Dampak Saintek Tanpa Tauhid [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TEOLOGI ISLAM



DAMPAK SAINTEK TANPA TAUHID



DISUSUN OLEH



Elqi Rahmad Aidil Muhammad Naufal Al-Hazmi



Prodi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara 2019-2020



KATA PENGANTAR



Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah Subhana wata`ala atas segala karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “Dampak Saintek tanpa Tauhid” ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Teologi Islam yang di bawakan oleh bapak Syamsul Amri, M.Ag.



Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangankekurangan. Untuk itu kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan kedepannya.



Medan, November 2019



Penulis



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ................................................................................... DAFTAR ISI .................................................................................................. BAB I



PENDAHULUAN .................................................................



A.Latar belakang ............................................................................................. B.Rumusan Masalah ........................................................................................ C.Tujuan Masalah ............................................................................................ BAB II



PEMBAHASAN ....................................................................



A. Pengertian Tauhid ....................................................................................... B. Pengertian Sains dan Teknologi .................................................................. C. Hubungan Sains dan Teknologi dengan Tauhid ......................................... D. Dampak Sains dan Teknologi tanpa Tauhid ............................................... BAB III



PENUTUP .............................................................................



A. Kesimpulan ................................................................................................ B. Saran ........................................................................................................... BAB IV



DAFTAR PUSTAKA ...........................................................



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Saintek atau Sains dan Teknologi adalah salah satu cabang ilmu yang berpengaruh dalam perkembangan di era modern ini. Dewasa ini teknologi telah mampu mengambil peran dalam memudahkan kehidupan sehari-hari manusia. Semua orang telah bergantung terhadap kemajuan teknologi dalam kesehariannya. Tetapi apakah kemajuan teknologi ini hanya memiliki sisi positif, apakah ada sisi negatifnya. Dan bagaiman jika Sains dan Teknologi ini tidak dibarengi dengan adanya tauhid. Fondasi ajaran Islam itu bertumpu pada tauhid, yaitu suatu kesadaran dalam “Pengesaan Allah” dengan “Nabi Muhammad sebagai utusan Allah”. Berarti kita sebagai umat muslim harus bertauhid mengesakan Allah. Dan Hubungan sains dan teknologi dengan tauhid, serta dampaknya tanpa tauhid akan kita bahas di makalah ini. B. Rumusan Masalah 1. Apa itu Tauhid? 2. Apa itu Sains dan Teknologi 3. Bagaimana hubungan antara Saintek dengan Tauhid 4. Apa dampak dari Saintek tanpa Tauhid C. Tujuan 1. Memahami hubungan Sains dan Teknologi dengan Tauhid 2. Memahami dampak Sains dan Teknologi tanpa Tauhid



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Tauhid Tauhid adalah pegangan pokok dan sangat menentukan bagi kehidupan manusia, karena tauhid menjadi landasan bagi setiap amal yang dilakukannya. Hanya amal yang dilandasi dengan tauhidlah (menurut tuntunan Islam) yang akan menghantarkan manusia kepada kehidupan yang baik dan kebahagiaan yang hakiki di alam Akhirat nanti. Allah berfirman: "Barang siapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (An-Nahl: 97) Tauhid bukan sekedar mengenal dan mengerti bahwa pencipta alam semesta ini Allah; bukan sekedar mengetahui bukti-bukti rasional tentang kebenaran wujud(keberadaan)Nyadanwahdaniyah(keesaan)-Nya;danbukanpulasekedar mengenal asma' dan shifat-Nya. Iblis mempercayai bahwa Tuhannya adalah Allah; bahkan mengakui ke-Esaan dan ke-Mahakuasaan Allah dengan permintaannya kepada Allah melalui Asma' dan Shifat-Nya. Kaum Jahiliyah kuno yang dihadapi rasulullah juga mayakini bahwa Tuhan pencipta, pengatur pemelihara dan penguasa alam semesat ini adalah Allah. Namun, kepercayaan dan keyakinan mereka itu belumlah menjadikan mereka sebagai makhluk yang berpredikat Muslim, yang beriman kepada Allah. Jadi apa hakikat tauhid itu? Tauhid,ialah permunian ibadah kepada Allah ;yaitu menghambakan diri hanya kepada Allah secara murni dan konsekuen, dengan mentaati segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya dengan penuh rasa rendah diri, cinta, harap, dan takut kepada-Nya. Untuk inilah sebenarnya manusia itu diciptakan Allah. Dan sesungguhnya, misi para rasul adalah untuk menegakkan tauhid dalam pengertian tersebut, mulai dari rasul pertama hingga rasul terakhir, Nabi Muhammad.



B. Pengertian Sains dan Teknologi 1.



Sains (Ilmu) Pengertian Sains secara fenomenal dapat dipandang sebagai produk, proses dan paradigm etika (sikap atau nilai). Sebagai produk, Sains adalah semua pengetahuan yang telah diketahui, dan disepakati oleh sebagian besar masyarakat ilmiah. Sebagai proses, sains adalah kegiatan social untuk memahami alam dengan metode ilmiah. Albert Einsten mengatakan bahwa sains adalah sebuah bentuk upaya atau kegiatan yang memungkinkan dari berbagai variasi atau pengalaman inderawi mampu membentuk sebuah system pemikiran atau pola pikir yang secara rasional seragam. Adapun paradigma sains menurut Marton, berpegang pada empat kaidah ilmiah, yaitu: universalisme, komunalisme, disinterestedness, danskeptisisme yang terarah.



-



Universalisme berarti



sains



tidak



tergantung



pada



perbedaan



ras,



warna



kulit,



dan Keyakinan. -



Komunalisme menunjukkan bahwa sains adalah milik umum.



-



Disinterestedness yaitu tidak memihak, melainkan apa adanya.



-



Skeptisisme berarti tidak begitu saja menerima kebenaran, sebelum ada bukti yang empiris.



2.



Teknologi Teknologi itu berasal dari kata Yunani techno yang artinya keterampilan atau seni. Dan kata inilah diturunkan kata teknik dan teknologi. Teknik artinya cara atau metode untuk memperoleh keterampilan dalam bidang tertentu. Sosiolog yang bernama Manuel Castells, mengatakan bahwa merupakan suatu kumpulan alat, aturan dan juga prosedur yang merupakan penerapan dari sebuah pengetahuan ilmiah terhadap ebuah pekerjaan tertentu dalam suatu kondisi yang dapat memungkinkan terjadinya perulangan.



Berdasarkan definisi ini maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan teknologi dapat diulang-ulang apabila memiliki fungsi dan tujuan yang sama, sehingga satu teknologi yang sudah berhasil diciptakan akan dapat digunakan berkali-kali.



C. Hubungan antara Sains dan Teknologi dengan Tauhid Hubungan tauhid dengan sains dan teknologi secara garis besar dapat dilihat berdasarkan tinjauan ideology tauhid yang mendasari hubungan keduanya, ada tiga paradigma yaitu: 1. Pradadigma Sekuler, yaitu paradigma ini memandang agama dan iptek adalah terpisah satu sama lain. Sebab, dalam ideology sekularisme barat, agama [tauhid] dipisahkan dari kehidupan (fash al din al hayah). Tauhid tidak dinafikan eksistensinya, tapi hanya dibatasi perannya dalam hubungan pribadi manusia dengan Tuhannya. Agama tidak mengatur kehidupan umum /public. Paradigma ini memandang tauhid dan iptek tidak bisa mencampuri dan mengintervensi yang lainnya. tauhid dan iptek sama sekali terpisah baik secara ontologis (berkaitan dengan pengertian atau hakikat sesuatu hal), efistemologis (berkaitan dengan cara memperoleh pengetahuan), dan aksiologis (berkaitan dengan cara menerapkan pengetahuan). Paradigma ini mencapai kematangan pada akhir abad XIX di Barat sebagai jalan keluar dari kontradiksi ajaran Kristen dengan penemuan ilmu pengetahuan modern. Semula ajaran Kristen dijadikan standar kebenaran ilmu pengetahuan, tapi ternyata banyak ayat Bible yang berkotradiksi dan tidak relevan dengan fakta ilmu pengetahuan. 2. Paradigma Sosialis, yaitu paradigma dari ideology sosialisme yang menafikan eksistensi agama sama sekali. Agama (tauhid) tidak ada, tidak ada hubungan dan kaitan apapun sains dan teknologi. Sains dan teknologi bisa berjalan secara independen dan lepas secara total dari Tauhîd. Paradigma ini mirip dengan paradigma sekuler, tetapi lebih ekstrim. Dalam paradigma sekuler, tauhid berfungsi secara sekularistik, yaitu tidak dinafikan keberadaannya, hanya dibatasi perannya dalam hubungan vertikal manusia dengan Allah. Sedangkan dalam paradigma



sosialis tauhid dipandang secara ateistik, yaitu dianggap tidak ada dan dibuang sama sekali dari kehidupan. 3. Paradigma Islam, yaitu paradigma yang memandang bahwa agama adalah dasar dan pengatur kehidupan. Aqidah tauhid menjadi basis dari segala ilmu pengetahuan. Aqidah tauhid yang terwujud dalam apa yang ada dalam Alqur`an dan al-Hadits yang menjadi qa’idah fikriyah (landasan pemikiran), yaitu suatu asas yang di atasnya dibangun seluruh bangunan pemikiran dan ilmu pengetahuan manusia. Paradigma ini memerintahkan manusia untuk membangun segala pemikirannya berdasarkan tauhid Islam, bukan lepas dari tauhid itu. Ini bisa kita pahami dari ayat yang pertama kali turun (artinya) : “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan.”



Dalam ayat tersebut manusia telah diperintahkan untuk membaca guna



memperoleh berbagai pemikiran dan pemahaman. Tetapi segala pemikirannya itu tidak boleh lepas dari aqidah tauhid, karena iqra` haruslah dengan bismi rabbika, yaitu tetap berdasarkan iman kepada Allah, yang merupakan asas Aqidah Islam. D. Dampak Sains dan Teknologi tanpa Tauhid Peran Tauhid terhadap Saintek sebagaimana pernah terjadi dalam sejerah Islam selama kurun waktu abad ke-7 hingga ke-13. Dengan berpijak pada perspektif tauhid, dinamika perkembangan Islam selama kurun waktu tersebut benarbenar diwarnai oleh besarnya perhatian terhadap sains. Bagaimana ajaran tauhid memiliki hubungan yang niscaya dengan perkembangan dan kemajuan sains. Semuanya kembali pada hakikat tauhid itu sendiri. Bahwa dengan tauhid itu sendiri, terbentuk pada pandangan dunia (weltanschaung) manusia menempatkan segenap hal ihwal diluar Tuhan Yang Maha Esa sebagai sesuatu yang serba nisbi dan tidak abadi kalimah (Lậilậha illa Allậh), memang merupakan pernyataan tauhid yang singkat, namun maknanya mendalam dan memiliki dampak sosial politik yang sangat dinamis dan progresif.10 Melalui kalimah tauhid inilah semua bentuk dan jenis kekuasaan apapun di muka bumi haruslah dinegasikan. Hanya Allah, Tuhan yang memiliki kekuasaan mutlak; selainNya bersifat nisbi. Tauhid adalah hal yang mendasar dalam aktivitas ibadah yang mana tujuannya adalah mendapat ridho Allah untuk keselamatan di dunia dan akhirat, kaitan dengan Sains dan



Teknlogi yang bertumpu pada kehidupan di dunia saja. Sehingga jika Sains dan Teknologi tanpa Tauhid makan yang akan dicapai hanya dunianya saja tanpa ada persiapan menghadapi akhirat , padahal seperti yang kita ketahui dunia ini hanyalah sementara dan kita akan kembali kepadaNya Sains dalam formulasi tauhid yang sedemikian rupa itu menegaskan satu hal, bahwa ilmu pengetahuan, filsafat dan berbagai hal yang terkait pada semua itu sesungguhnya berada di wilayah Ketuhanan. Manusia tidak akan mampu mneguasai semua itu jika tidak ada kehendak untuk masuk ke dalam wilayah Ketuhanan. Dan hanya dengan tauhid manusia mampu masuk ke dalam wilayah Ketuhanan itu yang di dalamnya terdapat khazanah ilmu pengetahuan yang tak terbatas. Jadi tanpa Tauhid, Ilmu yang didapatkan dan Teknologi yang digunakan hanya pada tingkat yang terbatas dan tanpa arah karena dengan tauhid lah yang menjadi patokan dari semua ilmu sebagai ilmu yang tertinggi.



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Hubungan tauhid dengan sains dan teknologi secara garis besar dapat dilihat berdasarkan tinjauan ideologi (tauhid) yang mendasari hubungan keduanya, ada tiga paradigma. Paradigma sekuler. paradigma sosialis, Paradigma Islam, yaitu paradigma yang memandang bahwa agama adalah dasar dan pengatur kehidupan. Paradigma yang dibawa Rasulullah Saw yang meletakkan Tauhid Islam yang berasas Laila illa ha illa Allah Muhammad Rasulullah sebagai asas ilmu pengetahuan. Sebagaimana sebagai asas ilmu pengetahuan, Tauhid sangat penting perannya dalam perkembangan Sains dan Teknologi. Tanpa Tauhud Sains dan Teknologi bakal tidak ada asas yang mendasarinya dan bila Sains dan teknologi itu bertentangan dengan ajaran tauhid maka harus ditolak mentah-mentah meskipun memberikan manfaat sesaat terhadap kehidupan manusia. B. Saran Kami sebagai penulis ingin meminta maaf atas kekurangan dari makalah ini. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya . Maka dari itu kami membutuhkan saran dari para pembaca agar makalah kedepannya lebih baik lagi. Bagi para pembaca kami ucapkan terima kasih.



DAFTAR PUSTAKA



At-Tamimi, Syaikh Muhammad. Kitab Tauhid. Jurnal Aqidah-Ta Vol. IV No. 2 Thn. 2018. http://warungpojokfilsafat.blogspot.com/2009/01/tauhid-dan-kemajuan-sains.html?m=1