Contoh Skenario Anamnesis [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Skenario Anamnesis Nama



: Mega Buana Raharja



NIM



: 320220101046



Prodi



: Pendidikan Kedokteran



Mata Kuliah



: Komunikasi Kesehatan dan Kolaborasi



Dosen



:



Skenario : Seorang pria datang ke tempat praktek dokter spesialis THT dengan keluhan telinga sebelah kiri tersumbat. Dokter



: “Selamat sore, Pak ”



Pasien



: “Selamat sore, Dok”



Dokter



: “Silakan duduk, Pak”



Pasien



: “Oh, iya, terima kasih, Dok”



Dokter



: “Baik, Pak. Perkenalkan nama saya Mega Buana Raharja, mahasiswa FKM Unhan yang saat ini sedang dalam tahap pembelajaran. Tetapi Bapak jangan khawatir, di sini saya memiliki ilmu yang cukup. Oh ya, apakah saya boleh tahu nama Bapak?”



Pasien



: “Nama saya Ahmad Agus Hendrianto, Dok.”



Dokter



: “Sebaiknya saya panggil Bapak Ahmad atau bagaimana, Pak?”



Pasien



: “Iya, Dok, Pak Ahmad saja.”



Dokter



: “Baik, Bapak Ahmad, apakah saya boleh tahu umur, alamat, dan pekerjaan Bapak?”



Pasien



: “Umur saya 48, Dok, alamat saya di Kecamatan Wiroso, pekerjaan wiraswasta.”



Dokter



: “Baik, Bapak Ahmad, apakah ada yang bisa saya bantu dari Bapak?



Pasien



: “Begini, Dok, telinga saya sudah tiga hari terasa tersumbat, seperti ada yang mengganjal, sudah saya bersihkan dengan cotton bud tetapi tetap saja, Dok.”



Dokter



: “Tersumbat di kedua telinga atau hanya salah satu, Pak?”



Pasien



: “Salah satu, Dok, hanya yang kiri.”



Dokter



: “Apakah disertai dengan gejala lain, Pak? Seperti pusing atau yang lain?”



Pasien



: “Tidak, Dok, hanya terasa tersumbat dan kurang bisa mendengar.”



Dokter



: “Baik, Pak, jadi Bapak Ahmad sedang mengalami penyumbatan telinga kiri dan tidak mengalami gejala lain?



Pasien



: “Benar, Dok.”



Dokter



: “Baik, kalau boleh tahu, Pak, kira-kira yang menyebabkan telinga Bapak Ahmad tersumbat apa ya?”



Pasien



: “Saya juga kurang tahu, Dok, saat bangun tidur tiba-tiba sudah terasa tersumbat.”



Dokter



: “Apakah Bapak Ahmad sebelumnya sudah pernah mengalami hal yang sama?



Pasien



: “Belum pernah, Dok, baru kali ini.”



Dokter



: “Baik,,. Lalu apakah Bapak Ahmad sedang mengonsumsi obat-obatan?”



Pasien



: “Tidak, Dok.”



Dokter



: “Maaf, apakah sebelumnya Bapak Ahmad sudah rutin membersihkan telinga?”



Pasien



: “Sudah cukup rutin, Dok, menurut saya. Setidaknya seminggu sekali pasti saya bersihkan dengan cotton bud.”



Dokter



: “Baik, Bapak Ahmad, saya akan melakukan pemeriksaan kepada telinga Bapak, silakan duduk di kursi ini.”



Pasien



: “Baik, Dok.” …



Dokter



: “Sudah, Pak Ahmad, silakan duduk Kembali.”



Pasien



: “Bagaimana hasilnya, Dok?”



Dokter



: “Begini, Bapak Ahmad, telinga Bapak mengalami penyumbatan karena ada kotoran yang kering di dalamnya. Kotorannya itu tidak bisa dikeluarkan kalau hanya menggunakan cotton bud.



Pasien



: “Lalu bagaimana, Dok?”



Dokter



: “Kotorannya harus dilunakkan dulu, Pak Ahmad, ini saya sudah menuliskan resep obat tetes telinga. Silakan nanti diberikan di apotek depan. Cara penggunaannya diteteskan ke telinga sebelah kiri, sambil kepalanya dimiringkan. Tiap malam diberi dua tetes. Nanti seminggu lagi silakan Bapak Ahmad kontrol lagi ke sini.”



Pasien



: “Oh… baik, terima kasih, Dok.”



Dokter



: “Sama-sama, Bapak Ahmad. Oh iya, Pak Ahmad, jika saya boleh menyarankan, kalau mau membersihkan telinga dalam itu jangan pakai cotton bud, cotton bud itu baiknya hanya digunakan untuk membersihkan daun telinga.Jika digunakan di telinga bagian dalam, khawatirnya malah mendorong kotoran yang ada jadi semakin dalam. Untuk telinga bagian dalam sebaiknya menggunakan obat tetes telinga dari toko obat atau apotek. Digunakan selama 2-3 hari, setelah itu masukkan air hangat ke dalam telinga dan miringkan kepala untuk mengeluarkan kotorannya.”



Pasien



: “Oh… begitu, Dok, ternyata. Saya baru tahu.”



Dokter



: “Benar, Pak Ahmad, memang jarang di sini orang yang menggunakan cara seperti itu, kebanyakan menggunakan cotton bud saja. Padahal itu kurang baik.”



Pasien



: “Ehm.. iya, Dok.”



Dokter



: “Baik, Bapak Ahmad, apakah ada yang ingin ditanyakan lagi? Atau mungkin tadi ada yang terlewat.”



Pasien



: “Sudah cukup, Dok. Saya sudah cukup mengerti sekarang cara untuk menjaga Kesehatan telinga. Terima kasih, Dok."



Dokter



: “Sama-sama, Bapak Ahmad. Jika sudah tidak ada yang ditanyakan, silakan setelah ini langsung ke apotek ya, Pak Ahmad. Hati-hati di jalan dan semoga lekas sembuh.”



Pasien



: “Baik, Dok. Selamat sore, mari.. “



Dokter



: “Mari, Pak Ahmad.”