Contoh Best Practice Baik - 2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

GURU MITRA SISWA (GMS) STRATEGI PEMBIMBINGAN KIR PADA SISWA INTAKE RENDAH SAMPAI MENDAPATKAN PRESTASI NASIONAL



BEST PRACTICES



Diajukan oleh Nama NIP NUPTK Nama Sekolah Kabupaten Provinsi



: Budi Susanto, S.Pd., M.Pd : 19670815 199512 1 003 : 1147739647200003 : SMK Negeri 2 Kudus : Kudus : Jawa Tengah



PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS PENDIDIKAN TAHUN 2013



GURU MITRA SISWA (GMS) STRATEGI PEMBIMBINGAN KIR PADA SISWA INTAKE RENDAH SAMPAI MENDAPATKAN PRESTASI NASIONAL Penulis : Budi Susanto, S.Pd., M.Pd SMK Negeri 2 Kudus – Jawa Tengah ABSTRAK SMK Negeri 2 Kudus merupakan sekolah pinggiran yang jauh dari jangkauan transportasi masal, pada awal pendiriannya merupakan SMK Kecil yang menjadi sekolah pilihan terakhir ketika calon peserta didik baru tidak mendapatkan sekolah pada SMK faforit di Kabupaten Kudus. Selanjutnya secara mikro jurusan elektronika audio video di sekolah ini merupakan jurusan yang tidak begitu popular, jurusan ini menjadi pilihan terakhir ketika peserta didik baru tersisih dari jurusan faforit yaitu jurusan teknik otomotif. Dengan kondisi ini praktis membuat jurusan elektronika audio video SMK Negeri 2 Kudus memiliki siswa dengan intake rendah. Karya Ilmiah Remaja adalah salah satu kegiatan ekstra kurikuler di SMK Negeri 2 Kudus. Pada tahun-tahun awal masih sulit menggali potensi siswa pada kegiatan ekstra ini, khususnya di jurusan elektronika audio video. Selanjutnya diterapkan strategi Guru Mitra Siswa (GMS) pada proses pembimbingan. Proses kemitraan pada proses bimbingan ini merupakan implementasi dari pilar pendidikan Ing Madyo Mangun Karso yang telah digagas Ki Hajar Dewantara. Strategi pembimbingan GMS ini diawali dari member motifasi sampai dengan member kesempatan pada siswa untuk menunjukkan potensi pada dirinya. Dampak dari diterapkannya strategi GSM untuk pembimbingan KIR pada siswa dengan intake rendah pada jurusan elektronika audio video ini pada lima tahun terakhir secara berturut-turut siswa terbimbing berhasil mendapatkan prestasi nasional pada berbagi efent Lomba Karya Ilmiah. Kata kunci : Guru Mitra Siswa, KIR Intake rendah, prestasi nasional



ii



KATA PENGANTAR



Puji syukur atas kemurahan dan kemudahan yang telah diberikan Allah SWT sehingga karya tulis dengan judul



“Guru Mitra Siswa (GMS) Strategi



Pembimbingan KIR pada Siswa Intake Rendah Sampai Mendapatkan Prestasi Nasional“,



dapat



pengetahuan,



penulis



sarana



dan



selesaikan. sumber



Penulis



daya



menyadari



lainnya



sangat



keterbatasan mempengaruhi



ketidaksempurnaan tulisan ini. Penulis berharap karya ini dapat bermanfaan untuk sesama guru SMK khususnya



dan



guru



Indonesia



pada



umumnya.



Selanjutnya



penulis



menghaturkan beribu terima kasih kepada : 1. Ibundaku, isrtriku, ibu mertuaku, anak-anakku Bela dan Tyas serta seluruh keluargaku. 2. Bapak Drs. H. Sudjatmiko M.Pd, Kepala Dianas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Kudus. 3. Bapak Drs. Harto Sundoyo, selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Kudus. 4. Dewan guru dan seluruh staf tata usaha SMK Negeri 2 Kudus . 5. Murid-muridku harapan penerus maksud dan anganku. Penulis menyadari tiada gading yang tak retak, demikian pula dengan tulisan ini. Karenanya kepada semua pihak yang berkompeten terhadap tulisan ini penulis dengan kerendahan hati memohoon maaf, serta mohon kritik dan saran demi sempurnanya tulisan karya-karya berikutnya.



Penulis



iii



PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA



SMK NEGERI 2 KUDUS Desa Rejosari, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus 59353 Telp. (0291) 3307724, Website: www.smkn2kudus.sch.id, Email: [email protected]



PENGESAHAN DAN REKOMENDASI No. 424/ /14.08.2/2014 Karya Tulis Ilmiah best practices dengan judul “Guru Mitra Siswa (GMS) Strategi Pembimbingan KIR pada Siswa Intake Rendah Sampai Mendapatkan Prestasi Nasional“, adalah benar-benar karya original dari : Nama NIP NUPTK Nama Sekolah Kabupaten Provinsi



: Budi Susanto, S.Pd., M.Pd : 19670815 199512 1 003 : 1147739647200003 : SMK Negeri 2 Kudus : Kudus : Jawa Tengah



Disetujui dan disahkan oleh Kepala Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Kudus untuk dipergunakan sebagi pesyaratan Seleksi Guru Berprestasi tingkat Nasional Tahun 2013.



Kudus, 17 Juni 2014 Menyetujui dan Mengesahkan :



Kepala SMK Negeri 2 Kudus



Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Kudus



Drs. SUDJATMIKO, M.Pd. Pembina Utama Muda NIP. 19610428 198703 1 008



Drs. HARTO SUNDOYO., M.Pd. Pembina Tingkat I NIP. 19630902 198903 1 013



iv



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL



i



ABSTRAK KATA PENGANTAR



ii ii iii iii



PENGESAHAN



iv iv



DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR



v vi vi



DAFTAR LAMPIRAN



vii



i



BAB I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang ………………………………………..………………….. 1 2. Permasalahan ………………………………………………………………2 3. Strategi Pemecahan Masalah ……………………………………………..3 BAB II. PEMBAHASAN 1. Alasan Pemilihan Strategi Guru Mitra Siswa (GMS)........................... 4 2. Hasil atau Dampak dari Strategi yang Dipilih ..................................... 5 3. Kendala-kendala yang Dihadapi dalam Melaksanakan Strategi yang Dipilih ............................................................................................9 4. Faktor-faktor Pendukung...................................................................... 9 5. Alternatif Pengembangan......................................................................... 10 BAB III. SIMPULAN DAN REKOMENDASI OPERASIONAL 1. Simpulan ................................................................................................... 11 2. Rekomendasi Operasional ........................................................................ 12



v



DAFTAR GAMBAR



Gambar 1. Grafik Intake Siswa ......................................................



2



Gambar 2. Kebersamaan dalam Pendekatan GMS .......................



4



Gambar 3. Memberikan Contoh dalam Pendekatan GMS ................ 5 Gambar 4. Saat Penyerahan Piala Kejuaraan Tahun 2010 ............



6



Gambar 5. Saat Penyerahan Piala Kejuaraan Tahun 2011 ................6 Gambar 6. Saat Penyerahan Piala Kejuaraan Tahun 2011 .............. 7 Gambar 7. Saat Penyerahan Medali Kejuaraan Tahun 2012 .............7 Gambar 8. Saat Penyerahan Piala Kejuaraan Tahun 2013 ............. 8



vi



DAFTAR LAMPIRAN



Lampiran 1. Foto dokumen kegiatan ………………………………14 Lampiran 2. Surat Keterangan ……………………………………..19 Lampiran 3. Guntingan Masmedia ………………………………..20 Lampiran 4. Bio Data Penulis ………………………………………24



vii



BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah SMK Negeri 2 Kudus sekolah tempat penulis mengabdi, adalah sebuah sekolah perintisan yang berdiri pada tahun 2004, diawali dari SMK Kecil yang menjadi satu atap dengan SMP Negeri 2 Dawe Kabupaten Kudus. Sekolah ini terletak di kaki gunung Muria jarak tempuh dari pusat kota berkisar 20 Km. Sekolah yang berlokasi di pedesaan dan jauh dari jangkaun transportasi massal ini merupakan SMK Negeri dengan rumpun Teknologi termuda di Kabupaten Kudus, sebelumnya banyak SMK suasta yang sudah berdiri lebih awal yang memiliki bonafiditas dan kepercayaan masyarakat hal ini didukung dengan adanya sarana dan prasarana serta lokasi letak sekolah yang strategis. Pada awal berdirinya terdapat 2 jurusan/program studi, yaitu teknik otomotif dan teknil ekektronika audio video. Secara makro pada tahun-tahun awal berdirinya SMK Negeri 2 Kudus, peserta didik memiliki pilihan pertama di SMK yang ada di dalam kota yang memiliki kredibilitas yang tinggi atau SMK yang mudah akses transportasinya. Calon perserta didik memandang SMK Negeri 2 Kudus merupakan sekolah alternatif jika mereka tidak diterima di sekolah-sekolah tujuan pertama dan tujuan kedua. Sedangkan secara mikro peserta didik baru yang masuk ke SMK Negeri 2 Kudus memilih jurusan teknik otomotif sebagai pilihan pertama dan jurusan teknik elektronika audio video sebagai pilihan ke dua. Kondisi seperti ini membuat intake siswa jurusan elektronika audio video sangat rendah, jauh dari nilai rata-rata yang dimiliki peserta didik pada jurusan lain. Sebuah tantangan besar ketika penulis menerima tugas sebagai pembimbing ekstra kulikuler Karya Ilmiah Remaja (KIR) pada jurusan elektronika audio video. Dengan kondisi intake siswa rata-rata yang rendah bagaimana harus memberdayakan siswa untuk dapat aktif mengikuti kegiatan, menggali potensi mereka serta menelurkan sebuah 1



prestasi. Apalagi sarana dan prasarana pendukung yang dimiliki oleh sekolah sangat minim serta jangkauan sekolah yang sulit dari transportasi umum membuat siswa sulit dihadirkan untuk mengikuti kegiatan ekstra di luar jam pembelajaran. Intake siswa yang rendah juga membuat siswa enggan “berfikir berat” dan berimajinasi menghasilkan sebuah karya positif dalam bidang ilmiah dalam wadah ekstra kurikler Karya Ilmiah Remaja .



Gambar 1. Grafik Simulasi Intake Siswa (sumber informasi kesiswaan) Gambar 1 di atas menunjukkan nilai rata-rata hasil ujian nasional SMP/MTs pada setiap jurusan. Terlihat jelas untuk jurusan teknologi audio Video rata-rata nilai siswa jauh di bawah jurusan lainnya. 2. Permasalahan Dari



latar



belakang



yang



telah



dideskripsikan



di



atas,



permasalahan yang dapat disajikan dalam makalah best practice ini adalah: a. Bagaimana cara menggali potensi siswa pada pembimbingan ekstra kurikuler Karya Ilmiah Remaja jurusan teknik elektronika audio video SMK Negeri 2 ? b. Apakah siswa dengan intake dibawah rata-rata pada jurusan elektronika audio video SMK Negeri 2 Kudus dapat dibimbing pada bidang ekstra kurikuler Karya Ilmiah Remaja sampai menghasilkan prestasi? 2



3. Strategi Pemecahan Masalah Penulis memandang model pendekatan Guru Mitra Siswa (GMS) merupakan pendekatan model yang paling tepat sesuai dengan kondisi siswa dengan intake rendah sebagaimana tersebut di atas. Model GMS sebagai sebuah strategi yang dipilih dalam pembimbingan siswa pada kegiatan KIR pada jurusan elektronika audio video SMK Negeri 2 Kudus, dilakukan dengan pola pendekatan kebersamaan antara guru dan siswa dalam sebuah wadah yang sinergis. Pada saat kegiatan antara guru dan siswa terdapat kemitraan yang harmonis dan terbangun keakaraban sehingga siswa terhindarkan dari rasa canggung, dapat tergali potensinya dengan maksimal, dapat tergali buah pikir serta membangun karsa dengan pendampimga yang tersetruktur. Jika pola ini dilakukan maka siswa tidak bosan untuk mengikuti kegiatan ekstra kurikulier KIR. Tahapan operasional pelaksanaan GMS pada pembimbingan ekstra kurikuler KIR dapat dijabarkan sebagai berikut : a. Menggali minat dan potensi siswa. b. Memberikan



motifasi



bahwa



siswa



bisa



berbuat



untuk



melakukan



fasilitasi



serta



menghasilkan karya. c. Memupuk rasa percaya diri. d. Melakukan



pendampingan



dan



pemberian contoh. e. Membantu membangkitkan ide-ide dengan memberikan stimulus untuk berfikir kritis. f. Memberikan kesempatan untuk mencoba membuktikan ide-idenya. g. Memberikan kesempatan untuk mengikuti lomba-lomba. Kunci keberhasilan dari pelaksanaan model GMS ini adalah guru harus dapat memposisikan diri sebagai mitra saat kegiatan dengan membangun sinergi dengan siswanya. Apabila kemitraan ini dapat berjalan dengan baik maka siswa tidak memiliki rasa sungkan untuk bertanya, merasa terbantu dan akan terbangun rasa percaya diri. Pada kondisi ini akan tumbuh rasa persaudaraan yang harmonis dan tidak menimbulkan rasa canggung pada diri siswa. 3



BAB II PEMBAHASAN 1. Alasan Pemilihan Strategi Guru Mitra Siswa (GMS) Guru menjadi juara adalah hal yang biasa, meskipun sekecil menjadi juara ketika ia mengajar di kelasnya. Namun guru menciptakan juara-juara baru dari siswanya adalah adalah hal yang luar biasa. Adalah hal yang biasa apabila guru menciptakan juara-juara dari siswa yang cerdas dan meiliki intake yang tinggi. Tetapi apalagi juara-juara baru yang diciptakannya adalah siswa-siswa yang berasal dari kelompok intake rendah, sungguha sangat luar biasa, demikian kurang lebih sitiran dari Andy Nayoan dalam acara Kick Andy. Dari sitiran di atas penulis tertarik sekali untuk bisa menjadikan siswa-siswa bimbingan menjadi juara yang memiliki kebermaknaan dalam hidupnya. Bila beberapa kejuaraan telah penulis capai, hal ini tidak akan berarti apabila penulis sebagai guru pembimbing tidak dapat menciptakan juara-juara baru dari siswa bimbingan. Namun berkaitan dengan siswa obyek bimbingan memiliki intake yang rendah, maka diperlukan sebuah sistem yang tepat, efektif dan efisien untuk memberikan pendekatanpendekatan pada siswa. Sistem pendekatan yang tepat sebagai mana dimaksud pada adalah pendekatan Guru Mitra Siswa (GMS). Pendekatan GMS merupakan impelementasi Sistem



dari



Among



teori



dari



Ki



belajar Hajar



Dewantara. Akira Nagazumi pakar pendidikan bukunya



dari



Jepang



Indonesia



dalam



dalam Kajian



Sarjana Jepeng berpendapat bahwa sistim pendidikan yang digunakan



Gambar 2. Kebersamaan dalam Pendekatan GMS



untuk menjadikan manusia idaman (Ideal Human Type) adalah Sistem Among (Nagazumi : 2001:202). Salah satu pilar sistem among adalah Ing Madyo Mangun Karso



yang berarti guru sebagai pemimpin siswanya



apabila sedang berada di tengah harus dapat membangun, siswanya. 4



Tidak hanya bisa memerintah, namun juga harus dapat dan mau “tandang gawe” memberikan contoh. Hal ini dapat terjadi apabila terjadi kemitraan antara guru dan siswa. Dengan



pola



GMS



suasana



keakraban



dibangkitkan antara



guru



pembimbing dan siswa terbimbing. Dari keakraban ini akan menjadikan siswa tidak merasa cangung dan sungkan Gambar 3. Memberikan Contoh dalam Pendekatan GMS



untuk



pendapat, ide serta



menyampaikan gagasan



yang



menjadi modal paling utama dalam



penelitain dari kegiatan ekstra kurikuler Karya Ilmiah Remaja. Pola pendekaan pembimbingan dengan pola GMS ini baru penulis terapkan sekitar tahun 2009, sebelumnya penulis menggunakan pembimbingan yang monoton dan cenderung stagnan. 2. Hasil atau Dampak dari Strategi yang Dipilih Dampak dari pendekatan GMS pada pembimbingan tersebut adalah: a. Siswa lebih memahami makna keikutsertaanya dalam kegiatan ekstra kurikuler Karya Ilmiah Remaja. b. Ketertarikan siswa dalam bidang penelitian-penelitian sederhana menjadi lebih bagus c. Kemauan dan keberanian siswa untuk bertanya saat proses bimbingan dapat terjalin dengan baik. d. Semangat untuk mengadakan eksperimen lebih baik. Kecuali hal tersebut di atas dampak prestasi yang diperoleh oleh sekolah sungguh luar biasa. Sebagai sekolah perintisan pra SSN siswasiswa pada jurusan teknik elektronika audio video sebagai mayoritas alternatif tempat belajar paling akhir di SMK Negeri 2 Kudus pada bidang Karya



Ilmiah



Remaja



dapat



mencapai



prestasi



tingkat



nasional



diantaranya : 5



a. Juara 3 Lomba Karya Ilmiah Nasional pada Tahun 2010 di Balitbang PUSAIR Bandung. Pada efent ini siswa mengangkat masalah



lingkungan



penelitian



yang



pada



dilakukannya



yaitu mengolah limbah indusri menjadi terdiri



cat dari



tembok.



Mereka



siswa



(Ahmad



3



Hudayana, Arofah Suryani dan Muzamil Husain) dari



jurusan



teknik elektronika audio video kelas XI. Rata-rata nasional



nilai ujian



mereka



ketika



Gambar 4. Saat Penyerahan Piala Kejuaraan Tahun 2010



di SMK/MTs berkisar 26,2 sementara



untuk jurusan teknik otomotif nilai rata-rata mereka berkisar 33.6. Tim ini merupakan tim pertama



dari



SMK



Negeri



2 Kudus yang



mendapatkan prestasi Nasional.



b. Juara 1 Lomba Karya Ilmiah Nasional pada Tahun 2011 di Balitbang PUSAIR Bandung. Tim terdiri dari 3 siswa kelas XI (Toni Widiyanto, Andre Surya Pratama, dan Dwi Oktaviana Sari) . Satu dari mereka memang memilih jurusan elektronika dan dua yang lain



elektronika



audio



video



sebagai jurusan alternatif setelah tidak diterima pada jurusan teknik kendaraan ringan (otomotif).



Gambar 5. Saat Penyerahan Piala Kejuaraan Tahun 2011



6



Mereka membuat teknologi tepat guna filter penjernih air dengan menggunakan pola anti grafitasi. Temuan mereka juga mendapatkan apresiasi dari tim juri LIPI. c. Juara 2 Olimpaide Sains Terapan Nasional Tahun 2012. Mereka melakukan penyempurnaan pada inovasi karya yang ke dua (bagian b). Namun yang maju pada kompetisi Karya Ilmiah Siswa ini hanya 2 siswa (Toni Widiyanto, dan Dwi Oktaviana Sari).



Gambar 6. Saat Penyerahan Piala Kejuaraan Tahun 2011



d. Juara 3 (Bronce Medal) pada efent



ISPO



4th



(Indonesian



Science Projec Olimpiad) . Efent ini merupakan efent lomba karya ilmiah siswa yang didukung LIPI, PTN



ternama



Dilaksanakan Indonesia



dan di



pada



PASIAD. Universitas



Tahun



2012.



Diikuti oleh 2 siswa dari jurusan elektronika audio video, mereka memang



secara



awal



telah



memilih jurusan ini ketika proses penerimaan peserta didik baru. Dua siswa ini (Titik Susanti dan Galih Danang Prakoso) kegunaan



Lidah



Gambar 7. Saat Penyerahan Medali Kejuaraan Tahun 2012



meneliti



Mertua



sebagai



anti



toksin



mengembangkan



penelitian penggunaan limbah kimia untuk pembuatan cat tembok. 7



e. Pada Tahun 2013 ini tim Karya Ilmiah Remaja dari SMK Negeri 2 Kudus



kembali



mendapatkan



penghargaan sebagai Juara 1 Nasional dari Balitbang PUSAIR pada



Lomba



Karya



Ilmiah



Nasional 2013 di Bandung. Tim dari jurusan elektronika audio video



yang



beranggotakan



3



orang (Yuli Mihammad Rifan, Siti Nor Faizah dan Milla Setyawati). Melakukan inovasi membangun peralatan teknologi tepat guna untuk secara



memberitahukan dini



berbasis



banjir



Gambar 8. Saat Penyerahan Piala Kejuaraan Tahun 2013



digital



dengan menggunakan pola SMS kepada warga yang sering menjadi korban banjir. Program yang mereka bangun adalah SMS terkirim sebagai peringatan sebelum banjir dating melanda. Mereka adalah siswa yang masuk pada jurusan elektronika audio video sebagai pilihan terakhir setelah mereka tidak diterima pada jurusan teknik komputer jaringan. Dampak yang lain dari diaplikasikannya strategi bimbingan KIR dengan pendekatan GMS adalah dikarenkan kejuaraan-kejuaraan ilmiah nasional berhasil diraih siswa jurusan elektronika audio video maka : a. Minat siswa untuk mengikuti ekstra kurikuler KIR semakin meningkat dari tahun ke tahun. b. Pada dua tahun terakhir jurusan elektronika audio video menjadi tujuan utama untuk sebagian besar siswa pada jurusan ini. Hanya sebagian kecil siswa yang menjadikan jurusan alternatif. c. Minat siswa untuk masuk ke SMK Negeri 2 Kudus bergeser menjadi tujuan utama bukan tujuan alternative. (Tahun 2012/2013 jumlah siswa 1070 dari 27 kelas) 8



Dampak ikutan di atas berdasar pengakuan orang tua wali murid, akibat dipublikasikannya prestasi nasional siswa pada masmedia cetak dan elektronik. Obsesi besar dari penulis adalah dapat mengantarkan siswa pada jenjang efent yang lebih tinggi lagi, sebgai missal efent-efent tingkat Internasional. 3. Kendala-kendala yang Dihadapi dalam Melaksanakan Strategi yang Dipilih Kendala yang dihadapi dalam melaksanakan strategi bimbingan KIR dengan pendekatan GMS adalah: a. Belum semua warga sekolah memberikan dukungan berkaitan dengan penerapan pendekatan GMS untuk bimbingan program ekstra kurikuler KIR. b. Terbatasnya sumber daya sekolah yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan penelitian pada proses pembimbingan. c. Sulitnya menghadirkan siswa pada saat sore hari dikarenakan sulitnya transporasi massal ke sekolah. 4. Faktor-faktor pendukukung Faktor-faktor pendukung dalam melaksanakan strategi bimbingan KIR dengan pendekatan GMS adalah: a. Dukungan Kepela Sekolah berkaitan dengan pelaksanaan program latihan pada kegiatan ekstra kurikuler KIR b. Siswa yang tergabung dalam kegiatan ekstra kurikuler KIR memiliki semangat yang tinggi untuk berkarya. c. Meskipun terbatas, sekolah mau memberikan subsidi pembiayaan untuk melaksanakan eksperimen-eksperimen pada ekstra kurikuler KIR. d. Dukungan orang tua wali murid kepada ketika siswanya mengikuti program latihan untuk mengikuti efent. e. Dipublikasikannya proses dan hasil kegiatan KIR melalui mas media dan kalender sekolah



9



f. Adanya wadah pameran yang dapat digunakan untuk menunjukkan hasil karya siswa pada kegiatan ekstra kurikuler KIR. 5. Alternatif Pengembangan Alternatif pengembangan yang dapat dilakukan berkenaan dengan pelaksanaan strategi GMS pada bimbingan ekstra kurikuler KIR adalah kemitraan dengan siswa



yang dilaksanakan sebagai sebuah strategi



bimbingan, dapat dilakukan pada ekstra kurikuler lainnya. Guru sebagai agent of change dapat memposisikan dirinya dengan strategis sehingga posisi sebagai pembimbing siswa tidak menjadikan suasana kaku yang mengarah ke sistem top and down. Perlu dibuat sebuah batasan atau rambu-rambu agar proses pelaksanaan strategi GMS dalam pembimbingan kegiatan ekstra kurikuler KIR tidak salah arah atau dalam kata lain “kebablasan”. Meskipun strategi yang dipergunakan adalah strategi kemitraan, perlu dipertahankan posisi hubungan guru murid tetap harus dilaksanakan sesuai dengan norma kesopanan



sebagaimana



terdapat



pada



pendidikan



karakter



dan



pendidkan budi pekerti yang berlaku. Rambu-rambu dimaksud adalah guru harus bisa membatasi kemitraan yang dilaksanakan kaitannya dengan bimbingan pada peserta didik. Keakraban yang berlebihan dalam kemitraan tentunya akan membawa dampak negative, yaitu terlanggarnya hubungan guru murid secara wajar. Pola pendekatan bimbingan dengan strategi GMS ini dapat diterapkan pada sekolah-sekolah lain secara makro. Strategi GMS yang merupakan implementasi dari salah satu pilar pendidikan Ing Madyo Mangun Karso dari Ki Hajar Dewantara merupakan strategi yang handal diterapkan pada siswa dengan intake rendah. Konklusi selanjutnya adalah apabila siwa dengan kondisi intake rendah dapat dimaksimalkan dengan strategi ini, tentunya siswa dengan intake tinggi akan lebih mudah dibina untuk menggali potensi-potensi yang dimilikinya.



10



BAB III SIMPULAN DAN REKOMENDASI OPERASIONAL



1. Simpulan Simpulan yang dapat disampaikan berkaitan dengan implementasi strategi Guru Mitra Siswa (GSM) pada pembimbingan ekstra kurikuler Karya Ilmiah Remaja (KIR) yang disajikan pada tulisan ini, ditarik dari permasalahan yang disampaikan pada bagian sebelumnya. Simpulan dimaksud adalah sebagai berikut : a. Penggalian potensi siswa pada pembimbingan ekstra kurikuler Karya Ilmiah Remaja jurusan teknik elektronika audio video SMK Negeri 2. Dapat dilakuan dengan pola strategi Guru Mitra Siswa (GMS) . Strategi Guru Mitra Siswa (GSM) pada pembimbingan ekstra kurikuler Karya Ilmiah Remaja di SMK Negeri 2 Kudus mampu membangkitkan potensi siswa pada bidang penelitian ilmiah pada siswa jurusan elektronika audio video sebagai kelompok siswa dengan intake di bawah rata-rata komulatif siswa SMK Negeri 2 Kudus. Implementasi strategi Guru Mitra Siswa (GSM) perlu diberikan batasan-batasan agar hubungan guru murid tetap berada pada koridor pendidikan karakter. b. Siswa dengan intake dibawah rata-rata pada jurusan elektronika audio video SMK Negeri 2 Kudus dengan strategi Guru Mitra Siswa (GMS) dapat dibimbing pada bidang ekstra kurikuler Karya Ilmiah Remaja sampai menghasilkan prestasi tingkat nasional. Prestasi nasional dimaksud diantaranya juara 3 nasional lomba karya ilmiah tahun 2010, juara 1 nasional lomba karya ilmiah tahun 2011, juara 2 Olimpiade Sains Terapan NAsional (OSTN), juara 3 nasional Indonesian Science Projec Olimpiad (ISPO) dan juara 1 nasional lomba karya ilmiah tahun 2013



11



2. Rekomendasi Opersaional Rekomendasi disampaikan untuk guru, lembaga dan stake holder lainya



agar



strategi



dalam



makalah



best



practice



ini



memiliki



kebermaknaan yang lebih serta dijabarkan sebagai berikut: a. Untuk Guru Strategi Guru Mitra Siswa (GMS) dapat diterapkan oleh guru-guru pembimbing untuk mencapai prestasi maksimal pada siswa bimbingannya. Pelaksanaan



strategi



Guru



Mitra



Siswa



(GMS)



dalam



pelaksanaannya harus disertai dengan batasan-batasan norma sebagaimana yang diharapkan pada pendidikan karakter. b. Untuk Lembaga/Sekolah Strategi Guru Mitra Siswa (GMS) dapat digunakan sebagai referensi lembaga/sekolah atas strategi bimbingan sehingga dapat dikembangkan olek guru lain. c. Untuk Stake Holder Lainnya Stake holeder sekolah agar dapat mengetahui strategi Guru Mitra Siswa



(GMS)



dalam



pelaksanan



bimbingan



untuk



dapat



digunakan sebagai referensi atas strategi bimbingan sehingga dapat dimanfaatkan di lembaga dari stake holeder



yang



bersangkutan bila karakteristiknya memungkinkan.



12



LAMPIRAN-LAMPIRAN



13



Lampiran 1



FOTO-FOTO DOKUMEN KEGIATAN



Kebersamaan dalam Strategi GMS



Pendampingan dengan Pola Memberi Contoh



Pendampingan dalam Strategi GMS



Ada di Stand Pameran ISPO 4 th Tahun 2012



Serius Mengerjakan Proyek



Serius Mengerjakan Proyek Inovasi Filter Air



14



FOTO-FOTO DOKUMEN KEGIATAN



Merakit Sel Surya untuk Simple Digital Interface



Penyaringan Limbah untuk Bahan Cat Tembok



Eksperimen Penggunaan Cat Hasil Produk



Pendampingan dalam Strategi GMS



Penyerahan Piala LKI Nasional Juara 3, 2010 di Bandung



Pendampingan Pembimbingan LKI Nasional 2010 di Bandung



15



FOTO-FOTO DOKUMEN KEGIATAN



.



Penyerahan Piala LKI Nasional Juara 1, 2011 di Bandung



Pendampingan Pembimbingan LKI Nasional 2011 di Bandung



Penyerahan Medali Perunggu ISPO 4 th Tahun 2012



Pendampingan Pembimbingan Tim ISPO 4 th Tahun 2012



Penyerahan Piala LKI Nasional Juara 1, 2013 di Bandung



Pendampingan Pembimbingan LKI Nasional 2013 di Bandung



16



FOTO-FOTO DOKUMEN KEGIATAN



Gambar Siswa Bimbingan dengan Hasil Karya Filter Air Selokan Menjadi Air Konsumsi



17



FOTO-FOTO DOKUMEN KEGIATAN



. Gambar Siswa Bimbingan dengan Hasil Karya Simple Digital Interface untuk SMS Banjir Dini



18



Lampiran 2



SURAT KETERANGAN No. No. 424/ /14.08.2/2014 Kepala SMK Negeri 2 Kudus menerangkan bahwa : Nama



: Budi Susanto, S.Pd., M.Pd



NIP



: 19670815 199512 1 003



NUPTK



: 1147739647200003



Nama Sekolah



: SMK Negeri 2 Kudus



Kabupaten



: Kudus



Provinsi



: Jawa Tengah



Benar-benar



melaksanakan bimbingan ekstra kurikuler Karya Ilmiah



Remaja di SMK Negeri 2 Kudus mulai tahun 2006 sampai dengan sekarang. Demikian



Surat



Keterangan



ini



dibuat



untuk



dapat



digunakan



sebagaimana mestinya. Untuk pihak-pihak yang berkepentingan diharap maklum dan kerja samanya, Kudus 18 Juni 2014 Kepala SMK N 2 Kudus



Drs. HARTO SUNDOYO., M.Pd. Pembina Tingkat I NIP. 19630902 198903 1 013



19



Lampiran 3 GUNTINGAN MASMEDIA



Jawa Pos 22 Februari 2010



20



GUNTINGAN MASMEDIA



Suara Merdeka 3 April 2010



21



GUNTINGAN MASMEDIA



Suara Merdeka 9 Maret 2011



22



GUNTINGAN MASMEDIA



Suara Merdeka 9 April 2011



23