Contoh Proposal Pelatihan Pengurusan Jenazah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PT xxxxxxxxx



PROPOSAL



PELATIHAN TATA CARA PENGURUSAN JENAZAH MASJID NURUL YAQIN KHAUSAR ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------



A. MUQODDIMAH Puji syukur ke hadirat Allah Azza wa Jalla yang karena rahmatNya sehingga kita masih bisa menghirup udara kehidupan. Semoga sholawat dan salam senantiasa terkirim kepada qudwah hasanah kita, Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi Wassallam, kepada keluarga beliau,sahabat-sahabat beliau, serta orang-orang islam yang senantiasa istiqomah di jalan ad-Diin ini hingga yaumulhisab kelak. Kematian merupakan hal yang pasti bagi seluruh manusia yang sudah ditentukan oleh Allah SWT. Tinggal bagaimana kita mempersiapkan diri untuk menghadapi datangnya kematian, sebaik-baik bekal adalah taqwa, oleh kerana itu mari kita senantiasa meningkatkan keimanan kita, memperbaiki kualitas solat kita, menjalin tali silaturrahmi yang pernah terputus, dan senantiasa berlapang dada memaafkan kesalahan saudara kita yang pernah berbuat salah sehingga kita mempunyai persiapan bekal yang cukup sebelum kematian menjemput kita. Kematian adalah suatu kepastian. Kita ataupun orang-orang sekitar kita pasti akan menemuinya karena Allah telah menetapkan : "Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan kematian"(Ali Imran:185). Seorang muslim yang meninggal dunia punya hak yang harus ditunaikan oleh kaum muslimin yang masih hidup sebagai kewajiban kifayah yang bila sudah ditunaikan oleh sekolompok orang akan menggugurkan kewajiban bagi yang lain. Kewajiban yang dimaksud di sini adalah si mayat dimandikan , dikafani, disholatkan, dan dikuburkan. Namun masih banyak dari ummat muslim yang hingga kini tidak mengetahui secara mendetail mengenai proses sholat jenazah. Sholat jenazah adalah sholat yang dikerjakan sebanyak 4 kali takbir, dan hukum dari sholat jenazah adalah fardhu kifayah (kewajiban yang ditujukan kepada orang banyak, tetapi bila sebagian sudah melaksanakan maka gugurlah kewajiban yang lain). Rasulullah SAW bersabda : "Sholatkanlah olehmu orang-orang yang sudah meninggal yang sebelumnya mengucapkan Laa ilaaha illallah".(HR. Ad-Daruruquthni). Keutamaan orang yang mensholatkan jenazah dijelaskan dalam hadits berikut : "Siapa yang mengiringi jenazah dan turut mensholatkannya maka ia memperoleh pahala sebesar satu qirath (pahala sebesar satu gunung), dan siapa yang mengiringinya sampai selesai penyelenggaraannya, ia akan memperoleh dua qirath". (HR. Jama'ah dan Muslim).



B. NAMA KEGIATAN & PENYELENGGARA Kegiatan ini diselenggarakan oleh Panitia Masjid Nurul Yaqin adalah "Pelatihan Tata Cara Mengurus Jenazah" sebagai salah satu program kerja dari divisi Pendidikan dan Pembinaan Ummat.



C. BENTUK KEGIATAN Bentuk kegiatan ini adalah penyampaian materi, pelatihan tata cara memandikan, mensholati, menguburkan jenazah dan soal jawab.



D. MAKSUD DAN TUJUAN 1. 2. 3. 4. 5.



Sebagai media silaturrahmi antara warga PT xxxxx dan masyarakat sekitar. Motivasi bagi para warga PT xxxx dan sekitarnya untuk meningkatkan pengetahuan mengenai tata cara memandikan, mensholati, dan menyelenggarakan jenazah. Sebagai media untuk senantiasa mengingat kematian dan meningkatkan keimanan. Membentuk sumber daya manusia dalam kegiatan keagamaan. Meningkatkan kualitas ibadah kita kepada Allah SWT.



E. SASARAN KEGIATAN 1. 2. 3.



Para jemaah Masjid Nurul Yaqin Perwakilan jemaah masjid dari tiap divisi Warga sekitar



F. WAKTU KEGIATAN & AGENDA Acara tersebut InShaaAllah akan diselenggarakan pada : Tanggal : 24 Januari 2020 Hari : Jumaat Pukul : 08.00 am - selesai Bertempat : Masjid Nurul Yaqin Agenda Program Tanggal 23/01/2020 (Khamis/Surau Al Khausar) *18.00 - 18.30 = Solat Maghrib *18.30 - 19.00 = Bacaan Yaasin bersama *19.10 - 19.30 = Jamuan Ringan *19.35 - 19.50 = Solat Isyak *19.50 - 20.45 = Ceramah Agama Tanggal 24/01/2020 (Jumaat/Masjid Nurul Yaqin Centre) *08.00 - 10.30 = Materi dan praktek (kuliyah,mandi, kafan,sholat,kubur jenazah) *10.30 - 11.30 = Sesi soal jawab *11.30 - 12.00 = Jamuan Peserta *12.00 - 13.00 = Solat Jumaat (acara selesai) *14.00 - 15.30 = Kembali ke Nunukan



G. SUSUNAN PANITIA



No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.



Koordinator Penasehat Pelindung Ketua Masjid Ketua Surau Sekretaris Surau Bendahara Program Pembina / Pemateri Anggota



Nama



H. ANGGARAN DANA No 01. 02. 03. 04.



Deskripsi Spanduk Pemateri Air Aqua Nasi Kotak



Rincian 1mtr x 3mtr 2 org @1,000,000 4 kotak @35,000 60pax @20,000



Total



Jumlah (Rp) 150,000 2,000,000 140,000 1,200,000 3,490,000



I. PENUTUP Demikian proposal ini dibuat untuk memberikan gambaran mengenai kegiatan ini agar semua pihak berkenan untuk menjayakan acara ini. Semoga usaha yang kecil ini mendapat rahmat dan taufik dari Allah SWT untuk dapat berjalan dengan baik, dan semoga apa yang telah direncanakan mendapat redha dariNya, sehingga dapat memberikan kontribusi positif terhadap berbagai upaya yang dilakukan umat dalam rangka menegakkan nilainilai ajaran islam.



Disediakan Oleh,



Disemak Oleh,



Disetujui Oleh,



........................... Ketua Program



........................... Penasehat Program



........................... President Director



A. KEUTAMAAN MENGURUS JENAZAH Rasulullah SAW bersabda : "Barangsiapa memandikan (jenazah) seorang muslim seraya menyembunyikan (aib)nya dengan baik, maka Allah



akan memberikan ampunan empat puluh kali kepadanya. Barangsiapa membuatkan lubang untuknya lalu menutupinya, maka akan diberlakukannya pahala seperti pahala orang yang memberikan tempat tinggal kepadanya sampai hari kiamat kelak. Barangsiapa membuatkan lubang untuknya lalu menutupinya,maka akan diberlakukannya pahala seperti pahala orang yang memberikan tempat tinggal kepadanya sampai hari kiamat kelak Barangsiapa mengkafaninya, niscaya Allah akan memakaikannya sundus (pakaian dari sutera tipis) dan istabraq (pakaian sutera tebal) Surga di hari kiamat kelak." (HR. Al-Hakim dan Al-Baihaqi)



B. PIHAK YANG BERHAK MENGURUSI JENAZAH Hendaknya yang mengurusi adalah orang yang lebih mengetahui sunnahnya dengan tingkatan sebagai berikut: - Jenazah laki-laki diurusi oleh orang yang telah ditunjuk oleh si mayit sendiri sebelum wafatnya(berdasarkan wasiatnya). Kemudian bapaknya, lalu anak laki-lakinya,kemudian keluarga terdekat si mayit. -Jenazah wanita diurusi oleh orang yang telah ditunjuk oleh si mayit sendiri sebelum wafatnya(berdasarkan wasiatnya). Kemudian ibunya, kemudian anak wanitanya, kemudian keluarga terdekat si mayit.Suami diperbolehkan mengurusi jenazah, begitu juga sebaliknya. - Adapun jenazah anak yang belum baligh dapat diurusi oleh kaum laki-laki atau perempuan karena tidak ada batasan aurat bagi mereka. - Apabila seorang lelaki wafat di antara kaum wanita (tanpa ada seorang lelaki muslim pun bersama mereka dan tanpa ada isteri atau ibunya) demikian pula sebaliknya maka cukup ditayamumkan saja. Seorang muslim tidak diperbolehkan mengurusi jenazah orang kafir (QS. At-Taubah:84).



C. ALAT DAN BAHAN YANG DIPERLUKAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.



Gunting (untuk menggunting pakaian si mayit sebelum dimandikan). Sarung tangan bagi petugas yang memandikan mayit. Sabut penggosok (spons). Alat penumbuk dan cawan besar (untuk menghaluskan kapur barus). Perlak plastik atau sejenisnya. Sidr (perasan daun bidara), bila sulit didapatkan boleh menggantikannya denagn syampo dan sabun. Kapur barus. Masker bagi petugas. Kapas. Air. Minyak wangi kesturi. Plester perekat. Gunting kuku dan rambut. Handuk atau sejenisnya. Sisir. Kain kafan (dua lembar berwarna putih bersih dan satu kain putih bergaris(hibarah) atau tiga lembar seluruhnya berwarna putih bersih bagi laki-laki.



D. TATACARA MEMANDIKAN JENAZAH



1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.



Menutup aurat si mayit ketika memandikannya. Melepas pakaiannya (dengan menggunakan gunting) serta menutupinya dari pandangan orang banyak. Hendaknya melemaskan persendian si mayit, memotong kumisnya, kukunya, dan bulu ketiaknya jika kebetulan panjang. Sedangkan bulu vital tidak boleh dipotong karena termasuk aurat. Mengangkat kepalanya sampai seolah-olah dalam posisi duduk, lalu mengurut perutnya dengan perlahan untuk mengeluarkan kotoran yang masih tersisa dalam perutnya. Hendaklah memperbanyak siraman air untuk membersihkan kotoran yang keluar. Petugas menggunakan sarung tangan untuk membersihkan jasad si mayit (membersihkan qubul dan dubur si mayit) tanpa harus melihat atau menyentuh langsung auratnya. Dianjurkan air yang dipakai adalah air yang sejuk,kecuali bila dibutuhkan air panas untuk menghilangkan kotoran yang melekat di jasad si mayit. Namun jangan mengerik atau menggosok mayit dengan keras. Kemudian mengucapkan basmalah dan mewudhukan si mayit sebagaimana wudhu untuk shalat. Namun tidak perlu memasukkan air ke dalam hidung dan mulut si mayit, tapi cukup dengan memasukkan jari yang telah dibungkus dengan kain yang dibasahi diantara bibir si mayit lalu menggosok giginya dan kedua lubang hidung sampai bersih. Setelah mewudhukan dianjurkan untuk mencuci rambut dan janggutnya dengan busa perasan daun bidara. Bagi jenazah wanita, bila rambutnya dikepang diurai terlebih dahulu baru dicucikan rambutnya. Setelah itu, membasuh anggota badan sebelah kanan si mayit dari bahagian depan dilanjutkan ke bahagian belakang dengan cara miringkan si mayit ke sebelah kiri petugas. Demikian pula anggota badan sebelah kiri. Jumlah siraman dengan bilangan yang ganjil sampai dianggap bersih. Hendaknya memandikan dengan menggunakan perasan daun bidarasetiap kali siraman atau sabun. Setiap kali membasuh bagian perut si mayit, keluar kotoran dari perutnya, hendaknya langsung dibersihkan. Dianjurkan siraman terakhir dengan menggunakan kapur barus. Setelah selesai memandikannya hendaknya mengeringkan dengan handuk atau sejenisnya. Dianjurkan menyisir rambut si mayit. Adapun jenazah wanita, rambutnya dikepang tiga dan diletakkan ke belakang punggungnya. Apabila masih keluar kotoran setelah dimandikan, hendaklah menutup kemaluannya dengan kapas, kemudian mencuci kembali anggota yang terkena najis lalu si mayit diwudhukan kembali. Janin yang gugur, bila telah mencapai empat bulan jenazahnya hendaklah dimandikan, dikafani, disholatkan, dan diberi nama. Bila tidak terdapat air, si mayit cukup ditayamumkan saja.



E. TATA CARA MENGKAFANI JENAZAH 1.



Tiga kain kafan dibentangkan dan disusun tiga lapis. Kain kafan yang langsung bersentuhan dengan jenazah terlebih dahulu diberikan wewangian . 2. Kemudian meletakkan si mayit di atas kain kafan dalam posisi terlentang. 3. Lalu letakkan kapas yang telah dibubuhi wewangian pada selangkangan si mayit atau pada lipatan tubuh yang lain. 4. Hendaklah menyediakan kain yang telah dibubuhi kapas untuk menutup aurat si mayit dengan melilitkannya (seperti melilit popok bayi). 5. Hendaklah membubuhi wewangian pada lekuk-lekuk wajah si mayit seperti dua mata, lubang hidung, bibir, kedua telinga, dan ketujuh anggota sujudnya. Dan diperbolehkan juga membubuhi seluruh anggota badannyadengan wewangian. 6. Lembaran pertama kain kafan dilipat dari sebelah kanan, baru yang sebelah kiri sambil mengambil handuk penutup auratnya. Menyusul lembaran kedua dan ketiga. 7. Wewangian juga dibubuhkan di sela-sela ketiga kain kafan tersebut dan bagian kepala si mayit. Lalu gulunglah sisa kain kafan pada ujung kepala dan kakinya agar tidak terlepas ikatannya. 8. Kemudian lipat ke arah kaki dan kepalanya. Jumlah sisa kain kafan sebelah atas lebih banyak daripada sisa kain kafan sebelah bawah. 9. Lalu ikatlah dengan tujuh utas tali (tali diikatkan di atas kepala, dada, perut, paha, betis, dan setelah kaki). 10. Diperbolehkan juga pengikatan kurang dari tujuh utas tali, sebab maksud pengikatan agar kain kafan tersebut tidak lepas (terbuka). 11. Jenazah wanita dikafani dengan lima helai kain; kain sarung untuk menutupi bagian bawahnya, baju kurung



(yang terbuka sisi kanandan kirinya), kerudung untuk menutupi kepalanya, serta dua helai kain kafan yang digunakan untuk menutupi sekujur tubuhnya.



F. KETENTUAN MANDI BAGI YANG MEMANDIKAN JENAZAH dan BERWUDHU BAGI YANG MENANDU KERANDA JENAZAH Disunnahkan bagi orang yang telah memandikan jenazah untuk mandi. Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda: ''Barangsiapa telah selesai memandikan jenazah, hendaklah ia mandi; dan barangsiapa yang mengangkatnya hendaklah ia berwhudu''. (HR Abu Dawud,At-Tirmidzi dari Abu Hurairah RA)



'