Deep Transverse Arrest - Gio [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

EKSTRAKSI VAKUM PADA PARTUS MACET DENGAN DEEP TRANSVERSE ARREST



Pembimbing : dr. FX Widiarso, SpOG Disusun Oleh : Giovanni Reynaldo (11-2014-266)



KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA PERIODE 29 JUNI 2015 – 5 SEPTEMBER 2015 RUMAH SAKIT MARDI RAHAYU KUDUS 2015



LAPORAN KASUS



Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus ________________________________________________________________________ Nama



: Giovanni Reynaldo



NIM



: 11.2014.266



Dr pembimbing / penguji



: dr. FX. Widiarso, SpOG



Tanda tangan :



A. IDENTITAS PASIEN Nama lengkap : Ny. M Umur : 36 tahun Status perkawinan : Kawin (GIP0A0) Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat : Pagilaran Keteleng RT 14 RW 03.



Jenis kelamin : Perempuan Suku bangsa : Jawa Agama : Islam Pendidikan : SLTA Masuk Rumah Sakit : 12 Juli 2015, pukul



Batang Nama suami



06.45 WIB : Tn. R



Umur



: 38 tahun



Pekerjaan



: Karyawan Swasta



Alamat



: Pagilaran Keteleng RT 014 RW 003. Blado Batang



B. ANAMNESIS : Pasien masuk rumah sakit pada 12 Juli 2015 pukul 06.40 WIB Diambil dari : Autoanamnesis Tanggal : 12 Juli 2015 ; Jam : 07.00 WIB Keluhan utama : Perut terasa kencang-kencang dan mulas Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien GIP0A0 , dengan usia 36 tahun, datang dengan keluhan perut kencang dan terasa



mulas sejak 9 jam SMRS. Pasien hanya merasa kencang-kencang saja tetapi tidak ada darah atau cairan yang keluar dari jalan lahir. Pasien mengaku ini adalah kehamilan yang pertama. Sebelum datang ke RS Mardi Rahayu, Pasien memutuskan untuk pergi ke bidan untuk memeriksakan kandungan nya, dari bidan pasien dirujuk ke rumah sakit Demak untuk diberikan penanganan proses melahirkan, namun pasien tidak mendapatkan ruangan dan langsung dirujuk ke Rumah Sakit Mardi Rahayu.



1



Pasien mengaku saat ini belum mengeluarkan cairan dari jalan lahir. Tidak ada mual muntah, tidak ada demam, tidak ada nyeri kepala. Riwayat BAB dan BAK lancar. Pasien rutin memeriksakan kehamilannya di bidan. OS mengatakan bahwa ini adalah kehamilan pertama. Pasien tidak memiliki riwayat tekanan darah tinggi sebelum dan selama pemeriksaan kehamilan. Pasien tidak memiliki riwayat operasi sebelumnya. Pasien memiliki riwayat menstruasi teratur . OS mengatakan HPHT 10 Oktober 2014, dengan HPL 17 Juli 2015. Riwayat Menstruasi 



Menarche



: 13 tahun



Menopause



:(-)







Dismenorrhea



:(+)



Siklus haid



: 28 hari







Leukorrhea



:(-)



Lama haid



: 7 hari



Riwayat Perkawinan 



Menikah 1 kali pada usia 28 tahun, selama 8 tahun



Riwayat Kehamilan dan Kelahiran Hamil ke 1



Usia kehamilan Hamil sekarang



Jenis persalinan



penyulit



Penolong Jenis kelamin



BB/TB lahir



Umur sekarang



Riwayat kehamilan ini:  



HPHT HPL



: 10 Oktober 2014 : 17 Juli 2015



Riwayat Kontrasepsi (Keluarga Berencana)   



( - ) Pil KB ( - ) Suntikan 3 bulan ( - ) Susuk KB



( - ) IUD ( - ) Lain-lain



Riwayat Antenatal Care : Pasien memeriksakan kehamilannya 1 kali setiap bulan ke bidan. Riwayat Penyakit Dahulu 2



(−) Alergi



(−) Diabetes



(−) Hepatitis



(−) Asma (−) Tuberkulosis



(−) Gastritis (−) HIV



(−) Hipertensi (−) Penyakit Jantung



Riwayat Penyakit Keluarga Penyakit Alergi Asma Tuberkulosis Diabetes Gastritis HIV Hepatitis Hipertensi Penyakit jantung



Ya -



Tidak √ √ √ √ √ √ √ √ √



Hubungan



Riwayat Operasi Tidak ada C. PEMERIKSAAN FISIK Pemeriksaan Umum Keadaan Umum



: Tampak sakit sedang



Kesadaran



: Compos mentis



Tekanan Darah



: 130/90 mmHg



Nadi



: 92x/ menit (kuat angkat, teratur)



Suhu



: 36,5 o C



Pernafasaan



: 20x/ menit. Abdomino-torakal



Tinggi Badan



: 165 cm



Berat Badan



: 75 kg



Kepala Mata Kulit Jantung Pulmo Abdomen Genitalia



: Normocephal, rambut hitam, distribusi merata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-) : Warna Sawo matang, turgor kulit baik, ikterus (-) : BJ I-II regular murni, gallop (-), murmur (-) : SN vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-) : Tampak membuncit sesuai masa kehamilan, tampak linea nigra dan striae gravidarum. Bising usus (+), nyeri tekan (-), kontraksi (+) : Lendir (-), darah (-) 3



Ekstremitas



: Tangan Edema -/-, kaki edema -/-, reflex fisiologis (+/+), reflex patologis (-/-), Akral hangat tangan dan kaki (+/+), clubbing finger (-/-), sianosis (-/-)



Kelenjar Getah Bening Submandibula



: tidak ditemukan pembesaran



Supraklavikula



: tidak ditemukan pembesaran



Lipat paha



: tidak ditemukan pembesaran



Leher



: tidak ditemukan pembesaran



Ketiak



: tidak ditemukan pembesaran



Aspek kejiwaan Tingkah laku



: tenang



Alam perasaan



: biasa



Proses pikir



: wajar



D. PEMERIKSAAN OBSTETRIKUS Pemeriksaan Luar Inspeksi Wajah Payudara Abdomen Genital



: chloasma gravidarum (-) : pembesaran (+), puting susu menonjol, cairan dari puting(-) : membuncit memanjang linea nigra (+), striae gravidarum (+) bekas operasi (-) : PPV (-)



Palpasi TFU : 32 cm Tafsiran Berat Janin : (32-11) x 155= 3255 gram Leopold I : Teraba bulat, lunak, dan tidak melenting (bokong) Leopold II



: Teraba bagian memanjang dan keras di sebelah kiri (PUKI)



Leopolod III Leopold IV DJJ His



: Teraba bagian bulat, melenting, dan keras (kepala) : Kepala sudah masuk PAP : 12-12-12 (144 x/menit) : (+) 2x dalam 10 menit selama 30 detik, kuat.



Pemeriksaan dalam: (pukul 07.17) Pembukaan : 7 cm KK :+



Effacement Hodge Point of direction



: 75 % :I : UUK kiri 4



Presentasi



: Kepala



Effacement Hodge Point of direction Presentasi



Pemeriksaan dalam: (pukul 12.40) Pembukaan : Lengkap KK :E. PEMERIKSAAN PENUNJANG



: 100 % : III+ : UUK kiri : Kepala



Pemeriksaan Laboratorium - 12 Juli 2015 (pukul 06:41) Darah rutin Eritrosit 4.800.000 Hemoglobin 12,8 g/dL (N: 11,7 – 15,5) Leukosit 17,29 (N: 3.600 – 11.000) Hematokrit 38.70 % (N: 30-43) Trombosit 284.000 (N: 150.000-440.000) Golongan darah/Rh B/+ Diff. Count Eosinofil 0,1 (1-3) Basofil 0,2 (0-1) Neutrofil 87,8 (50-70) Limfosit 7,8 (25-40) Monosit 4,1 (1-4) RDW 15,3 % (N: 11,5 - 14,5) LED 1 jam 45 ( 35 tahun 23,1% dan usia < 20 tahun 3,3%. Pada paritas 0 dengan persentasi sebesar 43,2%, paritas 1-3 dengan persentasi sebesar 35,9% dan pada paritas > 3 dengan persentasi sebesar 20,9%. Berdasarkan survei Profil Kesehatan Indonesia tahun 2007, diketahui bahwa distosia merupakan penyebab langsung kematian ibu maternal sebesar 5%. Etiologi Penyebab kemacetan dapat terjadi karena: a. Faktor Kekuatan Ibu Kelainan His His yang tidak normal dalam kekuatan atau sifatnya menyebabkan hambatan pada jalan lahir yang lazim terdapat pada setiap persalinan, jika tidak dapat diatasi dapat megakibatkan kemacetan persalinan. His yang normal dimulai dari salah satu sudut di fundus uteri yang kemudian menjalar merata simetris ke seluruh korpus uteri dengan adanya dominasi kekutan pada fundus uteri, kemudian mengadakan relaksasi secara merata dan menyeluruh. Baik atau tidaknya his dinilai dengan kemajuan persalinan, sifat 12



dari his itu sendiri (frekuensinya, lamanya, kuatnya dan relaksasinya) serta besarnya caput succedaneum.2,3 Adapun jenis-jenis kelainan his sebagai berikut: 3 1. Inersia uteri His bersifat biasa, yaitu fundus berkontraksi lebih kuat dan lebih dahulu daripada bagian lain. Kelainannya terletak dalam hal bahwa kontaksi berlangsung terlalu lama dapat meningkatkan morbiditas ibu dan mortalitas janin. Keadaan ini dinamakan dengan inersia uteri primer. Jika setelah berlangsungnya his yang kuat untuk waktu yang lama dinamakan inersia uteri sekunder. Karena dewasa ini persalinan tidak dibiarkan berlangsung lama (hingga menimbulkan kelelahan otot uterus) maka inersia uterus sekunder jarang ditemukan.3 2. His yang terlalu kuat His yang terlalu kuat dan terlalu efisien menyebabkan persalinan selesai dalam waktu yang sangat singkat. Partus yang sudah selesai kurang dari tiga jam disebut partus presipitatus. Sifat his normal, tonus otot diluar his juga normal, kelainannya hanya terletak pada kekuatan his. Bahaya dari partus presipitatus bagi ibu adalah perlukaan pada jalan lahir, khususnya serviks uteri, vagina dan perineum. Sedangkan bagi bayi bisa mengalami perdarahan dalam tengkorak karena bagian tersebut menglami tekanan kuat dalam waktu yang singkat2. 3. Kekuatan uterus yang tidak terkoordinasi Tidak ada koordinasi antara kontraksi bagian atas, tengah dan bawah, tidak adanya dominasi fundal, tidak adanya sinkronisasi antara kontraksi daripada bagian-bagiannya. Dengan kekuatan seperti ini, maka tonus otot terus meningkat sehingga mengakibatkan rasa nyeri yang terus menerus dan hipoksia janin. Macamnya adalah hipertonik lower segment, colicky uterus, lingkaran kontriksi dan distosia servikalis3. Kelainan Mengejan Pada umumnya persalinan kala II kemajuannya sangat dibantu oleh hejan perut, yang biasanya dikerjakan bersama-sama pada waktu his. Kelainan mengejan disebabkan oleh:3 1. Otot dinding perut lemah 2. Distasis recti, abdomen pendulans dan jarak antara kedua m. recti lebar 3. Refleks mengejan hilang oleh karena pemberian narkose atau anestesi



13



4. Kelelahan (otot dinding perut menjadi lemah) b. Faktor Janin Dapat disebabkan oleh janin yang besar, adanya malposisi dan malpresentasi, kelainan letak bagian janin, distosia bahu, malformasi dan kehamilan ganda. 3 Letak : Defleksi : -



Presentasi Puncak Kepala



-



Presentasi Muka



-



Presentasi Dahi



Posisi Oksiput Posterior Persisten -



Kadang – kadang ubun – ubun kecil tidak berputar ke depan, tetapi tetap berada di belakang



-



Letak belakang kepala ubun – ubun kecil melintang karena kelemahan his dan kepala janin bundar.



Letak tulang ubun – ubun -



Positio occiput pubica (anterior)



-



Oksiput berada dekat simfisis



-



Positio occiput sacralis (posterior)



c. Faktor Jalan Lahir Jalan lahir dibagi atas bagian tulang yang terdiri atas tulang-tulang panggul dengan sendisendinya dan bagian lunak terdiri atas otot-otot, jaringan-jaringan dan ligamen-ligamen. Dengan demikian distosia akibat jalan lahir dapat dibagi atas: 1. Distosia karena kelainan panggul Kelainan panggul dapat disebabkan oleh; gangguan pertumbuhan, penyakit tulang dan sendi (rachitis, neoplasma, fraktur, dll), penyakit kolumna vertebralis (kyphosis, scoliosis,dll), kelainan ekstremitas inferior (coxitis, fraktur, dll). Kelainan panggul dapat menyebabkan kesempitan panggul. Kesempitan panggul dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu; kesempitan pintu atas panggul, pintu tengah panggul dan pintu bawah panggul. Pintu atas panggul dikatakan sempit bila konjugata vera < 10 cm, atau diameter 14



transversa < 12 cm. Kesempitan pintu atas panggul dapat menyebabkan persalinan yang lama karena adanya gangguan pembukaan yang diakibatkan oleh ketuban pecah sebelum waktunya yang disebabkan bagian terbawah kurang menutupi pintu atas panggul sehingga ketuban sangat menonjol dalam vagina dan setelah ketuban pecah kepala tetap tidak dapat menekan cerviks karena tertahan pada pintu atas panggul. Selain itu persalinan yang lama juga disebabkan karena adanya moulage kepala yang hebat sehingga dapat melewati pintu atas panggul ,dan ini memerlukan waktu yang lama. Bidang tengah panggul dikatakan sempit bila jumlah diameter transversa dan diameter sagitalis posterior ≤13,5 cm (N = 10,5 cm + 5 cm = 15,5 cm), diameter antar spina ≤ 9 cm. Pada panggul tengah yang sempit, lebih sering ditemukan posisi oksipitalis posterior persisten atau presentasi kepala dalam posisi lintang tetap (transverse arrest). Pintu bawah panggul dikatakan sempit bila jarak antara tuber ossis ischii ≤8 cm dan diameter transversa + diameter sagitalis posterior < 15 cm (N =11 cm+7,5 cm = 18,5 cm), hal ini dapat menyebabkan kemacetan pada kelahiran janin ukuran biasa. 3 2. Distosia karena kelainan jalan lahir lunak Persalinan kadang-kadang terganggu oleh karena kelainan jalan lahir lunak (kelainan traktus genitalis). Kelainan tersebut terdapat di vulva, vagina, cerviks uteri, dan uterus3. Kelainan pada vulva yang dapat menyebabkan distosia antara lain; edema yang biasanya diakibatkan oleh persalinan yang lama dengan penderita yang dibiarkan meneran terus menerus, stenosis pada vulva yang terjadi sebagai akibat perlukaan dan radang yang menyebabkan ulkus sehingga menimbulkan parut, dan tumor. Sedangkan kelainan vagina yang menyebabkan distosia antara lain; stenosis vulva, septum vagina dan tumor vagina. 3 Distosia servikalis dan uteri dapat disebabkan oleh dysfunctional uterine action atau dapat juga disebabkan oleh jaringan parut pada serviks uteri dan dengan adanya tumor. 3 d. Faktor psikologis Suatu proses persalinan merupakan pengalaman fisik sekaligus emosional yang luar biasa bagi seorang wanita. Aspek psikologis tidak dapat dipisahkan dari aspek fisik 15



satu sama lain. Bagi wanita kebanyakan proses persalinan membuat mereka takut dan cemas.



Ketakutan dan kecemasan inilah yang dapat menghambat suatu proses



persalinan. Dengan persiapan antenatal yang baik, diharapkan wanita dapat melahirkan dengan mudah, tanpa rasa nyeri dan dapat menikmati proses kelahiran bayinya. 3



DEEP TRANSVERSE ARREST Definisi Deep transverse arrest adalah keadaaan dimana kepala sudah masuk ke dalam rongga panggul, sutura sagitalis terletak melintang pada diameter interspinosus dan tidak ada kemajuan penurunan kepala setelah 1 jam pembukaan lengkap. Posisi oksipital melintang ini merupakan hasil akhir dari rotasi anterior yang tidak sempurna dari posisi occipital posterior atau karena tidak terjadinya rotasi dari posisi occipital melintang. Deep tranverse arrest sendiri merupakan bagian dari malposisi, berupa presentasi belakang kepala dengan ubun-ubun kecil tetap berada disamping atau dibelakang. Posisi ubun-ubun kecil (UUK)



tetap berada disamping (melintang) disebut sebagai posisi



oksipitalis tranversalis persisten (POTP). Bila persalinan terhenti dengan posisi ubunubun kecil tetap pada posisi melintang disebut transverse arrest. Keadaan tranverse arrest terbagi menjadi dua yaitu : 1. High Transverse arrest yaitu bila tranverse arrest terjadi dengan penurunan kepala masih diatas spina ischiadika. 2. Deep Transverse arrest yaitu bila transverse arrest terjadi dengan penurunan kepala sudah dibawah spina ischiadika. Menurut Dutta, DTA terjadi jika kepala telah jauh turun kedasar panggul dimana sutura sagitalis kepala tetap pada posisi trasversal diantara diameter interspinarum dan tidak ada kemajuan penurunan kepala setelah ½ sampai 1 jam setelah pembukaan lengkap. Etiologi 1. Kelainan panggul, yaitu panggul picak/platipoid, panggul corong, otot dasar panggul lemah pada multiparitas, tidak sempurnanya rotasi anterior dari posisi oksipitalis 16



posterior, pada panggul dengan spina ischiadika yang menonjol dengan diameter interspina