Contoh Bahan Ajar LKS [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATA PELAJARAN SEJARAH WAJIB



PERISTIWA ’47 DI MALANG RAYA Untuk SMA kelas



XI



KATA PENGANTAR



Menurut UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003, pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana dan proses pembelajaran agara peserta didik secara aktif mampu mengembangkan potensi yang ada di dalam dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian yang baik, pengendalian diri, berakhlak mulia, kecerdasan, dan keterampilan yang diperlukan oleh dirinya dan masyarakat. Tujuan dari pendidikan itu sendiri yaitu untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan di atas, maka tim penyusun berusaha menyajikan buku LKS yang materi pembelajarannya berdasarkan kurikulum yang ditetapkan oleh Kementrian Pendidikan Nasional. Buku ini disusun sebagai acuan pendukung pendidikan yang disusun dan dirancang secara sistematis. Materi pembelajaran dalam buku LKS disajikan dengan berbagai kelengkapan antara lain pemahaman materi, kegiatan kelompok, dan uji kompetensi. Dengan berbagai perlengkapan tersebut diharapkan dapat membantu siswa dalam proses belajar dan pembelajaran. Semoga buku ini dapat memberikan manfaat dalam bentuk kegiatan belajar dan pembelajaran di kelas, sehingga tujuan pendidikan nasional dapat tercapai.



Malang, April 2020



Penyusun



i



BAB 1 S I D A N G K N I P ( KOMISI NASIONAL INDONESIA PUSAT) d i M A L A N G



KD 3.10 Menganalisis perubahan dan perkembangan politik pada awal kemerdekaan



INDIKATOR 1. Menganalisis proses pembentukan KNIP. 2. Membagan proses berjalannya Sidang KNIP di Malang. 3. Menyimpulan hasil-hasil dari Sidang KNIP di Malang.



1



TUJUAN PEMBELAJARAN



Setelah mempelajari modul ini Anda diharapkan memiliki kemampuan dalam: 1. Memahami peristiwa-peristiwa yang terjadi di Kota Malang pada tahun 1947 melalui media , gambar yang sesuai materi pembelajaran. 2. Mengumpulkan data lanjutan dari sumber primer maupun sekunder terkait dengan pertanyaan mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi di Kota Malang pada tahun 1947. 3. Menganalisis informasi yang diperoleh dengan mencari penyebab terjadinya peristiwa-peristiwa



yang terjadi di Kota Malang pada tahun 1947. Penguasaan tentang materi peristiwa-peristiwa yang terjadi di Kota Malang pada tahun 1947 sangat penting bagi Anda sebagai peserta didik. Untuk itu Anda disarankan membaca LKS ini dengan baik dan membaca berbagai literatur relevan yang menunjang pemahaman anda mengenai materi yang diuraikan dalam LKS.



2



PETUNJUK PENGGUNAAN



Setelah mempelajari LKSl ini, diharapkan kalian dapat menjabarkan peristiwa-peristiwa yang terjadi di Kota Malang pada tahun 1947. Karena pentingnya wacana ini dalam hidup berbangsa dan bernegara, patut untuk diperhatikan saran-saran berikut: 1. LKS ini ditujukan pada siswa kelas XI sesuai dengan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar pada Kurikulum 2013 2. Bacalah Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar dengan seksama 3. Baca dan pahami materi ini dengan baik dan seksama 4. Sebagai siswa, kalian ditntut untuk dapat menilai kemampuan sendiri dengan jujur. Untuk itu, setelah memahami tema demi tema secara keseluruhan, kerjakan soal pilihan ganda, soal uraian, mencari kata dan menganalisis gambar yang tersedia. Dengan mengikuti petunjuk diatas, kalian diharapkan mampu memperoleh pemahaman tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di Kota Malang pada tahun 1947 dengan mudah dan cepat menguasai materi ini.



3



URAIAN MATERI



A. Pembentukan KNIP



KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat) merupakan komite yang dibentuk pada tanggal 29 Agustus 1945. Anggotanya berjumlah 137 orang, dan Mr. Kasman Singodimedjo diangkat sebagai ketua, dibantu oleh tiga wakil ketua yaitu Sutardjo Kartohadikusumo (Wakil Ketua I), Mr. Johannes Latuharhary (Wakil Ketua II), dan adam Malik (Wakil Ketua III). Dengan terbentuknya KNIP, maka tugas PPKI pun berakhir (Poesponegoro, 2009:163). Pembentukan KNIP berdasarkan pada: a. Hasil Sidang PPKI 18 Agustus 1945



Tahukah Anda Gelar Mr. Itu bukan berarti Mister atau Tuan, namun Mr. Itu merupakan singkatan dari Meester in de Rechten (Sarjana Hukum).



1) Menetapkan dan mengesahkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 (UUD 1945) yang berisi 37 pasal. 2) Memilih dan mengangkat pimpinan tinggi negara, yaitu Soekarno sebagai Presiden Republik Indonesia dan Moh. Hatta sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia. 3) Presiden dan Wakil presiden dibantu oleh sebuah Komite Nasional sampai terbentuknya Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). b. Aturan Peralihan UUD 1945 Pasal IV Menyatakan bahwa “Sebelum Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Pertimbangan Agung dibentuk menurut Undang-Undang Dasar ini, segala kekuasaannya dijalankan oleh Presiden dengan bantuan sebuah Komite Nasional.



4



URAIAN MATERI



Tujuan pembentukan Komite Nasional Indonesia Pusat yang dijelaskan oleh Presiden Soekarno, antara lain: 1) mempersatukan semua lapisan dan bidang pekerjaan agar tercapai solidaritas dan kesatuan nasional yang erat dan utuh. 2) membantu menentramkan rakyat dan melindungi keamanan serta membantu para pemimpin untuk mewujudkan cita-cita bangsa.



PENTING Pada tanggal 19 Agustus 1945, di Jalan Gambir Selatan (sekarang Jalan Merdeka) No.10, Presiden Soekarno, Wakil Presiden Hatta, Mr.Sartono, Suwirjo, Oto Iskandar Dinata, Sukardjo Wirjopranoto, dr. Buntaran, Mr. A.G.



Pringgodigdo, Sutardjo Kartohadikusumo, dan dr. Tajuluddin, berkumpul untuk membahas siapa saja yang akan diangkat menjadi anggota Komite NasionalIndonesia Pusat (KNIP). Sumber: Poesponegoro, M. D. 2009. Sejarah Nasional Indonesia VI: Zaman Jepang dan Zaman Republik. Jakarta: Balai Pustaka, hlm 162-163



Buatlah maks 2 pertanyaan mengenai materi di atas dan tulis pada kolom di bawah ini! Setelah selesai tukarlah buku LKS anda dengan teman sebangku anda dan diskusikanlah pertanyaan kalian!



mshh



5



URAIAN MATERI



B. Sidang KNIP di Malang



Pada 25 Februari hingga 5 Maret 1947 KNIP melaksanakan kelima di Kota Malang. Tempat yang terpilih sebagai tempat pelaksanaan sidang yaitu di gedung Societeit Concordia yang berada di sebelah utara alun-alun. Namun gedung rakyat itu telah dibumi hanguskan pada saat terjadinya Agresi Militer Belanda II. Tempat gedung itu berdiri sekarang merupakan gedung Sarinah. Gedung Societeit Concordia ditata hingga menyerupai gedung untuk sidang parlemen. Rumah bola yang tadinya merupakan kamar bola telah dapat digunakan sebagai ruang sidang KNIP. Di bagian beranda depan dapat dilihat tanda petunjuk jalan. Di sebelah kanan adalah untuk anggota KNIP masuk ke dalam ruangan. Setelah terlebih dahulu melalui ruangan informasi. Tiap anggota yang hendak masuk ke dalam terlebih dahulu menuliskan namanya pada daftar absen. Di sebelah kiri terdapat ruang kantor pos dan telegraf untuk pers dan staf penerangan.



Gedung Societeit Concordia Sedangkan sedikit ke dalam, terdapat ruangan panitia penerima logistik. Di pressroom telah dilengkapi dengan telepon, mesin ketik, peralatan tulis, dan berbagai surat kabar, di sini berkantor beberapa pegawai Kementerian Penerangan Jawa Timur yang dipimpin oleh Abdul Wahab. Selain itu diruangan itu pula para wartawan dalam negeri maupun luar negeri menyiapkan berita untuk dikirim kepada kantornya masing-masing. Kursi pasangan presiden



6



URAIAN MATERI



dan wakilnya diletakkan di bagian depan mengahadap ke arah undangan. Sedangkan pejabat lainnya seperti menteri dan panglima TNI duduk disisi kiri dan kanan presiden dan wakilnya. Jumlah tamu yang hadir dalam sidang itu mencapai 500 orang. Para wartawan baik dalam negeri maupun luar negeri banyak yang meliput sidang ini. 1. Sidang Hari Pertama Sidang KNIP hari pertama di Gedung Societetit Concordia dibuka pada tanggal 25 Februari 1947 pada pukul 10.09 dengan pidato oleh Presiden Soekarno. Setelah pembukaan oleh pidato Soekarno, acara kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari ketua KNIP, yaitu Mr. Assat dan dilanjutkan dengan laporan hasil kerja Badan Pekerja selama setahun. Dalam sidang hari pertama ini membahas mengenai Peraturan Presiden No. 6 yang menjadi topik hangat dikalangan anggota KNIP. Peraturan Presiden No.6 tahun 1946 itu berisi mengenai penyempurnaan KNIP dengan menambah jumlah anggotanya dari 200 orang menjadi 514 orang. Dalam penambahan jumlah Ketua dan Sekretastis Badan Pekerja melakukan tindakan dominasi, mereka langsung berkonsultasi dengan presiden dan wakil presiden tanpa melibatkan anggota dari Badan Pekerja lainnya.



Presiden Soekarno saat sedang berpidato dalam pembukaan sidang KNIP (Sumber: http://indonesia-zaman-doeloe.blogspot.co.id/2015/09/soekarno-berpidatodi-depan-knip-1947-3.html)



7



URAIAN MATERI



Setelah melewati pembicaraan yang sulit, Badan Pekerja KNIP menerima usulan dari Mr. Sartono dari PNI untuk membatalkan Peraturan Presiden No.6 berdasarkan keberatan yuridis. Keputusan tersebut diambil oleh perwakilan PNI dan Masyumi (10 orang), tanpa pemungutan suara. Sedangkan anggota lain meninggalkan sidang sebelum keputusan tersebut diambil karena tidak sepakat dengan usulan tersebut. Mereka yang keluar dari sidang adalah wakil dari Partai Sosialis, Parkindo, PPI, dan Dr. Halim yang tidak berpartai.



Foto Mr. Asaat, ketua KNIP (Sumber: http://onesearch.perpusnas.go.id/Record/IOS1INLIS000000000036166/Description ) Buatlah maks 2 pertanyaan mengenai materi di atas dan tulis pada kolom di bawah ini! Setelah selesai tukarlah buku LKS anda dengan teman sebangku anda dan diskusikanlah pertanyaan kalian!



mshh



vv



8



URAIAN MATERI



2. Sidang Hari Kedua Sidang hari kedua dilakukan pada malam hari dengan agenda pandangan umum dari anggota terhadap keputusan yang diambil oleh Badan pekerja. Ada 15 anggota yang angkat bicara pada sidang kedua ini, namun tidak semua menyoroti keputusan pembatalan Peraturan Presiden No.6, selebihnya mengambil topik lain untuk diangkat sebagai masukan atau kritik pada Badan Pekerja. Pendapat-pendapat dalam sidang hari kedua meliputi: 



Oei Gwee Hwat dari partai Sosialis yang menyimpulkan bahwa kinerja Badan Pekerja sebelum Oktober 1946 masih konstruktif, namun berubah setelah ada tambahan anggota baru yang terjadi setelahnya.







Widiawan dari PKI menyatakan bahwa kemampuan berdebat yang dimiliki anggota KNIP tidak diringi dengan kemampuan untuk merealisasikannya.







Joko Said berpendapat bahwa badan Pekerja tidak mempunyai hak untuk membalikkan Peraturan Presiden No.6 tahun 1946.







Ir. Sakirman dari Laskar Rakyat dan M.Tabrani dari PNI menyatakan bahwa persatuan diperlukan untuk mengusir Belanda sebagai sumber masalah di Indonesia daripada membahasa permasalahan mengenai Peraturan pemerintah No.6 Tahun 1946.







Murad dari Partai Sosialis menyatakan bahwa Badan Pekerja telah merugikan perjuangan rakyat dan negara, maka ia mendesak agar Badan Pekerja sebaiknya dibubarkan. Pendapatnya tersebut didukung oleh Krissubanu dari Pesindo, Sumarsono dari Badan Kongres Pemuda, Yusuf Yahya dari Partai Sosialis, juga Muwardi dari Barisan Benteng.







Wali Alfatah (Masyumi) dan ali Sastroamijoyo (PNI) menginginkan respon yang obyektif terhadap laporan pekerjaan Badan Pekerja yang telah dibagikan. Setelah pembicara mengungkapkan semua pendapatnya, dibacakan usul dari 31 anggota



supaya KNIP meminta pertanggungjawaban terhadap sikap pemerintah. Sebab pemerintah juga terkait langsung dengan kritik yang ditujukan pada Badan Pekerja. Usul tersebut diterima dan akan dibicarakan pada sidang hari ketiga.



9



URAIAN MATERI



3. Sidang Hari Ketiga Sidang hari ketiga dimulai pada pukul 8.00 pagi dan dihadiri Wakil Presiden Mohammad Hatta. Pembicaraan masih berkisar pada penolakan Badan Pekerja terhadap Peraturan pemerintah No.6 Tahun 1946 dan kinerja mereka. Dalam sidang ini ada beberapa pendapat dari para pembicara, yaitu: 



St. Takdir Alisyahbana dari Partai Sosialis didukung oleh Ny. Hadiprowo dari Partai Wanita Rakyat menilai bahwa Badan Pekerja lalai pada permasalahan pendidikan, terutama pendidikan anak-anak dan memberi keputusan pada perkara tahanan politik.







Perseteruan antar partai yang semakin menajam di tubuh KNIP membuat Samidin (Partai Sosialis) dan Sidik (PNI) berkeinginan agar kepentingan golongan kalah oleh kepentingan negara, sehingga kemerdekaan dapat dicapai di seluruh Indonesia. Gagasan tersebut disepakati oleh Gusti Johan (wakil dari Kalimantan) dan Wahab (wakil dari Sulawesi).







Syamsudin dan Wali Alfatah dari Masyumi, juga Mr. Jodi, Suyudi, dan Sarpan dari PNI membahas mengenai kekurangan Badan Pekerja dan memberikan saran agar menjadi lebih baik. Usul pemikiran yang jauh ke depan juga disepakati oleh Sudiro (Barisan Banteng) dan Suyud (tidak berpartai).







Suyono Hadinoto (PNI) mengatakan bahwa Badan Pekerja tidak dapat disalahkan terhadap banyak urusan yang bukan tanggung jawabnya, tetapi tanggung jawab seluruh rakayat Indonesia.







Johan Syahrusah (Partai Sosialis) menyatakan dukungan terhadap Peraturan pemerintah No.6 Tahun 1946. Ia berpendapat bahwa peraturan tersebut memberi kesempatan kepada kaum buruh untuk ikut andil dalam parlemen.







Masdani (Persatuan Usaha Dagang) menyatakan persetujuannya mengenai usulan dari 31 anggota tentang meminta pertanggungjawaban oleh pemerintah.



10



URAIAN MATERI



Sidang ditutup dan dilanjutkan pada malam hari. Tepat pukul 20.30 sidang dibuka kembali, Mr. Assat memberi jawaban atas pandangan umum tentang Badan Pekerja, yaitu: 1) Kelambatan pembentukan KNIP baru bukan salah Badan Pekerja, karena tugasnya hanya sebagai legislatif, sehingga permasalahan yang menyangkut tugas eksekutif harus diajukan pada pemerintah. 2) Keputusan atas pembatalan Peraturan pemerintah No.6 Tahun 1946 adalah sah karena disetujui lebih dari 7 orang anggota. 3) Sidang pleno KNIP di Solo mengusulkan supaya KNIP dibubarka karena sudah demisioner. Keputusan ini sah, tetapi tidak segera dilakukan karena harus dilakukan sendiri oleh Presiden, sedangkan Presiden keberatan untuk membubarkan KNIP sebelum ada penggantinya. Penjelasan singkat tentang keputusan Badan Pekerja untuk membatalkan Peraturan Presiden No.6 Tahun 1946 agar permasalahan dapat dipahami , yaitu : 



Berdasarkan pada Maklumat Wakil Presiden No. X, tanggal 16 Oktober 1945, yaitu KNIP berfungsi sebagai Badan Legislatif, maka untuk sementara menjadi Badan perwakilan Rakyat yang tertinggi dalam susunan negara saat itu.







Badan pekerja adalah Badan Legislatif yang membuat undang-undang dengan persetujuan pemerintah.







Rencana undang-undang tentang pembatalan Peraturan Presiden No.6 adalah jalan terbaik untuk menyelesaikan pertikaian yang terjadi pada saat itu. Dari 15 anggota hanya separuh saja yang menyatakan pendapatnya secara terang-



terangan apakah ia setuju atau tidak dengan usulan tersebut. Pembicara yang menyatakan dukungannya adalah Benyamin dan Kasmat dari Masyumi, BM Diah (tak berpartai), dan Prof. Dr. Supomo. BM Diah beranggapan bahwa presiden mengeluarkan peraturan ini karena hendak memobilisasi golongan sipil agar jumlah golongan pro Naskah Linggarjati menjadi berimbang dengan golongan yang anti naskah. Baginya ini adalah tanda terjadinya pelanggaran atas hak rakyat, karena Presiden tidak bertanggung jawab pada parlemen. Presiden adalah simbol yang tidak memiliki hak prerogratif.



11



URAIAN MATERI



Hal itu berbeda dengan Ki Hajar Dewantara (PNI), Nyonya Sukemi (Perwari), Nyonya Dr. Subandrio (PPI) dan Ahmad (PNI). Mereka menyatakan ketidaksetujuannya terhadap pembatalan tersebut dengan alasan yang beragam namun intinya yaitu berpikir positif terhadap apa yang dilakukan Presiden Soekarno. Ki Hajar Dewantara meyakini bahwa peraturan ini bermaksud untuk menciptakan perdamainan. Sedangkan yang lainnya hanya mengungkapkan kritik dan saran pada Badan Pekerja dan pemerintahan agar melakukan pembenahan disana-sini. Setelah semua mendapat giliran untuk berpendapat, maka saatnya Wakil Presiden Hatta berbicara. Pidato wakil presiden sangat panjang berisi penjelasan mengenai setiap permasalahan dengan detail. Setelah pidato wakil presiden selesai, Badan Pekerja mengambil keputusan untuk menarik kembali usulan pembatalan Peraturan Presiden No.6 Tahun 1946. Menurut Prof. Dr. Supomo, setelah penarikan itu maka dengan sendirinya peraturan menjadi sah. Hanya saja pengesahan harus menunggu secara formal di sidang pleno KNIP. Keputusan ini diterima secara bulat oleh para anggota sidang.



4. Sidang Hari Keempat Pada malam tanggal 28 Februari 1947 Wakil Presiden Mohammad Hatta melantik anggota baru. Rapat diberhentikan sementara untuk memilih ketua baru. Setelah dibahas bersama, akhirnya mereka menemukan dua cara yaitu: 



Sistem Pengesahan dengan hanya menunjuk beberapa calon untuk disahkan oleh wakil Presiden.







Sistem Voordracht dengan menunjuk beberapa calon untuk dipilih salah satu oleh wakil presiden.



12



URAIAN MATERI



Ternyata sistem pengesahan lebih disukai dengan hasil voting yang menunjukkan perbandingan suara 380 melawan 151 suara. Empat orang calon ketua yang



TAHUKAH ANDA



berhasil dipilih adalah: 1. Mr. Asaat yang mewakili Partai Sosialis, PBI, PKI, Parkindo, Partai Rakyat, Tani, golongan Sunda Kecil,



golongan



Sumatera,



golongan



Aceh,



golongan Arab, golongan Belanda Peranakan, Pesindo, PPI, Perwari, dan golongan tidak berpartai. 2. Dr. Abu Hanifah dicalonkan oleh Masyumi. 3. Suwiryo dicalonkan oleh PKI dan Wanita Rakyat 4. A.J Patty calon dari Sulawesi dan Maluku. Akhirnya sidang menunjuk Mr. Asaat sebagai ketua dengan didukung 299 suara melawan 87 suara. Sidang hari keempat ini berakhir dengan pengesahan ketua baru oleh wakil presiden.



5. Sidang Hari Kelima



Mr. Assaat bergelar Datuk Mudo. Lahir di Dusun Pincuran Landai, Kubang Putiah, banuhampu, Agam, Sumatera Barat pada 18 September 1904 dan meninggal di Jakarta pada 16 Juni 1976. Beliau merupakan politisi dan pejuang kemerdekaan Indonesia.



Sidang hari kelima berlangsung pada tanggal 1 Maret pukul 21.10, sidang dibuka kembali oleh ketua KNIP Mr. Asaat. Pada sidang itu diputuskan dan disetujui beberapa hal sebagai berikut: 



Jumlah anggota Badan Pekerja KNIP adalah 47 orang.







Golongan kecil (minoritas) seperti Tionghoa, Arab, dan Belanda mendapat kesempatan mencalonkan satu orang wakilnya.







Utusan Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Sunda Kecil masing-masing dapat memilih seorang calon yang dipilih oleh anggota-anggota baru.



13



URAIAN MATERI







Jumlah perwakilan untuk Jawa dan Sumatera disediakan 40 kursi, dibagi menurut partai dan organisasi.







Tiapa-tiap 12 suara berhak mendapat 1 kursi. Partai-partai kecil yang kurang dari 12 orang dapat menggabungkan diri dengan partai lain untuk memenuhi jumlah 12 suara.







Ketua tidak mempunyai suara dalam pemilihan sedang wakil ketua mempunyai suara.



6. Sidang Hari Keenam Sidang hari keenam dibuka pada pukul 10.35 dengan pemaparan panjang lebar dari Perdana Menteri kala itu. Pidato dari Perdana Menteri tersebut memicu tanggapan dari beberapa orang, yaitu: 



R. Suakrjo Wiryopranoto menanyakan kesanggupan Perdana Menteri untuk melaksanakan programnya. Selain itu ia juga mengkritik Komisi Jendral yang menurutnya tidak berwenang menandatangani perjanjian Linggarjati.







Siauw Giok Tjwan wakil dari golongan Tionghoa mengusulkan peningkatan perhatian pada nasib Tionghoa disegala bidang digulirkan terutama dibidang penerangan.







Abdulrakhman dari golongan non partai menanyakan rancangan pemerintah pada sistem pengajaran di Indonesia. Menurutnya sistem pengajaran yang digunakan kala itu masih memakai sistem peninggalan Belanda.







De Roock sebagai wakil dari golongan Belanda menyampaikan usulan untuk memperhatikan pendidikan anak-anak Indo Belanda. Terutama yang mengalami kesulitan dalam bahasa pengantar.







Joko Said menanggapi seputar kelangsungan hidup usaha para pedagang kecil yang harus lebih diperhatikan.







Nyonya Sugondo menganjurkan peningkatan pndidikan untuk para pemudi.







Sarpan (PNI) menganjurkan kerjasama antara Kementerian Pertahanan, Kementerian Kemakmuran dan Keuangan. Ia mengatakan bahwa perlu ketegasan akan hak-hak dan kewajiban para pegawai pemerintah. Disamping itu pemerintah agar mulai memperhatikan peraturan tentang ekspor import.



14



URAIAN MATERI







Mr. Sumanang (PNI) menyarankan dibuatnya peraturan pemerintah yang mengatur kedudukan pers demi menjamin kemerdekaan pers hak-hak wartawan harus diperhatikan.







De Fretes wakil dari Maluku meminta agar pemerintah tetap memperhatikan persatuan dan kesatuan serta keberadaan Indonesia Timur.







Abdul Muis perwakilan dari Kalimantan yang mengungkapkan bahwa samapi kapanpun rakyat kalimantan tetap menolak Konferensi Malino. Rakyat Kalimantan tetap menolak usaha Belanda untuk mendirikan Negara Kalimantan.







Manai Sophiaan (PNI) menanggapai tentang kurangnya perhatian pemerintah terhadap Sulawesi yang kala itu sangat membutuhkan perhatian pemerintah. Pidato terakhir dari sidang KNIP ini adalah pidato dari Perdana Menteri, Mr/. Syahrir



sebagai wakil pemerintah. Setelah pidato dari Perdana Menteri , maka Sidang KNIP diakhiri dengan pidato Mr. Asaat sebagai ketua KNIP.



15



EVALUASI



A. PILIHAN BERGANDA Jawablah soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar. Berikan tanda (√) pada kolom yang telah disediakan di samping pilihan jawaban. 1. (1) Hasil Sidang PPKI 18 Agustus 1945 (2) Hasil Sidang PPKI 19 Agustus 1945 (3) Aturan peralihan UUD 1945 Pasal IV (4) Aturan peralihan UUD 1945 Pasal VI Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas yang merupakan landasan pembentukan KNIP ialah ... a. (1) dan (2)



[



]



b. (1) dan (3)



[



]



c. (1),(2), dan (3)



[



]



d. (2) dan (3)



[



]



e. (2) dan (4)



[



]



2. Berikut ini yang merupakan tujuan dari pembentukan KNIP adalah .... a.



Mencerdaskan bangsa dan perdamaian dunia



b. Menstabilkan keadaan politik di Indonesia



[



]



[



]



c. Membantu menentramkan rakyat dan melindungi keamanan serta membantu para pemimpin untuk mewujudkan cita-cita bangsa. d. Mengambil alih tugas-tugas Presiden dan Wakil Presiden



[



]



[



]



e. Mempelajari dan menyelidiki hal penting yang berhubungan dengan negara Republik Indonesia.



[



]



3. Sidang KNIP ke-5 dilaksanakan di Malang. Tempat pelaksanaan sidang tersebut yaitu di gedung.... a. Balai kota Malang



[



]



b. Merdeka



[



]



16



EVALUASI c. Bioskop Rex



[



]



d. Societeit Concordia



[



]



e. Gedung Hotel Pelangi Malang



[



]



4. KNIP melaksanakan sidang 5 (lima) hari di Kota malang yaitu pada tanggal .... sampai tanggal .... 1947. a. 26 Februari sampai 4 Maret



[



]



b. 25 Februari sampai 5 Maret



[



]



c. 24 Februari sampai 3 Maret



[



]



d. 23 Februari smapai 2 Maret



[



]



e. 22 Februari sampai 1 Maret



[



]



5. Pada sidang KNIP hari pertama yang membahas mengenai Peraturan Presiden No.6 Tahun 1946, ada beberapa pihak yang menghendaki peraturan tersebut di hapuskan dan ada beberapa pihak yang menghendaki peraturan tersebut dipertahankan. Pihak yang menghendaki peraturan tersebut dipertahankan, yaitu ... a. Partai Sosialis, Parkindo, PNI.



[



]



b. Partai Masyumi, Partai Parkindo, PNI.



[



]



c. Dr. Halim, PPI, Masyumi.



[



]



d. Partai Sosialis, Parkindo, PPI.



[



]



e. Dr. Halim, Partai Sosialis, Masyumi.



[



]\



6. (1) memperhatikan pendidikan anak-anak Indo Belanda (2) dibuatnya peraturan pemerintah yang mengatur kedudukan pers demi menjamin kemerdekaan pers hak-hak wartawan harus diperhatikan. Kedua pernyataan di atas merupakan pernyataan yang diajukan pada sidang KNIP hari keenam setelah Pidato dari Perdana Menteri. Orang yang mengajukan masing-masing pernyataan tersebut yaitu ... a. De Roock dan Mr. Sumanang



[



]



b. Sarpan dan Abdulrakhman



[



]



17



EVALUASI 7. Berikut yang merupakan keputusan yang merupakan hasil sidang KNIP hari kelima adalah ... a. Jumlah anggota Badan pekerja KNIP adalah 50 orang



[ ]



b. Golongan minoritas tidak diperbolehkan mencalonkan wakilnya



[



]



c. Jumlah perwakilan untuk Jawa dan Sumatera disediakan 50 kursi [



]



d. partai-partai kecil yang kurang dari 12 orang dapat menggabungkan diri dengan partai lain untuk memenuhi jumlah 12 suara agar bisa mendapatkan 1 kursi.



[



]



e. Ketua mempunyai suara sedangkan wakil ketua tidak memiliki suara dalam pemilihan [ ] 8. Jumlah anggota Badan Pekerja KNIP berdasarkan hasil sidang hari kelima yaitu .... orang. a. 41 orang



[



]



c. 49 orang



[



]



b. 43 orang



[



]



d. 45 orang



[



]



e. 47 orang



[



]



9. Berdasarkan hasil pemungutan suara, ketua baru KNIP ialah ... a. Suwiryo



[



]



c. Dr. Abu Hanifah



[



]



b. Mr. Asaat



[



]



d. A.J Patty



[



]



e. Ny. Hadiprowo



[



]



10. Pada Sidang hari ketiga, St. Takdir Alisyahbana berpendapat bahwa ... a. bahwa Badan Pekerja tidak dapat disalahkan terhadap banyak urusan yang bukan tanggung jawabnya, tetapi tanggung jawab seluruh rakayat Indonesia. b. kepentingan golongan kalah oleh kepentingan negara, sehingga kemerdekaan dapat dicapai di seluruh Indonesia c. Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 1946 memberi kesempatan kepada kaum buruh untuk ikut andil dalam parlemen. d. Badan Pekerja lalai pada permasalahan pendidikan, terutama pendidikan anak-anak dan memberi keputusan pada perkara tahanan politik. e. Kelambatan pembentukan KNIP baru bukan salah Badan Pekerja, karena tugasnya hanya sebagai legislatif



18



EVALUASI B, SOAL URAIAN Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan singkat, tepat, dan jelas! 1. Buatlah bagan secara singkat mengenai proses berlangsungnya Sidang KNIP di Malang! 2. Jelaskanlah secara singkat mengenai proses pembentukan KNIP menggunakan bahasa anda sendiri! 3. Sebutkan hasil dari sidang KNIP hari kedua di Malang! 4. Menurut anda apa inti utama pembahasan dari sidang yang berlangsung selama lima hari di Malang. Jelaskanlah dan berikan alasan! 5. Pilihlah salah satu topik dari pembahasan mengenai Sidang KNIP di Malang dan jelaskanlah menggunakan kata-kata anda sendiri.



C. Temukanlah Kata-kata dalam kotak di bawah ini dengan menarik garis baik secara horizontal maupun vertikal K



N



I



P



Z



P



X



I



E



S



Q



C



O



A



P



A



R



K



I



N



D



O



B



F



P



K



P



C



H



I



P



P



L



S



A



I



I



M



R



A



J



V



R



I



T



I



D



R



M



A



L



A



N



G



H



E



A



A



A



A



O



S



L



O



W



T



I



M



A



L



N



W



P



Y



M



P



R



T



W



B



S



I



K



R



B



U



S



P



E



C



V



X



A



S



E



E



I



M



S



I



N



E



D



I



S



E



R



P



A



I



C



R



Q



H



A



L



I



M



J



Y



V



O



O



R



D



R



A



C



H



T



A



Z



S



T



U



P



Q



W



N



A



M



S



A



K



19



EVALUASI



D. Analisislah gambar di bawah ini menggunakan 5 W 1 H



20



BAB 1I PERISTIWA PERTEMPURAN TRIP DI JALAN SALAK



KD 3.11 Menganalisis perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Sekutu dan Belanda



INDIKATOR 1. Menganalisis pembentukan TRIP. 2. Mengaitkan mengenai Agresi Militer Belanda I dengan peristiwa pertempuran di Jl. Salak 3. Menemukan nilai-nilai nasionalis . me melalui peristiwa pertempuran di jalan salak.



21



URAIAN MATERI



A. Pembentukan TRIP Cikal bakal terbentuknya Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP) ini berawal dari dibentuknya BKR (Barisan Keamanan Rakyat) di Surabaya. Pendaftaran dilakukan pada 22 September 1945, persyaratannya harus berumur 17 tahun. Pasukan ini terdiri atas 4 staf. Tanggal 5 Oktober 1945 BKR berubah menjadi TKR (Tentara Keamanan Rakyat) maka dengan sendirinya BKR Pelajar berubah nama menjadi TKR Pelajar pada tanggal 19 Oktober 1945 yang diresmikan oleh komandan TKR Kota Surabaya, Soengkono. Barisan pelajar ini aktif terjun dalam pertempuran melawan tentara Sekutu di Surabaya, baik dalam kota ataupun di luar kota. Karena kekuatan yang tak seimbang maka pasukan TKR pelajar terpaksa meninggalkan Surabaya, akhirnya bermarkas di pabrik gula Candi (Hadi, 1997: 89). Tahun 1946 TKR berubah menjadi TRI (Tentara Republik Indonesia) maka TKR Pelajar pun berubah nama menjadi TRI Pelajar tepatnya pada tanggal 26 Januari 1946 yang kemudian dikenal sampai sekarang dengan sebutan TRIP (Tentara Republik Indonesia Pelajar). Pemusatan pasukan kemudian ditempatkan di Desa Jetis, sebelah timur Mojokerto, di mana tempat tersebut merupakan basis perjuangan para pelajar yang akan menuju garis depan yang datang dari daerah Kediri, Blitar, Malang, Jember, Madiun, Solo, Jogya, Bojonegoro dan lain-lain. Rasa nasionalisme di kota yang merdeka ini ditanamkan oleh orator semacam Bung Tomo (Widodo, 2006: 131). Pada 17 Maret 1946 Bung Tomo berpidato di Stadion Malang yang dihadiri oleh ribuan orang yang datang berduyun-duyun. “Djanganlah meroentjing-roentjingkan hak lebih dahoeloe akan tetapi penoehilah toentoetan kewadjiban sebagai warga negara Indonesia,” demikian antara lain yang diungkapkan Bung Tomo. Selain Bung Tomo, Mas Isman komandan TRIP Jawa Timur juga dielu-elukan rakyat ketika memasuki Kota Malang. “Jangan elu-elukan kami, kami bukan pahlawan, tangan kami berlumuran darah. Yang layak menjadi pahlawan adalah rakyat yang teraniaya dan terjajah.” Pada 14-16 Juli 1946 di Kota Malang diadakan Kongres Pelajar yang dihadiri oleh semua unsur pimpinan IPI Jawa Timur, termasuk bagian laskarnya. Pada 21 Juli 1946 dengan masuknya satuan pelajar dan laskar IPI sebagai realisasi kongres di Malang maka diputuskan Markas Pusat TRIP Jawa Timur berkedudukan di Kota Malang dengan pimpinan Komandan Isman dan Wakil Komandan Moeljosoedjono berkedudukan di Mojokerto. Kemudian pasukan yang ada dikoordinasi dalam satuan-satuan kecil. Batalyon 1000 meliputi Karesidenan Surabaya berkedudukan di Mojokerto dipimpin Gatot Kusumo. Batalyon 2000 meliputi Karesidenan Madiun dan Bojonegoro berkedudukan di Madiun terdiri dipimpin Surachman. Batalyon 3000 meliputi Karesidenan Kediri berkedudukan di Kediri dipimpin Sudarno. Batalyon 4000 meliputi Karesidenan Besuki berkedudukan di Jember dipimpin Mukarto. Batalyon 5000 meliputi Karesidenan Malang berkedudukan di Malang dipimpin Susanto (Irma, 1994: 144).



22



URAIAN MATERI



B. Penyerangan Belanda dalam Agresi Militer Belanda I Pada Mei 1946 para pelajar SMT yang tergabung dalam TRIP Staf I meninggalkan markas Jetis dan bergerak ke Malang dengan tujuan kembali ke sekolah untuk mengejar ketinggalan menghadapi musim kenaikan kelas yang jatuh pada Juli 1946. Gerakan kembali ke bangku sekolah ini juga diikuti TRIP. Akhirnya pimpinan TRIP memutuskan bila mendekati kenaikan tingkat atau ujian akhir para pelajar akan kembali ke sekolah. Namun setelah kenaikan kelas atau ujian akhir selesai mereka akan dikirim ke front secara bergilir kecuali bila Belanda melakukan agresi militer, maka seluruh anggota TRIP harus terjun langsung. Pada 17 Juli 1947 kenaikan kelas diumumkan tetapi Komandan Batalyon 5000 TRIP melarang anggotanya meninggalkan kota Malang. Petang harinya Komandan Batalyon 5000 menyebutkan betapa gentingnya politik di tanah air dan adanya aksi demonstratif yang dilakukan tentara Belanda di garis perbatasan. Suasana sangat eksplosif sewaktu-waktu bisa timbul insiden yang mengarah ke pertempuran besar. Pada waktu itu sudah ada dugaan tentara Belanda akan melakukan agresinya. Tanggal 21 Juli 1947 terjadilah Agresi Belanda I yang menggempur daerah Besuki dan arah selatan Porong-Trawas-Lawang-Malang. Pada 22 Juli 1947 staff Divisi Untung Suropati memberikan arahan kepada para pemimpin TRIP untuk merencanakan pertahanan Kota Malang. Sebelum serangan Belanda tiba di Malang, Kota Malang akan dikosongkan dan objek-objek yang vital akan dibumihanguskan, termasuk kantor telegraf. Pada waktu itu pasukan TRIP Batalyon 5000 Malang semua anggotanya tersebar di beberapa tempat, pasukan tempur telah dikirimkan ke garis depan di daerah Porong, Pandaan dan TretesTrawas. Sebagian pasukan masih berada dan tersebar di daerah Malang Selatan untuk memberikan penerangan kepada rakyat tentang perlunya pertahanan rakyat (volk defence) sebagai upaya untuk mempersiapkan rakyat menghadapi segala kemungkinan dari musuh. Sedangkan pasukan lainnya berada di Kota Malang dengan pimpinan Komandan Batalyon Soesanto. Tanggal 23 Juli 1947 Brigade KNIL memasuki daerah Lawang, perlawanan dilakukan oleh rakyat terhadap gerakan ofensif pihak Belanda ini. Terdapat beberapa kelompok perjuangan yang terlibat dalam penghadangan gerakan Brigade KNIL ini, di antaranya adalah Pasukan Polisi Perjuangan, laskar-laskar rakyat seperti Laskar Hizbullah dan Sabilillah yang berpusat di Singosari dan TRIP yang pada saat itu sedang mempersiapkan basis pertahanan Kota Malang. Keberadaan Brigade KNIL di daerah Lawang kurang lebih sekitar satu minggu karena menyangka Kota Malang akan dipertahankan mati-matian oleh Divisi VII Untung Suropati yang memang memiliki persenjataan yang kuat dan lengkap. Untuk itu mereka mendatangkan bala bantuan pasukan dari Brigade Marine untuk menyerang Kota Malang.



23



URAIAN MATERI



Di Kota Malang pada 23 Juli 1947 gedung dan pabrik di Kotalama sudah rata dengan tanah. Kerusakan besar terjadi di Alun-alun Contong, Gedung BRI, Kantor Keresidenan, hingga Gedung Rakyat (Onderling Belang) hancur oleh bom-bom yang sengaja dipasang (Berdoeri, 2002). Bangunan-bangunan lain yang dihancurkan adalah Hotel Negara (Splendid Inn), Hotel Palace dan Bioskop Rex. Taktik bumi hangus dilakukan agar Belanda sekalipun bisa merebut Kota Malang tidak akan mendapatkan apa-apa. Bahkan bangunan yang dibumihanguskan mencapai hampir 1000 gedung (Widodo, 2006: 130). Tepat pada pukul 03.00 tanggal 31 Juli 1947, pasukan Belanda mulai menyerbu Kota Malang dengan kendaraan berat dan persenjataan lengkap. Pasukan Belanda cukup mudah memasuki Kota Malang sebab kota ini telah dikosongkan oleh Komando Divisi Untung Suropati dan Kota Malang dinyatakan sebagai kota terbuka (opendstand verklaard). Akan tetapi, Malang yang telah dibakar dan dikosongkan tak berarti pasukan Belanda bisa mendudukinya tanpa perlawanan dari rakyat. Perlawanan sengit terjadi sejak masuk sisi utara Kabupaten Malang, sepanjang jalan raya Lawang-Malang tank-tank musuh dihadang dengan berbagai rintangan dan pasukan Belanda dihujani senapan mesin oleh TNI dan laskar-laskar. Pertempuran penghadangan tentara Belanda juga terjadi di Singosari di mana empat prajurit Belanda menjadi korban jebakan bom. Di dalam kota, pasukan TRIP telah bersiaga Tahukah Anda? menghadang pasukan Belanda. Sampai di Lapangan Pacuan Kuda Betek, Jl. Salak (sekarang Jl. Pahlawan Susanto adalah Ketua IPI TRIP), terjadi tembak menembak antara pasukan TRIP (Ikatan Pelajar Indonesia) dan Belanda. Dalam pertempuran sekitar 5 jam ini dari SPMA (Sekolah TRIP melawan dengan gigih tentara Belanda yang Pertanian Menengah Atas) sudah terlatih. Pada saat itu, tentara Belanda Malang. Ia dikenal sebagai menggunakan persenjataan lengkap dan beberapa tank. pemimpin yang karismatik. Sementara para pejuang TRIP, hanya memakai senjata Selain itu ia juga seringkali yang seadanya. Bahkan dengan sadis tentara Belanda memakai peci berbulu warna menabrakkan dan melindas kerumunan tentara TRIP cokelat dan mengenakan sampai mereka tewas dengan sebuah tank. sarung. Lebih 34 pelajar gugur dan beberapa lainnya luka-luka tertawan termasuk komandan kompi. Komandan Batalyon 5000, Susanto tertembak di tempat terpisah di Jalan Ijen dekat Gereja Katolik ketika sedang mengendarai motor hingga dia menabrak tembok sebuah bangunan. Bukan hanya tentara pelajar yang menjadi korban. Pelajar yang bukan tentara pun juga jadi korban. Tentara Belanda terus menyerbu rumah sakit Celaket mencari tentara. Mereka tidak bisa membedakan antara anggota Palang Merah dan tentara pejuang. Dua orang anggota Palang Merah Pemuda tertangkap dan dibunuh. Sebuah laporan menyebutkan salah seorang di antaranya matanya dicungkil.



24



URAIAN MATERI



Karena Agresi Belanda ini maka Pusat Komando TRIP berpindah ke Gabru, Kediri dan Madiun. Markas Komando Pusat TRIP berkedudukan di Gabru, Markas Komando I (gabungan dari Batalyon 1000 dan Batalyon 2000) berkedudukan di Madiun sedangkan Markas Komando II berasal dari Batalyon 3000 di Kediri (Piere, 1998). Ada sebuah lagu yang berhasil digubah oleh para pelajar, khususnya ketika Malang sudah direbut tentara Belanda pada 31 Juli 1947. Liriknya sebagai berikut: “Mari kawan-kawan menuju Kota Malang/yang telah lama terpaksa kita tinggalkan/Mari rebut kembali dari tangan musuh/mari kita serbu kita halau dengan musnah/Hai pemuda-pemuda harapan bangsa/ Ingat kewajiban Kota Malang menanti sudah, pahlawan jang perwira/tabahkan hatimu/tiada gentar dwiwarna harus berkibar pula di Malang yang megah.” Para korban yang gugur tersebut dikubur oleh sekelompok orang yang ditawan Belanda dalam satu lubang yang tidak jauh dari markas TRIP di Jl. Salak yang kini telah dirubah menjadi Jl. Pahlawan TRIP. Untuk mengenang dan menghargai jasa dan pengorbanan para pejuang yang gugur tersebut, dibangun sebuah monumen Pahlawan TRIP. Monumen dan Taman Makam Pahlawan TRIP ini terletak di Jl. Pahlawan TRIP, sebelah utara Museum Brawijaya Malang. Peresmian taman makam pahlawan TRIP ini dilakukan oleh Presiden Soekarno pada tahun 1959 (Hadinoto, 1996).



Patung TRIP di Jl. Pahlawan TRIP, Malang (Sumber: http://majalahmalangraya.blogspot.co.id/2016/08/bukan-patung-biasa.html)



25



EVALUASI B. PILIHAN BERGANDA Jawablah soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar. Berikan tanda (√) pada kolom yang telah disediakan di samping pilihan jawaban. 1. Bentuk awal Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP) yang dibentuk di Surabaya, yaitu ... a. Tentara Keamanan Rakyat [ ] b. Tentara Nasional Rakyat [ ] c. Tentara Republik Indonesia [ ] d. Barisan Tentara Indonesia [ ] e. Barisan Keamanan Rakyat [ ] 2. Bagaimana syarat untuk menjadi anggota TKR adalah berikut ini.. a. Berumur 18 tahun [ ] b. Berumur 17 tahun [ ] c. Harus berumur 19 tahun [ ] d. Harus berumur 20 tahun [ ] e. Harus berumur 16 tahun [ ] 3. Salah satu alasan dibumihanguskannya gedung-gedung pemerintahan termasuk kantor telegraf di Malang pada saat sebelum penyerangan Belanda adalah ... a. Agar ketika Belanda tiba di Malang mereka tidak mempunyai tempat untuk berlindung [ ] b. Agar Belanda tidak dapat menguasai Kota Malang [ ] c. Agar Belanda tidak berminat lagi untuk menguasai Kota Malang karena banyak gedung-gedung yang sudah tidak dapat digunakan [ ] d. Agar tidak dijadikan pusat perdagangan oleh Belanda [ ] e. Agar Belanda tidak nyaman lagi, karena aset di Kota Malang sudah dibumihanguskan [ ] 4. Pada tahun berapakah TKR berubah nama menjadi TRI (Tentara Republik Indonesia).... a. 26 Juni 1946 [ ] b. 26 Januari 1945 [ ] c. 25 Januari 1945 [ ] d. 26 Juli 1946 [ ] e. 26 Januari 1946 [ ]



26



EVALUASI 5. Isi keputusan dari Kongres Pelajar di Malang adalah... a. Markas Pusat TRIP Jawa Timur berkedudukan di Kota Kediri dengan pimpinan Komandan Isman. [ ] b. Markas Pusat TRIP Jawa Timur berkedudukan di Kota Mojokerto dengan pimpinan Komandan Isman. [ ] c. Markas Pusat TRIP Jawa Timur berkedudukan di Kota Malang dengan pimpinan Komandan Isman. [ ] d. Markas Pusat TRIP Jawa Timur berkedudukan di Kota Malang dengan pimpinan Komandan Moeljosoedjono. [ ] e. Markas Pusat TRIP Jawa Timur berkedudukan di Kota Mojokerto dengan pimpinan Komandan Moeljosoedjono. [ ] 6. Tujuan pelalajar yang tergabung dalam TRIP meninggalkan Mojokerto ke Malang ialah... a. Mengejar ketinggalan menghadapi Ujian kelulusan [ ] b. Sekolahan mengadakan perlombaan tahunan [ ] c. Siswa persiapan menghadapi Ujian Kelulusan [ ] d. Siswa berkewajiban mendapatkan pendidikan di sekolah masing-masing [ ] e. Mengejar ketinggalan menghadapi musim kenaikan kelas. [ ] 7. Penyebab dilarangnya pelajar Trip meninggalkan Kota Malang ialah... a. Terjadi kerusuhan di daerah Jombang dan sekitarnya. [ ] b. Adanya demonstratif di gedung pemerintahan Kota Jombang. [ ] c. Adanya bencana alam di daerah perbatasan. [ ] d. Adanya aksi demonstratif yang dilakukan tentara Belanda di garis perbatasan [ ] e. Terjadi kerusuhan yang dilakukan oleh sporter sepak bola. [ ] 8. Sebutkan beberapa kelompok perjuangan yang terlibat dalam penghadangan gerakan Brigade KNIL... a. Pasukan Polisi Perjuangan, laskar-laskar rakyat [ ] b. Laskar Pelangi, Pemuda Polisi [ ] c. Pemuda Pancasila, Laskar rakyat [ ] d. Pasukan Polisi Perjuangan, Pemuda Pancasila [ ] e. Pasukan Polisi Perjuangan, Laskar Pelangi [ ] 9. Lokasi di malang tempat pasukan TRIP dan pasukan Belanda melakukan peperangan ialah a. Lapangan Gajahyana, Jl. Salak [ ] b. Lapangan Rampal, Jl. Klojen [ ] c. Lapangan Pacuan Kuda Betek, Jl. Salak [ ] d. Lapangan Pacuan Kuda Betek, Jl. Mundu [ ] e. Lapangan Rampal, Jl. Salak [ ]



27



EVALUASI



10. Penyebab Pusat Komando TRIP berpindah ke Gabru, Kediri dan Madiun.... a. Agresi yang dilakukan rakyat di Malang [ ] b. Terjadinya Agresi Belanda [ ] c. Terjadinya bencana alam [ ] d. Tidak adanya gedung yang dijadikan tempat tinggal KNIP [ ] e. Kurangnya fasilitas yang ada di Kota Malang [ ] B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan singkat, tepat, dan jelas. 1. Buatlah bagan secara singkat mengenai proses Terbentuknya TRIP di Malang! 2. Jelaskanlah secara singkat mengenai proses perpindahan Pusat Komando TRIP dari Malang ke Kediri dan Madiun! 3. Sebutkan pasukan yang tergabung dalam Markas Pusat TRIP di Malang! 4. Menurut anda apa nilai nasionalisme yang dapat diambil dari pertempuran di Jl.Salak? 5. Menurut pendapat anda kaitannya antara Agresi militer Belanda I dengan peristiwa pertempuran TRIP?



28



EVALUASI C. Temukanlah Kata-kata dalam kotak di bawah ini dengan menarik garis baik secara horizontal maupun vertikal S



U



A



M



I



N



O



S



A



L



A



H



U



A



L



O



A



P



E



M



A



T



H



I



S



O



L



M



I



L



I



T



E



R



I



Z



I



A



A



A



A



N



A



A



A



A



S



B



T



G



L



O



L



T



A



N



K



W



A



U



E



R



A



A



I



K



D



O



G



A



N



L



J



E



S



B



K



R



N



I



A



S



T



L



U



S



K



A



T



E



A



T



P



I



O



A



T



I



A



R



A



S



L



U



R



U



S



H



R



A



R



M



Y



I



E



T



K



K



O



A



I



U



P



I



N



E



B



G



A



B



R



U



P



S



I



K



B



A



T



A



L



Y



O



N



D. Analisislah gambar di bawah ini menggunakan 5 W 1 H



29



DAFTAR PUSTAKA



Poesponegoro, M. D. 2009. Sejarah Nasional Indonesia VI: Zaman Jepang dan Zaman Republik. Jakarta: Balai Pustaka, hlm 162-163 Widodo, D I. 2015. Malang Tempo Doeloe. Surabaya: Dukut Publishing Soerabaia. Irma, H.N. 1994. Rakyat Jawa Timur Mempertahankan Kemerdekaan. Jakarta : PT Gramedia. Berdoeri, Tjambuk. 2002.Indonesia Dalam Api dan Bara.Jakarta: Elkasa. Dukut, Imam. W. 2006. Malang Tempo Doeloe Djilid Satoe. Malang: Bayu Media Publishing. Hadi, Nur dan Sutopo. 1997. Perjuangan Total Brigade IV Malang: Penerbit IKIP Malang berkerjasama dengan Yayasan ex Brigade IV Brawijaya Malang. Handinoto.1996.Perkembangan Kota dan Arsiterktur Kolonial Belanda di Malang: Malang, LPPKM Universitas Kristen Petra Surabaya. Pierre, Heiboer. 1998. Agresi Militer Belanda. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.



30



x



Peristiwa 1947 di Malang Raya



Pada Pada tanggal 25 Februari hingga 5 Maret 1947 KNIP melaksanakan kelima di Kota Malang. Tempat yang terpilih sebag Pada 25 Februari hingga 5 Maret 1947 KNIP melaksanakan kelima di Kota Malang. Tempat yang terpilih sebagai tempat pelaksanaan sidang yaitu di gedung Societeit Concordia yang berada di sebelah utara alun-alun. Sidang tersebut berlangsung selama lima hari berturut-turut. Dalam sidang tersebut membahas mengenai Peraturan Pemerintah No.6 Tahun 1946 dan kinerja Badan Pekerja KNIP. TRIP (Tentara Indonesia Pelajar) yang terdiri dari pemuda-pemuda berusia 17 tahun atau lebih. Pada Agresi Militer Belanda I anngota bTRIP yang berada di Kota Malang berjuang untuk memepertahankan kota malang yang kala itu dijadikan sebagai pusat Kantor TRIP di malang. Tepatnya pada 31 Juli 1947 tentara Belanda menyerang Malang dan banyak diantara para anggota TRIP yang gugur termasuk Komandannya yaitu Susantob yang tewas terlindas tank Belanda.