Daya Antimikroba [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI UMUM PERCOBAAN VIII DAYA KERJA ANTIMIKROBA



OLEH : NAMA



: MUH. NALIS



NIM



: F1C1 09 027



KELOMPOK



: II (DUA)



ASISTEN



: SITI NUR JANNAH PAISAL



LABORATORIUM KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI 2012



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mikrobiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari kehidupan makhluk yang bersifat mikroskopik yang disebut mikroorganisme atau jasad renik, yaitu makhluk yang mempunyai ukuran sel sangat kecil seperti bakteri dimana setiap selnya hanya dapat dilihat dengan pertolongan mikroskop. Mikrobiologi merupakan suatu istilah luas yang berarti studi tentang organisme hidup yang terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan mata telanjang. Mikrobiologi mencakup studi tentang bakteri (bakteriologi), virus (virologi), khamir dan jamur (mikologi), protozoa (protozoologi), beberapa ganggang, dan beberapa bentuk kehidupan yang tidak sesuai untuk dimasukkan ke dalam kelompok tersebut di atas. Organisme yang berukuran mikro disebut mikroorganisme. Mikroorganime hidup di segala tempat (tanah, air, udara, makanan, pembuangan, dan pada permukaan tubuh). Keberadaan mereka yang ada di segala tempat menyulitkan para mikrobiolog untuk memperoleh suatu koloni mikroorganisme tertentu dan yang sejenis tanpa adanya mikroorganisme lain yang mencampuri koloni tersebut. Kultur mikroorganisme yang tersusun dari sel-sel sejenis (tunggal) disebut juga sebagai kultur murni. Antibiotika adalah senyawa kimia khas yang dihasilkan atau diturunkan oleh organisme hidup, termasuk struktur analognya yang dibuat secara sintetik, yang dalam kadar rendah mampu menghambat proses penting dalam kehidupan satu



spesies atau lebih mikroorganisme. Pada awalnya antibiotika diisolasi dari mikroorganisme, tetapi sekarang beberapa antibiotika telah didapatkan dari tanaman tinggi atau binatang. B. Rumusan Masalah Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam percobaan ini adalah bagaimana daya kerja antimikroba terhadap pertumbuhan bakteri ? C. Tujuan Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam percobaan ini adalah mengetahui daya kerja antimikroba terhadap pertumbuhan bakteri.



BAB II LANDASAN TEORI Antibiotik adalah suatu substansi (zat-zat) kimia yang diperoleh dari atau dibentuk dan dihasilkan oleh mikroorganisme, dan zat-zat itu dalam jumlah yang sedikit pun mempunyai daya penghambat kegiatan mikroorganisme yang lain. Antibiotik tersebar di alam, dan memegang peranan penting dalam mengatur populasi mikrobe dalam tanah, air, limbah, dan kompos. Antibiotik berbeda dalam susunan kimia dan cara kerjanya. Antibiotik yang kini banyak digunakan kebanyakan dari genus Bacillus, Penicillium, dan Streptomyces. Genus jamur Streptomyces menghasilkan antibiotik streptomisin, kroromisetin (Waluyo, 2004). Antibiotik



yang



digunakan



sebagai



pembanding



adalah



tetrasiklin



hidroklorida. Tetrasiklin hidroklorida adalah garam hidroklorida zat antimikroba, mempunyai potensi tidak kurang dari 900 mg C22H24N2O8HCl per mg. Pemberian serbuk hablur, berwarna kuning, tidak berbau, agak higroskopis rasa pahit dan amfoter. Kelarutan larut dalam air, dalam larutan alkali hidroksida dan dalam larutan karbonat, sukar larut dalam etanol dan praktis tidak larut dalam kloroform dan dalam eter. Mekanisme kerja tetrasiklin adalah menghalangi terikatnya RNA pada bagian spesifik dari ribosom, akibatnya sintesis protein mengalami hambatan (Rostinawati, 2009). Suatu zat antibiotik kemoterapeutik yang idealnya hendaknya memiliki sifatsifat sebagai berikut: harus mempunyai kemampuan untuk merusak atau menghambat mikroorganisme patogen spesifik. Makin besar jumlah dan macam mikroorganisme



yang dipengaruhi makin baik. Tidak mengakibatkan berkembangnya bentuk-bentuk resiten parasit. Tidak menimbulkan efek sampingan yang tidak dikehendaki pada inang, seperti reaksi alergis, kerusakan pada saraf, iritasi pada ginjal atau saluran gastrointestin. Tidak melenyapkan flora mikroba normal pada inang. Gangguan terhadap flora normal dapat mengaucaukan ‘keseimbangan alamiah’ sehingga memungkinkan microbe yang biasanya nonpatogenik atau bentuk-bentuk patogenik yang semula dikendalikan oleh flora normal, untuk menimbulkan infeksi baru (Pelczar dan Chan, 2005). Penggunaan antibiotik ternyata dapat menimbulkan efek samping bagi patogen itu sendiri maupun terhadap ikan yang dipelihara. Pemberian antibiotik secara terus menerus dapat menyebabkan organisme patogen menjadi resisten, sehingga penggunaan antimikroba menjadi tidak efektif. Selain itu, residu dari antibiotik dapat mencemari lingkunganperairan yang mengakibatkan kualitas air menjadi turun. Salah satu alternatif yang digunakan untuk mengatasi permasalahan serangan penyakit adalah mengganti penggunaan antibiotik dengan bahan alami seperti tumbuhan obat yang dapat dijadikan sebagai antibakteri (Rinawati, 2011). Mikroorganisme



penghasil



antibiotik



meliputi



golongan



bakteri,



aktinomisetes, fungi, dan beberapa mikroba lainnya. Kira-kira 70% antibiotik dihasilkan oleh aktinomisetes, 20% fungi dan 10% oleh bakteri. Streptomyces merupakan penghasil antibiotik yang paling besar jumlahnya. Bakteri juga banyak yang menghasilkan antibiotik terutama Bacillus. Namun kebanyakan antibiotik yang dihasilkan bakteri adalah polipeptid yang terbukti kurang stabil, toksik dan sukar



dimurnikan. Antibiotik yang dihasilkan fungi pada umumnya juga toksik, kecuali grup penisilin (Suwandi, 1989). Uji kerentanan Kirby-Bauer menggunakan lempengan antibiotik kertas filter berkekuatan tinggi yang diletakkan pada medium agar Mueller-Hinton yang di permukaannya telah dioles dengan organisme uji. Setelah inkubasi, garis tengah daerah penghambatan pertumbuhan diukur dengan kapiler. Antibiotik yang berbeda berdifusi dengan laju yang berbeda dan karena itu, perlu mengacu tabel standar untuk memastikan derajat kerentanan organisme uji terhadap antibiotik yang bersangkutan (Volk dan Wheeler, 1993).



BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM



A. Waktu dan Tempat Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 17 November 2012, pukul 13:30 di Laboratorium Biokimia, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Haluoleo, Kendari. B. Alat dan Bahan 1.



Alat Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu cawan petri, tabung



reaksi, timbangan analitik, batang pengaduk, labu Erlenmeyer 250 mL, spatula, gelas ukur 100 mL, lampu spritus, Laminar Air Flow, kertas label, pinset, koin tembaga dan alumunium, kapas, tip kuning, pipet mikro 100 µl. 2.



Bahan Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu Nutrien Agar (NA),



disinfektan (alkohol 70%), ampicillin, uang koin, handzanitaizer.



C. Prosedur Kerja 1. Pengujian zat disinfektan dengan kertas cakram



Nutrient Agar



- Berada dalam cawan - Diinokulasikan kontinyu



mikroba



secara



streak



- Dicelupkan kertas cakram kedalam larutan disinfektan (alcohol 70%, Lysol 5%, betadin 50%) - Kertas cakram diletakkan dipermukaan agar yang telah ditumbuhi mikroba dengan pinset, ditekan sampai benar-benar menempel pada agar - Diinkubasi selama 48 jam pada suhu 37oC - Diukur diameter terbentuk - Dibandingkan disinfektan



Hasil



zona



daya



hambat kerja



yang



berbagai



2. Pengujian pengaruh daya oligodinamik Nutrien Agar - Berada dalam cawan - Diinokulasikan mikroba dengan streak kontinyu - Diletakkan koin tembaga dan seng kedalam cawan dengan pinset - Diinkubasi selama 48 jam pada suhu 37oC - Dihitung zona hambat yang terbentuk dengan mengukur diameter daerah yang jernih atau tidak ada pertumbuhan



Hasil



3. Pengujian antibiotik dengan metode Kirby-Bauer



Cotton bud (cotton swab) - Dicelupkan dalam biakan bakteri kemudian ditekan kapas kesisi tabung Agar air tiris - Diulaskan pada seluruh permukaan cawan Agar secara merata - Dibiarkan selama 5 menit



Hasil



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengamatan No



Perlakuan .



1.



 Baiklin (DDH = 0,5033 mm )  Ampicillin 1 (DDH =0,2625 mm )  Kunyit 2 (DDH = negatif )



 Uang logam (DDH = negatif)



Pengamatan



B. Pembahasan Antimikroba adalah obat yang digunakan untuk memberantas infeksi mikroba pada manusia. Senyawa antimikroba adalah senyawa kimia yang dapat menghambat pertumbuhan atau membunuh mikroba. Sedang antibiotika adalah senyawa kimia yang dihasilkan oleh mikroorganisme (khususnya dihasilkan oleh fungi) atau dihasilkan secara sintetik yang dapat membunuh atau menghambat perkembangan bakteri dan organisme lain. Antibakteri atau antimikroba dapat membunuh atau menghambat aktivitas mikroorganisme dengan bermacam-macam cara. Senyawa antimikroba terdiri atas beberapa



kelompok



berdasarkan



mekanisme



daya



kerjanya



atau



tujuan



penggunaannya. Bahan antimikroba dapat secara fisik atau kimia dan berdasarkan peruntukannya dapat berupa desinfektan, antiseptik, sterilizer, sanitizer dan sebagainya. Mikroorganisme



penghasil



antibiotik



meliputi



golongan



bakteri,



aktinomisetes, fungi, dan beberapa mikroba lainnya. Kira-kira 70% antibiotik dihasilkan oleh aktinomisetes, 20% fungi dan 10% oleh bakteri. Streptomyces merupakan penghasil antibiotik yang paling besar jumlahnya. Bakteri juga banyak yang menghasilkan antibiotik, terutama Bacillus. Namun kebanyakan antibiotik yang dihasilkan bakteri adalah polipeptida yang terbukti kurang stabil, toksik, dan sukar dimurnikan. Antibiotik yang dihasilkan fungi pada umumnya juga toksik, kecuali grup penisilin.



Sumber mikroorganisme penghasil antibiotik antara lain berasal dari tanah, air laut, lumpur, kompos, isi rumen, limbah domestik, bahan makanan busuk, dan lainlain. Namun kebanyakan mikroba penghasil antibiotik diperoleh dari mikroba tanah, terutama streptomyces dan jamur. Tanah merupakan tempat interaksi biologis yang paling dinamis dan mempunyai lima komponen utama, yaitu mineral, air, udara, zat organik, dan organisme hidup dalam tanah antara lain bakteri, aktinomisetes, fungi, algae, dan protozoa. Untuk memperoleh antibiotik baru, banyak dilakukan pencarian strain penghasil antibiotik terutama streptomyces dari habitat tanah. Selain sumber alam, juga banyak dilakukan variabilitas genetik intra-strain sebagai sumber penghasil antibiotik baru. Di lingkungan tanah yang mendapat aerasi cukup, bakteri dan fungi akan dominan. Sedangkan lingkungan yang mengandung sedikit atau tanpa oksigen, bakteri berperanan terhadap hampir semua perubahan biologis dan kimia pada lingkungan tanah. Pada dasarnya antimikroba dibagi menjadi 2 macam, yaitu antibiotik dan disinfektan. Antibiotik adalah senyawa yang dihasilkan oleh mikroorganisme tertentu yang mempunyai kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri atau bahkan membunuh bakteri walaupun dalam konsentrasi yang rendah. Antibiotik digunakan untuk menghentikan aktivitas mikroba pada jaringan tubuh makhluk hidup sedangkan disinfektan bekerja dalam menghambat atau menghentikan pertumbuhan mikroba pada benda tak hidup, seperti meja, alat gelas, dan lain sebagainya. Pembagian kedua



kelompok antimikroba ini tidak hanya didasarkan pada aplikasi penerapannya melainkan juga terhadap konsentrasi antimikroba yang digunakan. Uji selanjutnya adalah pengujian zat disinfektan, zat disinfektan yang digunakan adalah alkohol 70% dan handzsanitizer. Bahan kimia yang mematikan bakteri disebut bakterisidal, sedangkan bahan kimia yang menghambat pertumbuhan disebut bakteriostatik. Bahan antimikrobial dapat bersifat bakteriostatik pada konsentrasi rendah, namun bersifat bakterisidal pada konsentrasi tinggi. Dalam



menghambat



aktivitas



mikroba,



alkohol



berperan



sebagai



pendenaturasi dan pengkoagulasi protein, denaturasi dan koagulasi protein akan merusak enzim sehingga mikroba tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dan akhirnya aktivitasnya terhenti. Dalam percobaan ini juga dilakukan uji oligodinamik, uji oligodinamik berprinsip pada interaksi antara logam yang terionisasi dengan gugus sulfihidril pada protein sel yang menyebabkan denaturasi. Oligodinamik adalah daya hambat atau mematikan dari logam terhadap makhluk hidup, sehingga variasi yang diberikan pada uji ini adalah logam. Logam yang digunakan adalah uang logam dari tembaga. Dari hasil pengamatan, logam ini tidak terbentuk zona bening, dan disebut uji negatif.



BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa untuk mengetahui daya kerja antimikroba dapat dilakukan pengujian dengan zat disinfektan, pengujian pengaruh daya oligodinamik, dan pengujian antibiotic dengan metode Kirby-Bauer.



DAFTAR PUSTAKA



Pelczar, Michael J. dan E.C.S. Chan, 2005, Dasar-dasar Mikrobiologi Jilid 2, UIPress, Jakarta. Rinawati, Nanin Dwi, 2011, Daya Antibakteri Tumbuhan Majapahit (Crescentia cujete L.) Terhadap Bakteri Vibrio alginolyticus, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Rostinawati, Tina M.Si, Apt., 2009, Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa l.) Terhadap Escherichia coli, Salmonella typhi dan Staphylococcus aureus Dengan Metode Difusi Agar, Penelitian Mandiri, Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran, Jatinangor. Suwandi, U. 1989. ‘Mikroorganisme Penghasil Antibiotik’, Cermin Dunia Kedokteran. Volk, W.A.,Wheeler, M.F., 1993, Mikrobiologi Dasar, Erlangga, Jakarta. Waluyo, L., 2004, Mikrobiologi Umum, UMM Press, Malang.