Definisi, Konsep Dasar Oseanografi Dan Sumberdaya Kelautan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH OSEANOGRAFI DAN SUMBER DAYA KELAUTAN “Definisi, Konsep Dasar Oseanografi Dan Sumberdaya Kelautan” Dosen Pengampu Meilinda Suryani Harefa, S.Pd., M.Si



Disusun Oleh Kelompok 1 Nama : Muhammad Ibnu



(3213131025)



Rizsar Pahotan Sinaga



(3213331031)



Kelas : Pendidikan Geografi E 2021



JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2022



KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah melimpahkan berkatNya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah mengenai Definisi,Konsep Dasar Oseanografi. Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan Makalah ini. Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar dapat memperbaiki makalah ini. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapa pun pembacanya. Sekiranya Makalah ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun bagi orang yang membacanya. Perbaungan, 17 Februari 2022 Penulis Kelompok 1



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR........................................................................................................i DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii BAB I.................................................................................................................................1 PENDAHULUAN.............................................................................................................1 1.1 Latar Belakang....................................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................1 1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................................1 BAB II...............................................................................................................................2 PEMBAHASAN................................................................................................................2 2.1 Pengertian Oseanografi.......................................................................................2 2.2 Manfaat Oseanografi...........................................................................................4 2.3 Ruang Lingkup Oseanografi...............................................................................5 2.4 Sumber Daya Kelautan........................................................................................8 BAB II.............................................................................................................................17 PENUTUP.......................................................................................................................17 3.1 Kesimpulan........................................................................................................17 3.2 Saran..................................................................................................................17 DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................18



ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Oseanografi dapat didefinisikan secara sederhana sebagai suatu ilmu yang mempelajari lautan. Ilmu ini semata-mata bukanlah merupakan suatu ilmu yang murni, tetapi merupakan perpaduan dari bermacam-macam ilmu dasar yang lain. Ilmu-ilmu lain yang termasuk di dalamnya ialah ilmu tanah (geology). Ilmu bumi (geography). Ilmu fisika (physics), ilmu kimia (chemistry). Ilmu hayat (biology) dan ilmu iklim (metereology) (Hutabarat, 1985). Salah satu metode yang dapat dilakukan dalam mempelajari oseanografi fisika yakni pengamatan langsung dengan melakukan praktek lapang untuk mengetahui oseanografinya itu sendiri. Oseanografi fisika dapat diketahui dengan cara mengukur pasang surut, ombak, arus, angin seperti yang telah kita lakukan, itu hanya sebagian dari oseanografi fisika tersebut, sehingga diperoleh gambaran dasar tentang perbedaan dari data tersebut. Adanya faktor-faktor fisik air laut, sepeti temperatur dan perubahan arus dapat menyuburkan laut. Kedua, laut digunakan oleh manusia untuk berbagai aktivitas. Manusia banyak menggunakan laut, seperti untuk transportasi, pengeboran minyak dan gas, rekreasi, berenang, perikanan dan lain-lain. Ketiga laut mempengaruhi kondisi cuaca dan iklim. Laut mempengaruhi distribusi hujan, kemarau, banjir dan kondisi lingkungan suatu daerah. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa itu Oseanografi? 2. Apa manfaat oseanografi? 3. Apa ruang lingkup oseanografi? 1.3 Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui pengertian oseanografi 2. Untuk mengetahui manfaat oseanografi 3. Untuk mengetahui ruang lingkup oseanografi



1



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Oseanografi Kata oseanografi adalah kombinasi dari dua kata yunani: oceanus (samudera) dan graphos (uraian/deskripsi) sehingga oseanografi mempunyai arti deskripsi tentang samudera. A. Oseaonografi Menurut Para Ahli 1. Hutabarat dan Stewart (1985) oseanografi adalah ilmu yang mempelajari lautan. 2. Supangat dan Susanna (2002) Kata oseanografi berasal dari dua kata yunani: oceanos (samudera) dan graphos (uraian/deskripsi) sehingga oseanografi mempunyai arti deskripsi tentang samudera. Tetapi lingkup oseanografi pada kenyataanya lebih dari sekedar deskripsi tentang samudera, karena samudera sendiri akan melibatkan berbagai disiplin ilmu jika ingin diungkapkan. 3. Van te Chow Kata oseanografi berasal dari dua kata yunani: oceanos (samudera) dan graphos (uraian/deskripsi) sehingga oseanografi mempunyai arti deskripsi tentang samudera. Tetapi lingkup oseanografi pada kenyataanya lebih dari sekedar deskripsi tentang samudera, karena samudera sendiri akan melibatkan berbagai disiplin ilmu jika ingin diungkapkan. 4. Scerdrup dan King Oseanografi adalah ilmu yang mempelajari sifat fisis, kimia, biologi, laut, gerak lautan serta hal yang berkaitan dengan geologi dan geomorfologi dasar lautan. 5. Wikipedia Oseanografi adalah ilmu yang mempelajari sifat fisis, kimia, biologi, laut, gerak lautan serta hal yang berkaitan dengan geologi dan geomorfologi dasar lautan. B. Oseanografi secara Terminologi Oseanografi dapat didefinisikan secara sederhana sebagai suatu ilmu yang mempelajari lautan. Ilmu ini semata-mata bukanlah merupakan suatu ilmu yang murni,



2



tetapi merupakan perpaduan dari bermacam-macam ilmu dasar yang lain. Ilmu-ilmu lain yang termasuk di dalamnya ialah ilmu tanah (geology). Ilmu bumi (geography). Ilmu fisika (physics), ilmu kimia (chemistry). Ilmu hayat (biology) dan ilmu iklim (metereology). Pengertian Oseanografi adalah cabang dari ilmu Bumi yang mempelajari segala aspek dari smudera dan lautan. Secara sederhana oseanografi dapat diartikan sebagai gambaran atau deskripsi tentang laut. Dalam bahasa lain yang lebih lengkap, oseanografi dapat diartikan sebagai studi dan penjelajahan (eksplorasi) ilmiah mengenai laut dan segala fenomenanya. Laut sendiri adalah bagian dari hidrosfer. Seperti diketahui bahwa bumi terdiri dari bagian padat yang disebut litosfer, bagian cair yang disebut hidrosfer dan bagian gas yang disebut atmosfer. Oseanograf idisebut juga dengan oseanografi atau ilmu kelautan. Seperti keilmuan lainnya, oseanografi juga memiliki cabang ilmu di bawahnya yaitu:b oseanografi fisika, oseanografi biologi, oseanografi kimia dan oseanografi geologi. Osenografi fisika befokus pada sifat fisis laut seperti gelombang, arus, pasang surut dan fenomena laut lainnya. Kemudian oseanografi biologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari biota laut dan ekosistemnya. Di cabang ilmu ini juga dipelajari distribusi, kelimpahan, dan produksi spesies laut bersama dengan proses yang mengatur penyebaran dan pengembangan spesies. Oseanografi kimia mempelajari sifat unsur-unsur kimia yang ada di laut. Kimia laut sangat terkait dengan sirkulasi laut, iklim, tumbuhan dan hewan yang hidup di lautan, serta pertukaran bahan dengan atmosfer, cryosphere, benua, dan mantel. Lalu yang terakhir oseanografi geologi. Sesuai dengan namanya, cabang ilmu ini berkaitan dengan unsur geologi yang berada di laut. Osenografi geologi mempelajari topografi, struktur, serta proses geologis dasar lautan untuk menemukan bagaimana Bumi dan lautan terbentuk. Adanya faktor-faktor fisik air laut, sepeti temperatur dan perubahan arus dapat menyuburkan laut. Kedua, laut digunakan oleh manusia untuk berbagai aktivitas. Manusia banyak menggunakan laut, seperti untuk transportasi, pengeboran minyak dan gas, rekreasi, berenang, perikanan dan lain-lain. Ketiga laut mempengaruhi kondisi cuaca dan iklim. Laut mempengaruhi distribusi hujan, kemarau, banjir dan kondisi lingkungan suatu daerah.



3



2.2 Manfaat Oseanografi 1. Untuk memenuhi rasa penasaran dan keingintahuan. Pada masa lampau ketika belum adanya ilmu pengetahuan yang semaju sekarang ini, banyak hal yang belum terungkap. Hal ini tentu menimbulkan rasa ingin tahu pada diri manusia terutama para ilmuan, dan laut menjadi obyek yang diteliti juga. Jadi Oseanografi pun dikembangkan untuk memenuhi rasa ingin tahu tersebut. 2. Kemajuan ilmu pengetahuan. Mempelajari Oseanografi untuk kemajuan ilmu pengetahuan di bidang kelautan banyak dilakukan sekarang. Namun berbeda untuk memenuhi rasa ingin tahu, mempelajarai ilmu oseanografi untuk kemajuan ilmu pengetahuan dilakukan secara sistematis dan ilmiah bedasarkan hasil penelitian dan pengetahuan yang sebelumnya. Kemudian hail penelitian ini akan dipublikasikan dalam bentuk jurnal atau majalah ilmiah. 3. Memanfaatkan jenis jenis sumber daya alam hayati laut. Dengan adanya Oseanografi kita bisa mempelajari tentang sumber daya hayati laut. Berbagai jenis ikan dan biota laut bisa dijadikan sumber pangan dan bahan obat – obatan. Oseanografi berfungsi sebagai pengetahuan untuk mengetahui keberadaan sumber daya



tersebut,



mengetahui



potensinya,



cara



memperolehnya



dan



cara



mengolahnya, serta bagaimana cara membudidayakannya agar tidak cepat punah. 4. Memanfaatkan sumber daya non hayati laut. Dalam laut banyak sekali sumber daya yang bisa dimanfaatkan seperti mineral dan bahan galian lainnya, minyak bumi, gas alam, energi panas, arus laut, gelombang dan pasang surut. Sama seperti dalam pemanfaatan sumber daya hayati laut, oseanografi digunakan sebagai pencari sumber daya non hayati laut, mengetahui potensi dan karakter sumber daya tersebut. 5. Memanfaatkan laut untuk sarana berkomunikasi. Seperti peletakan kabel dalam laut, oseanografi digunakan untuk menentukan tempat yang tepat untuk memasang dan meletakkan posisi kabel yang tepat agar kabel bisa digunakan secara maksimal. 6. Untuk menentukan batas – batas dan juga pertahanan negara. Oseanografi digunakan untuk menentukan batas – batas laut dari suatu negara di laut dan juga menentukan untuk tempat yang tepat meletakkan armada pertahanan.



4



7. Menjaga lingkungan laut dari kerusakan dan pencemaran lingkungan karena aktifitas manusia. 8. Menjaga lingkungan dari bencana alam di laut. 9. Untuk rekreasi. Kegiatan rekreasi banyak dilakukan di laut. Untuk itu oseanografi digunakan untuk mengetahui dan menentukan tempat rekreasi yang aman. 10. Memanfaatkan laut untuk sarana perdagangan dan transportasi. Oseanografi digunakan untuk menentukan jalur – jalur pelayaran, fenomena – fenomena yang terjadi dan tempat berlabuh yang aman. 2.3 Ruang Lingkup Oseanografi 1. Fisika Oseanografi atau Oseanografi Fisis Mempelajari segala sifat dan karakteristik fisik yang membangun sistem fluidanya (Supangat dan Susanna, 2000). Sedangkan mnurut Hutabarat dan Stewart (1985),fisika oseanografi mempelajari hubungan antara sifat-sifat fisika yang terjadi dalam lautan sendiri dan yang terjadi antara lautan dengan atmosfer dan daratan. Hal ini termasuk kejadian-kejadian pokok seperti terjadinya tenaga pembangkit pasang dan gelombang, iklim dan sistem arus arus yang terdapat di lautan dunia. Raharjo dan Harpasis (1982), mengatakan bahwa fisika oseanografi mempelajari sifat-sifat fisis dari laut, apa yang menyebabkannya, bagaimana proses terjadinya dan apa yang dipengaruhinya. Suhu, arus, pasang surut dan gelombang termasuk dalam bidang kajian oseanografi fisika. 2. Kimia Oseanografi Menurut Hutabarat dan Stewart (1985) Kimia oseanografi berhubungan dengan reaksi-reaksi kimia yang terjadi di dalam dan dasar laut dan juga menganalisa sifat-sifat air laut itu sendiri. Sedang menurut Supangat dan Susanna (2000) oseanografi kimia melihat berbagai proses aksi dan reaksi antar unsur, molekul atau campuran dalam sistem samudera yang menyebabkan perubahan zat secara reversibel atau inversibel. Sedang menurut Raharjo dan Harpasis (1982), oseanografi kimia mempelajari sifatsifat kimia dari air laut. Dalam cabang ilmu ini dipelajari mengenai unsur-unsur kimia apa saja yang terkandung di dalamnya, dimana asalnya dan apa pengaruhnya terhadap lingkungan sekitarnya dan seterusnya. Misalnya, mengapa air laut itu asin, sedangkan air laut berasal dari air sungai yang sama sekali tidak asin.Begitu banyak unsur kimia di laut. Emas adalah salah satu unsur yang terdapat di dalamnya, meskipun dalam jumlah



5



yang sangat kecil. Raharjo dan Harpasis (1982) mengatakan, bahwa pernah ada seorang ahli yang ingin mendapatkan emas dari air laut. Ahli tersebut berhasil memisahkannya dari air laut, hanya biaya yang dikeluarkannya untuk proses itu jauh lebih mahal dari harga emas di pasar, sehingga ia tidak melanjutkan usahanya. Tetapi peristiwa ini menunjukkan bahwa kalau suatu saat dikemudian hari suatu unsur sudah sangat langka diketemukan di daratan, orang akan lari ke laut untuk mendapatkannya. Pentingnya unsur-unsur kimia tadi adalah untuk pertumbuhan dan perkembangan dari makhluk bersel satu yang hidup di laut. Makhluk-makhluk ini menjadi makanan hewan-hewan bersel satu, sedangkan hewan-hewan bersel satu ini merupakan makanan bagi hewan-hewan yang lebih besar lagi. Hewn-hewan itu merupakan makanan bagi ikan-ikan kecil. Dan ikan-ikan kecil tadi merupakan makanan ikan-ikan besar. Kalau makhluk bersel satu itu tidak ada maka mungkin sekali tidak ada kehidupan di laut. Dari uraian diatas dapat kalian lihat betapa pentingnya kaitan antara unsur-unsur kimia yang ada di laut dengan kehidupannya yang ada di laut. Melalui penelitian unsur-unsur kimia itu dapat kita ketahui bahwa laut itu tercemar (poluted) atau tidak. Dewasa ini banyak didengungkan tentang pencemaran lingkungan dan laut termasuk salah satu lingkungan yang parah keadaanya. Pencemaran minyak entah karena kapal tanki yang pecah atau bocor maupun pipa-pipa pembora minyak bocor, sangat sering terjadi di laut. Jika tidak ditanggulangi dengan baik, maka makhluk yang hidup di laut akan musnah. Kalian dapat membayangkan kalau kehidupan di laut musnah, berarti akan sangat mempengaruhi kehidupan umat manusia, termasuk kita juga. Proses pencegahan pencemaran itu tidak dapat terlepas dari pengetahuan tentang kimiawi dari air laut itu sendiri. Kalau misalnya akan diberikan suatu zat yang dapat menguraikan minyak tersebar itu, perlu diperhatikan apakah zat tersebut dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan yang diharapkan di air yang asin? Apakah akan bekerja dengan baik atau tidak dapat bekerja sama sekali, atau justru membentuk suatu persenyawaan yang baru yang lebih berbahaya bagi lingkungannya dibanding dengan minyak itu sendiri. 3. Biologi Oseanografi Biologi oseanografi sering dinamakan Biologi Laut. Dimana dalam cabang ilmu ini dipelajari semua organisme-organisme yang hidup di lautan, termasuk



6



hewan-hewan yang berukuran sangat kecil (plankton) dan juga hewan-hewan yang berukuran besar dan tumbuh-tumbuhan air. Menurut Supangat dan Susanna (2000) oseanografi biologi mempelajari sisi hayati samudera guna mengungkapkan berbagai siklus kehidupan organisme yang hidup di atau dari samudera. Sedang menurut Raharjo dan Harpasis (1982), Oseanografi-hayati (Biological Oceanography) adalah bagian dari Oseanografi yang mempelajari sifat-sifat makhlukmakhluk yang hidup di laut, yang lebih dikenal dengan flora dan fauna laut. Hampir seluruh akhli ilmu pengetahuan sependapat bahwa kehidupan di dunia ini berasal dari laut dan melalui proses evolusi makhluk itu berubah menjadi makhluk-makhluk yang sekarang kita kenal. Banyak sekali hal-hal menarik yang dapat kta pelajari dari kehidupan yang ada di laut. Pernahkah kalian menyelam sampai sedalam 3,5 meter di kolam renang? Apa yang kalian rasakan? Bukankah selaput pendengaran di telinga kalian terasa sakit (terutama bagi mereka yang baru dapat berenang)? Apalagi jika kaliam menyelam sampai kedalaman 1000 meter di dalam laut tanpa mennggunakan peralatan apa-apa. Tubuh kita akan menjadi gepeng karena tekanan air yang begitu besar pada kedalaman tersebut. Tetapi pada kedalaman itu bahkan sampai kedalaman 2500 meter masih ada makhluk-makhluk yang dapat hidup dengan baik. Justru kalau makhluk itu diangkat ke permukaan laut, maka ia akan mati dan bahkan mungkin tubuhnya meledak karena tekanan di dalam tubuhnya jauh lebih besar dari tekanan udara. Kalau kalian melihat kehidupan yang ada di antara karang-karang di laut, kalian akan sangat takjub karena keindahanya. Ikan dengan berbagai macam warna sangat menonjol dalam lingkungan yang berwarna hijau. Belum lagi ditambah bunga-bunga karang yang berwarna lembut, semuanya ini menambah keindahan lingkungan karang tersebut. Pernahkah kalian mendengan Taman Laut di perairan pulau Banda yang ada di Ambon? Taman laut tersebut merupakan contoh betapa indahnya kehidupan diantara karang-karang. Lingkungan yang indah ini akan punah jika kita tidak menjaga dan membinanya. Sedangkan untuk menjaga dan membinanya kita perlu mengetahui, mempelajari kehidupan dari makhlukmakhluk tersebut. Bagaimana cara berkembang biaknya, apa yang menjadi makannya, bagaiman hubungan antara makhluk satu dengan lainnya dan dengan lingkungannya, dan lain-lain. 4. Geologi Oseanografi Menurut Supangat dan Susanna (2000)



7



Oseanografi geologi memfokuskan pada bangunan dasar samudera yang berkaitan dengan struktur dan evolusi cekungan samudera. Hingga saat ini kita masih selalu menganggap bahwa sinar matahari merupakan satu-satunya sumber khidupan di dunia ini. Tanpa sinar matahari amka tidak ada kehidupan sama sekali di dunia ini. tetapi ternyata penelitianpenelitian pada tahun 1979 menunjukan bahwa ada kehidupan yang tidak memerlukan cahaya matahari sama sekali sebagai sumber kehidupannya. Keadaan tersebut terdapat di dalam laut. Bidang oseanografi yang berhubunan dengan keadaan geologis lebih dikenal dengan Oseanografi Geologi (Raharjo dan Harpasis,1982). Menurut Hutabarat dan Stewart (1985), ilmu geologi penting artinya bagi kita dalam mempelajari asal batuan yang telah berubah lebih dari berjuta-juta tahun yang lalu. Termasuk di dalamnya adalah penelitian tentang lapisan kerak bumi, gunung berapi dan terjadinya gempa bumi. Sinar matahari yang menyinari laut hanya dapat menerangi permukaan laut sampai kedalaman beberapa ratus meter saja (kurang lebih 400 meter dari permukaan laut). Makin dalam kita masuk ke dalam laut makin berkurang kekuatan cahaya yang ada. Pada kedalaman 1000 meter, sudah tidak ada cahaya matahari yang sampai ke tempat itu meskipun matahari bersinar dengan terik di atas permukaan laut. Kegelapan abadi saja yang ada dan ikan yang hidup di tempat ini mencari makanan dengan mengandalkan cahaya dari tubuhnya sendiri, seperti kunangkunang pada malam hari. Ternyata penelitian menunjukan pada kedalaman 2500 meter masih ada kehidupan, cacing yang panjangnya 60 cm dan kepiting-kepiting yang cukup besar. Bagaimana mereka dapat hidup disana? Para ahli mendapatkan bahwa mereka hidup disekitar pipa yang mengeluarkan cairan panas yang penuh dengan mineral dari cairan di pusat bumi. Pipa Dasar Samudera yang mengeluarkan cairan dari pusat bumi Supangat dan Susanna (2000) mengungkapkan bahwa beebrapa asepk penting disiplin ilmu oseanografi agak sulit dikategorikan ke dalam satu dari empat keilmuan di atas, seperti aspek-aspek geofisika, biofisika, nutrisi, petrologi, antropologi, meteorologi, dan farmakologi. Disamping itu, oseanografi juga dipengaruhi oleh keilmuan yang tidak termasuk sains murni, seperti sejarah, hukum, atau sosiologi. Lebih lanjut, sekarang ada juga telah berkembang cabang baru oseanografi yang disebut oseanografi terapan. Karena deskripsi tentang seorang oseanografer akan melingkupi kelilmuan yang kompleks.



8



2.4 Sumber Daya Kelautan Sumber daya laut adalah sumber daya yang meliputi, ruang lingkup yang luas yang mencankup kehidupan laut (flora dan fauna, mulai dari organisme mikroskopis hingga paus pembunuh dan habitat laut) mulai dari perairan dalam sampai ke daerah pasang surut dipantai dataran tinggi dan daerah muara yang luas. Berbagai orang memanfaatkan dan berinteraksi dengan lingkungan laut mulai dari pelaut, nelayan komersial, pemanen kerang, ilmuwan dan lain-lain. Dan digunakan untuk berbagai kegiatan baik rekreasi, penelitian, industri dan kegiatan lain yang bersifat komersial. A. Jenis Jenis Sumber Daya Laut Secara umum, sumberdaya kelautan terdiri atas sumberdaya dapat pulih (renewable resources), sumberdaya tidak dapat pulih (non-renewable resources), dan jasa-jasa lingkungan kelautan (environmental services). 1. Sumberdaya dapat pulih terdiri dari berbagai jenis ikan, udang, rumput laut, termasuk kegiatan budidaya pantai dan budidaya laut (mariculture). 2. Sumberdaya tidak dapat pulih meliputi mineral, bahan tambang/galian, minyak bumi dan gas. 3. Sedangkan yang termasuk jasa-jasa lingkungan kelautan adalah pariwisata dan perhubungan laut. Potensi sumberdaya kelautan ini belum banyak digarap secara optimal, karena selama ini upaya kita lebih banyak terkuras untuk mengelola sumberdaya yang ada di daratan yang hanya sepertiga dari luas negeri ini. a. Sumber Daya Dapat Pulih Indonesia dianugerahi dengan laut yang begitu luas, sehingga sumberdaya ikan di dalamnya juga beraneka ragam. Potensi lestari ikan laut sebesar 6,2 juta ton, terdiri ikan pelagis besar (975,05 ribu ton), ikan pelagis kegil (3.235,50 ribu ton), ikan demersal (1.786,35 ribu ton), ikan karang konsumsi (63,99 ribu ton), udang peneid (74,00 ribu ton), lobster (4,80 ribu ton), dan cumi-cumi (28,25 ribu ton). Potensi sumberdaya perikanan ini tersebar dalam sembilan wilayah pengelolaan. Masingmasing (1) Selat Malaka, (2) Laut Cina Selatan, (3) Laut Jawa, (4) Selat Makasar dan Laut Flores, (5) Laut Banda, (6) Laut Seram sampai Teluk Tomini, (7) Laut Sulawesi dan Samudera Pasifik, (8) Laut Arafura dan (9) Samudera Hindia (Aziz, dkk, 1998). Apabila potensi perikanan laut ini dikelola



9



secara serius diperkirakan akan memberikan sumbangan devisa sebesar US$ 10 milyar per tahun mulai tahun 2003. Sampai pada tahun 1998, produksi perikanan laut Indonesia baru mencapai 3.616.140 ton, atau sekitar 58,5 persen dari total potensi lestari sumberdaya perikanan laut yang kita miliki. Dengan demikian masih terdapat 41 persen potensi yang tidak termanfaatkan atau sekitar 2,6 juta ton per tahun. Peluang pengembangan industri perikanan baik dalam skala kecil (perairan nusantara) maupun skala besar (ZEEI dan samudera) dapat dikelompokkan sebagai berikut:  Ikan pelagis besar seperti tuna, cakalang, marlin, tongkol, tenggiri dan cucut dapat ditangkap di perairan nusantara dan samudera terutama di perairan Laut Banda, Laut Seram sampai Teluk Tomini, Laut Arafura dan Samudera Hindia yang memiliki peluang pengembangan secara lestari sekitar 321.766 ton per tahun.  Ikan pelagis kecil seperti ikan layang, selar, tembang, lemuru, dan kembung dapat ditangkap di perairan nusantara antara lain di perairan Laut Cina Selatan, Selat Makasar dan Laut Flores, Laut Banda, Laut Seram sampai Teluk Tomini, Laut Sulawesi dan Samudera Pasifik, Laut Arafura dan Samudera Hindia. Peluang pengembangan perikanan ikan pelagis kecil secara lestari masih sekitar 1.715 ribu ton per tahun.  Ikan karang konsumsi seperti kerapu, kakap, lancam, beronang dan ekor kuning berpeluang dikembangkan di sekitar perairan Selat Makasar dan Laut Flores, Laut Banda, dan Laut Seram sampai Teluk Tomini dengan potensi lestari sekitar 31.355 ton per tahun.  Kelompok lobster seperti udang karang dan barong berpeluang dikembangkan di perairan Laut Cina Selatan, Laut Banda, dan Laut Seram sampai Teluk Tomini, dengan potensi sekitar 2.400 ton per tahun. Kawasan pesisir dan laut Indonesia yang beriklim tropis, banyak ditumbuhi hutan mangrove, terumbu karang, padang lamun (seagrass), dan rumput laut (seaweed). Dengan kondisi pantai yang landai, kawasan pesisir Indonesia memiliki potensi budidaya pantai (tambak) sekitar 830.200 ha yang tersebar di seluruh wilayah tanah air dan baru dimanfaatkan untuk budidaya (ikan bandeng dan udang windu) sekitar 356.308 ha (Ditjen Perikanan 1998). Jika kita dapat



10



mengusahakan tambak seluas 500.000 ha dengan target produksi 4 ton per ha per tahun, maka dapat diproduksi udang sebesar 2 juta ton per tahun. Dengan harga ekspor yang berlaku saat ini (US$ 10 per kilogram) maka didapatkan devisa sebesar 20 milyar dolar per tahun. Kondisi perairan yang teduh dan jernih karena terlindung dari pulau-pulau dan teluk juga memiliki potensi pengembangan budidaya laut untuk berbagai jenis ikan (kerapu, kakap, beronang, dan lain-lain), kerang-kerang dan rumput laut, yaitu masing-masing 3,1 juta ha, 971.000 ha, dan 26.700 ha. Sementara itu, potensi produksi budidaya ikan dan kerang serta rumput laut adalah 46.000 ton per tahun dan 482.400 ton per tahun. Dari keseluruhan potensi produk budidaya laut tersebut, sampai saat ini hanya sekitar 35 persen yang sudah direalisasikan. Potensi sumberdaya hayati (perikanan) laut lainnya yang dapat dikembangkan adalah ekstrasi senyawasenyawa bioaktif (natural products), seperti squalence, omega-3, phycocolloids, biopolymers, dan sebagainya dari microalgae (fitoplankton), macroalgae (rumput laut), mikroorganisme, dan invertebrata untuk keperluan industri makanan sehat (healthy food), farmasi, kosmetik, dan industri berbasis bioteknologi lainnya. Padahal bila dibandingkan dengan Amerika Serikat yang memiliki potensi keanekaragaman hayati laut yang jauh lebih rendah dibandingkan Indonesia, pada tahun 1994 sudah meraup devisa dari industri bioteknologi kelautan sebesar 40 milyar dolar (Bank Dunia dan Cida,1995). b. Sumber Daya Tidak Dapat Pulih Sumberdaya alam lainnya yang terkadung dalam laut kita adalah terdapatnya berbagai jenis bahan mineral, minyak bumi dan gas. Menurut Deputi Bidang Pengembangan Kekayaan Alam, BPPT dari 60 cekungan minyak yang terkandung dalam alam Indonesia, sekitar 70 persen atau sekitar 40 cekungan terdapat di laut. Dari 40 cekungan itu 10 cekungan telah diteliti secara intensif, 11 baru diteliti sebagian, sedangkan 29 belum terjamah. Diperkirakan ke-40 cekungan itu berpotensi menghasilkan 106,2 milyar barel setara minyak, namun baru 16,7 milyar barel yang diketahui dengan pasti, 7,5 milyar barel di antaranya sudah dieksploitasi. Sedangkan sisanya sebesar 89,5 milyar barel berupa kekayaan yang belum terjamah. Cadangan minyak yang



11



belum terjamah itu diperkirakan 57,3 milyar barel terkandung di lepas pantai, yang lebih dari separuhnya atau sekitar 32,8 milyar barel terdapat di laut dalam Energi non konvensional adalah sumberdaya kelautan non hayati tetapi dapat diperbaharui juga memiliki potensi untuk dikembangkan di kawasan pesisir dan lautan Indonesia. Keberadaan potensi ini di masa yang akan datang semakin signifikan manakala energi yang bersumber dari BBM (bahan bakar minyak) semakin menepis. Jenis energi ini yang berpeluang dikembangkan adalah ocean thermal energy conversion (OTEC), energi kinetik dari gelombang, pasang surut dan arus, konversi energi dari perbedaan salinitas. Perairan Indonesia merupakan suatu wilayah perairan yang sangat ideal untuk mengembangkan sumber energi OTEC. Hal ini dimungkinkan karena salah satu syarat OTEC adalah adanya perbedaan suhu air (permukaan dengan lapisan dalam) minimal 20 ー C dan intensitas gelombang laut sangat kecil dibanding dengan wilayah perairan tropika lainnya. Dari berbagai sumber pengamatan oseanografis, telah berhasil dipetakan bagian perairan Indonesia yang potensial sebagai tempat pengembangan OTEC. Hal ini terlihat dari banyak laut, teluk serta selat yang cukup dalam di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar bagi pengembangan OTEC. Salah satu pilot plant OTEC akan dikembangkan di pantai utara Pulau Bali. Sumber energi non konvensional dari laut lainnya, antara lain energi yang berasal dari perbedaan pasang surut, dan energi yang berasal dari gelombang. Kedua macam energi tersebut juga memiliki potensi yang baik untuk dikembangkan di Indonesia Kajian terhadap sumber energi ini seperti yang dilakukan oleh BPPT bekerjasama dengan Norwegia di Pantai Baron, Yogyakarta. Hasil dari kegiatan ini merupakan masukan yang penting dan pengalaman yang berguna dalam upaya Indonesia mempersiapkan sumberdaya manusia dalam memanfaatkan energi non konvensional. Sementara itu, potensi pengembangan sumber energi pasang surut di Indonesia paling tidak terdapat di dua lokasi, yaitu Bagan Siapi-Api dan Merauke, karena di kedua lokasi ini kisaran pasang surutnya mencapai 6 meter. c. Jasa Jasa Lingkungan Kelautan Dewasa ini pariwisata berbasis kelautan (wisata bahari) telah menjadi salah satu produk pariwisata yang menarik dunia internasional. Pembangunan



12



kepariwisataan bahari pada hakekatnya adalah upaya untuk mengembangkan dan memanfaatkan objek dan daya tarik wisata bahari yang terdapat di seluruh pesisir dan lautan Indonesia, yang terwujud dalam bentuk kekayaan alam yang indah (pantai), keragaman flora dan fauna seperti terumbu karang dan berbagai jenis ikan hias yang diperkirakan sekitar 263 jenis. Kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia pada tahun 1997 mencapai 5.185.243., meningkat sebanyak 150.771 (2,99%) terhadap tahun 1996 yaitu sebanyak 5.034.472 wisman. Pada tahun 1998 sebanyak 4.606.416 atau mengalami penurunan sebesar 11,16% terhadap tahun 1997. Sedangkan perolehan devisa dari wisman yang berkunjung ke Indonesia pada tahun 1998 diperkirakan mencapai US$4.332,09 juta atau turun 18,6% dibanding tahun 1997 yang mencapai US$5.321,46 juta (Kamaluddin, 1999). Untuk mewujudkan pemasukan devisa dari sektor pariwisata ini diperlukan strategi tepat dan langkah-langkah yang kreatif. Hal ini dilakukan melalui penganekaragaman produk wisata seperti ekowisata bahari dan sarana pariwisata. Produk wisata antara lain dimaksudkan menjadikan Indonesia sebagai daerah wisata bahari dunia, khususnya sebagai base/detinasi kapal pesiar (cruise ship) dan sea plane. Daya tarik wisata ini perlu dukungan sarana pariwisata seperti penginapan, sarana makan minum, dan tempat belanja. Pengembangan ekowisata bahari dengan melibatkan masyarakat di sekitar lokasi wisata telah mulai dikembangkan di bidang akomodasi yaitu pondokpondok wisata beserta kelompok masyarakat yang berada di sekitar hotel besar yang akan menyediakan berbagai produk untuk dimanfaatkan. Keterlibatan masyarakat juga perlu dikembangkan dalam bidang sarana transportsi rakyat terutama perahu-perahu tradiosinal. Agar keterlibatan masyarakat ini optimal, maka seyogyanya dilakukan pembinaan dan peningkatan kualitasnya, baik melalui penyuluhan maupun pelatihan. Potensi jasa lingkungan kelautan lainnya yang masih memerlukan sentuhan pendayagunaan secara profesional agar potensi ini dapat dimanfaatkan secara optimal adalah jasa transportasi laut (perhubungan laut). Betapa tidak, sebagai negara bahari ternyata pangsa pasar angkutan laut baik antar pulau maupun antar negara masih dikuasai oleh armada niaga berbendera asing. Menurut catatan



13



Dewan Kelautan Nasional, kemampuan daya angkut armada niaga nasional untuk muatan dalam negeri baru mencapai 54,5 persen, sedangkan untuk ekspor baru mencapai 4 persen, sisanya dikuasai oleh armada niaga asing. B. Pemanfaatan Sumber Daya Kelautan Laut juga termasuk yang banyak sekali memiliki berbagai sumber yang bisa digunakan atau dimanfaatkan bagi manusia yang diantaranya seperti: 1. Sebagai Sumber Mineral  Garam untuk dapat digunakan untuk keperluan seperti bahan masakan.  Karbonat diambil dari sebangsa lumut ( potash )  Fosfat berasal dari tulang-tulang ikan dan kotoran burung yang makanannya ikan bisa dimanfaatkan untuk pupuk.  Sumber minyak dilepas pantai bisa ditemukan dilaut Jawa, Sumatera, Malaka. Laut Sulawesi dan Laut Cina Selatan. 2. Sebagai Sumber Daya Nabati  Rumput laut yang dibudidayakan di wilayah lautan dangkal bisa digunakan untuk bahan pembuatan agar-agar  Tumbuhan laut untuk makanan ikan, yaitu plankton, nekton, phytoplankton dan benthos. Kehidupan didalam laut ternyata tidak banyak berbeda dengan keadaan didarat, dilaut juga terdapat makhluk hidup yang terdiri atas tumbuhan laut dan hewan laut C. Contoh Sumber Daya Kelautan 1. Ikan Ikan adalah binatang bertulang belakang yang hidup di air, berdarah dingin, umumnya bernapas dengan insang. Ikan mengandung banyak gizi antara lain omega 3. Laut Indonesia terdapat potensi pengembangan untuk (a) budidaya laut terdiri dari budidaya ikan (antara lain kakap, kerapu), budidaya moluska (kerang-kerangan, mutiara, dan teripang), dan budidaya rumput laut, dan (e) bioteknologi kelautan untuk pengembangan industri bioteknologi kelautan seperti industri bahan baku untuk makanan, industri bahan pakan alami, benih ikan dan udang, industri bahan pangan 2. Rumput Laut



14



Rumput laut atau gulma laut merupakan salah satu sumber daya hayati yang terdapat di wilayah pesisir dan laut. Rumput laut sering dimanfaatkan sebagai bahan kosmetik, pembuatan agar-agar, obat tradisional. Tumbuhan ini mempunyai banyak jenis yaitu: Eucheuma spinosum, Eucheuma muricatum, Eucheuma cottonii, Gracilaria spp., Gelidium spp., Sargassum spp. 3. Terumbu Karang Terumbu karang adalah terumbu (batuan sedimen kapur di laut) yang terbentuk dari kapur yang sebagian besar dihasilkan dari koral (binatang yang menghasilkan kapur untuk kerangka tubuhnya). Jika ribuan koral membentuk koloni, koral-koral tersebut akan membentuk karang. Terumbu karang akan dapat tumbuh dengan baik pada suhu perairan laut antara 21O 0C – 29O 0C. Pada suhu lebih besar atau lebih kecil dari itu, pertumbuhan terumbu karang menjadi kurang baik. Karena Indonesia berada di daerah tropis dan suhu perairannya hangat, pantaslah jika terumbu karang banyak ditemukan di Indonesia. Manfaat terumbu karang adalah  Manfaat ekonomi : sebagai sumber makanan, obat-obatan, dan objek wisata.  Manfaat ekologis : mengurangi hempasan gelombang pantai yang dapat berakibat terjadinya abrasi  Manfaat sosial ekonomi : sebagai sumber perikanan yang dapat meningkatkan pendapatan para nelayan. Terumbu karang juga dapat menjadi daya tarik objek wisata yang dapat meningkatkan pendapatan penduduk sekitar dari kegiatan pariswisata. 4. Hutan Mangrove Hutan mangrove (hutan bakau) adalah tipe hutan yang berada di daerah pasang surut air laut. Saat air pasang, hutan mangrove digenangi oleh air laut, sedangkan pada saat air surut, hutan mangrove bebas dari genangan air laut. Umumnya hutan mangrove berkembang baik pada pantai yang terlindung, muara sungai, atau laguna. Tumbuhan yang hidup di habitat hutan mangrove tahan terhadap garam yang terkandung di dalam air laut. Ada dua fungsi hutan mangrove sebagai potensi sumber daya laut di indonesia yaitu fungsi ekologis dan ekonomis. Fungsi ekologis hutan mangrove adalah sebagai habitat (tempat hidup) binatang laut untuk berlindung, mencari makan, dan berkembang biak. Fungsi ekologis yang lain dari hutan mangrove adalah untuk melindungi pantai dari abrasi



15



air laut. Fungsi ekonomis hutan mangrove berupa nilai ekonomis dari kayu pepohonan dan makhluk hidup yang ada di dalamnya. Biasanya penduduk memanfaatkan kayu sebagai bahan kayu bakar atau bahan pembuat arang. Kayu bakau juga dapat dijadikan bahan pembuat kertas. Selain kayu, hutan mangrove juga dihuni oleh beragam jenis fauna yang bernilai ekonomis, misalnya udang dan jenis ikan lainnya yang berkembang biak dengan baik di wilayah ini. 5. Minyak dan Gas Bumi Minyak dan gas bumi diambil di bawah permukaan air laut. Pengeboran minyak dan gas bumi dapat membahayakan lingkungan laut karena minyak dan gas bumi jika tumpah ke laut dapat mencemari air laut dan dapat memaikan makhluk hidup yang hidup di laut 6. Garam Garam dapat larut dalam air, dan rasanya asin. Manfaat garam antara lain: untuk mandi, deodoran, pasta gigi, ubat kumur, pembersih hidung, dan perawatan luka. 7. Pasir Laut Pasir laut adalah pasir yang terletak di sekitar pantai atau laut. Pasir laut mempunyai banyak manfaaat, antara lain: sebagai hiasan akuarium, sebagai bahan bangunan 8. Pariwisata Indonesia memiliki potensi pariwisata yang memiliki daya tarik bagi wisatawan. Selain itu juga potensi tersebut didukung oleh kekayaan alam yang indah dan keanekaragaman flora dan fauna. Misalnya, kawasan terumbu karang di seluruh Indonesia yang luasnya mencapai 7.500 km2 dan umumnya terdapat di wilayah taman laut. Potensi kekayaan maritim yang dapat dikembangkan menjadi komoditi pariwisata di laut Indonesia antara lain: wisata bisnis, wisata pantai , wisata budaya , wisata pesiar, wisata alam, dan wisata olah raga.



16



BAB II PENUTUP 3.1 Kesimpulan Lebih dari 60% kepulauan Indonesia terdiri dari lautan, dan hampir 70% bagian dari dunia juga adalah lautan. Oleh karena itu perlu bagi kita sebagai manusia mempelajari tentang laut dansegala macam sesuatu yang berada di laut. Menurut Wikipedia Oseanografi adalah cabang ilmu Bumi yang mempelajari samudra atau lautan. Ilmu ini mencakup berbagai topik seperti organisme laut dan dinamika ekosistem, arussamudra, gelombang, dan dinamika cairan geofisika; tektonik lempeng dan geologi dasar laut, dan arus berbagai zat kimia dan fisika di dalam lautan dan perbatasannya. Sifat-sifat utama dari oseanografi fisik adalah temperatur, gelombang, arus, pasang surut, densitas dan kualitas air. Temperatur menentukan kelangsungan hidup flora dan fauna laut, komposisi kimia air laut, sirkulasi massa air, cepat rambat gelombang akustik. Perubahan temperatur air laut disebabkan oleh perpindahan panas dari massa yang satu ke massa yang lainnya. Kenaikan temperatur permukaan laut disebabkan oleh radiasi dari angkasa dan matahari, konduksi panas dari atmosfir, kondensasi uap air. Sedangkan penurunan temperatur permukaan laut disebabkan oleh radiasi balik permukaan laut ke atmosfir, konduksi balik panas ke atmosfir, evaporasi (penguapan). Matahari mempunyai efek yang paling besar terhadap perubahan suhu permukaan laut. 3.2 Saran Adapun saran kami dalam makalah ini yaitu Sebaiknya apa yang telah kita pelajari bisa kita pahami dan bisa kita jadikan hasil pelajaran ini sebagai jawaban apabla ada orang bertanya tentang ilmu yang dimiliki.



17



DAFTAR PUSTAKA https://www.geogram.id/2019/05/pengertian-oseanografi-dan-cabang.html Supangat, Agus dan Susanna. 2000. Pengantar Oseanografi. Jakarta: Badan Riset Kelautan dan Perikanan. Sahala, Hutabarat dan Stewart M. Evans. 1985. Pengantar Oseanografi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. https://geograpik.blogspot.com/2017/03/pengertian-oseanografi.html Alhogbi, B. G. (2017). 済無 No Title No Title. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 21–25. http://www.elsevier.com/locate/scp (Alhogbi, 2017) https://sman1kintamani.com/perpustakaan/buku/SUMBER%20DAYA%20LAUT.pdf



18