Dasar Teori Tablet Asam Mefenamat [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Tujuan 1.      Mahasiswa mampu membuat sediaan tablet asam mefenamat dengan metode granulasi kering. 2.      Mahasiswa dapat meakukan in process control 3.      Mahasiswa dapat mengevaluasi mutu tablet 4.      Mahasiswa dapat mengatasi permasalahan  yang ada selama proses manufakturing. Dasar Teori 1.



Tablet Tablet adalah sediaan padat, dibuat sceara kempa cetak berbentuk rata atau cembung



rangkap, umumnya bular, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pembasah. Tablet digunakan baik untuk tujuan pengobatan lokal atau sistemik. Untuk pembuatan tablet diperlukan zat tambahan berupa (Anief, 2007): Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang sesuai, (Ansel hal. 244) Sedangkan menurut Farmakope IV (1995), tablet adalah sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi . Hal – hal berikut merupakan keunngulan utama tablet : a. Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh dan menawarkan kemampuan terbaik dari semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta variabilitas kandungan yang paling rendah. b. Tablet merupakan bentuk sediaan yang ongkos pembuatannya paling rendah. c. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling ringan dan paling kompak. d. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling ringan dan paling kompak e. Pemberian tanda pengenal produk pada tablet paling mudah dan murah ; tidak memerlukan langkah pekerjaan tambahan bila menggunakan permukaan pencetak yang bermonogram atau berhiasan timbul. f. Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal di tenggorokan, terutama bila bersalut yang memungkinkan pecah/hancurnya tablet tidak segera terjadi.



g. Tablet bisa dijadikan produk dengan profil pelepasan khusus, seperti pelepasan di usus atau produk lepas lambat h. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling mudah untuk produksi besar – besaran. i. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki sifat pencampuran kimia, mekanik dan stabilitas mikrobiologi yang paling baik (Lachman, hlm 645) Selain keunggulan di atas, tablet juga mempunyai kerugian sebagai berikut : a. Beberapa obat tidak dapat dikempa menjadi padat dan kompak, tergantung pada keadaan amorfnya, flokulasi, atau rendahnya berat jenis. b. Obat sukar dibasahkan, lambat melarut, dosisnya cukupan tau tinggi, absorbsi optimumnya tinggi melalui saluran cerna atau setiap kombinasi dari sifat di atas, akan sukar atau tidak mungkin diformulasi dan dipabrikasi dalam bentuk tablet yang masih menghasilkan bioavalabilitas obat cukup. c. Obat yang rasanya pahit, obat dengan bau yang tidak dapat dihilangkan, atau obat yang peka terhadap oksigen atau kelembapan udara perlu pengapsulan atau penyelubungan dulu sebelum dikempa (bila mungkin) atau memerlukan penyalutan terlebih dahulu. (Lachman, 647-648) Komponen formulasi tablet terdiri dari bahan berkhasiat (API) dan bahan pembantu (eksipien). Bahan tambahan (eksipien) yang digunakan dalam mendesain formulasi tablet dapat dikelompokan berdasarkan fungsionalitas eksipien sebagai berikut : a.



Pengisi/pengencer (diluents) Walaupun pengisi pada umumnya dianggap bahan yang inert, secara signifikan dapat berpengaruh pada ketersediaan hayati, sifat fisika dan kimia dari tablet jadi (akhir)



b. Pengikat (binders dan adhesive) Pengikat atau perekat ditambahkan ke dalam formulasi tablet untuk meningkatkan sifat kohesi serbuk melalui pengikatan (yang diperlukan) dalam pembentukan granul yang pada pengempaan membentuk masa kohesif atau pemampatan sebagai suatu



tablet. Lokasi pengikat di dalam granul dapat mempengaruhi sifat granul yang dihasilkan. c. Penghancur (disintegrants) Tujuan penghacur adalah untuk memfasilitasi kehancuran tablet sesaat setelah ditelan pasien. Agen penghancur dapat ditambahkan sebelum dilakukan granulasi atau selama tahap lubrikasi/pelinciran sebelum dikempa atau pada kedua tahap proses. d. Pelincir (lubricant) Fungsi utama pelincir tablet adalah untuk mengurangi friksi yang meningkat pada antarmuka



tablet



dan



dinding



cetakan



logam



selama



pengempaan



dan



penolakan/pengeluaran tablet dari cetakan. Pelincir dapat pula menunjukan sifat sebagai antilengket (anti adherant) atau pelicin (glidan) Stickland mendeskripsikan: e. Antiadheran Antiadheran berguna dalam formulasi bahan yang menunjukan tendensi mudah tersusun/terkumpul. f. Pelicin (glidan) Glidan dapat meningkatkan mekanisme aliran granul dari hoper ke dalam lobang lumpang.



Glidan



dapat



meminimalkan



ketidakmerataan



yang



sering



ditemukan/ditunjukan formula kempa langsung. Glidan meminimalkan kecenderungan granul memisah akibat adanya vibrasi secara berlebihan. (Goeswin, hlm 288-291) Selain bahan tambahan (eksipien) yang disebutkan diatas biasanya ditambahkan pula agen pendapar, pemanis/flavor, agen pembasah, agen penyalutan, pembentuk matriks dan pewarnaan (zat warna). Tablet yang dibuat secara baik haruslah menunjukan kualitas sebagai berikut : a. Harus merupakan produk menarik (bagus dilihat) yang mempunyai identitasnya sendiri serta bebas dari serpihan, keretakan, pemucatan, kintaminasi, dan lain lain. b. Harus sanggup menahan guncangan mekanik selama produksi dan pengepakan. c. Stabil secara fisika, kimia. d. Mampu melepas zat berkhasiat sesuai dengan yang diharapkan. e. Bioavailibilitas (Lachman, 1986 halaman 647-648).



f. memenuhi keseragaman ukuran g. memenuhi keseragaman bobot h. memenuhi waktu hancur i. memenuhi keseragaman isi zat berkhasiat j. memenuhi waktu larut (dissolution test) (Anief, M., 2005). k. Tablet mengandung bahan obat sesuai dengan pernyataan dosis pada label dan dalam batas yang dizinkan (spesifikasi). l. Tablet harus cukup kuat untuk menghadapi tekanan selama proses manufaktur, transfortasi, dan penanganan hingga sampai kepada pasien yang akan menggunakan. m. Tablet harus menghantarkan dosi obat pada lokasi dan kecepatan yang dipersyaratkan. n. Ukuran, rasa, dan tampilan tidak menurunkan penerimaan pasien. (Goeswin, hlm 304) Tablet dibuat dengan jalan mengempa adonan yang mengandung satu atau beberapa obat dengan bahan pengisi pada mesin stempel yang disebut pencetak. Mesin pencetak tablet ada 2, yaitu pencetak tunggal atau single punch dan pencetak ganda berputar atau rotary press. Mesin pencetak tablet dirancang dengan komponen komponen dasar sebagai berikut: a. Hopper, yaitu untuk menahan atau tempat menyimpan dan memasukkan granul yang akan dicetak b. Die, yang menentukkan ukuran dan bentuk tablet c. Punch, untuk mencetak/mengempa granul yang ada di die d. Jalur cam, untuk mengatur gerakan pucnh e. Suatu mekanisme pengisian untuk menggerakan atau memindahkan granul dari hopper ke dalam die. (Lachman ,halaman 662) Metode pembuatan tablet dibagi menjadi metode granulasi dan kempa langsung dan granulasi. Granulasi merupakan proses peningkatan ukuran partikel dengan cara melekatkan partikel-partikel sehingga bergabung dan membentuk ukuran yang lebih besar . Metode granulasi ini terdiri dua metode yaitu metode granulasi basah dan metode granulasi kering.



2. Metode granulasi kering  Metode granulasi kering disebutjuga slugging, merupakan salah satu metode pembuatan tablet dengan cara mengempa campuran bahan kering (partikel zat aktif dan eksipien) menjadi massa padat yang selanjutnya dipecah lagi untuk menghasilkan partikel yang berukuran lebih besar (granul) dari serbuk semula. Prinsip dari metode ini adalah membuat granul secara mekanis, tanpa bantuan bahan pengikat dan pelarut, ikatannya didapat melalui gaya. Teknik ini yang cukup baik, digunakan untuk zat aktif yang memiliki dosis efektif yang terlalu tinggi untuk dikempa langsung atau zat aktif yang sensitif terhadap pemanasan dan kelembaban (Kloe, 2010). Pada proses inikomponen-komponen tablet dikompakkan dengan mesin cetak tablet lalu ditekan ke dalam die dan dikompakkan dengan punch sehingga diperoleh massa yang disebut slug, prosesnya disebut slugging, pada proses selanjutnya slug kemudian diayak dan diaduk untuk mendapatkan granul yang daya mengalirnya lebih baik dari campuran awal. Bila slug yang didapat belum memuaskan maka proses diatas dapat diulang (Kloe,2010). Granula adalah gumpalan-gumpalan dari partikel-partikel yang lebih kecil. Umumnya terbentuk tidak merata dan menjadi seperti partikel tunggal yang lebih besar. Ukuran biasanya berkisar antara ayakan no.4-12, walaupun demikian granula dari macam-macam ukuran lubang ayakan mungkin dapat dibuat bergantung pada tujuan pemakaiannya (Ansel, 1989). Pada proses ini komponen–komponen tablet dikompakan dengan mesin cetak tablet lalu ditekan ke dalam die dan dikompakan dengan punch sehingga diperoleh massa yang disebut slug, prosesnya disebut slugging, pada proses selanjutnya slug kemudian diayak dan diaduk untuk mendapatkan granul yang daya mengalirnya lebih baik dari campuran awal bila slug yang didapat belum memuaskan maka proses diatas dapat diulang. Dalam jumlah besar granulasi kering dapat juga dilakukan pada mesin khusus yang disebut roller compactor yang memiliki kemampuan memuat bahan sekitar 500 kg, roller compactor memakai dua penggiling yang putarannya saling berlawanan satu dengan yang lainnya, dan dengan bantuan tehnik hidrolik pada salah satu penggiling mesin ini mampu menghasilkan tekanan tertentu pada bahan serbuk yang mengalir dintara penggiling (Andayana, 2009). Metode ini digunakan dalam kondisi-kondisi sebagai berikut (Andayana, 2009): a.



Kandungan zat aktif dalam tablet tinggi



b.



Zat aktif susah mengalir



c.



Zat aktif sensitif terhadap panas dan lembab



Keuntungan cara granulasi kering adalah (Andayana, 2009): a.



Peralatan lebih sedikit karena tidak menggunakan larutan pengikat, mesin pengaduk berat dan pengeringan yang memakan waktu



b.



Baik untuk zat aktif yang sensitif terhadap panas dan lembab



c.



Mempercepat waktu hancur karena tidak terikat oleh pengikat



Kekurangan cara granulasi kering adalah (Andayana, 2009): a. Memerlukan mesin tablet khusus untuk membuat slug b. Tidak dapat mendistribusikan zat warna seragam c. Proses banyak menghasilkan debu sehingga memungkinkan terjadinya kontaminasi silang 3. Pemeriksaan kualitas granul Bahan obat sebelum ditablet, pada umumnya dicampur terlebih dahulu, bentuk serbuk yang seragam, menyebabkan keseragaman pada bentuk tablet. Persyaratan serbuk yang baik adalah bentuk dan warna teratur, memiliki daya alir yang baik (free flowing), menunjukkan kekompakan mekanis yang memuaskan, tidak terlampau kering, dan hancur baik di dalam air (Voigt, 1984). Beberapa uji yang biasa digunakan untuk mengetahui kualitas fisik serbuk antara lain(Lachman et al, 1994): a. Waktu alir serbuk



b. Sudut diam serbuk c. Pengetapan serbuk 4. Uji Fisik Tablet Pengujian ini perlu dilakukan untuk menjamin bahwa tablet akan tetap utuh (tidak pecah atau terkikis) baik selama proses pengemasan, maupun selama proses transportasi dari pabrik hingga ke tangan konsumen.Beberapa uji yang biasa digunakan untuk mengetahui kualitas fisik tablet antara lain (Sulaiman, 2007): a. Keseragaman ukuran tablet b. Kekerasan c. Kerapuhan (friability)



d. Keseragaman bobot e. Waktuhancur



Nama Sediaan Tablet Asam mefenamat Kekuatan Sediaan Asam mefenamat 500 mg/tablet Formula Fasa Dalam Asam mefenamat Primogel PVP Laktosa Fasa Luar Mg stearat Talk amprotab



92 % 500 mg 5% 5% q.s 8% 1% 2% 5%



Monografi 1. Zat aktif Struktur kimia COOH



NH



H3 C



Rumus molekul Nama Nama lain Nama kimia Berat molekul



C15H15NO2 Asam mefenamat Acidum mefenamicum AsamN-2,3-xiliantranilat[61-68-7] 241,29



CH3



Pemerian



Serbuk hablur, putih atau hamper putih, melebur pada suhu lebih



pKa Kelarutan



kurang 230o C disertai peruraian. 4,2 Larut dalam larutan alkali hidroksida;agak sukar larut dalam kloroform;sukar larut dalam etanol dan dalam methanol;prkatis tidak



Penyimpanan Khasiat Dosis



larut dalam air Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya Nyeri. Dismenore (gangguan nyeri saat haid). Anti-piretik (demam pada anak karena infeksi) a. Untuk nyeri : Dosis awal 500mg, dilanjutkan dengan dosis 250mg setiap 6 jam jika diperlukan. Penggunaan sebaiknya tidak lebih dari 1 minggu. b. Untuk Dismenore : Penggunaan saat terjadi haid, dan penggunaan sebaiknya tidak lebih dari 2-3 hari c. Dosis Lazim 5-10 Tahun: 100-800 mg >10 Tahun : 250 mg – 1 g Dewasa : 500 mg - 2 g



2. Eksipient a. PVP (Polivinil Pyrolidone) Struktur kimia



Rumus molekul Nama kimia Berat molekul Pemerian



(C6H9NO)n 1-Ethenyl-2-pyrrolidinone homopolymer [9003-39-8] 2500-3000000 Serbuk hakus berwarna putih hingga putih krem,tidak berbau atau



Kelarutan



hampir tidak berbau,serbuk higroskopis Sangat larut dalam asam,kloroform , etanol 95%,keton,metanol dan



Stabilitas



air,praktis tidak larut dalam eter hidrokarbon dan minyak mineral penurunan kelarutan povidone stabil untuk siklus pendek dari preparan Povidon mulai berwarna gelap sampai batas tertentu pada pemanasan 1500C ,dengan panas sekitar 1100C-1300C. Sterilisasi uap dari larutan berair tidak mengubah kandungan povidon,larutan berair yang peka,rentan terhadap pertumbuhn jamur



Inkompatibilitas Penyimpanan Kegunaan Daftar pustaka



dan akibatnya memerlukan penambahan bahan pengawet yang cocok Inkompatibel terhadap bahan organik dan anorganik Disimpan dalam wadah kedap udara ,sejuk dan tempat kering Pengikat (0,5%-5%) HOPE 6th edisi 2009 hal 581-582



b. Primogel Pemerian Kelarutan



Serbuk hablur putih, rasa khas agak asam, bau lemah Mudah larut dalam etanol 95% p dan praktis tidak larut dalam air dan metilen klorida



Stabilitas



Tablet dengan primogel memliki sifat penyimpanan yang   stabil terhadap kelembaban suhu dan higroskopis.



BJ



1,49 gr/cm3



Titik lebur



Tidak melebur tetapi terbakar pada suhu ±200°C



Inkompatibilitas Kegunaan Daftar pustaka c. Amylum



Dengan vitamin C (asam askorbat) : Penghancur HOPE 6th edisi 2009 hal 686 – 691



Struktur kimia



Rumus molekul Nama kimia Berat molekul Pemerian



[C16H10O5]n . dimana n= 300 – 1000 Starch [9005 – 25 -8] 300 – 1000 tergantung jenis amylum Amylum tidak berbau tidak berasa ,warna putih sampai putih tua



Kelarutan



,serbuk halus Praktis tidak larut dalam etanol 96%dan dalam air dingin.pati mengembang seketika dalam air sekitar 5 – 10 % pada 378C .pati



Stabilitas



menjadi larut dalam air panas pada suhu diatas suhu gelatinasi. Pati kering stabil jika dilindungi dari kelembaban tinggi.pati dianggap sebagai bahan kimia dan mikrobiologi pada kondisi penyimpanan dibawah normal .larutan amilum atau atau pasta amylum tidak stabil dan mudah dimetabolisme oleh microorganisme,karena itu untuk granulasi basah harus selalu dibuat baru. Pati harus disimpan dalam



Inkompatibilitas Penyimpanan Kegunaan Daftar pustaka d. Talkum



wadah kedap udara di tempat sejuk dan kering Pati tidak kompatibel dengan zat pengoksidasi kuat. Berwarna senyawa inklusi terbentuk dengan yodium Dalam tempat sejuk dan kering Desintegran 3 – 25 % HOPE 6th edisi 2009 hal 686 – 691



Struktur kimia Rumus molekul Nama kimia Berat molekul Pemerian



Mg6(S12O5)4(OH)4 Talk(14807-96-6) Sangat halus,warna putih sampai putih ke abu-an,tidak berbau ,berkilat



Kelarutan Stabilitas



mudah melekat pada kulit dan bebas dr butiran Tidak larut dalam hampir semua pelarut Talk merupakan bahan yang stabil,dapat di sterilisasi dengan pemanasan sampai 1600 C tidak kurang dari 1 jam .dapat juga



Inkompatibilitas Penyimpanan Kegunaan Daftar pustaka



disterilkan dengan gas etilen oxide atau gama radiasi Inkompatibilitas dengan kandungan ammonium kwartener Talk harus disimpan dalam wadah tertutup rapat dan tempat kering Glidan (1,0 % - 10 %) HOPE 6th edisi 2009 hal 728 – 731 FI ed IV hal 771



e. Lactosa Anhydrous Struktur molekul



Rumus molekul Nama kimia Berat molekul Pemerian



C12H22O11 O-β-D-galactopyranosyl-(1  4)-β-D-glucopyranose 342,30 Laktosa anhidrat adalah serbuk atau partikel kristal berwarna putih,



Suhu Lebur Kelarutan



rasa manis, tidak berbau. 2320C Larut dalam air, sedikit larut dalam ethanol 95% dan eter.



Density Stabilitas



1,589 g/cm3 Laktosa dapat



berubah



warna



menjadi



kecoklatan



dalam



penyimpanan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh panas, kondisi Inkompatibilitas



lembab yang kelembabannya hingga 80%. Laktosa anhidrat inkompatibel dengan oksidator kuat. Dapat mengalami reaksi maillard dengan amin primer dan sekunder bila



disimpan dalam kondisi kelembaban tinggi pada waktu tertentu. Penyimpanan Dalam wadah tertutup di tempat sejuk dan kering. Kegunaan Tablet filler atau diluent atau pengisi. Pustaka Handbook of Pharmaceutical Exipient Halaman 359 – 361 f. Magnesium Stearat Struktur kimia



Rumus molekul Nama kimia Berat molekul Pemerian Kelarutan



C36H70MgO4 Octadecanoic acid magnesium salt [557-04-0] 591,29 Serbuk halus berwarna putih,bau samar rasa khas Praktis tidak larut dalam etanol,etanol 95%,eter dan air ,sedikit larut



Stabilitas



dalm benzen hangat,dan etanol hangat 95% Magnesium stearat stabil dan dapat disimpan dalam wadah tertutup



Inkompatibilitas



rapat dan kering Inkompatibel dengan asam kuat,basa, garam besi.Hindari pencampuran dengan bahan yang teroksidasi kuat.Mg stearat tidak dapat digunakan dalam produk yang mengandung aspirin,beberapa vitamin dan garam



Penyimpanan



besi Disimpan dalam wadah tertutup rapat dan disimpan dalam tempat sejuk



Kegunaan Daftar pustaka



dan kering Lubricant,0,25 % - 5,0 % HOPE 6th edisi 2009 hal 404 – 405



Pustaka Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indoneia,. edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan.



Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995.



Farmakope Indonesia edisi IV,



Jakarta: Departemen Kesehatan. Ansel,Howard C. 2005. Pengantar bentuk sediaan farmasi edisi IV, Jakarta: Universitas Indonesia. Rowe, Raymond C, Paul J, Sheskey., & Marian E, Quinn. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients. 6th ed., London : Pharmaceutical Press. Lachman L, Lieberman HA, Kanig JL. Teori dan Praktek Farmasi Indrustri. Edisi Ketiga. Vol II. Diterjemahkan oleh Siti Suyatmi. Jakarta: UI Press; 1994. hal. 1355 Tjay. H.T dan Rahardja, Kirana. 2003, Obat-Obat Penting. Elex Media Komputindo. Jakarta. Agoes, Goeswin. 2012. Sediaan Farmasi Padat, Bandung : ITB Anief, M. 2007.Apa yang Perlu Diketahui Tentang Obat. Cetakan Kelima. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Andayana,



N.



2009.Teori



Sediaan



Tablet.Available



online



at



:



http:// pembuatan_tablet_nutwuri_andayana.html. [Diakses pada tanggal: 18 november 2016]. Kloe. 2010. Metodegranulasikering. Available



online



at



:



http://duniafarmasi.com/farmasetika/metode-granulasi-kering. [Diakses pada tanggal: 18 November 2016] Sulaiman, T. N. S.  2007. Teknologidan Formulasi Sediaan Tablet. Pustaka Laboratorium Teknologi Farmasi Fakultas Farmasi UGM. Yogyakarta. Voigt, R. 1984. Buku Ajar Teknologi Farmasi, Edisi V. Diterjemahkan oleh Soewandhi, S. N., Edisi 5. UGM Press. Yogyakarta.