9 0 216 KB
DASAR TEORI CLOTTING TIME A. Hemostasis Hemostasis adalah kemampuan alami untuk menghentikan perdarahan pada lokasi luka oleh spasme pembuluh darah, adhesi trombosit dan keterlibatan aktif faktor koagulasi, adanya koordinasi dari endotel pembuluh darah, agregasi trombosit dan aktivasi jalur koagulasi. Fungsi utama mekanisme koagulasi adalah menjaga keenceran darah (blood fluidity) sehingga darah dapat mengalir dalam sirkulasi dengan baik, serta membentuk thrombus sementara atau hemostatic thrombus pada dinding pembuluh darah yang mengalami kerusakan (vascular injury). Bilamana terdapat luka pada pembuluh darah, segara akan terjadi vasokonstriksi pembuluh darah sehingga aliran darah ke pembuluh darah yang terluka berkurang. Kemudian trombosit akan berkumpul dan melekat pada bagian pembuluh darah yang terluka untuk membentuk sumbat trombosit. Faktor pembekuan darah yang diaktifkan akan membentuk benang-benang fibrin yang akan membuat sumbat trombosit menjadi non permeabel sehingga perdarahan dapat dihentikan.
Gambar I : Faal Hemostasis
Pemeriksaan faal hemostatis sangat penting dalam mendiagnosis diatesis hemoragik. Pemeriksaan ini terdiri atas: 1. Tes penyaring
Percobaan pembendungan
Masa perdarahan
Masa pembekuan
Hitung trombosit
Masa protombin plasma (Prothrombin Time, PT)
Masa tromboplastin partial teraktivasi (Activated partial thromboplastin time, APTT)
Masa trombin (Thrombin time, TT)
2. Tes khusus
Tes faal trombosit
Tes Ristocetin
Pengukuran faktor spesifik (faktor pembekuan)
Pengukuran alpha-2 antiplasmin
B. CLOTTING TIME Clotting time adalah waktu yg dibituhkan bagi darah untuk membekukan dirinya secara in vitro dengan menggunakan suatu standart yg dinamakan Clotting Time. Clot adalah suatu lapisan seperti liln/jelly yg ada di darah yg menyebabkan berhentinya suatu pendarahan pada luka yang dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik. Clotting Time adalah waktu yang di perlukan darah untuk membeku atau waktu yang di perlukan saat pengambilan darah sampai saat terjadinya pembekuan. Hal ini menunjukkan seberapa baik platelet berinteraksi dengan dinding pembuluh darah untuk membentuk pembekuan darah. Trombin waktu membandingkan tingkat pasien pembentukan gumpalan dengan sampel dari normal plasma dikumpulkan. Trombin yang ditambahkan pada sampel plasma. Jika plasma tidak segera membeku, itu berarti kekurangan (fibrinogen kuantitatif) atau cacat kualitatif (fibrinogen disfungsional). Jika seorang pasien yang menerima heparin( substansi yang berasal dari bisa ular reptilas)e disebut digunakan bukan trombin. Reptilase memiliki tindakan yang mirip dengan trombin tetapi tidak seperti trombin tidak dihambat oleh heparin. Trombin waktu dapat diperpanjang oleh: heparin, produk degradasi fibrin, antikoagulan lupus. Dalam bidang tes koagulasi, Clotting time adalah salah satu yang paling prosedural sederhana. Setelah membebaskan plasma dari seluruh darah dengan sentrifugasi, Trombin yang ditambahkan pada sampel plasma. bekuan ini terbentuk dan terdeteksi optikal atau mekanis dengan alat koagulasi. Waktu antara penambahan trombin dan pembentukan gumpalan dicatat sebagai Clotting time.
Prinsip pemeriksaan clotting time adalah waktu pembekuan diukur sejak darah keluar dari epmbuluh sampai terjadi suatu bekuan dalm kondisi yg spesifik. Sampel yang digunakan dalam pemeriksaan ini adalah sampel darah segar. Nilai normal penetapan masa pembekuan (Clotting Time/CT) 6-14 menit Tes masa masa pembekuan menurut Lee - White merupakan tes yang paling tua dan kurang ketelitiannya . Tes ini mengukur waktu yang diperlukan oleh darah lengkap untuk membeku di dalam tabung. Metode Lee - White menggunakan 4 tabung masing - masing terisi 1 ml darah lengkap, diinkubasi dalam suhu 370C. Tabung perlahan - lahan dimiringkan setiap 30 detik supaya darah bersentuhan dengan dinding tabung sekaligus melihat sudah terjadinya pembekuan. Darah normal membeku 4 - 10 menit dalam suhu 370C. Uji ini menentukan lamanya waktu yang dibutuhkan darah untuk membeku. Hasilnya menjadi ukuran aktivitas faktor-faktor koagulasi, terutama faktor-faktor yang membentuk tromboplastin dan faktor-faktor yang berasal dari trombosit, juga kadar fibrinogen. Defisiensi faktor pembekuan dari ringan sampai sedang belum dapat dideteksi dengan metode ini, baru dapat mendeteksi defisiensi faktor pembekuan yang berat. Penurunan masa pembekuan terjadi pada penyakit infark miokard (serangan jantung), emboli pulmonal (penyakit paru-paru), penggunaan pil KB, vitamin K, digitalis (obat jantung), diuretik (obat yang berfungsi mengeluarkan air, misal jika ada pembengkakan). Clotting time memanjang bila terdapat defisiensi berat faktor pembekuan pada jalur intrinsik dan jalur bersama, misalnya pada hemofilia (defisiensi F VIIc dan F Ixc), terapi antikoagulan sistemik (Heparin). Perpanjangan masa pembekuan juga terjadi pada penderita penyakit hati, kekurangan faktor pembekuan darah, leukemia, gagal jantung kongestif.
Daftar Pustaka Anonim.
2012.
Homeostasis.
Online.
http://laboratorium-analisys-
rafsan.blogspot.com/2012/07/homeostatis.html. diakses 16 september 2014 cahya aulia , 2013, LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA BLEEDING,
CLOTTING
DAN
FIBRIN
TIME
http://cahyaaulia.blogspot.com/2013/12/laporan-anfisman-bleeding-clotting-dan.html September 2013)
(16
Yazhid, . 2013,
Pemeriksaan Masa Pembekuan Darah ( CLOTTING TIME )
,http://yazhid28bashar.blogspot.com/2013/04/pemeriksaan -masa-pembekuandarah.html . (16 September 2013)