10 0 5 MB
DINAS LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN
KABUPATEN INDRAMAYU
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR
Daya dukung lingkungan sudah mulai banyak diperbincangkan. Mengingat semakin besarnya tekanan penduduk dan pembangunan terhadap lingkungan. Di pihak lain, penentuan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup sebagai dasar pertimbangan dalam pembangunan dan pengembangan suatu wilayah telah diamanatkan sejak ditetapkannya Undang-undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang kemudian disempurnakan menjadi Undangundang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, dan kini Undangundang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Oleh karena ini menjadi sangat strategis sebagai bagian dari upaya mewujudkan pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Indramayu Laporan Antara disusun sebagai bagian dari tanggung jawab Jasa (Konsultan) dalam pelaksanaan pekerjaan sesuai Kerangka Acuan Kerja (KAK). Dalam Laporan Antara ini berisi latar belakang, tujuan dan sasaran, landasan hukum, profil lingkungan Kabupaten Indramayu, pendekatan dan metodologi, data dan analisis daya dukung dan daya tampung serta penutup Akhirnya konsultan mengucapkan terima kasih atas segala saran, komentar dan masukan yang diberikan untuk penyempurnaan dokumen ini. Semoga laporan antara ini memberikan manfaat kepada kita semua.
Bandung, September 2018
Laporan Akhir DDDTLH
i
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR
……………………………………………………………........... .............................................................................................. ……………………………………………………………........... ..............................................................................................
i ii iii v
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ........................................................... 1.2. Landasan Hukum ....................................................... 1.3. Maksud dan Tujuan ................................................... 1.4. Definisi dan Istilah .……………………………….......... 1.5. Sistematika Laporan Akhir ......................................... 2.1 Kondisi Biofisik ......................................................... 2.2 Kondisi Tekanan Terhadap Lingkungan..................... 2.3 Laju Pertumbuhan Ekonomi .......................................
I-1 I-3 I-4 I-4 I-6 II-1 II-13 II-27
BAB 3 KONSEP DAN METODOLOGI
3.1 3.2
Konsep Daya Dukung dan Daya Tampung ............... Metodologi .................................................................
III-1 III-5
BAB 4 DATA DAN ANALISIS DAYA DUKUNG DAYA TAMPUNG
4.1 4.2
Daya Dukung Berdasarkan Fungsi dan Tujuan ......... IV-3 Daya Dukung Berdasarkan Ketersediaan dan Kebutuhan………………………………………………. IV-22
BAB 5 REKOMENDASI
5.1. PERMASALAHAN POKOK DAYA DUKUNG DAYA TAMPUNG ................................................................ 5.2. REKOMENDASI ………………………………………..
V-1 V-3
……………………………………………………………………
VI-1
BAB 2 PROFIL LINGKUNGAN KABUPATEN INDRAMAYU
BAB 6 PENUTUP
Laporan Akhir DDDTLH
ii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tabel 2.2 Tabel 2.3 Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9 Tabel 4.10 Tabel 4.11 Tabel 4.12 Tabel 4.13 Tabel 4.14 Tabel 4.15 Tabel 4.16 Tabel 4.17 Tabel 4.18 Tabel 4.19 Tabel 4.20 Tabel 4.21 Tabel 4.22 Tabel 4.23 Tabel 4.24 Tabel 4.25 Tabel 4.26 Tabel 4.27 Tabel 4.28
Daerah Aliran Sungai (DAS) Di Wilayah Kabupaten/ Kota …………………………………. Penggunaan Lahan di Kabupaten Indramayu ……………………………………………….. Banyak Perusahaan dan Tenaga Kerja Menurut Jenis di Kabupaten Indramayu Tahun 2015 ………………………….............................................................................................. Teknik Pengukuran Dan Penentuan Daya Dukung Berdasarkan Fungsi Dan Tujuan ….. Teknik Perhitungan Daya Dukung Daya Tampung Air ……………………………………… Teknik Perhitungan Daya Dukung Daya Tampung Lahan …............................................ Sumber Data Kajian …………………………………………………………………………….. Standar Kebutuhan lahan menurut jumlah penduduk (Yeates) ……………………………. Daya Dukung Demografis/Lahan di Kecamatan Kabupaten Indramayu …………………. Daya Dukung Lahan tiap Kecamatan di Kabupaten Indramayu …….……………………. Indikator Nilai Daya Dukung Daya Tampung ………………………………………………… Kondisi Daya Tampung tiap Kecamatan di Kabupaten Indramayu ……………………….. Daya Dukung Wilayah Pertanian di Kabupaten Indramayu ………………………………... Rasio Kemampuan Daya Dukung Wilayah Pertanian di Kecamatan Kabupaten Indramayu ………………………………………………………………………………………... Luas Layak Permukiman pada Kecamatan yang ada di Kabupaten Indramayu ………… Daya Dukung Permukiman tiap Kecamatan di Kabupaten Indramayu …………………… Indikator Daya Dukung Permukiman ………………………................... Kondisi Daya Dukung Permukiman tiap Kecamatan di Kabupaten Indramayu ………….. Daya Dukung Fungsi Lindung tiap Kecamatan di Kabupaten Indramayu…………………. Indikator Daya Dukung Fungsi Lindung ………………………………………………………. Daya Dukung Fungsi Lindung tiap Kecamatan di Kabupaten Indramayu…………………. Nilai Produksi Aktual Komoditi Padi di Kecamatan Kab. Indramayu ……………………… Nilai Produksi Komoditi Jagung di Kecamatan Kab. Indramayu ...………………………… Nilai Produksi Komoditi Kacang Tanah di Kecamatan Kab.Indramayu …………………… Nilai Produksi Komoditi Ubi Jalar di Kecamatan Kab. Indramayu …………………………. Produksi Aktual Komoditi Daging Sapi di Kecamatan Kab. Indramayu …………………… Produksi Aktual Komoditi Daging Kambing di Kecamatan Kab. Indramayu ……………… Produksi Aktual Komoditi Daging kerbau di Kecamatan Kab.Indramayu…………………. Produksi Aktual Komoditi Daging Domba di Kecamatan Kab.Indramayu ..………………. Sisi Ketersediaan Lahan di tiap Kecamatan Kabupaten Indramayu………………………. Sisi Kebutuhan Lahan di tiap Kecamatan Kabupaten Indramayu ..……………………….. Sisi Kebutuhan Lahan di tiap Kecamatan Kabupaten Indramayu....………………………. Koefisien Tertimbang Berdasarkan Jenis Penggunaan Lahan ……………………………. Ketersediaan Air di Kabupaten Indramayu …………………..............................................
Laporan Akhir DDDTLH
II-5 II-6 II-15 III-6 III-8 III-9 IV-1 IV-4 IV-5 IV-6 IV-7 IV-7 IV-9 IV-11 IV-13 IV-14 IV-16 IV-16 IV-18 IV-20 IV-20 IV-23 IV-24 IV-25 IV-26 IV-27 IV-28 IV-29 IV-30 IV-32 IV-33 IV-34 IV-37 IV-39
iii
Tabel 4.29 Tabel 4.30 Tabel 4.31 Tabel 4.32 Tabel 5.1
Sisi Kebutuhan Air Berdasarkan Populasi Penduduk di Kecamatan Kabupaten Indramayu ………………………………………………………………………………………. Perbandingan Ketersediaan Air dan Kebutuhan Air di Tiap Kecamatan Kabupaten Indramayu ……………………………………………………………………………………….. Status DDL-Air ………………………………………………………………………………….. Satus DDL-Air Tiap Kecamatan pada Kabupaten Indramayu…………............................. Matrik Rekomendasi …………………………………………………………………………….
Laporan Akhir DDDTLH
IV-40 IV-41 IV-43 IV-43 V-3
iv
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Gambar 2.2 Gambar 2.3 Gambar 2.4 Gambar 2.5 Gambar 2.6 Gambar 2.7 Gambar 2.8 Gambar 2.9 Gambar 2.10 Gambar 2.11 Gambar 2.12 Gambar 2.13 Gambar 2.14 Gambar 2.15 Gambar 2.16 Gambar 2.17 Gambar 3.1 Gambar 3.2 Gambar 4.1
Peta lokasi Kabupaten Indramayu …………………………........................................ Presentase luas wilayah menurut Kecamatan di Kabupaten Indramayu (BPS Kabupaten Indramayu, 2018) ……………………………………………………………. Grafik Iklim Kabupaten Indramayu berdasarkan bulan sepanjang tahun 2018…….. Distribusi luas lahan sawah, bukan sawah, dan bukan pertanian Kabupaten Ibdramayu pada tahun 2017 …………………………………………………………….. Peta Kawasan Hutan di Kabupaten Indramayu ………………………....................... Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Indramayu dalam rentang tahun 20102017 ………………………………………………………………………………………… Angka kepadatan penduduk Kabupaten Indramayu berdasarkan wilayah Kecamatan pada tahun 2017 ……………………………………………………………. Angka rasio luas wilayah Kecamatan dengan jumlah penduduk di Kabupaten Indramayu pada tahun 2017 …………………………………………………………….. Kondisi jalan (transportasi darat) di Kabupaten Indramayu pada tahun 2017, dengan kelas kondisi “baik”, “sedang”, “rusak ringan”, dan “rusak berat” ................ Kondisi jembatan (transportasi darat) di Kabupaten Indramayu pada tahun 2017, dengan kelas kondisi “baik”, “sedang”, dan “rusak”……………………………………. Distribusi luas lahan sawah, bukan sawah, dan bukan pertanian Kabupaten Ibdramayu pada tahun 2017 …………………………………………………………….. Produktivitas komoditi palawija di Kabupaten Indramayu tahun 2017...................... Produksi hasil peternakan non-unggas di Kabupaten Indramayu pada tahun 2017. Produksi hasil peternakan unggas di Kabupaten Indramayu pada tahun 2017……. Produksi sektor perikanan Kabupaten Indramayu pada tahun 2017 ……………….. Nilai produksi sektor perikanan Kabupaten Indramayu pada tahun 2017…………... Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Indramayu Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Pada Tahun 2017 ……………………….. Konsep DDDTLH dalam kerangka supply-demand …………………………………… Peta wilayah Administrasi Kabupaten Indramayu …………………………………….. Peta Demografis Kabupaten Indaramayu ………………….......................................
Laporan Akhir DDDTLH
II-2 II-3 II-4 II-7 II-8 II-14 II-14 II-15 II-17 II-17 II-18 II-19 II-20 II-20 II-21 II-21 II-24 III-4 III-5 IV-4
v
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
Bab 1 PENDAHULUAN .
1.1. LATAR BELAKANG Kabupaten Indramayu memiliki posisi geografis yang strategis karena berada pada jalur Pantura yang merupakan jalur utama/ urat nadi perekonomian nasional. Selain itu, Indramayu berbatasan langsung dengan Laut Jawa dengan panjang garis pantai 114 km yang membentang sepanjang pantai utara antara Cirebon, Subang. Posisi geografis tersebut merupakan suatu keuntungan bagi Kabupaten Indramayu terutama dari segi daya tarik investasi karena memiliki tingkat aksesbilitas yang tinggi. Potensi Kabupaten Indramayu semakin tinggi dengan keberadaan Bandara Internasional Kertajati Majalengka Jawa Barat dan rencana pembangunan Pelabuhan Patimban di Kabupaten Subang. Keberadaan dua objek vital tersebut akan berdampak bagi pertumbuhan ekonomi dan laju pembangunan di Kabupaten Indramayu. Diperkirakan beberapa sektor akan mengalami peningkatan investasi yang cukup tinggi diantaranya perkembangan industri dan investasi pariwisata. Kabupaten Indramayu juga memiliki potensi kawasan industri di Kecamatan Balongan serta kawasan industri kecil dan sedang yang tersebar di 5 wilayah Kecamatan. Di samping dampak menguntungkan, perlu diantisipasi beberapa dampak lain yang mungkin timbul seperti berkurangnya lahan daratan yang diperuntukan sebagai lahan sawah, padahal dapat dikatakan bahwa Indramayu merupakan sebuah daerah pertanian (agraris) yang secara nasional telah ditetapkan juga sebagai lumbung pangan nasional. Dampak lain adalah kondisi perairan dan laut serta pantai yang saat ini memberikan daya dukung bagi pemenuhan air bersih dan sektor perikanan berupa tambak serta ikan. Peningkatan laju pembangunan seringkali juga berdampak pada peningkatan jumlah penduduk atau juga dapat sebaliknya. Laju pembangunan suatu daerah menjadi daya tarik proses perpindahan orang ke daerah tersebut sehingga terjadi peningkatan jumlah penduduk. Hal ini seringkali mengakibatkan kondisi lingkungan hidup diindikasikan mengalami penurunan yang diakibatkan dari penggunaan sumber daya alam yang semakin meningkat dari berbagai kegiatan manusia, termasuk pemanfaatan ruang bagi kehidupan manusia dan mahluk hidup
Laporan Akhir – Pendahuluan
I-1
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
lainnya. Sementara itu, laju pertumbuhan penduduk akan mengikuti deret ukur dan berbanding terbalik dengan ketersediaan sumber daya alam dan lingkungan hidup yang memiliki keterbatasan Berdasarkan kondisi tersebut, sangat penting diperhatikan kebijakan pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Indramayu. Dalam upaya mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, lingkungan hidup merupakan salah satu aspek yang penting diperhatikan, dimana pertumbuhan ekonomi dan pencapaian kesejahteraan sosial diharapkan tidak mengabaikan kelestarian fungsi lingkungan. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup telah mengamanatkan hal tersebut untuk diterapkan dalam perencanaan pemanfaatan sumber daya alam dan perencanaan pemanfaatan ruang. Bahkan, Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang menegaskan diperhatikannya daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dalam penyusunan rencana tata ruang. Memperhatikan kondisi lingkungan hidup saat ini dan melaksanakan amanat peraturan perundang-undangan, telaahan terhadap aspek lingkungan hidup sangat penting dilakukan dan diintegrasikan hasilnya ke dalam perencanaan pembangunan. Untuk itu, implementasi telaahan aspek lingkungan hidup yang memperhatikan batas kemampuan lingkungan hidup maupun standar kebutuhan perikehidupan perlu disepahami oleh para pembuat kebijakan, rencana maupun program dan para pemangku kepentingan. Penentuan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup sebagai dasar pertimbangan dalam pembangunan dan pengembangan suatu wilayah telah diamanatkan sejak ditetapkannya Undang-undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang kemudian disempurnakan menjadi Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, dan kini Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Dalam Undang-undang nomor 32 Tahun 2009, amanat daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup tertuang dalam sejumlah pasal, diantaranya Pasal 12 yang menyebutkan bahwa apabila Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) belum tersusun, maka pemanfaatan sumber daya alam dilaksanakan berdasarkan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup. Selain itu, dalam Pasal 15, 16 dan 17 dijelaskan bahwa daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup merupakan salah satu muatan kajian yang mendasari penyusunan atau evaluasi rencana tata ruang wilayah (RTRW), rencana pembangunan jangka panjang dan jangka menengah (RPJP dan RPJM) serta kebijakan, rencana dan atau program yang berpotensi menimbulkan dampak dan atau risiko lingkungan hidup, melalui Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS). Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup tertuang pula pada Pasal 19,
Laporan Akhir – Pendahuluan
I-2
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
yang menyatakan bahwa untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan keselamatan masyarakat, setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib didasarkan pada KLHS dan ditetapkan dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup. Dalam peraturan perundang-undangan Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang, telah mengamanatkan bahwa alokasi pemanfaatan ruang harus didasarkan pada daya dukung lingkungan. Hal ini ditegaskan lagi dalam undang-undang penataan ruang yang baru, yaitu Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dalam Pasal 19, 22, 25 dan 28 diamanatkan bahwa rencana tata ruang wilayah nasional, provinsi dan kabupaten/ kota harus disusun dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup. Selain itu, pada Pasal 34 ayat (4) dinyatakan bahwa pemanfaatan ruang wilayah nasional, provinsi dan kabupaten/ kota dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan minimal bidang penataan ruang, standar kualitas lingkungan serta daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup. Berdasarkan amanat peraturan perundang-undangan tersebut, sangat penting bagi Pemerintah Kabupaten Indramayu untuk menyusun daya dukung dan daya tampung lingkungan Kabupaten Indramayu. Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup diharapkan dapat menggambarkan kondisi eksisting, sehingga menjadi acuan kebijakan dan pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Indramayu. 1.2. LANDASAN HUKUM Adapun berbagai peraturan perundang-undangan yang dapat dijadikan dasar hukum formal untuk mendukung program kajian ini, meliputi: 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup 2.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
3.
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
4.
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Mineral Energi dan Batubara
5.
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional Permen PU Nomor 20/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi, serta Sosial Budaya dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang
6.
Permen LH Nomor 17 Tahun 2009 tentang Pedoman Penentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup dalam Penataan Ruang Wilayah
7.
Pedoman Penggunaan Kriteria dan Standar dalam Aplikasi Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup untuk Pengendalian Perkembangan Kawasan
8.
Permen LH No. 1/2010 tentang Tata Laksana Pengendalian Pencemaran Air
Laporan Akhir – Pendahuluan
I-3
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
9.
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
Permen LH No. 28/2009 tentang Pedoman Penetapan Daya Tampung Beban Pencemaran Air Danau/ Waduk
1.3. MAKSUD DAN TUJUAN 1.3.1. Maksud Maksud kegiatan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup Kabupaten Indramayu adalah 1. Mewujudkan penataan ruang wilayah Kabupaten Indramayu dan pemanfaatan sumber daya alam yang sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup yang dapat menjamin keberlanjutan dalam mendukung kebutuhan manusia dan makhluk hidup lainnya. 2.
Menurunkan dampak negatif terhadap lingkungan akibat dari pemanfatan ruang dan pemanfaatan sumber daya alam yang tidak berdasarkan pada daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.
1.3.2. Tujuan Adapun kajian ini bertujuan untuk melakukan penyusunan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Kabupaten Indramayu karena menyusun Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan wajib dimuat ke dalam Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH), Rencana Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan atau Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten/ Kota yang dijabarkan menjadi program dan kegiatan. Selain itu, kegiatan ini bertujuan menyajikan data dan informasi kondisi aspek fisik, kebijakan, dan ketersediaan air serta sumber daya alam lainnya 1.4. DEFINISI DAN ISTILAH 1. Pelestarian fungsi lingkungan hidup adalah rangkaian upaya untuk memelihara kelangsungan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup. 2.
Daya dukung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan manusia, makhluk hidup lain, dan keseimbangan antar keduanya.
3.
Daya tampung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi, dan/atau komponen lain yang masuk atau dimasukkan ke dalamnya.
4.
Penentuan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup adalah proses/cara kajian ilmiah untuk menentukan/ mengetahui kemampuan suatu wilayah dalam mendukung kebutuhan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya.
5.
Penetapan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup adalah penetapan kemampuan suatu wilayah dalam batas optimal yang harus diperhatikan untuk mendukung kebutuhan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya secara berkelanjutan yang didasarkan pada daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.
Laporan Akhir – Pendahuluan
I-4
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
6.
Kerusakan lingkungan hidup adalah perubahan langsung dan atau tidak langsung terhadap sifat fisik, kimia, dan atau hayati lingkungan hidup yang melampaui kriteria baku kerusakan lingkungan hidup.
7.
Kriteria baku kerusakan lingkungan hidup adalah ukuran batas perubahan sifat fisik, kimia dan atau hayati lingkungan hidup yang dapat ditenggang oleh lingkungan hidup untuk dapat tetap melestarikan fungsinya.
8.
Pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan.
9.
Baku mutu lingkungan hidup adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau harus ada dan atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsur lingkungan hidup.
10. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan atau aspek fungsional. 11. Kawasan adalah wilayah yang mempunyai fungsi utama lindung atau budi daya. 12. Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan. 13. Kawasan budi daya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan. 14. Jasa ekosistem adalah layanan atau fungsi ekosistem yang dikategorikan dalam 4 (empat) jenis layanan, yaitu: a.
Layanan fungsional (provisioning services): Jasa/ produk yang didapat dari ekosistem, seperti misalnya sumber daya genetika, makanan, air dll. b. Layanan regulasi (regulating services): manfaat yang didapatkan dari pengaturan ekosistem, seperti misalnya aturan tentang pengendalian banjir, pengendalian erosi, pengendalian dampak perubahan iklim dll. c. Layanan kultural (cultural services): manfaat yang tidak bersifat material/ terukur dari ekosistem, seperti misalnya pengkayaan spirit, tradisi pengalaman batin, nilai-nilai estetika dan pengetahuan. d. Layanan pendukung kehidupan (supporting services): jasa ekosistem yang diperlukan manusia, seperti misalnya produksi biomasa, produksi oksigen, nutrisi, air, dll. 15. Instansi lingkungan hidup adalah instansi yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Laporan Akhir – Pendahuluan
I-5
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
1.6. SISTEMATIKA LAPORAN AKHIR Laporan Akhir Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup Kabupaten Indramayu disajikan dalam sistematika sebagai berikut: BAB 1 PENDAHULUAN
Membahas pokok-pokok mengenai latar belakang, maksud dan tujuan, definisi dan istilah serta sistematika laporan
BAB 2 PROFIL LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
Menjelaskan karakteristik lingkungan hidup dari wilayah kajian mencakup kondisi umum geofisik wilayah, kondisi keragaman hayati serta hal-hal lain terkait dengan lingkungan hidup di wilayah kajian
BAB 3 KONSEP DAN METODOLOGI
Menjelaskan secara rinci pendekatan dan hal-hal yang akan dilakukan untuk mencapai maksud dan tujuan serta sasaran kegiatan yang telah ditetapkan
BAB 4 DATA DAN ANALISIS
Menjelaskan hasil perhitungan daya dukung dan daya tampung lingkungan Kabupaten Indramayu
BAB 5 REKOMENDASI
Adalah sintesa dari hasil analisis daya dukung dan daya tampung sebagai arahan kebijakan pemerintah Kabupaten Indramayu
BAB 6 Merupakan kata penutup dari laporan akhir PENUTUP
Laporan Akhir – Pendahuluan
I-6
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
Bab 2 PROFIL LINGKUNGAN KABUPATEN INDRAMAYU 2.1. KONDISI BIO FISIK 2.1.1. Letak Geografis Dan Wilayah Administratif Kabupaten Indramayu terletak di bagian utara Provinsi Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan laut utara dengan panjang garis pantai 147 km. Secara geografis wilayah Kabupaten Indramayu terletak pada koordinat 107o52-108o36’ Bujur Timur dan 6o15’-6o40’ Lintang Selatan (BPS Kabupaten Indramayu, 2018). Letak geografis Kabupaten Indramayu sangat strategis karena Kabupaten ini dilalui jalan nasional (jalur Pantura) yang membentang dari arah barat (Kecamatan Patrol) hingga timur (Kecamatan Krangkeng). Jalur ini menjadi bagian dari jalur utama lalu lintas transportasi di bagian utara pulau Jawa. Obyek Vital Nasional (Obvitnas), yaitu Kilang Pertamina RU-VI, UPPMS Balongan dan Pertamina Region Jawa juga terletak di Kabupaten Indramayu (Kecamatan Balongan). Batas-batas wilayah geografis Kabupaten Indramayu adalah sebagai berikut (Gambar 2.1): 1) Sebelah Utara : Laut Jawa 2) Sebelah Selatan : Kabupaten Majalengka. Sumedang, dan Cirebon 3) Sebelah Barat : Kabupaten Subang 4) Sebelah Timur : Laut Jawa dan Kabupaten Cirebon Kabupaten Indramayu memiliki luas wilayah sebesar 2.099,42 km2. Secara administratif, Kabupaten Indramayu terdiri dari 31 kecamatan, 8 kelurahan, dan 309 desa. Dalam tiga tahun terakhir (2015-2016-2017) tidak terdapat penambahan (pemekaran) wilayah desa dan kecamatan, akan tetapi jumlah RW dan RT bertambah, yaitu 1.684, 1.688, dan 1.689 untuk RW serta 6.176, 6.186, 6.202 untuk RT. Angka ini menunjukkan potensi pemekaran yang diakibatkan pertambahan penduduk di Kabupaten Indramayu. Ibukota Kabupaten Indramayu terletak di Kecamatan Indramayu yang berada di bagian utara wilayah Kabupaten dengan ibukota Kecamatan Margadadi. Ibukota Kecamatan terdekat dengan ibukota Kabupaten adalah Sindang (Kecamatan Sindang) dan terjauh adalah Gantar (Kecamatang Gantar) dengan jarak masing-masing 2 km dan 71 km dari ibukota Kabupaten. Kecamatan Gantar, Cikedung, dan Kroya adalah tiga Kecamatan dengan luas wilayah terbesar, yaitu 10,07%, 6,98%, dan 6,43% secara berturut-turut
Laporan Akhir – Profil Lingkungan Hidup
II - 1
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
dari luas total Kabupaten Indramayu. Kecamatan dengan luas wilayah terkecil adalah Kecamatan Karangampel, yaitu sekitar 1,41% luas wilayah total Kabupaten Indramayu (Gambar 2.2). Wilayah yang langsung berbatasan dengan laut Jawa terdiri dari 11 Kecamatan dan 36 desa (BPS Kabupaten Indramayu, 2018).
Gambar 2.1 Peta lokasi Kabupaten Indramayu Kabupaten Indramayu merupakan daerah landai pesisir dengan kemiringan tanah rata-rata 0-2%. Ketinggian dataran Kabupaten Indramayu berkisar antara 0-100 m dpl. Berdasarkan topografinya, ketinggian dataran wilayah Kabupaten Indramayu terbagi ke dalam: 1) Ketinggian antara 0-7 m di atas permukaan laut (dpl), meliputi : wilayah Kecamatan Anjatan, Sukra, Patrol, Kandanghaur, Losarang, Sindang, Lohbener, Arahan, Cantigi, Pasekan, Indramayu, Balongan, Sliyeg, Juntinyuat, Karangampel, Kedokanbunder, dan wilayah Kecamatan Krangkeng. 2) Ketinggian antara 7-25 m dpl, meliputi : wilayah Kecamatan Bongas, Kroya, Gabuswetan, sebagai wilayah Kecamatan Anjatan, Lelea, Terisi, Widasari, Jatibarang, Kertasmaya, Cikedung, Sukagumiwang, Tukdana, dan Bongodua.
Laporan Akhir – Profil Lingkungan Hidup
II - 2
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
3) Ketinggian antara 25-100 m dpl, meliputi : sebagian wilayah Kecamatan Cikedung, Terisi, Kroya, Haurgeulis, dan keseluruhan wilayah Kecamatan Gantar.
Gambar 2.2 Presentase luas wilayah menurut Kecamatan di Kabupaten Indramayu (BPS Kabupaten Indramayu, 2018)
2.1.2. Kondisi Iklim Letak Kabupaten Indramayu yang membentang sepanjang pesisir pantai utara Pula Jawa membuat suhu udara di Kabupaten ini cukup tinggi, yaitu berkisar antara 22,9o-30oC. Suhu terhangat rata-rata berada pada bulan September 28,1oC dan terendah rata-rata pada bulan Januari yaitu sebesar 26,6oC (https://id.climatedata.org/location/764296/). Rata-rata curah hujan sepanjang tahun 2015, 2016, dan 2017 berturut-turut adalah adalah sebesar 1.683, 2.146, dan 2.147 mm dengan jumlah hari hujan 104, 142, dan 190 hari. Curah hujan tertinggi pada tahun 2017 terdapat di Kecamatan Patrol yaitu sebesar 6.792 mm (85 hari hujan), sementara curah hujan terendah terdapat di Kecamatan Terisi sebesar 1.059 mm (79 hari hujan) (BPS Kabupaten Indramayu, 2018). Bulan terkering sepanjang tahun diperkirakan jatuh pada bulan Agustus, sementara bulan terbasah jatuh pada bulan Januari (Gambar 2.3).
Laporan Akhir – Profil Lingkungan Hidup
II - 3
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
Gambar 2.3 Grafik Iklim Kabupaten Indramayu berdasarkan bulan sepanjang tahun 2018 (https://images.climate-data.org /location/ 764296/climate-graph. png)
2.1.3. Kondisi Hidrologis Berdasarkan kondisi hidrologis, wilayah bagian hilir dilalui daerah aliran sungai yang besar yaitu DAS Cimanuk dan DAS Cipunagara serta SWS Citarum dan SWS Cimanuk-Cisanggarung. Adapun pembagian atas Daerah Aliran Sungai (DAS) dan Satuan Wilayah Sungai (SWS) yang terdapat di Kabupaten Indramayu. 1) Daerah Aliran Sungai (DAS) Wilayah Kabupaten Indramayu memiliki 14 aliran sungai yang mengalir ke arah utara yaitu ke Laut Jawa dan Sungai yang tergolong besar adalah Sungai Cimanuk, Sungai Cipanas, Sungai Cipunegara, Sungai Cilalanang, Sungai Kumpulkuista, Sungai Pamengkang, dan Sungai Cimanis. 2) Satuan Wilayah Sungai (SWS) SWS Citarum di wilayah pantai Jawa Barat bagian utara merupakan bagian dari SWS Citarum Hilir yang mempunyai luas 6.154 km2 (sekitar 30% dari luas SWS Citarum) SWS Kabupaten Indramayu mempunyai luas 648 km2. Aliran rata-rata di bagian hilir mencapai 13,0 miliyar m3/tahun yang dimanfaatkan untuk keperluan pertanian, industri dan sebagainya. SWS Cimanuk termasuk wilayah keperluan pertanian, industri dan sebagainya. SWS Cimanuk termasuk wilayah Kewenangan Povinsi Jawa Barat dan mempunyai luas 4.325 km2.
Laporan Akhir – Profil Lingkungan Hidup
II - 4
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
Wilayah Kabupaten Indramayu termasuk kedalam SWS Cimanuk dengan luas 1.238 km2. Potensi aliran rata-rata mencapai kapasitas sebesar 4 miliyar m3/tahun. 3) Potensi Sumber Air Wilayah Kabupaten Indramayu yang memiliki kemampuan sebagai lahan mata air di wilayah bagian selatan Kecamatan Haurgeulis dan Cikedung dan sebagian besar di Wilayah Kabupaten Indramayu mempunyai zona lahan air tanah bebas (zona air tanah dangkal), sedangkan kemampuan lahan hidrologi pantai sangat mempengaruhi tata air dengan fungsi penahan intrusi air laut dan abrasi pantai. Kawasan pantai terdapat di sepanjang pantai timur dan utara Indramayu termasuk sebagian Kecamatan Krangkeng, Juntinyuat, Balongan, Indramayu, Pasekan, Cantigi, Losarang, Karangampel, Kandanghaur, Patrol dan Sukra. Kemampuan hidrologi pantai ini dibagi dua zona yaitu zona pantai dan zona rawa. Tabel 2.1 Daerah Aliran Sungai (DAS) Di Wilayah Kabupaten/ Kota NAMA DAS
DAS CIWARINGIN DAS CIMANUK DAS PANGKALAN DAS CIPANAS DAS C1LALANANG DAS SEWO/ CIPUNEGARA
LUAS (KM²) 5,250 75,130 55,550 58,010 18,860 11,500
DEBIT (M3/DTK) MUSIM MUSIM HUJAN KEMARAU 0,8 s/d 1,3 0,5 s/d 0,7 6,2 s/d 9,1 1,8 s/d 2,5 2,8 s/d 3,3 0,2 s/d 0,6 2,1 s/d 4,0 0,4 s/d 0,5 0,9 s/d 1,1 0,1 s/d 0,3 0,8 s/d 1,3 0,5 s/cl 0,8
Sumber Dines PSDATAMBEN Kab. Indramayu Tahun 2015
Air permukaan di Kabupaten Indramayu berasal dari sungai dan air genangan, yaitu Sungai Cimanuk, Cipunegara, Cipanas, Cibelerang, Cipondoh, Cilalanang dan lain-lain serta dari Waduk Cipancuh, Waduk Bojongsari, Situ Brahim, Situ Jangkar, Situ Sindang, Situ Bolang, Situ Kesambi dan Bendung Rentang, Bendung Salarndarma, Bendung Sumurwatu, Bendung HBM, Bendung Cibelerang dan bendung-bendung kecil lainnya. Kuantitas dan kualitas sumberdaya air di Kabupaten Indramayu tergolong buruk dan dinyatakan tidak layak untuk balian baku air minum, karena telali terkontaminasi bakteri coli melampaui baku mutu air minum, yaitu lebih dan 2000/100ml. Hal ini diperparah, karena kondisi DAS di hulunya sudah mengalami kerusakan yang cukup parah. Dengan kondisi bahan baku air
Laporan Akhir – Profil Lingkungan Hidup
II - 5
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
mmum yang buruk, penggunaan air permukaan untuk air bersih membutuhkan perlakuan (treatment), yang berdampak terhadap tingginya biaya produksi untuk penyediaan air bersih. Sementara itu potensi air tanah di Kabupaten Indramayu yaitu berupa cekungan air tanah Subang, lndramayu, dan cekungan air tanah Sumber-Cirebon dan ketiga cekungan tersebut merupakan cekungan lintas Kabupaten/ Kota. Meskipun memilki potensi air tanah, namun perlu ada pengendalian terhadap penggunaannya secara sinergis melalui strategi kebijakan pengelolaan air tanah yang utuh menyeluruh dan dilaksanakan secara terkoordinasi untuk menjaga keseimbangan antara pengambilan dan kemampuan pengimbuhannya. Kualitas air tanah tertekan umumnya cukup baik, air bening, pH berkisar antara 6,43 – 8,53. Kandungan Cl di bagian selatan jalur jalan provinsi umumnya rendah yaitu antara 11,2 – 582,6 mg/l. Beberapa air tanah dangkal yang diambil di Desa Lohbener, Juntinyuat, Sindang dan Krangkeng menunjukkan kandungan Cl cukup tinggi antara 603 – 3.120 mg/l, bahkan mencapai 111,0 mg/l yaitu Desa Krangkeng. 2.1.4. Penggunaan dan Penutupan Lahan Penggunaan lahan Kabupaten Indramayu didominasi oleh sawah irigasi dan sawah tadah hujan dengan seluas 146.115 Ha setara dengan 69,59 % dari luas Kabupaten Indramayu. Sedangkan kawasan terbangun (permukiman) dengan Luas keseluruhan mencapai 18.520 Ha sekitar 8,82 % dari luas Kabupaten Indramayu. Untuk lebih jelas mengenai data dan peta penggunaan lahan di Kabupaten Indramayu tahun 2016 dapat dilihat pada Tabel 2.2. Tabel 2.2 Penggunaan Lahan di Kabupaten Indramayu NO
PENGGUNAAN LAHAN
1. Permukiman 2. Sawah irigasi 3. Sawah tadah hujan 4. Empang,tarnbak 5. Penggaraman 6. Ladang, tegalan, perkebunan 7. Danau, situ, rawa, dan kolam 8. Industri 9. Hutan mangrove 10. Hutan 11. Sungai dan lain-lain 12. Kawasan konservasi Pulau Biawak Sumber: Bapeda kab. lndramayu, Tahun 2016
LUAS (HA) 18.520 106.895 39.220 19.020 2.110 856,8 603,1 1.314 5.594 1.927 742
Laporan Akhir – Profil Lingkungan Hidup
II - 6
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
Penggunaan lahan dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu lahan sawah, lahan bukan sawah, dan lahan bukan pertanian. Lahan sawah yang ada di Kabupaten Indramayu adalah seluas 116.245 ha atau sekitar 56% dari luas total. Sementara lahan pertanian bukan sawah adalah sebesar 57.226 ha atau sekitar 27%. Lahan yang tidak digunakan sebagai lahan pertanian adalah seluas 36.467 ha atau sekitar 17% (Gambar 2.2.3.1) (BPS Kabupaten Indramayu, 2018). dari proporsi ini menunjukkan bahwa lahan pertanian (sawah dan bukan sawah) mendominasi penggunaan lahan di Kabupaten Indramayu, yaitu sekitar 83%.
Gambar 2.4 Distribusi luas lahan sawah, bukan sawah, dan bukan pertanian Kabupaten Ibdramayu pada tahun 2017 (Sumber: BPS Kabupaten Indramayu, 2018) Parameter yang dapat dijadikan sebagai dasar kualitas kondisi lingkungan di Kabupaten Indramayu adalah kerapatan tutupan lahan. Kerapatan tutupan lahan mengindikasikan kualitas lingkungan, dimana semakin rapat tutupan lahan maka kondisi Iingkungan semakin baik. Kondisi lahan dengan tutupan lahan yang rapat dapat menciptakan kondisi lingkungan mikro yang lebih baik. Artinya, dominasi vegetasi yang ada pada lahan tersebut sangat tinggi. Kondisi Kabupaten Indramayu menurut tutupan lahan relatif cukup baik karena hampir sekitar 83,14% dari luas total terkategori tutupan lahan rapat sampai sangat rapat. dalam hal ini kondisi dengan tutupan sangat rapat mencapai 45,87% serta tutupan lahan rapat mencapai 37,27%. Upaya-upaya peningkatan tutupan lahan relatif ringan, karena hanya mencapai 16,96% yang harus ditingkatkan akibat terkategori tutupan lahan sedang sampai sangat rendah. sebagai indikator daya dukung lingkungan terutama dari aspek kondisi site/tapak, terlihat bahwa mayoritas wilayah Kabupaten Indramayu memiliki lahan dengan produktivitas sangat tinggi. Data menunjukkan bahwa sekitar 95,09% di wilayah Kabupaten Indramayu memiliki produktivitas sangat tinggi. Upaya-upaya peningkatan produktivitas
Laporan Akhir – Profil Lingkungan Hidup
II - 7
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
hanya mencapai sekitar 0,003% atau seluas 5,08 ha, karena termasuk dalam produktivitas sangat rendah. 2.1.5. Hutan, Kawasan Konservasi dan Keragaman Hayati A. Hutan Berdasarkan penetapan kawasan hutan di Kabupaten Indramayu, ditetapkan bahwa kawasan hutan di Kabupaten Indramayu adalah seluas 40.027 Ha dengan perincian 8.023 Ha hutan lindung dan 32.004 Ha sebagai hutan produksi.
Gambar 2.5 Peta Kawasan Hutan di Kabupaten Indramayu Berdasarkan data penggunaan lahan, terlihat bahwa terjadi ahli fungsi lahan hutan yang cukup besar, baik pada kawasan hutan produksi maupun hutan lindung. Pada kawasan hutan lindung yang berupa tegakan hutan bakau, banyak beralih fungsi menjadi tambaksedangkan pada kawasan hutan produksi beralih fungsi menjadi perkebunan dan sudah berlangsung sangat lama. Kerusakan (degradasi) hutan merupakan salah satu masalah lingkungan yang paling serius, karena berdampak terhadap persediaan kayu, sumber daya non kayu, serta konservasi keanekaragamanhayati dan fungsi ekologis hutan bagi kepentingan hidup nianusia.
Laporan Akhir – Profil Lingkungan Hidup
II - 8
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
Besarnya degradasi hutan di Kabupaten Indramayu digambarkan dengan luasan tegakan hutan saat ini kurang dari 101% dibandingkan fakta bahwa 19% luas wilayah Kabupaten Indramayu ditetapkan sebagai kawasan hutan negara dengan luasan 8.023 Ha hutan mangrove dan 32.004 Ha sebagai hutan produksi. Sehingga diperkirakan jika tidak ada upaya-upaya pengendalian konversi fungsi hutan dan pengendalian penggunaan lebih (over utilization), hutan di Kabupaten Indramayu akan hilang. Kerusakan hutan menjadi semakin serius akibat tindakan perambahan secara langsung oleh masyarakat, dan secara tidak langsung oleh pengusaha komersial karena lemahnya pengawasan dan penegakan hukum. Kerusakan hutan cenderung merubah lahan subur menjadi lahan kritis, dan secara langsung menurunkan fungsi lindungnya, sehingga tidak dapat melindungi kawasan bawahannya secara maksimal, dan dapat menyebabkan terjadinya kekeringan, longsor, dan bencana iainnya. Dan data yang ada tercatat sekitar 10.355 Ha lahan potensial kritis, 7.625 Ha lahan semi kritis dan lahan kritis sekitar 3.987 Ha dan penibahan lahan akibat abrasi pantai sekitar 2.431,970 Ha, sehingga total lahan kritis yang perlu dipulilikan mencapai 24.398.970 Ha. Upaya rehabilitasi terus dilakukan namun upayanya perlu ditingkatkan. Dari tujuh jenis tanaman hutan yang disemaikan pada tahun 2015 hanya 3 jenis tanaman yang direalisasikan untuk penanaman hutan di wilayah BKPH (Cikawung, Plosokerep, haur Geulis, Sanca, jatimunggul, dan Indramayu) yaitu tanaman jati pada lahan 138 Ha, kayu putih pada lahan 3.951 Ha, dan Acasia Mangium pada lahan 177 Ha (BPS Kabupaten Indramayu, 2017). B. Kawasan Konservasi Kabupaten Indramayu hanya memiliki satu kawasan konservasi, yaitu Kawasan Konservasi Laut Daerah Pulau Biawak. Kawasan Konservasi Laut Daerah ditetapkan pada awalnya berdasarkan Berdasarkan Keputusan Bupati Indramayu nomor 556/Kep.528-Diskanla/2004 yang dikeluarkan pada tanggal 7 April 2004 tentang Penetapan Pulai Biawak dan Sekitarnya sebagai Kawasan Konservasi dan Wisata Laut antara lain memutuskan dan menetapkan hal-hal sebagai berikut: 1. Pulau Biawak dan sekitarnya sebagai Kawasan Konservasi dan Wisata Laut
Laporan Akhir – Profil Lingkungan Hidup
II - 9
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
2.
3.
4.
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
Kawasan Konservasi dan Wisata Laut Pulau Biawak dan sekitarnya (KWL Pulau Biawak dan Sekitarnya) mengemban visi konservasi dan misi pelestarian, pendidikan dan ekonomi) Penataan Kawasan Konservasi dan Wisata Laut Pulau Biawak dan Sekitarnya dibagi menjadi dua Zona dengan kategori sebagai berikut: a. Internal zone yang merupakan kawasan perlindungan habitat dan populasi sumber daya hayati. b. External zone yang merupakan perlindungan dan pemanfaatan wisata Menugaskan Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indramayu untuk mempersiapkan rencana pengelolaan Kawasan Konservasi dan Wisata Laut Pulau Biawak dan sekitarnya mengkoordinasikan serta mensosialisasikan dengan pihak terkait.
Pendekatan konservasi dalam menetapkan Pulau Biawak dan sekitarnya sebagai kawasan Konservasi Laut Daerah adalah karena kawasan ini memiliki berbagai macam ekosistem yaitu ekosistem mangrove, ekosistem padang lamun, dan ekosistem terumbu karang. Ekosistem mangrove sendiri memiliki keunikan tersendiri karena struktur pantainya merupakan hamparan pasir putih, sementara ekosistem padang lamun hampir menutup seperti pulaunya, dan ekosistem terumbu karang mengelilingi seluruh pulau (Direktorat Jendral Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2018). Selanjutnya Keputusan Bupati Indramayu nomor 556/Kep.528Diskanla/2004, diperkuat dengan Peraturan Daerah Kabupaten Indramayu Nomor. 6 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Kawasan Konservasi Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil dan Penataan Fungsi Pulau Biawak, Gosong dan Pulau Candikian. C. Tipe Ekosistem dan Keragaman Hayati Kabupaten Indramayu adalah salah satu wilayah dengan kondisi ekologis dan geografis yang relatif lengkap. Kabupaten Indramayu memiliki keragaman ekosistem berupa ekosistem dataran/ hutan dataran rendah, pesisir, pantai, ekosistem mangrove, padang lamun, dan ekosistem terumbu karang. Keragaman tipe ekosistem tersebut mengakibatkan potensi keragaman jenis juga cukup besar. Di kawasan pesisir Kabupaten Indramayu yang merupakan lahan basah (mud flat), hewan terrestrial yang menonjol adalah hewan liar dari kelompok burung. Menurut Syahminan, dkk (2001), di kawasan pesisir
Laporan Akhir – Profil Lingkungan Hidup
II - 10
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
Indramayu terdapat 45 jenis burung dan 30 famili, dimana 11 jenis burung di pesisir tersebut diantaranya merupakan jenis burung yang dilindungi yaitu Egretta intermedia, Mycteria cinerea, Acciptiter soloensis, Numenius arquata, N. phaepus, Chlidonias hybridus, C. leucopterus, Sterna albrifrons, Halcycon chioris, H. sanctus dan Alcedo caerulescens. Kelompok ikan, hingga saat mi diketahui ada 132 jenis ikan air tawar yang tercatat di region Jawa dan Bali, 13 jenis diantaranya adalah jenis endemik. Adapun untuk jenis ikan yang berada di kawasan pesisir diantaranya adalah ikan sembilang, bloso, betok, blanak, ikan buntal, cray fish, dan ikan lam dan kelompok artropoda. Selain itu pada kawasan pesisir terutama pada daerah pantai berpasir juga banyak terdapat biota pesisir lain diantaranya kepiting kecil, kerang-kerangan, remis dan lain sebagainya. Kelompok amfibi dan reptil semakin langka, karena habitat yang tersedia semakin berkurang dan belum satupun dan jenis kelompok ini yang sudah bisa didomestikasi dan dibudidaya. Kelangkaan beberapa spesies kelompok seringkali terjadi sebagai akibat perburuan oleh manusia untuk dikonsumsi dan dipelihara antara lain seperti katak sawali, katak catang, beberapa jenis ular, biawak, bunglon dan lainlain. Sementara itu, kawasan ekosistem mangrove di Kabupaten Indramayu telah banyak mengalami kerusakan yang disebabkan oleh konversi lahan menjadi tambak, area pertanian dan perumahan. Luas ekosistem mangrove yang mengalami kerusakan hingga tahun 2013 adalah 13,489.35 ha. Desa Pabean Udik merupakan salah satu desa di Kecamatan Indramayu yang memiliki tipologi desa pesisir dengan luas mangrove sebesar 58,05 ha dan luas wilayah 545,932 ha serta panjang pantai sekitar 1,2 km. Berkaitan dengan pengelolaan hutan mangrove di Kabupaten Indramayu semenjak tahun 2010 telah terbentuk Kawasan Ekowisata Hutan Mangrove yaitu di Pantai Karangsong Indramayu, walaupun hutan mangrove ini didanai oleh CSR Pertarnina RU VI Balongan bekerja sama dengan Pemerintah Indramayu, tetapi pengelolaannya melibatkan elemen masyarakat setempat atau Karansong. Di kawasan hutan ini, terdapat ribuan pohon Mangrove dan berbagai jenis. Selain pohon Mangrove, terdapat juga jenis pohon lainnya seperti pohon Ketapang yang ikut memadati kawasan hutan. Luas hutan ini kurang lebih 20 hektar.
Laporan Akhir – Profil Lingkungan Hidup
II - 11
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
Potensi keragaman hayati terbesar terhampar mulai dari gugusan pulaupulau kecil (Pulau Biawak/Rakit, Pulau Gosong, Pulau Candikian). Pulau Biawak merupakan pulau hutan yang banyak ditumbuhi berbagai jenis bakau sebagai ciri khas ekosistem mangrove. Kondisi ekosistem mangrove masih baik dengan tumbuhnya berbagai ragam jenis mangrove yang sudah langka sebagaimana jarang dijumpai di pantai utara Jawa. Jenis-jenis bakau yang tumbuh diantaranya adalah Sonneratia spp, Avicennia sp, Bruguiera sp, Rhizopora sp, Ceriops sp, Acanthus sp, Lummitterae, Xylocarpus, Aigicera, Nipa sp., dan Heriera sp. Sementara di Pulau Gosong terdapat jenis Avicennia sp. dan di Pulau Candikian terdapat jenis Bruguiera sp. Ekosistem terumbu karang di Pulau Biawak dan sekitamya berada pada kedalaman 3-5m. Komponen penyusun terumbu karangnya sangat padat dan banyak didominasi oleh karang-karang keras, seperti karang semi padat (Acropora digitate) dan karang meja (Acropora tabulate). Selain itu, terdapat juga karang bercabang (Acropora branching), karang biru (Coral heliopora), karang api (Coral millepora) karang padat (Coral massive), karang menempel (Acropora dan Coral encrusting), karang lingkar daun (Coral foliose), karang jamur (Coral mushroom). Dan dijumpai beberapa karang lunak seperti Simularia sp. Jenis ikan hias yang ditemukan di Pulau Biawak dan sekitamya diantaranya adalah kiper (Scatophagus argus), samandar (Siganus verniculator), kerapu (C'hremileptis altivelia), dokter (Labroites dmidiatus), kakatua (C'hallyadon ghabon), tikus (Chinhiticihy aprianus), zebra (Dendricirus zebra), kupu-kupu (Chaetodon chiysurus), kokotokan, merakan (Pterois valiteus), pisau-pisau, petekpetek (Desayllus reticulates), kepasan, buntul, kerong-kerong (Fiectoiynchus spp), pembersih (Thallasorna sp), sersan mayor (Abudefduf sexfasciatus), kerapu lumpur (Cheilinus sp), dan ekor kuning (Caesio cuning). Jenis fauna yang dijumpai dan menjadi ciri khas Pulau Biawak adalah biawak (Varanus salvator). Fauna lainnya adalah dari jenis burung diantaranya trinil pantai (Bubulcus ibis), cangak abu (Ardea cinerea), cangak laut (Ardea sumatrana), cekaka (Halyclon chioris), burung udang biru (Akedo caerulescens), trulek (Pluvalis dominica), dan lainlain.
Laporan Akhir – Profil Lingkungan Hidup
II - 12
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
2.2. KONDISI TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN 2.2.1. Laju Pertumbuhan dan Kepadatan Penduduk Permasalahan di bidang kependudukan merupakan salah satu isu penting dalam perencanaan maupun evaluasi hasil pelaksanaan pembangunan. Berbagai indikator kependudukan dapat digunakan untuk melihat kondisi suatu wilayah, seperti adanya laju pertumbuhan yang tinggi, kepadatan penduduk yang terlalu rendah atau terlalu tinggi yang menunjukkan penyebaran penduduk di suatu wilayah serta indikator-indikator lainnya. Dari berbagai indikator tersebut maka masalah kependudukan di dalam proses pembangunan dapat diidentifikasi. Pada akhir Tahun 2016 jumlah penduduk Kabupaten Indramayu tercatat sebanyak 1.700.815 jiwa. Sedangkan pada akhir Tahun 2017 angka tersebut telah berubah menjadi 1.709.994 jiwa, keadaan ini menunjukkan adanya kenaikan sebesar 9.179 jiwa, dengan demikian laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Indramayu Tahun 2016-2017 sebesar 0,54% (Gambar 2.2.1) (BPS Kabupaten Indramayu, 2018). Adapun komposisi jumlah penduduk Indramayu Tahun 2017 ini terdiri dari lakilaki 880.619 jiwa dan penduduk perempuan 829.375 jiwa. Komposisi Penduduk Kabupaten Indramayu menurut struktur umur dan jenis kelamin dapat digambarkan dengan jelas oleh piramida penduduk. Dari piramida penduduk dapat dilihat bahwa selama lima tahun terakhir telah terjadi penurunan fertilitas (BPS Kabupaten Indramayu, 2018). Luas wilayah Kabupaten Indramayu kurang lebih 2.099,42 km2. Dengan jumlah penduduk sebanyak 1.709.994 jiwa, kepadatan penduduk di Kabupaten Indramayu kurang lebih sebesar 814 jiwa/km2. Jumlah penduduk tertinggi berada di Kecamatan Indramayu yaitu sebesar 113.515 jiwa, sementara jumlah penduduk terendah ada di Kecamatan Pasekan yaitu sebesar 23.012 jiwa (Gambar 2.2.1.2). Kecamatan dengan kepadatan penduduk tertinggi adalah Kecamatan Karangampel yaitu sebesar 2.038 jiwa/km2, sedangkan yang terendah adalah Kecamatan Cantigi 227 jiwa/km2 (Gambar 2.2.1.3) (BPS Kabupaten Indramayu, 2018).
Laporan Akhir – Profil Lingkungan Hidup
II - 13
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
Gambar 2.6 Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Indramayu dalam rentang tahun 2010-2017 (Sumber: BPS Kabupaten Indramayu, 2018)
Gambar 2.7 Angka kepadatan penduduk Kabupaten Indramayu berdasarkan wilayah Kecamatan pada tahun 2017 (Sumber: BPS Kabupaten Indramayu, 2018)
Laporan Akhir – Profil Lingkungan Hidup
II - 14
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
Gambar 2.8 Angka rasio luas wilayah Kecamatan dengan jumlah penduduk di Kabupaten Indramayu pada tahun 2017 (Sumber: BPS Kabupaten Indramayu, 2018) 2.2.2. Perkembangan Industri dan Transportasi A. Perkembangan Industri Sektor industri merupakan salah satu sektor yang kini banyak dilirik masyarakat sebagai sarana untuk berusaha dalam menghadapi era otonomi daerah. Keadaan ini bisa terlihat dari meningkatnya jumlah perusahaan industri di Kabupaten Indramayu, jumlah perusahaan industri kecil dan menengah andalan pada tahun 2014 tercatat sebanyak 6.433 unit usaha dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 21.269 orang. Berikut tabel jumlah industri berdasarkan banyaknya tenaga kerja. Tabel 2.3 Banyak Perusahaan dan Tenaga Kerja Menurut Jenis di Kabupaten Indramayu Tahun 2015
N O 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
JENIS PERUSAHAAN Tekstil dan Sandang Niaga, bank dan Asuransi Makanan dan Minuman Farmasi dan kimia Bangunan dan Pekerjaan umum Perkayuan Logam dan Keramik Minyak dan Gas Bumi Assembling Mobil dan Perbengkelan Percetakan dan Penerbitan
BANYAK PERUSAHA AN
BANYAK TENAGA KERJA LAKIPEREMPU JUMLAH LAKI AN
67 100 2 96
454 584 311 403
225 239 13 60
679 823 324 463
20 20 2
2.847 2.847 28
195 195 12
3.042 3.042 40
5
48
9
57
Laporan Akhir – Profil Lingkungan Hidup
II - 15
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
N O 11 12 13 14 15 16 17
JENIS PERUSAHAAN
BANYAK PERUSAHA AN
Transportasi Karet dan Kulit Pertanian dan Perkebunan Rokok dan Tembakau Elektronik Pariwisata Lainnya Tahun 2015 Sumber : BPS Kabupaten Indramayu (2017)
BANYAK TENAGA KERJA LAKIPEREMPU JUMLAH LAKI AN
2 27 -
54 278 -
2 5 -
56 283 -
2 256 580
37 4.576 10.678
48 2.936 3.769
85 7.512 14.447
B. Transportasi Secara geografis Kabupaten Indramayu dilewati oleh Jalur Lintas Utara Pula Jawa (Pantura). Hal tersebut menjadi keuntungan bagi Kabupaten Indramayu secara ekonomis, karena Pantura merupakan jalur distribusi utama di Pulau Jawa. Guna memetik keuntungan dari jalur distribusi tersebut tentulah sarana dan prasarana transportasi mutlak dibutuhkan. Karena berada di wilayah pesisir, Kabupaten Indramyu memiliki jalur transportasi dan laut. Profil transportasi darat dan laut Kabupaten Indramayu adalah sebagai berikut: 1) Transportasi Darat Sampai dengan Tahun 2017, panjang jalan di Kabupaten Indramayu adalah 825.836 km. Dengan kondisi jalan di Kabupaten Indramayu dalam keadaan baik sepanjang 518.794 km, sedang 112.702 km, rusak ringan 90.911 km dan rusak berat 103.430 km. Jumlah Jembatan sebanyak 345 buah dengan 328 dalam kondisi baik, 18 sedang dan 8 rusak. Angkutan darat merupakan sarana utama yang ada di kabupaten Indramayu. Sampai dengan tahun 2017 mobil yang beroperasi di Kabupaten Indramayu berjumlah 43.485 unit, yaitu terdiri dari 25.578 mobil penumpang, 17.107 mobil angkutan barang dan 800 mobil angkutan penumpang (bus). Sedang sepeda motor di tahun 2017 tercatat sebanyak 530.547unit (BPS Kabupaten Indramayu, 2018). Perilaku tertib berlalu lintas akan meminimalisir terjadinya kecelakaan lalu lintas. Ditambah dengan kondisi pengemudi dan kendaraan memegang peranan yang tidak kalah penting dalam berkendaraan. Pada tahun 2017 tercatat sebanyak 506 korban meninggal dunia sedangkan tahun 2016 tercatat 895 korban meninggal dunia. Sementara kerugian material akibat kecelakaan mengalami kenaikan yaitu Rp. 1.886.300.000,- di tahun 2016 menjadi Rp. 971.450.000,- di tahun 2017 (BPS Kabupaten Indramayu, 2018).
Laporan Akhir – Profil Lingkungan Hidup
II - 16
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
2) Transportasi Laut Keberadaan transportasi laut di Kabupaten Indramayu hingga sekarang masih terbatas pada model angkutan niaga dan perikanan. Dari data Kantor Pelabuhan Indramayu selama tahun 2017 tercatat sebanyak 1.450 unit kapal niaga yang berlabuh di Kabupaten Indramayu (BPS Kabupaten Indramayu, 2018).
Gambar 2.9 Kondisi jalan (transportasi darat) di Kabupaten Indramayu pada tahun 2017, dengan kelas kondisi “baik”, “sedang”, “rusak ringan”, dan “rusak berat”. (Sumber: BPS Kabupaten Indramayu, 2018)
Gambar 2.10 Kondisi jembatan (transportasi darat) di Kabupaten Indramayu pada tahun 2017, dengan kelas kondisi “baik”, “sedang”, dan “rusak”. (Sumber: BPS Kabupaten Indramayu, 2018)
Laporan Akhir – Profil Lingkungan Hidup
II - 17
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
2.2.3. Kondisi Pertanian, Peternakan, dan Perikanan A. Kondisi Pertanian Penggunaan lahan dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu lahan sawah, lahan bukan sawah, dan lahan bukan pertanian. Lahan sawah yang ada di Kabupaten Indramayu adalah seluas 116.245 ha atau sekitar 56% dari luas total. Sementara lahan pertanian bukan sawah adalah sebesar 57.226 ha atau sekitar 27%. Lahan yang tidak digunakan sebagai lahan pertanian adalah seluas 36.467 ha atau sekitar 17% (Gambar 2.2.3.1) (BPS Kabupaten Indramayu, 2018). dari proporsi ini menunjukkan bahwa lahan pertanian (sawah dan bukan sawah) mendominasi penggunaan lahan di Kabupaten Indramayu, yaitu sekitar 83%.
Gambar 2.11 Distribusi luas lahan sawah, bukan sawah, dan bukan pertanian Kabupaten Ibdramayu pada tahun 2017 (Sumber: BPS Kabupaten Indramayu, 2018) Kondisi pertanian pada Kabupaten Indramayu terbagi atas tanaman pangan, tanaman bahan makan, tanaman padi, tanaman palawija, dan tanaman hortikultura. Tanaman pangan pada Kabupaten Indramayu meliputi tanaman bahan makanan, sayur-sayuran, dan buah-buahan. Tanaman bahan makanan terdiri dari jenis padi-padian, jagung, umbiumbian, dan kacang-kacangan. Data tanaman bahan tersebut dirinci menuru luas panen hasil per hektar, dan produksi. Tanaman pangan meliputi tanaman bahan makanan, sayur-sayuran, dan buah buahan. Tanaman bahan makanan terdiri dari jenis padi-padian, jagung, umbi-umbian, dan kacang-kacangan. Data tanaman bahan makanan dirinci menurut luas panen, hasil per hektar, dan produksi. Pada tahun 2017 luas panen padi mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu dari 246.833 Ha menjadi 235.316 Ha. Hal ini juga
Laporan Akhir – Profil Lingkungan Hidup
II - 18
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
berpengaruh pada tingkat produktivitasnya yang mengalami penurunan, yaitu dari 1.800.443,53 ton di tahun sebelumnya menjadi sebesar 1.394.771,34 ton di tahun ini. Pada tanaman palawija hanya tanaman ubi kayu dan ubi jalar yang mengalami peningkatan produksi, sedangkan dari tanaman hortikultura yang mengalami kenaikan produksi adalah tanaman jambu biji, pisang, pepaya, semangka, kacang panjang dan terong (BPS Kabupaten Indramayu, 2018).
Gambar 2.12 Produktivitas komoditi palawija di Kabupaten Indramayu tahun 2017 (Sumber: BPS Kabupaten Indramayu, 2018) Buah mangga merupakan produk unggulan hortikultura dengan produksi paling tinggi, yaitu sebesar 774.729,27 ton pada tahun 2017. Produk hortikultura lain dari Kabpaten Indramayu di antaranya adalah jeruk besar (1 ton), jambu biji (11.071,55 ton), sawo (4.402,22 ton), pisang (67.303,78 ton), pepaya (10.941,90 ton), dan semangka (13.066,40 ton). Sejumlah kecil produksi pertanian dan perkebunan juga tercatat di Kabupaten Indramayu, seperti tebu, teh, kopi, bawang merah, cabe merah, dan sebagainya (BPS Kabupaten Indramayu, 2018). B. Kondisi Peternakan Salah satu tujuan di sub sektor ini adalah meningkatkan populasi dan produksi ternak dalam usaha memperbaiki ternak dan memperbaiki gizi masyarakat. Hal yang pokok adalah untuk menghasilkan pendapatan peternak terutama yang berada di wilayah pedesaan. Jenis ternak yang
Laporan Akhir – Profil Lingkungan Hidup
II - 19
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
diusahakan di wilayah Kabupaten Indramayu adalah ternak besar dan kecil, produksi daging, susu, dan telur. Tahun 2017 jumlah sapi potong 11.895 ekor, kerbau 1.112 ekor, kuda 14 ekor, domba 296.413 ekor, dan kambing 73.942 ekor. Sementara itu untuk ternak unggas adalah ayam kampung 442.417 jantan dan 887.354 betina, ayam pedaging 22.015.125, 15.736 ayam petelur dan itik 607.551 jantan dan 1.408.220 betina (Gambar 2.2.3.3 dan Gambar 2.2.3.4) (BPS Kabupaten Indramayu, 2018).
Gambar 2.13 Produksi hasil peternakan non-unggas di Kabupaten Indramayu pada tahun 2017 (Sumber: BPS Kabupaten Indramayu, 2018)
Gambar 2.14 Produksi hasil peternakan unggas di Kabupaten Indramayu pada tahun 2017 (Sumber: BPS Kabupaten Indramayu, 2018)
Laporan Akhir – Profil Lingkungan Hidup
II - 20
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
C.
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
Kondisi Perikanan Sesuai dengan letaknya yang berada di pesisir pantai, Indramayu merupakan salah satu Kabupaten penghasil ikan. Produksi ikan laut segar selama tahun 2017 mencapai 139.713,39 ton. Nilai Produksinya mengalami peningkatan dari Rp. 2.413.781.346,31,- pada tahun 2016 menjadi Rp. 2.375.299.996,36,- pada tahun 2017 (Gambar 2.2.3 dan Gambar 2.2.4) (Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indramayu, 2017).
Gambar 2.15 Produksi sektor perikanan Kabupaten Indramayu pada tahun 2017 (Sumber: BPS Kabupaten Indramayu, 2018)
Gambar 2.16. Nilai produksi sektor perikanan Kabupaten Indramayu pada tahun 2017 (Sumber: BPS Kabupaten Indramayu, 2018)
Laporan Akhir – Profil Lingkungan Hidup
II - 21
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
2.2.4. Persampahan Di dalam melaksanakan pengelolaan persampahan di Kabupaten Indramayu selain mengacu pada UU No. 18 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Persampahan juga mengacu pada Peraturan Daerah No 16 Tahun 2011 Tanggal 9 November 2011, Tentang Pengelolaa Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman serta penerangan Jalan Umum di Kabupaten Indramayu. Untuk mengelola persampahan, maka Dinas Kebersihan dan Pertamanan sebagai instansi pengelola persampahan di Kabupaten Indramayu memiliki sarana dan prasarana pengelolaan sampah dengan jumlah dan kondisi yang masih terbatas, yaitu (Profil Sanitasi Wilayah Kabupaten Indramayu, 2017): 1.
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Ada 3 (tiga) TPA yang dimiliki yaitu : a. TPA Pecuk, dengan luas 7,66 Ha, berlokasi di Desa Panyindangan Kulon, Kecamatan Sindang dan melayani persampahan di wilayah perkotaan Kecamatan Indramayu, Sindang, Balongan, Pasekan serta sebagian sampah dari pasar dan jalan-jalan utama di Kota Kecamatan Karangampel. Sistem pengelolaan sampah yang digunakan Controlled Landfill dan saat ini secara bertahap sudah beralih ke sistem Sanitary Landfill, dengan kapasitas sampah sebesar 210 m3/hari dan umur rencana ±20 tahun. b. TPA Kertawinangun dengan luas 2,5 Ha, berlokasi di Desa Kertawinangun, Kecamatan Kandanghaur, melayani persampahan dari pasar dan jalan-jalan utama di wilayah perkotaan Kecamatan Losarang dan Kandanghaur. Sistem pengelolaan sampah masih menggunakan Open Dumping, dengan kapasitas 36,13 m3/hari dan umur rencana ±15 tahun. c. TPA Kebulen dengan luas 0,1 Ha., berlokasi di Desa Jatibarang, Kecamatan Jatibarang, melayani persampahan dari pasar dan jalan-jalan utama di Kota Kecamatan Jatibarang. TPA ini masih menggunakan sistem Open Dumping dengan kapasitas 12,4 m3/hari dan umur rencana ±15 tahun.
2.
Tempat Penampungan Sementara (TPS) Sampah TPS yang ada berjumlah 218 unit, berfungsi untuk menampung sampah sementara sebelum diangkut ke TPA, yang terdiri dari : a. b. c.
Transfer Depo berjumlah 11 unit. Kontainer berjumlah 48 unit. Lain-lain (bak sampah berjumlah 159 unit, tong sampah pejalan kaki berjumlah 201 unit).
Laporan Akhir – Profil Lingkungan Hidup
II - 22
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
3.
Sarana Pengangkut Sampah a. Truck Pengangkut Sampah berjumlah 18 unit, kapasitas angkut 6 m3, berfungsi untuk mengangkut sampah dari TPS ke TPA, yang terdiri dari : 1) Dump Truck berjumlah 8 unit, truck ini dilengkapi sistem hidrolis untuk mengangkat dan menurunkan bak dibelakang truk. 2) Armroll Truck berjumlah 8 unit, truk ini harus dilengkapi dengan kontainer sebagai bak tempat menyimpan sampah, dilengkapi sistem hidrolis untuk menaikkan dan menurunkan kontainer. 3) Compactor Truck berjumlah 2 unit. b. Sepeda Motor Roda Tiga berjumlah 13 unit, kapasitas angkut 4 m3, berfungsi untuk mengangkut sampah dari TPS ke TPA pada daerah pelayanan yang tidak terjangkau truck, dilengkapi sistem hidrolis untuk mengangkat dan menurunkan bak dibelakang motor. c. Gerobak Sampah 167 unit, kapasitas angkut 4 m3, berfungsi untuk mengangkut sampah dari permukiman dan jalan ke TPS.
4.
Sarana pendukung lainnya a. Kendaraan pengolahan sampah di TPA 1) Bulldozer berjumlah 1 unit, berfungsi untuk mendorong, meratakan dan memadatkan sampah maupun tanah penutup termasuk penyiapan sel sampah dan pekerjaan tanah lainnya. 2) Loader sekaligus Excavator berjumlah 1 unit. • Loader berfungsi untuk menggali tanah lunak, memuat hasil pemotongan ke atas truck dan mengangkut material pada jarak tidak lebih dari 50 m. • Excavator berfungsi untuk menggali tanah dan menyiapkan tanah cadangan penutup. b. Alat Pengolah sampah organik (Kompos) yang terdiri dari : 1) Pencacah sampah organik, berjumlah 1 unit, yang berfungsi untuk memotong/mencacah sampah organik agar proses kompos berjalan dengan cepat. 2) Conveyor, berjumlah 1 unit, berfungsi untuk memindahkan sampah organik yang siap diproses. 3) Pengayak Sampah, berjumlah 1 unit, berfungsi untuk mengayak/ menyaring sampah yang sudah menjadi kompos agar lebih halus. 4) Komposter Rumah Tangga, berjumlah 187 unit, berfungsi untuk memproses sampah organic menjadi kompos yang ditempatkan di lingkungan perumahan/permukiman. Tenaga pengelola persampahan berjumlah total 313 orang yang terdiri dari 67 orang PNS dan 246 orang Non PNS, mulai dari tenaga teknis, administrasi, keuangan sampai tenaga pekerja di lapangan yaitu penyapu (pengumpul), pengangkut, pengelola TPS dan TPA.
Laporan Akhir – Profil Lingkungan Hidup
II - 23
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
2.3. LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI Pembangunan yang berkelanjutan merupakan strategi pembangunan yang banyak diaplikasikan oleh negara berkembang, termasuk Indonesia. Oleh karena kebijakan pemerintah beberapa tahun terakhir memprioritaskan pertumbuhan ekonomi, dengan demikian eksploitasi terhadap sumber daya alam sangat mencolok tanpa memperhitungkan kerusakan lingkungan. Berdasarkan perhitungan PDRB atas dasar harga konstan 2010, laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Indramayu tahun 2017 adalah sekitar 1,45 persen.
Gambar 2.17 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Indramayu Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Pada Tahun 2017 (Juta Rupiah) Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Indramayu tahun 2017 atas dasar harga berlaku mencapai 69.824.006,35 juta rupiah. Sedangkan di sisi konstan yang tidak dipengaruhi oleh faktor inflasi mencapai 57.527.211,13 juta rupiah (BPS Kabupaten Indramayu, 2018). Kelompok sektor primer meliputi kegiatan di sektor pertanian dan pertambangan/ penggalian. Kemudian untuk kelompok sektor sekunder, aktivitas ekonominya meliputi kegiatan di sektor industri pengolahan; lisirik, gas dan air serta kegiatan di sektor konstruksi bangunan. Sedangkan kelompok ketiga yaitu kelompok tersier, meliputi kegiatan ekonomi pada sektor perdagangan, hotel, dan restoran; Angkutan dan Komunikasi dan sektor Perbankan dan jasa-jasa baik jasa perusahaan, perorangan, pemerintahan, dan swasta.
Laporan Akhir – Profil Lingkungan Hidup
II - 24
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
Bab 3 KONSEP DAN METODOLOGI
3.1. KONSEP DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG Konsep daya dukung lingkungan sudah mulai banyak diperbincangkan. Mengingat semakin besarnya tekanan penduduk dan pembangunan terhadap lingkungan. Pertambahan jumlah penduduk dengan aktifitasnya menyebabkan Kebutuhan akan lahan bagi kegiatan sosial ekonominya (lahan terbangun) makin bertambah dan sebaliknya lahan tidak terbangun makin berkurang. Selain itu, pertambahan jumlah penduduk juga dibarengi dengan peningkatan konsumsi sumber daya alam sejalan dengan meningkatnya tingkat sosial ekonomi masyarakat. Peningkatan jumlah penduduk dan perubahan pola konsumsi masyarakat akan mempengaruhi daya dukung lingkungannya. Pengertian daya dukung lingkungan (carrying capacity) dalam konteks ekologis adalah jumlah populasi atau komunitas yang dapat didukung oleh sumberdaya dan jasa yang tersedia dalam ekosistem tersebut. Faktor yang mempengaruhi keterbatasan ekosistem untuk mendukung perikehidupan adalah faktor jumlah sumberdaya yang tersedia, jumlah populasi dan pola konsumsinya. Konsep daya dukung lingkungan dalam konteks ekologis tersebut terkait erat dengan modal alam. Akan tetapi, dalam konteks pembangunan yang berlanjut (sustainable development), suatu komunitas tidak hanya memiliki modal alam, melainkan juga modal manusia, modal sosial dan modal lingkungan buatan. Oleh karena itu, dalam konteks berlanjutnya suatu wilayah, daya dukung lingkungan wilayah adalah jumlah populasi atau komunitas yang dapat didukung oleh sumberdaya dan jasa yang tersedia karena terdapat modal alam, manusia, sosial dan lingkungan buatan yang dimilikinya. Pengertian daya dukung lingkungan menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup yaitu kemampuan lingkungan untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Daya dukung lingkungan adalah jumlah maksimum manusia yang dapat didukung
Laporan Akhir – Konsep & Metodologi
III - 1
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
oleh bumi dengan sumberdaya alam yang tersedia. Jumlah maksimum tersebut adalah jumlah yang tidak menyebabkan kerusakan pada lingkungan dan kehidupan di bumi dapat berlangsung secara ”sustainable”. Dalam perkembangannya kemudian, konsep daya dukung lingkungan diaplikasikan sebagai suatu metode perhitungan untuk menetapkan jumlah organisme hidup yang dapat didukung oleh suatu ekosistem secara berlanjut, tanpa merusak keseimbangan di dalam ekosistem tersebut. Penurunan kualitas dan kerusakan pada ekosistem kemudian didefinisikan sebagai indikasi telah terlampauinya daya dukung lingkungan. Carrying capacity, suatu ekosistem adalah jumlah populasi yang dapat didukung oleh ketersediaan sumberdaya dan jasa pada ekosistem tersebut. Batas daya dukung ekosistem tergantung pada tiga faktor yaitu: 1. Jumlah sumberdaya alam yang tersedia dalam ekosistem tersebut 2. Jumlah / ukuran populasi atau komunitas 3. Jumlah sumberdaya alam yang dikonsumsi oleh setiap individu dalam komunitas tersebut. Pengertian modal alam berdasarkan pengertian tersebut adalah meliputi: 1. Sumberdaya alam yaitu semua yang diambil dari alam dan digunakan dengan atau tanpa melalui proses produksi yang meliputi air, tanaman, hewan, dan material alam seperti bahan bakar fosil, logam dan mineral. Penggunaan sumberdaya alam ini akan menghasilkan produk akhir dan limbah. 2. Jasa ekosistem yaitu proses alami yang dibutuhkan bagi kehidupan, seperti sumberdaya perikanan, lahan untuk budidaya, kemampuan asimilasi air dan udara dan sebagainya. 3. Estetika dan keindahan alam yang memiliki kontribusi dalam meningkatkan kualitas hidup dan adalah potensi ekonomi untuk pengembangan pariwisata dan rekreasi. Modal alam tersebut memiliki kemampuan untuk menghasilkan sumberdaya yang dibutuhkan untuk menyerap limbah yang dihasilkan (biocapacity). Berdasarkan pengertian tersebut, maka sumber daya alam memiliki kemampuan untuk mengasimilasi limbah. Kemampuan mengasimilasi limbah disebut bioasimilasi yang didefinisikan sebagai kemampuan dari lingkungan alam untuk mengabsorbsi berbagai material termasuk limbah antropogenik dalam konsentrasi tertentu tanpa mengalami degradasi. Lingkungan mempunyai kemampuan dalam mengasimilasi limbah disebut sebagai daya tampung lingkungan. Daya tampung lingkungan berdasarkan Undang-undang 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi, dan/atau komponen lainnya yang masuk atau dimasukkan ke dalamnya. Padahal sebenarnya daya tampung lingkungan
Laporan Akhir – Konsep & Metodologi
III - 2
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
sudah dapat tercakup dalam pengertian daya dukung lingkungan karena ”mendukung perikehidupan” dapat diartikan sebagai mendukung ketersediaan sumber daya yang dibutuhkan sekaligus mengasimilasi limbah dari konsumsi sumberdaya tersebut. Dari pengertian tersebut, daya dukung lingkungan adalah sesuatu yang bersifat dinamis, dapat terdegradasi atau punah apabila tidak dilestarikan dan sebaliknya dapat ditingkatkan kemampuannya Berdasarkan uraian di atas, jika dilihat dari definisinya, daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup (DDDTLH) merupakan kemampuan lingkungan hidup untuk dapat mendukung perikehidupan manusia, makhluk hidup lain, dan keseimbangan antar keduanya. Dengan demikian, konsep daya dukung secara umum dapat dilihat dari dua sisi yaitu: 1. Dari sisi ketersediaan, dengan melihat karakteristik wilayah, potensi sumber daya alam yang ada di suatu wilayah 2. Dari sisi kebutuhan, yaitu dengan melihat kebutuhan manusia dan makhluk hidup lainnya dan arahan kebijakan prioritas suatu wilayah Penentuan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan, yaitu diantaranya adalah: 1. Stock dengan menghitung ketersediaan sumber daya alam yang ada, untuk metode ini dapat digunakan dalam menentukan daya dukung dan daya tampung pada level nasional maupun pulau/kepulauan 2. Supply-demand dengan menghitung berapa kebutuhan yang diperlukan (berdasarkan ecological foot print) untuk memenuhi kebutuhan manusia pada suatu wilayah dan berapa kemampuan lingkungan mampu men-supply kebutuhan tersebut (daya dukung lingkungan hidup) 3. Jasa ekosistem merupakan layanan atau fungsi ekosistem dalam suatu wilayah yang dikategorikan dalam 4 (empat) jenis layanan, yaitu: a. Layanan fungsional (provisioning services): Jasa/produk yang didapat dari ekosistem, seperti misalnya sumberdaya genetika, makanan, air dll. b. Layanan regulasi (regulating services): manfaat yang didapatkan dari pengaturan ekosistem, seperti misalnya aturan tentang pengendalian banjir, pengendalian erosi, pengendalian dampak perubahan iklim dll. c. Layanan kultural (cultural services): manfaat yang tidak bersifat material/terukur dari ekosistem, seperti misalnya pengkayaan spirit, tradisi pengalaman batin, nilai-nilai estetika dan pengetahuan. d. Layanan pendukung kehidupan (supporting services): jasa ekosistem yang diperlukan manusia, seperti misalnya produksi biomasa, produksi oksigen, nutrisi, air, dll. 4. Valuasi ekonomi dengan melakukan perhitungan ekonomi dari suatu kebijakan/rencana/program (KRP) di suatu wilayah terhadap berapa biaya kerugian (potensial dampak) yang harus dikeluarkan dari KRP tersebut untuk dibayarkan dalam rangka untuk memenuhi DDDTLH yang ideal.
Laporan Akhir – Konsep & Metodologi
III - 3
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
Sebagamana diuraikan di atas, konsep yang dapat digunakan untuk menggambarkan DDDTLH, secara umum dapat digambarkan melalui framework sisi permintaan (demand) dan sisi penawaran (supply side).
Gambar 3.1. Konsep DDDTLH dalam kerangka supply-demand Sisi permintaan lebih didasarkan pada kebutuhan (needs) dan pola konsumsi akan sumber daya alam dan jasa lingkungan seperti lahan, air dan sumber daya alam lainnya. Kebutuhan ini akan banyak dipengaruhi oleh perkembangan penduduk baik di suatu wilayah administratsi maupun wilayah ekoregion. Interaksi kebutuhan akan sumber daya alam dan jasa lingkungan dengan jumlah yang diekstrasi akan meninggalkan jejak ekologis (ecological footprint) yang menunjukkan jejak ekosisitim per satuan penggunaan sumber daya. Di sisi lain, sumber daya alam menyediakan layanan barang dan jasa yang dapat dimanfaatakan untuk memeuhi kebutuhan penduduk. Sisi supply menggambarkan seberapa besar (baik dari kuantitas maupun kualitas) sumber daya alam mampu mendukung kebutuhan manusia. Sisi suplai ini bisa digambarkan, misalnya, dengan neraca air, neraca sumber daya dan lingkungan, neraca lahan, potensi lahan untuk memenuhi kebutuhan produksi setara beras dan sebagainya. Interaksi penyediaan dan penggunaannya akan menggambarkan daya dukung sumber daya alam dan lingkungan (carryng capacity). Keseimbangan sisi suplai dan sisi demand dari sumber daya alam yang digambarkan oleh Ecological footprint dan carryng
Laporan Akhir – Konsep & Metodologi
III - 4
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
capacity ini akan menentukan besaran daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup beserta status (state) yang diakibatkan oleh pemanfaatan sumber daya alam tersebut
3.2. METODOLOGI 3.2.1. Ruang Lingkup Wilayah Ruang Lingkup Wilayah dan Unit Analisis Ruang lingkup wilayah kajian penyusunan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup Kabupaten Indramayu meliputi areal seluas 209.942 hektar yang membentang sepanjang pantai utara antara Cirebon-Subang. Secara geografis wilayah Kabupaten Indramayu terletak pada koordinat 107°52’ - 108°36’ bujur timur dan 6°15’ - 6°40’ lintang selatan. Adapun batas-batas wilayah Kabupaten Indramayu adalah sebagai berikut: 1) Sebelah Barat 2) Sebelah Timur 3) Sebelah Utara 4) Sebelah Selatan
: : : :
Kabupaten Subang; Kabupaten Cirebon; Laut Jawa; Kabupaten Cirebon, Kabupaten Majalengka, dan Kabupaten Sumedang. Wilayah administrasi pemerintahan Kabupaten Indramayu mencakup 31 kecamatan dan 317 desa (Kabupaten Indramayu Dalam Angka, 2016). Peta wilayah administrasi Kabupaten Indramayu disajikan pada Gambar 3.2.
Sumber: RTRW Kabupaten Indramayu Tahun 2011-2031
Gambar 3.2. Peta wilayah Administrasi Kabupaten Indramayu
Laporan Akhir – Konsep & Metodologi
III - 5
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
3.2.2. Teknik Pengukuran DDDTLH 1. Teknik pengukuran dan penentuan daya dukung berdasarkan fungsi dan tujuan Secara umum teknik perhitungan daya dukung dan daya tampung tergantung dari fungsi atau tujuan yang akan diukur apakah menyangkut aspek ekonomi, demografi dan sebagainya. Setiap tujuan ini memiliki formulasi tersendiri karena karakteristik unit dan ukuran yang berbeda. Teknik pengukuran dan penentuan daya dukung berdasarkan fungsi dan tujuan sebagaimana tertera pada Tabel berikut (Muta’ali (2014): Tabel 3.1. Teknik Pengukuran Dan Penentuan Daya Dukung Berdasarkan Fungsi Dan Tujuan KONSEP/TUJUAN Daya Tampung Demografis
FORMULASI A=L/P A = Daya dukung lahan L = Luas Lahan (ha) P = Populasi Penduduk (jiwa) Bandingkan nila A dengan tabel konsumsi lahan
KETERANGAN Kebutuhan lahan menurut jumlah penduduk (Yeates) ▪ Populasi 10.000 (0,100 ha/jiwa), ▪ 25.000 (0,091), ▪ 50.000 (0,086), ▪ 100.000 (0,76), ▪ 250.000 (0,70), ▪ 500.000 (0,066), ▪ 1.000.000 (0,061), ▪ 2.000.000 (0,057)
Lahan Pertanian
σ = Lp/Pd KFM/Pr Keterangan : ▪ σ = daya dukung wilayah pertanian ▪ Lp = luas lahan panen (ha) ▪ Pd = jumlah penduduk (jiwa) ▪ KFM = Kebutuhan Fisik Minimum (kg/kapita/tahun) ▪ Pr = produksi lahan rata-rata per hektar (kg/ha)
Dengan asumsi bila: ▪ σ < 1 mampu tidak mampu swasembada pangan ▪ σ < 1 mampu swasembada pangan
Permukiman
DDPm = LPm/JP σ keterangan :
▪
▪ ▪ ▪ ▪
▪
DDPm = daya dukung permukiman JP = Jumlah Penduduk σ = koefisien luas kebutuhan ruang/kapita (m2/kapita) → Menurut SNI 03-1733-2004 sebesar 26 m2, sedangkan menurut Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat No. 11/PERMEN/M/2008, kebutuhan bervariasi menurut kawasan.
▪
DDP > 1, mampu menampung penduduk untuk bermukim DDP = 1, terjadi keseimbangan antara penduduk yang bermukim (membangun rumah) dengan luas wilayah yang ada • DDP < 1, tidak mampu menampung penduduk untuk bermukim (membangun rumah) dalam wilayah tersebut
Laporan Akhir – Konsep & Metodologi
III - 6
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
KONSEP/TUJUAN
FORMULASI ▪
Fungsi Lindung
KETERANGAN
LPm = Luas lahan yang layak untuk permukiman (m2), dapat menggunakan beberapa batasan diantaranya : 1. Areal yang layak untuk lahan permukiman adalah di luar kawasan lindung dan kawasan rawan bencana (banjir dan longsor), sehingga : LP = LW - (LKL + LKRB) LW = luas wilayah LKL = luas kawasan lindung LKRB = luas kawasan rawan bencana 2. Menggunakan batasan kelas kemampuan lahan, dimana dapat diasumsikan kelas kemampuan lahan I-IV dapat dan layak digunakan untuk permukiman
DDL = Σ (Lgl₁.σ₁ +Lgl₂.σ₂ + Lgl₃.σ₃ + Lgln.σn LW keterangan : ▪ DDL = daya dukung fungsi lindung ▪ Lgl₁ = luas guna lahan jenis 1 (ha) ▪ LW = luasan wilayah (ha) ▪ σ₁ = koefisien lindung untuk guna lahan 1 Cagar alam (1,00), Suaka margasatwa (1,00). Taman wisata (1,00),, Taman buru (0,82), Hutan lindung (1.00), Hutan cadangan (0,61), Hutan produksi (0,68), Perkebunan besar (0,54), Perkebunan rakyat (0,42), Persawahan (0,46),Ladang/tegalan (0,21), Padang rumput (0,28), Danau/tambak (0,98), Tanaman kayu (0,37), Permukiman (0,18), Tanah kosong (0,01)
Daya dukung fungsi lindung (DDL), memiliki kisaran nilai antara 0 (minimal) sampai 1 (maksimal. Oleh karena itu, semakin mendekati nilai 1, semakin baik fungsi lindung yang ada dalam wilayah tersebut
2. Teknik pengukuran dan penentuan daya dukung Lahan Daya dukung lahan pada dasarnya ditentukan oleh adanya ketersediaan dan kebutuhan atau demand dan supply side . Muta’ali (2014) menentukan bahwa daya dukung berdasarkan kedua sisi tersebut dapat dilihat pada Tabel berikut:
Laporan Akhir – Konsep & Metodologi
III - 7
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
Tabel 3.2. Teknik Perhitungan Daya Dukung Daya Tampung Lahan
3. Teknik pengukuran dan penentuan daya dukung Sumberdaya Air Penentuan daya dukung air secara prinsip hampir sama dengan penentuan daya dukung lahan yakni dengan memperbandingkan ketersediaan air dan kebutuhan air. Dengan melihat kedua kriteria di atas, Muta’ali (2014) menentukan daya dukung air sebagai berikut:
Laporan Akhir – Konsep & Metodologi
III - 8
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
Tabel 3.3. Teknik Perhitungan Daya Dukung Daya Tampung Air
Laporan Akhir – Konsep & Metodologi
III - 9
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
3.2.3. Rekomendasi Rekomendasi hasil kajian disusun berdasarkan hasil analisis dan sintesa kajian daya dukung dan daya tampung. Rekomendasi diarahkan sebagai kebijakan pemerintah daerah Kabupaten Indramayu untuk pembangunan berkelanjutan sesuai daya dukung dan daya tampung.
Laporan Akhir – Konsep & Metodologi
III - 10
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
Bab 4 DATA DAN ANALISIS DAYA DUKUNG DAYA TAMPUNG Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009, Daya Dukung Lingkungan Hidup (DDLH) adalah kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan Manusia, makhluk hidup lain dan keseimbangan antara keduanya. Daya dukung lingkungan hidup juga memiliki makna adanya supply dan demand. Supply berupa kekayaan alam yang tersedia sedangkan demand berupa konsumsi dari manusia. Tujuan interaksi antara keduanya yaitu tercapai keseimbangan. Oleh karena itu, dalam rangka pelaksanaan pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Indramayu, informasi terkait dengan daya dukung dan daya tampung sangat diperlukan. Kebutuhan data yang digunakan dalam perhitungan daya dukung dan daya tampung ini berasal dari data sekunder yang didapatkan dari beberapa sumber. Adapun sumber data yang digunakan dalam perhitungan ini disajikan dalam tabel dibawah ini. Tabel 4.1 Sumber Data Kajian No
Data
Sumber
A.
Daya Dukung dan Daya Tampung Demografis
1
Luas Wilayah Tiap Kecamatan di Kab.Indramayu
Badan Pusat Statistika, Kabupaten Indramayu dalam Angka, 2017
2
Jumlah Penduduk Tiap Kecamatan di Kab. Indramayu
Badan Pusat Statistika, Kabupaten Indramayu dalam Angka, 2017
3
Standar Keb. Lahan per jiwa
Kementerian Lingkungan Hidup, Pedoman Penentuan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup, 2014
B
Daya Dukung Lahan Pertanian
1
Luas Panen Padi
Dinas Pertanian Kab. Indramayu, 2017
2
Jumlah Penduduk Tiap Kecamatan di Kab. Indramyau
Badan Pusat Statistika, Kabupaten Indramayu dalam Angka, 2017
Kebutuhan Fisik Minimum Beras
Skripsi Dyah Putri Asmarani, Analisis Kemandirian Beras di Kabupaten Indramayu Tahun 2011 – 2015, 2016
3
Laporan Akhir – Data & Analisis
IV - 1
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
No
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
Data
Sumber
4
Produktivitas Padi
Badan Pusat Statistika, Kabupaten Indramayu dalam Angka, 2017
5
Frekuensi Panen Padi
Asumsi, 2018
6
Jumlah KK
Badan Pusat Statistika, Kabupaten Indramayu dalam Angka, 2017
7
Persen jumlah penduduk yang tinggal
Asumsi, 2018
8
Ukuran Lahan Pertanian rata-rata yang dimiliki petani
Asumsi, 2018
C
Daya Dukung Permukiman
1
Luas wilayah tiap Kecamatan di Kab. Indramayu
Badan Pusat Statistika, Kabupaten Indramayu dalam Angka, 2017
2
Luas Kawasan Lindung dan Kawasan Bencana
Peta Rupa Bumi Indonesia, 2018
3
Koef/Luas Kebutuhan
Kementerian Lingkungan Hidup, Pedoman Penentuan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup, 2014
4
Jumlah Penduduk tiap Kecamatan di Kab. Indramayu
Badan Pusat Statistika, Kabupaten Indramayu dalam Angka, 2017
D
Daya Dukung Fungsi Lindung
1
Luas Guna Hutan Lindung
Peta Rupa Bumi Indonesia, 2018
2
Luas Guna Persawahan
Dinas Pertanian Kab. Indramayu, 2017
3
Luas Ladang/Tegalan
Peta Rupa Bumi Indonesia, 2018
4
Luas Guna danau/Tambak
Peta Rupa Bumi Indonesia, 2018
5
Luas Guna Permukiman
Peta Rupa Bumi Indonesia, 2018
6
Luas Guna Tanah Kosong
Peta Rupa Bumi Indonesia, 2018
7
Luas Wilayah
Badan Pusat Statistika, Kabupaten Indramayu dalam Angka, 2017
8
Koefisien Jenis Lahan
Kementerian Lingkungan Hidup, Pedoman Penentuan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup, 2014
E
Daya Dukung Lahan
1
Nilai Komoditas Peternakan
Badan Pusat Statistika, Kabupaten Indramayu dalam Angka, 2017 dan Portal Infomrasi Harga Pangan, 2018
2
Nilai Komoditas Pertanian
Badan Pusat Statistika, Kabupaten Indramayu dalam Angka, 2017 dan Portal Infomrasi Harga Pangan, 2018
3
Harga Satuan Beras
Portal Informasi Harga Pangan, 2018
4
Produktivitas Beras
Badan Pusat Statistika, Kabupaten Indramayu dalam Angka, 2017
Laporan Akhir – Data & Analisis
IV - 2
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
No
Data
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
Sumber
5
KHLP
Kementerian Lingkungan Hidup, Pedoman Penentuan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup, 2014
6
Produktifitas Beras Lokal
Skripsi Dyah Putri Asmarani, Analisis Kemandirian Beras di Kabupaten Indramayu Tahun 2011 – 2015, 2016
7
Jumlah Penduduk tiap Kecamatan di Kab. Indramayu
Badan Pusat Statistika, Kabupaten Indramayu dalam Angka, 2017
F
Daya Dukung Sumber Daya Air
1
Luas tiap jenis lahan
Badan Pusat Statistika, Kabupaten Indramayu dalam Angka, 2017
2
Koefisien tiap jenis lahan
Kementerian Lingkungan Hidup, Pedoman Penentuan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup, 2014
3
Curah Hujan
Badan Pusat Statistika, Kabupaten Indramayu dalam Angka, 2017
4
Faktor Konversi
Kementerian Lingkungan Hidup, Pedoman Penentuan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup, 2014
5
Luas wilayah tiap Kecamatan di Kab. Indramayu
Badan Pusat Statistika, Kabupaten Indramayu dalam Angka, 2017
6
KHLA
Kementerian Lingkungan Hidup, Pedoman Penentuan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup, 2014
7
Jumlah Penduduk tiap Kecamatan di Kab. Indramayu
Badan Pusat Statistika, Kabupaten Indramayu dalam Angka, 2017
4.1. DAYA DUKUNG BERDASARKAN FUNGSI DAN TUJUAN 4.1.1 Daya Dukung dan Daya Tampung Demografis Daya Dukung Demografis adalah kemampuan untuk mendistribuskan penduduk ke suatu daerah tertentu. Daya dukung demografi ini berhubungan dengan ketersediaan lahan. Lahan merupakan bagian dari bentang alam (landscape) yang mencakup pengertian lingkungan fisik termasuk iklim, topografi atau relief, hidrologi bahkan keadaan alami (natural vegetation) yang semuanya secara potensial akan berpengaruh terhadap penggunaan lahan. Lahan dalam pengertian yang lebih luas termasuk yang telah dipengaruhi oleh berbagai aktifitas manusia baik di masa lalu maupun pada masa sekarang. Dalam usaha melakukan penyebaran penduduk dari daerah padat ke daerah yang kurang diperlukan perhatian terhadap penyediaan lahan. Untuk melihat apakah luas lahan yang ada di tiap kecamatan pada Kabupaten Indramayu telah sesuai dengan jumlah Laporan Akhir – Data & Analisis
IV - 3
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
penduduk yang ada, maka dapat digunakan perhitungan daya dukung demografis. Hasil perhitungan daya dukung kemudian dibandingkan dengan standar konsumsi lahan sebagaimana disajikan pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Standar Kebutuhan lahan menurut jumlah penduduk (Yeates) Penduduk (Jiwa) 10,000 25,000 50,000 100,000 250,000 500,000 1,000,000 2,000,000
Nilai Daya Tampung (ha/jiwa) 0,1 0,091 0,086 0,076 0,07 0,066 0,061 0,057
Sebaran jumlah penduduk dan wilayah administratif disajikan pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Peta Demografis Kabupaten Indaramayu
Laporan Akhir – Data & Analisis
IV - 4
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
Berdasarkan perhitungan daya dukung daya tampung demografis, maka didapatkan daya dukung demografis di setiap kecamatan di Kabupaten Indramayu sebagaimana disajikan dalam tabel dibawah. Tabel 4.3 Daya Dukung Demografis/Lahan di Kecamatan Kabupaten Indramayu No
Kecamatan
1
Haurgeulis
2
Luas wil (Ha)
Jumlah Penduduk (Jiwa)
Daya Dukung Lahan (Ha/jiwa)
6.431
91.598
0,0702
Gantar
17.164
62.177
0,2761
3
Kroya
13.520
63.637
0,2125
4
Gabuswtan
7.726
55.449
0,1393
5
Cikedung
11.329
39.473
0,2870
6
Terisi
17.717
54.489
0,3252
7
Lelea
6.066
48.490
0,1251
8
Bangodua
4.776
27.773
0,1720
9
Tukdana
7.324
51.406
0,1425
10
Widasari
3.995
34.327
0,1164
11
Kertasemaya
3.941
61.426
0,0642
12
Sukagumiwang
3.293
37.785
0,0871
13
Krangkeng
7.369
64.262
0,1147
14
Karangampel
3.070
63.512
0,0483
15
Kedokanbunder
3.160
45.066
0,0701
16
Juntinyuat
5.397
79.190
0,0682
17
Sliyeg
5.491
59.502
0,0923
18
Jatibarang
4.298
70.952
0,0606
19
Balongan
3.762
38.891
0,0967
20
Indramayu
5.163
111.894
0,0461
21
Sindang
3.669
50.835
0,0722
22
Cantigi
8.309
32.028
0,2594
23
Pasekan
6.763
24.296
0,2784
24
Lohbener
3.785
55.005
0,0688
25
Arahan
3.390
32.753
0,1035
26
Losarang
11.131
54.324
0,2049
27
Kadanghaur
8.486
87.068
0,0975
28
Bongas
4.863
47.052
0,1033
29
Anjatan
8.533
83.229
0,1025
30
Sukra
4.440
44.089
0,1007
31 Patrol 4.295 Sumber : Hasil Perhitungan, 2018
56.122
0,0765
Berdasarkan Tabel 4.3 di atas bahwa daya dukung demografis (lahan) yang memiliki nilai tertinggi pada Kecamatan Terisi dengan nilai sebesar 0,3252 ha/jiwa Laporan Akhir – Data & Analisis
IV - 5
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
dan untuk nilai terendah terdapat pada Kecamatan Indramayu sebesar 0,0461 ha/jiwa. Hal tersebut terlihat bahwa daya dukung demografis berbanding lurus dengan luas lahan yang ada dan berbading terbalik dengan jumlah penduduk. Artinya jika semakin banyak jumlah penduduk pada luas lahan yang sama maka daya dukung demografis akan kecil dan berlaku sebaliknya sehingga pada suatu wilayah dengan jumlah penduduk besar maka luas lahanya juga harus lebih besar. Kemudian hasil dari perhitungan di atas dibandingkan dengan nilai yang terdapat pada Tabel 4.2 nilai tersebut merupakan nilai daya tampung yang sesuai dengan daya dukung. Berikut disajikan hasil penilaian daya dukung daya tampung demografis tiap kecamatan di Kabupaten Indramayu.. Tabel 4.4 Daya Dukung Lahan tiap Kecamatan di Kabupaten Indramayu Daya Dukung Lahan (Ha/jiwa) 1 Haurgeulis 0,0702 2 Gantar 0,2761 3 Kroya 0,2125 4 Gabuswtan 0,1393 5 Cikedung 0,2870 6 Terisi 0,3252 7 Lelea 0,1251 8 Bangodua 0,1720 9 Tukdana 0,1425 10 Widasari 0,1164 11 Kertasemaya 0,0642 12 Sukagumiwang 0,0871 13 Krangkeng 0,1147 14 Karangampel 0,0483 15 Kedokanbunder 0,0701 16 Juntinyuat 0,0682 17 Sliyeg 0,0923 18 Jatibarang 0,0606 19 Balongan 0,0967 20 Indramayu 0,0461 21 Sindang 0,0722 22 Cantigi 0,2594 23 Pasekan 0,2784 24 Lohbener 0,0688 25 Arahan 0,1035 26 Losarang 0,2049 27 Kadanghaur 0,0975 28 Bongas 0,1033 29 Anjatan 0,1025 30 Sukra 0,1007 31 Patrol 0,0765 Sumber : Hasil Perhitungan, 2018
No
Kecamatan
Standar Kebutuhan Lahan per jiwa (ha/jiwa) 0,070 0,100 0,100 0,100 0,100 0,100 0,100 0,100 0,100 0,100 0,061 0,086 0,100 0,057 0,070 0,066 0,091 0,061 0,100 0,057 0,070 0,100 0,100 0,066 0,100 0,100 0,091 0,100 0,100 0,100 0,076
Daya Tampung (Jiwa) 91.868 171.645 135.203 77.256 113.294 177.171 60.663 47.760 73.243 39.952 64.605 38.287 73.693 53.865 45.147 81.771 60.337 70.451 37.624 90.575 52.409 83.088 67.631 57.348 33.901 111.307 93.251 48.625 85.326 44.398 56.516
Defisit/Surplus (Jiwa)
Laporan Akhir – Data & Analisis
270 109.468 71.566 21.807 73.821 122.682 12.173 19.987 21.837 5.625 3.179 502 9.431 -9.647 81 2.581 835 -501 -1.267 -21.319 1.574 51.060 43.335 2.343 1.148 56.983 6.183 1.573 2.097 309 394
IV - 6
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
Berdasarkan Tabel 4.4 secara keseluruhan dari hasil analisa di atas untuk daya dukung dan daya tampung demografis tiap kecamatan yang ada di Kabupaten Indramayu terdapat beberapa daerah yang sudah melampaui batas daya tampung yaitu sebanyak empat kecamatan yang terdiri dari Kecamatan Karangampel, Jatibarang, Balongan, dan Indramayu. Daya tampung yang dimiliki keempat kecamatan tersebut masing-masing sebesar 53.865 jiwa, 70.451 jiwa, 37.624 jiwa, dan 90.575 jiwa. Jika dibandingkan dengan kondisi eksisting terhadap jumlah penduduk pada Kecamatan Karangampel, Jatibarang, Balongan, dan Indramayu saat ini telah terjadi defisit daya tampung demografis dengan masing-masing nilai sebesar -9.647 jiwa, -501 jiwa, -1.267 jiwa, dan -21.319 jiwa. Sebaliknya sebanyak 27 kecamatan lainnya masih memenuhi daya tampung demografis. Kecamatan yang masih memenuhi daya tampung yang ada terdiri dari Kecamatan Haurgeulis, Gantar, Kroya, Gabuswtan, Cikedung, Terisi, Lelea, Bangodua, Tukdana, Widasari, Kertasemaya, Sukagumiwang, Krangkeng, Kedokanbunder, Juntinyuat, Sliyeg, Sindang, Cantigi, Pasekan, Lohbener, Arahan, Losarang, Kadanghaur, Bogas, Anjatan, Sukra dan Patrol. Untuk mengetahui besaran kondisi daya tampung pada tiap kecamatan yang terdapat di Kabupaten Indramayu, maka dibuat indikator yang terdiri dari 5 kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah, dan sangat rendah. Berikut disajikan secara lengkap dalam Tabel 4.5 dibawah. Tabel 4.5 Indikator Nilai Daya Dukung Daya Tampung Indikator Sangat Tinggi Tinggi
Nilai Range > 122.682
122.682 60.051
Cukup
60.051
2.581
Rendah Sangat rendah
2.581 -9.369
-9.369 -21.319
Sumber : Hasil Perhitungan, 2018
Nilai range yang terdapat pada Tabel 4.5 diatas kemudian dibandingkan nilai defisit/surplus yang terdapat pada Tabel 4.4 diatas. Hasil dari perbandingan tersebut disajikan dalam Tabel 4.6 dibawah ini. Tabel 4.6 Kondisi Daya Tampung tiap Kecamatan di Kabupaten Indramayu No 1 2 3 4 5
Kecamatan Haurgeulis Gantar Kroya Gabuswtan Cikedung
Defisit/Surplus 270 109.468 71.566 21.807 73.821
Indikator Rendah Sangat tinggi Tinggi Cukup Tinggi Laporan Akhir – Data & Analisis
IV - 7
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
No 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Kecamatan Terisi Lelea Bangodua Tukdana Widasari Kertasemaya Sukagumiwang Krangkeng Karangampel Kedokanbunder Juntinyuat Sliyeg Jatibarang Balongan Indramayu Sindang Cantigi Pasekan Lohbener Arahan Losarang Kadanghaur Bongas Anjatan Sukra Patrol
Defisit/Surplus 122.682 12.173 19.987 21.837 5.625 3.179 502 9.431 -9647 81 2.581 835 -501 -1267 -21319 1.574 51.060 43.335 2.343 1.148 56.983 6.183 1.573 2.097 309 394
Indikator Sangat tinggi Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Rendah Cukup Sangat rendah Rendah Cukup Rendah Rendah Rendah Sangat rendah Rendah Cukup Cukup Rendah Rendah Tinggi Cukup Rendah Rendah Rendah Rendah
Sumber : Hasil Perhitungan, 2018
Dapat dilihat pada Tabel 4.6 di atas bahwa kondisi daya dukung daya tampung yang terdapat pada tiap kecamatan Kabupaten Indramayu memiliki indikator bervariasi. Indikator sangat tinggi terdapat pada dua kecamatan yang terdiri dari Kecamatan Gantar dan Terisi. Sedangkan indikator sangat rendah berada di Kecamatan Karang Ampel dan Indramayu. Untuk kecamatan lainnya didominasi dengan Indikator cukup dan rendah. Secara keseluruhan dalam analisa daya dukung daya tampung demografis terlihat bawah kecamatan yang melebihi daya tampung yang ada memang merupakan kecamatan yang masuk dalam wilayah Kota. Dimana kondisi pertumbuhan penduduk di wilayah kota akan lebih besar dibandingkan dengan wilayah bukan kota. Hal tersebut tidak diimbangin dengan bertambahnya luas wilayah yang ada sehingga terjadi defisit jumlah penduduk disuatu wilayah tersebut.
Laporan Akhir – Data & Analisis
IV - 8
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
4.1.2. Daya Dukung Lahan Pertanian Luas lahan tanaman pangan yang diperlukan per kapita untuk swasembada (𝜏) pangan merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam perhitungan tingkat daya dukung lahan pertanian. Nilai 𝜏 diperhitungkan dengan membagi luas lahan panen dengan jumlah penduduk tiap kecamatan kemudian dibagi lagi dengan hasil dari perkalian kebutuhan fisik minimum dengan produksi lahan rata-rata per hektar. Semakin besar nilai 𝜏 maka tingkat daya dukung lahan pertanian akan semakin baik. Luas lahan tanaman pangan yang dibutuhkan per kapita untuk swasembada pangan, nilainya selalu berubah-ubah menurut waktu dan ruang karena dipengaruhi oleh Kebutuhan Fisik Minimum (KFM) dan kemampuan lahan untuk memproduksi tanaman pangan. Untuk itu, daerah-daerah yang memiliki nilai 𝜏 yang tinggi diperlukan usaha untuk menurunkan angka tersebut melalui peningkatan produktivitas tanaman pangan. Berdasarkan hasil perhitungan, maka didapatkan daya dukung luas lahan pertanian sebagai berikut: Tabel 4.7 Daya Dukung Wilayah Pertanian di Kabupaten Indramayu
No
Kecamatan
Luas Panen (Ha)
Jumlah Penduduk (Jiwa)
Kebutuhan Fisik Minimum (kg/kapita/tahun)
Produktifitas Padi (kg/ha)
Daya Dukung Wil. Pertanian
1
Haurgeulis
398
91.598
87,83
7.196
0,3558173
2
Gantar
610
62.177
87,83
7.109
0,7935619
3
Kroya
692
63.637
87,83
7.253
0,8974703
4
Gabuswetan
595
55.449
87,83
7.346
0,8974935
5
Cikedung
566
39.473
87,83
7.261
1,1854135
6
Terisi
510
54.489
87,83
7.100
0,7564699
7
Lelea
500
48.490
87,83
7.521
0,8829793
8
Bangodua
322
27.773
87,83
7.537
0,9946123
9
Tukdana
373
51.406
87,83
8.051
0,6653013
10
Widasari
286
34.327
87,83
7.118
0,6742756
11
Kertasemaya
292
61.426
87,83
8.019
0,4332750
12
Sukagumiwang
257
37.785
87,83
7.486
0,5797231
13
Krangkeng
465
64.262
87,83
7.280
0,5999024
14
Karangampel
222
63.512
87,83
6.550
0,2602031
15
Kedokanbunder
211
45.066
87,83
7.380
0,3932249
16
Juntinyuat
401
79.190
87,83
7.933
0,4575991
17
Sliyeg
426
59.502
87,83
7.564
0,6164313
18
Jatibarang
298
70.952
87,83
7.210
0,3443187
19
Balongan
195
38.891
87,83
7.328
0,4176951
20
Indramayu
180
111.894
87,83
6.934
0,1270714
Laporan Akhir – Data & Analisis
IV - 9
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
No
Kecamatan
Luas Panen (Ha)
Jumlah Penduduk (Jiwa)
Kebutuhan Fisik Minimum (kg/kapita/tahun)
Produktifitas Padi (kg/ha)
Daya Dukung Wil. Pertanian
21
Sindang
212
50.835
87,83
7.337
0,3480477
22
Cantigi
172
32.028
87,83
7.327
0,4467017
23
Pasekan
88
24.296
87,83
7.569
0,3114264
24
Lohbener
255
55.005
87,83
6.939
0,3668367
25
Arahan
246
32.753
87,83
7.510
0,6419549
26
Losarang
573
54.324
87,83
7.163
0,8594801
27
Kadanghaur
617
87.068
87,83
6.598
0,5319171
28
Bongas
393
47.052
87,83
7.922
0,7533667
29
Anjatan
610
83.229
87,83
7.910
0,6600681
30
Sukra
345
44.089
87,83
6.068
0,5398358
31
Patrol
320
56.122 Rata-Rata
87,83
6.466
0,4191124 0,5874705
Sumber : Hasil Perhitungan, 2018
Berdasarkan pada Tabel 4.7 di atas menunjukan bahwa luas lahan tanaman pangan yang dibutuhkan per kapita untuk swasembada pangan bagi setiap kecamatan di Kabupaten Indramayu pada tahun 2018 rata-rata sebesar 0,5874705. Dari perhitungan tersebut diperoleh nilai daya dukung wilayah yang bervariasi tiap kecamatan. Dimana nilai terendah terdapat pada kecamatan Indramayu dengan nilai sebesar 0,1270714 dan tertinggi pada Kecamatan Cikedung dengan nilai sebesar 1,1854135. Jadi Kecamatan Cikedung memiliki daya dukung wilayah yang lebih baik dari kecamatan-kecamatan lainnya Dari hasil perhitungan tersebut jika dibandingkan nilai daya dukung wilayah dengan ketentuan rasio untuk daya dukung lahan pertanian, maka didapatkan bahwa untuk semua kecamatan yang ada di Kabupaten Indramayu tidak mampu melakukan swasembada pangan (𝜏 < 1) kecuali untuk Kecamatan Cikedung mampu melakukan swasembada pangan. Maka dari itu sangat diperlukan usaha menaikan daya dukung wilayah pertanian seperti peningkatan produktivitas tanaman pangan atau memperluas areal tanaman pangan.
Laporan Akhir – Data & Analisis
IV - 10
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
Selanjutnya perlu juga dilakukan perhitungan rasio kemampuan daya dukung (Carrying Capacity Ratio) dengan menggunakan rumus berikut. Rumus: CCR = (A × R) / (H × h × F) Dimana : CCR = Rasio kemampuan daya dukung (Carrying Capacity Ratio) A = Jumlah total area yang dapat digunakan untuk kegiatan pertanian R = Frekuensi panen per hektar per tahun H = Jumlah KK (Rumah Tangga) H = Persentase jumlah penduduk yang tinggal F = Ukuran lahan pertanian rata-rata yang dimiliki petani Apabila : CCR > 1, Wilayah memiliki kemampuan untuk mendukung kebutuhan pokok penduduk CCR < 1, Wilayah tidak mampu untuk mendukung kebutuhan pokok penduduk Tabel 4.8 Rasio Kemampuan Daya Dukung Wilayah Pertanian di Kecamatan Kabupaten Indramayu
No
Kecamatan
Jumlah Total Area Kegiatan Pertanian (Ha)
Frekuensi Panen (frek. Panen/hektar/ tahun)
Jumlah KK
Jumlah Penduduk yang Tinggal (%)
Ukuran Lahan Pertanian Rata-Rata yang Dimiliki Petani (ha)
Rasio kemamp uan DD
1
Haurgeulis
3.978
3
18.320
5,30
1.989
0,000062
2
Gantar
6.096
3
12.435
3,60
3.048
0,000134
3
Kroya
6.916
3
12.727
3,68
3.458
0,000128
4
Gabuswetan
5.950
3
11.090
3,21
2.975
0,000169
5
Cikedung
5.660
3
7.895
2,28
2.830
0,000333
6
Terisi
5.099
3
10.898
3,15
2.550
0,000175
7
Lelea
5.000
3
9.698
2,81
2.500
0,000220
8
Bangodua
3.219
3
5.555
1,61
1.610
0,000672
9
Tukdana
3.731
3
10.281
2,97
1.866
0,000196
10
Widasari
2.856
3
6.865
1,99
1.428
0,000440
11
Kertasemaya
2.915
3
12.285
3,55
1.458
0,000137
12
Sukagumiwang
2.570
3
7.557
2,19
1.285
0,000363
13
Krangkeng
4.651
3
12.852
3,72
2.326
0,000126
14
Karangampel
2.216
3
12.702
3,68
1.108
0,000129
15
Kedokanbunder
2.109
3
9.013
2,61
1.055
0,000255
16
Juntinyuat
4.012
3
15.838
4,58
2.006
0,000083
17
Sliyeg
4.259
3
11.900
3,44
2.130
0,000146
18
Jatibarang
2.976
3
14.190
4,11
1.488
0,000103
19
Balongan
1.947
3
7.778
2,25
974
0,000343
20
Indramayu
1.801
3
22.379
6,47
901
0,000041
21
Sindang
2.118
3
10.167
2,94
1.059
0,000201
Laporan Akhir – Data & Analisis
IV - 11
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
No
Kecamatan
Jumlah Total Area Kegiatan Pertanian (Ha)
Frekuensi Panen (frek. Panen/hektar/ tahun)
1.715
3
Jumlah KK
Jumlah Penduduk yang Tinggal (%)
Ukuran Lahan Pertanian Rata-Rata yang Dimiliki Petani (ha)
Rasio kemamp uan DD
6.406
1,85
858
0,000505
22
Cantigi
23
Pasekan
878
3
4.859
1,41
439
0,000878
24
Lohbener
2.554
3
11.001
3,18
1.277
0,000171
25
Arahan
2.459
3
6.551
1,90
1.230
0,000483
26
Losarang
5.725
3
10.865
3,14
2.863
0,000176
27
Kadanghaur
6.165
3
17.414
5,04
3.083
0,000068
28
Bongas
3.930
3
9.410
2,72
1.965
0,000234
29
Anjatan
6.100
3
16.646
4,82
3.050
0,000075
30
Sukra
3.445
3
8.818
2,55
1.723
0,000267
31
Patrol
3.195
3
11.224
3,25
1.598
0,000165
Sumber : Hasil Perhitungan, 2018
Dapat dilihat pada Tabel 4.8 di atas menunjukan bahwa rasio kemampuan daya dukung lahan pertanian terbesar terdapat pada Kecamatan Pasekan sebesar 0,000878. Hal tersebut akan sangat mempengaruhi daya dukung lahan pertanian pada daerah tersebut. Walaupun demikian jika dibandingkan dengan nilai rasio secara teori, bahwa Kecamatan Pasekan tidak memiliki kemampuan untuk mendukung kebutuhan pokok. Berbeda dengan Kecamatan Pasekan, rasio kemampuan daya dukung lahan terendah pada Kecamatan Indramayu sebesar 0,000041. Hal tersebut perlu dilakukan peningkatan pada luas panen selain pada luas lahan untuk swasembada pangan. Berdasarkan Tabel 4.8 di atas setelah dilakukan perhitungan untuk rasio kemampuan daya dukung wilayah pertanian, semua Kecamatan di Kabupaten Indramayu tidak mampu untuk mendukung kebutuhan pokok penduduk. Hal ini dikarenakan untuk semua hasil rasio kemampuan daya dukung wilayah pertaniannya dibawah nilai 1.
4.1.3. Daya Dukung Permukiman
Daya dukung wilayah untuk permukiman dapat diartikan sebagai kemampuan wilayah dalam menyediakan lahan permukiman guna menampung jumlah penduduk tertentu bertempat tinggal secara layak (Muta’ali, 2015). Dalam menentukan luas layak permukiman, erat hubunganya dengan kebijakan penyediaan perumahan. Terdapat beberapa lokasi yang tidak dapat dibangun yang terdiri dari kawasan lindung, kawasan rawan bencana alam, dan kawasan rawan bencana longsor. Kawasan lindung yaitu berupa daerah perlindungan setempat, Laporan Akhir – Data & Analisis
IV - 12
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
cagar budaya, sempadan sungai dan lain-lain. Kemudian untuk kawasan rawan bencana alam meliputi rawan bencana banjir. Berikut disajikan dalam Tabel di bawah ini Luas layak Permukiman yang terdapat pada tiap kecamatan yang berada pada Kabupaten Indramayu. Tabel 4.9 Luas Layak Permukiman pada Kecamatan yang ada di Kabupaten Indramayu
No
Kecamatan
1
Haurgeulis
2
Luas Wilayah (m2)
Luas Kawasan Lindung (m2)
Luas Kawasan bencana (m2)
Luas Layak Permukiman (m2)
64.307.551
1.704.900
-
62.602.651
Gantar
171.644.535
6.903.200
-
164.741.335
3
Kroya
135.202.546
3.789.100
-
131.413.446
4
Gabuswtan
1.654.900
926.272,39
74.674.608
5
Cikedung
113.293.562
2.685.800
-
110.607.762
6
Terisi
177.171.145
4.762.700
-
172.408.445
7
Lelea
60.662.782
2.473.400
-
58.189.382
8
Bangodua
47.760.369
2.020.000
6.230.683,02
39.509.686
9
Tukdana
73.242.761
2.580.000
11.409.101,77
59.253.659
10
Widasari
39.951.995
1.415.500
-
38.536.495
11
Kertasemaya
39.409.019
3.317.000
1.120.303,81
34.971.715
12
Sukagumiwang
32.926.783
2.600.500
-
30.326.283
13
Krangkeng
73.693.300
2.762.000
15.090.029,19
55.841.271
14
Karangampel
30.702.998
1.877.400
-
28.825.598
15
Kedokanbunder
31.602.598
1.475.300
6.250.356,96
23.876.941
16
Juntinyuat
53.968.834
2.548.200
5.501.144,14
45.919.490
17
Sliyeg
54.906.387
3.380.000
4.489.823,84
47.036.563
18
Jatibarang
42.975.195
3.420.200
3.377.898,84
36.177.096
19
Balongan
37.623.712
1.449.600
3.034.133,03
33.139.979
20
Indramayu
51.627.823
10.288.200
17.613.428,27
23.726.195
21
Sindang
36.686.282
1.202.100
11.479.766,73
24.004.416
22
Cantigi
83.087.660
12.777.600
69.876.657,21
433.403
23
Pasekan
67.630.923
8.622.400
58.490.706,93
517.817
24
Lohbener
37.849.978
3.176.300
1.241.722,11
33.431.955
25
Arahan
33.901.114
2.551.000
7.310.969,33
24.039.145
26
Losarang
111.307.175
3.287.300
34.826.891,58
73.192.983
27
Kadanghaur
84.857.991
3.235.000
565.852,38
81.057.139
28
Bongas
48.625.110
1.481.200
13.286.805,47
33.857.104
29
Anjatan
85.326.346
1.587.700
18.269.643,62
65.469.002
30
Sukra
44.397.623
1.093.600
13.275.691,17
30.028.332
31 Patrol 42.952.250 Sumber : Hasil Perhitungan, 2018
1.354.200
16.625.011,69
24.973.038
77.255.781
Laporan Akhir – Data & Analisis
IV - 13
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
Berdasarkan pada Tabel 4.9 di atas bahwa luas layak permukiman didapatkan dari luas wilayah dikurangi luas kawasan lindung dan luas kawasan bencana. Dari hasil perhitungan di atas didapatkan hasil untuk luas layak permukiman tertingi pada Kecamatan Terisi dengan nilai sebesar 172.408.445m2 atau setara dengan 17.240,85 hektar. Sedangkan kecamatan yang memiliki luas layak permukiman terendah terdapat pada Kecamatan Cantigi dengan nilai sebesar 433.403 m2 atau setara 43,34 hektar. Dalam pemenuhan kebutuhan rumah layak huni, Kabupaten Indramayu harus memiliki strategi pengembangan kawasan perumahan baru pada areal tanah yang masih kosong baik yang dimiliki oleh pemerintah, swasta maupun lahan miliki masyarakat. Kebijakan konsep pengembangan rumah baru yaitu alokasi ruang untuk perumahan swadaya, perumahan formal, dan perumahan vertikal. Setelah luas layak permukiman tiap kecamatan yang ada di Kabupaten Indramayu diketahui, maka dapat dihitung daya dukung permukiman pada tiap kecamatan. Berikut hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 4.10 di bawah ini. Tabel 4.10 Daya Dukung Permukiman tiap Kecamatan di Kabupaten Indramayu
No
Kecamatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Haurgeulis Gantar Kroya Gabuswtan Cikedung Terisi Lelea Bangodua Tukdana Widasari Kertasemaya Sukagumiwang Krangkeng Karangampel Kedokanbunder Juntinyuat Sliyeg Jatibarang Balongan Indramayu Sindang Cantigi Pasekan Lohbener
Luas Layak Permukiman (m2) 62.602.651 164.741.335 131.413.446 74.674.608 110.607.762 172.408.445 58.189.382 39.509.686 59.253.659 38.536.495 34.971.715 30.326.283 55.841.271 28.825.598 23.876.941 45.919.490 47.036.563 36.177.096 33.139.979 23.726.195 24.004.416 433.403 517.817 33.431.955
Koef/ Luas Kebutuhan (m2/kapita) 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
Jumlah Penduduk (Jiwa) 91.598 62.177 63.637 55.449 39.473 54.489 48.490 27.773 51.406 34.327 61.426 37.785 64.262 63.512 45.066 79.190 59.502 70.952 38.891 111.894 50.835 32.028 24.296 55.005
Daya Dukung Permukiman (Kapita/jiwa) 26,29 101,91 79,42 51,80 107,77 121,70 46,15 54,72 44,33 43,18 21,90 30,87 33,42 17,46 20,38 22,30 30,40 19,61 32,77 8,16 18,16 0,52 0,82 23,38
Keterangan Mendukung Mendukung Mendukung Mendukung Mendukung Mendukung Mendukung Mendukung Mendukung Mendukung Mendukung Mendukung Mendukung Mendukung Mendukung Mendukung Mendukung Mendukung Mendukung Mendukung Mendukung Tidak mendukung Tidak mendukung Mendukung
Laporan Akhir – Data & Analisis
IV - 14
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
No 25 26 27 28 29 30 31
Kecamatan
Luas Layak Permukiman (m2)
Arahan 24.039.145 Losarang 73.192.983 Kadanghaur 81.057.139 Bongas 33.857.104 Anjatan 65.469.002 Sukra 30.028.332 Patrol 24.973.038 Sumber : Hasil Perhitungan, 2018
Koef/ Luas Kebutuhan (m2/kapita) 26 26 26 26 26 26 26
Jumlah Penduduk (Jiwa) 32.753 54.324 87.068 47.052 83.229 44.089 56.122
Daya Dukung Permukiman (Kapita/jiwa) 28,23 51,82 35,81 27,68 30,25 26,20 17,11
Keterangan Mendukung Mendukung Mendukung Mendukung Mendukung Mendukung Mendukung
Berdasarkan hasil perhitungan daya dukung permukiman yang disajikan dalam Tabel 4.10 di atas bahwa seluruh kecamatan yang terdapat pada Kabupaten Indramayu mampu mendukung penduduk untuk bermukim kecuali untuk Kecamatan Cantigi dan Pasekan tidak mendukung untuk penduduk bermukim. Artinya dalam hal ini nilai daya dukung permukiman yang didapatkan lebih dari 1. Kondisi pada Kecamatan Pasekan dan Cantigi tersebut disebabkan oleh sebagian besar kawasan yang berada di daerah tersebut merupakan kawasan bencana banjir dan longsor, maka hal tersebut menjadi dasar bahwa akan sulit menjadikan lahan untuk permukiman yang layak huni. Nilai daya dukung permukiman tertinggi terdapat pada Kecamatan Terisi sebesar 121,70 kapita/jiwa, sedangkan nilai daya dukung permukiman terendah terdapat pada Kecamatan Cantigi sebesar 0,52 kapita/jiwa. Pemenuhan kebutuhan rumah terkait dengan pencapaian penyediaan kawasan permukiman yang layak huni. Hal ini berdampak kepada kebutuhan lahan dan ruang tempat tinggal semakin meningkat, dan ketersediaan lahan terbatas, dan adanya keinginan masyarakat untuk tinggal di dekat pusat-pusat kota. Berdasarkan hasil analisis terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi daya dukung lahan, dalam pemenuhan kebutuhan rumah. Selain itu diperlukan keserasian antara pembangunan yang dilakukan dengan daya dukung fisik, sehingga dapat ditentukan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan daya dukung tersebut. Kemudian dilakukan penentuan kondisi daya dukung permukiman yang terbagi menjadi lima indikator yaitu Sangat Tinggi, Tinggi, Cukup, Rendah, dan Sangat Rendah. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan nilai range indikator yang disajikan dalam Tabel di bawah ini.
Laporan Akhir – Data & Analisis
IV - 15
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
Tabel 4.11 Indikator Daya Dukung Permukiman Indikator Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah
Nilai Range > 121,70 121,70 75,98 75,98 30,25 30,25 15,39 15,39 0,52
Sumber : Hasil Perhitungan, 2018
Nilai indikator di atas kemudian dibandingkan dengan nilai Daya Dukung Permukiman pada tiap kecamatan yang terdapat di Kabupaten Indramayu. Hasil dari perbandingan tersebut disajikan dalam Tabel berikut. Tabel 4.12 Kondisi Daya Dukung Permukiman tiap Kecamatan di Kabupaten Indramayu No
Kecamatan
1
Haurgeulis
2
Gantar
3
Kroya
4
Gabuswtan
5
Cikedung
6
Terisi
7
Lelea
8
Bangodua
9
Tukdana
10
Widasari
11
Kertasemaya
12
Sukagumiwang
13
Krangkeng
14
Karangampel
15
Kedokanbunder
16
Juntinyuat
17
Sliyeg
18
Jatibarang
19
Balongan
20
Indramayu
21
Sindang
22
Cantigi
23
Pasekan
24
Lohbener
25
Arahan
26
Losarang
Daya Dukung Permukiman
26,29 101,91 79,42 51,80 107,77 121,70 46,15 54,72 44,33 43,18 21,90 30,87 33,42 17,46 20,38 22,30 30,40 19,61 32,77 8,16 18,16 0,52 0,82 23,38 28,23 51,82
Indikator Daya Dukung Permukiman
rendah tinggi tinggi cukup tinggi Sangat tinggi cukup cukup cukup cukup rendah rendah cukup rendah rendah rendah cukup rendah cukup sangat rendah rendah sangat rendah sangat rendah rendah rendah cukup
Laporan Akhir – Data & Analisis
IV - 16
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
No
Kecamatan
27
Kadanghaur
28
Bongas
29
Anjatan
30
Sukra
31 Patrol Sumber : Hasil Perhitungan,2018
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
Daya Dukung Permukiman
Indikator Daya Dukung Permukiman
35,81 27,68 30,25 26,20 17,11
cukup rendah rendah rendah rendah
Berdasarkan Tabel 4.12 di atas bahwa kondisi daya dukung permukiman pada tiap kecamatan di Kabupaten Indramayu memiliki indikator yang bervariasi yaitu sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah, dan sangat rendah. Indikator sangat tinggi terdapat pada Kecamatan Terisi, sedangkan untuk indikator sangat rendah terdapat pada Kecamatan Cantigi, Pasekan, dan Indramayu. Untuk kecamatan lainnya memiliki indikator cukup dan rendah. 4.1.4. Daya Dukung Fungsi Lindung
Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan funngsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam dan buatan. Kawasan budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumberdaya manusian dan sumberdaya buatan (Muta’ali, 2003). Kasus alih fungsi lahan terjadi pada beberapa wilayah yang terdapat di Kabupaten Indramayu. Ahli fungsi lahan yang terjadi dapat berdampak pada penurunan fungsi beberapa jenis ekosistem seperti hutan lindung, mangrove, pantai, daerah aliran sungai, bencana alam (banjir dan kekeringan) serta konflik sosial yang dapat mengancan keberlangsungan hidup dari makhluk hidup yang ada, maka perlu dilakukan kajian terhadap daya dukung fungsi lindung yang ada di Kabupaten Indramayu. Daya dukung fungsi lindung (DDL), memiliki kisaran nilai antara 0 (minimal) sampai 1 (maksimal). Oleh karena itu, semakin mendekati nilai 1, semakin baik fungsi lindung yang ada dalam wilayah tersebut Analisis daya dukung fungsi lindung di Kabupaten Indramayu dihitung berdasarkan perwilayah administrasi, yaitu tiap kecamatan yang berada di Kabupaten Indramayu. Hasil perhitungan daya dukung fungsi lindung yang dilakukan disajikan dalam Tabel di bawah ini.
Laporan Akhir – Data & Analisis
IV - 17
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
Tabel 4.13 Daya Dukung Fungsi Lindung tiap Kecamatan di Kabupaten Indramayu
No
Kecamatan
Luas Guna Hutan Lindung (Ha)
a
Luas Guna Persawahan (Ha)
a
Luas Guna Ladang/ Tegalan (Ha)
a
Luas Guna danau/ tambak (Ha)
a
luas guna pemukiman (Ha)
a
luas guna tanah kosong (Ha)
a
Luas Wilayah (Ha)
Daya Dukung Fungsi Lindung
1
Haurgeulis
0,00
1,00
3.978
0,46
403
0,21
-
0,98
1.439
0,18
0,00
0,01
6.431
0,338
2
Gantar
2.858
1,00
6.096
0,46
1.042
0,21
7,95
0,98
1.464
0,18
0,73
0,01
17.164
0,358
3
Kroya
87
1,00
6.916
0,46
558
0,21
10,19
0,98
940,58
0,18
0,00
0,01
13.520
0,264
4
Gabuswtan
-
1,00
5.950
0,46
86
0,21
3,84
0,98
940,37
0,18
0,00
0,01
7.726
0,379
5
Cikedung
-
1,00
5.660
0,46
1.982
0,21
34,57
0,98
562,61
0,18
0,00
0,01
11.329
0,278
6
Terisi
2.636
1,00
5.099
0,46
1.584
0,21
-
0,98
931,15
0,18
0,00
0,01
17.717
0,309
7
Lelea
0,00
1,00
5.000
0,46
164
0,21
0,73
0,98
575,71
0,18
0,00
0,01
6.066
0,402
8
Bangodua
0,00
1,00
3.219
0,46
183
0,21
3,10
0,98
257,71
0,18
0,00
0,01
4.776
0,328
9
Tukdana
0,00
1,00
3.731
0,46
78
0,21
10,98
0,98
548,57
0,18
0,00
0,01
7.324
0,252
10
Widasari
0,00
1,00
2.856
0,46
16
0,21
18,49
0,98
505,15
0,18
0,00
0,01
3.995
0,357
11
Kertasemaya
0,00
1,00
2.915
0,46
298
0,21
0,01
0,98
794,16
0,18
0,00
0,01
3.941
0,392
12
Sukagumiwang
0,00
1,00
2.570
0,46
295
0,21
1,12
0,98
469,78
0,18
0,01
3.293
0,404
13
Krangkeng
0,00
1,00
4.651
0,46
140
0,21
8,95
0,98
530,27
0,18
0,00
0,01
7.369
0,308
14
Karangampel
0,00
1,00
2.216
0,46
20
0,21
21,43
0,98
594,69
0,18
0,00
0,01
3.070
0,375
15
Kedokanbunder
0,00
1,00
2.109
0,46
80
0,21
15,28
0,98
576,61
0,18
0,00
0,01
3.160
0,350
16
Juntinyuat
0,00
1,00
4.012
0,46
161
0,21
9,30
0,98
598,92
0,18
0,00
0,01
5.397
0,370
17
Sliyeg
0,00
1,00
4.259
0,46
120
0,21
3,79
0,98
592,84
0,18
0,00
0,01
5.491
0,382
18
Jatibarang
0,00
1,00
2.976
0,46
298
0,21
3,37
0,98
802,89
0,18
0,00
0,01
4.298
0,368
19
Balongan
0,00
1,00
1.947
0,46
83
0,21
249,27
0,98
454,31
0,18
0,00
0,01
3.762
0,329
Laporan Akhir – Data & Analisis
IV - 18
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
No
Kecamatan
Luas Guna Hutan Lindung (Ha)
a
Luas Guna Persawahan (Ha)
a
Luas Guna Ladang/ Tegalan (Ha)
a
Luas Guna danau/ tambak (Ha)
a
luas guna tanah kosong (Ha)
a
Luas Wilayah (Ha)
Daya Dukung Fungsi Lindung
1316,39
0,18
0,00
0,01
5.163
0,547
a
luas guna pemukiman (Ha)
1.735,69
0,98
20
Indramayu
0,00
1,00
1.801
0,46
282
0,21
21
Sindang
0,00
1,00
2.118
0,46
671
0,21
6,83
0,98
495,49
0,18
11,15
0,01
3.669
0,330
22
Cantigi
0,00
1,00
1.715
0,46
57
0,21
5.543,51
0,98
358,85
0,18
464,44
0,01
8.309
0,759
23
Pasekan
0,00
1,00
878
0,46
502
0,21
5.395,17
0,98
353
0,18
0,00
0,01
6.763
0,866
24
Lohbener
0,00
1,00
2.554
0,46
121
0,21
188,53
0,98
555,59
0,18
0,00
0,01
3.785
0,392
25
Arahan
0,00
1,00
2.459
0,46
87
0,21
752,54
0,98
840,06
0,18
0,00
0,01
3.390
0,601
26
Losarang
0,00
1,00
5.725
0,46
93
0,21
2.849,78
0,98
675,99
0,18
0,00
0,01
11.131
0,500
27
Kadanghaur
0,00
1,00
6.165
0,46
41
0,21
793,73
0,98
587,45
0,18
0,00
0,01
8.486
0,439
28
Bongas
0,00
1,00
3.930
0,46
51
0,21
3,79
0,98
581,70
0,18
3,92
0,01
4.863
0,396
29
Anjatan
0,00
1,00
6.100
0,46
250
0,21
-
0,98
1.515
0,18
0,00
0,01
8.533
0,367
30
Sukra
0,00
1,00
3.445
0,46
17
0,21
0,32
0,98
504,26
0,18
0,00
0,01
4.440
0,378
31
Patrol
0,00
1,00
3.195
0,46
18
0,21
79,08
0,98
360,16
0,18
0,90
0,01
4.295
0,376
Sumber : Hasil Perhitungan, 2018
Laporan Akhir – Data & Analisis
IV - 19
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 4.14 dan analisis data-data daya dukung fungsi lindung di tiap kecamatan pada Kabupaten Indramayu memperlihatkan nilai tertinggi terdapat pada Kecamatan Pasekan dengan nilai sebesar 0,866. Nilai tersebut menunjukkan bahwa hampir mendekati angka 1 yang artinya semakin baik fungsi lindung di wilayah tersebut. Sedangkan untuk nilai terendah untuk fungsi lindung di Kabupaten Indramayu yaitu Kecamatan Tukdana dengan nilai sebesar 0,252. Nilai yang didapatkan oleh Kecamatan Tukdana hampir mendekati angka nol, sehingga kecamatan ini dapat dikatakan memiliki fungsi lindung yang buruk. Untuk melihat kondisi daya dukung fungsi lindung di tiap kecamatan Kabupaten Indramayu dibuat indikator dengan kisaran antara 0 (minimal) sampai 1 (maksimal). Adapun tingkat kualitas daya dukung fungsi lindung adalah sebagai berikut. Tabel 4.14 Indikator Daya Dukung Fungsi Lindung Indikator Sangat baik Baik Sedang Rendah Sangat Rendah
Nilai Range 1 0,80 0,60 0,40 0,20
0,8 0,60 0,40 0,20 0
Sumber : Hasil Perhitungan, 2018
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui sebaran daya dukung fungsi lindung untuk setiap kecamatan di Kabupaten Indramayu. Kondisi daya dukung fungsi lindung disajikan dalam Tabel di bawah ini. Tabel 4.15 Kondisi Daya Dukung Fungsi Lindung tiap Kecamatan di Kabupaten Indramayu No
Kecamatan
Daya Dukung Fungsi Lindung
Indikator
1
Haurgeulis
0,338
rendah
2
Gantar
0,358
rendah
3
Kroya
0,264
rendah
4
Gabuswtan
0,379
rendah
5
Cikedung
0,278
rendah
6
Terisi
0,309
rendah
7
Lelea
0,402
sedang
8
Bangodua
0,328
rendah
9
Tukdana
0,252
rendah
10
Widasari
0,357
rendah
11
Kertasemaya
0,392
rendah
Laporan Akhir – Data & Analisis
IV - 20
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
No
Kecamatan
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
Daya Dukung Fungsi Lindung
Indikator
12
Sukagumiwang
0,404
sedang
13
Krangkeng
0,308
rendah
14
Karangampel
0,375
rendah
15
Kedokanbunder
0,350
rendah
16
Juntinyuat
0,370
rendah
17
Sliyeg
0,382
rendah
18
Jatibarang
0,368
rendah
19
Balongan
0,329
rendah
20
Indramayu
0,547
sedang
21
Sindang
0,330
rendah
22
Cantigi
0,759
baik
23
Pasekan
0,866
sangat baik
24
Lohbener
0,392
rendah
25
Arahan
0,601
baik
26
Losarang
0,500
sedang
27
Kadanghaur
0,439
sedang
28
Bongas
0,396
rendah
29
Anjatan
0,367
rendah
30
Sukra
0,378
rendah
31
Patrol
0,376
rendah
Sumber : Hasil Perhitungan, 2018
Berdasarkan pada Tabel 4.15 di atas bahwa kondisi Fungsi Lindung yang terdapat di tiap kecamatan pada Kabupaten Indramayu hanya 1 kecamatan yang memiliki kondisi sangat baik yaitu Kecamatan Pasekan, sedangkan kondisi baik terdapat pada Kecamatan Araha dan Cantigi. Sementara untuk kecamatan lainnya berada dalam kondisi rendah dan sangat rendah. Kondisi wilayah yang masuk dalam kategori rendah dan sangat rendah memiliki arti bahwa wilayah tersebut memiliki fungsi lindung yang rendah terhadap kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam dan buatan. Rendahnya fungsi lindung dipahami karena perkembangan daerah tersebut yang pesat dengan makin meningkatnya permukiman dan perkantoran. Pembangunan tersebut seringkali menggunakan lahan yang seharunsya berfungsi lindung. Sementara itu kawasan lindung yang terdapat di Kabupaten Indramayu tentu memiliki peran untuk menjaga kelestarian lingkungan alam maupun buatan. Keberadaan kawasan lindung berfungsi juga untuk menjaga ketersediaan sumber daya air dan melindungi wilayah tiap kecamatan di Kabupaten Indramayu dari bencana alam, banjir, kekeringan, perubahan iklim, tanah longsor, erosi dan abrasi tebing sungai serta abrasi air laut. Laporan Akhir – Data & Analisis
IV - 21
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
Keberadaan kawasan lindung di Kabupaten Indramayu secara umum masuk dalam kondisi rendah. Dalam hal ini kerusakan kawasan lindung dapat disebabkan oleh kegiatan perambahan hutan, penembangan liar, pembukaan lahan, serta aktivitas industri yang membuang limbahnya ke lingkungan sekitar. Akibat dari adanya kerusakan lingkungan di kawasan lindung ini mengakibatkan semakin menurunnya daya dukung wilayah di tiap Kecamatan di Kabupaten Indramayu untuk menjaga kelestarian lingkungan alam maupun buatan di tingkat lokal.
4.2. DAYA DUKUNG BERDASARKAN KETERSEDIAN DAN KEBUTUHAN 4.2.1. Daya Dukung Lahan Daya dukung suatu wilayah dari segi penyediaan lahan dalam memenuhi kebutuhan hidup manusian dinyatakan dalam kemampuan lahan produktif di wilayah tersebut dalam menghasilkan produk hayati yang ditentukan oleh sifat-sifat iklim, morfologi, geologi, tanah dan waktu. Penentuan daya dukung lahan dilakukan dengan cara membandingkan ketersediaan dan kebutuhan lahan bagi penduduk yang hidup di suatu wilayah, dengan menjumlahkan produk semua komoditi hayati yang ada di wilayah tersebut. Untuk penjumlahan ini digunakan harga sebagai faktor konversi karena setiap komoditi memiliki satuan beragam. Sementara itu, kebutuhan lahan (DL) dihitung berdasarkan kebutuhan untuk hidup layak. Dengan metode ini, dapat diketahui gambaran umum apakah daya dukung lahan suatu wilayah dalam keadaan surplus atau defisit. Dikatakan surplus apabila ketersediaan lahan setempat di suatu wilayah masih dapat mencakupi kebutuhan produksi hayati di wilayah tersebut (SL > DL), sedangkan keadaan defisit menunjukkan bahwa ketersediaan lahan setempat sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan produksi hayati di wilayah tersebut (SL < DL) Perhitungan ketersediaan lahan dilakukan berdasarkan Permen LH No.17 Tahun 2009 tentang pedoman Penentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup dalam Penataan Ruang wilayah. Berdasarkan hal tersebut, data yang diperlukan dalam perhitungan ketersediaan lahan yaitu produksi aktual tiap jenis komoditi (Pi) dan harga beras di tingkat produsen (Hb), harga satuan tiap komoditi ditingkat produsen (Hi), dan produktivitas beras di tiap kecamatan yang ada di Kabupaten Kab. Indramayu (Ptvb). Dalam perhitungan daya dukung lahan digunakan dua jenis komoditi yaitu komoditi pertanian dan peternakan. Berikut disajikan dalam tabel dibawah ini hasil perhitungan nilai produksi komoditi yang didapatkan pada Kecamatan yang ada di Kabupaten Indramayu. Laporan Akhir – Data & Analisis
IV - 22
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
Tabel 4.16 Nilai Produksi Aktual Komoditi Padi di Kecamatan Kab. Indramayu No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Kecamatan Haurgeulis Gantar Kroya Gabuswetan Cikedung Terisi Lelea Bangodua Tukdana Widasari Kertasemaya Sukagumiwang Krangkeng Karangampel Kedokanbunder Juntinyuat Sliyeg Jatibarang Balongan Indramayu Sindang Cantigi Pasekan Lohbener Arahan Losarang Kadanghaur Bongas Anjatan Sukra Patrol
Produksi (kg) 68.448.320 134.248.790 19.525.000 90.809.270 90.109.270 91.017.580 75.214.700 56.190.990 71.381.670 40.835.280 47.061.760 45.627.240 66.062.500 32.709.840 31.377.740 62.400.340 64.533.970 44.008.160 28.095.490 22.890.060 30.215.250 21.108.540 12.314.380 36.207.730 36.504.090 75.029.600 74.466.510 62.713.600 96.623.830 40.666.540 32.008.630
Harga (Rp/kg) 4.800 4.800 4.800 4.800 4.800 4.800 4.800 4.800 4.800 4.800 4.800 4.800 4.800 4.800 4.800 4.800 4.800 4.800 4.800 4.800 4.800 4.800 4.800 4.800 4.800 4.800 4.800 4.800 4.800 4.800 4.800
Nilai produksi (Rp) 328.551.936.000 644.394.192.000 573.720.000.000 435.884.496.000 432.524.496.000 436.884.384.000 361.030.560.000 269.716.752.000 342.632.016.000 196.009.344.000 225.896.448.000 219.010.752.000 317.100.000.000 157.007.232.000 150.613.152.000 299.521.632.000 309.763.056.000 211.239.168.000 134.858.352.000 109.872.288.000 145.033.200.000 101.320.992.000 59.109.024.000 173.797.104.000 175.219.632.000 360.142.080.000 357.439.248.000 301.025.280.000 463.794.384.000 195.199.392.000 153.641.424.000
Sumber : Hasil Perhitungan, 2018
Berdasarkan Tabel 4.16 di atas terlihat bahwa hasil nilai produksi komoditi padi terbesar terdapat pada Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu. Hal tersebut dipengaruhi oleh besarnya jumlah produksi padi yang dihasilkan di Kecamatan Gantar yaitu sebesar 134.248.790 kg. Artinya dalam hal ini dapat dipastikan bahwa luas lahan Padi yang terdapat di Kecamatan Gantar lebih besar dibandingkan kecamatan lainnya. Berdasarkan data yang didapatkan bahwa Kecamatan Gantar memiliki luas lahan Padi sebesar 1.888 ha.
Laporan Akhir – Data & Analisis
IV - 23
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
Tabel 4.17 Nilai Produksi Komoditi Jagung di Kecamatan Kab. Indramayu No
Kecamatan
1
Haurgeulis
2
Produksi (kg)
Harga (Rp/kg)
Nilai produksi (Rp)
-
3.547
-
Gantar
29.437.500
3.547
104.414.812.500
3
Kroya
49.501.760
3.547
175.582.742.720
4
Gabuswetan
70.770
3.547
251.021.190
5
Cikedung
-
3.547
-
6
Terisi
37.202.350
3.547
131.956.735.450
7
Lelea
-
3.547
-
8
Bangodua
-
3.547
-
9
Tukdana
-
3.547
-
10
Widasari
85.540
3.547
303.410.380
11
Kertasemaya
-
3.547
-
12
Sukagumiwang
-
3.547
-
13
Krangkeng
-
3.547
-
14
Karangampel
-
3.547
-
15
Kedokanbunder
-
3.547
-
16
Juntinyuat
-
3.547
-
17
Sliyeg
5.200
3.547
18.444.400
18
Jatibarang
8.400
3.547
29.794.800
19
Balongan
177.000
3.547
627.819.000
20
Indramayu
377.020
3.547
1.337.289.940
21
Sindang
-
3.547
-
22
Cantigi
-
3.547
-
23
Pasekan
-
3.547
-
24
Lohbener
-
3.547
-
25
Arahan
-
3.547
-
26
Losarang
-
3.547
-
27
Kadanghaur
-
3.547
-
28
Bongas
-
3.547
-
29
Anjatan
-
3.547
-
30
Sukra
-
3.547
-
31
Patrol
-
3.547
-
Sumber : Hasil Perhitungan, 2018
Berdasarkan Tabel 4.17 di atas terlihat bahwa terdapat banyak kecamatan yang tidak memiliki hasil nilai produksi karena tidak memproduksi komoditi jagung di kecamatannya. Hasil nilai produksi komoditi jagung terbesar terdapat pada Kecamatan Kroya, Kabupaten Indramayu. Hal tersebut dipengaruhi oleh besarnya jumlah produksi jagung yang dihasilkan di Kecamatan Kroya yaitu sebesar 49.501.760 kg. Artinya dalam hal ini dapat dipastikan bahwa luas lahan Jagung yang terdapat di Kecamatan Kroya lebih besar dibandingkan kecamatan lainnya. Laporan Akhir – Data & Analisis
IV - 24
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
Tabel 4.18 Nilai Produksi Komoditi Kacang Tanah di Kecamatan Kab. Indramayu No
Kecamatan
Produksi (kg)
Harga (Rp/kg)
Nilai produksi (Rp)
1
Haurgeulis
-
8.357
-
2
Gantar
-
8.357
-
3
Kroya
27,6
8.357
230.653
4
Gabuswetan
13,8
8.357
115.327
5
Cikedung
-
8.357
-
6
Terisi
-
8.357
316.730
7
Lelea
-
8.357
-
8
Bangodua
-
8.357
-
9
Tukdana
-
8.357
-
10
Widasari
-
8.357
-
11
Kertasemaya
-
8.357
-
12
Sukagumiwang
-
8.357
-
13
Krangkeng
-
8.357
-
14
Karangampel
-
8.357
-
15
Kedokanbunder
-
8.357
-
16
Juntinyuat
-
8.357
-
17
Sliyeg
-
8.357
-
18
Jatibarang
-
8.357
-
19
Balongan
-
8.357
-
20
Indramayu
29,9
8.357
249.874
21
Sindang
-
8.357
-
22
Cantigi
-
8.357
-
23
Pasekan
-
8.357
-
24
Lohbener
-
8.357
-
25
Arahan
-
8.357
-
26
Losarang
-
8.357
-
27
Kadanghaur
-
8.357
-
28
Bongas
-
8.357
-
29
Anjatan
-
8.357
-
30
Sukra
-
8.357
-
31
Patrol
-
8.357
-
Sumber : Hasil Perhitungan, 2018
Berdasarkan Tabel 4.18 di atas terlihat bahwa terdapat banyak Kecamatan yang tidak memiliki hasil nilai produksi karena tidak memproduksi komoditi kacang tanah di Kecamatannya. Hasil nilai produksi komoditi kacang tanah terbesar terdapat pada Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu. Hal tersebut dipengaruhi oleh besarnya jumlah produksi kacang tanah yang dihasilkan di Kecamatan Indramayu yaitu sebesar 29,9 kg dengan nilai produksi Rp. 249.874. Laporan Akhir – Data & Analisis
IV - 25
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
Artinya dalam hal ini dapat dipastikan bahwa luas lahan kacang tanah yang terdapat di Kecamatan Indramayu lebih besar dibandingkan kecamatan lainnya. Tabel 4.19 Nilai Produksi Komoditi Ubi Jalar di Kecamatan Kab. Indramayu No
Kecamatan
Produksi (kg)
Harga (Rp/kg)
1
Haurgeulis
-
2
Gantar
Nilai produksi (Rp) -
-
2.255 2.255
539,4
2.255
1.216.347
11,7
2.255
26.384
-
2.255
-
-
3
Kroya
4
Gabuswetan
5
Cikedung
6
Terisi
66,5
2.255
149.958
7
Lelea
2.255
-
8
Bangodua
-
2.255
-
9
Tukdana
-
2.255
-
Widasari
-
2.255
-
11
Kertasemaya
-
2.255
-
12
Sukagumiwang
-
2.255
-
13
Krangkeng
-
2.255
-
14
Karangampel
-
2.255
-
15
Kedokanbunder
-
2.255
-
16
Juntinyuat
-
2.255
-
17
Sliyeg
-
2.255
-
18
Jatibarang
-
2.255
-
19
Balongan
-
2.255
-
20
Indramayu
24,8
2.255
55.924
21
Sindang
2.255
-
22
Cantigi
-
2.255
-
23
Pasekan
-
2.255
-
Lohbener
-
2.255
-
Arahan
-
2.255
-
Losarang
-
2.255
-
27
Kadanghaur
-
2.255
-
28
Bongas
-
2.255
-
29
Anjatan
-
2.255
-
30
Sukra
-
2.255
-
31
Patrol
-
2.255
-
10
24 25 26
Sumber : Hasil Perhitungan, 2018
Berdasarkan Tabel 4.19 di atas terlihat bahwa terdapat banyak kecamatan yang tidak memiliki hasil nilai produksi, hal ini disebabkan karena tidak adanya produksi komoditi ubi jalar di kecamatannya. Hasil nilai produksi komoditi ubi jalar terbesar Laporan Akhir – Data & Analisis
IV - 26
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
terdapat pada Kecamatan Kroya, Kabupaten Indramayu. Hal tersebut dipengaruhi oleh besarnya jumlah produksi ubi jalar yang dihasilkan di Kecamatan Kroya yaitu sebesar 539,4 kg dengan nilai produksi Rp. 1.216.347. Artinya dalam hal ini dapat dipastikan bahwa luas lahan ubi jalar yang terdapat di Kecamatan Kroya lebih besar dibandingkan kecamatan lainnya. Tabel 4.20 Produksi Aktual Komoditi Daging Sapi di Kecamatan Kab. Indramayu No
Kecamatan
Produksi (kg)
Harga (Rp/kg)
Nilai produksi (Rp)
1
Haurgeulis
275.360
110.000
30.289.600.000
2
Gantar
212.750
110.000
23.402.500.000
3
Kroya
4.780
110.000
525.800.000
4
Gabuswetan
5.690
110.000
625.900.000
5
Cikedung
4.100
110.000
451.000.000
6
Terisi
5.230
110.000
575.300.000
7
Lelea
5.010
110.000
551.100.000
8
Bangodua
3.640
110.000
400.400.000
9
Tukdana
4.320
110.000
475.200.000
10
Widasari
5.230
110.000
575.300.000
11
Kertasemaya
124.010
110.000
13.641.100.000
12
Sukagumiwang
3.640
110.000
400.400.000
13
Krangkeng
4.100
110.000
451.000.000
14
Karangampel
563.620
110.000
61.998.200.000
15
Kedokanbunder
4.100
110.000
451.000.000
16
Juntinyuat
4.320
110.000
475.200.000
17
Sliyeg
5.690
110.000
625.900.000
18
Jatibarang
169.060
110.000
18.596.600.000
19
Balongan
3.640
110.000
400.400.000
20
Indramayu
123.550
110.000
13.590.500.000
21
Sindang
615.240
110.000
67.676.400.000
22
Cantigi
3.640
110.000
400.400.000
23
Pasekan
71.010
110.000
7.811.100.000
24
Lohbener
135.590
110.000
14.914.900.000
25
Arahan
3.640
110.000
400.400.000
26
Losarang
110.130
110.000
12.114.300.000
27
Kadanghaur
3.640
110.000
400.400.000
28
Bongas
4.320
110.000
475.200.000
29
Anjatan
7.280
110.000
800.800.000
30
Sukra
3.640
110.000
400.400.000
Patrol
146.540
110.000
16.119.400.000
31
Sumber : Hasil Perhitungan, 2018
Berdasarkan Tabel 4.20 di atas terlihat bahwa hasil nilai produksi komoditi daging sapi terbesar terdapat pada Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu. Hal tersebut dipengaruhi oleh besarnya jumlah produksi daging sapi yang dihasilkan di Laporan Akhir – Data & Analisis
IV - 27
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
Kecamatan Sindang yaitu sebesar 615.240 kg. Artinya dalam hal ini dapat dipastikan bahwa luas lahan peternakan sapi yang terdapat di Kecamatan Sindang lebih besar dibandingkan kecamatan lainnya. Tabel 4.21 Produksi Aktual Komoditi Daging Kambing di Kecamatan Kab. Indramayu No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Kecamatan Haurgeulis Gantar Kroya Gabuswtan Cikedung Terisi Lelea Bangodua Tukdana Widasari Kertasemaya Sukagumiwang Krangkeng Karangampel Kedokanbunder Juntinyuat Sliyeg Jatibarang Balongan Indramayu Sindang Cantigi Pasekan Lohbener Arahan Losarang Kadanghaur Bongas Anjatan Sukra Patrol
Produksi (kg) 7.170 2.020 360 3.660 7.580 7.040 10.010 490 520 15.680 1.580 360 350 3.780 6.100 10.650 6.540 4.600 3.920 7.170 15.670 300 320 350 4.350 3.620 1.730 880 4.460 5.590 6.580
Harga (Rp/kg) 105.000 105.000 105.000 105.000 105.000 105.000 105.000 105.000 105.000 105.000 105.000 105.000 105.000 105.000 105.000 105.000 105.000 105.000 105.000 105.000 105.000 105.000 105.000 105.000 105.000 105.000 105.000 105.000 105.000 105.000 105.000
Nilai produksi (Rp) 752.850.000 212.100.000 37.800.000 384.300.000 795.900.000 739.200.000 1.051.050.000 51.450.000 54.600.000 1.646.400.000 165.900.000 37.800.000 36.750.000 396.900.000 640.500.000 1.118.250.000 686.700.000 483.000.000 411.600.000 752.850.000 1.645.350.000 31.500.000 33.600.000 36.750.000 456.750.000 380.100.000 181.650.000 92.400.000 468.300.000 586.950.000 690.900.000
Berdasarkan Tabel 4.21 di atas terlihat bahwa hasil nilai produksi komoditi daging kambing terbesar terdapat pada Kecamatan Widasari, Kabupaten Indramayu. Hal tersebut dipengaruhi oleh besarnya jumlah produksi daging kambing yang dihasilkan di Kecamatan Widasari yaitu sebesar 15.680 kg. Artinya dalam hal ini Laporan Akhir – Data & Analisis
IV - 28
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
dapat dipastikan bahwa luas lahan peternakan kambing yang terdapat di Kecamatan Widasari lebih besar dibandingkan kecamatan lainnya. Tabel 4.22 Produksi Aktual Komoditi Daging kerbau di Kecamatan Kab. Indramayu No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Kecamatan Haurgeulis Gantar Kroya Gabuswetan Cikedung Terisi Lelea Bangodua Tukdana Widasari Kertasemaya Sukagumiwang Krangkeng Karangampel Kedokanbunder Juntinyuat Sliyeg Jatibarang Balongan Indramayu Sindang Cantigi Pasekan Lohbener Arahan Losarang Kadanghaur Bongas Anjatan Sukra Patrol
Produksi (kg) 11.850 2.080 620 210 -
Harga (Rp/kg) 65.000 65.000 65.000 65.000 65.000 65.000 65.000 65.000 65.000 65.000 65.000 65.000 65.000 65.000 65.000 65.000 65.000 65.000 65.000 65.000 65.000 65.000 65.000 65.000 65.000 65.000 65.000 65.000 65.000 65.000 65.000
Nilai produksi (Rp) 770.250.000 135.200.000 40.300.000 13.650.000 -
Berdasarkan Tabel 4.22 di atas terlihat bahwa terdapat banyak kecamatan yang tidak memiliki hasil nilai produksi, hal ini disebabkan karena tidak adanya produksi Laporan Akhir – Data & Analisis
IV - 29
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
komoditi daging kerbau di kecamatannya. Hasil nilai produksi komoditi daging kerbau terbesar terdapat pada Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu. Hal tersebut dipengaruhi oleh besarnya jumlah produksi daging kerbau yang dihasilkan di Kecamatan Gantar yaitu sebesar 11.850 kg. Tabel 4.23
No
Produksi Aktual Komoditi Daging Domba di Kecamatan Kab. Indramayu
Kecamatan
1
Haurgeulis
2
Produksi (kg)
Harga (Rp/kg)
Nilai produksi (Rp)
11.220
90000
1.009.800.000
Gantar
9.510
90000
855.900.000
3
Kroya
3.000
90000
270.000.000
4
Gabuswetan
5.700
90000
513.000.000
5
Cikedung
19.850
90000
1.786.500.000
6
Terisi
9.660
90000
869.400.000
7
Lelea
18.340
90000
1.650.600.000
8
Bangodua
2.960
90000
266.400.000
9
Tukdana
3.400
90000
306.000.000
10
Widasari
19.240
90000
1.731.600.000
11
Kertasemaya
11.630
90000
1.046.700.000
12
Sukagumiwang
3.000
90000
270.000.000
13
Krangkeng
3.060
90000
275.400.000
14
Karangampel
26.330
90000
2.369.700.000
15
Kedokanbunder
17.760
90000
1.598.400.000
16
Juntinyuat
13.190
90000
1.187.100.000
17
Sliyeg
14.650
90000
1.318.500.000
18
Jatibarang
10.400
90000
936.000.000
19
Balongan
6.900
90000
621.000.000
20
Indramayu
23.710
90000
2.133.900.000
21
Sindang
22.800
90000
2.052.000.000
22
Cantigi
2.590
90000
233.100.000
23
Pasekan
2.650
90000
238.500.000
24
Lohbener
8.370
90000
753.300.000
25
Arahan
2.540
90000
228.600.000
26
Losarang
2.950
90000
265.500.000
27
Kadanghaur
6.460
90000
581.400.000
28
Bongas
4.360
90000
392.400.000
29
Anjatan
6.930
90000
623.700.000
30
Sukra
6.800
90000
612.000.000
31
Patrol
14.080
90000
1.267.200.000
Laporan Akhir – Data & Analisis
IV - 30
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
Berdasarkan Tabel 4.23 di atas terlihat bahwa hasil nilai produksi komoditi daging domba terbesar terdapat pada Kecamatan Karangampel, Kabupaten Indramayu. Hal tersebut dipengaruhi oleh besarnya jumlah produksi daging domba yang dihasilkan di Kecamatan Karangampel yaitu sebesar 26.330 kg. Artinya dalam hal ini dapat dipastikan bahwa luas lahan peternakan domba yang terdapat di Kecamatan Karangampel lebih besar dibandingkan kecamatan lainnya. Komoditi yang digunakan dalam studi ini sebanyak 8 komoditi yaitu: padi, jagung, ubi jalar, kacang tanah, daging sapi, daging kambing, daging kerbau, dan daging domba. Dalam studi ini, data-data di setiap kecamatan yang ada di Kabupaten Indramayu diperoleh dari Dinas Pertanian dan Peternakan. Sedangkan nilai produksi tiap komoditas diperoleh dengan cara mengalirkan produksi aktual (Pi) dengan harga tiap komoditi (Hi). Untuk menentukan luas lahan yang dibutuhkan untuk kebutuhan hidup layak per penduduk merupakan kebutuhan hidup layak per penduduk dibagi produktivitas beras lokal. Dimana nilai untuk kebutuhan hidup layak per penduduk diasumsikan sebesar 1 ton beras/kapita/tahun atau setara dengan 1000 kg beras/kapita/tahun. Adapun disajikan dalam tabel berikut hasil perhitungan sisi ketersedian lahan di kecamatan yang ada di Kabupaten Indramayu. Ketersediaan lahan adalah lahan yang tersisa untuk digunakan sebagai lahan pertanian/perkebunan/perikanan darat setelah semua lahan itu dimaksimalkan pemanfaatannya. Ketersediaan lahan ditentukan berdasarkan produksi aktual setempat dari semua komoditas yang ada di wilayah tersebut. Kebutuhan lahan adalah kebutuhan minimum. Kebutuhan lahan tercermin pada kemungkinan penggunaan lahan untuk memenuhi kebutuhan tertentu.
Laporan Akhir – Data & Analisis
IV - 31
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
Tabel 4.24 Sisi Ketersediaan Lahan di tiap Kecamatan Kabupaten Indramayu
Laporan Akhir – Data & Analisis
IV - 32
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
Berdasarkan Tabel 4.24 di atas terlihat bahwa ketersediaan lahan yang paling besar di antara kecamatan yang ada di Kabupaten Indramayu terdapat pada Kecamatan Gantar yaitu sebesar 12.822,8 Ha dan untuk yang paling kecil terdapat pada Kecamatan Pasekan yaitu sebesar 1.044,4 Ha. Tabel 4.25 Sisi Kebutuhan Lahan di tiap Kecamatan Kabupaten Indramayu No
Kecamatan
Jumlah Penduduk (Jiwa)
KHLL
Total Keb. Lahan Setara Beras (Ha)
1
Haurgeulis
91.598
0,000416667
38.166
2
Gantar
62.177
0,000416667
25.907
3
Kroya
63.637
0,000416667
26.515
4
Gabuswetan
55.449
0,000416667
23.104
5
Cikedung
39.473
0,000416667
16.447
6
Terisi
54.489
0,000416667
22.704
7
Lelea
48.490
0,000416667
20.204
8
Bangodua
27.773
0,000416667
11.572
9
Tukdana
51.406
0,000416667
21.419
10
Widasari
34.327
0,000416667
14.303
11
Kertasemaya
61.426
0,000416667
25.594
12
Sukagumiwang
37.785
0,000416667
15.744
13
Krangkeng
64.262
0,000416667
26.776
14
Karangampel
63.512
0,000416667
26.463
15
Kedokanbunder
45.066
0,000416667
18.778
16
Juntinyuat
79.190
0,000416667
32.996
17
Sliyeg
59.502
0,000416667
24.793
18
Jatibarang
70.952
0,000416667
29.563
19
Balongan
38.891
0,000416667
16.205
20
Indramayu
111.894
0,000416667
46.623
21
Sindang
50.835
0,000416667
21.181
22
Cantigi
32.028
0,000416667
13.345
23
Pasekan
24.296
0,000416667
10.123
24
Lohbener
55.005
0,000416667
22.919
25
Arahan
32.753
0,000416667
13.647
26
Losarang
54.324
0,000416667
22.635
27
Kadanghaur
87.068
0,000416667
36.278
28
Bongas
47.052
0,000416667
19.605
29
Anjatan
83.229
0,000416667
34.679
30
Sukra
44.089
0,000416667
18.370
31
Patrol
56.122
0,000416667
23.384
Sumber : Hasil Perhitungan, 2018
Laporan Akhir – Data & Analisis
IV - 33
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
Berdasarkan Tabel 4.25 di atas terlihat bahwa total kebutuhan lahan setara beras yang paling besar di antara kecamatan yang ada di Kabupaten Indramayu terdapat pada Kecamatan Indramayu yaitu sebesar 46.623 Ha dan untuk yang paling kecil terdapat di Kecamatan Pasekan yaitu sebesar 10.123 Ha. Untuk melihat ketersediaan lahan yang ada saat ini pada Kecamatan yang ada di Kabupaten Indramayu maka perlu dibandingkan nilai sisi ketersediaan lahan (supply side) dengan sisi kebutuhan lahan (demand supply). Tabel 4.26 Sisi Kebutuhan Lahan di tiap Kecamatan Kabupaten Indramayu No
Kecamatan
Supply Side (Ha)
Demand Side (Ha)
Defisit (Ha)
5.896
38.166
(32.270)
Gantar
12.810
25.907
(13.097)
3
Kroya
12.168
26.515
(14.348)
4
Gabuswtan
7.009
23.104
(16.095)
5
Cikedung
7.059
16.447
(9.388)
6
Terisi
9.462
22.704
(13.242)
Lelea
5.698
20.204
(14.506)
8
Bangodua
4.222
11.572
(7.350)
9
Tukdana
5.019
21.419
(16.400)
10
Widasari
3.310
14.303
(10.993)
11
Kertasemaya
3.532
25.594
(22.062)
12
Sukagumiwang
3.453
15.744
(12.291)
13
Krangkeng
5.137
26.776
(21.639)
14
Karangampel
3.983
26.463
(22.480)
Kedokanbunder
2.444
18.778
(16.334)
16
Juntinyuat
4.483
32.996
(28.513)
17
Sliyeg
4.859
24.793
(19.933)
18
Jatibarang
3.774
29.563
(25.789)
19
Balongan
2.198
16.205
(14.006)
20
Indramayu
2.166
46.623
(44.456)
21
Sindang
3.470
21.181
(17.711)
22
Cantigi
1.638
13.345
(11.707)
Pasekan
1.044
10.123
(9.079)
24
Lohbener
3.213
22.919
(19.706)
25
Arahan
2.762
13.647
(10.885)
26
Losarang
6.125
22.635
(16.510)
27
Kadanghaur
6.394
36.278
(29.884)
28
Bongas
4.485
19.605
(15.120)
29
Anjatan
6.926
34.679
(27.752)
30
Sukra
3.816
18.370
(14.555)
Patrol
3.124
23.384
(20.260)
1
Haurgeulis
2
7
15
23
31
Sumber : Hasil Perhitungan, 2018 Laporan Akhir – Data & Analisis
IV - 34
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
Berdasarkan pada Tabel 4.26 hasil dari perbandingan antara ketersediaan lahan dengan kebutuhan lahan yang ada bahwa daya dukung lahan pada tiap kecamatan di Kabupaten Indramayu mengalami defisit atau kekurangan. Antara kebutuhan lahan yang untuk tiap-tiap kecamatan yang seharusnya jauh dari ketersediaan lahan yang ada. Untuk defisit daya dukung lahan terbesar terjadi pada Kecamatan Haurgeulis sebesar – 32.270 jiwa. Sedangkan untuk defisit terendah dialami pada Kecamatan Bangodua sebesar – 7.350 jiwa. Penduduk yang terus bertambah menyebabkan tingkat pertumbuhan tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan tingkat pertambahan luas lahan untuk tanaman pangan. Faktor perilaku masyarakat terhadap lahan mempengaruhi daya dukung lahan itu sendiri. Dilihat dalam hal kependudukan meliputi kepadatan penduduk, migrasi penduduk komposisi penduduk seperti : (jenis kelamin, pendidikan, struktur umur, dan mata pencaharian) serta penguasaan/pemilikan tanah. Penurunan kualitas sumber daya lahan akibat semakin kompleksnya permintaan kebutuhan pemilik lahan atau pengolahan lahan mengakibatkan terjadinya penurunan daya dukung lahan. Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan menimbulkan berbagai dampak di antaranya adalah meningkatkan kebutuhan lahan baik untuk permukiman, sarana infrastruktur, dan lahan pertanian. Pada kenyataan terjadi kecenderungan penyempitan lahan untuk pertanian sebagai imbas dari pembangunan fisik suatu daerah. Di sisi lain pertambahan penduduk yang terus meningkat akan memicu penurunan kapasitas daya dukung dan menyebabkan daya dukung lahan menjadi defisit. Adapun upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan daya dukung lahan, yaitu dengan menambah jenis komoditas melalui penganekaragaman komoditas vertikal, rotasi, tumpangsari, dan penggunaan tanaman sela untuk meningkatkan keanekaragaman tanaman serta meningkat produksi tanaman untuk meningkatkan daya dukung lahan. Produksi adalah pendekatan pada total populasi tanaman per satuan luas. Di samping itu pemilihan komoditas dengan harga tinggi juga akan meningkatkan daya dukung lahan. Sedangkan untuk mengatasi penurunan daya dukung lahan Hardjasoemantri (1989) dapat dilakukan antara lain dengan cara :
Menurut
1) Konversi lahan, yaitu merubah jenis penggunaan lahan ke arah usaha yang lebih menguntungkan tetapi disesuaikan wilayahnya. 2) Intensifikasi lahan, yaitu dalam menggunakan teknologi baru dalam usaha tani 3) Konservasi lahan, yaitu usaha untuk mencegah alih fungsi lahan
Laporan Akhir – Data & Analisis
IV - 35
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
4.2.2 Daya Dukung Sumber Daya Air Daya dukung lingkungan berbasis neraca air suatu wilayah dapat diketahui dengan menghitung kapasitas ketersediaan air pada wilayah tersebut. Kapasitas ketersediaan air ini sangat tergantung pada kemampuan menjaga dan mempertahankan dinamika siklus hidrologi pada daerah hulu Daerah Aliran Sungai (DAS). Meningkatkan kemampuan simpan air, dapat dilakukan secara “alami” dengan upaya melakukan rehabilitas dan konservasi pada wilayah hulu DAS, maupun secara “struktur buatan” seperti waduk. Konsep yang digunakan untuk menentukan ketersediaan air adalah berdasarkan koefisien limpasan. Koefisien limpasan atau koefisien aliran permukaan (C), yaitu bilangan yang menunjukkan perbandingan antara besarnya aliran permukaan dan besarnya curah hujan. Nilai koefisien ini dipengaruhi oleh tata guna lahan pada suatu wilayah. Rentang nilai koefisien ini berkisar antara 0 sampai 1. Nilai C = 0 menunjukan bahwa semua air hujan terintersepsi dan terinterfiltrasi ke dalam tanah, sebaliknya untuk nilai C = 1 menunjukkan bahwa semua air hujan mengalir sebagai aliran permukaan. Penentuan daya dukung air dilakukan dengan membandingkan ketersediaan dan kebutuhan sumber daya air bagi penduduk yang hidup di wilayah itu. Ketersediaan air (SA) ditentukan dengan menggunakan metode koefisien limpasan berdasarkan data penggunaan lahan serta curah hujan tahunan. Sementara itu, kebutuhan air (DA) dihitung dari hasil konversi terhadap kebutuhan hidup layak. Hasil perhitungan ini memberikan gambaran secara umum daya air di suatu wilayah dalam keadaan surplus atau defisit. Keadaan surplus menunjukkan bahwa ketersediaan air di suatu wilayah tercukupi (SA > DA), sedangkan keadaan defisit menunjukkan bahwa ketersediaan air di suatu wilayah kurang (SA < DA). Sebelum menentukan jumlah ketersediaan air yang berada di tiap kecamatan di Kabupaten Indramayu, maka harus ditentukan koefisien tertimbang berdasarkan jenis penggunaan lahan di tiap kecamatan. Berikut hasil perhitungan koefisien tertimbang disajikan pada tabel di bawah ini.
Laporan Akhir – Data & Analisis
IV - 36
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
Tabel 4.27 Koefisien Tertimbang Berdasarkan Jenis Penggunaan Lahan No
Kecamatan
1
Haurgeulis
2 3
Luas tiap Lahan lahan budidaya koefisien pertanian 0,35 3.978
Permukiman
koefisien
1.439
0,7
padang rumput -
Gantar
1.464
0,7
45
0,35
Kroya
940,58
0,7
-
0,35
4
Gabuswtan
940,37
0,7
-
5
Cikedung
562,61
0,7
6
Terisi
931,15
7
Lelea
8 9
koefisien
Luas Total
Koefisien limpasan tertimbang
0,18
5.820
0,391
0,3
Hutan produksi 403
6.096
0,3
60
0,18
7.665
0,376
6.916
0,3
-
0,18
7.857
0,348
0,35
5.950
0,3
-
0,18
6.890
0,355
86
0,35
5.660
0,3
144
0,18
6.453
0,333
0,7
-
0,35
5.099
0,3
-
0,18
6.030
0,362
575,71
0,7
20
0,35
5.000
0,3
-
0,18
5.596
0,341
Bangodua
257,71
0,7
-
0,35
3.219
0,3
-
0,18
3.477
0,330
Tukdana
548,57
0,7
-
0,35
3.731
0,3
-
0,18
4.280
0,351
10
Widasari
505,15
0,7
-
0,35
2.856
0,3
-
0,18
3.361
0,360
11
Kertasemaya
794,16
0,7
-
0,35
2.915
0,3
40
0,18
3.749
0,383
12
Sukagumiwang
469,78
0,7
-
0,35
2.570
0,3
-
0,18
3.040
0,362
13
Krangkeng
530,27
0,7
-
0,35
4.651
0,3
-
0,18
5.181
0,341
14
Karangampel
594,69
0,7
-
0,35
2.216
0,3
-
0,18
2.811
0,385
15
Kedokanbunder
576,61
0,7
-
0,35
2.109
0,3
224
0,18
2.910
0,370
16
Juntinyuat
598,92
0,7
-
0,35
4.012
0,3
-
0,18
4.611
0,352
17
Sliyeg
592,84
0,7
-
0,35
4.259
0,3
-
0,18
4.852
0,349
18
Jatibarang
802,89
0,7
-
0,35
2.976
0,3
-
0,18
3.779
0,385
19
Balongan
454,31
0,7
-
0,35
1.947
0,3
217
0,18
2.618
0,359
20
Indramayu
1316,39
0,7
-
0,35
1.801
0,3
-
0,18
3.117
0,469
koefisien
Laporan Akhir – Data & Analisis
IV - 37
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
No
Kecamatan
21
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
Luas tiap Lahan lahan budidaya koefisien pertanian 0,35 2.118
Permukiman
koefisien
Sindang
495,49
0,7
padang rumput -
22
Cantigi
358,85
0,7
-
0,35
23
Pasekan
353
0,7
-
24
Lohbener
555,59
0,7
25
Arahan
840,06
26
Losarang
27
Kadanghaur
28
koefisien
Luas Total
Koefisien limpasan tertimbang
0,18
5.569
0,272
0,3
Hutan produksi 2.956
1.715
0,3
-
0,18
2.074
0,369
0,35
878
0,3
-
0,18
1.231
0,415
-
0,35
2.554
0,3
-
0,18
3.110
0,371
0,7
-
0,35
2.459
0,3
-
0,18
3.299
0,402
675,99
0,7
-
0,35
5.725
0,3
21
0,18
6.422
0,342
587,45
0,7
-
0,35
6.165
0,3
-
0,18
6.752
0,335
Bongas
581,70
0,7
-
0,35
3.930
0,3
-
0,18
4.512
0,352
29
Anjatan
1.515
0,7
-
0,35
6.100
0,3
-
0,18
7.615
0,380
30
Sukra
504,26
0,7
-
0,35
3.445
0,3
-
0,18
3.949
0,351
31
Patrol
360,16
0,7
-
0,35
3.195
0,3
-
0,18
3.555
0,341
koefisien
Sumber : Hasil Perhitungan, 2018
Laporan Akhir – Data & Analisis
IV - 38
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
Hasil perhitungan ketersedian air berdasarkan luas setiap jenis penggunaan lahan di Kabupaten Indramayu disajikan pada Tabel 4.28 Tabel 4.28 Ketersediaan Air di Kabupaten Indramayu No
Kecamatan
Koefisien Limpasan Tertimbang
Ketersediaan Air (m3/tahun)
6.083 20.331 9.774,90
0,391 0,376
56.310.381 222.995.338
0,348
76.376.702
1.947
10
7.176,60
0,355
49.546.349
2.320
10
9.062,40
0,333
69.984.061
17.422
Curah Hujan
Faktor Konversi
Luas Wilayah (Ha)
2.370 2.919 2.246
10 10 10
1 2 3
Haurgeulis Gantar Kroya
4
Gabuswetan
5
Cikedung
6
Terisi
1.257
10
0,362
79.224.842
7
Lelea
2.436
10
5.385,05
0,341
44.775.919
8
Bangodua
2.115
10
4.422,68
0,330
30.835.344
9
Tukdana
2.155
10
4.726
0,351
35.775.542
10
Widasari
2.209
10
36.064
0,360
286.888.028
11
Kertasemaya
2.534
10
4.239
0,383
41.188.667
12
Sukagumiwang
2.243
10
3.584
0,362
29.086.201
13
Krangkeng
2.189
10
6.549,10
0,341
48.876.725
14
Karangampel
2.381
10
2.838
0,385
25.990.694
15
Kedokanbunder
1.935
10
2.823
0,370
20.212.983
16
Juntinyuat
2.642
10
5.003,8
0,352
46.528.810
17
Sliyeg
1.999
10
5.336
0,349
37.213.375
18
Jatibarang
2.328
10
4.295
0,385
38.493.912
19
Balongan
2.241
10
3.380,6
0,359
27.232.398
20
Indramayu
2.190
10
4.820,6
0,469
49.503.284
21
Sindang
2.190
10
3.247
0,272
19.334.346
22
Cantigi
2.397
10
2.453,7
0,369
21.715.407
23
Pasekan
2.396
10
1.498
0,415
14.881.367
24
Lohbener
2.079
10
3.163
0,371
24.425.730
25
Arahan
2.052
10
3.263,30
0,402
26.909.347
26
Losarang
1.581
10
11.747
0,342
63.462.833
27
Kadanghaur
1.457
10
7.659
0,335
37.360.791
28
Bongas
1.969
10
4.429,10
0,352
30.660.286
29
Anjatan
1.801
10
7.676
0,380
52.474.915
30
Sukra
2.276
10
4.316
0,351
34.486.745
31
Patrol
1.665
10
4.438,10
0,341
25.162.695
Sumber : Hasil Pehitungan, 2018
Laporan Akhir – Data & Analisis
V - 39
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
Berdasarkan Tabel 4.28 di atas terlihat bahwa ketersediaan air berdasarkan luas setiap jenis penggunaan lahan yang paling besar di antara kecamatan yang ada di Kabupaten Indramayu terdapat pada Kecamatan Widasari yaitu sebesar 286.888.028 m3/tahun dan untuk yang paling kecil terdapat pada Kecamatan Pasekan yaitu sebesar 14.881.367 m3/tahun. Sementara itu, kebutuhan air berdasarkan populasi penduduk di Kabupaten Indramayu disajikan pada Tabel 4.29 Tabel 4.29 Sisi Kebutuhan Air Berdasarkan Populasi Penduduk di Kecamatan Kabupaten Indramayu No
Kecamatan
Jumlah Penduduk (Jiwa)
KHLA (m3 air/kapita/tahun)
Total Keb. Air (m3/tahun)
1
Haurgeulis
91.598
1600
146.556.800
2
Gantar
62.177
1600
99.483.200
3
Kroya
63.637
1600
101.819.200
4
Gabuswetan
55.449
1600
88.718.400
5
Cikedung
39.473
1600
63.156.800
6
Terisi
54.489
1600
87.182.400
7
Lelea
48.490
1600
77.584.000
8
Bangodua
27.773
1600
44.436.800
9
Tukdana
51.406
1600
82.249.600
10
Widasari
34.327
1600
54.923.200
11
Kertasemaya
61.426
1600
98.281.600
12
Sukagumiwang
37.785
1600
60.456.000
13
Krangkeng
64.262
1600
102.819.200
14
Karangampel
63.512
1600
101.619.200
15
Kedokanbunder
45.066
1600
72.105.600
16
Juntinyuat
79.190
1600
126.704.000
17
Sliyeg
59.502
1600
95.203.200
18
Jatibarang
70.952
1600
113.523.200
19
Balongan
38.891
1600
62.225.600
20
Indramayu
111.894
1600
179.030.400
21
Sindang
50.835
1600
81.336.000
22
Cantigi
32.028
1600
51.244.800
23
Pasekan
24.296
1600
38.873.600
24
Lohbener
55.005
1600
88.008.000
25
Arahan
32.753
1600
52.404.800
26
Losarang
54.324
1600
86.918.400
Laporan Akhir – Data & Analisis
V - 40
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
No
Kecamatan
Jumlah Penduduk (Jiwa)
KHLA (m3 air/kapita/tahun)
Total Keb. Air (m3/tahun)
27
Kadanghaur
87.068
1600
139.308.800
28
Bongas
47.052
1600
75.283.200
29
Anjatan
83.229
1600
133.166.400
30
Sukra
44.089
1600
70.542.400
31
Patrol
56.122
1600
89.795.200
Sumber : Hasil Pehitungan, 2018
Berdasarkan Tabel 4.29 di atas terlihat bahwa total kebutuhan air berdasarkan populasi penduduk yang paling besar di antara kecamatan yang ada di Kabupaten Indramayu terdapat pada Kecamatan Indramayu yaitu sebesar 179.030.400 m3/tahun dan untuk yang paling kecil terdapat pada Kecamatan Pasekan yaitu sebesar 38.873.600 m3/tahun. Penentuan status daya dukung lingkungan terhadap pengelolaan serta penggunaan sumber daya air dilakukan dengan membandingkan total ketersedian air dan total kebutuhan air. Hasil penentuan status daya dukung lingkungan dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.30 Perbandingan Ketersediaan Air dan Kebutuhan Air di Tiap Kecamatan Kabupaten Indramayu
No
Kecamatan
1
Haurgeulis
2
Gantar
3
Kroya
4
Gabuswtan
5
Cikedung
6
Terisi
7
Lelea
8
Bangodua
9
Tukdana
10
Widasari
11
Kertasemaya
12
Sukagumiwang
13
Krangkeng
14
Karangampel
15
Kedokanbunder
Supply Side (m3/tahun)
Demand Side (m3/tahun)
Defisit/Surplus (m3/tahun)
56.310.381 222.995.338 76.376.702 49.546.349 69.984.061 79.224.842 44.775.919 30.835.344 35.775.542 286.888.028 41.188.667 29.086.201 48.876.725 25.990.694 20.212.983
146.556.800
(90.246.419) 123.512.138 (25.442.498) (39.172.051) 6.827.261 (7.957.558) (32.808.081) (13.601.456) (46.474.058) 231.964.828 (57.092.933) (31.369.799) (53.942.475) (75.628.506) (51.892.617)
99.483.200 101.819.200 88.718.400 63.156.800 87.182.400 77.584.000 44.436.800 82.249.600 54.923.200 98.281.600 60.456.000 102.819.200 101.619.200 72.105.600
Laporan Akhir – Data & Analisis
V - 41
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
No
Kecamatan
16
Juntinyuat
17
Sliyeg
18
Jatibarang
19
Balongan
20
Indramayu
21
Sindang
22
Cantigi
23
Pasekan
24
Lohbener
25
Arahan
26
Losarang
27
Kadanghaur
28
Bongas
29
Anjatan
30
Sukra
31
Patrol
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
Supply Side (m3/tahun)
Demand Side (m3/tahun)
Defisit/Surplus (m3/tahun)
46.528.810 37.213.375 38.493.912 27.232.398 49.503.284 19.334.346 21.715.407 14.881.367 24.425.730 26.909.347 63.462.833 37.360.791 30.660.286 52.474.915 34.486.745 25.162.695
126.704.000
(80.175.190) (57.989.825) (75.029.288) (34.993.202) (129.527.116) (62.001.654) (29.529.393) (23.992.233) (63.582.270) (25.495.453) (23.455.567) (101.948.009) (44.622.914) (80.691.485) (36.055.655) (64.632.505)
95.203.200 113.523.200 62.225.600 179.030.400 81.336.000 51.244.800 38.873.600 88.008.000 52.404.800 86.918.400 139.308.800 75.283.200 133.166.400 70.542.400 89.795.200
Sumber : Hasil Perhitungan, 2018 Hasil perbandingan yang terdapat pada Tabel 4.30 terlihat bahwa terdapat beberapa daerah yang mengalami surplus dan begitu juga dengan sebagian daerah yang mengalami defisit daya dukung air. Terlihat bahwa beberapa kecamatan yang memiliki surplus terhadap daya dukung air yaitu Kecamatan Gantar, Cikedung, dan Widasari. Sedangkan untuk sebagian kecamatan lainnya mengalami defisit daya dukung air. Daya dukung air yang memiliki nilai tertinggi atau dalam arti yang memiliki surplus terjadi pada Kecamatan Widasari sebesar 231.964.828 m3/tahun, sedangkan untuk kecamatan yang mengalami defisit dengan nilai terendah yaitu Kecamatan Indramayu sebesar -129.527.116 m3/tahun. Status Daya Dukung Lingkungan Air Penentuan daya dukung lingkungan dengan pendekatan air (DDL-Air) dapat ditentukan setelah diketahui besarnya ketersediaan air dan kebutuhan air pada daerah penelitian. Perbandingan antara kondisi ketersedian air dengan kebutuhan air pada wilayah penelitian menjadi dasar dalam penetapan status daya dukung lingkungan. Kriteria penetapan status DDL-Air yang digunakan berdasarkan Prastowo (2010) disajikan dalam Tabel berikut .
Laporan Akhir – Data & Analisis
V - 42
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
Tabel. 4.31 Status DDL-Air Nilai Status >2 Aman 1-2 Aman Bersyarat