Dermatitis Seboroik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Panduan Praktik Klinis SMF : ILMU KULIT DAN KELAMIN RSUD SIDOARJO, SIDOARJO 2012 - 2014



DERMATITIS SEBOROIK 1. Pengertian (Definisi)



Dermatitis seboroik adalah penyakit kulit yang didasari oleh faktor konstitusi dengan predileksi di daerah seboroik. Area seboroik adalah bagian tubuh yang banyak terdapat kelenjar sebasea (kelenjar minyak) yaitu : daerah kepala (kulit kepala, telinga bagian luar, saluran telinga, kulit di belakang telinga), wajah (alis mata, kelopak mata, glabella, lipatan nasolabial, dagu), badan bagian atas (daerah presternum, daerah interskapula, areolla mammae) dan daerah lipatan (ketiak, lipatan di bawah mamae, umbilikus, lipatan paha, daerah anogenital dan lipatan pantat)



2. Anamnesis



3. Pemeriksaan Fisik



4. Kriteria Diagnosis



1. Riwayat perjalanan penyakit, dapat dimulai pada masa bayi maupun dewasa. Pada anak relatif tidak gatal, pada dewasa umumnya gatal 2. Faktor predisposisi pada daerah seboroik 3. Sering berkaitan dengan kelelahan,stres atau paparan sinar matahari 4. Higiene yang buruk, berhubungan dengan penyakit yang berat 5. Bersifat kronis dan mudah kambuh a. Pada bayi (usia 2 minggu-10 minggu) 1. Pada kepala (daerah frontal dan perietal) khas disebut cradle cap, dengan krusta tebal. Pecahpecah dan berminyak tanpa ada dasar kemerahan dan kurang / tidak gatal. 2. Pada lokasi lain lesi tampak kemerahan atau merah kekuningan yang tertutup dengan skuama berminyak, kurang / tidak gatal. b. Pada dewasa (pada usia pubertas, rata-rata pada usia 1840 tahun, dapat pada usia tua) 1. Umumnya gatal 2. Pada daerah seboroik, berupa makula atau plakat, folikular, perifolikular atau papulae, kemerahan atau kekuningan dengan derajat ringan sampai berat, inflamasi, skuama dan krusta tipis sampai tebal yang kering, basah atau berminyak. 1. Riwayat perjalanan penyakit dapat dimulai pada masa bayi berusia 2 minggu, menyembuh sebelum usia 1 tahun. Kelainan umum berupa eritema dan papuloskuama, membentuk plakat eritroskuamosa di tempat predileksi (daerah sebore), yaitu wajah terutama di alis dan nasolabial, skalp, retrourikular, sternal terutama daerah V , interskapula, aksila, umbilikus dan genito-krural.



2. Pada bayi dan anak : relatif tidak gatal, dapat menyerupai



dermatitis atopik atau dianggap sebagai awal dermatitis atopik (sebo-atopik), skuama dan krusta lebih berminyak (oleosa). Di skalp krusta krusta dapat menebal dan menyerupai kopi (cradle cap). Bila meluas dapat menjadi eriroderma, dapat merupakan bagian dari sindrom Leiner 3. Bila disertai anemia, diare dan muntah, serta infeksi sekunder bakteri. 4. Pada dewasa : kelainan kulit lebih kering, tempat



predileksi terutama daerah berambut atau kepala (pitiriasis sika /dandruff), gatal terutama bila berkeringat atau udara panas. 5. DS yang berat : kronik residif, meluas sehingga menjadi



eritroderma, atau bentuk psoriasiformis (skuama yang tebal). 6. Pada pasien defisiensi imun pertimbangkan kemungkinan pengidap virus HIV/AIDS 5. Diagnosis



6. Diagnosis Banding



7. Pemeriksaan Penunjang 8. Terapi



Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan : a. Anamnesa dan gejala klinis yang khas b. Bila diperlukan dapat dilakukan pemeriksaan penunjang untuk diagnosis banding : 1. Pemeriksaan histopatologis Pada DS didapatkan gambaran dermatitis kronis dan spongiosis yang lebih jelas. 2. Pemeriksaan KOH 10-20% Pada DS dapat tampak spora / blastokonidia, tidak ada hifa 3. Pemeriksaan lampu wood Pada DS fluoresen negatif (warna violet) Pada Eritrasma fluoresen merah bata atau merah tembaga 1. Pada bayi : dermatitis atopik, penyakit Leherer 2. Pada dewasa : psoriasis 3. Di lipatan : dermatitis intertriginosa, kandidosis kutis Harus disingkirkan : Histiositosis sel Langerhans (pada bayi) Tidak ada pemeriksaan penunjang khusus untuk diagnosa 1. Terapi pada kulit kepala a. Skuama melekat dan tebal pada bayi : minyak mineral hangat, dibiarkan 8-12 jam, skuama dilepas dengan sikat halus, lalu dilanjutkan dengan shampo yang tepat. b. Shampo anti dandruff yang mengandung : Selenium sulfid 2,5% atau pyrithion zinc 1-2% atau ketoconazole 2% yang diberikan setiap hari atau selang sehari. c. Untuk skuama yang tebal dan difus : - Minyak mineral hangat / olium olivarum dilanjutkan dengan shampo tar - Kombinasi coal tar dan keratolotik - Losio kortikosteroid sehari 1-3 kali salep acidum salicylicum 5% 2. Terapi pada wajah a. Krem ketokonazole 2% dioleskan 1-2 kali sehari



b. Krem hydrocortisone 1% dapat ditambahkan sehari 1-2 kali untuk menekan eritema dan gatal 3. Terapi pada badan a. Zinc atau coal tar dalam shampoo atau mandi dengan sabun zinc b. Dapat ditambahkan krem ketokonazol 2% dan atau krem, lotio atau solutio kortikosteroid 1-2 hari c. Benzoil peroksida juga berguna untuk mengontrol DS di badan Karena bahan di atas dapat mengeringkan kulit, sebaiknya dioleskan pelembab setelah terapi. 4. Terapi DS yang parah dengan obat sistemik a. Tablet kortikosteroid (prednisone atau dexamethasone) Dosis 2 tablet 2-3 kali sampai keadaan membaik, lalu dosis diturunkan secara bertahap b. Tablet ketoconazole (kemasan 200mg) Dosis 1 tablet sehari 1 kali selama 3 minggu 9. Edukasi



10. Prognosis



a. Menjelaskan tentang perjalanan penyakit, dapat di tekan tetapi tidak dapat sembuh total (mudah kambuh) b. Mengontrol kebersihan, sering membersihkan dengan sabun akan mengangkat minyak dan memberi perbaikan pada daerah yang terserang c. Perlu hati-hati untuk menghindari kerusakan kulit akibat sinar matahari d. Hindari penggunaan tonik rambut / sediaan dengan dasar alkohol Ad vitam Ad sanationam Ad fungsionam



11. Tingkat Evidens



I/II/III/IV



12. Tingkat Rekomendasi 13. Penelaah Kritis



14. Indikator Medis 15. Kepustakaan



: dubia ad bonam (bila ditangani dengan cepat dan tepat) : dubia ad bonam (bila ditangani dengan cepat dan tepat) : dubia ad bonam (bila ditangani dengan cepat dan tepat)



A/B/C 1. dr. Myrna Safrida, SpKK 2. dr. Rudy Wartono, SpKK 3. dr. Dhita Karina, SpKK a. Skuama b. Makula 1. Panduan Pelayanan Medis Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin. 2. Pedoman Diagnosis Dan Terapi Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin tahun 2005



Sidoarjo, 1 Desember 2012 Ketua Komite Medik



Ketua SMF Kulit & Kelamin



dr. M. Tauhid Rafii, SpM



dr. Myrna Safrida, SpKK



NIP. 19580505 198610 1 005



NIP. 19620405 198901 2 002



Direktur RSUD Sidoarjo



dr. Eddy Koestantono M., MM NIP. 19551008 198801 1 001