Dasar-Dasar Ilmiah Seni Pembelajaran [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Belajar dan Pembelajaran Dasar-Dasar Ilmiah Seni Pembelajaran



Disusun Oleh : Ocdhitya Gloriadi 193020210011



JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS FKIP UNIVERSITAS PALANGKARAYA PALANGKARAYA 2020/2021



Daftar Isi Daftar Isi..........................................................................................................................................2 Kata Pengantar.................................................................................................................................3 BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................................................4 BAB 2 PEMBAHASAN..................................................................................................................5 1. Peran Guru Dalam Periode Awal................................................................................................5 2. Peran Guru Pada Abad 20...........................................................................................................6 3. Tantangan Guru Pada Abad 21...................................................................................................8 4. Pembelajaran Pada Era Industri 4.0............................................................................................9 BAB 3 PENUTUP.........................................................................................................................11 Daftar Pustaka................................................................................................................................12



Kata Pengantar Puji Syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas segala karunia yang diberikan shingga kami dapat menyusun makalah ini dengan sebaik-sebaiknya. Makalah yang berjudul “Dasar-Dasar Ilmiah Seni Pembelajaran” Makalah ini berisi tentang peran guru pada periode awal, pada abad 20, tantangan guru pada abad 21 serta pembelajaran pada era industri 4.0. Dalam penyusunannya melibatkan berbagai pihak, baik dari dalam sekolah maupun luar sekolah. Oleh sebab itu saya mengucapkan banyak terima kasih atas segala kontribusinya dalam membantu penyusunan makalah ini. Meski telah disusun secara maksimal, namun penulis sebagai manusia biasa menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian. Besar harapan saya makalah ini dapat menjadi sarana membantu masyarakat dalam memahami system pendidikan nasional yang berada di negeri Indonesia ini Demikian apa yang bisa saya sampaikan, semoga pembaca dapat mengambil manfaat dari karya ini.



Palangka Raya, 29 April 2020



BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang meliputi guru dan siswa yang saling bertukar informasi. Menurut Wikipedia, pengertian pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pengertian pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Guru berperan sangat penting dalam proses pembelajaran ini, guru adalah sosok yang pastiya sering kita temui dimana-mana, di lingkungan tempat tinggal, anggota keluarga dan tentunya disekolahsekolah. Dalam undang-undang nomor 14 tahun 2005 pasal 1 dijabarkan tentang guru dan dosen, “guru dan dosen adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”. Seorang guru memiliki peran yang sangat penting di dalam kelas yakni mendidik , mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi pembelajaran seperti yang telah dijelaskan dalan Undang-undang diatas. Guru berperan menyampaikan ilmu-ilmu yang dimiliki kepada muridnya. Guru merupakan sumber belajar muridnya. Dari gurulah, murid diajarkan membaca, menulis dan berhitung. Dan dimakalah ini akan dibahas peran-peran guru serta tantangan yang akan dihadapi guru dalam mengolah peserta didik.



B. Rumusan Masalah Persfektif Sejarah Pembelajaran A. Apa peran guru dalam periode awal ? B. Apa peran guru pada abad 20 ? C. Apa saja tantangan guru pada abad 21 ? D. Pembelajaran apa yang dilakukan pada era industri 4.0 ?



C. Tujuan Penulisan A. Menjelaskan peran guru pada periode awal B. Menjelaskan peran guru pada abad 20 C. Menerangkan tantangan-tantangan guru pada abad 21 D. Menjelaskan pemebelajaran apa saja dilakukan pada era industri 4.0



BAB II Pembahasan A. Perspektif Sejarah Pembelajaran 1. Peran Guru Pada Periode Awal Guru dalam artian formal, pada masa Pemerintahan Hindia Belanda dihasilkan dari sekolah yang bernama Kweekschool (pendidikan keguruan). Pendidikan keguruan ini mulai diatur pada tahun 1871 setelah keluarnya peraturan pemerintah yang menyatakan bahwa pengadaan Sekolah Dasar Bumiputera harus didahului oleh pengadaan tenaga gurunya.Selanjutnya pendidikan keguruan berkembang hingga ke perguruan tinggi pada saat ini. Berdasarkan sejarah guru, pekerjaan ini adalah pekerjaan yang paling tua. Pekerjaan sebagai guru sudah ada sejak manusia mampu berpikir dan mengenal ilmu pengetahuan. Sepanjang sejarah kehidupan, guru selalu berada di tengah masyarakatnya. Guru mengajarkan banyak ilmu pengetahuan untuk membuat manusia menjadi mudah dalam menjalankan kehidupan atau terkadang guru mengajarkan kebenaran. Dalam sejarah Indonesia, pekerjaan guru ternyata berkembang sejalan dengan perkembangan zaman. Mengenai sistem pendidikan tinggi telah digambarkan pada keadan sekitar abad ke-4 sampai abad ke-8. Pada abad-abad terakhir menjelang jatuhnya kerajaan Hindu di Indonesia sistem pendidikan tidak lagi dijalankan secara besar-besaran seperti sebelumnya tetapi dilakukan oleh ulama guru kepada siswa dalam jumlah terbatas dalam pedepokan. Pada pedepokan tersebut kepada siswa selain diajarkan ilmu pengetahuan yang bersifat umum diajarkan pula ilmu-ilmu yag bersifat spritual religius. Selain itu mereka harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Dengan pendidikan tinggi dipegang oleh kaum ulama. Namun demikian pendidikan dan pengajaran tidak dilaksanakan secara formal sehingga seorang siswa yang belum merasa puas akan ajaran yang telah diperoleh, mungkin saja berusaha menjcari dan perpindah-pindah dari guru yang satu ke guru yang lainnya. Di dalam Hinduisme dikenal dengan sistem kast, meskipun di Indonesia pelaksanaannya tidak setajam di India. Kaum Brahmana yaitu kaum ulama mengajarkan ilmu-ilmu Theologis, sastra, bahsa, dan ilmu-ilmu kemasyarakatan. Ilmu-ilmu eksakta seperti ilmu perbintangan, ilmu pasti dan perhitungan waktu juga diajarkan. Begitu juga dengan seni bangunan, seni rupa, dan ilmu pengetahuan lainnya. Dalam perkembnagannya kemudian kebudayan Hindu mulai bercampur dengan kebudayaan-kebudayaan dan unsur-unsur Indonesia sehingga melahirkan ciriciri yang unik dan bercorak khas. Sampai jatuhnya kerajaan Hindu terakhirbdi Indonesia yaitu Majapahit pada akhir abd ke-15, ilmu pengetahuan berkembang terus, khsusnya dibidang sastra, bahsa, ilmu pemerintahan, tat-negara, dan hukum. Kerajaan-kerajaan Hindu seperti Kaling, Medang, Kediri, Singosari, dan Majapahit melahirkan empu-empu, pujangga yang meghasilkan karya-karya bermutu tinggi. Selain karya seni bangunan dan seni pahat dalam kerangka arsitektur yang menakjubkan, juga dihasilakn penjabaran ilmiah dalam bidang dogmatik, philosofi, sastra, dan bahasa.



Bagi pendidikan kejuruan dan keterampilan seperti pertanian, pelayaran, perdagangan, kontruksi bangunan, seni pahat, seni dan ilmu bela diri ( termasuk perang), dan sebagainya diselenggarakan secara turun-temurun melalui jalur kastanya masig-masing. Pendidikan tradisional terus berlajan walaupun banyak raja-raja di Indonesia yang ditaklukan oleh VOC. Pemerintah kolonial Belanda baru peduli dengan nasib pendidikan masyarakat bumiputera sesudah berlakukanya Politik Etika atau Politik Balas Budi. Hal itu juga dikarenakan kebutuhan Pemerintah Hindia-Belanda akan tenaga profesional. Pada masa Politik Etis, pendidikan dilaksanakan secara modern dan bergaya Eropa. Sekolah untuk guru dibentuk guna melahirkan guru yang bisa mengawal sistem pendidikan kolonial. Setelah adanya pergerakan nasional yang membangun sekolah bernafaskan nasionalisme Indonesia, sistem pendidikan kolonial ini mulai dilawan. Sesudah proklamasi kemerdekaan, guru-guru disatukan dalam Persatuan Guru Republik Indonesia. Sejarah guru inilah yang menjadikan guru saat ini semakin maju dan terus memperbaiki diri menjadi semakin berkualitas.



2. Peran Guru Pada Abad 20 2.A. Peran Guru Pada Masa Penjajahan Pada masa penjajahan guru tampil dan ikut mewarnai perjuangan bangsa indonesia. Semangat kebangsaan Indonesia tercermin dan terpatri dari guru pada masa penjajahan tersebut. Hal ini dapat kita lihat dari lahirnya organisasi perjuangan guru-guru pribumi pada zaman belanda pada tahun 1912 dengan nama persatuan guru hindia belanda. Organisasi ini merupakan dari guru bantu, guru desa, kepala sekolah, dan pemilik sekolah. Dengan semangat perjuangan dan kebangsaan yang menggelolara, para guru pribumi menuntut persamaan hak dan kedudukan dengan pihak belanda. Sebagai salah satu bukti dari perjuangan ini adalah kepala HIS yang sebelumya selalu dijabat oleh orang belanda, bergeser ke tangan orang Indonesia. Semangat perjuangan guru terus bergelora dan memuncak serta mengalami pergeseran cita-cita perjuangan yang lebih hakiki lagi, yaitu Indonesia merdeka. Pada tahun 1932 persatuan guru hindia belanda (PGHB) berubah menjadi persatuan guru Indonesia (PGI). Perubahan nama ini suatu langka berani penuh risiko, karena mengusung nama “Indonesia” di mana belanda tidak suka dengan kata tersebut yang dianggap mengorbangkan semangat nasionalisme yang tinggi serta dorongan untuk hidup merdeka menjadikan organisasi ini tetap eksis sampai pemerintahan kolonial belanda berakhir. Ketika pemerintahan kolonial jepang berkuasa, segala organisasi yang dianggap membahayakan keberadaan pemerintah kolonial jepang dilarang, termasuk persatuan guru Indonesia (PGI). Peraktis selama perintahan kolonial jepang PGI tidak dapat melakukan aktivitasnya dengan terbuka.



Dari penjelasan diatas dapat dikatsakan bahwa peran guru pada masa penjajahan sangat penting dan mempunyai nilai yang strategis dalam membangkitkan semangat kebangsaan Indonesia menuju cita-cita kemerdekaan. Dengan peran guru sebagai pengajar dan pendidik yang berhadapan langsung dengan para siswa, maka guru bisa secara langsung menanamkan jiwa nasionalisme dan menekankan arti penting sebuah kemerdekaan bagi bangsa Indonesia.



2.B. Peran Guru Pada Masa Kemerdekaan Proklamasi kemerdekaan 17 agustus 1945 menjadikan peran guru dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat lebih terbuka dan maksimal. Dengan semangat proklamasi para guru bersepakat menyelenggarakan kongres guru Indonesia yang berlangsung tanggal 24-25 november 1945 di Surakarta. Dalam kongres tersebut disepakati untuk menghilangkan segala perbedaan latar belakang yang ada pada guru, seperti perbedaan tamatan, lingkungan pekerjaan, daerah asal, politik, agama, dan suku. Mereka melembur dalam suasana ke-indonesia dan siap mengabdi demi kemajuan bangsa dan Negara Indonesia yang lebih baik dan sejahtera. Melalui kongrese ini didirikan persatuan guru ruplik Indonesia (PGRI) tempatnya tanggal 25 november 1945. PGRI lahir pada suasana revolusi di mana bangsa Indonesia masih menanggapi sekutu yang ingin mengambil ahli kembali Indonesia merdeka. Melalui siaran RRI Surakarta, para guru bersatu dan siap mengisi kemerdekaan dengan tiga tujuan: (1) mempertahankan dan menyempurnakan puplik Indonesia; (2) mempertinggi tingkat pendidikan pengajaran sesuai dengan dasar-dasar kerakyatan; (3) membelah hak dan nasib buruh umumnya, danguru khususmya. Dari tiga tujuan di atas, dapat disimpulkan bahwa PGRI sangat serius terhadap masalah nasib bangsa kedepan menuju Indonesia merdeka yang sejahtera, adil, dan makmur. Dengan kongres guru Indonesia, maka semua guru di Indonesia melebur dan menyatu dalam suatu wadah atau persatuan guru repuplik Indonesia (PGRI). Kini tidak ada lagi sekatsekat guru karena perbedaan latar belakang guru. Melalui organisasi PGRI, siap berjuang untuk menggangkat harkat dan martabat guru, sekaligu harkat dan martabat bangsa indonesia. PGRI sebagai organisasi perjuangan, organisasi profesi, dan organisasi ketenagakerjaan terus mengalami dinamika, baik yang disebabkan faktor eksternal, faktor internal terus muncul seiring dengan tuntutan perbaikan nasip guru yang diakui masih sangat rendah. Bahwa guru sering diindentikkan dengan umar bakri yang oleh penyanyi iwan fals digambarkan sebagai sosok guru yang serba minim kehidupannya dengan sepeda kumbangnya. Sementara itu, faktor eksternal, terutama dinamika social politik nasional juga ikut mewarnai perjalanan organisasi PGRI. Kadang pengaruh itu positif, tetapi tidak jarang kadang negative yang menyeret organisasi PGRI ke hal-hal kurang menguntungkan. Perjuangan PGRI sebagai wadah para guru semakin eksis dengan ditetapkannya kelahiran PGRI tanggal 25 November 1945 sebagai hari guru nasional yang diperingati setiap tahun melalui keputusan presiden nomor 78 tahun 1994. Melalui keputusan presiden ini PGRI semakin terbuka lebar untuk berkiprah dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan



bernegara. Namun, siring dengan terbukanya kiprah Ini, PGRI pernah terseret ke dalam kepentingan penguasa melalui kedekatannya dengan partai politik tertentu. Dan sebagai ”hadiah” politik PGRI mendapat jatah kursi di MPR melalui utusan golongan.



3. Tantangan Guru Pada Abad 21 Menurut Susanto (2010), terdapat 7 tantangan guru di abad 21, yaitu: (1). Teaching in multicultural society, mengajar di masyarakat yang memiliki beragam budaya dengan kompetensi multi bahasa. (2). Teaching for the construction of meaning, mengajar untuk mengkonstruksi makna (konsep) (3). Teaching for active learning, mengajar untuk pembelajaran aktif (4). Teaching and technology, mengajar dan teknologi (5). Teaching with new view about abilities, mengajar dengan pandangan baru mengenai kemampuan (6). Teaching and choice, mengajar dan pilihan (7). Teaching and accountability, mengajar dan akuntabilitas. Lebih lanjut, Yahya (2010) menambahkan tantangan guru di Abad 21 yaitu: (1). Pendidikan yang berfokus pada character building (2). Pendidikan yang peduli perubahan iklim (3). Enterprenual mindset (4). Membangun learning community (5). Kekuatan bersaing bukan lagi kepandaian tetapi kreativitas dan kecerdasan bertindak (hard skills- soft skills) Menurut Makagiansar (1996) memasuki abad 21 pendidikan akan mengalami pergeseran perubahan paradigma yang meliputi pergeseran paradigma: (1) dari belajar terminal ke belajar sepanjang hayat, (2) dari belajar berfokus penguasaan pengetahuan ke belajar holistik, (3) dari citra hubungan guru-murid yang bersifat konfrontatif ke citra hubungan kemitraan, (4) dari pengajar yang menekankan pengetahuan skolastik (akademik) ke penekanan keseimbangan fokus pendidikan nilai, (5) dari kampanye melawan buta aksara ke kampanye melawan buat teknologi, budaya, dan komputer, (6) dari penampilan guru yang terisolasi ke penampilan dalam tim kerja, (7) dari konsentrasi eksklusif pada kompetisi ke orientasi kerja sama. Dengan memperhatikan pendapat ahli tersebut nampak bahwa pendidikan dihadapkan pada tantangan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dalam menghadapi berbagai tantangan dan tuntutan yang bersifat kompetitif.



Menghadapi tantangan demikian, diperlukan guru yang benar-benar profesional. Tilaar (1998) memberikan empat ciri utama agar seorang guru terkelompok ke dalam guru yang profesional. Masing-masing adalah: 1.



Memiliki kepribadian yang matang dan berkembang;



2.



Memiliki keterampilan untuk membangkitkan minat peserta didik;



3.



Memiliki penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kuat; dan



4.



Sikap profesionalnya berkembang secara berkesinambungan.



Selain itu, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pada pasal 10 ayat (1) menyatakan “Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi”. Secara langsung Undang-Undang juga telah mengamanatkan bahwa guru harus memiliki kompetensi untuk menghadapi tantangannya. Dengan memerhatikan pernyataan para ahli di atas, tantangan utama guru pada abad 21 tidak lebih pada mengatasi dampak teknologi dan globalisasi yang sangat pesat. Dampak dari perkembangan teknologi tidak hanya berimbas pada ilmu pengetahuan saja, namun lebih jauh teknologi juga memengaruhi sosial budaya seseorang. Perubahan ini juga memberikan dampak yang begitu besar terhadap transformasi nilai-nilai yang ada di masyarakat. Khususnya masyarakat dengan budaya dan adat ketimuran seperti Indonesia. Saat ini, di Indonesia dapat kita saksikan begitu besar pengaruh kemajuan teknologi terhadap nilai-nilai kebudayaan yang di anut masyarakat, baik masyarakat perkotaan maupun pedesaan (modernisasi).



4. Pembelajaran Di Era Industri 4.0 Era digital sebagai nama lain dari perkembangan Revolusi Industri 4.0 menjadi pendorong kemajuan teknologi, termasuk kemajuan dibidang pendidikan. Kemajuan tersebut semakin memudahkan siswa dalam memenuhi kebutuhan pengetahuannya dengan mencari, mengevaluasi, mengatur, dan mengkomunikasikan informasi yang diperoleh untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi (Sujana & Rachmatin, 2019). Keberadaan teknologi yang semakin canggih pula memudahkan berlangsungnya proses pembelajaran. Keberadaan teknologi menjadikan pendidikan bergeser dari model konvensional yang mengharuskan guru melakukan tatap muka dengan siswa menjadi pembelajaran yang lebih fleksibel (Budiman, 2017). Guru dapat menggunakan media pembelajaran secara online dalam menyampaikan pembelajaran maupun memberi tugas kepada siswa (Anggraeni, 2018). Selain itu, guru juga dapat memanfaatkan kecanggihan teknologi dengan melakukan pembelajaran daring atau yang terkenal dengan sebutan e-learning. Sistem tersebut merupakan model pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (Hanum, 2013). Di Indonesia terdapat beberapa aplikasi atau situs yang mendukung pembelajaran berbasis elearning. Situs atau aplikasi tersebut diantaranya Ruang Guru, Edmodo, Zenius.net, dan lain sebagainya. Fasilitas



yang ditawarkan dalam pendidikan era Revolusi Industri 4.0 lebih fleksibel dan efisien dengan adanya video berisi penjelasan tentang materi yang diajarkan, latihan soal, dan tryout online, serta guru berkualitas yang selalu standby jika dibutuhkan. Semua proses pembelajaran yang berbasis internet itu menjadikan belajar mengajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Kemajuan teknologi ini diharapkan dapat memenuhi tuntutan abad ke 21, dimana pendidikan harus mampu mengembangkan kemampuan dan keterampilan siswa untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari (Dinni, 2018). Tuntutan tersebut secara tidak langsung juga mengharuskan guru untuk terus meng-upgrade kemampuannya agar mampu menghasilkan siswa yang berdaya saing dan mampu berpikir tingkat tinggi. Guru dapat menerapkan pembelajaran yang berbasis pada HOTS (High Order Thinking Skills) untuk memenuhi tuntutan tersebut. Pembelajaran berbasis pada HOTS memungkinkan siswa untuk menerapkan pengetahuan dan kemampuannya dalam membuat penalaran secara kritis (Hidayati, 2017). Untuk menghadapi perubahan Revolusi Industri 4.0, pendidikan juga merupakan salah satu hal penting yang dituntut untuk mengalami perubahan. Dalam perihal pendidikan, jenjang pendidikan dasar dan menengah lebih digencarkan untuk mengalami perubahan yang signifikan guna menghadapi Revolusi Industri 4.0 ini. Pembelajaran Pendidikan dalam Revolusi Industri 4.0, memiliki definisi pendidikan yang memiliki ciri-ciri menggunakan pemanfaatan teknologi digital dalam proses pembelajarannya atau yang lebih dikenal dengan sistem cyber. Sistem ini mampu membuat proses belajar mengajar tidak terbatas ruang dan waktu karena dibantu oleh teknologi. Berikut ini beberapa hal tentang metode pembelajaran pendidikan malam menghadapi Revolusi Industri 4.0 Berikut beberapa upaya dapat dilakukan untuk menghadapi era industri 4.0 : •



Perbaikan SDM







Peran Pemerintah Dalam Mengubah Metode Pembelajaran Pendidikan







Mengusung Pendidikan 4.0







Teknologi Dan Komunikasi Untuk Pembelajaran







Dukungan Kecerdasan Buatan



BAB III Penutup 1. Kesimpulan Perubahan-perubahan sejalan dengan revolusi industry sangatlah cepat. Saat ini berada pada revolusi generasi keempat yang mengedepankan perubahan robotisasi. Tugas manusia sudah banyak yang digantikan dengan robot. Keadaan tersebut menimbulkan beberapa tantangan terutama dibidang pendidikan yang menjadi dasar dari setiap pemikiran. Guru dalam menghadapi tantangan tersebut juga harus memiliki kompetensi yang mumpuni, karena dalam hal ini guru mempunyai peran yang sangat strategis dalam perkembangan pergerakan nasional. Berbeda dengan sistem pendidikan zaman dahulu yang hanya berfokus untuk melahirkan pekerja terdidik dengan gaji rendah. Pendidikan zaman sekarang lebih berfokus dalam melahirkan generasi yang mampu menciptakan perubahan, bukan generasi yang menunggu perubahan.



2. Saran Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca.



Daftar Pustaka http://jurnal.umt.ac.id/index.php/cpu/article/view/1674/1068 https://radarkudus.jawapos.com/read/2019/08/06/149655/pembelajaran-di-era-industri-40 https://www.goodnewsfromindonesia.id/2019/12/10/revolusi-digital-indonesia https://www.researchgate.net/publication/337077769_Pendidikan_di_Era_Revolusi_Industri_40 https://spiritnews.co.id/2018/10/22/peranan-guru-dalam-pembelajaran-memanfaatkan-teknologi-digital/ https://guruataya2018.blogspot.com/2019/05/tantangan-guru-abad-21.html http://trafficpendidikan.blogspot.com/2015/11/guru-masa-kini-vs-guru-prasejarah.html https://mediaindonesia.com/read/detail/204636-melihat-dunia-pendidikan-dari-masa-ke-masa http://johansetiawan767.blogspot.com/2018/03/perkembangan-pendidikan-pada-masa.html https://kumparan.com/hijab-lifestyle/pendidikan-pada-masa-awal-kemerdekaan-indonesia1537451754387107362 http://museumpendidikannasional.upi.edu/index.php/pra-aksara https://www.literasipublik.com/guru-pada-masa-pemerintahan-hindia-belanda https://www.academia.edu/9395639/SEJARAH_PENDIDIKAN_GURU_DI_INDONESIA_MASA_PEN DUDUKAN_JEPANG http://anhyxaniz.blogspot.com/2011/11/peran-guru-dari-masa-ke-masa.html http://berita.upi.edu/17947/