9 0 756 KB
LAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN DI RSUD KOTA MAKASSAR JANUARI – SEPTEMBER 2017
RSUD KOTA MAKASSAR
2017
SERAH TERIMA LAPORAN HASIL INSIDEN KESELAMATAN PASIEN
NO HARI/TANGGAL YANG MENYERAHKAN Ketua Tim Pasien
Keselamatan
YANG MENERIMA Ketua Komite Manajemen Resiko &Keselamatan Pasien RSUD Kota Makassar
1.
(............................)
(...........................)
Ketua Komite Manajemen Resiko &Keselamatan Pasien RSUD Kota Makassar
Direktur RSUD Makassar
2.
(...........................) Direktur RSUD Makassar
(...........................) Kota Pemilik/Walikota Makassar
3.
(............................)
(............................)
Kota
REKOMENDASI DATA INSIDEN KESELAMATAN PASIEN
NO HARI/TANGGAL BERKAS/LAPORAN/DOKUMEN REKOMENDASI
1.
Senin/ 30 Laporan kerja Oktober 2017 Keselamatan Pasien
Insiden
Makassar,
2
November 2017 Direktur RSUD Kota Makassar
Dr. Ardin Sani, M. Kes Pangkat Pembina NIP.19650208 2001122001
DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1. Tujuan Pelaporan .......................................................................................... a. Tujuan Umum ......................................................................................... b. Tujuan Khusus ......................................................................................... 2. Definisi ...........................................................................................................
BAB II PELAPORAN INSIDEN ................................................................................... BAB III ANALISA DAN TINDAK LANJUT .................................................................. Grafik Analisa Keselamatan Pasien ..................................................................... BAB IVLAPORAN ROOT CAUSE ANALYSIS (RCA) ................................................. A. LAPORAN RCA I................................................................................................ I.
Pendahuluan .........................................................................................
II.
Pembahasan ..........................................................................................
III.
Kesimpulan ............................................................................................
IV.
Saran
B. LAPORAN RCA II.......................................................................... I.
Pendahuluan ..........................................................................................
II.
Pembahasan...........................................................................................
III.
Kesimpulan ............................................................................................
IV.
Saran ......................................................................................................
BAB V PENUTUP ........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN 1. TUJUAN PELAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN
a.
1)
Tujuan Umum :
Menurunnya Insiden Keselamatan Pasien(KTD, KNC, KTC dan
KPC)
2)
b.
1)
Meningkatnya mutu pelayanan dan eselamatan pasien.
Tujuan Khusus :
Rumah Sakit (Internal)
a)
Terlaksananya sistem pelaporan dan pencatatan insiden
keselamatan pasien di rumah sakit .
b)
Diketahui penyebab insiden keselamatan pasien sampai pada
akar masalah
c)
Didapatkannya pembelajaran untuk perbaikan asuhan kepada
pasien agar dapat mencegah kejadian yang sama dikemudian hari.
2)
KKPRS (Eksternal)
a)
Diperolehnya data / peta nasional angka insiden keselamatan
pasien (KTD, KNC, KTC)
b)
Diperolehnya
pembelajaran
untuk
meningkatkan
mutu
pelayanan dan keselamatan pasien bagi rumah sakit lain.
c)
Ditetapkannya langkah-langkah praktis Keselamatan Pasien
untuk rumah sakit di Indonesia.
2. DEFINISI
1.
Keselamatan / Safety
Bebas dari bahaya atau risiko (hazard)
2.
Adalah
Hazard / bahaya
suatu
"Keadaan,
Perubahan
meningkatkan risiko pada pasien.
atau
Tindakan"
yang
dapat
3
a.
Keadaan
Adalah setiap faktor yang berhubungan atau mempengaruhi suatu "Peristiwa Keselamatan Pasien/ Patient Safety Event , Agent atau Personal"
b.
Agent
Adalah substansi, obyek atau sistem yang menyebabkan perubahan
3. Keselamatan Pasien / Patient Safety
Pasien bebas dari harm /cedera yang tidak seharusnya terjadi atau bebas dari harm yang potensial akan terjadi (penyakit, cedera fisik / sosial / psikologis, cacat, kematian dll), terkait dengan pelayanan kesehatan.
Yang dimaksud dengan keselamatan pasien (patient safety) adalah proses dalam suatu Rumah Sakit yang memberikan pelayanan pasien yang lebih aman.
Termasuk di dalamnya asesmen risiko, identifikasi, dan manajemen risiko terhadap pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan untuk belajar dan menindaklanjuti insiden, dan menerapkan solusi untuk mengurangi serta meminimalisir timbulnya risiko. (Penjelasan UU 44/2009 ttg RS pasal 43)
4. Keselamatan Pasien RS / Hospital Patient Safety
Suatu
sistem
dimana
rumah
sakit
membuat
asuhan
pasien
lebih
aman.Sistem tersebut meliputi assessmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko.Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan seharusnya dilakukan.
5. Harm/ cedera
yang
Dampak yang terjadi akibat gangguan struktur atau penurunan fungsi tubuh dapat berupa fisik, sosial dan psikologis. Yang
4
termasuk harm adalah : "Penyakit, Cedera, Penderitaan, Cacat, dan Kematian".
a.
Penyakit/Disease Disfungsi fisik atau psikis
b.
Cedera/Injury
Kerusakan jaringan yang diakibatkan agent / keadaan
c.
Penderitaan/Suffering
Pengalaman/ gejala yang tidak menyenangkan termasuk nyeri, mal-aise, mual, muntah, depresi, agitasi,dan ketakutan
d.
Cacat/Disability
Segala bentuk kerusakan struktur atau fungsi tubuh, keterbatasan aktifitas dan atau restriksi dalam pergaulan sosial yang berhubungan dengan harm yang terjadi sebelumnya atau saat ini.
6. Insiden Keselamatan Pasien (IKP)/Patient Safety Incident Setiap adalah setiap kejadian atau situasi yang dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan harm (penyakit, cedera, cacat, kematian dan lainlain) yang tidak seharusnya terjadi.
7. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) / Adverse Event
Suatu kejadian yang mengakibatkan cedera yang tidak diharapkan pada pasien karena suatu tindakan (“commission”) atau karena tidak bertindak (“omission”), bukan karena “underlying disease” atau kondisi pasien.
8. Kejadian Nyaris Cedera (KNC) / Near Miss
Suatu Insiden yang belum sampai terpapar ke pasien sehingga tidak menyebabkan cedera pada pasien.
9. Kejadian Tidak Cedera (KTC) adalah insiden yang sudah terpapar ke pasien,
tetapi
tidak
menimbulkan
cedera,
dapat
terjadi
karena
"keberuntungan" (misal; pasien terima suatu obat kontra indikasi tetapi tidak
timbul reaksi obat), atau "peringanan" (suatu obat dengan reaksi alergi diberikan, diketahui secara dini lalu diberikan antidotumnya).
5
10. Kondisi Potensial Cedera (KPC) / “reportable circumstance” kondisi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden.
11. Kejadian Sentinel (Sentinel Event) :
Suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius; biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat diterima seperti : operasi pada bagian tubuh yang salah. Pemilihan kata “sentinel” terkait dengan keseriusan cedera yang terjadi (misalnya Amputasi pada kaki yang salah, dan sebagainya) sehingga pencarian fakta terhadap kejadian ini mengungkapkan adanya masalah yang serius pada kebijakan dan prosedur yang berlaku.
12. Laporan insiden keselamatan pasien RS (Internal) Pelaporan secara tertulis setiap kejadian nyaris cedera (KNC) atau kejadian tidak diharapkan (KTD) atau kejadian tidak cedera (KTC) atau kondisi potensial cedera (KPC) yang menimpa pasien.
13. Laporan insiden keselamatan pasien KKPRS (Eksternal) : Pelaporan secara anonim secara elektronik ke KKPRS setiap kejadian tidak diharapkan (KTD) atau kejadian nyaris cedera (KNC) atau kejadian tidak cedera (KTC) atau Sentinel Event yang terjadi pada pasien, setelah dilakukan analisa penyebab, rekomendasi dan solusinya.
14. Faktor Kontributor
Adalah keadaan, tindakan, atau faktor yang mempengaruhi dan berperan dalam mengembangkan dan atau meningkatkan risiko suatu kejadian (misalnya pembagian tugas yang tidak sesuai kebutuhan).
Contoh :
a.
Faktor kontributor di luar organisasi (eksternal)
b.
Faktor kontributor dalam organisasi (internal) misalnya tidak ada
prosedur
c.
Faktor kontributor yang berhubungan dengan petugas (kognitif atau
perilaku petugas yang kurang, lemahnya supervisi, kurangnya team workatau komunikasi)
d.
Faktor kontributor yang berhubungan dengan keadaan pasien.
15. Analisis Akar Masalah/ Root Cause Analysis (RCA)
Adalah suatu proses berulang yang sistematik dimana faktor-faktor yang berkontribusi dalam suatu insiden diidentifikasi dengan merekonstruksi kronologis kejadian menggunakan pertanyaan ‘mengapa' yang diulang hingga menemukan akar penyebabnya dan penjelasannya. Pertanyaan ‘mengapa' harus ditanyakan hingga tim investigator mendapatkan fakta, bukan hasil spekulasi.
BAB II PELAPORAN INSIDEN NO
NAMA PASIEN
NO RM
RUANGAN
1
Zerly Gavrila
236507
Perawatan PICU
2
By. Ramlah. I
234569
Perawatan NICU
3
Dini Andira
217786
Perawatan Anak
4
Ny. Nurhidayati
228148
Perawatan GSR
5
Muh. Ilham
233155
Perawatan Bedah
6
Ny. Marwah
231530
Perawatan Bedah
7
Ny.
Heni
Sri 225051
Perawatan Bedah
INSIDEN Pasien dalam keadaan penurunan kesadaran, terjadi penumpukan sekret berlebihan di jalan nafas dan harus di lakukan penghisapan menggunakan suction. Akan tetapi tidak ada aliran listrik (listrik padam jam 23.00 sampai tgl 25/10/207) Bayi hipotermi saat listrik padam Obat injeksi tidak di berikan sesuai jadwal Obat injeksi yang akan diberikan adalah ketorolak 30 mg sedangkan diberikan 10 mg jadi kurang Selang Draing terpasang cairan NaCl 0,9% Salah memberikan Depentidramin seharusnya obat depentidramin diberikan ke Ny. Mawar tapi yang di berikan obat tersebut ke Ny. Marwah Salah pemberian cairan yang
JENIS TGL INSIDEN INSIDEN
GRADING RESIKO
RTL
KNC
25-10-2017
Hijau
Investigasi Sederhana 2 Minggu
KTD
20-09-2017
Merah
RCA 45 hari
KTD
09-10-2017
Biru
Investigasi Sederhana 1 Minggu
KNC
27-05-2017
Biru
Investigasi Sederhana Minggu 1
KNC
27-08-2017
Hijau
Investigasi Sederhana 2 Minggu
KNC
28-07-2017
Biru
Investigasi Sederhana 1 Minggu
KTD
08-04-2017
Hijau
Investigasi
KET
Handayani 8
Tn. Lotong
Yusuf 225989
ICU
harusnya di pasang Dx 10% tapi yang di pasang Dx 5% Salah centang lembar KTD pemeriksaan laboratorium
Sederhana 2 Minggu 02-05-2017
Biru
NO
NAMA PASIEN
NO RM
RUANGAN
INSIDEN
JENIS TGL INSIDEN INSIDEN
GRADING RESIKO
9.
Ny. Marnawati
123426
ICU
Kantong urine menyentuh lantai
KTC
11-05-2017
Biru
10.
Ny. St. Masyita
227436
ICU
Keterlambatan pengiriman PA
KTC
14-06-2017
11.
Tn. Onmer
231688
ICU
Ruangan yang di pasien penuh
KTC
01-08-2017
Biru
12.
Ny. surmani
228592
ICU
21-06-2017
Biru
13.
Ny. St Masyita
227436
ICU
14-06-2017
Biru
14.
Perawatan Interna
Resep obat tertukar nama
12-7-2017
Hijau
15.
Tn. Haris Dg 230555 Muttu Nn. Marwah 232623
Perawatan Interna
18-08-2017
Biru
16.
Tn. M. Syamsul
232225
Perawatan Interna
Salah penulisan nama pada KTC resep obat Pemberian obat dari apotik salah KTC
14-08-2017
Hijau
17.
Ny. Nurhayati
095357
Perawatan Interna
Lokasi pemasangan wsd
KTD
27-09-2017
Hijau
18.
Tn. awaluddin
229029
Perawatan Interna
16-06-2017
Hijau
19.
Ny. Rukmini
224617
Perawatan GSR
01-05-2017
Biru
20.
Ny.
227451
Perawatan GSR
Terapi DPJP spip tidak sesuai KPC dengan intruksi Tanggal lahir pasien berbeda di KNC tabung sampel darah dengan pengantar PMI Tidak terpasang gelang tangan KTC
24-05-2017
Biru
Lupa lapor ada konsul iterna di KTC ICU Keterlambatan pengiriman PA KTC KTC
Investigasi Sederhana 1 Minggu
TINGKAT KEJADIAN Investigasi Sederhana 1 Minggu Investigasi Sederhana 1 Minggu Investigasi Sederhana 1 Minggu Investigasi Sederhana 1 Minggu Investigasi Sederhana 2 Minggu Investigasi Sederhana 1 Minggu Investigasi Sederhana 2 Minggu Investigasi Sederhana 2 Minggu Investigasi Sederhana 2 Minggu Investigasi Sederhana 1 Minggu Investigasi
KET
21.
Nurazakinah Tamsil
228207
ISOLASI
22.
Arwini
143662
ISOLASI
identitas pasien Colokan listrik berasap dan KPC dinding lembab Salah tulis resep oleh coas KTC
23.
Dahlia
228924
ISOLASI
Salah tulis resep oleh coas
24.
Petrus
004689
ISOLASI
25.
Ny. Tasakka
26.
Isma
187071
ISOLASI
27.
Ny. Dweriah
206071
VIP
28.
Patmawati
220703
Kamar Operasi
29.
Kiano
191524
Perawatan Mawar
30.
H. Abd Salam 203825 Baco H. Rusli 236276
Perawatan Mawar
31.
ISOLASI
Perawatan Mawar
Sederhana 1 Minggu Investigasi Sederhana 1 Minggu Investigasi Sederhana 1 Minggu Investigasi Sederhana 1 Minggu Investigasi Sederhana 1 Minggu
10-06-2017
Biru
23-10-2017
Biru
KTC
10-10-2017
Biru
Info Nacl 30/0 botol ke II KNC terpasang padahal keluhan hanya 1 botol Pasien baru salah bawa KTC
09-10-2017
Biru
06-06-2017
Biru
Pasien di rujuk kemudian dipulangkan kembali Pasien diangkut lewat tangga menggunakan tandu karena lift bermasalah Luka bakar akibat koslet pedal center plat lokasi luka bakar di cruris iuterior dan dorsum pedis sinistra Kesalahan pemberian cairan intravena Advis dokter belum dikerjakan
KTC
31-05-2017
Biru
KPC
16-05-2017
Hijau
KTD
26-01-2017
Hijau
Investigasi Sederhana 2 Minggu
KTD
29-09-2017
Biru
KNC
12-10-2017
Biru
Petugas in call ambulance tidak KTC bisa dihubungi
20-10-2017
Biru
Investigasi Sederhana 1 Minggu Investigasi Sederhana 1 Minggu Investigasi Sederhana 1 Minggu
Investigasi Sederhana 1 Minggu Investigasi Sederhana 1 Minggu Investigasi Sederhana 2 Minggu
BAB III ANALISA DAN TINDAK LANJUT
JENIS JUMLAH INSIDEN INSIDEN KTC 14 KASUS
INSIDEN
GRADING
Kantong urine Sedang menyentuh lantai Keterlambatan pengiriman PA
Sedang
Ruangan yang pasien penuh
di Sedang
Lupa lapor ada konsul Sedang iterna di ICU Keterlambatan pengiriman PA Resep nama
obat
Rendah
tertukar Sedang
Salah penulisan nama Rendah pada resep obat Pemberian obat apotik salah
dari Sedang
Tidak terpasang gelang Sedang tangan identitas pasien Salah tulis resep oleh Seang coas Salah tulis resep oleh Sedang coas Pasien baru salah bawa Sedang
KNC
7 KASUS
Pasien di rujuk Sedang kemudian dipulangkan kembali Petugas in call Sedang ambulance tidak bisa dihubungi Pasien dalam keadaan Sedang penurunan kesadaran, terjadi penumpukan sekret berlebihan di jalan nafas dan harus di lakukan penghisapan menggunakan suction. Akan tetapi tidak ada
RTL Investigasi Sederhana Minggu Investigasi Sederhana Minggu Investigasi Sederhana Minggu Investigasi Sederhana Minggu Investigasi Sederhana Minggu Investigasi Sederhana Minggu Investigasi Sederhana Minggu Investigasi Sederhana Minggu Investigasi Sederhana Minggu Investigasi Sederhana Minggu Investigasi Sederhana Minggu Investigasi Sederhana Minggu Investigasi Sederhana Minggu Investigasi Sederhana Minggu Investigasi Sederhana Minggu
1
1
1
1
2
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
aliran listrik (listrik padam jam 23.00 sampai tgl 25/10/207) Obat injeksi yang akan diberikan adalah ketorolak 30 mg sedangkan diberikan 10 mg jadi kurang Selang Draing terpasang cairan NaCl 0,9% Salah memberikan Depentidramin seharusnya obat depentidramin diberikan ke Ny. Mawar tapi yang di berikan obat tersebut ke Ny. Marwah Tanggal lahir pasien berbeda di tabung sampel darah dengan pengantar PMI Info Nacl 30/0 botol ke II Advis dokter dikerjakan KTD
7 KASUS
Sedang
Rendah
Sedang Sedang
Sedang
Sedang
belum Sedang
Bayi hipotermi saat Tinggi listrik padam Obat injeksi tidak di Sedang berikan sesuai jadwal Salah pemberian cairan Rendah yang harusnya di pasang Dx 10% tapi yang di pasang Dx 5% Salah centang lembar Sedang pemeriksaan laboratorium Lokasi pemasangan Rendah wsd Luka bakar akibat Tinggi koslet pedal center plat lokasi luka bakar di cruris iuterior dan dorsum pedis sinistra Kesalahan pemberian Rendah cairan intravena
KPC
3 KASUS
Pasien diangkut lewat Rendah tangga menggunakan tandu karena lift bermasalah Colokan listrik berasap Sedang dan dinding lembab
Investigasi Sederhana Minggu
Investigasi Sederhana Minggu Investigasi Sederhana Minggu
Investigasi Sederhana Minggu Investigasi Sederhana Minggu Investigasi Sederhana Minggu
Investigasi Sederhana Minggu Investigasi Sederhana Minggu Investigasi Sederhana Minggu Investigasi Sederhana Minggu Investigasi Sederhana Minggu
1
2
1
1
1
1
1
2
1
2
2
Investigasi Sederhana Minggu
2
Investigasi Sederhana Minggu
2
Investigasi Sederhana
1
Terapi DPJP spip tidak Rendah sesuai dengan intruksi
Minggu Investigasi Sederhana Minggu
Analisa grafik : Dari data yang diperoleh di dapatkan gambaran bahwa angka insiden keselamatan pasien yang terjadi di RSUD kota Makassar yaitu KTC, KNC, KTD, dan KPC, kasus terbanyak yaitu dari insiden KTC sebanyak 14 kasus dengan tanda Bands hijau dan biru maka dilakukan investigasi sederhana, insiden KTD terdapat dua kasus dengan bands kuning maka dilakukan RCA. Di harapkan bahwa angka insiden keselamatan pasien yang terjad di RSUD kota Makassar i dapat di turunkan.
1
BAB IV LAPORAN ROOT CAUSE ANALYSIS (RCA)
A. LAPORAN RCA I I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Buku Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit Depkes RI , edisi 2 tahun 2008,rumah sakit wajib melakukan pencatatan dan pelaporan insiden yang meliputi kejadian tidak diharapkan, kejadian tidak cedera, kejadian nyaris cedera dan kejadian sentinel serta berdasarkan Buku Pedoman Pelaporan
Insiden
Keselamatan
Pasien
(IKP),
Komite
Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKP-RS) edisi 2 tahun 2008, bahwa berdasarkan alur pelaporan insiden keselamatan pasien pada grading merah dan kuning dilakukan analisa Root Cause Analysis
(RCA)
untuk
dilakukan
pembelajaran
dari
hasil
rekomendasi yang diusulkan. Semua jenis insiden keselamatan pasien mengandung empat komponen dasar yaitu:faktor penyebab, faktor waktu, dampak dan faktor mitigasi. Salah satu teknik analisis yang biasa digunakan dalam menganalisa kegagalan suatu sistem adalah analisis akar masalah (Root Cause Analysis). RCA adalah sebuah
metode
yang
terstruktur
yang
digunakan
untuk
menentukan akar penyebab dari masalah. Berkenaan dengan adanya laporan IKP dari kamar operasi yaitu KTD dengan grading kuning pada bulan januari 2017 ke KPRS, maka KPRS menindaklanjuti dengan melakukan kajian analisis akar masalah dimana hasil dari kajian yaitu rekomendasi nantinya akan dipergunakan untuk perbaikan sistem dan pembelajaran di unit-unit terkait.
B. Tujuan 1. Tujuan Umum Agar KTD berupa pasien cedera tidak terjadi lagi di kamar operasi . 2. Tujuan Khusus a. Untuk
mengidentifikasi
akar
masalah
dan
kontribusi terjadinya insiden KTD di kamar operasi
faktor
b. Sebagai alat untuk menyusunrencana kegiatan dalam mencegah risiko agar kejadian serupa tidak terjadi lagi di ruang perawatan yang lainnya. c. Sebagai alat pembelajaran dari insiden KTD yang sudah terjadi di kamar operasi
II. PEMBAHASAN 1. IDENTIFIKASI INSIDEN Insiden: Pasien cedera (luka bakar) di kamar operasi. 2. PEMBENTUKAN TIM Ketua
: dr. Wahyuni, Sp.S
Sekretaris
: Jukas Mirnoto, S.Kep. Ners
Notulen : Mardawiyah Anggota : 1. (Sub Komite Keselamatan Pasien) 2. (Sub Komite Manajemen Resiko) 3. 4. 5. 6. 3. PENGUMPULAN DATA & INFORMASI 1. Observasi langsung Tim melakukan observasi langsung ke ruang Recovery Room pada tanggal 26 Januari 2017 pukul 15.30 WIB a. Menemukan rekam medis pasien dan melihat SOAP DPJP di dalam rekam medis pasien. b. Melihat jadwal dinas perawat. 2. Dokument a. Jadwal Dinas Perawat di kamar oprasi pada bulan Januari 2017. b. Formulir Laporan IKP ke Tim KPRS dari kamar operasi. c. Jadwal operasi elektif di kamar operasi
Interview Hasil interview dengan Kepala ruangan operasi tanggal 26 Januari 2017 1. Interview dengan saudara H (kepala Ruangan operasi)
a. Pada tanggal 23 januari 2017 pasien dijadwalkan utk operasi elektif dengan diagnose Ca. Mammae Std. III, dengan tindakan operasi mastektomi b. Dokter I (DPJP) bertindak sebagai operator c. Pasien dijadwalkan operasi elektif jam 11.00 WIB, berhubung karena penggunaan kamar opersi yang cukup padat sehingga operasi di undur ke jam 13.30 WIB. d. Pasien di dorong ke ruang operasi OK 2 pada pukul 13.00 WIB utk persiapan anestesi TIVA e. Tim operasi
terdiri dari dokter anastesi, dokter
operator, asisteren 1, asisteren 2, instrument dan perawat sirkuler masing-masing 1 orang. f. Tim sdh mengetahui tupoksi masing-masing -
Berdasarkan hasil interview, kronologis menurut Perawat W adalah sebagai berikut:
-
Persiapan instrument pada pukul 12.30 WIB,
-
Pasien di mulai anastesi pada 13.00 WIB
-
Electro Cauter dipasang di kaki kiri pasien.
-
Time out operasi dilakukan pada pukul 13.25 WIB
-
Pasien dilakukan operasi pada pukul 13.30 WIB
-
Petugas sirkuler melihat pasien gelisah dengan mengangkat kaki kiri tempat terpasangnya plat cauter pada pukul 14.10 WIB, setelah di cek ternyata plat cauter terbakar
-
Perawat sirkuler langsung mematikan mesin cauter
-
Perawat langsung memberikan penanganan luka bakar
g. Interview dengan Petugas H (petugas RR pada tanggal 26 januari 2017) -
Pasien di dorong keruang RR pada pukul 14.35.
-
Petugas sirkuler menyampaikan ke petugas RR bahwa telah terjadi cedera pada kaki kiri pasien akibat plat cauter terbakar.
-
Perawat RR yang menerima laporan langsung memberikan pertolongan dengan perawatan luka bakar.
-
Petugas RR langsung melaporkan kejadian tersebut ke penanggung jawab ruangan
-
Penanggung jawab langsung melaporkan ke Pelayanan Medik via telepon.
-
Wadir pelayanan medik didampingi oleh Kabid pelayanan medic beserta kepala ruangan OK memberikan penjelasan kepada keluarga pasien.
4. FORM TABULAR TIMELINE Waktu/ Kejadian
26 januari 2017
27 Januari 2017
KEJADIAN
Pasien Ny. F. mengalami luka bakar di daerah cruris anterior dan dorsum pedis sin. Disebabkan plat cauter yang terbakar.
Dokter spesialis bedah visite, memberikan instruksi utk perawatan luka.
INFORMASI TAMBAHAN
Kondisi pasien di RR GCS: 15 T: 130/90 s/n: 36/84 RR: 20x/m
Pasien gelisah T: 140/100 N : 90 x/ mnt
GOOD PRACTICE
-
Kepala ruangan operasi langsung menelpon pelayanan medic via telepon
MASALAH PELAYANAN
-
Kepala ruangan operasi sdh mengkonfirmasi ke gudang BMHP bahwa alat electro Cauter habis
Waktu/ Kejadian KEJADIAN
28 Januari 2017 Dokter Spesialis bedah visite,dan menginstruksikan agar pasien dirawat sampai luka bakar sembuh
Kepala operasi laporan KPRS
ruangan membuat ke tim
Pasien di berikan ruangan tersendiri agar mudah perawatan luka
2 februari 2017 Tidak ada keluhan selanjutnya kondisi pasien sudah membaik, luka bakar sdh mulai kering, DPJP mengizinkan pulang, instruksi
untuk rawat jalan.
INFORMASI TAMBAHAN
Pasien mulai tenang hanya mengeluhkan nyeri luka operasi
-
GOOD PRACTICE
Managemen instruksi agar segera melaporkan jika terjadi sesuatu
-
MASALAH PELAYANAN
-
-
5. FORM TIME PERSON GRID Waktu / Staf yang terlibat
26 /01/17
27/01/17
28/01/17
2 /02/17
Kepala ruangan/ perawat
Ruangan operasi
-Berada di ruang perawatan bedah
Koordinasi dengan petugas perawatan luka
Ruangan
DPJP
Operator
Visite
DPJP menginstruksi utk perawatan luka
Visite
6. FORM MASALAH/CARE MANAGEMENT PROBLEM (CMP) Masalah
Instrumen/Tools
1. Tidak ada peringatan ke petugas bahwa electrocauter sdh terpakai sebelumnya
Electrocauter disposable tidak boleh dipakai berulang
2. tidak ada prosedur lengkap tentang penundaan operasi jika BHP tidak memungkinkan.
Menghubungi gudang BMHP konfirmasi kesediaan alat
3. Tidak ada prosedur dari gudang BMHP utk segera menyediakan BHP jika dilakukan konfirmasi bahwa BHP tersebut telah habis.
SPO konfirmasi dari ruangan ke gudang BMHP
7. FORM ANALISIS PERUBAHAN Prosedur yang normal
Prosedur yang saat insiden
dilakukan
Apakah terdapat bukti perubahan dalam proses
Dilakukan sistem penyiapan instrumen secara standar/SPO
Sistem yang dilakukan utk penyiapan instrumen dilakukan secara biasa
Ya
Koordinasi antara ketua tim dan kepala ruangan tentang pengadaan instrumen yg disposible
Tidak dilakukan konfirmasi ulang per telpon saat operasi akan dilakukan.
Ya
8. FORM ANALISIS PENGHALANG Apa penghalang pada
Apakah
masalah ini?
Dilakukan?
Apa Dampaknya?
Tidak
Karena
SPO
penyiapan
instrumen
Penghalang
Mengapa Penghalang Gagal?
SPO/
tidak timbul
melaksanakan cedera
pada
pasien. Komunikasi antara tim petugas
operasi
penanggung
Tidak
dgn
Operasi banyak, instrumen sdh habis
jawab
di
gudang
sehingga
instrumen disposible di reuse
ruangan serta bagian pengadaan
9. 5 WHY 1. Mengapa bisa timbul cedera ? Karena petugas instrumen ruangan operasi yang bertugas tidak memahami secara teliti SPO penyiapan alat dan pemasangan alat ke pasien 2. Mengapa tidak memahami SPO yang di buat tidak diketahui oleh semua secara teliti SPO yang ada? petugas yang berada di ruangan operasi 3. Mengapa SPO yang di buat Karena sosialisasi SPO tidak optimal tidak diketahui oleh semua petugas yang berada diruangan operasi 4. Mengapa sosialisasi SPO tidak optimal 5. Mengapa jadwal operasi yang padat dan jumlah petugas yang masih kurang di ruang operasi
Karena jadwal operasi yang padat dan jumlah petugas yang masih kurang di ruang operasi Karena system pengaturan jadwal petugas kurang optimal dan pengaturan jadwal operasi yang belum
Insiden keselamatan pasien yang terjadi diruang operasi disebabkan oleh kurangnya komunikasi antar petugas serta kurangnya penerapan SPO, tidak hanya ketika akan dilakukan operasi tetapi pada saat selesai operasi. Insiden pertama kali diketahui oleh petugas sirkuler saat operasi hampir selesai karena pasien menggoyangkan kakinya, perawat sirkuler langsung mematikan mesin cauter, ditemukan efek samping yang serius pada pasien yaitu adanya luka bakar pada kaki tempat plat cauter terpasang.Pasien pun dinyatakan harus dilakukan perawatan luka dan dirawat sampai luka bakar sembuh.
Jika komunikasi dan SPO diterapkan dengan baik, kami percaya bahwa keselamatan pasien akan semakin meningkat.
III.
KESIMPULAN Kesimpulan
dari
analisa
akar
masalah
ini
adalah
ditemukannya akar masalah dari insiden keselamatan pasien yaitu tidak
dilakukannya
sistem
komunikasi
serta
penerapan
SPO.
Berdasarkan hasil analisis akar masalah ini maka akan dibuat rekomendasi serta tindak lanjut untuk mencegah agar tidak ada lagi insiden keselamatan pasien yang terjadi lagi.
IV.
SARAN Berdasarkan analisis akar masalah maka selanjutnya
dari tim RCA mengajukan rekomendasi dan tindak lanjut untuk segera melakukan sosialisasi SPO tentang penyiapan instrumen pada saat operasi akan dilakukan.mengingat pentingnya hal tersebut sebagai salah satu aspek dalam keselamatan pasien. Tim KPRS dan pihakpihak terkait akhirnya melakukan sosialisasi kepada perawat-perawat di kamar operasi RSUD kota makassar.
B. LAPORAN RCA II
I.
PENDAHULUAN A. Latar Belakang BerdasarkanBukuPanduanNasionalKeselamatanPasien RumahSakitDepkes RI , edisi 2 tahun 2008,rumahsakit wajibmelakukanpencatatandanpelaporaninsiden yang meliputi kejadiantidakdiharapkan,
kejadiantidakcedera,
kejadiannyariscederadankejadian
sentinel
sertaberdasarkanBukuPedomanPelaporanInsidenKeselamatan Pasien (IKP), KomiteKeselamatanPasienRumahSakit (KKP-RS) edisi
2
tahun
2008,
bahwaberdasarkanalurpelaporaninsidenkeselamatanpasienpad a
grading
merahdankuningdilakukananalisa
Root
Analysis
Cause (RCA)
untukdilakukanpembelajarandarihasilrekomendasi
yang
diusulkan. Semuajenisinsidenkeselamatanpasienmengandungemp atkomponendasaryaitu:
factor
penyebab,
factor
waktu,
dampakdan factor mitigasi. Salah satuteknikanalisis yang biasadigunakandalammenganalisakegagalansuatu adalahanalisisakarmasalah adalahsebuahmetode
(Root yang
Cause
system
Analysis).RCA
terstruktur
yang
digunakanuntukmenentukanakarpenyebabdarimasalah. Berkenaandenganadanya
laporan
IKP
dari
ruang
NICUyaitu KTD dengan grading kuning pada bulan januari 2017 ke
KPRS,
maka
KPRS
menindaklanjutidenganmelakukankajiananalisisakarmasalahdim anahasildarikajianyaiturekomendasinantinyaakandipergunakanu ntukperbaikan system danpembelajaran di unit-unit terkait.
B. Tujuan 3. TujuanUmum Agar KTD berupapasien cedera tidakterjadi lagi di Ruang NICU. 4. TujuanKhusus d. Untukmengidentifikasiakarmasalahdan kontribusiterjadinya insiden KTD di Ruang NICU.
factor
e. Sebagai alat untuk menyusun rencana kegiatan dalam mencegah risiko agar kejadian serupa tidak terjadi lagi di ruang perawatan yang lainnya. f. Sebagaialatpembelajarandariinsiden KTD yang sudah terjadi di Ruang NICU
II. PEMBAHASAN 1. IDENTIFIKASI INSIDEN Insiden:Bayi hipotermi di ruang NICU 2. PEMBENTUKAN TIM Ketua
: dr.Wahyuni, Sp.S
Sekretaris
: Jukas Mirnoto, S.Kep. Ners
Notulen
: A. Mahdaniar, Amd.Keb
Anggota
:
1. Andi Saadah, AMK 2. Hj. Nurhaedah,SST 3. Dorce H.Pali, Amd.Keb 4. Fitrawati, AMK 5. Erwini, Amd. Keb 6. Irawanti, Amd.Keb 3. PENGUMPULAN DATA & INFORMASI 1. Observasilangsung Tim melakukanobservasi langsung ke ruang NICU pada tanggal 20 September 2017 pukul 19.00 WIB a. Menemukan ruang NICU dalam keadaan gelap, Genset tidak berfungsi b. Menemuka bayi R dalam keadaan hipotermi, Suhu : 35,7⁰C c. Mencari Ruangan terdekat yang Listriknya berfungsi (ICU). 2. Dokument Rekam Medis pasien. a. Formulir Laporan IKP ke Tim KPRS dari Ruang Nicu. 3. Interview Hasil interview dengan Penanggung Jawab Shift pada tanggal 21 September 2017 4. Interview dengan saudari F (Penanggung jawab Shift)
a. Pada tanggal 20 September 2017 jam 18.00 listrik tiba-tiba padam. Pada pukul 19.00 bayi R yang di rawat di dalam inkubator mengalami Hipotermi, Suhu: 35,7º C. b. Dokter Asebagai DPJP c. Pasien Lahir dengan diagnosa BBLR d. Kondisi bayi yang lahir prematur membuatnya rentan mengalami hipotermi bila tidak dirawat di dalam inkubator e. Petugas jaga terdiri dari 2 orang Bidan dan 1 orang perawat. f. Tim sudah mengetahui tupoksi masing-masing Berdasarkanhasil
interview,
kronologis
menurut
Perawat Fadalahsebagaiberikut: -
Listrik padam pada pukul 18.00 WIB,
-
Pasien mulai hipotermi pada pukul 19.00 WIB
-
Pasien sudah di selimuti, di pakaikan topi, kaos tangan dan kaos kaki .
-
Pada saat observasi jam 19.30, suhu bayi menjadi 35,1ºC
-
Perawat F segera melaporkan kejadian tersebut kepada kepala ruangan NICU
-
Kepala Ruangan Meneruskan Laporan keKetua komite keperawatan dan Melapor ke Pelayanan Medik melalui telepon.
-
Ketua komite keperawatan segera mencari solusi agar bayi bisa di transfer ke ruang ICU yang mempunyai aliran listrik.
g. Interview denganPerawat S
(petugasOK pada
tanggal 20September 2017 jam 19.30) -
Perawat S menerima informasi dari Kepala Ruangan OK tentang kejadian di ruang NICU. Bahwa bayi R membutuhkan infant warmer untuk menangani hipotermi nya
-
Perawat S mengerti dan segera mengambil tindakan dengan mendorong infant warmer ke ruang ICU.
h. Interview dengan perawat A( perawat ICU pada tanggal 20 september 2017 jam 19.35 )
-
Perawat A menerima informasi dari perawat OK bahwa bayi di ruang NICU membutuhkan infant warmer yang ada di ruang OK, akan tetapi tidak ada aliran listrik di ruang OK
-
Perawat
ICU
segera
menyetujui
rencana
pemindahan infant warmer dari ruang OK ke Ruang ICU. -
Perawat A di ruang ICU segera menyambungkan infant warmer dengan sumber listrik sambil menunggu bayi dari ruang NICU.
-
Perawat F menerima informasi dari kepala ruangan nicu bahwa infant warmer di ruang ICU sudah ready, bayi segera di bawa ke ruang ICU
-
Pada pukul 19.40 Laporan di teruskan ke bagian Umum
dan
petugas
dari
IPSRS
segera
menyambungkan kabel ke ruang NICU. -
Pada pukul 19.50 beberapa inkubator sudah bisa digunakan
-
Pukul 20.00 perawat F membawa kembali bayi dari ruang ICU ke ruang NICU.Dan segera melapor kembali ke kepala ruangan.
4. FORM TABULAR TIMELINE Waktu/ Kejadian
20 September 2017 Jam 19.00
20 September 2017
KEJADIAN
Pasien by.Ramlah I mengalami hipotermi saat listrik sedang padam dan inkubator tidak berfungsi.
Pasien dipindahkan ke ruang ICU untuk ditempatkan d infant warmer.
INFORMASI TAMBAHAN
Kondisipasien di Nicu GCS: 15 S: 35,7ºC HR: 142x/m P: 42x/m
Pasien teraba dingin, refleks isap berkurang.
GOOD PRACTICE
Penanggung jawab shift langsung melapor ke kepala ruangan
Kepala ruangan segera melapor ke komite keperawatan dan pelayanan medik
MASALAH PELAYANAN
Kepala ruangan sudah mengajukan permintaan lampu emergency, akan tetapi belum ada pengadaan.
Terjadi masalah pada genset
Waktu/ Kejadian KEJADIAN
20 September 2017 Jam 20.00 Bayi Ramlah I dibawa kembali ke ruang NICU untuk di rawat kembali di inkubator
INFORMASI TAMBAHAN
GOOD PRACTICE
MASALAH PELAYANAN
20 September 2017 Jam 20.30 Tidak ada keluhan selanjutnya suhu tubuh pasien perlahan naik, Pasien tetap di rawat di dalam inkubator. -
Managemen instruksi agar segera menyambungkan kabel listrik ke ruang NICU
-
-Petugas IPSRS segera menyambung kabel ke ruang NICU
-
5. FORM TIME PERSON GRID Waktu / Staf yang terlibat
20 /09/17
20/09/17
20/09/17
Kepala ruangan/ perawat NICU
Ruangan operasi
Ruangan ICU
Petugas IPSRS
DPJP
Perawat
Visite
Perawatan lanjut di dalam inkubator
Visite
6. FORM MASALAH/CARE MANAGEMENT PROBLEM (CMP) Masalah 1. TidakadaLampu tersedia
Instrumen/Tools emergency
yang
Lampu Emergency harus segera di siapkan
2. Genset tidak berfungsi pada saat listrik padam
Menghubungi petugas IPSRS/ tekhnisi saat terjadi gangguan listrik
7. FORM ANALISIS PERUBAHAN Prosedur yang normal
Prosedur dilakukansaatinsiden
yang
Apakahterdapatbukti perubahandalam proses
Di Setiap ruangan tersedia Lampu Emergency yang bisa di gunakan segera
Tidak ada lampu emergency yang bisa di gunakan
Ya
Koordinasi antara ketua tim dan kepala ruangan tentang pengadaan Lampu Emergency
Dilakukan koordinasi pada saat insiden
Ya
8. FORM ANALISIS PENGHALANG Apapenghalangpadamas
Apakah
MengapaPenghalangGagal?
alahini?
Pengha
Dampaknya?
Apa
langDil akukan ?
Permohonan Alkes yang urgent harus mendapat perhatian manajemen
khusus
dari
Tidak
KarenaTidak
ada
emergency(penghangat). KTD pada bayi BBLR
lampu
Permohonan Alkes harus selalu
di
Kegiatan
Tidak selalu
ruangan
kadang
padat
dengan pasien Total care.
pantau,
Koordinasi
di
Belum ada Lampu emergency
dengan
bidang keperawatan dan Pelayanan Medik
9. 5 WHY 1. Mengapa Hipotermi ?
bisa
timbul Karena Tidak tersedia Sarana (lampu emergency) yang bisa di gunakan untuk menghangatkan bayi saat listrik padam 2. Mengapa tidak Tersedia Karena Permintaan Alkes belum di setujui oleh unit Lampu Emergency? terkait. 3. Mengapa Genset tidak Karena terjadi Trouble di gardu induk berfungsi pada saat listrik padam? 4. Mengapa Ruangan tidak mengajukan kembali permohonan alkes? 5. Mengapa petugas tidak memanfaatkan inkubator transport?
Karena kegiatan yang padat di ruangan dan banyak nya pelaporan data. Karena kurangnya perhatian petugas sehingga inkubator transport juga dalam kondisi lowbatt
Insidenkeselamatanpasien NICUdisebabkanolehkurangnya
yang perhatian
terjadi pihak
management
diruang akan
permohonan alkes yang bersifat urgen serta kurangnya perhatian petugas jaga di ruangan untuk selalu memantau Alkes yang ada.
Insidenpertama kali diketahui oleh Penanggung jawab shift sore yang menemukan suhu bayi di bawah normal pada saat inkubator tidak berfungsi karena padamnya listrik. Perawat segera melaporkan kejadian tersebut pada kepala ruangan dan selanjutnya di teruskan ke unit terkait. Dilakukan penanganan segera dengan membawa bayi ke ruang ICU untuk di tempatkan di bawah infant warmer. Tidak berapa lama kemudian pihak management melalui petugas IPSRS sudah menyambungkan kabel listrik ke ruang NICU sehingga bayi dapat di rawat kembali di dalam inkubator.
Jikapihak management lebih memperhatikan pengusulan Alkes yang bersifar Urgent khususnya di unit-unit perawatan intensive care dan petugas
/perawat jaga lebih memperhatikan perawatan Alkes yang ada, makakami percayabahwakeselamatanpasienakansemakinmeningkat.
A. KESIMPULAN
Kesimpulandarianalisaakarmasalahiniadalahditemukannyaakarmasala hdariinsidenkeselamatanpasienyaitutidakdipenuhinya permintaan Alkes yang bersifat urgen serta kurangnya perhatian petugas terhadap Alkes yang sudah ada.Berdasarkanhasilanalisisakarmasalahinimakaakandibuatrekomendasisert atindaklanjutuntukmencegah
agar
tidakadalagiinsidenkeselamatanpasien
yang terjadi.
B. SARAN
Berdasarkananalisisakarmasalahmakaselanjutnyadaritim
RCA
mengajukanrekomendasidantindaklanjutuntuksegeradirealisasikan permohonan
pengadaan
melakukansosialisasi
SPO
Alkes tentang
yang
bersifat
Perawatan
dan
Urgen
serta
pemeliharaan
Alkes.Mengingatpentingnyahaltersebutsebagaisalahsatuaspekdalamkeselam atanpasien.
Tim
KPRS
danpihak-
pihakterkaitakhirnyamelakukansosialisasikepadaperawat-perawat di Ruang NICU RSUD kota makassar.
BAB IV PENUTUP