Sindrom Cushing [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1. Pengertian Penyakit Hormonal Suatu kondisi yang terjadi akibat paparan tingkat kortisol yang tinggi dalam waktu yang lama. Sindrom Cushing adalah sekumpulan gejala dan tanda klinis akibat peningkatan kadar glukokortikoid (kortisol) dalam darah. Sindrom ini disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Faktor eksternal berupa konsumsi obat-obatan kortikosteroid dosis tinggi dalam jangka waktu yang panjang. Sedangkan faktor internal yaitu produksi hormon kortisol berlebih pada tubuh akibat adanya masalah pada kelenjar adrenal atau peningkatan kadar hormon adrenokortikotropik (ACTH). 2. Klasifikasi Penyakit Hormonal Berdasarkan pengaruh hormon adrenokortikotropik (Adrenocorticotropic hormone–ACTH) terhadap terjadinya hipersekresi glukokortikoid, maka sindrom Cushing dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu : 1. Sindrom Cushing tergantung ACTH Pada tipe ini hipersekresi glukokortikoid dipengaruhi oleh hipersekresi ACTH. Hipersekresi kronik ACTH akan menyebabkan hiperplasia zona fasikulata dan zona retikularis korteks adrenal. Hiperplasia ini mengakibatkan hipersekresi adrenokortikal seperti glukokortikoid dan androgen. Pada tipe ini ditemukan peninggian kadar hormon adrenokortikotropik dan kadar glukokortikoid dalam darah. Yang termasuk dalam sindrom ini adalah adenoma hipofisis dan sindrom ACTH ektopik. 2. Sindrom Cushing tidak tergantung ACTH Pada tipe ini tidak ditemukan adanya pengaruh sekresi ACTH terhadap hipersekresi glukokortikoid, atau hipersekresi glukokortikoid tidak berada di bawah pengaruh jaras hipotalamus-hipofisis. Pada tipe ini ditemukan peningkatan kadar glukokortikoid dalam darah, sedangkan kadar ACTH menurun karena mengalami penekanan. Yang termasuk dalam sindrom ini adalah tumor adrenokortikal, hiperplasia adrenal nodular, dan iatrogenik. 3. Signifikansi Penyakit Hormonal Secara epidemiologi, Cushing disease merupakan kondisi yang jarang ditemukan. Prevalensi global dari penyakit ini adalah sekitar 39,1 kasus per 1.000.000 penduduk. Banyaknya pasien dengan gejala ringan yang tidak terdiagnosis menyebabkan Cushing disease sering kali kurang dikenali. Pasien Cushing disease yang tidak diterapi dilaporkan memiliki rasio mortalitas sebesar 1,9–4,8. Tingkat kelangsungan hidup 5 tahun pada pasien Cushing disease yang tidak diobati adalah sebesar 50% dan apabila dilakukan tindakan adrenalektomi bilateral maka tingkat kelangsungan hidup lima tahun akan meningkat menjadi 86%. 4. Patofisiologi Penyakit Hormonal Keadaan hiperglukokortikoid pada sindrom Cushing menyebabkan katabolisme protein yang berlebihan sehingga tubuh kekurangan protein. Kulit dan jaringan subkutan menjadi tipis, pembuluh-pembuluh darah menjadi rapuh sehingga tampak sebagai stria berwarna ungu di daerah abdomen, paha, bokong,



dan lengan atas. Otot-otot menjadi lemah dan sukar berkembang, mudah memar, luka sukar sembuh, serta rambut tipis dan kering. Keadaan hiperglukokortikoid di dalam hati akan meningkatkan enzim glukoneogenesis dan aminotransferase. Asam-asam amino yang dihasilkan dari katabolisme protein diubah menjadi glukosa dan menyebabkan hiperglikemia serta penurunan pemakaian glukosa perifer, sehingga bisa menyebabkan diabetes yang resisten terhadap insulin. Pengaruh hiperglukokortikoid terhadap sel-sel lemak adalah meningkatkan enzim lipolisis sehingga terjadi hiperlipidemia dan hiperkolesterolemia. Pada sindrom Cushing ini terjadi redistribusi lemak yang khas. Gejala yang bisa dijumpai adalah obesitas dengan redistribusi lemak sentripetal. Lemak terkumpul di dalam dinding abdomen, punggung bagian atas yang membentuk buffalo hump, dan wajah sehingga tampak bulat seperti bulan dengan dagu ganda. Pengaruh hiperglukokortikoid terhadap tulang menyebabkan peningkatan resorpsi matriks protein, penurunan absorbsi kalsium dari usus, dan peningkatan ekskresi kalsium dari ginjal. Akibat hal tersebut terjadi hipokalsemia, osteomalasia, dan retardasi pertumbuhan. Peningkatan ekskresi kalsium dari ginjal bisa menyebabkan urolitiasis. Pada keadaan hiperglukokortikoid bisa timbul hipertensi, namun penyebabnya belum diketahui dengan jelas. Hipertensi dapat disebabkan oleh peningkatan sekresi angiotensinogen akibat kerja langsung glukokortikoid pada arteriol atau akibat kerja glukokortikoid yang mirip mineralokortikoid sehingga menyebabkan peningkatan retensi air dan natrium, serta ekskresi kalium. Retensi air ini juga akan menyebabkan wajah yang bulat menjadi tampak pletorik. Keadaan hiperglukokortikoid juga dapat menimbulkan gangguan emosi, insomnia, dan euforia. Pada sindrom Cushing, hipersekresi glukokortikoid sering disertai oleh peningkatan sekresi androgen adrenal sehingga bisa ditemukan gejala dan tanda klinis hipersekresi androgen seperti hirsutisme, pubertas prekoks, dan timbulnya jerawat. 5. Kelompok risiko tinggi Penyakit Hormonal - pengonsumsi obat kortikosteroid dosis tinggi dan jangka panjang - seseorang yang mengalami masalah pada kelenjar adrenal - seseorang dengan kadar hormon ACTH yang tinggi - perempuan (rentang usia 25-40 tahun) - seseorang yang mengalami obesitas - penderita Diabetes Melitus tipe 2 - Penderita Hipertensi - seseorang yang anggota keluarganya penderita sindrom chusing 6. Distribusi geografis Penyakit Hormonal Prevalensi global dari penyakit ini adalah sekitar 39,1 kasus per 1.000.000 penduduk dan insidensinya adalah 1,2–2,4 kasus per 1.000.000 juta penduduk per tahun. Negara Eropa seperti Itali, Spanyol, dan Denmark melaporkan bahwa insiden tahunannya berkisar antara 0.7-2.4 per sejuta penduduk pertahun.



Di Amerika Serikat, diperkirakan sekitar 10-15 orang per sejuta penduduk setiap tahun menderita sindrom cushing. Sedangkan di Indonesia, studi epidemiologi mengenai Cushing disease masih sangat terbatas. Cahyanur R et al meneliti kasus adenoma hipofisis pada Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dari tahun 2007–2012 dan mendapatkan bahwa 2,3% adenoma hipofisis yang ditemukan adalah jenis Cushing disease. 7. Trend Waktu terjadinya Penyakit Hormonal Dari tahun 2007–2012 didapatkan 2,3% adenoma hipofisis yang ditemukan adalah jenis Cushing diseas 8. Faktor Risiko Penyakit Hormonal - Usia, yaitu lebih banyak ditemukan pada rentang usia 25 hingga 40 tahun. - Jenis kelamin, yaitu lebih banyak terjadi pada perempuan dibanding dengan pria. - Menderita diabetes tipe 2 - Memiliki berat badan berlebih atau obesitas - Memiliki anggota keluarga yang menderita sindrom Cushing (faktor keturunan) - menderita penyakit hipertensi 9. Pencegahan dan pengendalian Penyakit Hormonal - Olahraga secara teratur - berhenti merokok - menjaga pola makan dengan mengonsumsi makanan bergizi - melakukan kontrol rutin pemeriksaan kadar ACTH dan kortisol berkala - menghindari konsumsi obat kortikosteroid dalam dosis tinggi dan jangka lama. - mengurangi konsumsi gula berlebih - menjaga berat badan agar tetap ideal 10. Area penelitian dan pengembangan Penyakit Hormonal - Studi epidemiologi mengenai Cushing disease di Indonesia sampai sekarang masih sangat terbatas. - kurangnya perhatian masyarakat tentang bahaya sindrom cushing karena termasuk penyakit langka. 11. Metode Pencegahan dan pengendalian Penyakit Hormonal - pencegahan primer, melalui :



Promosi kesehatan dan perlindungan khusus : Edukasi dan promosi kesehatan Cushing disease untuk menurunkan faktor risiko terjadinya penyakit ini. - pencegahan sekunder, melalui : Diagnosis dini dan pengobatan segera : pelaksanaan pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis dan penatalaksanaan yang perlu dilakukan sesegera mungkin demi prognosis yang baik. - pencegahan tersier, melalui : Pembatasan kecacatan dan rehabilitasi : terapi penggantian hormon glukokortikoid dan mineralokortikoid seumur hidup, dan pemeriksaan klinis, laboratorium, dan pencitraan secara berkala pada pasien dengan terapi pembedahan



Sumber : Suastika, Ketut, dkk. 2016. Proceeding Book Bali Endocrine Update (BEU XII) "Endocrinology and Beyond". Bali : PT Percetakan Bali. Dalam https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/6fb8d9dea5cc533ae1421b7c5b441269.pdf, diakses pada Sabtu 17 Oktober 2020. Anonim. Tanpa tahun. Sindrom Cushing dalam http://spesialis1.ika.fk.unair.ac.id/wpcontent/uploads/2017/04/EN07_Sindrom-Cushing.pdf, diakses pada Sabtu 17 Oktober 2020. Upahita, Damar. 2020. Cushing Syndrome (Sindrom Cushing) dalam https://hellosehat.com/kesehatan/penyakit/cushing-syndrome-sindrom-cushing/, diakses pada Sabtu 17 Oktober 2020. Redaksi halodoc. 2019. Sindrom Cushing dalam https://www.halodoc.com/kesehatan/sindrom-cushing, diakses pada Sabtu 17 Oktober 2020. Albertus, Audric. Tanpa tahun. Epidemiologi Cushing Disease dalam https://www.alomedika.com/penyakit/endokrin/cushing-disease/epidemiologi, diakses pada Sabtu 17 Oktober 2020.