Contoh Laporan Tentang Kegiatan Surveilans Di Puskesmas [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Contoh Laporan Tentang Kegiatan Surveilans di Puskesmas 00:58



Muhammad Haris



BAB I SURVEILANS EPIDEMIOLOGI A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang sangat urgent dalam membentuk negara yang hebat. Tak dapat dipungkiri bahwa, terciptanya generasi bangsa yang sehat akan mendorong potensi yang lebih besar untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkompeten dan berkualitas. Dengan keberadaan sumber daya manusia yang berkualitas, maka secara otomatis pembangunan nasional dari segi kesehatan akan terus mengalami peningkatan. Peran tenaga kesehatan sebagai komponen penentu pelaksanaan program haruslah memiliki kemampuan dalam melakukan perencanaan dan manajemen dalam suatu tempat pelayanan kesehatan. Yang harus disadari adalah dalam manajemen kesehatan diperlukan adanya subjek kesehatan yang mampu menjalankan fungsi sebagai tenaga kesehatan yang mampu mengumpulkan, mengolah, maupun menginterpretasi data dalam suatu struktur organisasi. Disinilah letak peran vital para epidemiolog. Mereka dibekali dengan kemampuan teknis dalam melakukan fungsi surveilans. Fungsi yang semakin lama semakin dibutuhkan apalagi ketika kita menelitik fakta bahwa semakin banyaknya penyebaran penyakit di Indonesia, baik penyakit menular maupun tidak menular. Surveilans bukan hanya sekedar berfungsi untuk mengumpulkan data, namun fungsinya kian kompleks karena mereka juga dituntut mampu menganalisis determinan munculnya suatu penyakit serta melakukan upaya pencegahan dan promotif di bidang kesehatan khususnya epidemiologi. Kegiatan surveilans dalam rangka mendukung penyediaan informasi epidemiologi untuk pengambilan keputusan yang meliputi Sistem Surveilans Terpadu (SST), Surveilans Sentinel Puskesmas, Surveilans Acute Flaccid Paralysis, Surveilans Tetanus Neonatorum, Surveilans Campak, Surveilans Infeksi Nosokomial, Surveilans HIV/AID, Surveilans Dampak Krisis, Surveilans Kejadian Luar Biasa (KLB) Penyakit dan Bencana, Surveilans Penyakit Tidak Menular serta Surveilans Kesehatan Lingkungan untuk mendukung penyelenggaraan program pencegahan dan pemberantasan penyakit, Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa (SKD-



KLB) dan penelitian. Pada Peraturan Pemerintah RI. No.25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai daerah otonom, BAB II Pasal 2 ayat 3.10.j menyatakan bahwa salah satu kewenangan Pemerintah di Bidang Kesehatan adalah surveilans epidemiologi serta pengaturan pemberantasan dan penanggulangan wabah penyakit menular dan kejadian luar biasa, sementara pada BAB II Pasal 3 ayat 5.9.d menyatakan bahwa salah satu kewenangan



Propinsi



di



Bidang



Kesehatan



adalah



surveilans



epidemiologi



serta



penanggulangan wabah penyakit dan kejadian luar biasa. Oleh karenanya, diharapkan pada setiap tempat pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, poliklinik, harusnya memiliki tenaga surveilans sebagai pendukung efektivitas kinerja dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.



B. Pengertian Surveilans Epidemiologi Surveilans pada awalnya hanya dipahami sebatas proses pengumpulan dan pengolahan data. Namun semakin berkembangnya dunia kesehatan, mendorong perluasan makna sekaligus peran dan fungsi para tenaga surveilans. Tuntutan bahwa perlunya ada proses analisis data dan pengamatan terhadap faktor determinan penyakit justru membuat tenaga surveilans semakin memiliki posisi yang penting dalam pelayanan kesehatan. Sistem surveilans dalam epidemiologi harus mampu melakukan kajian kritis terhadap insidensi dan prevalensi penyakit sehingga mampu memberikan saran terkait upaya yang harus dilakukan dalam menanggulangi penyakit tertentu. Secara garis besar, surveilans epidemiologi adalah kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus terhadap penyakit atau masalah masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut, agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan. Kegiatan surveilans dilakukan secara terpadu dan terstruktur dalam sebuah tempat pelayanan kesehatan. Tak jarang sangat mudah menemui kegiatan surveilans, yang biasanya terdapat pada laboratorium, tempat diagnosa penyakit, ataupun di tempat-tempat penting lainnya. Maka sudah sepatutnya tenaga surveilans harus ditempatkan pada sektor-sektor penting di tempat pelayanan kesehatan.



C. Visi, Misi, dan Tujuan Surveilans Epidemiologi a.



Visi Manajemen kesehatan berbasis fakta yang cepat, tepat, dan akurat.



b. Misi -



Memperkuat sistem surveilans disetiap unit pelaksana program kesehatan. Meningkatkan kemampuan analisis dan rekomendasi epidemiologi yang berkualitas dan bermanfaat.



-



Menggalang dan meningkatkan kerjasama dan kemitraan unit surveilans dalam pertukaran serta penyebaran informasi.



-



Memperkuat sumber daya manusia di bidang epidemiologi untuk manajer dan fungsional



c.



Tujuan Tersedianya data dan informasi epidemiologi sebagai dasar manajemen kesehatan untuk pengambilan keputusan dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi program kesehatan dan peningkatan kewaspadaan serta respon kejadian luar biasa yang cepat dan tepat secara nasional, propinsi dan kabupaten/kota menuju Indoensia yang lebih sehat.



BAB II LAPORAN KEGIATAN SURVEILANS DI PUSKESMAS TAMALATE



A. Profil Petugas Surveilans a.



Nama



: Andi Asriani H, SKM



b. Alamat



: Hertasning



c.



: 085299118588



No. Hp



d. Basic Keilmuan



: Epidemiologi Unhas



e.



Masuk Kerja di Puskesmas



: 2010



f.



Menjadi Tenaga Surveilans



: Mulai bulan januari 2015 – sekarang



B. Jumlah Petugas Surveilans Jumlah petugas survelans di puskesmas tamalate berjumlah 1 orang. Dalam menjalankan fungsingya petugas surveilans dibantu oleh tenaga kesling, promkes, gizi, kesehatan kerja yang



masing-masing berjumlah 1 orang. Ia mengatakan idealnya harus ada 2-3 orang petugas surveilans. Jumlah petugas surveilans yang turun dalam mengumpulkan data biasanya tergantung dari tingkat temuan penyakit. Misalnya kasus diare maka yang turun ke lapangan biasanya 2-3 orang, sedangkan misalnya pada kasus campak biasanya yang turun cukup 1 orang.



C. Sasaran Daerah Petugas Surveilans Petugas surveilans di puskesmas tamalate mencakup 2 kelurahan yaitu Parangtambung dan Balang Baru yang terdiri dari 22 RW dengan 13 RW di parangtambung dan 9 RW di Balang Baru.



D. Tugas dan Peran Petugas Surveilans Petugas surveilans puskesmas tersebut mengutarakan bahwa tugas utama mereka adalah mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data penyakit yang terjadi di 2 kelurahan yaitu Parangtambung dan Balang Baru kemudian menganalisis faktor penyebab penyakit tersebut.



E. Siklus Pelaporan Surveilans Siklus Pelaporan Surveilans yaitu mereka mengumpulkan data melalui buku diagnosa pengunjung yang datang ke puskesmas untuk berobat, kemudian dicatat di laporan harian, terus data tersebut dianalisa kenapa penyakit tersebut dapat terjadi. Apabila penyakitnya tergolong berbahaya, maka akan diberikan rujukan ke tingkat pelayanan kesehatan yang lebih tinggi. Ia menyatakan ada beberapa faktor yang harus diperhatikan yaitu lingkungan dan pola hidupnya. Setelah itu petugas surveilans melaporkan hasil analisis data penyakit ke Dinkes melalui sms.



F. Kegiatan Petugas Surveilans Ada beberapa kegiatan yang dilakukan petugas surveilans yakni : a.



Pengumpulan data Dilakukan dengan turun langsung ke rumah warga dan dengan melihat buku diagnosa dari pengunjung puskesmas setiap harinya.



b. Penyuluhan Penyuluhan dilakukan secara berkala dengan mempertimbangkan kejadian penyakit maupun KLB. c.



Interpretasi data Data penyakit dikumpulkan setiap hari kemudian dilakukan interpretasi terhadap temuan data.



d. Analisis penyebab Analisis penyebab dilakukan untuk mengetahui faktor risiko apa yang menyebabkan banyaknya jumlah penyakit yang diderita masyarakat sekitar. Ia mengambil contoh seperti diare, maka yang harus diperhatikan apakah lingkungan, kebiasaan masyarakat, serta ketaatan dalam menjalankan anjuran petugas surveilans. e.



Pembuatan laporan harian, bulanan, dan tahunan Pembuatan laporan dilakukan secara berjenjang dan berkesinambungan sehingga data yang dihasilkan dapat terus diamati perkembangannya hingga 1 tahun lamanya.



f.



Pengawasan masyarakat Pengawasan terhadap masyarakat yang dilakukan oleh petugas surveilans tidak dilakukan secara ketat. Pengawasan hanya dilakukan dengan memperhatikan rumah-rumah masyarakat apakah ada perubahan perilaku masyarakat atau tidak.



g. Pelaporan hasil temuan penyakit Pelaporan terkait temuan penyakit sangatlah dibutuhkan sebagai langkah awal dalam menentukan upaya yang akan ditempuh dalam menyelesaikan persoalan suatu penyakit di daerah tertentu. Ia mengatakan laporan akhir akan diberikan kepada pihak Dinkes via sms secara rutin.



G. Proses Surveilans a.



Surveilans Aktif Kegiatan surveilans aktif yang dilakukan di puskesmas ini adalah dengan cara mengumpulkan data dengan cara mendatangi unit pelayanan kesehatan (posyandu) yang disebar di RW, bisa juga dengan langsung ke rumah masyarakat.



b. Surveilans Pasif Kegiatan surveilans pasif yang dilakukan di puskesmas ini adalah dengan cara mengumpulkan data dengan menerima data tersebut sumber buku diagnosa pengunjung puskesmas, dan memperhatikan penyakit apa saja yang diderita masyarakat.



H. Dana Surveilans Dana surveilans yang diberikan hanya dalam bentuk dana transportasi tanpa detail jumlah yang jelas.



I.



Evaluasi Evaluasi kinerja petugas surveilans di puskesmas tersebut dilakukan dengan rapat mingguan, bulanan, maupu tahunan, tanpa penentuan waktu terlebih dahulu.



J. Pelatihan Pelatihan yang diberikan pada tenaga surveilans tergantung pada keputusan Dinas Kesehatan Kota Makassar, maupun Dinas Kesehatan Provinsi Sul-sel, dan biasanya melihat dari prevalensi dan insidensi kejadian penyakit. Jadi tidak dilakukan pelatihan secara rutin.



K. Kendala a.



Operasional



: Kendaraan yang belum tersedia.



b.



Efektivitas Kerja



: Paradigma masyarakat yang masih sering acuh terhadap arahan yang



diberikan petugas surveilans.



L. Struktur Puskesmas



Struktur puskesmas tercantum dalam gambar yang ada di bawah ini :