Dampak Sosial Ekonomi Dan Lingkungan Penambangan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

DAMPAK SOSIAL EKONOMI DAN LINGKUNGAN PENAMBANGAN BATUBARA ILEGAL DI DESA TANJUNG LALANG KECAMATAN TANJUNG AGUNG KABUPATEN MUARA ENIM



OLEH :



RAHMAT DWI PURWANTO 07081002023



JURUSAN SOSIOLAGI FAKULTAS SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015



1



MOTTO : “ Jika Kita Mengalami Kegagalan Berjuanglah Lagi Dan Lagi Tanpa Ada Rasa Menyerah”



KATA MUTIARA : “Kesuksesan Hanya Bisa Di Raih Dengan Kerja Keras Dan Beruntun Kegagalan Karena Kehidupan Pintar Bodoh, Kaya Miskin Itu Di Tentukan Oleh Diri Kita Sendiri”



Ku persembahkan a. Kedua orang tuaku (Bapak & Mama) b. Mbak & keponakanku (Dian & Ikbal) c. My love (Tri Astini & Nasywa Azzahra) d. Sahabat terbaik ku (Romi Hastomo & Deka Saputra) e. Teman-teman seangkatan SOS 08 f. Almamaterku



2



ABSTRAK Penelitian ini berjudul “Dampak Sosial Ekonomi dan Lingkungan Penambangan Batubara Ilegal di Desa Tanjung Lalang Kecamatan Tanjung Agung Kabupaten Muara Enim” Studi pada penambangan batubara ilegal dengan mengangkat bagaimana dampak sosial dan dampak ekonomi para penambang batubara ilegal di Desa Tanjung Lalang dengan mengamati secara langsung kegiatan penambangan batubara ilegal di desa Tanjung Lalang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif besifat Deskriptif. Unit analisis penelitian ini adalah penambangan batubara ilegal, data dan sumber data diperoleh melalui data primer dan data sekunder. Data primer berupa hasil wawancara dan pengamatan secara langsung kegiatan penambangan batubara di Desa Tanjung Lalang. Data sekunder didapat dari arsip kecamatan, kepolisian (Polsek Tanjung Agung). Pemilhan lokasi di Desa Tanjung Lalang merupakan desa yang memiliki penambang batubara terbesar. Hasil penelitian ini menunjukkan dampak yang timbul akibat penambangan batubara ilegal antara lain dampak sosial yaitu terjadinya konflik antara penambang batubara dan masyarakat yang menolak adanya penambangan batubara dan perubahan mata pencarian, Sedangkan dampak ekonomi semakin meningkatnya pendapatan masayarakat khususnya penambangan batubara dan meningkatkan status sosial, sedangkan dampak lingkungan yaitu terjadinya kerusakan lingkungan. Kata kunci : Dampak , Sosial, Ekonomi, Lingkungan



3



KATA PENGANTAR



Dengan mengucap rasa syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, karunia dan hidayah-Nya jualah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Dampak Penambangan Batubara Ilegal Terhadap Sosial Ekonomi dan Lingkungan diDesa Tanjung Lalang Kecamatan Tanjung Agung Kabupaten Muara Enim. Shalawat bertangkaikan salam marilah senantiasa kita curahkan kepada Rasulullah Muhammmad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan kita sebagai generasi penerus yang selalu Istiqomah di jalan-Nya hingga akhir zaman. Skripsi ini ditulis dan diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan studi S.1 Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sriwijaya. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan dalam hal kemampuan serta pengalaman yang penulis miliki, maka dari pada itu saran dan kritik sangat diperlukan oleh penulis demi kesempurnaan karya tulis dan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis. Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak melibatkan berbagai pihak yang memberikan bantuan, bimbingan serta dukungan baik secara lisan maupun tulisan. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Ibu Prof. Dr. Badia Perizade, M.B.A selaku Rektor Universitas Sriwijaya. 4



2. Bapak Prof. Dr. Kgs Muhammad Sobri, M.Si selaku Dekan FISIP Universitas Sriwijaya. 3. Bapak Dr. Dadang Hikmah Purnama, M.Hum selaku Ketua Jurusan Sosiologi. 4. Bapak Dr. Ridhah Taqwa sebagai dosen pembimbing pertama yang telah memberikan bimbingan, pemikiran, saran, serta arahan dalam penyelesaian skripsi ini. 5. Ibu Mery Yanti, S.Sos., MA. sebagai dosen pembimbing kedua yang telah memberikan bimbingan, saran, serta arahan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. 6. Bapak DR. Dadang Hikmah Purnama, M.Hum selaku pembimbing akademik yang telah memberikan pengarahan serta bimbingan juga saran kepada penulis selama menyelesaikan kuliah di FISIP Universitas Sriwijaya. 7. Bapak dan ibu dosen FISIP khususnya para dosen Jurusan Sosiologi, terima kasih untuk ilmu pengetahuan yang telah diberikan kepada penulis selama ini. 8. Seluruh staff beserta karyawan FISIP Universitas Sriwijaya, terima kasih untuk bantuannya. 9. Kedua orang tuaku terima kasih atas doa, perhatian dan nasehat kepada ku selama ini. 10. Buat informan penelitianku terimu kasih atas informasi yang tlah diberikan. 5



11. Buat Rekan Polsek Tanjung Agung terima kasih sudah banyak menolong dalam penyelesaian tugasku terutama Ferdiansyah.



Indralaya,



Juni 2015



RAHMAT DWI PURWANTO 07081002023



6



DAFTAR ISI HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ................................................ i KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii ABSTRAK ....................................................................................................... iii DAFTAR ISI ..................................................................................................... vii DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix



BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1 1.2 Perumusan Masalah ...................................................................................... 6 1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................................... 7 1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................................... 7 1.5 Tinjauan Pustaka .......................................................................................... 7 1.5.1 Penelitian Yang Relevan ..................................................................... 7 1.6 Kerangka Pemikiran ..................................................................................... 11 1.6.1 Pengertian Dampak Sosial ................................................................ 11 1.6.2 Dampak Ekonomi ................................................................................ 12 1.6.3 Lingkungan sosial .............................................................................. 12 1.7 Metode Penelitian ......................................................................................... 17 1.7.1 Desain Penelitian .................................................................................. 17 1.7.2 Sifat Dan Jenis Penelitian ................................................................... 17 1.7.3 Unit Analisis Data ............................................................................... 18 1.7.4 Informan Penelitian ........................................................................ … 18 1.7.5. Lokasi Penelitian ............................................................................... 18 1.7.6 Batas Penelitian ................................................................................ . 18 7



1.7.7 Data Dan Sumber Data ...................................................................... . 19 1.7.8 Teknik Pengumpulan Data ................................................................. . 20 1.7.9 Teknik Analisis data ........................................................................... . 22 1.7.9.1 Tahap Reduksi data ........................................................................ . 22 1.7.9.2 Tahap Penyajian data ...................................................................... . 23 1.7.9.3 Tahap Kesimpulan .......................................................................... . 24 BAB II : GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN DESKRIPSI SUBJEK PENELITIAN……………………..………………………………. 25 2.1 Letak Geografis Desa Tanjung Lalang ......................................................... . 25 2.2 Iklim ............................................................................................................. . 25 2.3 Pekerjaan ...................................................................................................... . 26 2.4 Pendidikan ..................................................................................................... . 26 2.5 Agama ........................................................................................................... . 26 2.6 Deskripsi Subjek Penelitian .......................................................................... . 26 2.6.1 Informan Utama ......................................................................................... . 27 2.6.2 Informan Pendukung .................................................................................. . 30



BAB III : PEMBAHASAN .............................................................................. . 31 3.1 Dampak Sosial Penambangan Batubara di Desa Tanjung Lalang ................ . 31 3.1.1 Dampak Konflik Sosial dan Kesehatan Masyarakat .......................... . 32 3.1.2 Dampak Perubahan Jenis Pekerjaan Dan Polapikir Masyarakat.......... . 35 3.2 Dampak Ekonomi Penambang Batubara Ilegal ............................................ . 39 3.3 Dampak Lingkungan………………………………………………..…….… 47 BAB IV : PENUTUP……………………………………………………….… 50 I.4.1 Kesimpulan ........................................................................................... . 50



8



1.4.2 Saran ..................................................................................................... . 51 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... . 52 LAMPIRAN



DAFTAR TABEL



2.1 Tabel Informan Utama .................................................................................. . 29



9



DAFTAR BAGAN Bagan I. Bagan Kerangka Pemikiran ...................................................................... . 15



10



BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Penambangan liar atau ilegal merupakan masalah sosial yang ada dalam setiap masyarakat. Penambangan ilegal yaitu tidak dimilikinya hak atas tanah, lisensi pertambangan, izin eksplorasi atau transportasi mineral atau dokumen apapun yang sah untuk operasi pertambangan, salah satunya adalah penambangan batubara. Barang tambang merupakan kekayaan alam, kekayaan alam inilah yang menjadi wadah dan tempat di mana berjuta - juta jiwa menggantungkan nasib dan hidup mereka dengan pertambangan. “Boleh dikatakan bahwa hampir setiap segi kehidupan manusia disentuh oleh dunia pertambangan dan hampir dapat dipastikan pula bahwa kemajuan peradaban ummat manusia di hari depan akan didampingi pula oleh dunia pertambangan dengan setianya”. (Batubara 1985:1) Fenomena penambangan batubara ilegal banyak terjadi didaerah yang kaya akan sumber daya alam seperti Sumatera Selatan. Daerah Sumatra Selatan banyak memiliki daerah – daerah penghasil batubara seperti di Daerah Kecamatan Tanjung Agung Desa Tanjung Lalang, Di Desa tersebut Banyak terdapat tambang- tambang ilegal yang dikelola oleh masyarakat. Desa Tanjung Lalang merupakan desa yang terletak di pingir jalan lintas Sumatera dengan penduduk yang sedikit, dimana masyarakat desa tanjung lalang mengantungkan kehidupannya dari sektor pertanian karet dan kelapa sawit. Keberadaan Peti (penambangan tanpa izin) sebenarnya telah berlangsung lama. Namun, mulai marak sejak krisis ekonomi . Sejak saat itu banyak masyarakat menambang batu bara dengan alasan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi. Terdapat tiga faktor utama mengapa Peti muncul. Pertama, faktor ekonomi. Masalah kemiskinan dan tidak ada alternatif sumber pendapatan lain mendorong masyarakat mengambil jalan pintas untuk memenuhi 11



kebutuhan ekonomi dengan menggali bahan tambang secara liar. Hal ini diperparah dengan adanya pelaku ekonomi bermodal yang tergiur untuk mendapat rente ekonomi secara jangka pendek dengan membiayai kegiatan ini. Kedua, faktor peraturan dan kapasitas aparatur. Tidak ada perangkat aturan dan kebijakan yang tegas, konsisten, dan transparan yang mengatur usaha pertambangan termasuk di antaranya dalam perizinan, pembinaan, kewajiban, dan sanksi. Lemahnya pemahaman aparat pemerintah lokal dalam pemahaman tata laksana penambangan yang benar (good mining practices) dan perilaku aparat yang berusaha mengambil manfaat pribadi atas kegiatan Peti. Hal tersebut menjadi faktor penting tumbuhnya penambangan liar. Ketiga, faktor pola hubungan dan kebijakan perusahaan berizin. Selama ini hubungan antara penambangan liar dan perusahaan berizin yang dijarah dilandasi oleh rasa curiga dan konflik. Dengan pola hubungan seperti ini dan penerapan kebijakan yang represif untuk mengusir Peti sesegera mungkin, malah akan menjadikan Peti sulit diberantas. 1 Dengan penghasilan yang tidak menentu mengandalkan naik turunya harga karet dipasaran. Jarak antara rumah yang satu dengan yang lain di Desa Tanjung Lalang tergolong agak jauh jadi interaksi yang terjadi tidak begitu sering, pola pikir masyarakat desa yang berpikir jika ingin mendapatkan uang harus berkebun, pola pikir masyarakat berubah karena dampak penambangan batubara di Desa Darmo yang membuka mata masyarakat akan melimpahnya sumber daya alam di desa mereka. Penambangan batubara ilegal yang terdapat di Desa Darmo membuat Masyarakat didesa lain mencontoh karena hasil yang didapat dari penambangan illegal ini cukup besar di bandingkan dengan sektor pertanian karet, dimana hasil dari karet ataupun kopi mengalami siklus naik turun dengan harga yang tak menentu dan proses yang cukup memakan waktu dari jeda menanam dan memanen hasil.



1



http://artikel-tambang.blogspot.com/2004/08/mengatasi-penambangan-liar.html



12



Dengan memanfaatkan kekayaan alam yang terdapat di desa mereka maka masyarakat di Desa Tanjung Lalang banyak yang beralih profesi menjadi penambang batubara ilegal. Menjadi seorang penambang sangatlah mudah tinggal bermodal lahan, cangkul, linggis dan scop untuk mempermudah proses pengalian batubara. Penghasilan yang didapat mereka yang cukup besar dan bisa didapat setiap hari berbeda jauh dengan hasil dari pertanian yang menunggu dalam jangka waktu tertentu baru mendapatkan hasil itu pun hasilnya untuk menutupi pengeluaran yang dikeluarkan sebelum panen. Batubara yang dihargai RP 3000 - 10.000 perkarung membuat masyarakat beramai – ramai untuk membuka penambangan batubara ilegal ini. Banyaknya titik – titik penambangan illegal yang terdapat di Desa Tanjung Lalang mulai menumbuhkan tingkat perekonomian penduduk dengan banyaknya orang- orang yang datang dan bekerja sebagai penambang batubara mereka ada yang berasal dari desa tersebut ada juga yang berasal dari luar desa tersebut,munculnya warung makan disekitar areal tambang yang menjajakkan makanan dan minuman untuk memenuhi kebutuhan penambang batubara ilegal. Batubara yang telah diperoleh kemudian ditampung oleh pengepul, pengepul ini bertugas membeli dan menampung batubara dari para penambang kemudian disalurkan kepengepul yang lebih besar lagi di Palembang. Penambangan batubara ilegal dimana berdampak pada sektor sosial ekonomi masyarakat sekitar juga memiliki dampak negative bagi masyarakat sekitar, dampak yang langsung dirasakan maupun dampak yang tidak langsung dirasakan oleh masyarakat. Seperti dua mata koin peningkatan ekonomi dan kesejah teraan masyarakat tidak dibarengi oleh tingkat kepedulian masyarakat terhadap lingkungan, lubang galian bekas penambangan ilegal mengangah besar dimana kerusakan tanah terjadi dan untuk membuat memulihkan tanah yg telah rusak dibutuhkan waktu 100 tahun waktu yang sangat lama. Tingkat kesadaran masyarakat yang kurang ini akan menimbulkan bom waktu untuk kedepanya jika tidak disikapi dengan baik,sama 13



halnya dengan paham Antrosentrisme dimana masnusi mengangap alam sebagai pusat ekonomi sehingga dapat mengekploitasi alam demi kepentingannya,didalam mengeploitasi alam hendaknya manusi memikirkan dampak yang akan dating. Kegiatan penambangan batubara Ilegal yang tidak memiliki izin dan membahayakan penambang itu sendiri, tidak adanya SOP (standar oprasional penambangan) dalan hal keselamatan kerja, dimana kegiatan penambangan ini beresiko besar bagi penambang itu sendiri. Berbagai dampak potensial di sektor sosial dan ekonomi dapat terjadi akibat adanya penambangan batubara di suatu wilayah, baik dampak positif maupun dampak negatif. Berbagai dampak positif diantaranya tersedianya fasilitas sosial dan fasilitas umum, kesempatan kerja karena adanya penerimaan tenaga kerja, meningkatnya tingkat pendapatan masyarakat sekitar tambang,dan adanya kesempatan berusaha. Di samping itu dapat pula terjadi dampak negatif diantaranya munculnya berbagai jenis penyakit akibat menurunnya kualitas udara, meningkatnya kecelakaan lalu lintas, dan terjadinya konflik sosial saat pembebasan lahan. Melihat pertumbuhan produksi batu bara dari tahun ke tahun yang semakin besar, maka diperkirakan dalam jangka waktu 10 sampai 20 tahun ke depan deposit batubara ini akan habis yang dapat berdampak negatif terhadap kondisi sosial dan ekonomi



masyarakat



sekitar



terutama



masyarakat



yang



menggantungkan



kehidupannya pada kegiatan pertambangan, dimana mereka akan kehilangan mata pencaharian sebagai akibat dari berhentinya beroperasi kegiatan pertambangan.2 Dari latar belakang tersebut saya tertarik melakukan penelitian mengenai dampak sosial dari pertambangan batubara. Jika kita melihat sumber daya batubara yang terdapat di Desa Tanjung Lalang sangatlah besar. Hampir semua wilayah didesa tesebut memiliki lapisan batubara di bawahnya, banyak penambang-penambang



14



batubara yang bermunculan dari penduduk desa tersebut, tergiur akan besarnya pendapatan yang diperoleh dari pada berkebun dan mencari ikan di sungai. Menurut Dinas Pertambangan dan Energi Muara Enim lokasi penambangan batu bara secara ilegal makin meluas hingga sampai tiga Kecamatan yakni Muara Enim, Lawang Kidul dan Tanjung Agung. Distamben sendiri sebenarnya sudah menyampaikan ke aparat berwajib. Namun akhirnya disepakati akan dilakukan sosialisasi yang melibatkan aparat penegak hukum baik Pol-PP, Polri, penambang yang tergabung dalam Asosiasi Masyarakat Batu Bara (Asmara) serta Distamben sendiri. Desa Tanjung Lalang terletak dipinggir jalan lintas Sumatra, Desa Tanjung Lalang merupakan desa kecil, penduduk di Desa Tanjung Lalang sebagian besar berprofesi sebagai petani,tetapi semenjak harga batubara semakin naik warga didesa Tanjung Lalang beralih profesi sebagai penambang batubara dikebun-kebun yang mereka miliki, ataupun bekerja dengan orang lain. Masyarakat di Desa Tanjung Lalang dalam segi pendidikan dapat digolongkan berpendidikan rendah karena banyak dari warga desa tersebut hanya lulusan SD, SMP dan lulusan SMA hanya dedikit. Di Desa Tanjung lalang juga cukup banyak warga masyarakatnya baik itu perempuan dan laki-laki yang tidak mengenyam pendidikan sama sekali. Dengan kurangnya pendidikan maupun skil yang dimiliki oleh masyarakat sekitar, warga Desa Tanjung Lalang kurang mampu bersaing dengan masyarakat lain yang memiliki pendidikan lebih tinggi didalam melamar pekerjaan – pekerjaan yang ada dikecamatan Tanjung Enim. Dengan tingkat pendidikan yang minim mendorong masyarakat Didesa Tanjung Lalang untuk bekerja sebagai penambang batubara guna memperbaiki perekonomian mereka. Menurut informasi yang didapat dari anggota polisi Tanjung Agung jumlah penambang batubara rakyat yang ada di Desa Tanjung Lalang berjumlah lebih dari 100 orang, banyaknya titik-titik penambangan batubara yang tersebar di sekitar desa tersebut. Maraknya penambangan liar membuat rasa ingin tahu saya mengapa hal 15



tersebut menjadi marak dikalangan masyarakat dan bagaimana dampak sosial dari penambangan illegal tersebut. Kondisi pertambangan batubara ilegal di Desa Tanjung Lalang masih sangat tradisional dimana masyarakat melakukan penambangan batubara mengunakan alatalat tradisional berupa cangkul, kondisi tambang batubara yang jauh dari jalan raya dan merupakan daerah perkebunan baik itu karet maupun yang lainnya, di mana hasil tambang yang di dapat dimasukkan kedalam karung-karung dan di angkut oleh ojek motor yang mengangkut batubara tersebut ke tempat pengangkutan batubara,dimana mobil-mobil truk telah menunggu untuk mengangkat batubara tersebut. Batubara yang terangkut lalu dibawa ketujuan-tujuan tertentu. Para penambang batubara di Desa Tanjung Lalang di dominasi oleh pemuda-pemuda yang produktif dimana penambangan batubara merupakan pekerjaan mereka. Dari penambangan batubara ilegal ini berdampak pada kehidupan sosial ekonomi dan lingkungan dimana dampak tersebut



mempengaruhi



penambang



batubara



dan



masyarakat



disekitar



penambangan,dengan dampak yang begitu besar dan berjangka waktu lama saya tertarik melakukan penelitian ini dan merumuskan rumusan masalah sebagai berikut.



1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalah yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana dampak sosial penambangan batubara ilegal terhadap penambang dan masyarakat sekitar ? 2. Bagaimana dampak ekonomi penambangan batubara ilegal terhadap penambang dan masyarakat sekitar? 3. Bagaimana dampak penambangan batubara ilegal terhadap lingkungan ?



16



1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah 1.



Untuk mengetahui dampak sosial penambangan batubara ilegal terhadap penambang dan masyarakat sekitar.



2. Untuk mengetahui dampak ekonomi penambangan batubara ilegal terhadap penambang dan masyarakat sekitar. 3. Untuk mengetahui dampak penambangan batubara ilegal terhadap lingkungan.



1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1.4.1 Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh kalangan akademisi bagi pengembangan kajian sosiologi lingkungan. 1.4.2 Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pemerintah daerah dalam menyikapi persoalan penambangan batubara ilegal di lingkungan Kabupaten Muara Enim. I.5 Tinjauan Pustaka I.5.1 Penelitian yang Relevan Penelitian yang dilakukan oleh lnce Raden, (2010) yang berjudul “Kajian Dampak Penambangan Batubara Terhadap Pengembangan Sosial dan Ekonomi dan Lingkuangan di Kutai karta Negara”.Menggungkapkan Kutai



Kartanegara



merupakan salah satu Kabupaten di Kalimantan Timur yang memiliki sumberdaya alam yang melimpah, salah satu diantaranya adalah penambangan batubara. Dalam proses eksploitasinya menimbulkan dampak terhadap sosial ekonomi dan lingkungan. 17



Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah memperoleh informasi tentang dampak sosial ekonomi dan lingkungan fisik, kimia dan biologi terkait dengan penambangan batubara di Kutai Kartanegara serta merekomendasikan strategi penanggulangan dampak pertambangan batubara yang perlu dilaksanakan guna untuk mengantisipasi dan mencegah dampak negatif dan mengoptimalkan dampak positif akibat pertambangan batubara di Kabupaten Kutai Kartanegara. Diharapkan dari penelitian ini menemukan kondisi riil sosial ekonomi dan kondisi kerusakan lingkungan serta tindakan preventif dan pengendalian yang telah dilakukan oleh perusahaan pertambangan sehingga menjadi salah satu bahan masukan bagi pihak Pemerintah Daerah (terutama bagi stakeholders seperti, Badan Lingkungan Hidup, Dinas Pertambangan dan Energi, dan Badan Pengelola ljin Terpadu) untuk menilai dampak penambangan batubara terhadap pengembangan sosial ekonomi masyarakat dan kualitas lingkungan yang pada akhirnya dapat menjadi pertimbangan dalam pengawasan dan pemantauan penambangan batubara. Strategi untuk mencapai tujuan di atas dilakukan pendekatan Penelitian dari aspek ekonomi, sosial budaya dan aspek ekologi (lingkungan) dan mengevaluasi program-program CSR (Corporate Social Responsibility adalah suatu tindakan atau konsep yang dilakukan oleh perusahaan (sesuai kemampuan perusahaan tersebut) sebagai bentuk tanggungjawab mereka terhadap sosial/lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada) yang telah dilakukan oleh perusahaan batubara baik berdasarkan data primer maupun data sekunder melalui quisioner, indepth interview, observasi, dokumentasi, dan studi pustaka (literatur). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertambangan batubara memberikan dampak positif terhadap perekonomian masyarakat disekitar perusahaan, yaitu meningkatkan pendapatan per bulan, memberikan peluang kerja dan peluang usaha sehingga dapat memperbaiki ekonomi masyarakat. Disisi lain, kegiatan usaha pertambangan batubara memberikan dampak negatif dan positif terhadap kondisi sosial masyarakat sekitar perusahaan. Dampak 18



negatifnya adalah kehadiran usaha pertambangan meningkatkan konflik antara masyarakat, antara masyarakat dan perusahaan yang dipicu oleh masalah limbah, penerimaan tenaga kerja, masalah tumpang tindih lahan, dan tidak optimalnya perusahaan dalam melaksanakan program pemberdayaan masyarakat (Comdev). Selain itu, keberadaan perusahaan batubara memberikan dampak terhadap menurunnya aktifitas keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan gotong royong terutama kerja bakti dan kegiatan-kegiatan keagamaan, tetapi memberikan dampak positif terhadap kepedulian pemberian bantuan dana untuk kegiatan-kegiatan sosial. Selanjutnya dari penelitian ini ditemukan pula bahwa kegiatan usaha pertambangan memberikan dampak negativ terhadap lingkungan fisik, kimia dan biologi. Kerusakan-kerusakan tersebut diantaranya kerusakan bentang alam, penurunan kesuburan tanah, rusaknya flora dan fauna endemik, meningkatnya polusi udara dan debu, erosi dan sedimen yang memicu banjir, kebisingan, rusaknya jalanan umum yang digunakan untuk memuat alat-alat berat perusahaan, dan adanya limbah yang dapat masuk ke lahan-lahan pertanian dan sungai sehingga merusak biota perairan dan sumber air yang digunakan untuk air bersih (minum) dan mencuci. Program pengembangan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh perusahaan pertambangan batubara didominasi oleh pembangunan infrastruktur, pemberian beasiswa dan bantuan di bidang kesehatan dan strategi untuk meng eliminir dampak negatif akibat aktifitas pertambangan batubara di Kutai Kartanegara maka perlu dilakukan evaluasi kinerja pertambangan batubara mulai tahan Prakonstruksi, konstruksi, operasi dan pasca operasi penambangan batubara dan Selanjutnya memberikan sanksi yang tegas kepada perusahaanperusahaan yang tidak memenuhi kewajibannya dalam melakukan reklamasi dan revegetasi lahan bekas tambang yang selama ini jarang atau tidak pernah dilakukan. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Nurrasyah (2011) yang berjudul Persepsi Sosial Masyarakat Desa Gunung Agung Kecamatan Merapi Barat



19



Kabupaten Lahat Terhadap Keberadaan PT Batubara Lahat. Dengan mengangkat permasalahan bagaimana persepsi sosial masyarakat Desa Gunung Agung terhadap PT.Batubara Lahat. Hasi penelitian persepsi masyarakat ada yang negatif dan positif. Faktor negatifnya yaitu interaksi dan pengayoman antara PT. Batubara Lahat kepada masyarakat yang kunjung tidak di tepati.Faktor positifnya adalah PT. Batubara Lahat baik di matannya. Persepsi ekonomi dari mayarakat yaitu positif dan negatif. Faktor positifnya yaitu ada yang bisa memperbaiki rumahnya yang dari dulu papan sekarang menjadi beton,ada yang ekonomi sehari-harinya berubah dan bekerja di PT.Batubara Lahat, ada yang membuka warung, bisa membelikan kendaraan roda dua maupun roda empat. Faktor negatifnya persepsi dari keberadaan PT. Batubara Lahat terhadap lingkuangan oleh masyarakat sekiar yakni banyaknya pencemaran limbah di areal pertanian dan pencemaran udara akibat keberadaan tambang batubara tersebut. Sarah Agustina 2011 yang berjudul Bioremedes Sebagail Alternatif Penanganan Pencemaran Akibat Tambang Batubara . Aktifitas pertambangan dianggap seperti uang logam yang memiliki dua sisi yang saling berlawanan, yaitu sebagai sum ber kemakmuran sekaligus perusak lingkungan yang sangat potensial. Sebagai sumber kemakmuran, sektor ini menyokong pendapatan negara selama bertahun - tahun. Sebagai perusak lingkungan, pertambangan terbuka (open pit mining) dapat mengubah secara total baik iklim dan tanah akibat seluruh lapisan tanah di atas deposit bahan tambang disingkirkan. Hilangnya vegetasi secara tidak langsung ikut menghilangkan fungsi hutan sebagai pengatur tata air, pengendalian erosi, banjir, penyerap karbon, pemasok oksigen dan pengatur suhu. Salah satu teknik dalam memperbaiki kualitas lingkungan pada kawasan pertambangan adalah dengan teknik bioremediasi. Dari penelitian yang telah dilakukan oleh lnce Raden, Nurrasyah dan Sarah Agustina dimana penelitian mereka lebih memfokuskan kepada dampak kerusakan



20



lingkungan akibat dari penambangan dan perubahan perekonomian yang terjadi di dalam masyarakat. Penelitian yang saya lakukan memperjelas dan menambahkan dampak dari lingkuangan social penambangan batubara illegal dan bagai mana perubahan ekonomi masyarakat disana dahulu dan sekarang. I.6 Kerangka Pemikiran I.6.1 Pengertian Dampak Sosial Pengertian dampak berarti pelanggaran,tubrukan atau benturan (soerjono soekamto 392:1987). Dampak timbul akibat dari proses interaksi sosial dan prilaku social didalam masyarakat. Dimana interaksi social merupakan proses pengaruh mempengaruhi antara pihak-pihak yang berinteraksi (soerjono soekamto 393:1987). Dampak menurut Menurut Surto Haryono dan Sudarmo (1995:88), ialah pengaruh atau akibat yang timbul oleh manfaat dari suatu kegiatan. Dampak ialah pengaruh atau akibat yang ditimbulkan oleh manfaat dari suatu kegiatan. Menurut Surto Haryono Dalam Sudarmo (1995:88) ,dampak dibagi menjadi dua yaitu dampak primer dan dampak sekunder. Dampak primer adalah dampak yang langsung dirasakan oleh suatu kegiatan. Sedangkan dampak sekunder adalah dampak yang tidak langsung dirasakan dari suatu kegiatan. Dampak primer dari kegiatan penambangan illegal ini meliputi ,ekonomi,perubahan pola pikir, interaksi sosial. Sedangkan dampak sekunder dari kegiatan penambangan batubara ilegal ini ialah dampak terhadap lingkungan dan kesehatan. Dampak menurut Waralah Rd Christo., (2008) adalah sesuatu yang diakibatkan oleh sesuatu yang dilakukan, bisa positif atau negatif atau pengaruh kuat yg mendatangkan akibat (baik negatif maupun positif). Pengertian Dampak secara umum menurut Hikmah Arif (2009), dalam hal ini adalah segala sesuatu yang



21



ditimbulkan akibat adanya ‘sesuatu’. Dampak itu sendiri juga bisa berarti, konsekwensi sebelum dan sesudah adanya ‘sesuatu’. I.6.2.Dampak Ekonomi Dampak Ekonomi menurut Cohen (1995:36) terdiri dari : 1. Dampak terhadap pendapatan 2. Dampak terhadap aktivitas ekonomi 3. Dampak terhadap Pengeluaran Dampak Ekonomi yang terjadi akibat penambangan batubara illegal oleh masyarakat Desa Tanjung Lalang. 1. Dampak terhadap pendapatan : Dampak ini muncul akibat dari aktivitas penambangan batubara illegal yang mempengaruhi pendapatan masyarakat pada umumnya dan penambang pada khususnya. 2. Dampak terhadap aktivitas ekonomi : Dengan adanya kegiatan penambangan illegal banyak bermunculannya rumah makan ,warung kecil dan ojek batubara di tempat penambangan batubara illegal tersebut. 3. Dampak terhadap pengeluaran : Dampak ini muncul akibat dari hasil yang didapat setelah melakukan proses penambangan batubara illegal. 1.6.3 Lingkungan Sosial Lingkungan menurut kamus bahasa Indonesia adalah segala sesuatu yang ada di sekitar kita yang berupa makhluk hidup. Baik itu manusia, binatang maupun tumbuhan dan socsial dalam ilmu sosiologi sesuatu yang berkaitan dengan masyarakat. Lingkuangan sosial adalah segala sesuatu yang ada di sekitar masyarakat yang berkaitan dengan lingkungan tempat tinggal masyarakat tersebut.



22



Lingkungan sosial adalah hubungan interaksi antara masyarakat dengan lingkungan.Sikap masyarakat terhadap lingkungan sosial dipengaruhi oleh nilai sosial, itulah hubungannya. Jika nilai sosial tentang lingkungan lantas berubah/terjadi pergeseran, maka sikap masyarakat terhadap lingkungan juga berubah / bergeser. Itulah sebabnya masyarakat dan nilai sosial selalu terlihat dinamis, terlepas dari baik dan buruknya lingkungan sosial. Lingkungan sosial ini biasanya dibedakan: 1) Lingkungan Sosial Primer: Yaitu lingkungan sosial di mana terdapat hubungan yang erat antara anggota satu dengan anggota lain, anggota satu saling kenal mengenal dengan baik dengan anggota lain.



2) Lingkungan Sosial Sekunder: Yaitu lingkungan sosial yang berhubungan anggota satu dengan anggota lain agak longgar. Tujuan membangun masyarakat 1. Untuk membangun rasa senasib dan sepenanggungan di antara mereka, khususnya manusia Indonesia yang mewujudkan rasa persatuan. 2. Agar tertanam rasa toleransi di antara mereka, seorang hanya mempunyai arti bagaimana ia menjadi bagian dalam kelompok. 3. Agar timbul kesadaran bahwa di antara mereka terdapat saling ketergantungan yang berkaitan dengan kepedulian sosial. 4. Salah satu keberartian seseorang adanya nilai-nilai demokrasi yang tumbuh dan dimiliki sebagai sikap menghargai perasan dan pendapat sesama yang pada gilirannya menciptakan suatu kesatuan sosial.3 3



https://www.google./2011/10/lingkungan-sosial-adalah-hubungan.html



23



Pada masyarakat didesa Tanjung Lalang banyak mengalami perubahan didalam lingkungan social maupun ekonomi. Perubahan social dahulu dan sekarang didasarkan perubahan dimensi waktu dimana masyarakat Desa Tanjung Lalang yang dulunya merupakan masyarakat yang menggantungkan kehidupannya dari sektor pertanian saja, dimana hasil pertanian dipengaruhi oleh iklim dengan melihat kekayaan sumber daya alam batubara didesa tersebut pola pikir masyarakatpun berubah berguna memenuhi kebutuhan ekonomi dirinya. Munculnya penambangan batubara ilegal didesa tersebut sangat berdampak besar terhadap masyarakat baik di dalam segi interaksi social, hubungan social, pola pikir, perpindahan mata pencarian, dan ekonomi masyarakat di Desa Tanjung Lalang. Interaksi sosial dan hubungan sosial antar penambang dalam masyarakat berjalan dengan erat dimana terjadinya proses saling membutuhkan dalam berbagai sektor terutama sektor ekonomi didalam masyarakat. Walaupun suatu dampak bagai mata uang tidak hanya dampak menguntungkan tapi ada juga dampak yang merugikan dimana yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan dan menurunya tingkat kesehatan.



24



Kerangka Berfikir Bagan I Dampak Sosial Ekonomi Dan Lingkungan Penambangan Batubara Ilegal di Desa Tanjung Lalang Kecamatan Tanjung Agung Kabupaten Muara Enim Dampak Penambangan Batubara Ilegal



Konsep Dampak Suryo Haryono Dalam Sudarmo (1995:88) ;



Dampak Sosial



Dampak Primer (Langsung) 1.Perubahan Polapikir 2.Terganggunya Ruas Jalan raya



Dampak Sekunder (Tak langsung) 1.Konflik sosial



Dampak Ekonomi



Dampak Primer (Langsung) 1.Peningkata n pendapatan.



Sumber : Diolah oleh peneliti



25



Dampak Lingkungan



Dampak Sekunder (Tak langsung)



Dampak Primer ( Langsung Dirasakan)



Dampak Sekunder (Tak langsung)



1.Peningka tan Status Sosial.



1.Menurun ya tingkat kesehatan.



1.Kerusaka n Lingkunga n (kerusakan tanah,tanah longsor)



Dari kerangka teori diatas menjelaskan bahwa dampak penambangan batubara ilegal terhadap sosial ekonomi dan lingkungan diDesa Tanjung Lalang Memiliki dampak yang besar bagi masyarakat,menurut Haryono (1995:88) dampak dibedakan menjadi dua yaitu dampak langsung ( dampak primer) dan dampak tidak langsung atau dampak (sekunder) .Pada penambangan batubara ilegal ini berbagai dampak sosial ekonomi dan lingkungan terdapat baik langsung maupun tidak langsung seperti berikut ini. Dampak Sosial merupakan dampak yang mempengaruhi masyarakat,dampak sosial yang langsung dirasakan oleh masyarakat yaitu perubahan pola pikir dan jenis pekerjaan serta terganggunya ruas jalan raya (dampak negative) yang banyak menyebabkan



kecelakaan



dan



menciptakan



debu



yang



mengganggu



masyarakat.Sedangkan dampak yang sekunder (atau tidak langsung menciptakan konflik sosial antar penambang dengan masyarakat (bisa juga disebut dampak negative dari adanya penambangan batubara ini). Dampak ekonomi akibat adanya penambangan batubara ilegal yang terjadi secara langsung dapat dilihat yakni meningkatnya pendapatan masyarakat atau peningkatan kesejahteraan penambang ,peningkatan pendapatan juga merupakan dampak positif dari adanya penambangan batubara ilegal. Dampak secara tidak langsung ( Dampak sekunder) yaitu perubahan status sosial dikarnakan peningkatan ekonomi yang mendorong peningkatan status sosial yang cendrung berasal dari peningkatan ekonomi (dampak positif) Dampak lingkungan yang terjadi akibat dari penambangan ilegal yang terjadi didesa tanjung lalang yang secara tidak langsung yakni dapat merusak lingkungan( kerusakan tanah,kerusakan air tanah, dapat menyebabkan tanah longsor dan kerusakan ekosisitem flora dan fauna ( dampak negative).



26



I.7 Metode Penelitian I.7.1 Desain Penelitian Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang dilandaskan pada analisis dan konstruksi. Analisis dan Konstruksi dilakukan secara metodologis, sistematis dan konsisten, Tujuannya adalah untuk menggungkapkan kebenaran sebagai manifestasi hasrat manusia untuk mengetahui apa yang di hadapinya. Desain penelitian menggunakan metode desain kualitatif dengan sifat penelitian deskriptif berdasarkan fakta - fakta dan didasarkan induk analitik (Moleong,L.J 2005:10). Metode ini di pilih karena didalam metode penelitian kualitatif memiliki fokus penelitian yang kompleks. Selain itu penelitian Kualitatif bermaksud untuk memberikan makna atas fenomena secara holistik dan peneliti harus berperan aktif di dalam keseluruhan penelitiannya. I.7.2 Sifat dan Jenis Penelitian Format penelitian yang di gunakan yaitu penelitian analisis induktif dengan menggunakan metode kualitatif. Peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif karena tujuan utama penelitian deskriftif adalah menggambarkan sifat gejala tertentu.Dalam skripsi ini digunakan metode kualitatif untuk mengambarkan dampak penambangan Ilegal di desa Tanjung Agung Kabupaten Muara Enim. Berdasarkan tempatnya, Peneliti ini termasuk peneliti lapangan (fild research) karena untuk menggumpulkan data, peneliti langsung ke lokasi penelitian dengan menggunakan instrument penelitian berupa pedoman wawancara, Konsep wawancara telah di buat terlebih dahulu oleh peneliti dan di klasifikasikan sedemikian rupa. Dengan demikian data di kumpulkan dari berbagai informan.



27



1.7.3 Unit Analisis Unit analisis adalah satuan tertentu yang di perhitungkan sebagai subjek penelitian (Suharsini Arikunto, 2000: 57). Unit analisis dari penelitian ini adalah individu yaitu penambang ilegal di Desa Tanjung Lalang. 1.7.4 Informan Penelitian Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi (Moleong,2001). Penentuan informan dilakukan secara purposive, yaitu teknik yang bertujuan mengambil informan dari orang-orang yang benar-benar mengetahui permasalahan yang diteliti. Adapun karakteristik informan dalam penelitian ini adalah penduduk desa tanjung lalang yang bekerja sebagai penambang batubara illegal, pemilik, masyarakat sekitar dan orang-orang yang terlibat di dalam pendistribusian batubara yang terdapat di Desa Tanjung Lalang kecamatan Tanjung Agung Kabupaten Muara Enim. I.7.5 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian terletak di Desa Tanjung Lalang Kecamatan Tanjung Agung Kabupaten Muara Enim Lokasi ini di pilih karena : Banyak terdapat penambang batubara illegal di sekitar Desa Tanjung Lalang dimana telah terjadi perubahan mata pencarian penduduk asal yang dulunya bertani sekarang menjadi penambang batubara, penambangan batubara memiliki resiko yang besar dikemudian hari di samping keuntungan ekonomi tetapi masyarakat disana memilih sebagai penambang batubara ilegal. I.7.6 Batasan Penelitian Adapun batasan dari penelitian dampak social dari penambangan batubara illegal di Desa Tanjung Lalang Kecamatan Tanjung Agung Kabupaten Muara Enim sebagai berikut : 28



1. Dampak sosial yaitu pengaruh atau akibat oleh manfaat suatu kegiatan yang berpengaruh terhadap masyarakat. 2. Dampak ekonomi yaitu pengaruh atau akibat yang timbul dari suatu kegiatan yang mempengaruhi kegiatan ekonomi seperti : pendapatan , aktivasi ekonomi dan pengeluaran. 3. Dampak lingkungan yaitu penngaruh atau akibat yang timbul dari suatu kegiatan yang mempengaruhi lingkungan. I.7.7 Data dan Sumber Data Sumber data dalam penelitian adalah subyek dimana data diperoleh. Arikunto (1997). Menurut Lofland dan Lofland (1984), sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumentasi dan lain-lain. Berkaitan dengan hal itu, pada bagian ini jenis datanya dibagi kedalam kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto dan statistik. Data dibedakan menjadi 2 yaitu : a. Data Primer Sumber data primer diperoleh langsung dari informasi yang merupakan tokoh kunci dari informasi yang berhubungan dengan penelitian ini. Data primer yaitu data utama yang dalam penelitian ini diperoleh melalui hasil wawancara secara mendalam dengan menggunakan pedoman wawancara (indepth interview). Data primer dalam penelitian ini yaitu berasal dari hasil wawancara mendalam terhadap Empat informan, yaitu 3 informan pendukung yang merupakan Pemerintah daerah setempat,masyarakat dan pihak kepilisian



dan 7 informan utama yang



merupakan pelaku penambangan liar di Desa Tanjung Lalang Kecamatan Tanjung Agung Kabupaten Muara Enim. b. Data Sekunder



29



Data Sekunder adalah data yang mendukung data primer atau data penunjang atau data pelengkap yang berhubungan dengan permasalahan peneliti. Sumber data sekunder diperoleh dari arsip kantor kelurahan yang berupa monografi Kecamatan Tanjung Agung, Koran dan arsip-arsip pemerintahan daerah setempat. I.7.8 Teknik Pengumpulan Data Pada tahap ini, peneliti harus memasang strategi dalam persiapan mengumpulkan data-data lapangan yang diteliti, pemilihan tempat yang tepat sasaran adalah strategi yang tepat untuk menjaring banyak informan dan informasi. Keakraban juga sangat diutamakan untuk menciptakan suasana yang tidak terlalu formal kemudian menggunakan kaidah - kaidah penelitian yang benar dan tanpa mengundang rasa ketidak nyamanan bagi informan. a. Observasi Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan serta sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian (Nawawi,1991:104). Dalam observasi ini, peneliti terlibat langsung dalam proses penelitian, mendatangi dan mengamati broses tambang batubara ilegal. Dalam penelitian ini observasi yang dipilih adalah Observasi Partisipan (Partisipant Observation) yaitu peneliti berperan serta dan terlibat langsung didalamnya atau dengan kata lain dalam pengamatan berperan serta ini peneliti terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh objek penelitian, peneliti berada dalam arena dan mengamati secara langsung kegiatan kegiatan yang sedang berlangsung. Kemudian observasi ini bersifat (outsider) yaitu observasi yang di lakukan dengan melihat atau memperhatikan gerak-gerik informan atau pelaku, peneliti bertindak sebagai penonton yang mengamati. Obyek penelitian dengan sukarela memberikan kesempatan pada peneliti untuk mengamati peristiwa yang terjadi serta mereka menyadari bahwa ada yang mengamati peristiwa yang terjadi serta mereka



30



menyadari



bahwa



ada



yang



mengamati



hal-hal



yang



dilakukan



mereka



(Moleong,1990). b. Wawancara Mendalam Wawancara mendalam secara umum merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama. (Bungin,2010:108). Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara secara mendalam dengan menggunakan pedoman wawancara (interview guide), yaitu panduan yang berisikan pertanyaan-pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui wawancara langsung dengan informan dan bertujuan untuk menggali informasi yang lengkap. Teknik wawancara mendalam ini dimaksudkan agar pertanyaan yang diajukan oleh peneliti akan terarah, tanpa mengurangi kebebasan pengembangan pertanyaan, sehingga memberikan kesempatan seluas - luasnya kepada informan untuk mengungkapkan secara bebas pengalamannya dan agar suasana tidak terkesan formal dan dialogis. Pada saat peneliti memasuki lokasi penelitian dan berhasil menjalin hubungan timbal balik dengan informan, maka hubungan yang terjalin harus tetap dipertahankan. Kedudukan subyek harus dihormati dan diberikan kebebasan untuk mengemukakan semua persoalan, Peneliti tidak boleh mengarah dan melakukan intervensi terhadap subyek penelitian. Kemudian secara bertahap peneliti mulai memasuki tahap penggalian fenomena penelitian. Peneliti baru mulai mengadakan wawancara bebas (perbincangan pertama terhadap informan) mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan penelitian, dan selanjutnya bertahap memasuki situasi wawancara secara mendalam.



31



d. Dokumentasi Yaitu pengumpulan data penelitian yang diperoleh dari beberapa dokumentasi baik secara tertulis maupun tidak tertulis, sedangkan untuk dokumentasi tertulis diambil dari beberapa dokumentasi yang ada pada pemerintahan desa. a. Data dokumentasi memiliki tingkat keabsahan yang tinggi, dikarenakan data tersebut dicatat secara sengaja sesuai dengan objek yang ada. b. Dengan dokumentasi peneliti dapat memperoleh data lengkap tentang arsip profil kelurahan dan kecamatan dari kelurahan dan kecamatan setempat. 1.7.9 Teknik Analisis Data Teknik analis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif. Sesuai dengan metode penelitian, teknik analisa data yang dipergunakan penulis dalam penelitian ini adalah teknik analisa data kualitatif, yaitu analisa terhadap data yang diperoleh berdasarkan kemampuan nalar peneliti dalam menghubungkan fakta, informasi, dan data. Jadi dalam penelitian ini teknik analisa data dilakukan dengan menyajikan hasil wawancara, observasi, dan melakukan analisa terhadap masalah yang ditemukan di lapangan. Sehingga dapat diperoleh gambaran yang jelas tentang objek yang diteliti dan menarik kesimpulan. Menurut Miles dan Huberman (dalam Bungin, 2003:229) terdapat tiga jalur analisis data kualitatif yaitu reduksi data, tahap penyajian data dan tahap kesimpulan. 1.7.9.1 Tahap Reduksi Data Pada tahap ini peneliti akan memusatkan perhatian pada data yang ada dilapangan yang telah terlebih dahulu terkumpul. Data lapangan tersebut selanjutnya



32



dipilih yang sesuai dengan tujuan penelitian. Data yang terpilih akan di sederhanakan menjadi urain kalimat yang singkat, namun dapat memberikan hasil penelitian yang berkualitas dan mencakup semua data penelitian. Peneliti



akan



mengumpulkan



semua



informasi



dilapangan



dengan



menggunakan pendekatan sosiologi. Peneliti datang ke lokasi penelitian Desa Tanjung Lalang untuk ikut mengobrol dengan sekali memberikan pertanyaan seputar dampak penambangan batubara ilegal kepada penambang batubara dan masyarakat sekitar. Seluruh hasil wawancara tersebut akan disimpan dalam catatan kecil yang telah disiapkan sebelumnya. Data-data hasil wawancara tersebut akan dipisahkan antara data yang valid dan tidak valid. Selanjutnya, dipilih lagi data yang sesuai dengan tujan penelitian. Sebuah bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat di ambil. Peneliti pada tahap ini memusatkan perhatian pada data yang ada di lapangan yang telah terlebih dahulu di kumpulkan, yaitu mengenai dampak sosial ekonomi dan lingkungan penambangan batubara ilegal diDesa Tanjung Lalang. Selanjutnya data yang terpilih akan di sederhanakan dalam arti mengklasifikasikan data atas dasar tema-tema dan memadukan data yang tersebar, kemudian peneliti akan melakukakan abstraksi data menjadi uraian singkat atau rangkuman. 1.7.9.2 Tahap Penyajian Data Kegiatan ketika sekumpulan informasi telah disusun, sehingga memberi kemungkinan akan adannya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Melalui bentuk teks naratif (berbentuk catatan lapangan) artinya peneliti menyajikan data dampak sosial ekonomi dan lingkungan penambangan batubara ilegal ,data tersebut akan di rangkum dan di sajikan dalam bentuk sebuah kalimat yang dapat di mengerti oleh semua pihak. 33



Setelah memisahkan data-data yang valid dan sesuai dengan tujuan, maka peneliti akan mengolah data tersebut dalam barisan kalimat yang mampu dimengerti setiap pembacanya. Data-data yang telah diolah dan disajikan akan terus diperbaharui, jika peneliti menemukan data baru yang lebih mendekati kebenaran atau validatas. Hala ini penting dilakukan untuk menemukan hasil penelitian yang sempurna dan dapat menjawab pertanyaan yang ada di rumusan masalah. 1.7.9.3 Tahap Kesimpulan Penarikan kesimpulan adalah dengan memberi kesimpulan dari data yang telah direduksi atau disajikan . Seluruh data yang pada tahap 1 dan 2 diatas secara umum dapat ditarik suatu kesimpulan guna mendapatkan intisari dari seluruh proses penelitian yang telah dilakukan. I.8 Teknik Triangulasi Dalam sebuah penelitian dalam ruang linkup metode penelitian, dibutuhkan triangulasi data yang berfungsi sebagai pengukur kredebilitas (derajat kepercayaan) dalam menguji suatu penelitian. Penelitian ini menggunakan triangulasi sumber data, dimana peneliti menggunakan lebih dari satu sumber data. Yakni data primer maupun sekunder.



34



BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN



2. Desa Tanjung Lalang Desa Tanjung Lalang merupakan desa yang berada dikecamatan Tanjung Agung kabupaten Muara Enim,desa ini terletak dipingir jalan lintas dimana sangat mudah untuk diakses. 2.1 Letak Geografis Desa Tanjung Lalang Secara geografis desa Tanjung Lalang terletak diantara 4° sampai 6° Lintang Selatan dan 104° sampai 106° Bujur Timur. Desa Tanjung Lalang memiliki luas 2.800 Ha dan memiliki jumlah penduduk sebanyak 1427 jiwa. Desa Tanjung Lalang merupakan desa yang tidak terlalu besar,dimana sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani dan lain-lain. Batas- batas wilayah Desa Tanjung Lalang : Utara : Desa Darmo Selatan : Desa Penyandingan Barat : Desa Pulaw Panggung Timur : Pabrik sawit BSP.



2.2 Keadaan Iklim Desa Tanjung Lalang memiliki curah hujan yang bervariasi antara 11/0,77 mm sampai dengan 348,69/16,73 mm sepanjang tahun 2011. Sementara bulan 35



Desember merupakan bulan dengan curah hujan paling banyak. Dengan suhu udara rata-rata pada siang hari berkisar antara 230C-240 C. 2.3 Pekerjaan atau Mata Pencarian Penduduk diDesa Tanjung Lalang umumnya berprofesi sebagai petani karet dan kopi tapi dengan adanya Penambangan batubara masyarakat banyak yang beralih dan menekuni profesi penambang batubara ilegal. 2.4 Pendidikan Pendidikan masyarakat didesa Tanjung lalang yang tidak tamat SD laki-laki sebanyak 32 orang perempuan 36 orang jadi total yang tidak tamat SD sebanyak 68 orang. Sedangkan yang tamat SD sebanyak 43 laki-laki dan 20 Perempuan total 63 orang. Sedangkan yang tidak tamat SMP laki-laki sebanyak 29 orang perempuan 19 orang jadi total yang tidak tamat SMP sebanyak 48 orang. Sedangkan yang tamat SMA sebanyak 40 laki-laki dan 18 Perempuan total 58 orang. Sedangkan yang tidak tamat SMA laki-laki sebanyak 20 orang perempuan 12 orang jadi total yang tidak tamat SMP sebanyak 32 orang. Sedangkan yang tamat D3 laki-laki sebanyak 3 orang perempuan 4 orang jadi total yang tamat D3 sebanyak 7 orang. Sedangkan yang tamat SI sebanyak 2 laki-laki dan 1 Perempuan total 3. 2.4 Agama Desa tanjung lalang umumnya beragama Islam 2.5. Deskripsi Subjek Penelitian Pada bagian ini akan dipaparkan mengenai profil dari subyek penelitian. Informasi mengenai subyek penelitian ini diperoleh melalui wawancara langsung dengan seluruh subyek penelitian dan orang-orang terdekat subyek penelitian. Penelitian ini memfokuskan pada 14 (tujuh) orang informan. Informan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah para pelaku penambangan liar 36



2.5.1 Informan Utama Informan sebagai sumber data adalah orang-orang yang terlibat atau mengalami proses pelaksanaan dan perumusan program dilokasi penelitian. Informan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. TF warga dari desa Tanjung Lalang



yang berasal dari lampung dimana ia



berprofesi sebagai penambang batubara, Taufik berumur 33 tahun, ia menjadi penambag batubara ilegal karna memiliki pendidikan yang kurang.Dia bekerja sebagai penambang batubara sudah 3 tahun lebih. 2. MD desa Tanjung Lalang dimana ia berprofesi sebagai penambang batubara, Mardian berumur 24 tahun, ia hanya lulusan SLTP dan tidak memiliki skil yang terampil didalam bekerja. Mardian menjadi penambang batubara ilegal sudah hampir 4 tahun dan ia bekerja kepada orang lain yang memiliki lahan tambang. Ia bekerja sebagai penambang batubara untuk memenuhi kebutuhan ekonomi daripada ia tidak bekerja. 3. RNl warga desa Tanjung Agung yang bekerja sebagai penambang batubara didesa Tanjung Lalang,renol berusia 25 tahun ia menjadi penambang batubara karena tidak bisa bekerja diprusahaan – perusahaan di Tanjung Enim karna ia hanya lulusan SMA,Ia bekerja sebagai penambang batubara kira - kira uda 1 tahun lebih dia bekerja sebagai penambang batubara guna memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya. 4. SR warga desa Tanjung Agung yang bekerja sebagai penambang batubara di Desa Tanjung Lalang, sabar berusia 28 tahun ia menjadi penambang batubara karena tidak bisa bekerja diprusahaan – perusahaan di Tanjung Enim karna ia hanya lulusan SMP, Ia bekerja sebagai penambang batubara kira-kira uda 4 tahun lebih.Ia bekerja sebagai penambang batubara guna memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya 5. ARi warga desa Tanjung Agung yang bekerja sebagai penambang batubara didesa Tanjung Lalang,renol berusia 32 tahun ia menjadi penambang batubara karena tidak 37



bisa bekerja diprusahaan – perusahaan di Tanjung Enim karna ia hanya lulusan STM, Ia bekerja sebagai penambang batubara kira-kira uda 4 tahun lebih Ia bekerja sebagai penambang batubara guna memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya 6. Z warga desa Tanjung Agung yang bekerja sebagai pemilik tambang batubara di Desa Tanjung Lalang, dengan usia 29 tahun ia menjadi pemilik tambang batubara karena keuntungan dari tambang yang diperoleh sangatlah besar. 7. E warga desa Tanjung Agung yang bekerja sebagai penambang batubara di Desa Tanjung Lalang, Eko berusia 27 tahun ia menjadi penambang batubara karena tidak bisa bekerja diperusahaan – perusahaan di Tanjung Enim karena ia hanya lulusan STM dari pada dia tidak bekerja dia berpropesi sebagai penambang karena hasil yang didapat sangatlah besar, dia bekerja sebagai penambang batubara kira-kira uda 4 tahun lebih dia bekerja sebagai penambang batubara guna memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya. 8. A warga Desa Tanjung Agung yang bekerja sebagai penambang batubara didesa Tanjung Lalang, Arif berusia 29 tahun ia menjadi penambang batubara karena tidak bisa bekerja diprusahaan – perusahaan di Tanjung Enim karena ia hanya lulusan SMK, Ia bekerja sebagai penambang batubara kira-kira uda 4 tahun lebih. Ia bekerja sebagai penambang batubara guna memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya 9. Y warga Desa Tanjung Agung yang bekerja sebagai penambang batubara di Desa Tanjung Lalang, Yayan l berusia 28 tahun ia menjadi penambang batubara karena tidak bisa bekerja diperusahaan – perusahaan di Tanjung Enim karena ia hanya lulusan STM, Ia bekerja sebagai penambang batubara kira-kira uda 5 tahun lebih. Dia bekerja sebagai penambang batubara guna memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya 10. AN penambang batubara di Desa Tanjung Lalang, Andi berusia 25 tahun ia menjadi penambang batubara karena tidak bisa bekerja diperusahaan – perusahaan di



38



Tanjung Enim karna ia hanya lulusan SMA, Ia bekerja sebagai penambang batubara kira-kira uda 4 tahun lebih. Ia bekerja sebagai penambang batubara guna memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya 11. AY ibu rumah tangga sebagai ibu rumah tangga, berumur 42 tahun ia sangat peka terhadap dampak yang terjadi dilingkungan tempat tinggal dan pertumbuhan anak – anaknya. 12. YN sebagai ibu rumah tangga, berumur 38 tahun ia sangat peka terhadap dampak yang terjadi dilingkungan tempat tinggal dan pertumbuhan anak – anaknya. 13. EK sebagai ibu rumah tangga, berumur 40 tahun ia sangat peka terhadap dampak yang terjadi dilingkungan tempat tinggal dan pertumbuhan anak – anaknya. Tabel 2.1 Tabel Informan Utama NO



Nama/Alias



Pekerjaan



1



RN



Penambang Batubara



2



MD



Penambang Batubara



3



SR



Penambang Batubara



4



AR



Penambang Batubara



5



TF



Penambang Batubara



6



AN



Penambang Batubara



7



Z



Pemilik Tambang



8



E



Penambang Batubara



9



A



Penambang Batubara



10



Y



Penambang Batubara



11



AY



Ibu rumah tangga



12



YN



Ibu rumah tangga



13



EK



Ibu rumah tangga



Sumber : Data Primer 2013



39



2.5.2 Informan Pendukung Didalam penelitian ini informan pendukungnya adalah keterangan dari pegawai pemerintahan desa tanjung agung dan pihak kepolisian yang di wakili oleh FS didalam melengkapi keterangan mengenai penambangan batubara di desa Tanjung Lalang.



40



BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penambangan batubara ilegal merupakan penambangan yang dilakukan tanpa adanya izin dimana pelaku penambangan menambang dengan menggunakan alat-alat yang sederhana dalam melakukan proses penambangan, penambang juga tidak memiliki standar keselamatan kerja sehingga rentan mengalami kecelakaan kerja dalam melakukan proses penambangan batubara. Berdasarkan hasil penelitian penambangan batubara ilegal yang mulai beroprasi atau mulai dilakukan oleh masyarakat di Desa Tanjung Lalang sejak tahun 2009 dimana masyarakat mulai melakukan penambangan batubara didesanya. Dengan banyaknya sumberdaya alam yang berada di Desa Tanjung Lalang membuat desa ini kaya dengan potensi sumberdaya alam. Banyaknya potensi sumberdaya alam batubara menimbulkan berbagai macam dampak bagi masyarakat baik secara sosial maupun secara ekonomi dampak tersebut bisa secara langsung berdampak terhadap masyarakat, juga bisa berdampak tidak secara langsung, dimana dampak yang terjadi dapat mempengaruhi kehidupan masyarakat. 3.1 Dampak Sosial Penambangan Batubara di Desa Tanjung Lalang .Pengaruh atau akibat yang dirasakan oleh masyarakat bisa terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Penambangan batubara ilegal yang berada di Desa Tanjung Lalang



memiliki pengaruh atau dampak bagi masyarakat masyarakat,



dimana penambang batubara juga bagian dari masyarakat. Dampak penambangan batubara



bisa positif (berdampak baik) bisa juga



berdampak negative ( tidak baik) dalam kehidupan masyarakat Desa Tanjung Lalang. Dampak penambangan batubara ini bisa bersifat langsung atau berdampak primer bagi kehidupan masyarakat dan bisa berdampak tidak langsung atau sekunder bagi kehidupan masyarakat, dampak sosial yang mempengaruhi masyarakat di Desa 41



Tanjung Lalang yang dirasakan seperti perubahan pola pikir masyarakat didalam memenuhi kebutuhan ekonomi, terganggunya ruas jalan raya, konflik dan kerusakan lingkungan 3.1.1 Dampak Konflik Sosial Penambangan batubara yang terjadi di Desa Tanjung Lalang memiliki berbagai macam dampak diantaranya dampak konflik sosial. Konflik adalah hubungan antara dua pihak atau lebih yang memiliki atau merasa memiliki , sasaran – sasaran yang tidak sejalan (Widjojo:2000) . Konflik sosial yang terjadi biasanya dikarnakan penolakan yang terjadi akibat penambangan batubara oleh sebagaian masyarakat yang sadar akan bahaya dan dampak yang buruk dari proses penambangan batubara ilegal. Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya. Misalnya, ketika berlangsung pentas musik di lingkungan pemukiman, tentu perasaan setiap warganya akan berbeda-beda. Ada yang merasa terganggu karena berisik, tetapi ada pula yang merasa terhibur. Konflik sosial yang terjadi berupa ujuk rasa yang dilakukan oleh sebagian orang kepada truk – truk batubara yang berada di desa mereka, konflik juga berupa penyegatan mobil-mobil batubara oleh sebagian orang dengan upaya meminta sebagaian uang dari sopir truk,konflik ini dilandasi oleh terganggunya ruas jalan raya yang membuat jalan menjadi rusak, tingkat kecelakaan bertambah serta debu yang berterbangan mengganggu masyarakat yang menyebabkan terganggunya kesehatan masyarakat. Berikut penuturan penuturan informan mengenai konflik yang terjadi dan dampak penambangan batubara terhadap kesehatan masyarakat.



42



Seperti penuturan informan AY merupakan seorang iburumah tangga, dimana sebagai ibu rumah tangga ia mengetahui keadaan keluarganya,rumah dan lingkungan sekitar tempat tingalnya . Dampak yang dia rasakan dengan adanya penambangan batubara ini dapat dilihat dari penuturan informan AY dalam wawancara sebagai berikut. “…… Kalo ayuk nie lalamo tau dengan penambangan batubara ilegal di dusun kami ni. Ado yang setuju ado jugo yang dak setuju dengan adonyo penambangan batubara. Pernah ado konflik, dulu wong disini demo gara – gara banyak mobel batubara lewat debu kemano – mano, banyak kecelakaan. Menkerusakan lingkungan pastilah terjadi bekas lobang galian itu nak cak mano nembonnyo. Gara gara batubara lewat ayuk sereng keno batok”. Artinya “….. Kalo saya sudah lama tau dengan penambangan batubara ilegal di dusun ini. Ada yang setuju ada juga yang tidak setuju dengan adanya penambangan batubara. Pernah ada konflik, dulu warga di sini demo gara – gara banyak mobil batubara lewat debu kemana – mana, sehingga ayuk sering terkena batuk”.



Senada dengan informan AY informan YN juga menuturkan hal yang hampir sama, didalam melihat penambangan batubara illegal yang terjadi didesanya. YN menuturkan pendapatnya dengan adanya penambangan ini, serta memberikan informasi mengenai dampak sosial yang mempengaruhi kehidupan masyarakat,baik yang terjadi dikeluarganya maupun masyarakat. Dalam wawancara sebagai berikut. “….. Dengan adannye penambangan batubara ini setau ayu banyak jeme disini yang jadi penambang dide bekebon lagi, menkerusakan lingkungan pasti adelah mangkenye ade jeme yang setuju ade pule yang dide setuju dengan adenye penambangan batubara ini menjeme yang dide setuju die demo.. “…. Dengan adanya penambangan batubara ini setau saya banyak orang disini tidak menjadi petani lagi, beralih menjadi penambangan batubara. Kerusakan lingkungan yang terjadi akibat penambangan batubara itu ada yang menyebabkan banyaknya debu yang berterbangan”.



43



Pendapat informan EK hamper sama dengan informan AY dan YN,didalam melihat dampak yang terjadi akibat penambangan batubara yang terjadi didesa mereka sebagai seorang ibu rumah tangga dia merasakan perubahan yang sangat jelas terjadi dikeluarganya maupun lingkungan sekitar tempat tinggal mereka. “…. Men jeme disini mak ini ari lemakla jadi penambang batubara dari pada keume. Dimane hasil yang didapat jadilah, menjeme yang nolak adenye penambangan batubara ini ade. Kalo kerusakan lingkungan ado men kesehatan jeme disini keno batuk bae kali yang sering gawe banyak debu”. “…. Masyarakat di sini sekarang banyak yang menjadi penambangan batubara beralih dari berkebun karena hasil yang di peroleh dirasa cukup. Dengan adanya penambangan batubara ini ada juga masyarakat yang tidak setuju. Kalau kerusakan lingkungan jelas ada yang membuat menurunnya kesehatan masyarakat, sehingga masyarakat sering terkena batuk”.



Senada dengan informan-informan sebelumya informan FS juga menuturkan informasi sebagai berikut berkaitan dengan dampak penambangan batubara yang terjadi diDesa Tanjung Lalang. Konflik sosial yang kerap terjadi didalam masyarakat dikarnakan berbagai hal berikut penuturan dari hasil wawancara terhadap informan FS. “…. Setau aku penambangan ini lalamo ado banyak yang setuju ado jugo yang dak setuju dengan penambangan batubara ini. Galak ado yang demo galak jugo ado yang nyegati mobil batubara minta duet buat distribusi buat jalan rusak dan debu kemano-mano. Kalo kerusakan yang terjadi ado terlihat dari lobang – lobang beksas galian yang mengangah dalam”. “….Setahu saya penambangan batubara ini sudah ada sejak lama dimana ada masyarakat yang setuju dan ada juga yang tidak setuju dengan adanya penambngan batubara ilegal ini, masyarakat yang tidak setuju mereka melakukan demo dan meminta distribusi uang kepada sopir truk batubara. Jika kerusakan lingkungan terlihat dari lubang bekas galian yang mengangah dalam…..”



44



Menurut informan RN menuturkan dampak penambangan batubara ilegal diDesa Tanjung Lalang terhadap konflik yang ada dimasyarakat serta kesehatan lingkuangan tempat tingal mereka, hampir sama dengan informan - informan sebelumnya. ‘’……setau aku penambangan batubara yang ade didesa tanjong lalang ini la lame 2009 la kali,mensetau aq jeme disini menpagi sibuk nambang,keume,bekebon, juge begawi jadi menpagi sibok diwek-diwek.ada juge jeme disini yang nolak dengan adenye penambangan batubara,galak bedemo cegati mobel batubara,ada juge mereka yang setuju dengan penambangan itu.selame adanye penambangan batubara tingkat kesehatan jeme disini agak toron banyak gine debu beterbangan ladek keruan lagi rumah dak disapu searisaje la banyak gine debu beterbangan,kami nie sereng batuk-batok…’’ ‘’ Artinya:setau saya penambangan batubara yang ada didesa Tanjung Lalang sudah lama ada sejak tahun 2009,setau saya orang disini memiliki kesibukan sendiri-sendi jika sudah pagihari seperti nambang,kesawah,kekebon,dan bekerja.warga masyarakat disini ada yang menolak dengan adanya penambangan batubara,dengan cara berdemo dan menghadang mobil pengangkut batubara,ada juga orang yang setuju”



Menurut konsep dampak Suryo Haryono , konflik sosial merupakan dampak sekuder atau dampak tidak langsung. Konflik antara penambang dan masyarakat yang tidak setuju dengan adanya penambangan batubara ilegal, terjadi penurunan tingkat kesehatan masyarakat yang disebabkan banyaknya debu batubara yang berterbangan dan mengganggu pernapasan masyarakat, yang menimbukan penyakit batuk dan mengotori lingkungan rumah serta terganggunya aktifitas masyarakat. Semakin lama semakin banyak truk- truk pengangkut batubara yang membuat aktivitas masyarakat terganggu. Terganggunya aktivitas masyarakat menimbulkan ketidak puasan masyarakat akan penambangan batubra yang menyebabkan terjadinya konflik antara masyarakat dan pelaku penambangan batubara ilegal.



45



Penolakan masyarakat dengan adanya penambangan batubara dilakukan dengan cara melakukan demo ditempat penampungan batubra serta melakukan penghadangan mobil truk pengangkut batubara. Saat ini ada sebagian masyarakat yang malakukan pemalakan secara halus kepada penambang batubra dengan cara meminta bayaran jika tanah mereka dilewati kendaraan yang mengangkut batubara . 3.1.2 Dampak Kesehatan Masyarakat Pertambangn batubara yang kurang memperhatikan aspek ekologi membuat masyarakat sekitar pertambangan tersebut resah dan tidak tenang sepanjang harinya lantaran dibayang-bayangi oleh kondisi lingkungan sekitar yang memprihatinkan. Seperti pendapat yang dikemukakan oleh Sukandarrumidi berikut: “ Batubara yang diperoleh dari hasil penambangan pasti mengandung bahan pengotor (impuiritis). Pada saat terbentuknya, batubara selalu bercampur dengan mineral penyusun batuan yang selalu terdapat bersamaan bersama proses sedimentasi, baik sebagai mineral anorganik ataupun sebagai bahan organik. Di samping itu, selama berlangsung proses coalification terbentuk unsur S yang tidak dapat dihindarkan. Keberadaan pengotor dalam batubara hasil penambangan diperparah lagi, dengan adanya kenyataan bahwa tidak memungkinkan membersihkan/memilih/mengambil batubara yang bebas dari mineral. Hal tersebut disebabkan antara lain penambangan batubara dalam jumlah besar selalu mepergunakan alat-alat berat antara lain bulldoser, backhoe, tracktor, belt conveyor, ponton, yang selalu bergelimbang dngan tanah” (Sukandarrumidi:2005:46) Dampak penambangan batubara ilegal diDesa Tanjung Lalang memiliki dampak atau pengeruh terhadap kesehatan masyarakat sekitar, dampak terhadap kesehata masyarakat ini sesusai dengan penuturan informan AY dalam wawancara sebagai berikut:



46



“…..Mendebu banyak nian mendak nyapu sehari bae latebel nian debunye, menkami ni sering kene batuk bae gawe banyak debu nie…” “….. kalau debu banyak nian, dak nyapu sehari bae la tebel nian. Karna itulah kami sering terkenam penyakit batuk akibat dari debu batubara yang berterbangan…..” Senada dengan informan YN juga menuturkan hal yang hamper sama, didalam melihat dampak dari penambangan batubara ilegal dimana debu yang dihasilkan dari proses pengangkutan batubara menimbulkan pengaruh bagi kesehatan berikut penuturan YN. “……Yang ibuk tau akibat adanye penambangan batubara dideket rumah ini membuat rumah ibuk cepet kotor la sukar men nak bersikenye karna debu batubara nie lengket mano mak ini ari ibuk sereng nian keno batok….” “…Yang ibuk tau akibat adanya penambangan batubara didekat rumah ini membuat rumah cepat kotor jadi susah kalau meu membersikan rumah karna debubatubara yang lengket mano mak ini ari ibuk sering tekeno batuk….” Penuturan AY, YN dan EK semuanya hamper sama dimana dampak dari penambangan batubara ilegal dapat disimpulkan sebagai berikut yakni penambangan batubara ilegal mempengaruhi kesehatan masyarakat dimana penurunan tingkat kesehatan masyarakat yang berada disekitar penambangan batubara merupakan dampak sekunder dari penambangan bataubara ilegal atau dampak tidak langsung karna dampak yang dirasakan membutuhkan waktu dan proses . Penurunan tingkat kesehatan masyarakat bisa dilihat dengan semakin seringnya masyarakat yeng terkena batuk dan penyakit pernapasan lainya. 3.1.3 Pola Pikir Masyarakat Penambangan batubara yang terjadi diDesa Tanjung Lalang menimbulakan berbagai



dampak



diantaranya



dampak



perubahan



pola



pikir



masyarakat



dimana,dulunya masyarakat diDesa Tanjung Lalang kebanyakan berprofesi sebagai petani karet dan kopi .Dalam perjalanan waktu mereka melihat desa lain yang melakuakan penambangan batubara sendiri dimana hasil yang diperoleh sangat besar sehingga mereka melakukan hal yang sama. Hasil dari pertanian yang tidak menentu membuat mereka beralih profesi menjadi seorang penambang batubara ilegal.



47



Sedangkan



dalam



perkembanganya



pola



pikir



manusia



mengalami



perkembangan dimana menurut Agust comte perkembangan pola pikir manusia 1.Tahap teologis Manusia memahami gejala-gejala alam sebagai hasil campur tangan langsung kekuatan illahi. Tahap ini masih bisa dirinci menjadi tiga subtahap: Animisme : Benda-benda dianggap berjiwa dan diperlakukan sebagai suci atau keramat. Politeisme: Manusia mempercayai dewa-dewa dibalik berbagai gejala yang ada, misal dewa angin, dewa laut, dewa api, dan lain sebagainya. Monoteisme: Manusia mulai meyakini adanya kekuatan tunggal-absolut dibalik semua gejala tersebut. 2. Tahap metafisis Pada tahap metafisis, manusia mulai merombak cara berpikirnya yang mulai dianggap tidak mampu memenuhi keinginan untuk menemukan jawaban yang memuaskan tentang kejadian alam semesta. Pada tahap ini, semua kejadian tidak lagi diterangkan dalam hubungannya dengan kekuatan yang bersifat rohani dan supranatural. 3. Tahap positif-ilmiah Manusia berhenti mencari penyebab absolut baik yang Illahi maupun kodrati dan memulai berkonsentrasi pada observasi, pengukuran dan kalkulasi guna memahami hukum yang mengatur jagat raya. Tahap positif –ilmiah diwarnai oleh keyakinan yang cukup besar pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Berakhirnya metafisika dan lahirnya semangat positifilmiah, Comte merasa bahwa manusia telah mencapai tingkat kedewasaan 48



intelektualnya. Comte menganalogikan ketiga tahap tersebut seperti tiga tahap proses pendewasan manusia. Tahap teologi dianalogikan sebagai masa anak-anak, tahap metafisika sebagai masa remaja, sedangkan tahap positif-ilmiah sebagai kedewasaan. Pada tahapan positif ilmia atau tahap kedewasaan para masyarakat Desa Tanjung Lalalang dalam mencari uang mulai berfikir dan melihat disekeliling mereka dengan memanfaatkan sumberdaya alam mereka yang melimpah dan melihat desa lain yang pendapatan ekonominya meningkat Karena melakukan penambangan batubara,mulai merubah pola pikir masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi. Semakin hari penambang batubara semakin banyak dan merubah pola pikir masyarakat didalam mencari uang guna memenuhi kebutuhan hidup dengan cara melakukan penambangan ilegal dimana penambangan batubara sangat mudah dan tidak memerlukan keahlian khusus cukup berbekal alat-alat yang sederhana dalam melakukan proses penambangan batubara. Berikut ini merupakan penuturan dari informan sebagai berikut. Menurut informan RN dia menuturkan semenjak maraknya penambangan batubara ilegal di Desa Tanjung Lalang di Desa lain sudah terlebih dahulu, dimana kami melihat hasil yang diperoleh cukup lumayan sehingga saya tertarik untuk melakukan penambangan batubara. Kalau dulu saya berpikir kalau ingin mencari uang harus berkebun atau menyadap karet dimana membutuhkan waktu sekarang tingal menambang batubara dan menjual kepengepul secara langsung, langsung mendapatkan uang tunai dimana permintaan batubara semakin hari semakin besar. ‘’…..kalo dulu wong disini men nak nyaka duet nak bekebon dulu mak ini ari langsung nambang bae haselnyo jugo lebih besar dari bekebon makonyo wong disini banyak yang nambang batubara…..’’ “….kalau dulu jika ingin mencari uang harus bertani dulu tetapi sekarang tingal menambang batubara dimana hasilnya lebih besar….”



49



Menurut informan MD dan informan AN hamper sama dengan pernyataan dari RN dimana MD dan AN



menuturkan bahwa sekarang banyak masyarakat



diDesa Tanjung Lalang sudah beralih profesi menjadi penambang batubara,ojek batubara sehingga profesi lama sebagai seorang petani ditingalkan, pola pikir masyarakat yang semakin hari semakin berkembang dalam melihat prospek dari penambangan batubara ini terlihat menjanjikan dengan hasil yang lumayan membuat saya mengeluti profesi sebagai penambang batubara. Berikut ini adalah peryataan MD. ‘’…..aku tertarik jadi penambang karna hasilnyo lebih besar di bandingan nyadap karet dimana harganya yang dk nentu mak ini hari, aku juge bepikir kalu nambangnie cepet dapet duet dak butuh waktu lamo cak betani jadi banyak wong disini yang jadi penambang cak aku.,,,,’’ “…..saya tertarik menjadi penambang batubara dikarnakan hasinya lebih besar dibandingkan petani karet, dimana tidak membutuhkan waktu lama untuk menghasilkan uang….”



Lain halnya dengan penuturan dari FS menuturkan bahwa banyaknya masyarakat yang menjadi penambang batubara dimana mereka tergiur dengan hasil yang didapat begitu besar sehingga mereka berbondong – bonding membuka areal penambangan- penambangan disekitar perkebunan yang mereka miliki. Perubahan jenis pekerjaan yang ada di desa tersebut didasarkan permintaan batubara yang sangat besar.sehingga produksi penambang makin hari makin besar. Dimana masyarakat sekarang berpikir kalau mau mendapatkan uang yang cepat tingal menangmabng dan dijual dimana banyak dampak lain yang di indahkan penambang terutama segi keselamatan, dimana penambangan yang dilakukan mengunakan alat yang sederhana. ‘’…..banyak penambang disini dikarnakan mereka tergiur hasil yang besar sehingga mereka sekarang berpikir men nak cepet nyari duet nambang bae karna mudah dan permintaan batubara semakin hari semakin besar…..’’



50



“….Banyak penambangan batubara ilegal disini dikarnakan hasil yangdidapat begitu besar sehingga mereka berpikir ,jika ingin cepet mendapatkan uang mereka harus menambang batu bara….”



Dari penjelasan informan diatas perubahan polapikir masyarakat mengenai pekerjaan guna menghasilkan uang sekarang telah berubah mereka berangapan jika ingin mendapatkan uang dengan cepat tanpa harus menunggu meraka biasa melakukan penambangan batubara dimana sumberdaya batubara yang terdapat di desanya sangat melimpah. Kalau dulu mereka menjadi petani mereka harus menunggu musim panen dan menunggu adanya pengepul yang datang untung mengangkut hasil panen lain dengan batubara pengepul langsung datang kelokasi dan membeli karung - karung yang berisi batubara. Perubahan polapikir masyarakat terjadi sekara langsung dikarenakan mereka melihat desa lain yang melakukan penambangan batubara mengalami peningkatan ekonomi pada pelaku penambang batubaranya serta masyarakat sekitar. 3.1.4 Dampak Perubahan Jenis Pekerjaan Penduduk diDidesa Tanjung lalang dulunya berprofesi sebagai petani umumnya namun setelah bumingnya batubara mereka mulai beralih menjadi penambang batubara ini dikarnakan hasil dari perkebunan yang tidak menentu dan membutuhkan waktu lama untuk memetik hasilnya. Kekayaan alam yang melimpah yang terkubur didalam permukaan tanah membuat mereka beralih menjadi penambang, sebagai penambang mereka tidak memerlukan waktu yang lama didalam menjual hasil tambangnya dikarnakan adanya pengepul yang bersedia mengambil dan menampung seberapa banyak hasil tambang yang diperoleh, jadi para penambang memiliki penghasilan setiapharinya. Brikut merupakan penuturan informan RN. “…..aku nie punyo kebon karet karne hasinye yang idak memuaske laju aku pindah jadi penambang dimane hasil yang diperoleh cukup lah…..”



51



“…saya memiliki kebun karet karna hasilnya yang tidak menentu saya beralih menjadi penambang batubara dikarnakan hasilnya lebih menjanjikan….” Sama halnya dengan penuturan MD ia menuturkan bahwa ia dulunya berpropesi sebagai petani tetapi semenjak maraknya penambangan batubra dan tingginya permintaan akan batubara ia beralih propesi sebagai penambang batubara ilegal. “…..Aku tertarik jadi penambang batubara dikarnakan hasil penambangan batubara lebih pasti dibandingkan dengan harga karet yang naik turun….” Senda dengan penuturan AN, RN dan MD. AN menuturkan hal yang hampirsama dengan penuturan dari RN dan MD dimana ia berpidah pekerjaan karena hasil penambangan bataubara cukup menjanjikan, dimana menurut Suryo Haryono dalam sudarmo dampak perubahan jenis pekerjaan merupakan dampak primer atau dampak langsung yang terjadi akibat dari maraknya penambangan batubara ilegal yang berda diDesa Tanjung Lalang. 3.2 Dampak Ekonomi Penambang Batubara Ilegal Setiap penambangan memiliki dampak yang berbada – beda baik secara langsung maupun tidak langsung bagi pelaku penambangan, masyarakat sekitar maupun lingkungan yang menjadi lokasi penambangan. Penambangan batubara ilegal merupakan penambangan batubara yang mengunakan alat- alat sederhana didalam proses penambangan batubara tersebut seperti cangkul, linggis, katrol, skop dan ember. Penambangan ilegal memiliki tingkat keselamatan kerja yang sangat buruk karna pekerja tidak memiliki alat – alat keselamatan kerja seperti helem dan lain – lain. Penambangan batubara ilegal yang



terdapat di Desa Tanjung Lalang



memiliki banyak titik–titik pengalian yang tersebar didalam perkebunan masyarakat, penambangan ini memiliki dampak baik secara langsung maupun dampak secara tidak langsung bagi kehidupan penambang, masyarakat serta lingkungan yang menjadi tempat penambangan batubara tersebut. Berbagai dampak yang muncul dapat diketahui melalui penuturan informan sebagai berikut :



52



Informan TF yang merupakan warga datangan yang berdomisili di Desa Tanjung Lalang dan bekerja sebagai penambang batubara ilegal sudah sejak lama menuturkan dampak ekonomi yang dirasakan oleh dirinya semenjak ia bekerja sebagai penambang batubara ilegal mengalami peningkatan. Ia berasal dari Lampung dan merantau di Desa Tanjung Agung dan bertempat tinggal dirumah yang disiapkan oleh pemilik lahan tambang. Perubahan ekonomi yang terjadi dan dirasakan oleh TF terjadi peningkatan pendapatan yang cukup untuk menghidupi dirinya pribadi dan buat ditabung, daripada ia di Lampung mengangur lebih baik ia bekerja sebagai penambang batubara ilegal di Desa Tanjung Lalang. Pendapatan lebih dari 3 juta dan makan ditanggung oleh pemilik tambang membuat ia menekuni propesi sebagai penambang batubara ilegal yang banyak resikonya baik itu berurusan dengan polisi dan terkubur hidup – hidup dilubang galian, yang sarat akan bahaya karna desakan ekonomi. Hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 10 maret 2013. ‘’.......Saya berasal dari Lampung, saya sudah sejaklama menekunie propesi sebagai penambang batubara,saya tinggal dirumah pemilik tambang, pendapatan kotor saya 3 jutaan lebihlah makan ditanggung pemilik walau banyak resiko tapi saya menekunie propesi ini karna desakan ekonomi....’’ Informan MD menuturkan dampak ekonomi penambangan ilegal yang terjadi didesa Tanjung Lalang menurut dirinya ialah terjadi sedikit peningkatan didalam pemenuhan kebutuhan ekonomi. MD adalah warga Tanjung Agung. Ia bekerja sebagai penambang batura ilegal sudah sejak 4 tahun yang lalau ia bekerja sebagai penambang batubara guna menambah penghasilan dan membantu ekonomi keluarga karna hasil dari kebun karet terasa belum cukup karena harga kret yang cendrung naik turun bahkan kadang sampai anjlok harganya sehingga mengubah pola pikir untuk mendapatkan uanga dengan memanfaatkan sumberdaya alam yang ada didesa mereka yakni batubara.



53



Guna untuk memenuhi kebutuhan ekonomi yang tinggi saat ini karna itu ia berpropesi sebagai penambang batubara,dengan penghasilan kotor hampir 4 juta lebih tiap bulannya tergantung dengan waktu penambangan membuat dia menekuni propesi tersebut dikarnakan ia hanya sekolah sampai kelas SLTP saja peluang untuk bekerja diperusahaan sangat sulit dan hampir mustahil karna perusahaan menerima karyawan paling rendah ialah tamatan SMA atau STM saja. Hasil wawancara yang dilakukan kepada informan pada tangal 1 maret 2013. ‘’……kalau aku nie dulu bekebon balem tapi makini hargo kadang naek kadang turun dak tentu makonyo aq tertatik jadi penambang karno liat wongwong jugo lemaknyo la ado pengepul yang nampung batubara kito ,men pendapatan 4 jutaan lebih lah tergantung samo waktu kito nambang,karno sekarung batubara dihargai 2000 x berapo karung men la dipocok la mahal hargonyo men la ditangan pengepul….’’ “…..kalau saya ini adalah petani karet dengan harga karet yang naik turun oleh karna itu saya tertarik melakukan menjadi penambang batubara ilegal dimana hasil yang diperoleh tergantung dengan waktu penambangan semakin lama semakin besar karna batubara dihargai 2000 perkarung buatharga dilokasi penambang jika sudah dipinggir jalan harganya sudah beda….” Dari informan RN menyebutkan tambang batubara ilegal sudah berlangsung sejak beberapa tahun yang lalau lebih kurangnya 2009 disaat harga batubara sedang tinggi. Masyarakat di Desa Tanjung Lalang memanfaatkan kekayaan alam di Desa Tanjung Lalang yang ada diareal kebun mereka. Penghasilan yang didapat RN tidak menentu tergantung dengan banyaknya waktu yang dipergunakan untuk menambang batubara, seandainya waktu yang digunakan untuk menambang batubara itu banyak, semakin banyak juga hasil yang didapat. Jika waktu yang digunakan untuk menambang batubara sedikit hasilnya pun sedikit juga. Penghasilan menjadi penambang batubara dalam 1 (satu bulan) tidak menentu terkadang 5 juta lebih kadang dapat 10 juta lebih tergantung dengan lamanya menambang batubara. Penambang batubara RN memiliki pendidikan yang tergolong rendah hanya tamatan SMA dimana sulitnya untuk mencari pekerjaan hanya dengan



54



mengandalkan ijaza SMA, karena itu ia berprofesi sebagai penambang batubara dari pada dirinya tidak bekerja. Informan RN menuturkan bahwa dampak ekonomi yang dirasakan dengan adanya penambangan batubara ilegal cukup membatu didalam kebutuhan ekonomi,dan dapat membantu Orang tua dan bisa sedikit mencukupi kebutuhan pribadi dirinya sediri. Sebelum menjadi penambang batubara Ilegal RN ialah seorang pengangguran, didalam memenuhi kebutuhan hidupnya ia hanya mengandalkan orang tuanya. Penuturan ini yang dikatakan RN saat ditemui dikediamannya pada tanggal 1 April 2013. ‘’.....setau aku jeme sini lalame galak nambang batubara kire-kire 3 tahun yang lalulah,dimane harge batubara mak ini lagi naek dipasaran laju akunie melok nambang dengan kance-kance aku dikebon balam milik mamangku.Menpenghaselanku nie dak nentu tergantong galak ape dide kidenambang men lame waktu dengan nambang banyak juge haselnye men deket,deket juge haselnye.Men lagi banyak kire dapetlah 5 jutaan lebeh kurang men deket lg malas 2jutaanlah kurang lebeh.Akunie Cuma tamatan SLTP dak dak pacak nak melamar diperusahaan ditanjong,mak ini nak lulusan STM gale.Dari pada ngangor dek ada penghasilan dak bise beli rukok lemaklah aku milu nambang,bise beli rukok bantu – bantu emak aku deketdeket...’’ Artinya‘’ ..... setahu saya orang sini sudah lama menjadi penambang batubarara kara-kira-kira 3 tahun yang lalu, sejak harga batubara dipasaran lagi tinggi, saya dan teman-teman tidaklah menenan saya nambang batubara dikebun - kebun karet milik pamanku. Penghasilan menjadi penambang batubarara tidaklah menentu tergantung dengan waktu penambangan semakin lama hasilnya semakin besar, kalo sedikit sedikit juga hasilnya. Jika waktu menambangnya banyak bisa mendapat 5 jutaan lebih kurang kalau sedikit ya sedikt juga. Saya ini Cuma tamatan SLTP susah seandainya mau bekerja diperusahaan – perusahaan di daerah tajung enim, perusahaan itu minimal menerima karyawan yang lulusan STM. Dari pada tidak bekerja tidak ada penghasilan tidak bisa beli rokok lebih baik saya menambang batubara buat beli rokok dan batu-bantu orang tua. Senada dengan informan SR menuturkan dampak ekonomi penambangan ilegal yang terjadi di Desa Tanjung Lalang menurut dirinya ialah terjadi sedikit peningkatan didalam pemenuhan kebutuhan ekonomi. SR adalah warga Tanjung



55



Agung. Ia bekerja sebagai penambang batura ilegal sudah sejak 6 tahun yang lalau ia bekerja sebagai penambang batubara guna menambah penghasilan dan membantu ekonomi keluarga karena hasil dari kebun karet terasa belum cukup untuk memenuhi kebutun ekonomi yang tinggi saat ini karna itu ia ber profesi sebagai penambang batubara, dengan penghasilan kotor hampir 4 juta kurang lebih lebih tiap bulannya tergantung dengan waktu penambangan membuat dia menekuni propesi tersebut dikarnakan ia hanya sekolah sampai kelas 2 SMA saja peluang untuk bekerja diperusahaan sangat sulit dan hampir mustahil karna perusahaan menerima karyawan paling rendah ialah tamatan SMA atau STM saja. Hasil wawancara yang dilakukan kepada informan pada tangal 1 maret 2013. ‘’.....Kalo aku sudah sejak 2 tahun begawe kayak ini,jadilah buat nambahi penghasilan kalo Cuma ngandalke nabah balem hasilnyo dak pulok besak jadi aku begawe kayak ini,aku Cuma tamatan SMA tp dak tamat Cuma kelas 2 aku berenti,nak begawi di PT ay mano ado yang nerimo,lemaklah aq mak ini nabah balam dengan ngembei batubara dikebon haselnyo jugo lumayan buat nambah-nambahi buat beli susu anak.klo sehari nambag dapetla 100 karong’’ Artinya’’.... kalau saya sudah sejak 2 tahun bekerja sebagai penambang batubara,jika hanya mengandalkan pendapatan dari hasil nabah balam saya rasakan kurang maka dari itu saya bekerja sebagai penambang.Saya Cuma lulusan SMA tapi dak tamat sampai kelas 2 saja,perusahan-perusahan sekarang jika merekrut pegawai minimal tamatan STM atau SMA. Penghasilan dari penambangan batubara ini lumayan buat menambah kebutuhan ekonomi dan untuk membeli susu buat anaknya. Kalau sehari nambang dapetlah 100 karung. Senada dengan



informan AR menuturkan bahwa dampak ekonomi dari



penambangan batubara ilegal yang terdapat didesanya memberikan dampak ekonomi yang besar terhadap warganya dimana dari penambangan batubara yang terdapat didesanya hanya pemilik-pemilik lahan pertambanganlah yang mendapatkan keuntungan sangat besar dari penambangan batubara, sedangkan dampak ekonomi yang dirasakan oleh para pekerja tambang batubara cukup terasa dengan adanya penambangan ini masyarakat yang tidak bekerja dan tidak memiliki penghasilan



56



sekarang memiliki penghasilan dan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya tergantung dengan hasil penambangan yang diperoleh. Hasil wawancara pada tanggal 1 maret 2013. ‘



‘’.....Dari penambangan batubara yang ade didesa aku nie,kalu dampak ekonomi yang dirasakan masyarakat mak ini terlalu besak dimana Cuma pemilik lahan yang mendapatkan hasil yang besar,sedangke para pekerja atau buruh dampak ekonominya cukup lah buat die nak menuhi kebutuhan hidop kami mak ini.....’’ Artinya‘’....Dari penambangan batubara yang ada didesa saya,kalau dampak ekonomi yang dirasakan masyarakat disini tidak terlalu besar,dimana Cuma pemilik lahan tambang yang memiliki hasil yang besar,sedangkan dampak ekonomi yang dirasakan para pekerja cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Senada dengan



informan Z menuturkan bahwa dampak ekonomi dari



penambangan batubara ilegal yang terdapat didesanya memberikan dampak ekonomi ekonomi yang sangat terasa dimana berkat adanya penambangan batubara ilegal yang berada di Desa Tanjung Lalang membuat masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan dapat bekerja sebagai penambang serta masyarakat yang dulunya bekerja sebagai petani beralih profesi sebagai penambang karna keuntungan atau hasil yang didapat cukup dibandingan dari hasil pertanian yang tidak menentu yakni perkarung dihargai 2000-3000 rupiah jika perhari mendapat 100 karung dikali 30 hari maka itulah hasil yang didapat itupun tergantung lama atau tidak seseorang menambang semakin lama seorang melakukan penambangan semakin besar hasil yang diperoleh.. Hasil wawancara pada tanggal 10 maret 2013. ‘’….. kalo dampak dari penambangan batubara yang aku rasoke ado pengaruhnyo dalam kehidupan,dengan pendapatan yang lumayan inikan jadilah biso menuhi kebutuhan hidup men sehari biso 100 karung x 2 apo 3 ribu kan lumayan men semakin lamo nambang semakin besar penghasilan…..’’ “….. Dampak penambangan batubara yang aku rasakan ,saya dapat memenuhi kebutuhan hidup dimana semakin lama kita menambang semakin besar hasil yang diperoleh penambang….” 57



Senada dengan informan E menuturkan dampak ekonomi



penambangan



ilegal yang terjadi di Desa Tanjung Lalang menurut dirinya ialah terjadi peningkatan didalam pemenuhan kebutuhan ekonomi. E adalah warga Tanjung Agung. Ia bekerja sebagai penambang batura ilegal sudah sejak 4 tahun yang lalau ia bekerja sebagai penambang batubara guna menambah penghasilan dan membantu ekonomi keluarga karena hasil dari kebun karet terasa belum cukup untuk memenuhi kebutun ekonomi yang tinggi saat ini karena itu ia ber profesi sebagai penambang batubara, dengan penghasilan kotor hampir 3 juta sampai 9 lebih tiap bulannya tergantung dengan waktu penambangan membuat dia menekuni profesi tersebut banyaknya masyarakat yang beralih profesi menjadi penambang karena hasil yang didapat sangatlah besar dan menjanjikan. Senada dengan informan A menuturkan dampak ekonomi



penambangan



ilegal yang terjadi di desa Tanjung Lalang menurut dirinya ialah terjadi sedikit peningkatan didalam pemenuhan kebutuhan ekonomi. A adalah warga Tanjung Agung. Ia bekerja sebagai penambang batura ilegal sudah sejak 4 tahun yang lalau ia bekerja sebagai penambang batubara guna menambah penghasilan dan membantu ekonomi keluarga karna hasil dari kebun karet terasa belum cukup untuk memenuhi kebutuhan ekonomi yang tinggi saat ini karena itu ia berpropesi sebagai penambang batubara, dengan penghasilan kotor hampir 3 juta sampai 6 juta lebih tiap bulannya tergantung dengan waktu penambangan membuat dia menekuni profesi tersebut dikarenakan ia hanya sekolah sampai SMK saja. Hasil wawancara yang dilakukan kepada informan pada tangal 1 maret 2013. Senada dengan penuturan informan AN mengenai dampak ekonomi yang dirasakannya semenjak adanya penambangan batubara ilegal ialah terjadi sedikit peningkatan ekonomi dalam kehidupan keluarganya,dimana semenjak ia menjadi penambang batubara ilegal ia mampu membeli sepeda motor sendiri dan memenuhi



58



kebutuhan keluarganya, dengan tingkat pendidikan AN yang cukup rendah yakni hanya tamatan SMA saja ia bekerja sebagai penambang batubara dan menghidupi keluarganya. Hasil wawancara kepada informan pada tanggal 10 maret 2013. ‘’.....Kalu dampak ekonomi yang aku raseke dari nambang ini cukup teraselah buat menuhi kebutuhan keluarge aku,aku juge bise beli mutor,men pendidikan aku nie Cuma sampe SD saje karne itulah akunie begawi jadi mak ini,jadilah menhasilnye di atas 5 juta lah...’’ Artinya’’... kalau dampak ekonomi yang saya rasakan dari penambangan cukup terasa didalam pemenuhan kebutuhan hidup keluarganya,pacak tebeli motor,kalau pendidikan terakhir saya Cuma tamatan SD karana itulah saya berpropesi sebagai penambang batubara dengan penghasilan diatas 5 juta...’’ Senada dengan penuturan informan Y menuturkan bahwa dampak penambangan illegal terhadap kondisi perekonomian penambang di Desa Tanjung Lalang begitu besar, untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya dan kelarganya. ‘’….men kato aku, dampaktu ado tapi begitu besak bagi perubahan ekonomi mereka, tapi ada juga dari mereka melakukan penambangan guna memenuhi kebutuhan hidup mereka dan keluarganya….’’ “…. Dampak dari penambangan batubara memiliki pengeruh yang besar bagi perekonomian penambang guna memenuhi kebutuhan hidup…” Dari penjelasan informan-informan utama tersebut dapat disimpulkan dampak yang timbul akibat penambangan batubara ilegal yang mempengaruhi kehidupan ekonomi penambang batu bara yang ada di Desa Tanjung Lalang sangat besar pengaruhnya dikarnakan besarnya pendapatan yang diperoleh oleh penambang dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka dan keluarga mereka dimana tingkat kesejahteraan semakin baik itu terlihat dengan pendapatan para penambang dalam 1 bulan bisa dapat 2-6 juta rupiah itupun bisah melebihi angka tersebut tergantung dengan waktu penambangan. Jumlah pendapatan penambang di dapat dari perhitunngan antara rata-rata produksi dikali dengan harga perkarung yang mencapai



59



2000-10.000 rupiah perkarung dimana dalam sehari paling sedikit penambang menghasilkan 100 karung/hari. Dengan adanya penambangan ini penambang dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka menjadi lebih baik dan sejahtera misalnya dapat membeli sepeda motor, membeli kelengkapan rumah, kebutuhan pokok dan lain – lain bahkan ada salah satu informan berkata.’’… Aku nie dak tau isi rm makan deket rumah aku tu apo, tapi semenjak ado penambangan ini tiap hari aku beli disitu….’’ Peningkatan ekonomi yang terjadi menimbulkan munculnya pemukiman – pemukiman baru yang terjadi di sekitar penambangan,munculnya warung-warung makan, munculnya ojek batubara yang semua itu meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Tanjung Lalang dan( dapak positif) secara tidak langsung meningkatkan status sosial didalam masyarakat. 3.3. Dampak Terhadap Kerusakan Lingkungan Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut. Lingkungan juga dapat diartikan menjadi segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia.



Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah segala yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi. Sedangkan komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan, manusia dan mikro-organisme. Penambangan batubara ilegal Yang terjadi di Desa Tanjung Lalang memiliki beraneka macam dampak yang terjadi salah satunya dampak terhadap kerusakan 60



lingkungan dimana kerusakan lingkungan yang terjadi akibat dari penambangan batubara ini dapat menjadi serius dan merusak ekosistem alam dan mengganggu kelestarian flora dan fauna dibumi. Penambangan batubara yang menggunakan alat- alat sederhana seperti cangkul, linggis, skop dan lain-lain juga dapat menimbulkan dampak yang sama dengan penambangan dengan alat-alat modern. Penambangan batubara yang terjadi di Desa Tanjung Lalang berupa lubang-lubang yang digali seperti gua-gua yang kedalamanya mencapai 20 meter bahkan bisa lebih, setelah habis lubang itu akan ditingalkan begitu saja tanpa ada penimbunan kembali dan ketika hujan datang lubang tersebut akan menjadi kolam-kolam dengan kedalaman yang cukup dalam dan sangat berbahaya. Kerusakan lingkungan yang terjadi dan kerusakan kwalitas tanah menyebabkan tanah tersebut sulit untuk ditanami kembali bahkan tanah tersebut mengandung unsur - unsur yang berbahaya bagi tubuh. Berikut ini merupakan penuturan informan mengenai dampak penambangan batubara ilegal di Desa Tanjung Lalang. TF ialah seorang penambang batubara ,ia menyadari dampak penambangan batubara ilegal yang terjadi di Desa Tanjung Lalang dalam hal kerusakan lingkungan itu ada berikut penuturan informan TF. ‘’……. Setau aq aku men kerusakan lingkungan yang terjadi karna penambangan ilegal ini pasti ada liatlah lobang yang itu,men la sudah habis batubaranyo kami tingalke bae dan nyari lobang lain yang banyak batubaranyo,men akibatnyo aku dak tau jelas nian setau aq lapayah men tanahnyo nak ditanemi lagi………’’ “….. kerusakan lingkungan akibat penambangan batubara ilegal bisa terlihat dari lubang – lubang bekas penambangan dan yang pasti tanah bekas penambangan susah untuk ditanami lagi……” Sama halnya dengan informan RN dia menuturkan bahwa dampak penambangan batubara diDesa Tanjung Lalang terhadap lingkuan itu pasti ada dimana banyak lubang-lubang bekas galian batubara yang ditingalkan begitu 61



saja,tidak di timbun sehingga tanahnya menjadi tidak bias ditanami tanaman lagi, serta daerah tersebut jadi rawan longsor akibat dari lubang yang berkedalaman puluhan meter. ‘’……….kalau sepengetahuan saya dampak penambangan batubara itu pasti ada bias kamu lihat sendiri bagaimana dampak yang terjadi akibat penambangan ilegal tersebut dimana tanah menjadi rentan longsor dan banyaknya lubang galian yang ditigalkan begitusaja……’’



Senada dengan informan MD menuturkan hal yang hamper sama dengan informan TF dan RN walaupun dia seorang penambang tapi dijuga menyadari dampak dari penambangan yang terjadi, berikut penuturan dari MD. ‘’….setau aku penambangan yang ada disini sudah lamo ya kalao mulainya dak tau jelas kapan sih,kalo ketemu wong-wong sini tiap pagi kayak biaso tp men la agaksiangan mereka sibuk dengan gawe dewek-dewek,klo disini penambangan batubara tu ada yang setuju ada juga yang idak setuju,men lingkungan nie klo la rusak labelobang galo digali ole jeme sini,tambah hari tambah panas sajo,men anak-anak sini gara-gara tambang batubara ado jugo yang keno plek akibat debubatubara,batuk jugo ado….’’ ‘’…Artinya setahu saya penambangan yang ada disini sudah lama ya kalau mulainya tidak tahu persis kapan,kalau ketemu wong-wong sini tiap pagi kayak biasa tapi kalo la agak siangan mereka sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing.kalau disini penambangan batubara ada orang yang setuju ada juga orang yang tidak setuju, kalau lingkungan disini sudah rusak la sudah berlubang akibat galian oleh para penambang batubara. Anak- anak disini terkena penyakit plek karna debu yang disebabkan oleh tamban batubara,juga penyakit batuk-batuk…’’



Dari hasil wawancara diatas hamper sama antara informan yang satu denga yang lainnya mereka menyadari dari penambangan batubara ilegal ini memiliki dampak yang besar terhadap lingkungan sekitar , seperti halnya lubang bekas penambangan batubara yang dibiarkan begitusaja pasca penambangan batubara hal



62



ini menimbulkan erosi yang dapat menimbulkan longsor serta kerusakan tanah akibat dari proses penambangan yang membuat tanah menjadi sulit untuk ditanami lagi dampak yang terjadi ini memang tidak secara langsung tetapi cepat atau lambat akan mempengaruhi lingkungn alam .



63



BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN IV.Kesimpulan Hasil penelitian penambangan batubara di Desa Tanjung Lalang Kecamatan Tanjung Agung adalah sebagai berikut: Dampak yang terjadi akibat dari penambangan batubara ilegal di Desa Tanjung Lalang memiliki dampak sosial ekonomi dan lingkungan dimana dampak yang terjadi dapat secara langsung (dampak primer) maupun dampak secara tidak langsung (dampak skuder) yang dapat mempengaruhi masyarakat. Dampak sosial ekonomi dan lingkungan penambangan batubara ilegal yang terdapat diDesa Tanjung Lalang yaitu dampak primer atau secara langsung sebagai berikut :



perubahan polapikir dan jenis pekerjaan,terganggunya ruas jalan raya,



peningkatan pendapatan penambang dan masayarakat sekitar yang ikut dalam proses penambangan batubara,.Sedangkan dampak yang tidak langsung atau dampak skunder sebagai berikut : Konflik sosial, peningkatan status sosial , Menurunya tingkat kesehatan, Kerusakan Lingkungan. Dampak sosial dari penambangan batubara ilegal yaitu, terjadinya konflik sosial antara penambang batubara dan masyarakat yang setuju dan tidak setuju dengan adanya penambangan batubara didesa mereka. Konflik yang terjadi antar penambang dan masyarakat didasarkan oleh ketidak sukaan masyarakat akan dampak yang ditimbulkan dengan adanya penambang batubara ilegal didesanya seperti pencemaran udara akibat mobil yang mengangkut batubara yang berlalau lalang serta rawan akan kecelakaan. Dampak sosial lainya yaitu perubahan jenis pekerjaan dan pola pikir masyarakat dimana perubahan jenis pekerjaan dan polapikir masyarakat didasarkan oleh kesadaran masyarakat dengan kekayaan sumber daya alam dan



64



pemikiran



rasional



didalam



pemenuhan



ekonomi



didalam



mencari



uang,



terganggunya ruas jalan umum yang dapat memicu terjadinya konflik sosial. Dampak ekonomi dari penambangan ilegal yaitu secara langsung berdampak semakin meningkatnya penghasilan dan kesejahteraan masyarakat yang secara tidak langsung mendorong dan dapat meningkatkan status sosial didalam masyarakat. Peningkatan ekonomi pada penambang batubara dapat dilihat, dimana mereka bisa memenuhi kebutuhan ekonomi dan dapat membeli barang – barang yang di angap mewah. Dampak Lingkungan akibat dari penambangan batubara semakin rusaknya ekosistem dan lingkungan terutama , rusaknya tanah dan kandungan air dalam tanah akibat lubang – lubang galian yang lebar dan dalam, yang dapat juga menimbulkan terjadinya tanah longsor. IV. Saran Berkaitan dengan kesimpulan diatas ,maka saran yang ditujukan bagi instansi pemerintah setempat hendaknya pemerintah setempat memberikan sosialisasi tentang dampak yang akan ditimbulkan dari penambangan batubara ,serta



pemerintah



setempat melakukan sosialisasi bagaimana memperkecil dampak yang akan ditimbulkan dari penambangan batubara tersebut. Bagi para penambang saya menyarankan didalam melakukan penambangan batubara harus memperhatikan lingkungan serta dampak yang akan terjadi pasca penambangan serta melakukan penutupan lubang – lubang bekas galian dengan tanah,serta dalam melakukan penambang ,penambang hendaklah memperhatikan keselamatan dirinya dan jangan hanya mengejar hasilyang banyak dimana mengabaikan aspek keselamatan.



65



DAFTAR PUSTAKA Sumber Referensi Buku :m a.e.a. Batubara.1985.Ekonomi dan manajemen pertambangan alluvial serta peranannya dalam peranan lingkungan. Jakarta Bugin, Burhan. 2003. Metode Penelitian Kualitatif : PT Raja Grefindo Persada. Cohen, L .1995.Quality Funcatin Depeloyment:How to make QFD for you.Addison Wesly. Dwi Susilo, Rachmad K. 2009. Sosiologi Lingkungan. Jakarta: Rajawali Pers Lofland, Jhon dan Lofland, Lyn H. 1984 . A Guide to Qualitative Observation and Analisis. Wadsworth pob. Meleong,J lexy. 2005.Metode Penelitian Kualitatif. Bandung. Remaja Karya. Murto,Sudarmo Ali.1995.Dampak Ekonomi Terhadap Kehidupan Masyarakat Tanggerang.Yogyakarta:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Nawawi. 1991. Metode penelitian pendidikan.Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada. Paul Johson, Doyle. 1986. Teori Sosiologi Klasik dan Modern. (DI indonesiakan oleh Robert M.Z. Lawang). Jakarta: PT. Gramedia.. Ravo, Bernand. 2007. Teori Sosiologi Modern. Jakarta:Prestasi Pustaka. Ritzar, George. 1992 .Sosiologi Ilmu Pengetahian Berparadigma Ganda. Jakarta . Rajawali. .



66



Ritzer, Georgre dan Goodman, Douglas. 2007. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Kencana. Sitorus, MTF. 1948. Penelitian kualitatif suatu perkenalan. Bogor : Dokis. Soekanto Soerjono. 1987. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT . Raja Grafindo Persada. Suharsimi, Arikunto. 1997.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta Sukandadarrumidi.2006.Batubara dan pemanfaatannya: Pengantar teknologi batubara menuju lingkungan bersih. Yogyakarta Sony Keraf.A.2006.Etika Lingkungan.Jakarta:Kompas. widjojo.S.2000. Mengelola Konflik.Jakarta : SMK Grafika Desa Putra. Sumber Referensi Internet : http://www.tribunnews.com/2010/09/15/tambang-rakyat-di-muaraenim-dilegalkan Diakses pada januari 2012 http://azam029.blogspot.com/2012/06/geografi-lingkungan-dan-sumber-daya.html Diakss pada tanggal 12 juni 2012 http://batubara-sumsel.blogspot.com/p/industri-batubara-sumsel.html.Diakses tanggal 22 juni 2012 http://www.analisadaily.com.di akses pada tanggal 28 juni 2012 Referensi Skripsi dan Jurnal:



67



pada



Lnce, Raden.2010.Kajian dampak penambangan batubara terhadap pengembangan social dan ekonomi dan lingkuangan di kutai karta Negara:Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Patah.1992. (jurnal di publikasikan) Nurrasyah.2011.Persepsi Sosial Masyarakat Desa Gunung Agung Kecamatan Merapi Barat Kabupaten Lahat Terhadap Keberadaan PT. Batubara Lahat:Universitas Sriwijaya. (Skripsi tidak di publikasikan) Sarah, Agustina.2011. Bioremedes Sebagail Alternatif Penanganan Pencemaran Akibat Tambang Batubara:Universitas Negeri Medan. (jurnal di publikasikan)



68



DOKUMENTASI



Gambar ini adalah gambar ini adalah gambar tempat penumpukan atau tempat pengepulan batubara. Batubara yang terdapat ditempat ini berasal dari berbagai tempat penambangan batubara yang tersebar di Desa Tanjung Lalang.



69



Gambar ini merupakan gambar penambang batubara yang dibantu oleh masyarakat yang berpropesi sebagai ojek batubara sedang menaikan batubara kespeda motor untuk diangkut ketempat pengepulan batubara.



Gambar ini merupakan proses pengengkutan batubara dari dalam tambang menggunakan katrol sederhana dan ember ukuran besar. Setelah diangkat batubara dimasukkan kedalam karung.



70



Gambar ini merupakan tempat peletakan sementara karung-karung batubara yang diangkut dari tempat penambangan batubara.



Gamabar ini merupakan gambar tempat penambangan batubara ,dimana bisa dilihat penambang batubra menggali dengan kedalaman 30-50 meter .Dalam melakukan penambangan batubara ini penambang sangat rentan akan tertimbun tanah dikarnakan tidak adanya alat pengaman khusus yang melindungi penambang batubara ilegal



71



Gambar ini merupakan gambar ojek batubara mengakut hasil penambangan dimana medan yang dilalui sangatlah terjal.



72