CRO [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up

CRO [PDF]

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS RANGKAIAN LISTRIK PENGGUNAAN CATHODA RAY OSCILLOSCOPE (CRO) Pengampu : Drs. Juli Astono M.Si

11 0 280 KB

Report DMCA / Copyright

DOWNLOAD FILE


File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS RANGKAIAN LISTRIK PENGGUNAAN CATHODA RAY OSCILLOSCOPE (CRO) Pengampu : Drs. Juli Astono M.Si



Disusun Oleh: Rashinatun Kaffah (19302241034)



FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2019/2020



LAPORAN PRAKTIKUM A. Percobaan



: PENGGUNAAN CATHODA RAY OSCILLOSCOPE (CRO)



B. Tujuan



:



1. Mengukur tegangan listrik AC dan DC 2. Mengukur frekuensi dengan metode langsung C. Data Percobaan 1. Pengukuran Tegangan AC Pengukuran dengan CRO Pengukuran dengan Multimeter V (volt) Vpp (Volt) Vefektif (Volt) 4 1,4 1,4 6 2,12 2,4 8 2,83 3,1 10 3,53 4,2 12 4,24 5,2 2. Pengukuran Tegangan DC Pengukuran dengan CRO Pengukuran dengan Multimeter V (volt) V (volt) 1 1,2 2,5 2,2 3 3,4 4 4,2 5 5,2 3. Pengukuran Frekuensi Pembacaan frekuensi pada AFG Pengukuran Frekuensi dengan CRO f (Hz) T (s) f (Hz) -3 300 3 x 10 333 600 1,65 x 10-3 606 -3 900 1,1 x 10 909 1200 0,8 x 10-3 1250 1500 0,6 x 10-3 1666,67 D. Analisis Percobaan 1. Perhitungan Pada Tegangan AC 1. Vpp = 4 V Vrms =



1 2



x Vpp = 2 V



Vefektif =



2 √2



= 1,4 V



2. Vpp = 6 V Vrms =



1 2



x Vpp = 3 V



Vefektif =



3 √2



= 2,12 V



3. Vpp = 8 V Vrms =



1 2



x Vpp = 4 V



Vefektif =



4 √2



= 2,83 V



4. Vpp = 10 V Vrms =



1 2



x Vpp = 5 V



Vefektif =



5 √2



= 3,53 V



5. Vpp = 12 V Vrms =



1 2



x Vpp = 6 V



Vefektif =



6 √2



= 4,24 V



2. Perhitungan Pada Tegangan DC (div vertikal x V/dive) 1. V = 1 x 1 = 1 V 2. V = 2,5 x 1 = 2,5 V 3. V = 3 x 1 = 3 V 4. V = 4 x 1 = 4 V 5. V = 5 x 1 = 5 V 3. Perhitungan Periode ( div horizontal x time/div) 1. T = 6 x 0,5 x 10-3 = 3 x 10-3 s 2. T = 3,3 x 0,5 x 10-3 = 1,65 x 10-3 s 3. T = 2,2 x 0,5 x 10-3 = 1,1 x 10-3 s 4. T = 1,6 x 0,5 x 10-3 = 0,8 x 10-3 s 5. T = 1,2 x 0,5 x 10-3 = 0,6 x 10-3 s 4. Perhitungan Frekuensi ( 1. f = 2. f = 3. f = 4. f = 5. f =



1000 3 1000 1,65 1000 1,1 1000 0,8 1000 0,6



𝟏 𝑻



)



= 333 Hz



= 606 Hz = 909 Hz = 1250 Hz = 1666,67 Hz



E. Pembahasan Percobaan kali ini adalah percobaan dengan menggunakan Cathoda Ray Oschilloscope (CRO). CRO adalah alat ukur yang digunakan untuk memperlihatkan bentuk gelombang listrik, mengukur tegangan listrik DC maupun AC, mengukur frekuensi gelombang listrik, dan mengukur beda fase gelombang listrik. Percobaan kali



ini mengukur Tegangan AC dan DC dengan menggunakan CRO kemudian membandingkannya dengan Tegangan yang terbaca pada Multimeter. Tegangan AC yang muncul pada CRO berupa gelombang sinus. Untuk mengukur Tegangan AC pada CRO adalah dengan cara menghitung dari puncak ke puncak berapa jumlah kotakannya. Kemudian mengalikan jumlah kotakan tersebut dengan V/div. Praktikan menetapkan V/div nya adalah 1. Kemudian dihitung dan didapatkan hasil sebagai berikut : Vpp (Volt) 4 6 8 10 12 Data diatas bukan Vefektif yang bisa dibandingkan dengan pengukuran Multimeter melainkan hanya Vpeak to peak. Untuk mencari Vefektif dibutuhkan Vrms/Vp/Vmax yang didapatkan dengan cara



1 2



x Vpp. Dan didapatkan hasil sebagai berikut :



Vp (Volt) 2 3 4 5 6 𝑉𝑝 Langkah selanjutnya untuk mencari Vefektif adalah √2. Maka didapatkanlah hasil dari Vefektif CRO sebagai berikut : Vefektif (Volt) 1,4 2,12 2,83 3,53 4,24 Sedangkan di multimeter hasil yang ditunjuk merupakan hasil langsung dari Vefektif yakni sebagai berikut : Pengukuran dengan Multimeter V (volt) 1,4 2,4 3,1 4,2 5,2 Selanjutnya adalah menghitung Tegangan DC. Tegangan DC pada CRO hanyalah berupa garis mendatar. Untuk menghitung Tegangan DC yang perlu dilakukan adalah mengkalikan jumlah kenaikan garis mendatar pada titik mula-mula dengan V/div. Didapatkan hasil sebagai berikut :



Pengukuran dengan CRO V (volt) 1 2,5 3 4 5 Dan hasil pengukuran dari CRO sudah bisa langsung dibandingkan dengan Multimeter yang memiliki data sebagai berikut : Pengukuran dengan Multimeter V (volt) 1,2 2,2 3,4 4,2 5,2 Jika dilihat dari perbandingan data diatas dapat dilihat jika terjadi perbedaan antara pengukuran dengan CRO dan pengukuran dengan Multimeter. Hal ini terjadi karena pada CRO dan Multimeter nilai ralatnya berbeda. Selain itu CRO dan Multimeter juga memiliki perbedaan bentuk yang sangat kontras dan ukuran skala yang berbeda. Sehingga pengukuran yang dilakukan di CRO dan Multimeter ada perbedaan. Percobaan yang dilakukan selanjutnya adalah menghitung frekuensi. Pada CRO frekuensi tampak sebagai gelombang sinus. Mengukur frekuensi dilakukan dengan cara mencari periode dari gelombang sin terlebih dahulu, yakni dengan mengkalikan jumlah kotak dari puncak ke puncak gelombang kemudian mengkalikannya dengan time/div. Praktikan menetapkan time/div = 0,5 x 10-3 s. Untuk nilai div nya praktikan menetapkannya sebesar 1 div pada data 1,2,3. Dan mengubahnya menjadi 2 div pada data 4 dan 5. Periode gelombang didapatkan sebagai berikut : T (s) 3 x 10-3 1,65 x 10-3 1,1 x 10-3 0,8 x 10-3 0,6 x 10-3 1



Frekuensi didapat dari . Maka hasil hari periode tersebut dihitung dengan rumus 𝑇



1



frekuensi . Dan didapatkan hasil sebagai berikut: 𝑇



f (Hz) 333 606 909 1250 1666,67 Untuk pengukuran frekuensi yang digunakan sebagai pembanding bukan Multimeter melainkan AFG. AFG merupakan alat yang digunakan untuk menghitung frekuensi



secara langsung maupun tidak langsung. Percobaan kali ini adalah mengukur frekuensi secara langsung dengan AFG dan didapatkan hasil sebagai berikut : Pembacaan frekuensi pada AFG f (Hz) 300 600 900 1200 1500 Pengukuran frekuensi yang dilakukan di CRO dan AFG juga terdapat perbedaan. Alasannya adalah karena skala yang terdapat pada CRO dan AFG berbeda sehingga keduanya memiliki ralat yang berbeda pula. Dalam segi skala AFG lebih mudah dibaca dan lebih akurat dibandingkan dengan CRO. Karena pengukuran dengan AFG hanya perlu dilakukan dengan 1x kerja saja. Sedangkan saat menggunakan CRO frekuensi baru bisa ditentukan setelah menghitung periodenya. Sehingga ketidakakuratan data lebih besar ditemui di pengukuran dengan CRO. Selain itu kondisi alat juga mempengaruhi hasil pengukuran. Alat yang sudah dipakai dalam waktu yang lama dan terus menerus menyebabkan nilai akurasi dari ralat tersebut berkurang. F. Kesimpulan 1. Tegangan AC dengan CRO Vefektif (Volt) 1,4 2,12 2,83 3,53 4,24 Tegangan DC dengan CRO Pengukuran dengan CRO V (volt) 1 2,5 3 4 5 2. Frekuensi dengan CRO f (Hz) 333 606 909 1250 1666,67



Yogyakarta, 01 November 2019



RASHINATUN KAFFAH NIM 19302241034