12 0 74 KB
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas f. trakeostomi Terdapat sumbatan pada jalan nafas
Auskultasi
Penurunan kadar oksigen
Bunyi nafas bronkial
Intubasi trakea mungkin di perlukan untuk mencegah aspirasi, mempertahankan kecepatan jalan nafas dan memberikan pengisapan yang efektif.
g. ventilator RR > 35x/mnt
Egofoni
Lakukan secara ketat toilet trakeobronkus yang adekuat yaitu : nafas dalam, batuk, pengisapan trakeobronkus.
Volume tidal < 5 cc/kgBB
Meningkatnya hantaran bunyi suara
PaO2 < 60
Crackle
PaCO2 lebih > 60 mmHg
Ronchi
Intervensi : Gunakan slang orofaringeal untuk obstruksi jalan nafas bagian atas selama penurunan kesadaran sementara.
Penurunan bunyi nafas
Friction rub Pola nafas tidak efektif Tingkatkan konsentrasi O2 inspirasi (FIO2) dg 2 memberikan O2 melaui masker venturi atau nasal kanul. Penurunan curah jantung, koreksi anemia dan kurangi kecepatan metabolisme (demam) u/ memperbaiki oksigenasi jaringan Pertimbangkan tek. Jalan nafas positif kontinu/tek. Jalan nafas positif ekspirasi melalui sungkup wajah u/ pasien sadar dan kooperatif Bantuan ventilasi mekanik diperlukan pd kasus yang berat dg hipoksemia refaktori dan progresif
Diagnosa keperawatan Tanda dan gejala : Adanya tanda hiposemia : sianosis dan dispnea Batuk, produksi sputum, perkusi dada pekak, crackles, retraksi interkosta, ronchi Terapi antibiotik Ex : cephalosporin, aminoglikosida/siprofloksasin + penisilin antipsedomonas, cefoperazon, imipenem, aztreonam. Terapi pendukung : terapi oksigen
Diagnosa medis pnemonia
Temuan klinis : Rales
Pemeriksaan penunjang : Radiografi dada (posterior anterior dan lateral)
PaO2 < 55 mmHg 2
Dua set kultur darah dr area berbeda
FIO2 > 605 2
Hitung darah lengkap
Pem. Diagnostik : CT SCAN, radiografi dada, angiografi Peningkatan tahanan vaskuler pulmonal Kor pulmonal Gagal jantung kanan Edema paru kardiogenik Keletihan diafragmatik akibat beban kerja otot pernafasan. Kelebihan volume cairan Cegah pemberian cairan IV berlebihan Pantau ketat asupan cairan dan haluaran cairan
Elektrolit serum Fungsi ginjal dan hati TandaGas dandarah gejalaarteri : Hipoksemia
Gagal nafas akut
Hiperkapnea RR < 16x/mnt Sianosis perifer Henti jantung paru Takipnea Takikardia Ht Disritmia jantung
Ukur BB setiap hari Cegah dan atasi hipokalemi dan hipofosfalemia dengan cepat.
Gagal jantung kanan
Tanda dan gejala : Edema paru Krekels Sesak napas Dispnea saat aktivitas fisisk Pembengkakan ekstermitas bawah
Sindrom gawat nafas Tanda gejala : Tahap 1 (12 jam pertama) : Gelisah : dispnea, takipnea Penggunaan otot bantu pernafasan Tahap 2 (24 jam) : dispnea berat, takipnea, sianosis, takikardi, krekels, peningkatan agirasi dan gelisah. Tahap 3 (2-10 hr) : penurunan udara yang masuk sel bilateral, edema generalisata, integriras kulit yang buruk dan kerusakan kulit. Tahap 4 (> 10 hari) : gejala MODS, termasuk haluaran urine, motilitas lambung yang buruk
Tek. Darah sistol 80-99 mmHg dan diastol 40-49 mmHg Frek. Jantung 90 x/mnt atau lebih atau lebih rendah pada saat istirahat.
Tata laksana Gagal jantung kronik : Inhibitor ACE : lisinopril 2,5-5 mg/hr Hidralazin : 10-20 mg po setiap 6-8 jam
Hiperkalemi Hipotensi simstomatik
Nitrat : isosorbid dinitrat 10 mg setiap 6 jam Digoksin : 0,125-0,25 mg po/hr
hipokalemi
Diuretik : furosemid 20-40 mg
Tata laksana : Dilatasi vena Oksigenasi dan ventilasi mekanis Tek. Vena jugularis meningkat
Spironolakton : 25 mg/hr
Terapi farmakologis
Metoprolol SR 12,5 mg/hr
Ex : surfaktan, kortikosteroid, ketokonazol.
Kreatinin
Gagal jantung akut Dobutamin : 2-5 µg/kg/mnit Dopamin : 1-3 µg/kg/mnt Nitroprusid : 0,5 µg/kg/mnt Nesiritid : 2µg/kg/mnt bolus Dg 0,01 µg/kg/mnt
takikardi afterload Kadar sianida
Bantuan ventilator
Kriteria : Pasien tidak mampu mempertahankan jalan nafas Pertukaran gas tidak adekuat Tidak teratasi dengan penatalaksanaan agresif Kriteria ekstubasi : Status mental : waspada dan mampu berespon terhadap perintah Batuk dan refleks muntah baik, mampu melindungi jln nafas dan membersihkan sekret. Mampu mengalirkan udara di sekitar selang endotrakea saat balon kempis dan ujung slang disumbat
Komplikasi : Jalan nafas : aspirasi, penurunan bersihan sekret, pnemonia nosokomial akibat ventilator Slang endotrakea Komplikasi mekanis Hipoventilasi Hiperventilasi Barotrauma
Ventilasi jangka
Ventilasi jangka
pendek
panjang
Hidralazin 5-10 mg IV setiap 4 jam PRN
Kriteria penyapihan : Hemodinamik stabil, resusitasi adekuat dan tidak membutuhkan dukungan vasoaktif SaO2 > 92% pada FIO2 25% Suhu inti > 36 derajat celcius dan < 39 derajat celcius
Gas darah arteri normal hipertermi Intervensi : Mengurangi lajufisiologis ventilator, kemudian mengubahnya menjadi PSV (pressure ventilation Komplikasi saja). Menyapih PSV sesuai toleransi hingga ≤ 10cm H2O Jika pasien memenuhi kriteria toleransi selama sedikitnya 2 jam pada tingkata bantuan ini dan memenuhi kriteria ekstubasi Jika pasien tidak memenuhi kriteria toleransi tingkatan PSV/ tingkat laju ventilator sesuai kebutuhan untuk mencapai pengaturan istirahat. Kriteria toleransi : RR > 35 x/mnt SaO2 < 90% Volume tidal ≤ 5 ml/kg Ventilasi menit stabil > 20 ml/kg/mnt
Tanda-tanda gawat nafas/hemodinamik
NB : Perhitungan oksigen 1. Kanula nasal Aliran l/mnt 1 2 3 4 5 6
FIO2 21%-25% 25%-28% 28%-32% 32%-36% 36%-40% 40%-44%
2. Masker 5-6 6-7 7-10
40% 50% 60%
3. Masker venturi 4 l/mnt 4 l/mnt 6 l/mnt 8 l/mnt 8 l/mnt 10 l/mnt
25% 28% 31% 35% 40% 50%