeluaran, hal tersebut juga dimanfaatkan untuk kesehatan suaminya yang semakin berumur. Berikut merupakan hasil wawancara peneliti yang peneliti cantumkan dalam tulisan: “…. Kalau untuk makan, Ibu tetap masak seperti biasa ya makan juga masih 3 kali sehari atau kalau laper ya makan jadi bisa lebih dari 3 kali, kan yang namanya makan udah jadi kebutuhan utama kita buat hidup, buat tumbuh dan buat tetap sehat jadi ga ada yang Ibu kurang-kurangin. Tapi mungkin salah satu hidup hemat di keluarga Ibu untuk sekarang itu, Alhamdulillah selama Covid-19 ini suami Ibu mau berhenti merokok jadi selain bisa ngirit pengeluaran baik juga buat kesehatan suami Ibu…” 5.1.4



Informan Utama II



Nama



: Sulaika



Jenis Kelamin



: Perempuan



Umur



: 44 Tahun



Pendidikan Terakhir



: SMA



Pekerjaan



: Penjual Souvenir



Agama



: Islam



Suku Bangsa



: Jawa



Informan utama kedua dalam penelitian ini adalah Ibu Sulaika. Ibu Sulaika bersuku Jawa beragama Islam, berumur 44 tahun dan memiliki 3 orang anak. Pada saat melakukan wawancara dengan Ibu Sulaika, setelah perkenalan dan menanyakan informasi personal kemudian peneliti bertanya mengenai sudah



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



73



berapa lama Ibu Sulaika berjualan souvenir di Taman Wisata Istana Mimoon. Ibu Sulaika menjelaskan beliau sudah berjualan sebagai pedagang souvenir selama 45 tahun, pendapatannya dari berjualan souvenir di Istana Maimoon menurutnya sangat membantunya dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarganya bahkan dari pendapatannya tersebut beliau bisa menabung. Berikut merupakan hasil wawancara peneliti yang peneliti cantumkan dalam tulisan: “…. Saya dek berjualan di Istana Maimoon sudah lima atau empat tahunan lah, Alhamdulillah selama berjualan di sini pendapatan saya dalam berjualan aneka souvenir khas Medan di Taman Wisata Istana Maimoon ini bisa untuk menghidupi keluarga dan kebutuhan sehari-hari bahkan dari pendapatan tersebut saya bisa menabung tapi ya itu dulu sebelum ada pandemi Covid-19 seperti sekarang ini….” Selanjutnya peneliti bertanya kepada Ibu Sulaika terkait bagaimana pendapatan atau penghasilan Ibu Sulaika sebelum dan sesudah adanya pandemi Covid-19. Ibu Sulaika menuturkan bahwa pendapatnya sangat berkurang bahkan beliau menceritakan bagaimana agar para pedagang souvenir di Istana Maimoon dapat saling membantu satu sama lain agar tetap memiliki pendapatan sehari-hari. Kemudian beliau mulai menjelaskan bagaimana sistem yang mereka gunakan untuk meratakan pendapatan antar sesama pedagang souvenir. Berdasarkan penjelasan beliau, Ibu Sulaika mengatakan bahwa mereka harus bergilir memberikan pelanggan atau pengunjung satu sama lain jadi tiaptiap pedagang nantinya akan memiliki sejumlah pengunjung yang sama, dengan



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



74



begitu tidak ada ketimpangan atau tidak ada pedagan souvenir yang tidak memiliki pendapatan sama sekali dalam sehari. Berikut merupakan hasil wawancara peneliti yang peneliti cantumkan dalam tulisan: “….Rata-rata sih pendapatan kita di sini semua sama-sama jauh berkurangnya, bahkan kita di sini antar sesama pedagang souvenir tuh pakai sistem bergilir dek, jadi misalkan saya dan yang sebelalah kanan toko saya udah dapat 5 pelanggan nah untuk pelanggan selanjutnya jika ada yang datang ke toko kita itu kita arahin ke toko sebelah kiri saya yang belum dapat pelanggan, seperti inilah cara kami selama pandemi Covid-19 ini agar pendapatannya bisa sama rata atau saling mendapat keuntungan, jadi kalau ditanya sebesar apa pengurngannya Covid-19 ya sama aja dengan pedagang souvenir yang lain di sini pasti sangat berpengaruh…” Selanjutnya peneliti bertanya terkait apa saja kendala yang dihadapi Ibu Sulaika saat bejualan di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini. kemudian Ibu Sulaika menjelaskan bahwa kendala yang sulit dihadapi yaitu tidak jauh berbeda dengan Ibu Yani, kendala yang paling dirasakan adalah turunnya omzet pendapatan dan sepinya pengunjung. Berikut merupakan hasil wawancara peneliti yang peneliti cantumkan dalam tulisan: “…Untuk kendalanya saat ini yang pasti adalah pendapatan kita menurun dek, kentungan omzetnya turun drastis dari sebelumnya, dulu sebelum pandemi Covid-19 sehari pendapatnya bisa dapat sampai jutaan kalau sekarang paling



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



75



dapat biasanya 50-300 ribu aja, ya kita pedagang souvenir di sini sama semua kayak gini juga jadi barang souvenirnya pun banyak yang belum laku terjual, kayak yang ini semua tuh barang dari tahun lalu 2020 sampai sekarang masih ada karena emang sepi kali dek yang beli..” Kemudian peneliti kembali bertanya yaitu mengenai strategi apa saja yang digunakan Ibu Sulaika dalam mempertahankan kebutuhan hidupnya sehari-hari dan usahanya di tengah krisis pandemi Covid-19. Ibu Sulaika menuturkan bahwa selain dari menggunakan sistem bergilir seperti di atas, startegi yang juga beliau terapkan adalah dengan menambahkan varian jenis produk yang dijual seperti misalnya menjual masker karena masker saat ini yang sering orang cari dan dibutuhkan. Selain itu, beliau juga mencoba membuka usaha lain yaitu membuka cathering. Hal tersebut dilakukan karena selain Ibu Sulaika suka memasak, pandapatan dari usaha cathering yang diperoleh juga membantu dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari Berikut merupakan hasil wawancara peneliti yang peneliti cantumkan dalam tulisan: “…..Saya sih strateginya untuk menjual produk lebih bervarian karena barang lama juga banyak yang belum terjual jadi hanya menambahkan beberapa jenis yang baru saja dan yang ringan jadi tidak terlalu berat modalnya, misalkan kalau dulu tidak ada yang menjual masker kain nah di sini saya coba jual walaupun bukan termasuk barang souvenir tapi ya itulah yang bisa ibu lakukan buat nambah pendapatan masuk, terus juga Ibu buat tempat hand sanitizer yang lucu-lucu, terus juga selama Istana Maimoon di tutup



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



76



beberapa bulan yang lalu sekitar 4 bulan lamanya saya coba usaha lain dengan buka usaha catheringan ya pokoknya saya kerjain apapun yang masih bisa saya lakukan di rumah untuk tetap terus memenuhi kebuthan keluarga sehari-hari…. “ Lebih lanjut, Ibu Sulaika menambahkan cara bertahan hidup yang beliau gunakana juga dengan menghemat biaya pengeluaran dengan tidak membeli baju lebaran seperti pada tahun-tahun sebelumnya serta mengurangi makan di luar bersama keluarga di mana hal tersebut sering dilakukan oleh keluarga Ibu Sulaika sebelum adanya pandemi Covid-19. Selain itu, dalam hal pendidikan Ibu Sulaika bersyukur bahwa anaknya mendapat beasiswa di kampusnya sehingga hal tersebut sangat membantu Ibu Sulaika mengurangi biaya pengeluaran keluarga. Berikut merupakan hasil wawancara peneliti yang peneliti cantumkan dalam tulisan: “….Dengan keadaan yang seperti ini pasti kita juga mulai mencoba hidup menghemat dek, mulai adaptasi lagi sama keadaan yang ada jadi Ibu bilang ke anak-anak 2 tahun ini kita ga beli baju lebaran ya karna juga pasti lebaran gabisa kemana-mana dikarenakan Covid, terus ya Ibu juga bilang sekarang gabisa lagi sering-sering makan diluar apalagi malah saat ini justru ibu yang usaha cathering jadi ya makan dirumah aja supaya bisa lebih mengemat atau mengurangi kebutuhan yang tidak terlalu penting untuk dipenuhi. Dan Alhamdulillah anak Ibu yang pertama juga dapat beasiswa di kampusnya jadi sangat ngebantu Ibu lah untuk kebutuhan pendidikan anak Ibu…”



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



77



5.1.5



Informan Utama III



Nama



: Nila



Jenis Kelamin



: Perempuan



Umur



: 35 tahun



Pendidikan Terakhir



: SMA



Pekerjaan



: Pedagang Souvenir



Agama



: Islam



Suku Bangsa



: Melayu



Informan utama ketiga dalam penelitian ini adalah Ibu muda bernama Ibu Nila. Diakui Ibu Nila bahwa beliau jualan souvenir di Istana Maimoon adalah melanjutkan usaha orang tua beliau sebelumnya. Menurutnya pendapatan yang diperoleh dari menjual souvenir di sini sangat menguntungkan yakni mencapai jutaan rupiah per hari apalagi jika ada hari tertentu seperti acara besar atau pada saat hari libur tiba, souvenir yang beliau jual juga sangat beragam dimulai dari barang-barang khas daerah seperti kain ulos, baju daerah, kain batik khas Samosir, gelang-gelang, peci khas Melayu, ukiran, kipas, gantungan kunci, cincin, kalung, alat musik tradisional Batak hingga penyedia sewa baju adat Melayu. Berikut merupakan hasil wawancara peneliti yang peneliti cantumkan dalam tulisan: “ ….Alhamdulillah selama saya berjualan souvenir di sini sehari keuntungannya bisa jutaan rupiah per hari, tapi itu sebelum adanya Covid-19 ya. Apalagi kalau sedang musim liburan banyak yang membeli souvenir di sini dek. Kalau sudah ramai begitu, penjualan baju atau kain bisa mencapai



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



78



seratus potong sehari ludes dibeli. Belum lagi penjualan souvenir lainnya sehari saya bisa memperoleh di atas dari lima juta. Souvenir yang saya jual juga beragam mulai dari kain ulos, baju daerah, kain batik khas Samosir, gelang-gelang, peci khas Melayu, ukiran, kipas, gantungan kunci, cincin, kalung, alat musik tradisional Batak bahkan miniatur rumah adat Batak Toba dan tentunya juga meyewakan sewa baju Adat Melayu yang tarifnya berisar antara Rp 80.000 sampai Rp 120.000…” Kemudian peneliti bertanya mengenai bagaimana perbedaan pendapatan selama menjadi pedagang souvenir sebelum dan sesudah adanya pandemi Covid19. Ibu Nila menuturkan bahwa pendapatannya sangat jauh berbeda, jika sebelum adanya pandemi Covid-19 beliau bisa memperoleh omzet hingga jutaan rupiah yakni 10 juta, sedangkan untuk saat ini dimulai sejak awal pandemi hingga sekarang hanya mendapat ratusan ribu atau sekitar 100 – 300 ribu rupiah per hari bahkan pada saat Kota Medan masuk ke dalam zona merah beliau sama sekali tidak memiliki pendapatan dari berjualan souvenir karena Istana Maimoon ditutup selama beberapa bulan. Berikut merupakan hasil wawancara peneliti yang peneliti cantumkan dalam tulisan: “…. Seperti yang udah saya katakan tadi yaaa kalau di hari normal saya bisa dapat hampir 10 juta bahkan lebih dan bisa berbeda-beda di hari libur dan hari biasa. Jika dibandingkan dengan keadaan yang sekarang beda kali dek, apalagi awal-awal pandemi kita terus tutup sampai waktu yang tidak ditentukan jadi lumayan dilema gimana kelanjutan usaha ini…”



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



79



Kemudian peneliti bertanya terkait bagaimana kendala yang dihadapi Ibu Nila selaku pedagang souvenir di Istana Maimoon selama pandemi Covid-19. Ibu Nila menjelaskan bahwa kendala yang beliau hadapi yaitu meskipun Istana Maimoon sebagai obyek wisata Kota Medan telah dibuka kembali namun ternyata sangat sulit untuk mendapatkan pelanggan karena wisatawan yang datang sangat sepi dari sebelumnya. Apalagi pengunjung yang datang rata-rata adalah masyarakat lokal yang tentu menurutnya akan kurang tertarik untuk membeli souveir karena biasanya yang sering membeli souveir dari usahanya tersebut adalah wisatawan dari domestik dan mancanegara. Berikut merupakan hasil wawancara peneliti yang peneliti cantumkan dalam tulisan: “Untuk kendala yang dihadapi saat ini menurut Ibu gimana agar bisa menarik dan membuat pengujung mau singgah dan beli souvenir kita karena pada saat di buka kembali pun pengunjung yang datang masih sedikit dan bisa kehitung ada berapa orang yang mau beli souvenir, terkadang ada juga yang udah datang ke toko kita tapi tidak jadi beli, cuma nanya-nanya dan lihat-lihat saja… dan memang rata-rata itu dari Medan juga jadi mungkin kurang tertarik untuk membeli souvenir…” Selanjutnya peneliti bertanya kepada informan tentang bagimana strategi bertahan hidup yang digunakan Ibu Nila sebagai pedagang souvenir dalam memenuhi kebutuhannya dan mempertahankan eksistensi usahanya di masa pandemi Covid-19 saat ini. Dari penuturan Ibu Nila, beliau menjelaskan bahwa strategi yang beliau gunakan pertama kali yaitu adalah dengan mengoptimalkan



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



80



kualitas pelayanan (service) penjualananya yang beliau berikan kepada pelanggan. Hal tersebut dilakukan agar dapat menarik dan membuat pelanggan terkesan hingga membeli dagangannya. Selain itu, Ibu Nila juga mencoba berjualan dimsum rumahan yang kemudian beliau tawarkan ke teman dan grupgrup whatsapnya. Berikut merupakan hasil wawancara peneliti yang peneliti cantumkan dalam tulisan: “…. Strateginya saya lakukan dengan memperbaiki kualitas pelayanan kepada pengunjung jadi benar-benar kita kasih pelayanan yang bagus dan ningkatin ilmu jualan lah itu yang penting jadi kita tingkatin service kita buat calon pembeli dan di luar dari ini jika pendapatannya kurang, Tapi sejak awal-awal toko ditutup saya beralih jadi jualan dimsum saya jualnya ditawarkan dari whatsapp aja ke temen ke grup-gruplah yang banyak emakemaknya dan Alhamdulillah juga keuntungannya bisa buat nambah uang belanja…” Selanjutnya, peneliti bertanya terkait apakah di keluarga Ibu Nila beliau melakukan penghematan tertentu untuk mengurangi pengeluaran serta apa yang dilakukan Ibu Nila jika dalam keadaan terdesak. Beliau menjelaskan bahwa cara hemat yang diterapkan dalam keluarganya yaitu dengan mengurangi jajan anak apalagi pada saat ini sekolah masih daring jadi beliau tidak memberikan uang jajan seperti dulu ketika sekolah tatap muka. Selain itu, diakuinya bahwa ketika tokonya ditutup dan kesibukanya sudah berkurang Ibu Nila memutuskan masak sendiri untuk berhemat dibandingkan sebelumnya beliau memilih cathering



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



81



karena kesibukan yang dimiliki untuk berjualan. Pada saat menghadapi keadaan mendesak beliau mengatakan bahwa memilih untuk menggadaikan emasnya ke penggadaian. Berikut merupakan hasil wawancara peneliti yang peneliti cantumkan dalam tulisan: “… Saya sih berhemat di uang jajan anak sekolah karena kan sampai saat ini sekolah anak-anak saya masih daring jadi yang dulunya sehari selalu dikasih duit buat jajan diluar ya sekarang tidak. Kalau pun saya berikanpastinya tidak sebanyak pada hari normal dek. Terus dulu tuh saya kalo masak jarang sekali, seringnya cathering karena udah terlalu sibuk ngurus jualan sovenir tapi karena toko tutup saya jadi bisa punya banyak waktu buat masak dan memang lebih hemat masak sendiri. Kalau di masa sulit yang mendesak tiba-tiba saya memilih untuk menggadaikan barang berharga yang saya punya biasanya sih emas untuk digadaikan ke pennggadaian dek ...” 5.1.6



Informan Tambahan I



Nama



: Riska Saftri



Jenis Kelamin



: Perempuan



Umur



: 20 tahun



Pendidikan Terakhir



: SMA



Pekerjaan



: Mahasiswa



Agama



: Islam



Informan tambahan dalam penelitian ini bernama Riska Safitri atau disapa Riska. Riska merupakan salah satu anggota keluarga informan utama II yaitu anak



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



82



dari Ibu Sulaika atau disapa Ibu Leka. Saat ini Riska merupakan salah satu mahasiswa di Perguruan Tinggi yang ada di Kota Medan. Pada saat melakukan wawancara dengan Riska, ia menjelaskan bahwa saat ini ia sedang menyelesaikan studi S1-nya di jurusan akuntansi dan masih melalui sistem daring karena pandemi Covid-19 yang belum berakhir hingga saat ini. Menurutnya adanya pandemi Covid-19 selain mengganggu aktivitas perkuliahan, hal lain yang juga paling dirasakan adalah usaha Ibunya sebagai pedagang Souvenir di Taman Wista Istana Maimoon yang ikut terdampak. Berikut merupakan hasil wawancara peneliti yang peneliti cantumkan dalam tulisan: “…Saat ini saya sedang kuliah kak di jurusan akuntansi di salah satu universitas di sini, karena masih dalam masa pandemi Covid-19 perkuliahan saya pun juga masih dilakukan secara daring. Sebenernya adanya Covid-19 ini selain berpengaruh terhadap perkuliahn saya yang juga saya rasakan berdampak pada pendapatan ibu saya sebagai pedagang souvenir” Kemudian Riska menjelaskan bahwa adanya Covid-19 membuat penurunan drastis pengunjung wisatawan yang ada di Istana Maimoon yang merupakan lokasi berjualan Ibunya yang sekaligus juga berdampak pada penuruan pendapatan penjualan. Hal tersebut yang menyebabkan perubahan kondisi keuangan di keluarganya. Sebagai seorang anak yang sudah memasuki usia 20 tahun, Riska tidak tinggal diam dengan keadaan yang dihadapi keluarganya saat ini, ia pun ikut ambil andil dalam menjalankan perannya sebagai



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



83



anak untuk membantu perekonomian keluarganya yang terdampak akibat Covid19. Berikut merupakan hasil wawancara peneliti yang peneliti cantumkan dalam tulisan: “…Dampaknya sih kak karena kan ada kebijakan dari pemerintah seperti PSBB, physical distancing, lockdown terus juga beberapa kali Istana Maimoon sempat ditutup, karena itu jadi jumlah pengunjung jadi menurun kali, karena sepi pengunjung yaa otomatis pendapatan juga jadi ikutan berkurang kak…” Selanjutnya peneliti bertanya terkait strategi apa yang juga dilakukan atau diupayakan Riska sebagai seorang anak dari pedagang souvenir untuk membantu keluarganya dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari atau dalam mempertahankan eksistensi usaha penjualan souvenir orang tuanya. Riska menjelaskan bahwa dengan keputusan sang Ibu yang memutuskan untuk mengurangi jumlah karyawan atau pekerjanya di mana dari enam karyawan atau pekerja hingga kini menjadi satu karyawan saja, lalu Riska berinisiatif bahwa dia juga dapat membantu untuk berjualan di toko souvenir milik orang tuanya yang ada di Taman Wisata Istana Maimoon agar lebih menghemat pengeluaran keuangan keluarga. Keputusan tersebut dilakukan Riska karena Ia memanfaatkan waktu yang dimiliki karena saat ini juga sedang kuliah secara daring jadi menurutnya memang kegiatan keduanya dapat dilakukan secara bersamaan di satu waktu. Berikut merupakan hasil wawancara peneliti yang peneliti cantumkan dalam tulisan:



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



84



“…Sebagai anak ya saya juga ikut membantu ibu saya kak di masa pandemi Covid gini, apalagi kan dengan penurunan pendapatan dari usaha Ibu saya tapi saya juga harus tetap membayar uang kuliah adik—adik kaulau saya memang Alhamdulillh mendapat beasiswa jadi yaa saya juga berinisiatif membantu Ibu untuk jualannya. Awalnya saya bilang ke Ibu karena kuliah saya daring jadi saya bisa memanfaatkan waktu saya untuk bantu Ibu berjualan di toko, karena yang saya tau akibat Covid-19 ini Ibu juga jadi mengurangi pekerjanya sekitar 6-5 pekerja, jadi yaa saya bilang ke Ibu mungkin kita juga bisa lebih hemat untuk biaya pengeluran keluarga kalau saya juga membantu jadi penjual karena kan memang kuliah saya juga masih daring…” Lebih lanjut Riska juga membantu Ibunya untuk menjualkan produkproduk souvenir dagangannya untuk dijual secara online dengan memanfaatkan platform media online yang ada seperti Shopee dan media sosial seperti Instagram dan facebook. Menurutnya Ibunya yang belum dapat menggunakan cara tersebut karena keterbatasan kemampuan yang dimiliki terhadap teknologi sehingga ia mengatakan hal tersebut perlu dilakukannya mengingat saat pandemi banyak orang-orang yang lebih beralih menggunakan belanja online. Berikut merupakan hasil wawancara peneliti yang peneliti cantumkan dalam tulisan: “…Selain itu juga saya coba jualin dagangan souvenir Ibu secara online kak, yang saya gunakan aplikasi shopee, instagram dan facebook sih kak karena tiga platform ini yang paling mudah dan banyak digunakan oleh orang-orang, apalagi karena waktu itu masih menerapkan PSBB jadi lebih banyak kan yang



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



85



belanja secara online jadi kenapa ga coba saya menfaatkan gitu kak karena memang Ibu saya belum pernah menjual dagangan souvenirnya secara online karena ga pakai sosial media seperti instaram dan shopee. Facebook sih ibu pakai tapi Ibu juga ga pernah belanja di market placenya” Dari hasil penjualannya secara online, Riska mengatakan bahwa walaupun yang melakukan orderan atau checkout tidak sebanyak saat jualan offline di masa normal namun hal tersebut dapat membantu penjualan offline di masa pandemi sekarang ini yang sangat sepi sekali. Berikut merupakan hasil wawancara peneliti yang peneliti cantumkan dalam tulisan: “…Untuk hasil penjualannya secara online bisa di bilang lumayan sih kak setidaknya yaa sehari tetap ada yang beli walaupun satu atau dua orderan karena kalau secara offlline tuh sehari juga sedikit sekali yang beli paling dapat cuma 100 ribu jadi yang saya lakukan ini lumayan bisa membantu jualan ibu untuk terus menghasilkan pendapatan di masa pandemi kak” 5.2 Observasi Observasi merupakan salah satu metode pengumpulan data dengan cara mengamati atau meninjau secara cermat dan langsung di lokasi penelitian untuk mengetahui kondisi yang terjadi atau membuktikan kebenaran dari sebuah penelitian yang sedang dilakukan. Secara umum, observasi adalah aktivitas untuk mengetahui sesuatu dari suatu fenomena. Aktivitas tersebut didasarkan pada pengetahuan dan gagasan yang bertujuan untuk mendapatkan infomasi dari fenomena yang sedang diteliti.



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



86



Dalam hal ini, peneliti akan menjelaskan hasil informasi dan temuan yang didapat pada saat penelitian di Taman Wisata Istana Maimoon. Observasi dilakukan pertama kali oleh peneliti pada tanggal 02 April 2021 Di Taman Wisata Istana Maimoon. Peneliti melakukan kunjungan pertama dengan salah satu guide yang ada di Taman Wisata Istana Maimoon untuk kemudian diarahkan kepada salah satu pihak pengelola dari Taman Wisata Istana Maimoon yaitu Bapak Tengku Hamsyah yang juga merupakan juru kunci sekaligus keturunan dari kerajaan Kesultanan Deli. Bapak Tengku Hamsyah selaku pengelola Istana Maimoon menyambut dengan baik dan ramah kepada peneliti dan memberikan segala informasi maupun data yang dibutuhkan peneliti secara lengkap. Selanjutnya peneliti bertemu dengan para pedagang souvenir yaitu Ibu Handayani, Ibu Sulaika dan Ibu Nila yang merupakan pelaku UMKM di sektor pariwisata di Taman Wisata Istana Maimoon dan Riska yang merupakan salah satu anggota keluarga Ibu Yani sebagai informan tambahan. Adapaun tujuan peneliti melakukan observasi adalah untuk mengetahui bagaimana strategi bertahan hidup yang dilakukan para pedagang souvenir selaku pelaku UMKM sektor pariwisata di masa pandemi Covid-19. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti di Taman Wisata Istana Maimoon pengunjung yang ada di Istana Miamoon sangat sepi dan sedikit pula yang berkunjug ke toko-toko pedagang souvenir yang mengalami penurunan hingga sekitar 70-80% sebagaimana hal tersebut juga yang membuat penurunan omzet pendapatan pedagang souvenir yakni hampir 90%. Selain itu, untuk setiap toko pedagang souvenir yang menjajakan produk souvenirnya terlihat juga hanya satu karyawan atau pekerja yang berada di toko tersebut, di mana pemandangan atau



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



87



kondisi tersebut sangat berbeda dibandingkan dengan sebelum adanya pandemi Covid-19. 5.3 Pembahasan Hasil Penelitian 5.3.1 Strategi Bertahan Hidup Pelaku UMKM Sektor Pariwiata di Masa Pandemi Covid-19 (Studi Kasus Pedagang Souvenir di Taman Wisata Istana Maimoon) Dalam menghadapi suatu kondisi tertentu, strategi bertahan hidup menjadi menarik untuk diteliti sebagai suatu pemahaman tentang bagaimana suatu rumah tangga mengelola dan memanfaatkan aset sumber daya dan modal yang dimiliki melalui kegiatan tertentu yang dipilih. Strategi bertahan hidup merupakan cara mempertahankan diri agar manusia tetap bisa melangsungkan hidupnya. Strategi bertahan hidup merupakan rencana tindakan atau kegiatan yang dilakukan agar dapat hidup dalam situasi dan kondisi apapun. Menurut Suharto (2009:29) mendefinisikan strategi bertahan hidup sebagai suatu kemampuan seseorang dalam menerapkan seperangkat cara untuk mengatasi berbagai permasalahan yang melingkupi kehidupannya, strategi penanganan masalah ini pada dasarnya merupakan kemampuan segenap anggota keluarga dalam mengelola aset yang dimilikinnya. Melalui strategi yang dilakukan oleh seseorang, maka hal tersebut bisa menambah penghasilan melalui pemanfaatan sumber-sumber yang lain ataupun dengan mengurangi kuantitas barang dan jasa yang digunakan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Istana Maimoon, maka dapat diketahui bahwa pedagang souvenir yang ada di Taman Wisata Istana Maimoon dalam menghadapi fenomena pandemi Covid-19 menggunakan tiga



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



88



strategi bertahan hidup untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Adapun strategi yang digunakan oleh pedagang souvenir di Istana Maimoon adalah strategi aktif, strategi pasif dan strategi jaringan. Kondisi tersebut relevan dengan yang dikemukakan oleh Suharto (2009:31) bahwa strategi bertahan hidup dalam mengatasi goncangan dan tekanan ekonomi dapat dilakukan dengan berbagai strategi. Strategi tersebut dibagi menjadi 3 yaitu startegi aktif, strategi pasif dan strategi jaringan. Berikut ini merupakan penjelasan dari masing-masing strategi bertahan hidup yang dipilih pedagang souvenir di Taman Wisata Istana Maimoon selama pandemi Covid-19. 5.3.1.1 Strategi Aktif Strategi bertahan hidup yang digunakan oleh pedagang souvenir di Taman Wisata Istana Maimoon dalam menghadapi sepinya pengunjung dan menurunnya omzet pendapatan akibat dari adanya pandemi Covid-19 salah satunya adalah dengan menggunakan strategi aktif. Hal tersebut dilakukan dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber daya yang dimiliki untuk dapat menambah penghasilan atau pendapatan agar kebutuhan keluarga tetap dapat terpenuhi di tengah-tengah masa pandemi Covid-19. Menurut Suharto (2009:31) strategi aktif merupakan strategi yang dilakukan dengan cara mengoptimalkan segala potensi keluarga misalnya melakukan aktivitasnya sendiri, memperpanjang jam kerja dan melakukan apapun demi menambah penghasilannya. Potensi tersebut biasanya digunakan untuk melakukan diversifikasi pekerjaan atau mencari penghasilan tambahan dengan melakukan berbagai pekerjaan sampingan. Pendapat lain mengatakan, Winarno (2016:21) bahwa salah satu strategi yang digunakan oleh rumah tangga untuk



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



89



mengatasi kesulitan ekonomi adalah dengan mengoptimalkan potensi keluarga dengan cara mendorong istri atau anak untuk mencari penghasilan. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti, diketahui bahwa bentuk dari strategi aktif yang dilakukan setiap informan utama pun berbeda-beda, tergantung dari kemampuan dan potensi yang dimiliki oleh tiap-tiap informan utama. Para pedagang souvenir di Istana Maimoon umumnya melakukan diversifikasi pekerjaan atau penghasilan tambahan dengan membuka usaha lain seperti membuka usaha depot air isi ulang, membuka usaha cathering, dan menjual dimsum rumahan. Informan utama dalam penelitian ini yaitu pedagang souveir mengoptimalkan segala potensi dan sumber daya yang ada di keluarga seperti mengikutsertakan anggota keluarga dalam menambah penghasilannya. Pada informan utama I, II dan III umumnya membuka usaha sampingan sebagai penghasilan tambahan selama masa pandemi Covid-19 berlangusug, alasan pedagang souvenir memilih untuk membuka usaha sampingan karena pada saat masa pandemi Covid-19 seperti saat ini tidak bisa mengandalkan hanya dari satu sumber pekerjaan saja, hal itu disebabkan oleh penghasilan sebagai penjual souvenir di masa pandemi yang rendah yakni rata-rata hanya mendapat 100 ribu per hari dan pendapatan tersebut juga tidak menentu karena pengunjung atau wisatawan yang menurun secara drastis di Istana Maimoon selama Covid-19. Informan utama I mengatakan bahwa selama pandemi Covid-19 untuk memenuhi kebutuhannya beliau menggunakan strategi aktif dengan cara membuka usaha air depot isi ulang. Usaha tersebut dilakukan dengan menggunakan tabungan yang beliau kumpulkan dari 4-5 tahun yang lalu. Beliau juga mengatakan bahwa pada awal-awal pandemi ketika Istana Maimoon ditutup



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



90



selama beberapa bulan lamanya tabungan tersebut juga digunakan untuk membeli kebutuhan pokok seperti untuk kebutuhan makan sehari-hari. Dari pengakuan informan utama I menurutnya dengan membuka usaha depot air isi ulang hal tersebut dapat menambah penghasilan keluarganya sebanyak 300-250 ribu per hari. Pada informan II, beliau mengatakan bahwa beliau juga membuka usaha sampingan yakni membuka cathering. Usaha cahtering dipilih informan II karena beliau memiliki keterampilan memasak dan juga memiliki relasi untuk dapat menawarkan cathering tersebut kepada teman atau tetangganya. Selain itu strategi aktif lain yang digunakan adalah informan II juga menambah variasi produk souvenir yang ia jual. Hal tersebut beliau memanfaatkan untuk menjual masker kain karena menurutnnya saat ini masker telah menajadi kebutuhan gaya hidup bagi masyarakat. Selain itu, dijelaskan juga bahwa produk souvenirnya yang ia jual seperti peci, kotak pensil, kain ulos, dan souvenir lainnya menurun permintannya karena tidak ada wisatawan yang berasal dari luar kota atau mancanegara sehingga yang memunginkan untuk dibeli oleh wisatawan domestik adalah masker kain. Pada Informan II salah satu anggota keluarganya yaitu anak beliau juga turut membantu dalam menambah penghasilan keluarga. Riska selaku anak dari informan II menyadari bahwa selama pandemi Covid-19 pendapatan Ibunya sebagai pedagang souvenir berkurang oleh sebab itu ia coba memanfaatkan untuk menjualnya secara online melalui media sosial dan e-commers seperti Instagram, Facebook dan Shopee. Menurutnya di masa pandemi sekarang ini orang-orang sangat terbatas untuk bisa berwisata dan sedikit yang ingin membeli secara offline



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



91



sehingga ia mencoba manfatkan untuk menjual secara online apalagi sejak masa pandemi Covid-19 terjadi penjualan secara online semakin meningkat. Di samping itu, selama ini ibunya juga memang belum pernah menjual secara online. Pendapatan dari mejual secara online pun diakuinya dapat memberikan penghasilan, setidaknya setiap hari ada pembeli yang membeli souvenir tersebut sehingga kini pendapatan tidak hanya dari toko offline tetapi juga secara online. Selain itu, Riska juga ikut menjaga toko yang berada di dalam Istana Maimoon untuk mengagantikan peran pekerja atau karyawan yang diberhentikan agar dapat menghemat pengeluaran karena tidak perlu menggaji pekerja. Informan utama III beliau mengatakan bahwa juga membuka usaha sampingan yaitu dimsum rumahan. Penjualan dimsum tersebut hanya dilakukan informan III dari rumah yakni dengan menawarkan melalui Whatsapp Selain itu, strategi lain yang juga dilakukan adalah dengan meningkatkan kualitas pelayanan (service) kepada pelanggan. Menurutnya hal tersebut dilakukan secara maksimal agar menarik pelanggan yang berkunjung ke Istana Maimoon misalnya dengan memberikan potongan harga atau diskon untuk minimum belanja tertentu, pelayanan yang baik dan ramah kepada pelanggan serta dengan menyediakan jasa bebas foto selama 15 menit untuk pelanggan yang ingin menyewa baju adat Melayu. Berdasarkan hasil analisis peneliti melalui wawancara yang dilakukan diketahui bahwa diversifikasi pekerjaan dengan membuka usaha sampingan, dipilih oleh infroman utama karena informan I, II dan III karena merasa sulit untuk mendapatkan pekerjaan lain diumurnya yang sudah tidak lagi muda apalagi



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



92



di masa pandemi sekarang ini semua aspek ikut terdampak pandemi sehinggga yang paling memungkinkan untuk dapat dilakukan adalah dengan membuka usaha sampingan yang bisa dilakukan di rumah, usaha tersebut juga dipilih oleh informan karena keterampilan tersebut yang mereka kuasai. Dalam memenuhi kebutuhan keluarga, biasanya anggota kelurga juga akan ikut membantu untuk mendapat penghasilan tambahan. Hal tersebut yang juga dilakukan oleh anak dari informan II. Riska selaku anggota keluarga (anak) informan yang ikut membantu dalam memperoleh penghasilan dengan menjualkan souvenir ibunya di media sosial dan e-commers. Selain itu, Riska juga ikut menjaga toko yang berada di dalam Istana Maimoon untuk mengagantikan peran pekerja atau karyawan yang diberhentikan agar dapat menghemat pengeluaran karena tidak perlu menggaji pekerja. Tindakan atau kegiatan yang dipilih informan pun disesuaikan dengan kemampuan setiap informan oleh karenanya strategi yang dilakukan informan utama berbeda-beda. Namun pilihan membuka usaha sampingan selain karena telah memiliki jiwa berdagang setelah lama menjadi pedagang souvenir, hal tersebut juga karena di masa pandemi Covid-19 sangat sulit mencari pekerjaan bahkan banyak dari masyarakat yang di PHK dari pekerjaannya sehingga alternatif lain yang bisa dilakukan adalah dengan mencari penghasilan lain melalui membuka usaha di luar dari menjadi pedagang souvenir. Hal di atas relevan dengan pendapat Susilawati (2003:52) yang menyatakan bahwa untuk dapat peningkatan taraf hidup maka dapat dilakukan dengan menambahkan jenis pekerjaan dan merubah pola mata pencaharian sebagaimana yang dilakukan oleh pedagang souvenir yang ada di Istana



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



93



Maimoon. Selain itu, Suharno (2003:31) dalam Irwan (2015:187) menyatakan bahwa strategi aktif merupakan strategi yang mengoptimalkan segala potensi kelurga. Hal tersebut juga relevan dengan yang dilakukan Riska selaku anak informan II yang juga ikut menjadi pekerja di usaha orang tuanya dan membantu mejualkan usaha souvenir orang tuanya secara online melalui media sosial atau ecommers. Demikian merupakan cara-cara atau strategi-stategi aktif yang dilakukan ketiga pedagang souvenir yang diteliti. Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa strategi aktif adalah startegi bertahan hidup yang dilakukan dengan cara memanfaatkan segala potensi dan sumber daya yang dimiliki oleh individu dan anggota keluarga sebagaimana yang dilakukan oleh informan utama atau pedagang souvenir yaitu dengan membuka usaha sampingan seperti depot air isi ulang, cathering dan dimsum rumahan, mengoptimalkan kualitas layanan (service), memvariasikan produk yang dijual serta memanfaatkan tabungan yang dimiliki untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. 5.3.1.2 Stretagi Pasif Strategi pasif adalah strategi bertahan hidup yang dilakukan pedagang souvenir dengan menerapkan pola hidup hemat. Strategi pasif dapat dilakukan dengan mengurangi pengeluaran keluarga seperti pengeluaran biaya untuk sandang, pangan, transportasi, pendidikan dan kebutuhan sehari-hari. Dalam hal ini, pedagang souvenir mempertahankan hidup di masa pandemi Covid-19 dengan cara menerapkan pola hidup berhemat yaitu dengan menghemat pengeluaran keluarga.



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



94



Menurut Kusnadi (2000:8) strategi pasif adalah strategi dengan meminimalisir pengeluaran uang dengan memprioritaskan kebutuhan pokok sehari-hari daripada kebutuhan lainnya. Lebih lanjut, Suharto (2009:31) menambahkan strategi pasif sebagai startegi bertahan hidup dengan cara mengurangi pengeluaran keluarga (misalnya biaya untuk sandang, pangan, pendidikan, transportasi dan sebagainya). Dari teori tersebut diketahui bahwa pedagang souvenir juga menerapkan beberapa pola hidup hemat untuk pengeluaran keluarga. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan kunci diketahui bahwa bentuk sikap hemat pedagang souvenir yang umumnnya dilakukan adalah dengan mengurangi pekerja atau karyawannya sebanyak 5 sampai 6 pekerja. Mengurangi pekerja dilakukan sejak Istana Maimoon ditutup selama beberapa bulan pada tahun 2020 dan oleh sebab itu pedagang souvenir tidak mungkin untuk mempertahakan pekerja atau karyawannya karena pendapatan juga tidak ada, sehingga dengan memberhentikan para pekerja maka pedagang souvenir tidak perlu membayarkan gaji pekerja di masa pandemi Covid-19. Pada informan utama I, beliau mengatakan bahwa selain menguragi jumlah karyawan atau pekerjanya bentuk hidup hemat yang dilakukan keluarganya adalah keputusan suami informan yang memilih untuk berhenti merokok. Berhenti merokok dilakukan oleh suami informan I karena selain pendapatan keluarga yang semakin berkurang, Infoman I menjelaskan bahwa suami beliau juga memang ingin berhenti untuk merokok karena kesadaran kesehatan dan umur yang tidak lagi muda sehingga hal tersebut dapat dimanfaatkan oleh informan I agar dapat membeli kebutuhan belanja dapur.



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



95



Dalam hal pangan informan I menambahkan sikap hidup hemat yang diterapkannya tidak berpengaruh terhadap jumlah pola makan keluarganya karena hal tersebut merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi jadi pada keluarga infoman I tetap melakukan makan sebanyak 3x sehari atau lebih. Selanjutnya, pada informan utama II mengatakan bahwa dalam hal pangan beliau juga tidak merubah pola jumlah makan dikeluarganya, tetapi beliau berhemat dengan cara tidak lagi membeli makanan dari luar namun beralih untuk memasak sendiri. Diakunya bahwa meskipun dulunya beliau jarang memasak karena terlalu sibuk dan tidak memiliki waktu namun saat ini ketika toko semakin sepi dan pembeli juga berkurang maka beliau memiliki waktu untuk memasak sendiri agar lebih berhemat bahkan beliau juga memutuskan untuk membuka usaha cathering kerena memiliki keterampilan memasak. Informan II juga menambahkan bahwa pola hidup hemat yang dterapkanya adalah dengan tidak membeli baju baru di hari lebaran. Menurut informan utama II saat ini membeli baju lebaran menjadi pertimbangan yang perlu diperhitungkan padahal hal tersebut yang selalu dilakukan keluarganya setiap tahun, namun mengingat saat masa pandemi seperti sekarang ini kegiatan silaturrahmi dan mudik pun sangat dibatasi oleh pemerintah untuk dilakukan sehingga baju lebaran pun menjadi tidak begitu penting untuk diprioritaskan bagi keluarga informan II. Pada informan utama III, mengatakan bahwa pola hidup hemat yang diterapkan adalah dengan mengurangi jajan anak sekolah, menghemat biaya transportasi saat sekolah daring serta dengan tidak lagi menggunakan jasa cathering melainkan memilih masak sendiri. Kebijakan dari sekolah yang



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



96



dilakukan secara daring selain dapat menghemat biaya transportasi juga dapat menghemat biaya jajan anak sekolah, hal itu yang dimanfaatkan oleh informan III yang mengurangi jajan untuk anaknya yang masih sekolah secara daring sehingga untuk pengeluaran keluarga juga dapat lebih berhemat. Berdasarkan hasil analisis peneliti melalui penelitian yang dilakukan diketahui bahwa dalam hal pangan, informan I, II dan III masih menerapkan pola makan sebanyak tiga kali dalam sehari dan tidak mengganti lauk pauk karena hal tersebut merupakan kebutuhan pokok yang tetap harus dipenuhi, akan tetapi penghematan dalam hal pangan yang dilakukan oleh informan adalah dengan merubah life style (gaya hidup) guna mengurangi biaya pengeluaran seperti mengurangi makan diluar, tidak lagi menggunakan jasa cathering dan lebih memilih untuk masak sendiri dibandingkan dengan sebelumnya membeli catering. Selain itu, dari ketiga informan yaitu informan I, II dan III juga mengurangi para pekerja-karyawannya sebanyak 6-7 pekerja untuk meminimalir pengeluaran. 5.3.1.3 Stretagi Jaringan Dalam teori Copying strategis (strategi bertahan hidup) yang dikemukakan oleh Suharto (2009:31) mengatakan bahwa strategi jaringan merupakan strategi bertahan hidup yang dilakukan dengan cara menjalin relasi, baik formal maupun dengan lingkungan sosialnya dan lingkungan kelembagaan (misalnya meminjam uang kepada tetangga, mengutang di warung atau toko, memanfaatkan program kemiskinan, meminjam uang ke rentenir atau bank dan sebagainya). Selanjutnya, Kusnadi (2000:146) menyatakan bahwa strategi jarigan terjadi akibat adanya



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



97



interaksi sosial yang terjadi dalam masyarakat, jaringan sosial dapat membantu ketika membutuhkan uang secara mendesak. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan diketahui bahwa pedagang souvenir dalam menghadapai keadaan krisis pandemi Covid-19 juga menerapkan strategi jaringan. Pemanfaatan jaringan ini terlihat jelas ketika terjadi permasalahan ekonomi seperti menurunnya pendapatan dan sulitnya memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Pedagang souvenir tersebut memanfaatkan relasi untuk memecahkan solusi dari masalah keuangan keluarga apalagi jika permasalahn atau kebutuhan tersebut sangat mendesak. Pada Informan utama I mengatakan bahwa bentuk strategi jaringan yang digunakan yaitu salah satunya dengan memanfaatkan hubungan relasi yang baik guna menawarkan pada teman maupun tetangga untuk menyewakan barang atau produk souvenir untuk dijual di luar dari Istana Maimoon agar tetap dapat memiliki pelanggan. Opsi tersebut dilakukan oleh informan I pada saat Istana Maimoon yang ditutup hingga waktu yang tidak dapat ditentukan. Diambang ketidakpastian tersebut membuat informan I untuk menawarkan souvenrnirnya kepada relasi yang ia miliki walaupun tidak banyak namun dari usaha strateginya tersebut dapat membuahkan hasil di mana terdapat beberapa kerabat atau temannya yang menggunakan souvenirnya untuk disewa jika ada acara, apalagi pada saat era new normal dikatakan bahwa sudah banyak masyarakat yang mengadakan pesta dan acara sehingga kerabat atau teman informan ada yang menyewa souvenir dan baju adat dari tokonnya yang mana hal tersebut dapat menambah penghasilan keluarga informan I.



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



98



Pada informan utama II mengatakan bahwa strategi jarigan yang digunakan yaitu dengan memanfaatkaan program beasiswa anak untuk biaya pendidikan sehingga tidak perlu membayar uang SPP kuliah. Diakui informan II bahwa adanya beasiswa tersebut sangat membantu informan II dalam memenuhi kebutuhan pendidikan anak di masa pandemi Covid-19 karena selain pangan dan sandang, biaya pendidikan anak juga termasuk salah satu pengeluaran yang perlu dipertimbangkan untuk keperluan keluarga sehingga dengan adanya beasiswa anak yang didapat hal tersebut sangat membantu dan dapat mengurangi biaya keperluan keluarga. Selajutnya, pada informan utama III mengatakan bahwa ketika dalam keadaan yang terdesak strategi jaringan yang dilakukan setelah berbulan-bulan melewati sulitnya masa pandemi Covid-19 adalah dengan menggadaikan barang berharga yang dimiliki seperti emas ke penggadaian. Langkah tersebut pun dipilih sebagai alternatif pilihan terakhir jika memang terdapat kebutuhan atau keperluan yang benar-benar sangat mendesak seperti untuk kebutuhan sekolah anak. Informan III mengatakan bahwa beliau belum dapat menabung secara optimal karena kebutuhan hidup yang tinggi sehingga ketika dalam keadaan terdesak ia memilih untuk menggadaikan emas ke penggadaian. Berdasarkan hasil analisis peneliti melalui peneitian yang dilakukan diketahui bahwa pedagang souvenir di taman wisata Istana Maimoon telah menerapkan beberapa kegiatan dari strategi jaringan seperti menjalin relasi dengan lingkungan sosialnya seperti dengan memanfaatkan relasi tersebut untuk menawarkan menjual dan menyewa souvenirnya secara personal kemudian informan



juga



memanfaatkan



lingkungan



kelembagaan



seperti



dengan



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



99



menggadaikan emas ke penggadaian. Hal lain yang juga relevan dengan pendapat Suharto adalah memanfaatkan program yang ada seperti beasiswa yang di dapat anaknya untuk dapat memenuhi kebutuhan pendidikan anak. 5.3.2 Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Pelaku UMKM Sektor Pariwiata di Masa Pandemi Covid-19 (Studi Kasus Pedagang Souvenir di Taman Wisata Istana Maimoon) Menurut web (covid19.go.id) Indonesia sudah terkonfirmasi wabah Covid19, dengan adanya kebijakan pemeritah untuk tidak keluar rumah tentu saja sangat berpengaruh terhadap banyak hal, termasuk salah satunya UMKM (Hardilawati, 2020). Tingkat penyebaran Covid-19 berpotensi terdampak secara langsung terhadap ekonomi termasuk juga Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Dampak dari Covid-19 terhadap UMKM rata-rata mengelami penurunan omset yang lumayan besar. Hal ini terjadi karena berkurangnya aktivitas masyarakat di luar rumah, berkurangnya kepercayaan masyarakat, serta sulitnya memperolah bahan baku. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan kunci diketahui bahwa dampak pandemi Covid-19 yang dirasakan oleh pedagang souvenir yang ada di Taman Wisata Istana Maimoon pedagang souvenir banyak kehilangan pelanggan atau pengunjungnya tidak hanya dari wisatawan lokal dan domesti saja melainkan juga dari wisatawan manca negara di mana dalam hal ini wisatawan tersebut paling banyak menguntungkan pedagang souvenir. Selain itu juga, akibat dari beberapa peraturan dan kebijakan pemerintah seperti PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), lockdown dan anjuran stay at home membuat tidak ada lagi acara penting atau cara besar yang diselenggarakan di Istana Maimoon di mana hal ini juga yang membuat pedagang souvenir



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



100



mengalami penuruan pendapatan sehingga menurut informan kunci dampak yang paling dirasakan oleh pedagang souvenir adalah menurunnya jumlah wisatawan atau pengujung yang juga menyebabkan penurunan omzet penjualan. Pada informan I, dampak pandemi Covid-19 yang dirasakan adalah menurunnya pendapatan, menurunnya penjualan, pengunjung yang sepi serta berkurangnya pekerja atau karyawan. Informan I mengatakan bahwa pandemi Covid-19 menyebabkan ditutupnya Istana Maimoon sehingga pada saat Istana Mimoon ditutup beliau sebagai pedagang souvenir tidak dapat melaksanakan aktivitasnya untuk berjualan selama berbulan-bulan. Hal tersebut juga membuat penurunan terhadap jumlah pengunjung sehingga berdampak pada menurunya pendapatan. Informan I juga menambahkan bahwa pendapatannya yang bekurang adalah sebesar 90% di mana pada awal sebelum terjadinya pandemi Covid-19 informan I memiliki pendapatan sebanyak Rp 8.000.000 - Rp 10.000.000 juta per hari dan belum termasuk di antaranya acara besar dan hari libur panjang tiba. Sedangkan sejak masuknya Covid-19 ke Indonesia pendapatan yang diperoleh informan I hanya sebesar Rp 100.000 - 200.000 per hari. Dengan pendapatan yang berkurang tesebut membuat informan 1 mengurangi atau memberhentikan beberapa karyawannya. Jika sebelumnya beliau mememiliki tujuh pekerja atau karyawan, di masa sulit pandemi Covid-19 sekarang ini informan I memberhentikan pekerjanya sebanyak enam pekerja, sehingga saat ini hanya memiliki 1 pekerja saja. Dampak pandemi Covid-19 yang dirasakan oleh informan II sama halnya dengan informa I yaitu menurunnya hasil pendapatan. Informan II menyatakan



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



101



bahwa pendapatannya yang didapat sejak era new normal hanya sebesar Rp 50.000



- Rp 300.000 per hari dari sebelumnya memperoleh sebesar jutaan



rupiah. Selain itu, dampak lain yang dirasakan informan II adalah terjadinya penimbunan barang-barang souvenir akibat dari banyaknya barang yang tidak laku terjual implikasi dari sepinya pengunjung yang berkunjung ke Istana Maimoon. Aspek lain yang terdampak adalah pengurangan kebutuhan lain diluar kebutuhan sandang seperti membatasi keluarga informan II dalam membeli baju lebaran. Pada informan III dampak pandemi Covid-19 yang dirasakan yaitu sama hal nya dengan informan I di mana informan III juga mengurangi jumlah pekerja atau karyawannya sebanyak 5-6 pekerja. Hal tersebut juga dilakukan karena memiliki pendapatan yang rendah selama pandemi Covid-19. Dampak lain yang dirasakan oleh informan III adalah kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup terutama pada aspek pendidikan anak. Informan III mengatakan bahwa selama pandemi Covid-19 sulitnya memenuhi kebutuhan pendidikan anak sehingga yang dilakukan oleh Informan III yaitu dengan mengurangi jajan anak serta memanfaatkan program beasiswa anak. Berdasarkan hasil analisis peneliti melalui penelitian yang dilakukan diketahui bahwa informan I, II dan III rata-rata memiliki dampak pandemi Covid19 yang sama yakni menurunnya pengunjung atau wisatwan yang datang ke Istana Maimoon, sehingga karna hal tersebut diketahaui bahwa pedagang souvenir atau informan utama menggunakan cara sistem pelanggan bergilir dari satu toko ke toko yang lain agar mereka memiliki pendapatan yang sama antar pedagang



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



102



seouvenir hal itu juga yang dilakukan sesama antar pedagang souvenir agar tetap memiliki pendapatan di tengah-tengah pandemi Covid-19. Demikian merupakan beberapa dampak pandemi Covid-19 yang dirasakan oleh informan utama penelitian yaitu pedagang souvenir yang ada di Taman Wisata Istana Maimoon. Secara umum rata-rata dampak yang paling dirasakan oleh pedagang souvenir adalah menurunnya pendapatan, berkurangnya pegunjung dan memberhentikan pekerja atau karyawannya. 5.4 Keterbatasan Penelitian 1. Dalam melakukan wawancara, informan kurang terbuka dengan jawaban yang diberikan kepada peneliti dan terkadang tidak memberikan informasi yang diharapkan penelitian. 2. Kesibukan informan utama untuk menarik pelanggan sehingga peneliti memliki kesulitan untuk melakukan wawancara. 3. Karena wawancara dilakukan selama jam buka toko atau selama pedagang souvenir berjualan, sehingga perlu waktu yang lama untuk mendapatkan data dan informasi di lapangan yang lebih dalam.



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Pada awal sebelum adanya pandemi Covid-19, pedagang souvenir di Taman Wisata Istana Maimoon memiliki pendapatan berkisar antara 10 sampai 5 juta per hari. Namun, sejak pandemi Covid-19 masuk ke Indonesia pada bulan Maret tahun 2020 yang terus menyebar ke berbagai kota di Indonesia termasuk Kota Medan, mengharuskan Istana Maimoon juga ikut terdampak dari penutupan lokasi wisata demi menghentikan penularan virus yang lebih luas. Penutupan lokasi wisata Istana Maimoon memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap pelaku UMKM di sektor pariwisata salah satunya pedagang souvenir. Dengan realitas yang ada, pedagang souvenir di Taman Wisata Istana Maimoon diharuskan menerapkan beberapa strategi hidup bertahannya. Hal tersebut dilakukan bertujuan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari di masa pandemi Covid-19. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan oleh peneliti tentang Strategi Bertahan Hidup Pelaku UMKM Sektor Pariwisata di Masa Pandemi Covid-19 (Studi Kasus Pedagang Souvenir di Taman Wisata Istana Maimoon), para pedagang souvenir di Taman Wisata Istana Maimoon menggunakan tiga strategi bertahan hidup dalam mengadapi kondisi sulit di masa pandemi Covid-19 yaitu dengan strategi aktif, strategi pasif dan strategi jaringan. Berikut merupakan startegi bertahan hidup yang digunakan oleh pedagang souvenir untuk memenuhi kebutuhan hidupnya di masa pandemi Covid-19:



100 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



101



1. Strategi aktif Strategi aktif yang dapat dilihat dari pedagang souvenir di Istana Maimon dalam mempertahankan hidupnya selama masa pandemi Covid-19 yaitu dengan diversifikasi pekerjaan atau menambah jenis usaha sampingan di luar dari menjual souvenir, usaha tersebut pun dilakukan berbeda-beda oleh setiap pedagang souvenir, ada yang mulai dengan mencari usaha sampingan yaitu membuka usaha depot air isi ulang, membuka usaha cathering, menjual dimsum rumahan. Selain itu pedagang souvenir juga mengoptimalkan pada barang yang dijual agar lebih bervariasi seperti menjual masker kain, memaksimalkan dan meningkatkan kualitas service atau pelayanaya kepada pelanggan agar nyaman dan tertarik membeli serta memanfaatkan tabungan yang dimiliki selama 4-5 tahun untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan sebagai modal usaha. Selain itu, terdapat juga anggota keluarga (istri/suami/anak) informan utama yang turut ikut serta aktif dalam menambah penghasilan keluarga. 2. Strategi Pasif Pedagang souvenir di Taman Wisata Istana Maimoon menerapkan startegi pasif dengan cara hidup hemat. Hal tersebut dilakukan dengan berbagai cara yaitu dengan mengurangi karyawan dan pekerjanya guna meminimalisir biaya pengeluaran rumah tangga, terdapat anggota keluarga mulai berhenti untuk merokok, tidak membeli baju baru saat lebaran, mengurangi bahkan berhenti melakukan kebiasaann makan di luar, mengurangi jajan dan biaya transportasi anak selama sekolah daring, serta



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



102



memutuskan untuk berhenti menggunakan jasa cathering dan mulai masak sendiri untuk menghemat biaya pengeluaran. 3. Stategi jaringan Strategi jaringan yang dilakukan pedagang souvenir di Istana Maimoon pada masa Covid-19 yaitu dengan memanfaatkan jaringan sosial seperti memanfaatkan kenalan dan relasi untuk menyewakan barang souvenir seperti baju adat di luar dari Istana Maimoon, memanfaatkan program beasiswa anak untuk pendidikan, dan menggadaikan barang berharga seperti emas ke penggadaian untuk keperluan yang mendesak.



6.2 Saran Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka ada beberapa saran dari penulisan skripsi ini. Adapun saran dalam skripsi ni dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Pedagang Souvenir, agar dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan usaha di masa pandemi Covid-19 maupun di masa yang akan datang melalui startegi bertahan hidup. 2. Pemerintah yang berwenang, diharapkan dapat memberikan edukasi dalam bentuk pelatihan-pelatihan dan pendampingan yang mendukung penjualan dan pemsaran berbasis online (digital marketing) dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang berlaku kepada para pedagang souvenir di masa pandemi Covid-19.



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



103



3. Peneliti, berikutnya dapat memperluas penelitian dan melihat bagaimana strategi bertahan yang sudah dirumusan terhadap para pelaku pedagang souvenir.



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



104



Daftar Pustaka



Bagoes, I. M. (2004). Filsafat Penelitian & Metode Pennelitian Sosial. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Bank Indonesia. (2015). Profil Bisnis Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). tidak diterbitkan. Fahrudin, Adi. (2012). Pengantar Kesejahteraan Sosial. Bandung: PT Refika Aditama Febina, Putri. (2008). Membuat Aneka Souvenir Pernikahan. Jakarata: Tim Dapur De Media. Fennel, D. A. (1999). Ecotourism Policy and Planning. London: CABI Publishing. Hamid, Edy Suandi. (2005). Ekonomi Indonesia dari Sentralisasi ke Desentralisasi. Yogyakarta: UII Pres Yogyakarta. Hasan, M. I. (2002). Pokok-Pokok Metodelogi Penelitian dan Aplikasi. Bogor; Ghalia. Hasim, Frida. (2009). Hukum Dagang. Jakarta: Sinar Grafika. Hornby, Prof. Hunziker & Kraft (1942). Pengertian Wisata. Jakarta: PT Gramedia. Isdarmanto. (2017). Dasar-Dasar Kepariwisataann dan Pengelolaan ODTW Pariwisata. Yogyakarta: Gerbang Media Aksara. Marpang, H. (2002). Pengetahuan Kepariwisatan. Bandung: Alfabeta



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



105



Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor HK10,07/MENKES/382/2020. Tidak diterbitkan. Murphy, P.E. (1985). Tourism A Community Approach. New Work: Metheun. Moeleong, L. J. (2000). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Muljadi, A. J. (2009). Kepariwisataan dan Perjalanan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Natsir, M. (2013). Metode Penelitian Cetakan ke-5. Jakarta: Ghalia Indonesia. Kodhyat, H. (1998). Sejarah Pariwisata dan Perkembangannya di Indonesea. Jakarta: Grasindo. Kritantono, R (2006). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Perdana Media Grup Kusnadi. (2000). Nelayan Adaptasi dan Jaringan Sosial. Bandung: Humaniora Utama Press Rukminto, Adi Isbandi. (2005). Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerja Sosial. Jakarta: FISIP UI Press Setia, R. (2005). Gali Tutup Lubang Itu Biasa Strategi Buruh Menganggulangi Persoalan Dari Waktu Ke Waktu. Bandung: Yayasan Akatiga. Siagian, Matias. (2011). Metode Penelitian Sosial - Pedoman Praktis Penelitian Bidang Ilmu - Ilmu Sosial dan Kesehatan. Medan: Grasindo Monoratama. Silalahi, Ulber. (2009). Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama. Spillane J.J, (1987). Pariwisata Indonesia Sejarah dan Prospeknya. Yogyakarta: Kanisius. Sugiyono. (2007). Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. ________. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



106



Suharto, E. (2009). Kemiskinan dan Perlindungan Sosial di Indonesia. Bandung: Alfabeta. _________. (2014). Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerja Sosial. Bandung: Refika Aditama. Sujatmiko, Eko. (2014). Kamus IPS. Surakarta: Aksara Sinergi Media. Suyanto, Bagong & Sutinah, (2005). Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan. Jakarta: Prenadamedia Grup. _______, dan Sutinah. (2008). Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Syaukani, HR. (2013). Pesona Pariwisata Indonesia. Jakarta: Nusantara Madani. Tanjung, M. A. (2018). Koperasi dan UMKM sebagai Fondasi Perekonomian Indonesia. Jakarta: Erlangga. The Collins Cobuild Dictionary (2009) Yustika, Ahmad Erani. (2012). Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia, Beberapa Isu Penting. Jakarta: LP3ES. W. J. S. Poerwadarminta. (2009). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Undang-undang Undang-undang Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Udang-Undang



Republik



Indonesia



Nomor



10



Tahun



2009



tentang



Kepariwisataan.



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



107



Undang-Undang Nomor 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial Sumber Jurnal Doremalen, Van N, Bushmaker T, Morris DH, Holbrook MG, Gamble A, Williamson BN, et, al. (2020). Aerosol and Surface Stability of SARSCoV2 as Compared with SARS-CoV-1. The New Englend Journal of Medicine. Massachussetts Medical Society. Hardilawati, W. L. (2020). Strategi Bartahan UMKM di Tengah Pandemi Covid19. Jurnal Akuntansi & Ekonomika, Vol. 10(1). Harnida W. Adda, Pricylia hintya Dewi Buntungan, Armawati Sondeng. (2020). Strategi Mempertahankan UMKM Selama Pandemi Covid-19 di Kecamatan Bungku Tengah Kabupaten Morowali. Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat. 4 (4). 390-396. Irwan. (2015). Strategi Bertahan Hidup Perempuan Penjual Buah-Buahan (Studi Perempuan di Pasar Raya Padang Kecamatan Padang Barat Kota Padang Provinsi Sumatera Utara). Humanus. 14(2). 183-195. Khofifah, N. I. (2020). Dampak Covid-19 Terhadap Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) (Stud Kasus UMKM Ikhwa Comp Desa Watesprojo, Kemlagi, Mojokerto). Jurnal Inovasi Penelitian. Vol. 1(7). Pakpahan, A. K. (2020). Covid-19 dan Implikasi Bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Prayudi, M.A. (2020). Dampak Covid-19 Terhadap Pariwisata di Daerah Istimewa Yogyakatya. Jurnal Ilmiah Pariwisata dan Perhotelan. 3(2). 2597-5323. M. Galieh Gunagama, Yumna Rana Naurah, Arganis Ellyza P. Prabono. (2020). Pariwisata Pasca Pandemi. Journal Arhitecture, City and Sattlement.



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



108



5(2). 56-68. Rosita, Rahmi. (2020). Pengaruh Pandemi Covid-19 Terhadap UMKM di Indonesia. Jurnal Lentera Bisnis. 9(2). 109-120. Sugihmretha, I. D. G. (2020). Respon Kebijakan: Mitigasi Dampak Wabah Covid19 Pada Sektor Pariwisata. The journal of Development Planning. 4(2). 191-206. Susilawati, Nora. 2003. Sosiologi Pedesaan. Bahan Ajar. UNP. XueLing, M. (2004). Tourism Merchedise and Souvenirs: Discussion on The Conseptual Definisions and Local Features, Tourism Tribune. 1(25). Wan Laura Hardilawati. (2020). Strategi Bertahan UMKM di Tengah Pandemi Covid-19. Jurnal Akuntansi dan Ekonomika. 10(1). 89-98. Winarno, Rifki Fandi. (2016). Strategi Bertahan Hidup Mantan Karyawan PT. Kertas Nusantara di Desa Pilanjau Kabupaten Berau. Jurnal Sosiastri. Sosiologi Vol.4 No.4 Skripsi Ocktriyanti. (2017). Strategi Bertahan Hidup Rumah Tangga Buruh Tani Pasca Erupsi Gunung Sinabung Di Desa Sukandebi Kec. Naman Teran Kab. Karo. Departemen Kesejahteraan Sosial. Universitas Sumatera Utara. Karimah, C. (2016). Hubungan Antara Partisipasi Mustalik Dalam Advokasi Dengan Keberfungsian Sosialnya di Sinergi Foundation Kota Bandung. Kesejahteraan Sosial. Universitas Pasundan. Suci, A. (2019). Strategi Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Langkat dalam Pengembangan Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Ekonomi Islam. Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



109



Rini. (2017). Strategi Bertahan Hidup Masyarakat Terhadap Dampak Pencemaran Lingkungan. Departemen Sosiologi. Universitas Hasanuddin Rusda, D. (2018). Strategi Bertahan Hidup Nelayan Dimusim Barat Kering di Desa Pantai Gading Kecamatan Secanggang. Departemen Kesejahteraan Sosial. Universitas Sumatera Utara Saragih, Edwin Kenny. (2020). Strategi Bertahan Hidup Keluarga Buruh Tani Harian dalam Pemenuhan Kebutuhan Pokok di Nagori Bah Sampuran, Kecamatan Jorlang Hataran Kabupaten Simalungun. Departemen Kesejahteraan Sosial. Universitas Sumatera Utara Zainal, A. (2014). Strategi Bertahan Hidup Petani Kecil di Desa Sindetlami Kecmatan Besuk Kabupaten Probolinggo. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Universitas Jember. Artikel Januar, E. A, Dwi. M, Martina. (2020). Strategi Bertahan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Sektor Kuliner di Masa Pandemi Covid-19. Universitas Sriwijaya. Rumeon, S. 2020. Tinjauan Dampak Pandemi Covid-19. Terhadap Sektor Wisata Bahari Indonesia. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sorong. Dipa, T. A, Sazali, Nurhilaludin, Muthia H. (2020). Strategi Menghadapi Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Usaha Kecil dan Menengah. Yayasan Memajukan Ilmu dann Kebudayaan (YMIK) Universitas Nasional. Jakarta. Aryansyah, J. E, Dwi Mirani, Martina. (2020). Strategi Bertahan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Sektor Kuliner di Masa Pandemi Covid-19.



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



110



Sumber lain Ilmiyah, S. (2020). Upaya PBNU Mencegah Penyebaran COVID-19. YouTube alobatnic: https://youtu.be/rYlypLWR3Qw. (diakses pada 14 Februari 2021 pukul 10:55 WIB) Johns Hopkins CSSE. (2020). Coronavirus COVID-19 Global Cases by the Center for Systems Science and Engineering. ArcGIS: https://gisanddata.maps.arcgis.com/apps/opsdashboard/index.html#/bda75 94740fd40299423467b48e9ecf. (diakses pada 11 Februari 2021 pukul 15:49 WIB) KataData. (2020). Efek Domino Virus Corona ke Industri Penujang Pariwisata. https://katadata.co.id/hariwidowati/berita/5e9a470e04ad6/efek-dominovirus-corona-ke-industri-penunjang-pariwisata (di akses pada 23 Desember



2020 pukul 20:33 WIB). Letko, M, Marzi A, Munster V. (2020). Fungcional Assessment of Cell Entry and Receptor Usage for SARS-CoV-2 and Other Lineage B Betacoronaviruses. Nature Microbolgy. https://doi.org/10.108/s41564-020-0688-y. (diakses pada 11 Februari 2021 pukul 15:55 WIB)



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



LAMPIRAN – LAMPIRAN



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



PEDOMAN WAWANCARA Pedoman wawancara ditujukan kepada informan utama, informan kunci, dan informan tambahan untuk mendapatkan informasi dan data mengenai penelitian yang akan dilakukan dilapangan. Pedoman wawancara ini juga untuk mempermudah dan mengarahkan penelitian dalam mendapatkan data yang sistematis maka akan digunakan pedoman wawancara sesuai fokus penelitian. “Strategi Bertahan Hidup Pelaku UMKM Sektor Pariwisata Di Masa Pandemi Covid-19 (Studi Kasus Pedagang Souvenir Di Taman Wisata Istana Maimoon)” 1. Karakteristik Umum Informan Utama (Pelaku UMKM Pedagang Souvenir) 1.1 Identitas Informan Utama 1. Nama



: ……………………………………………



2. Jenis Kelamin



: ...................................................................



3. Umur



: ...................................................................



4. Pendidikan Terakhir : ................................................................... 5. Pekerjaan



: ....................................................................



6. Agama



: ....................................................................



7. Alamat



: ....................................................................



1.2 Daftar Pertanyaan (Pertanyaan umum) Profil Pedagang Souvenir di Taman Wisata Istana Maimoon



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



1. Sudah berapa lama Ibu/Bapak berjualan sebagai pedagang souvenir di Taman Wisata Istana Maimoon 2. Apakah menjadi pedagang souvenir merupakan pekerjaan utama Ibu/Bapak? 3. Mengapa Ibu memilih Taman Wisata Istana Maimoon sebagai lokasi Ibu berdagang menjadi pedagang souvenir? 4. Bagaimana pendapatan Ibu sebelum dan sesudah adanya Covid-19? 5. Berapa pendapatan rata-rata Ibu selama pandemi Covid-19? 6. Apakah pendapatan dari menjadi pedagang souvenir pada masa pandemi Covid-19 mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari? 7. Upaya-upaya apa yang Ibu/Bapak lakukan terhadap usaha Ibu/Bapak selama 8. Kendala apa saja yang Bapak/Ibu hadapi selama Covid-19? 9. Apakah Bapak/Ibu mengalami kesulitan pemodalan dalam mengembangkan usaha selama pandemi Covid-19? 10. Apakah selama masa pandemi Covid-19 Ibu pernah menerima bantuan dari pemerintah?



Strategi Bertahan Hidup Pedagang Souvenir di Taman Wisata Istana Maimoon •



Strategi Aktif 1. Apakah Bapak/Ibu memiliki pekerjaan/usaha sampingan untuk menambah penghasilan keluarga di masa pandemi Covid-19? 2. Jika iya, berapa penghasilan yang Bapak/Ibu dapat dari pekerjaan sampingan tsb?



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



3. Apakah pekerjaan/usaha sampingan tersebut dapat memenuhi kebutuhan keluarga Bapak/Ibu di masa pandemi Covid-19? 4. Selain pekerjaan/usaha sampingan yang dilakukna, sumber daya lain apa yang Bapak/Ibu manfaatkan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup keluarga di masa pandemi Covid-19? 5. Cara seperti apa yang Bapak/Ibu lakukan untuk dapat menambh penghasilan sebagai pedagang souvenir di masa pandemi Covid-19? 6. Apakah anggota keluarga Bapak/Ibu ikut serta dalam mencari penghasilan tambahan dalam memenuhi kebutuhan keluarga di masa pandemic Covid-19? 7. Siapa saja anggota keluarga Bapak/Ibu yang ikut serta dalam mencari penghasilan tambahan dalam memenuhi kebutuhan keluarga di masa pandemic Covid-19? •



Strategi Pasif 1. Apakah Bapak/Ibu menerapkan pola hidup hemat di masa pandemic Covid-19? 2. Jika iya, Bagaimana cara Bapak/Ibu meminimalisir pengeluaran untuk kebutuhan pangan pada masa pandemic Covid-19? 3. Apakah keluarga Bapak/Ibu mengurangi jumlah makan yang di lakukan keluarga Bapak/Ibu selama pandemic Covid-19? 4. Apakah keluarga Bapak/Ibu mengganti jenis makanan sebagai lauk pauk di kelaurga Bapak/Ibu selama pandemic Covid-19? 5. Bagaimana cara Bapak/Ibu meminmalisir pengeluaran untuk biaya pendidkan anak di masa pandemic Covid-19?



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



6. Bagaimana cara Bapak/Ibu meminmalisir pengeluaran sandang pada masa pandemi Covid-19? •



Strategi Jaringan 1. Apakah Bapak/Ibu melalukan pinjaman berupa uang saat dalam keadaan terdesak di masa pandemic Covid-19? 2. Jika iya, kepada siapa Bapak/Ibu melakukan pinjaman? 3. Apakah Bapak/Ibu melakukan penggadaian varang saat dalam keadaan tersedar di masa pandemic Covid-19? 4. Jika iya, barabf berhagra seperti apa yang Bapak/Ibu gadaikan? 5. Bagaimana hubungan interksi Bapak/Ibu terhadap tetangga dan kerabat pada masa pandemic Covid-19? 6. Apakah Bapak/Ibu memanftaatkan hubungan tersebut untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup di masa pandemic Covid-19? 7. Apakah Bapak/Ibu memanfaatkan program bantuan dari pemerintah dalam memenuhi kebutthan kelarga pada masa pandemic Covid-19? 8. Jika iya program bantuan seperti apa yang Bapak/Ibu manfaatkan?



2



Karakteristik Umum Informan Kunci (Pengelola Taman Wisata Istana Maimoon)



2.1 Identitas Informan Kunci 1. Nama



: ……………………………………………



2. Jenis Kelamin



: ...................................................................



3. Umur



: ...................................................................



4. Pendidikan Terakhir : ................................................................... 5. Pekerjaan



: ....................................................................



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



6. Agama



: ....................................................................



7. Alamat



: ....................................................................



2.2 Daftar Pertanyaan 1. Sudah berapa lama Bapak/Ibu bekerja di Taman Wisata Istana Maimoon? Jawaban :...................................................................................................... 2. Dibagian atau bidang apa Bapak/Ibu bertugas di Taman Wisata Istana Maimoon? Jawaban :...................................................................................................... 3. Bagaimana kondisi pedagang souvenir di Taman Wisata Istana Maimoon sebelum dan sesudah adanya pandemi Covid-19? Jawaban :...................................................................................................... 4. Apa dampak yang paling dirasakan pedagang souvenir pada saat pandemi Covid-19? Jawaban :...................................................................................................... 5. Kendala apa saja yang dihadapi Pedagang souvenir di Taman Wisata Istana Maimoon selama pandemic Covid-19? Jawaban :...................................................................................................... 6. Apakah ada pedagang souvenir yang memutuskan berhenti berjualan untuk seterusnya selama pandemi Covid-19? Jawaban :......................................................................................................



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



7. Jika tidak, bagaimana strategi bertahan yang dilakukan pedagang souvenir selama Istana Maimoon di tutup akibat adanya pandemi Covid19? Jawaban :...................................................................................................... 3



Karakteristik Umum Informan Tambahan (Pengunjung/Wisatawan)



3.1 Identitas Informan Tambahan 1. Nama



: ……………………………………………



2. Jenis Kelamin



: ...................................................................



3. Umur



: ...................................................................



4. Pendidikan Terakhir : ................................................................... 5. Pekerjaan



: ....................................................................



6. Agama



: ....................................................................



7. Alamat



: ....................................................................



8. 3.2 Daftar Pertanyaan 1. Apa hubungan anda dengan Saudara ….. (Informan utama/pedangan saouvenir)? Jawaban :...................................................................................................... 2. Apa pekerjaan/aktivitas anda saat ini? Jawaban :...................................................................................................... 3. Selama pandemic Covid-19, apa dampak yang Anda rasakan terharap aktivitas Anda selama ini? Jawaban :......................................................................................................



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



4. Bagaimana Anda melihat kondisi penjualan keluarga Anda (pedagang souvenir) di Taman Wisata Istana Maimoon selama adanya pandemi Covid-19? Jawaban :...................................................................................................... 5. Apa dampak yang paling dirasakan penjualan keluarga Anda (pedagag souvenir) pada saat pandemi Covid-19? Jawaban :...................................................................................................... 6. Kendala apa saja yang dihadapi penjualan Keluarga Anda (Pedagang souvenir) di Taman Wisata Istana Maimoon selama pandemic Covid-19? Jawaban :...................................................................................................... 7. Bagaimana upaya/strategi yang Anda lakuakkan selaku Anggota keluarga pedagang souvenir selama pandemi Covid-19? Jawaban



:.............................................................................................



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA