CUSHING SINDROME  [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASUHAN KEPERAWATAN



Mata Kuliah



: Keperawatan Medikal Bedah



Dosen Pembimbing : Kelompok 2F Nama Anggota Kelompok : 1. Firda Nur Intan



(G2A021326)



12. Fina Fithrotul Z



(G2A021344)



2. Intan Widodo



(G2A021327)



13. Devi Amartiya E.S



(G2A021345)



3. Chyntia Apriliani (G2A021328)



14. Hevina Yogi N



(G2A021347)



4. Ari Sulistyowati



(G2A021330)



15. Rizky Fajrian S



(G2A021348)



5. Yemeser Denis U



(G2A021333)



16. Saidina K. Rahman (G2A021349)



6. Artiamandasari



(G2A021336)



17. Sabila Tazki A



(G2A021350)



7. Ramadhan B. N



(G2A021337)



18. Antony Bagus B



(G2A021351)



8. Muhamad Ridho (G2A021339)



19. Ayunisa Fajri S



(G2A021352)



9. Della Aprilia W



(G2A021340)



20. Vivi Indriani



(G2A021353)



10. M. Khabib A. R



(G2A021341)



21. Allysa Mawardah K (G2A021354)



11. Syarifah Ayu N.A (G2A021343)



PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG TAHUN 2023



SOAL! Tn X berusia 43 tahun terdiagnosa Cushing syndrome dirawat di rumah sakit. Pasien lemah, mengalami kesulitan untuk berdiri karena kaki dan tangan terlihat atropi. Nilai IMT pasien 28. Hasil pemeriksaan hormone 17-hidroksikortikoid dan 17-ketosteroid meningkat. Setelah dilakukan pemeriksaan pielografi dan laminografi, terdapat pembesaran adrenal. pasien memiliki riwayat diabetes sejak usia 38 tahun. Pertanyaan: 1. Mengapa pasien dengan cuhing syndrome mengalami kelemahan? Mengapa kaki dan tangan pasien mengalami atropi? (jelaskan dengan menggunakan pathway) 2. Mengapa nilai IMT pasien 28? Jelaskan secara patofisiologi (jelaskan dengan menggunakan pathway) 3. Apa itu pemeriksaan pielografi dan laminografi dan mengapa perlu dilakukan pada Tn X? 4. Apa kaitan diabetes dengan cushing syndrome? 5. Buatlah asuhan keperawatan pada kasus tersebut mulai dari Analisa data, diagnosa keperawatan dan rencana intervensi keperawatan.



2



1.



JAWABAN



2. 3. Pielografi intravena (IVP), atau urografi intravena, adalah tes diagnostik yang melibatkan pemberian kontras intravena dan pencitraan sinar-X pada saluran kemih. Kontras beryodium mengalir melalui pembuluh darah ginjal dan disaring ke dalam sistem pengumpulan yang menyoroti struktur anatomi pada gambar sinar-X. Hal ini sering berguna untuk evaluasi hematuria, dan penyakit batu ginjal, dan sebagai tindak lanjut setelah intervensi. Urutan pencitraan urografi dirancang untuk menggambarkan bagian tertentu dari saluran kemih secara optimal. Bagian dari sistem kemih tampak buram saat diisi dengan bahan kontras. Sinar-X atau sinar rontgen adalah salah satu bentuk dari radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang berkisar antara 10 nanometer ke 100 pikometer dan memiliki energi dalam rentang 100 eV - 100 Kev. Sinar-X umumnya digunakan dalam diagnosis gambar medis dan Kristalografi sinar-X



3



Laminography metode pembentukan citra dari pengujian sinar-X yang menghasilkan citra penampang suatu objek dengan translasi linier sederhana dari objek relatif terhadap sistem detektor tabung. Tidak diperlukan pergerakan tabung sinar-X relatif terhadap detektor dan berbeda dengan laminografi klasik, semua lapisan objek dapat diperoleh dengan pemindaian tunggal. Selain itu CL ternyata setara dengan computed tomography (CT) dengan wilayah sudut terbatas, yang memungkinkan rekonstruksi irisan objek menggunakan algoritma CT yang sedikit dimodifikasi, menghasilkan resolusi yang lebih tinggi dibandingkan dengan tomosintesis sederhana dalam kasus laminografi klasik. Hal tersebut dilakukan karena pasien mengalami pembesaran adrenal, Diagnosis sindrom Cushing didasarkan pada tinjauan riwayat medis Anda, pemeriksaan fisik dan tes laboratorium, yang membantu menentukan adanya kadar kortisol yang berlebihan. Seringkali pemeriksaan X-ray pada kelenjar adrenal atau hipofisis berguna untuk menemukan lokasi tumor. Selain itu, perbandingan foto-foto lama dan terbaru sering menyoroti perubahan penampilan wajah dan tubuh pada pasien yang mengembangkan sindrom Cushing. 4. Cushing (CD) adalah penyebab paling umum dari hiperkortisolisme endogen. Kelebihan glukokortikoid dapat menyebabkan diabetes, dan meskipun prevalensinya mungkin diremehkan, hingga 50% pasien dengan CD memiliki berbagai tingkat perubahan metabolisme glukosa. Sehingga, diabetes melitus (DM) berakibat dari kelebihan kortisol, pengobatan CD juga berfungsi untuk mengurangi gangguan metabolisme glukosa. 5. Asuhan Keperawatan pada Kasus a. Analisa data Analisa Data



Etiologi



Masalah Keperawatan



DS : -



Imobilitas



Intoleransi Aktivitas



DO : - Pasien lemah - Kesulitan berdiri DS : -



Perubahan fungsi 4



Resiko cedera



psikomotor DO : - Kaki dan tangan mengalami atropi DS : -



Resitensi insulin



Ketidakstabilan Kadar



DO : -



Glukosa Darah



Pasien memiliki riwayat diabetes sejak



usia



38



tahun. b. Diagnosa Keperawatan - Intoleransi aktivitas b.d imobilitas - Resiko cedera d.d perubahan fungsi psikomotor - Ketidakstabilan kadar glukosa garah b.d resitensi insulin c. Intervensi Keperawatan No 1.



DX Intoleransi aktivitas b.d imobilitas



SLKI Toleransi aktivitas (L.05047) Setelah dilakukan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan toleransi



aktivitas meningkat, dengan kriteria hasil:



1. Keluhan Lelah menurun 2. Frekuensi nadi membaik



5



SIKI Manajemen Energi (I.05178) Observasi  Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan  Monitor kelelahan fisik dan emosional  Monitor pola dan jam tidur  Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas Terapeutik  Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis: cahaya, suara, kunjungan)  Lakukan latihan rentang gerak pasif











 















2.



Resiko cedera b.d Perubahan fungsi kognitif



Tingkat cedera (L.14136) Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam, maka cedera menurun, dengan kriteria hasil: 1. Kejadian cedera menurun



6



dan/atau aktif Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau berjalan Edukasi Anjurkan tirah baring Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan tidak berkurang Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan Kolaborasi Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan



Pencegahan Cedera (I.14537) Observasi  Identifikasi area lingkungan yang berpotensi menyebabkan cedera  Identifikasi obat yang berpotensi menyebabkan cedera  Identifikasi kesesuaian alas kaki atau stoking elastis pada ekstremitas bawah Terapeutik  Sediakan pencahayaan yang memadai  Gunakan lampu tidur











 































7



selama jam tidur Sosialisasikan pasien dan keluarga dengan lingkungan ruang rawat (mis: penggunaan telepon, tempat tidur, penerangan ruangan, dan lokasi kamar mandi) Gunakan alas kaki jika berisiko mengalami cedera serius Sediakan alas kaki antislip Sediakan pispot dan urinal untuk eliminasi di tempat tidur, jika perlu Pastikan bel panggilan atau telepon mudah terjangkau Pastikan barangbarang pribadi mudah dijangkau Pertahankan posisi tempat tidur di posisi terendah saat digunakan Pastikan roda tempat tidur atau kursi roda dalam kondisi terkunci Gunakan pengaman tempat tidur sesuai dengan kebijakan fasilitas pelayanan Kesehatan Pertimbangkan penggunaan alarm elektronik pribadi atau alarm sensor pada tempat tidur atau kursi Diskusikan mengenai latihan dan terapi fisik



yang diperlukan Diskusikan mengenai alat bantu mobilitas yang sesuai (mis: tongkat atau alat bantu jalan)  Diskusikan Bersama anggota keluarga yang dapat mendampingi pasien  Tingkatkan frekuensi observasi dan pengawasan pasien, sesuai kebutuhan Edukasi  Jelaskan alasan intervensi pencegahan jatuh ke pasien dan keluarga  Anjurkan berganti posisi secara perlahan dan duduk selama beberapa menit sebelum berdiri 



3.



Ketidakstabilan



Kestabilan kadar glukosa Kadar Glukosa darah (L.03022) Setelah dilakukan intervensi Darah b.d resitensi keperawatan selama 3 x 24 insulin jam, maka kestabilan kadar glukosa darah meningkat, dengan kriteria hasil:  Kadar glukosa darah membaik



8